Anda di halaman 1dari 43

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN GEDUNG DEWAN KESENIAN

JENIS KONTRAK
HARGA SATUAN

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BINA


KONSTRUKSI : MOHAMMAD SYARIF, ST
Nip. 19770808 201407 1 001

TAHUN ANGGARAN
2022
SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK
DAFTAR PASAL-PASAL

A. SPESIFIKASI UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
2. Peraturan Teknis Bangunan yang di Gunakan
3. Pekerjaan Persiapan
B. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
C. SPESIFIKASI TEKNIK
1. Pekerjaan Galian Tanah
2. Pekerjaan Urugan
3. Pekerjaan Beton Bertulang Struktural Site Mix K 250
4. Pekerjaan Struktur Bawah
5. Pekerjaan Pile Cap Dan Tie Beam
6. Pekerjaan Pondasi Batu Dan Penahan Tanah
7. Pekerjaan Baja Konvensional
8. Pekerjaan Rangka Atap Dan Penutup Atap
9. Pekerjaan Batu Bata
10. Pekerjaan Plesteran dan Acian
11. Pekerjaan Dinding Polycarbonate
12. Pekerjaan Aluminium Composite Panel
13. Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik
14. Pekerjaan Plafond Dan Partisi
15. Pekerjaan Plumbing Dan Sanitair
16. Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela
17. Pekerjaan Lampu Dan Instalasi Listrik
18. Pekerjaan Pengecatan
19. Pekerjaan Lain-Lain
20. Penutup
D. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN / MATERIAL
E. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN
F. SPESIFIKASI TEKNIS TENAGA MANAJERIAL DAN PENDUKUNG
SPESIFIKASI TEKNIS PELEKSANA
A. SPESIFIKASI UMUM
PASAL 1
LINGKUP PELKERKAAN

- NAMA KEGIATAN : PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI WILAYAH


DAERAH KEBUPATEN /KOTA,PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN (IMB) DAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI
BANGUNAN GEDUNG

- NAMA PAKET : PEMBANGUNAN GEDUNG DEWAN KESENIAN

- LOKASI PEKERJAAN : JALAN SOEKARNO HATTA

- MASA PEKERJAAN : 180 ( Seratus delapan puluh) Hari Kalender

- TAHUN ANGGRAN : 2022

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, RAB dan
spesifikasi teknis yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-
syarat ini.

PASAL 2

PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.

2.1. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Standar Nasional
Indonesaia (SNI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku.
2.2. Standar yang berlaku :
 SNI 1726 - 2019 Tentang Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Gedung dan
Nongedung
 SNI 2847 - 2013 Tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
 SNI 02 – 1729 – 2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung
 SNI 2052 - 2017 Tentang Baja Tulangan Beton
 SNI 03 - 7065 - 2005 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
 Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang
tersebut diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya maka diberlakukan
standar Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau
setidak-tidaknya berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara
asal bahan pekerjaan yang bersangkutan
 Standar untuk spesifikasi Bahan Pabrikan tentang penanganan dan petunjuk
kerja.
2.3. Dokumen yang berlaku :
 Dokumen Lelang berupa Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
 Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan
 Berita Acara Pre Construction Meeting
 Berita Acara Rapat Lapangan
 Perintah tertulis Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas yang disampaikan pada
Buku Harian Lapangan (Buku Direksi) atau surat resmi.
2.4. Kontraktor wajib menyampaikan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dengan melakukan
pemaparan langsung bersama dengan PPK, Unsur Teknis dan Konsultan Pengawas
yang bertujuan untuk mengambil kesepakatan dan jenis material, man power
(tenaga kerja), jangka waktu efektif serta jenis dan mutu beton yang akan digunakan
sesuai dengan kontrak dan lampiran kontrak yang telah dibuat.
2.5. Kontraktor wajib melakukan Upproval Material sebagai persyaratan untuk disetujui
oleh direksi seperti brosur resmi (user manual) dari produsen yang materialnya
digunakan beserta contoh sampel bahan dan material yang akan digunakan sebelum
pekerjaan berlangsung dilapangan. Baik material pabrikasi maupun material lokal.
2.6. Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat
izin/persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam
bentuk “Surat Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak
untuk menolak atau memerintahkan pembongkaran dan tidak diprogress.
2.7. Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan
terbuka) tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi
Proyek/Konsultan Pengawas.
2.8. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi/Konsultan
Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang
dilaksanakan tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diprogres.
2.9. Kontraktor Pelaksana dalam hal ini Site Manager atau Project Manager dalam setiap
minggu atau waktu yang telah disepakati, melakukan Request Sheet (Rencana
Kerja) untuk disetujui oleh direksi dan konsultan pengawas.
2.10. Peraturan yang dilakukan oleh Dewan Normalisasi Indonesia :
N-1.3. : Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bahan bangunan dan
pelaksanaan pembangunan di Indonesia (PUBB) 1956
N-1.4. : Peraturan Cat Indonesia
N-1.6. : Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1977 dan
International Electrotechnical Commission (IEC)
N-1.8. : Peraturan Cement Portland
N-1.10. : Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
N-1.143-53. : Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.

Apabila penjelasan dalam spesifikasi teknis tidak sempurna atau belum lengkap
sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka KSM wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

PASAL 3

PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi Pekerjaan

1. Pek. Persiapan Umum


2. Pek. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
3. Pek. Pengolahan Tapak
4. Pek. Gedung Workshop & Kantor Sekertariat
5. Pek. Gedung Galeri Kesenian
3.2. Persyaratan Bahan
3.2.1. Pembersihan lokasi sekeliling Bangunan
3.2.2. Pembangunan baru / sewa Direksi sekitar lokasi kerja
3.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1971
3.2.4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat
putih
3.2.5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu klas II 5/7 dan papan ukuran 2/20 cm
3.2.6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak
dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat
3.2.7. Untuk Bahan K3 , helmet, spectacles/googles, masker, ear plugs, safety
gloves, fullbodyharness , safety shoes, Rompi keselamatan
3.2.8. Mobilisasi dan Demobilisasi
3.2.9. Dokumtasi
3.3. Pedoman Pelaksanaan
3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Kecuali apabila ditentukan lain oleh Direksi, Penyedia Barang/Jasa
harus memotong, membongkar, mencabut, menyingkirkan dan
membuang pohon-pohon semak belukar, akar, sampah, bahan-bahan
organik dan benda-benda/barang-barang asing lainnya yang dapat
mengganggu atau merusak pekerjaan, dalam areal pekerjaan seperti
diuraikan dalam Kontrak, termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk
bangunan/struktur, jalan dan lahan-lahan yang akan digali atau diurug.

3.3.2. Persiapan Direksi Keet


persiapan Direksi Keet pembangunan baru / sewa bangunan yang dapat
melindungi bahan material dari panas dan hujan.

3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.


Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan.
Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama
pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum
dalam PBI 1971 NI.2

3.3.4. Pembuatan papan nama proyek


Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100
cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
 Nama proyek
 Pemilik proyek
 Lokasi proyek
 Jumlah biaya (kontrak)
 Nama Pelaksana (KSM)
 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

3.3.5. Pemasangan Bouwplank


Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan
pekerjaan pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk
penempatan komponen- komponen pekerjaan tertentu seperti
ditunjukan dalam gambar.

Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan elefasi.


Koordinat dan elefasi titik yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik
rujukan (Bench Mark) seperti ditunjukan dalam gambar atau
ditetapkan oleh Direksi.

Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-titik


yang dipasang pada bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang
apabila dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain akan
merupakan garis- garis sumbu bangunan yang melalui titik-titik yang
diperlukan.

Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Penyedia Barang/Jasa


sedemikian rupa sehingga mempunyai elefasi (rujukan) tertentu yang
letaknya jauh dari kegiatan pelaksanaan yang dapat mengganggu,
merusak dan merubah elevasinya. Konstruksi maupun dimensi bench
mark akan ditentukan kemudian oleh Direksi.

Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan adalah peil diambil rata-
rata dari Permukaan Tanah dengan penyesuaian terhadap Jalan dan
bangunan yang berdekatan.

Penyedia Barang/Jasa selaku pelaksana pekerjaan diharuskan


menggunakan alat-alat yang teliti untuk mendapatkan ukuran, sudut-
sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung
jawabkan, untuk itu dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan,
penglihatan dan kirakira.
3.3.6. Mobilisasi dan Demobilisasi
1. Mobilisasi
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus
dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari
Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut:

Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak :

a. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk


base camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
b. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur
organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan
termasuk para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas,
Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) sesuai
dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Personil
Petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.19
dari Spesifikasi ini, dan Manajer Kendali Mutu (Quality Control
Manager, QCM) sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi
1.21 dari Spesifikasi ini.
c. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan
yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat
pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak
ini.
d. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu
termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang
laboratorium beserta peralatan ujinya, dan sebagainya
e. Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya
berlaku untuk pentahapan mobilisasi peralatan utama dan personel
terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat
tahap pengadaan jasa pemborongannya. Pengaturan mobilisasi secara
bertahap ini tidak menghapuskan denda sesuai Pasal 1.2.3.2)
akibat keterlambatan mobilisasi setiap tahapannya sesuai jadwal
yang disepakati dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari
Kontrak.
f. Setiap tahapan Mobilisasi Peralatan Utama harus terlebih d u lu diajukan
permohonan mobilisasinya oleh Penyedia jasa kepada Direksi
pekerjaan paling sedikit 15 hari sebelum tanggal rencana awal
mobilisasi setiap peralatan utama tersebut. Direksi pekerjaan perlu
melakukan monitoring/ harian atas rencana mobilisasi hingga
terlaksananya mobilisasi peralatan utama beserta personil operator
terkait dengan lengkap dan baik. Dalam segala hal, mobilisasi
personil dan peralatan utama yang dilakukan secara bertahap dan
terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode pelaksanaan
konstruksinya.
g. Ketentuan periode mobilisasi Fasilitas dan Pelayanan
Pengendalian Mutu tetap sesuai Pasal 1.2.1.3) paragraph pertama
di bawah ini.
h. Ketentuan Mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk
Direksi Pekerjaan Kebutuhan ini akan disediakan dalam Kontrak
lain
Ketentuan Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu:

Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan


dan pekerjaan di lapangan harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 1.4 dari Spesifikasi ini. Gedung
laboratorium dan peralatannya, yang dipasok menurut Kontrak
ini, akan tetap menjadi milik Penyedia Jasa pada waktu
kegiatan selesai.

Kegiatan Demobilisasi untuk Semua Kontrak :

Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat


akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan
dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian
kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
Pekerjaan dimulai.

Pengajuan Kesiapan Kerja :

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu


program mobilisasi menurut detil dan waktu yang disyaratkan
dalam Pasal 1.2.2 dari Spesifikasi ini.

Bilamana perkuatan bangunan pelengkap antara lain


jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau
pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan
dengan proyek, diperlukan untuk memperlancar pengangkutan
peralatan, instalasi atau bahan milik Penyedia Jasa, detil
pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama dengan
program mobilisasi sesuai dengan ketentuan Seksi 10.2 dari
Spesifikasi ini.

2. PROGRAM MOBILISASI
Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintah
Mulai Kerja, Penyedia Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan
Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pengguna
Jasa, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis (bila ada), dan Penyedia
Jasa untuk membahas semua hat baik yang teknis maupun yang
non teknis dalam kegiatan ini.

BIAYA ASURANSI, PENGUJIAN PEKERJAAN, PENGUJIAN


LABORATORIUM DAN SARANA PROTOKOL COVID

a. Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan biaya Asuransi baik


berupa Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) ataupun Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) terhadap staf/pelaksana,
Direksi/Pengawas, dan seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam
kegiatan Pembangunan Gedung Kesenian yang ditempatkan
dilapangan.

b. Penyedia Barang/Jasa berkewajiban melaksanakan pengujian atas


item pekerjaan yang membutuhkan pengujian di Laboratorium,
seluruh material dan biaya yang timbul dan diperlukan untuk
keperluan tersebut merupakan tanggung jawab dan kewajiban
Penyedia Barang/Jasa untuk menyiapkannya.

c. Penyedia Barang/Jasa berkewajiban melaksanakan pengujian atas


item pekerjaan yang membutuhkan pengujian berupa pengetesan
atau test commissioning , misalnya pekerjaan instalasi air/perpipaan,
pekerjaan instalasi listrik dan pekerjaan instalasi saluran AC dengan
waktu pengujian selama minimal 3 x 24 jam pengetesan sebelum
pekerjaan setelahnya dilaksanakan. Dipastikan bahwa Seluruh
material dan biaya yang timbul dan diperlukan untuk keperluan
tersebut merupakan tanggung jawab dan kewajiban Penyedia
Barang/Jasa untuk menyiapkannya.

d. Untuk penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung protocol


untuk pencegahan Penyebaran Virus Covid C-19 berdasarkan Instruksi
Menteri PU-PERA Nomor 02/IN/M/2020 Tahun 2020 tentang
Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, maka Penyedia jasa
bertanggungjawab menyiapkan keseluruhan kebutuhan sesuai yang
tercantum dalam peraturan tersebut sebagai bagian dalam
pembiayaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

3.3.7. DOKUMENTASI

Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan biaya pembuatan


dokumentasi serta pengirimannya ke kantor Pemimpin Bagian
Pembangunan Gedung Kesenian serta pihak-pihak lain yang diperlukan.

Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi adalah:

1. Membuat Laporan-laporan perkembangan Gedung Kesenian yakni


Harian, Mingguan, Bulanan, As Build Drawing, Shop Drawing (jika
ada), dan BackUp Data.Penyiapan data laporan tersebut harus
dipenuhi sesuai permintaan direksi.
2. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia Barang/Jasa harus membuat
foto-foto dokumentasi, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0 %),
tahap pelaksanaan hingga selesai (100%) setiap kali untuk
pembuatan laporan dan pada setiap kali akan melakukan
tagihan/terminj, foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi
yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan
belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain penulangan,
pondasi dan lain-lain.
3. Surat-surat dan dokumen lainnya.

PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN
4.1. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan galian adalah :
 Penggalian tanah pondasi batu
 Penggalian tanah pondasi beton
 Penggalian tanah cutting
4.2. Syarat-syarat pekerjaan :
 Galian tanah harus dilaksanakan untuk pondasi : telapak dan fondasi batu kali yang
harus di laksanakan menurut ukuran-ukuran yang dinyatakan dalam gambar yang
bersangkutan dan keadaan tanah ditempat.
 Untuk galian pondasi ukuran kedalaman minimum sesuai gambar, maksimun
mencapai tanah keras, kecuali bila kedalaman tanah keras lebih dua kali ukuran
yang ditentukan dalam gambar. Dalam keadaan ini Direksi/Pengawas Teknik dapat
mengambil kebijaksanaan untuk mengubah Konstruksi dan atau ukuran tanpa
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimum 1 meter
dari tepi lubang galiang dan tidak menimbuni dan merusakan Bouwplank.
 Jika galian tersebut tergenang air hujan atau rembesan dari kiri kanan akibat air
tanah, air dan lumpur harus dikeluarkan. Untuk ini Kontraktor harus menyiapkan
pompa air.
 Tanah bekas galian yang tidak dipakai harus diangkat ke luar lokasi pekerjaan
semuanya atau kalau memungkinkan diratakan ke seluruh halaman hingga halaman
berkesan bersih.

PASAL 5
PEKERJAAN URUGAN
5.1. Lingkup Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan urugan adalah :
 Pekerjaan urugan kembali bekas galian pondasi
 Pekerjaan urugan tanah bawah lantai
 Pekerjaan urugan pasir bawah lantai
 Pekerjaan urugan lain yang termuat dalam gambar
5.2. Syarat-syarat pekerjaan :
 Urugan tanah dilaksanakan dibawah lantai dan kalau perlu perbaikan permukaan
tanah di sekitar bangunan seperti tertera pada gambar, dan harus dilaksanakan lapis
demi lapis.
 Ketebalan hamparan urugan lapisan tanah yang diperkenankan maksimun 30 cm -
setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan
urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Pemadatan
dilaksanakan menggunakan alat pemadat (stamper).
 Urugan pasir dilaksanakan bawah lantai cor atau pada pekerjaan lain yang menurut
Direksi/Pengawas Tehnik dibutuhkan.
 Urugan pasir dihampar lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm.
Pemadatan dilakukan lapis demi lapis dengan stamper dan menyiram air
secukupnya, hingga menghasilkan pemadatan yang baik.
 Pasir yang dipakai harus pasir kali, bersih dari lumpur, tanah dan humus dan tidak
mengandung garam atau mineral lainnya.
 Pengurungan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
 Tidak dibenarkan menguruk galian dengan tanah yang mengandung lumpur dan sisa
tumbuh-tumbuhan.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG STRUKTURAL SITE MIX K 250
6.1.Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan beton bertulang struktural site mix
K250 adalah :
 Pekerjaan pondasi plat kaki
 Pekerjaan kolom pedestal
 Pekerjaan balok sloof
 Pekerjaan beton lainnya yang termuat dalam gambar
6.2.Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam
RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 dan SNI 2847 : 2013
(Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung) sebagai syarat, dan berlaku
sepenuhnya.
6.3.Bahan :
a. Semen
 Semen yang dipakai adalah Semen Portland (PC) dengan kualitas setara merk
TigaRoda/Bosowa/Tonasa, atau sejenisnya.
 Kontraktor diharapkan hanya menggunakan 1 (satu) merk semen untuk semua
pekerjaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
b. Pasir
 Pasir (Agregat halus) tidak boleh mengandung bahan organis, kotoran, debu,
tanah dan lumpur. Pasir halus terdiri dari butir-butiran tajam dan keras, kekal
tidak pecah atau hancur oleh cuaca dan hujan.
 Agregat halus harus terdiri dari butiran dengan ukuran sbb:
o Ø 0,25 mm - 1 mm minimum = 80 - 95 % berat.
o Ø 1,00 mm - 4 mm maximum = 3 -12 % berat.
o Ø >4 mm maximum = 3 % berat.
Dengan pengertian pasir sangat halus dengan diameter lebih kecil dari pada 0,25
mm dan butiran kasar diatas 4 mm tidak boleh terdapat dalam pasir tersebut.
c. Batu Pecah
 Batu Pecah (agregat kasar) harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori.
 Paling sedikit tiga sisi batu merupakan sisi pecahan. Kerikil bulat idak boleh
dicampurkan
 Agregat kasar tidak boleh mengandung kotoran dan lumpur. Apabila terdapat
kotoran dan lumpur harus dicuci dengan menyemprotnya dengan air bertekanan
minimum 2 atmosfer.
 Butir agregat kasar adalah sbb:
o Ø butir tidak boleh lebih besar dari pada 35 mm.
o Ø butir tidak boleh lebih kecil dari pada 15 mm.
o Ø 0 - 30 mm berkisar antara 75 % berat.
d. Besi Beton
 Baja beton yang digunakan adalah baja polos dengan kualitas SNI BJTP 24, untuk
pekerjaan pondasi foot plate, sloof, kolom, balok dan plat dak
 Ukuran besi beton yang tercantum dalam gambar mempunyai pengertian sebagai
berikut :
o  10 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 10 mm
o  12 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 12 mm
o  13 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 13 mm
o  16 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 16 mm dst.
e. Kawat Pengikat
 Kawat Pengikat besi beton dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
 Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat SNI 2847 : 2013 (Persyaratan
Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung).
f. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan.
6.4.Campuran Beton :
a. Jenis adukan beton yang disyaratkan adalah Site Mix, artinya pengadukan beton
dilakukan langsung di lokasi kerja, maka diwajibkan kontraktor untuk mengadakan
dan menggunakan alat pengaduk mekanis dengan dikontrol oleh tenaga yang ahli.
Tidak disarankan mengaduk secara manual oleh tenaga manusia.
b. Kualitas mutu Beton yang disyaratkan adalah K 250, dengan isi 1 bagian semen, 2
bagian pasir, 3 bagian kerikil dalam volumenya, atau mengikuti yang disyaratkan
dalam SNI 7394 : 2008. Berat isi semen 384 kg/m3.
c. Kontraktor dapat pula menggunakan mix design beton sendiri dengan mutu yang
disyaratkan dan telah di uji pada laboratorium instansi yang berwenang (PU,
UNTAD, dsb).
d. Slump (kekentalan beton) yang disyaratkan adalah 12 ± 2 cm.
e. Bahan beton harus ditakar dalam sebuah bak takar yang terbuat dari papan yang
cukup kuat dan awet, dengan ukuran isi bak takar adalah Panjang 50 cm, Lebar 36
cm dan Tinggi 18 cm.
f. Bak Takar telah disesuaikan dengan ukuran semen 1 Zak (50 kg).
g. Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kualitas campuran dan
kualitas beton.
6.5.Bekisting :
a. Seluruh pekerjaan bekisting menggunakan Multipleks 9mm atau papan yang telah
disekap halus dengan ketebalan ≥ 150mm sebagai alas dan kayu daerah yang cukup
kuat sebagai skor dan penyangga.
b. Untuk mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat, pekerjaan bekisting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli dan direncanakan dengan tepat.
c. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar pada waktu mengecor
tidak ada air semen yang lolos. Sebelum mulai mengecor, bagian dari bekisting
harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran dan bagian konstruksi yang
bersambungan disiram dengan air semen kental.
d. Pembongkaran bekisting harus memenuhi persyaratan umur beton yaitu minimal 14
hari untuk plat, 10 hari untuk balok dan 3 hari untuk kolom dan Plat lantai dasar.
6.6.Dimensi struktural beton :
a. Dimensi semua bagian beton tertera pada Gambar Kerja
b. Gambar detail adalah gambar yang menentukan pelaksanaan. Jika terdapat
ketidak cocokan pada ukuran pada gambar, pemborong diwajibkan menanyakan
perbedaan tersebut pada Direksi. Keputusan ada ditangan Direksi dan dinyatakan
secara tertulis. Keputusan ini dilampirkan dalam laporan harian/mingguan.
c. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Ukuran
yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran penuh teknis, yaitu ukuran riil
diameter besi itu yang diukur menggunakan jangka sorong (kaliper) di lapangan.
Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan
membicarakan/konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi. Perubahan dimensi besi
tulangan ini harus dilakukan berdasar perhitungan yang dapat dipertanggung-
jawabkan dan disampaikan secara tertulis. Ukuran yang ditentukan gambar adalah
ukuran minimum.
6.7.Agar tidak terjadi kesalahan dalam penawaran yang menimbulkan kerugian Kontraktor
dan menjadi hal yang menyebabkan pertentangan dalam proses pembangunan di lapangan
antara kontraktor dengan Direksi/Pengawas Lapangan maka dalam Rapat Pre
Construction Meeting hal ini harus sudah menjadi kesepakatan bersama, yaitu Panitia
Lelang dengan bantuan Konsultan Perencana telah memberikan gambar ukuran besi beton
dengan skala 1 : 1, sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
6.8.Pengawasan terhadap proses pelaksanaan pembesian ini harus dilakukan secara kontinyu
mulai dari bahan yang didatangkan, pemotongan, pembuatan bentuk sampai perakitannya.
Pengawasan yang kontinyu ini diperlukan untuk menghindari kelambatan proses
pelaksanaan pekerjaan sekiranya terpaksa harus ada sebagian bahan yang tidak boleh
dipasang karena ukuran tidak sesuai syarat.
6.9.Kesalah fahaman terhadap ukuran diameter besi beton harus diselesaikan beradasarkan
benda acuan yang keberadaannya telah disepakati bersama.
6.10. Dalam pengecoran harus dibantu dengan Vibrator agar hasil pengecoran menjadi
padat dan merata. Dalam melakukan vibrasi ini ujung penggetar tidak boleh mengenai
tulangan hingga mengurangi daya rekat beton dengan baja tulangan. PBI 1971 - N2
berlaku sepenuhnya.
6.11. Apabila hasil pengecoran ternyata sangat jelek dan tidak dapat ditoleransi, maka
kontraktor diwajibkan membongkar seluruh hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat
dan melakukan pengecoran kembali sesuai dengan mutu yang disyaratkan atas
tanggungan biaya kontraktor sendiri. Baik dan jeleknya hasil pengecoran secara visual
dapat dilihat dari keroposnya kolom dan balok-balok atau dari pengujian di lapangan.
6.12. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada saat hujan yang dapat melarutkan air semen
dan merusak mutu beton yang direncanakan. Pada kondisi seperti ini pengecoran harus
dihentikan. Pada saat hujan, hasil pengecoran pada hari dan jam-jam yang pertama harus
terlindung dari hujan dengan memasang tenda terpal atau plastik, terutama pada
pengecoran lantai dan balok-balok.
6.13. Dalam kondisi normal, pengecoran tidak boleh dihentikan dengan alasan apapun.
Oleh sebab itu Kontraktor diwajibkan mempersiapkan pekerjaan pengecoran ini sebaik-
baiknya terutama pengadaan semen. Apabila terpaksa, pengecoran dapat dihentikan di
tempat-tempat yang aman dan terencana. Penghentian pengecoran yang terpaksa ini
tempatnya harus disetujui Direksi. Selang pengecoran tidak boleh lebih dari 24 jam.

PASAL 7
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Foot Plate.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang disediakan untuk proyek ini.
2. Galian Tanah Pondasi
a. Galian tanah untuk pondasi Foot Plate dan galian-galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai peil-peil yang tercantum di dalam gambar.
Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, akar pohon-pohon yang terdapat
dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas
pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik,
telepon dan lain- lainnya yang masih digunakan maka secepatnya memberitahukan
kepada Pengawas atau Perencana/Instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai
akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi
kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah
tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan
pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran- longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan
pondasi dapat dilakukan dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi selapis, sambil
disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas
galian tersebut.
3. Lantai Kerja
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar
dari beton (plain concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal
tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan
setebal tidak kurang dari 10 cm atau sesuai gambar.
4. Kwalitas Beton
a. Bahan yang digunakan beton struktural dengan Site Mix K 250
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan persyaratan sesuai
dengan SNI 02-2847-2002.
c. Besi beton yang digunakan harus ditest, sesuai ketentuan.
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
5. Pekerjaan Struktur (Sloof )
a. Umum
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan
peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI dan peraturan lainnya yang relevan.
Pekerjaan Pile cap dan sloof masing-masing type harus sesuai dengan rencana
gambar, baik bentuk dan ukuran dan cara pelaksanaan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
 Pada SNI 02-2847-2002
 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Disesuaikan dengan gambar-gambar.
1. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas
harus mendapat persetujuan Direksi.
2. Besi beton yang digunakan adalah dengan fy = 240 Mpa untuk diameter < 12 mm
dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2 dan dengan fy = 320 Mpa untuk
diameter 16 mm dengan tegangan leleh minimum 3200 kg/cm2.
3. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan
untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
4. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan
dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil
di bawah kesaksian Direksi berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap
jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari
100 cm.
5. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
6. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat
persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus
menggunakan kawat besi beton, diikat dengan teguh, tidak menggeser selama
pengecoran beton dan bebas dari tanah.
7. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat kualitas, tidak sesuai dengan
spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. Setelah menerima instruksi tertulis
dari Direksi, dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton
1. U m u m
 Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan Beton Site Mix K
250. Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan terhadap bahan –
bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak di dalam tanah.
 Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama
pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus dipompa
untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar.
 Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971 dan SNI 02-
2847-2002.
 Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan
batang-batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).
2. Pengecoran beton
 Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar.
 Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik
mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.
 Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
 Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa- sisa adukan yang mengeras.
 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari
 seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecorannya.
 Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan
pengendapan agregat.
 Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator
untuk menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
 Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan kebocoran-
kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.

3. Curing dan perlindungan atas beton


 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
 Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10 hari
dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan
beton tersebut.
 Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus bertanggung
jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
6. Pondasi Foot Plate
a. Ruang lingkup dalam pekerjaan ini meliputi :
 Penyediaan dan penyiapan bahan yang akan dikerjakan.
 Penyediaan dan penyiapan peralatan dan peralatan pendukung lainnya.
 Penyiapan tempat/lokasi yang akan diKerjakan.
 Penyediaan tenaga-tenaga terampil yang akan terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
 Mencegah/ menekan dampak negatif yang mungkin timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan ini, polusi udara, polusi suara dan lain-lain yang mengakibatkan
terjadinya perubahan- perubahan negatif lingkungan sekitar.
 Melaksanakan pekerjaan pondasi beserta pekerjaan pendahuluan
sampai dengan selesainya Pekerjaan Pondasi.
 Dalam melaksanakan pekerjaan pondasi ini pemborong dapat
menggunakan subpemborong yang berpengalaman dalam pekerjaan proyek-
proyek yang sejenis, sebaiknya menggunakan sub pemborong spesialis.
b. B a h a n
Pekerjaan ini menggunakan sesuai dengan gambar rencana pembuatan pondasi. Mutu
betonK250.
c. Pemborong dalam usulan pelelangan mengajukan sistem/tata cara pelaksanaan
yang akan dipakainya.
d. Persetujuan dari Direksi tidaklah membebaskan pemborong dari tanggung jawab akan
mutu bahan dan cara pengerjaan.
e. 2 (dua) minggu sebelum Pelaksanaan pondasi yang mana pemborong harus
menyerahkan informasi-informasi guna mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan :
Tahap Persiapan :
1. Pemborong harus menanyakan kepada pemilik proyek atau pengawas lapangan
untuk menguji apakah metode kerja yang diusulkan dapat diterima serta harus
minta penjelasan dari Direksi setempat tentang :
a. Jenis peralatan yang boleh / tidak boleh dipakai.
b. Jam-jam kerja yang diijinkan.
c. Batasan waktu yang memenuhi persyaratan - persyaratan tertentu.
2. Pemborong harus minta ijin terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan sebelum
memulai pekerjaan.
3. Pemborong harus memeriksa dan menentukan titik-titik Pondasi dengan teliti
dan disesuaikan dengan gambar rencana, serta didampingi dengan Direksi
Pekerjaan.
4. Pemborong bertanggung jawab terhadap pemasangan patok untuk
menetapkan kedudukan pondasi dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
5. Sebelum dimulai pelaksanaan posisi dari tiap-tiap pondasi harus ditandai dengan
patok diameter 8 cm dengan panjang 45 cm yang ditancapkan pada tanah.
6. Pada bagian atas patok sepanjang 15 cm dicat dengan warna merah yang mudah
terlihat.
7. Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) dan harus
dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan.
8. Peralatan pemancangan harus siap pakai dan dalam keadaan baik.
Tahap Pelaksanaan:
1. Pelaksanaan Pondasi harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat, dimana
posisi pondasi benar- benar berada pada tempatnya sesuai dengan gambar
rencana.
2. Saat pelaksanaan pondasi kedudukan titik pondasi tidak boleh berubah dari
kedudukan semula, sampai kedalaman yang direncanakan.
3. Ukuran masing-masing Footplate dan ketentuan teknis lainnya harus
berdasarkan gambar-gambar kerja (shop drawing)
4. Segala sesuatu harus dikonsultasikan lebih dulu dengan direksi, sehingga
didapatkan hasil yang benar dan bermutu baik.
7. Pekerjaan Sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton site mix K 250.
Ukuran masing-masing Sloof dan ketentuan teknis lainnya harus berdasarkan gambar-
gambar kerja (shop drawing). Besi-besi harus ditempatkan seperti pada gambar
detail. Selesai pekerjaan sloof, tanah harus ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang
diperlukan.
8. Pekerjaan Stek Kolom
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
 Besi stek kolom harus memnuhi syarat spesifikasi.
 Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu
sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof.

PASAL 8
PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah
pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan
untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun
pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :

8.1.Lingkup Pekerjaan
a. Penulangan pile cap dan tie beam
b. Bekisting pile cap dan tie beam
c. Pengecoran pile cap dan tie beam
d. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

8.2.Syarat-syarat pekerjaan :
a. Langkah-langkah pembesian pile cap :
- Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 13
mm, dengan jarak antar tulangan 200 mm sama untuk semua pile cap tetapi
berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar
rencana.
- Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan
daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana.
Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.
- Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada
lokasi pile cap yang telah ditentukan.
- Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang
yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat
sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.
b. Langkah-langkah pembesian tie beam:
- Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera
didalam gambar rencana, yaitu besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm
- Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk
mempermudah pekerjaan.
- Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .
- Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar
jaraknya tidak berubah.
- Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus
dilakukan selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat
dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.
- Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas
dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut
yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada
tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal
beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton
yang direncanakan
c. Pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :
- Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang
akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya
tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.
- Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana
digunakan kayu multipleks.
- Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi
kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.
- Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda
kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan
menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting
tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran
dilaksanakan.
d. pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam adalah sebagai berikut:
- Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan
dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.
- Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi
dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu
pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan.
- Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan
kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya
sebagai penahan goyangan.
e. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya
sama sehingga diringkas dijadikan satu. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang
menggenang dengan menggunakan pompa air.
- Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya
pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam
- Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode
pelaksanaan.
- Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie
beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan
tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
- Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
- Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan
beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester

PASAL 9
PEKERJAAN PONDASI BATU DAN PENAHAN TANAH
9.1.Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pondasi batu adalah :
 Pekerjaan pasangan batu kosong
 Pekerjaan pasangan pondasi batu dan penahan tanah
9.2.Syarat-syarat pekerjaan :
 Pasangan batu kosong harus disusun sedemikian rupa memenuhi lebar galian dengan
celah-celah antar batu yang di isi oleh urugan pasir dan disiram air hingga padat.
 Pondasi batu kali dibuat untuk pondasi penahan tanah dan pondasi praktis dibawah
lantai beton bertulang, sebagaimana yang tercantum dalam gambar.
 Batu yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, sudah dipecah serta
mempunyai gradasi baik dengan diameter minimum 15 dan maximum 35 cm.
 Adukan yang digunakan pada pekerjaan pondasi ini terdiri dari 1 bagian semen
dan 4 bagian pasir. Dalam pemasangannya tidak dibenarkan sisi-sisi batu saling
bersentuhan, di antara batu harus terisi adukan.
 Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih
dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.

PASAL 10
PEKERJAAN BAJA KONVENSIONAL
1. Ruang Lingkup
Pekerjaan meliputi konstruksi baja dan perlengkapan untuk pembuatan (dengan
mesin) pembangunan dan pengecatan semua pekerjaan baja strukturil, termasuk
pemasangan alat-alat (fixing) dari benda- benda yang terlekat.
2. Keahlian/Pertukangan
Semua pekerjaan yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli ( tukang-
tukang ) yang berpengalaman dan mengerti pekerjaannya. Segala hasil pekerjaan
mutunya sebanding dengan standart hasil pekerjaan ahli/pertukangan yang baik.
3. Bahan-Bahan
a. Baja yang harus dipakai harus dari baja yang sesuai dengan standart internasional
yang telah disetujui. Tegangan putus baja minimum 3700 Kg/cm2 ( yield Stress 2400
Kg/cm2 ). Untuk setiap pemakaian baja untuk konstruksi bangunannya harus sesuai
dengan persetujuan dari Konsultan/ahli.
b. Bagian-bagian baja strukturil dan plat-plat harus dari baja lunak dan sesuai dengan
daftar untuk konstruksi baja 1969.
c. Elektroda-elektroda harus standar internasional dengan Yield stress 3,90 t/cm2.
Allowable tensille stress 2,25 t/cm2 tidak berkarat, dan dilindungi terhadap karat baik
sebelum maupun sudah terpasang. Hanya digunakan baut dari satu produk dengan
tanda kode yang jelas terdapat pada baut.
4. Pekerjaan Las
a. Pekerjaan las sebanyak mungkin didalam bengkel. Pekerjaan dilapangan harus cukup
baik dan tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
b. Las perapat/pengedap :
Dalam posisi dimana 2 (dua) bagian (dari satu benda saling berdekatan, harus
dibuat las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas) terlepas itu diberikan
detailnya atau tidak.
c. Perbaikan las :
Bila las-lasan apapun memerlukan pembetulan maka hal ini harus dilaksanakan
sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Lapangan tanpa diberi biaya tambahan.
5. Pembersihan
Sebelum mengecat semua pekerjaan harus disikat dengan kawat secara baik-baik
dimana guna menghilangkan segala oksid besi (berasal dari pabrik) dan tanda-tanda
pengeratan. Minyak, gemuk dan debu halus dipermukaan harus segera dihilangkan
sebelum pengecatan. Permukaan-permukaan yang harus dikelilingi/ diselubungi beton
harus dibiarkan, tidak dicat
6. Pengecatan Pekerjaan Baja Strukturil
Tidak boleh dilakukan pengecatan atas permukaan apapun yang tidak bersih atau
kering sama sekali atau keadaan cuaca menurut pendapat Konsultan mungkin
menimbulkan kerusakan pada cat.
Harus diberikan waktu yang cukup lama antara 2 lapisan cat agar bisa menjadi kering
terlebih dahulu, dan waktu tunggu ini tidak boleh kurang dari dua hari. Baja yang
berada dalam jarak 5 cm dari suatu las-lasan atau yang harus diselubungi dengan
beton tidak boleh dicat. Pakailah meni dari toko lapisan pertama. Setelah didirikan
bersihkan semua tempat-tempat yang rusak dan tempat las-las dan meni. Pakailah satu
lapisan yang telah disetujui. Semua cat harus dari satu pabrik dan harus dipakai persis
menurut anjuran dari pabrik pembuatnya.
7. Notasi dan Toleransi
Semua yang dinyatakan dalam gambar untuk baut M adalah diameter baut, sedang
diameter lubang baut adalah diameter baut + 1mm.
Kalau diameter lubang lebih besar dari diameter baut + 1 ½ mm maka harus dilas ring
yang tepat pada lubang yang kebesaran tersebut (dilas Penuh) baru dipasang bautnya.

8. Gambar Pabrik ( Shop Drawing )


Apa yang diberikan adalah gambar kerja (Working Drawing). Gambar Pabrik (Shop
Drawing) apa yang terperinci harus dibuat oleh kontraktor secara teliti dengan
memperhatikan Working Drawing yang diberikan dan harus mendapatkan persetujan
Pengawas Lapangan/ perencana lebih dahulu sebelum dilaksanakan.

PASAL 11

PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

11.1. Lingkup Pekerjaan :


 Pemasangan penutup atap
11.2. Bahan yang dipakai :
 Rangka Baja IWF
 Gording CNP
 Atap Bardoline PRO Rectangular Warna Hitam
 Lapisan Multipleks 12 mm
11.3. Pemasangan :
 Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja berat sesuai dengan standar perhitungan yang mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
 Pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja mengikuti Pasal 14.
 Pemasangan penutup atap Bardoline terlampir.

PASAL 12
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
12.1. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali bila gambar kerja
menentukan yang lain.
12.2. Pada panjang setiap 2.50-3.50 m, pasangan bata 1/2 batu perlu penguat kolom praktis
beton bertulang, dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai dengan gambar.
Apabila panjang pasangan bata = 4,00 m, maka jarak kolom praktis adalah 2,00 m,
kecuali bila gambar kerja menentukan yang lain
12.3. Adukan yang digunakan untuk pasagan batu bata terdiri dari 1 bagian semen dan 5
bagian pasir.
12.4. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar
plesteran dapat melekat dengan baik.
12.5. Batu bata yang akan dipasang harus berkualitas baik dengan ukuran panjang, tebal
dan tinggi seragam dan kekuatannya dapat mencapai tegangan tekan minimum 15
kg/cm2.
12.6. Sebelum dipasang, bata hendaknya direndam/disiram air sampai jenuh. Pemasangan
harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Bata potongan yang lebih kecuali
dari pada separuh ukuran utuhnya tidak boleh dipakai.
12.7. Pasangan batu bata gewel, harus diperkuat dengan ringbalok beton bertulang praktis
pada atasnya.
PASAL 13
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
13.1. Untuk semua plesteran seperti finishing pasangan tepi lantai dan beton, digunakan 1
bagian semen dan 5 bagian pasir. Sebelum adukan plester dilekatkan, bagian beton harus
diulas dengan semen kental.
13.2. Pasir untuk plesteran harus disaring cukup halus dengan butiran tidak lebih kecil dari
0,25 mm.. Pasir laut dan pasir yang memiliki kandungan tanah, lumpur atau silta tidak
diboleh digunakan.
13.3. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus
disiram air sampai jenuh.
13.4. Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1.5 - 2.0 cm, dikerjakan dengan tegak
lurus dan rata, ditimbang dan di siku
13.5. Semua bidang- bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.
13.6. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci, menggunakan acian semen.

PASAL 14
PEKERJAAN DINDING POLYCARBONATE
17.1. Pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah :
 Pekerjaan Dinding Gedung Theatre (Black Box)
17.2. Standar Kualitas Bahan :
 Polycarbonate Twinlite X-3
Twinlite X-3 adalah multi-layered polycarbonate sheet yang memiliki struktur
berbentuk X untuk menahan daya beban berat tetapi tetap ringan – sangat efisien.
Dimensi Produk :
– Panjang: 12 meter
– Tebal: 16mm
– Lembar: 2,1 mete
 Kelebihan Twinlite X-3
Daya tahan yang luar biasa insulator yang lebih baik menghemat penggunaan energi
dan karbon di bangunan. Produk Twinlite di produksi menggunakan teknologi co-
extrusion UV resistant terkini. Polycarbonate sheet Twinlite X-3 menawarkan
kejernihan yang luar biasa, ketahanan, fleksibilitas design yang tak tertandingi dan
struktur terintegritas yang melampaui material sejenis lainnya, Twinlite merupakan
pilihan paling cocok untuk semua penggunaan material transparant anda.
17.3. Cara Pemasangan :
1. Memotong lembaran
Untuk memotong lembaran polycarbonate Twinlite dapat menggunakan gunting
besi, gergaji, gerinda atau dengan menggunakan mata pisau. Namun dianjurkan
menggunakan cutter agar hasil pemotongan yang didapatkan lebih rapi. Lembaran
polycarbonate dibaringkan pada permukaan yang rata dan dengan hati-hati untuk
menghindari lembaran tergores saat pemotongan
2. Pembukaan yang diperbolehkan
Setelah selesai dipotong, lembaran polycarbonate dipasang dengan pengencang
anti karat dan tahan cuaca untuk tiap struktur batangnya. Lubang-lubang harus
dibor dengan jarak 2 mm dari diameter pengencang untuk pemuaian terhadap suhu
saat siang hari dan pengerutan pada malam hari. Jumlah penggunaan pengencang
harus disesuaikan dengan spesifikasi dari profil yang dipakai. Lubang dibor dengan
posisi tegak 90o untuk penggunaan pengencang anti karat dan tahan cuaca
3. Menutup ujung lembaran
Selanjutnya, ujung lembaran yang masih terbuka dengan ditutup menggunakan
selotip kedap air, dengan ujung bawah saluran ditutup dengan selotip yang
berlubang. Dikarenakan menutup saluran yang terbuka di ujung produk sangatlah
penting karena kelembapan dan debu yang masuk kedalam bisa menjadi masalah.
Anda dapat menambahkan Profil “U” untuk menutup selotip yang berlubang. Hal
ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tiap sisi bersih dan memperlancar saluran
air.
17.4. Menggabung lembaran
Kemudian Anda dapat menggabungkan lembaran dengan menggunakan Profil H
Polycarbonate atau Aluminium. Menggunakan profil H Aluminium Gaskets Karet
Neoprene, TPE, atau EPDM dengan kekerasan A65 yang direkomendasi. Jangan
pernah menggunakan PVC gasket. Hal ini dikarenakan PVC tidak cocok dengan
polycarbonate, dan bisa merusak panel. Kerusakan dikarenakan penggunaan PVC
membuat garansi tidak berlaku. Sealants disarankan menggunakan sealant, mohon
diperhatikan untuk penggunaan cairan kimia yang cocok dengan polycarbonate.
Yang harus diperhatikan dalam penggunaan sealant, pastikan zat kimia sealant
cocok dengan polycarbonate. Kami merekomendasikan penggunaan OCI N193
Neutral Sealant yang cocok diaplikasikan pada lembaran polycarbonate seperti
Twinlite.
5. Menempatkan Lembaran
TwinLite harus dipasang dengan tulang searah dengan lereng (rata), vertikal
(partisi), atau mengikuti arah lengkungan (kubah). Posisi ini mencegah masuknya
debu ke dalam lembaran dan membantu udara lembab keluar. Untuk lembaran
yang dipasang di jepitan, posisi horizontal, (atap, atap jendela), direkomendasikan
minimum lereng sekitar 5%. Lereng yang curam direkomendasikan untuk saluran
air dan kebersihan, dan mengurangi resiko air dan kotoran tertampung di dalam.
Sebelum memulai pemasangan sebaiknya produk dibersihkan terlebih dahulu.
Lembaran dapat dibasahkan dengan air atau detergen. Dapat menggunakan spons
atau kain yang lembut, lalu keringkan. Hindari penggunaan thinner, bensin dan
asam kuat lainnya. Pastikan melepas masking film dari produk Twinlite setelah
pemasangan untuk menghindari masking film melekat ke lembaran karena panas
matahari. Jika salah penempatan sisi UV akan membuat garansi tidak berlaku.

PASAL 15
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL
15.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
- Pasang ACP
- Pasang rangka ACP
15.2. Syarat – syarat pekerjaan :
a. Harus dipasang oleh Kontraktor Spesialis darimana bahan tersebut diproduksi,
dengan melampirkan CV sesuai bidang keahlian tentang pemasangan aluminium
composite panel.
b. Pemasangan harus dapat menahan gerakan thermal dan struktur dari komponen
tanpa menimbulkan tekanan, kerusakan pada joint sealant, tidak menimbulkan stress
pada fastener, ketika terkena tekanan angin dan perubahan suhu udara.
c. Harus mampu menahan beban angin (positif dan negatif) 120 kg/m2. Batas defleksi :
L/180, beban positif atau negatif.
d. Kekuatan rekatan tidak boleh terjadi kerusakan pada rekatan sandwich panel
maupun pada bahan pelapis fnishingnya hingga suhu 57o C dn kelembaban 100%
setelah 1000 jam.
e. Pemotongan, penekukan dan pemberian rngka perkuatan (stiffner), hingga menjadi
panel-panel siap dipasang dilaksanakan di pabrik maupun di lapangan.
f. Bagian sisi panel ditekuk 25 mm dan joint nat antara panel diisi dengan back up dan
silicone sealant.
g. Pemasangan baik rangka maupun claddingnya harus dilakukan oleh satu Pemborong
Spesialis, tidak diijinkan dilaksanakan terpisah-pisah.
h. Dipasang dengan menggunakan kerangka baja atau bahan khusus sesuai yang
disyaratkan oleh pabrik pembuat aluminium composite panels cladding.
i. Baut-baut pengencang, angkur, bracketsdan lain sebagainy harus terbuat dari baja
galvanized.
j. Pemasangan harus dilaksanakan sesuai desain arsitektur, sambungan harus rapi,
tidak melendut atau cacat.
k. Antara tembok/kolom/beton dan cladding harus diisi dengan “sealant”.
l. Sambungan-sambungan vertikal maupun horosontal, sambungan sudut maupun
silang harus dipasang sempurna.
m. Aplikasi sealant menggunakan tekanan udara, sesuaikan tekanan udara untuk
memperoleh pengisian joint yang cukup. Jika joint sudah diisi, ratakan sealant
dengan alat yang direkomendasi oleh pabrik pembuat sealant. Masking Tape harus
segera diangkat sebelum sealant mengering (kira-kira 10–15 menit).
n. Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan menggunkan kain lap
yang dibasahi dengan cairan pelarut. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah
mengeras dapat dirapikan dengan pisau silet yang tajam.
o. Ukuran joint yang dipergunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan
perbandinganlebr dan dalam = 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm, dalam 6
mm).
PASAL 16
PEKERJAAN LANTAI dan DINDING KERAMIK
16.1. Jenis keramik yang digunakan :
 Keramik tile ukuran 60 x 60 Homogeneous Polished
 Plint keramik tile ukuran 10 x 60 Homogeneous Polished
 Keramik ukuran 25 x 25 Unpolished
 Keramik ukuran 25 x 50 Polished
16.2. Granit tile adalah penutup lantai yang terbuat dari tanah liat, pasir, silika, stain dan
feldspar, dibakar pada suhu 1230 derajat celcius, memiliki warna homogen
(Homogeneous) dan bersudut rata.
16.3. Keramik adalah penutup lantai yang terbuat dari tanah liat dengan glazur diatasnya
dibakar pada suhu 1000 derajat celcius, cenderung terdapat lengkungan pada sudutnya.
16.4. Plint adalah granit tile atau ceramic tile yang memiliki ukuran lebar 5 – 10 cm,
dipasang pada dinding bawah yang bertemu langsung dengan permukaan lantai.
16.5. Polished adalah tipe keramik dengan permukaan licin dan berkilau.
16.6. Unpolished adalah tipe permukaan keramik yang rata dan tidak licin.
16.7. Produk keramik harus di konsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas.
Warna keramik mengikuti gambar.
16.8. Mengingat pemasangan keramik baru merupakan pengganti keramik lama, maka
diusahakan elevasi baru sama seperti yang semula.
16.9. Adukan yang digunakan dengan menggunakan 1 bagian semen dan 3 bagian pasir.
16.10. Pemasangan lantai harus rapi, rata air dengan siar lurus dan saling tegak lurus serta
mengikuti peil-peil yang ditentukan pada gambar.
16.11. Siaran keramik harus di tutup dengan bahan semen penyiar yang warnanya sesuai
dengan warna keramik terpasang. Sebelum disiar, ubin harus bersih dengan siaran yang
sudah dikeruk untuk memberi tempat bagi bahan semen siaran.
16.12. Setelah pemasangan selesai, lantai dan dinding harus dibersihkan dari sisa-sisa semen
hingga garis-garis siaran ubin terlihat dengan jelas dan rapi.
PASAL 17
PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
17.1. Pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah :
 Pekerjaan Rangka Plafond dan Penutup
 Pekerjaan Rangka Partisi dan Penutup
17.2. Standar Kualitas Bahan :
 Bahan rangka plafond adalah Baja Galvalum G 550 dengan ukuran 20/40mm dan
40/40mm, sesuaikan dengan petunjuk gambar.
 Bahan rangka partisi adalah Baja Galvalume G 550 kanal C 75.75
 Bahan penutup plafond adalah papa Gypsumboard 9mm ex. Jayaboard
 Compound Gypsum menggunakan Cornice ex. Aplus
17.3. Pengukuran ketinggian plafond adalah dari muka lantai keramik dengan acuan ukuran
tercantum dalam gambar.
17.4. Sambungan rangka Plafond dan Partisi yang bertemu dengan tembok, harus di perkuat
dengan sekrup Dynabolt 10-12mm.
17.5. Celah sambungan papan gypsum diisi dengan compound berbahan dasar sama dengan
gypsum yang sebelumnya telah diberi perban agar tidak terjadi keratakan.
17.6. Kelurusan pemasangan penutup papan harus di awasi secara seksama dengan toleransi
kecembungan papan tidak lebih dari 5 mm.
17.7. Harus dipastikan sebelum pemasangan penutup Partisi dan Plafond, jaringan listrik
sudah terpasang dengan baik dan telah diuji sambungannya.

PASAL 18
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR
1. Pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah :
 Pekerjaan instalasi Air Bersih dan Air Kotor.
 Pekerjaan pemasangan Alat-alat Sanitair.
 Pekerjaan Septictank
2. Standar Kualitas Bahan :
 Bahan pipa Air Bersih menggunakan pipa PPR ex. Rucika
 Air Kotor dan sambungan sambungannya adalah PVC AW setara Wavin, Power.
 Kloset Duduk TOTO C51 + Flush Valve (Toilet Difabel)
 Kloset Jongkok TOTO
 Wastafel Gantung SNI
 Floor Drain
 Kran Air Wastafel
 Jet Washer
 Kran-kran air lain yang digunakan adalah kran stainless steel atau setara, tidak
direkomendasikan menggunakan kran berbahan plastik dan besi FE.
 Spesifikasi bahan mengikuti yang terlampir pada rencana anggaran biaya.
3. Sistem distribusi air bersih mengacu pada gambar. Diameter pipa yang digunakan adalah
1/2" untuk pipa distribusi dan pipa pembagi ke alat sanitair.
4. Pipa air bersih yang digantung di atas plafond harus di ikat dengan baik atau bila perlu
menggunakan support berbentuk U berbahan besi agar pipa tidak mudah bergeser.
5. Pemasangan pipa air kotor Grey water dan Black water harus mempertimbangkan beda
tinggi kemiringan pipa agar cairan mudah mengalir. Kemiringan pipa yang
direkomendasikan minimal 3 derajat. Tidak diperkenankan membakar pipa untuk
dibengkokkan. Gunakan sambungan yang di standardkan pada belokan-belokan pipa
tertentu.
6. Pipa-pipa air kotor harus sudah terpasang sebelum diakukan timbunan bawah lantai dan
telah diuji alirannya.
7. Seluruh pipa pembagi sanitair ditanam dalam dinding.
8. Sambungan pipa PVC menggunakan lem yang di standardkan oleh pabrikan, kecuali pada
sambungan valve menggunakan sealtape dengan kualitas yang baik.
9. Pemasangan pompa booster harus mengacu pada gambar. Di usahakan agar mengurangi
banyaknya lekukan L (elbow) yang tidak diperlukan pada instalasi. Konsultan pengawas
harus memastikan posisi instalasi pipa berada pada jalur yang baik dan tidak banyak
belokan.
10. Penyediaan alat sanitair, bila perlu dilakukan pada awal pekerjaan atau brosur produk
telah diterima oleh konsultan pengawas sebelum pekerjaan instalasi air kotor, untuk
menyesuaikan ukuran posisi lubang buangan.
11. Pembuatan septictank harus mengacu pada gambar sepenuhnya dengan ketinggian yang
diatur sesuai arah kemiringan pipa.
PASAL 19
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
19.1. Pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah
 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Aluminium
 Pekerjaan Daun Pintu Kaca Aluminium
 Pekerjaan Jendela Kaca Mati
19.2. Standar Kualitas Bahan :
 Bahan Kusen dan Daun Jendela adalah Aluminium dengan kualitas setara HP. Corak
dan warna adalah Natural Anodised.
 Ketebalan kaca untuk jendela adalah 5mm dan untuk daun pintu adalah 12mm dengan
posisi sesuai gambar kerja, dengan kualitas setara Asahimas.
 Engsel Pintu adalah engsel kupu-kupu dengan kualitas baik dan bahan yang tidak
mudah berkarat dan engsel tanam setara Dorma.
 Engsel Jendela adalah Casement dengan kualitas baik dan tidak mudah berkarat.
 Handle pintu lain mengikuti yang tercantum pada gambar dengan syarat kualitas baik.
 Kunci – kunci mengikuti spesifikasi yang tercantum dalam gambar.
19.3. Seluruh pekerjaan pintu dan jendela, kecuali pada partisi adalah penggantian dari
kusen lama yang sebelumnya terbuat dari kayu. Maka pembuatan lubang kusen harus
diberikan perkuatan yang memadai sebelum kusen aluminium baru masuk.
19.4. Pemasangan harus dilaksanakan dengan tukang yang terampil. Di ijinkan
melaksanakan fabrikasi pada workshop diluar lokasi proyek dengan persetujuan dari
direksi.
19.5. Semua pertemuan kusen dengan dinding harus di beri Sealent agar tahan cuaca.
19.6. Lubang – lubang kusen harus di ukur kembali sebelum pelaksanaan fabrikasi
aluminium, dan harus sesuai dengan gambar kerja. Bila terjadi kesalahan ukuran lubang,
kontraktor wajib memperbaiki dengan biaya sepenuhnya dibebankan pada kontraktor.

PASAL 20
PEKERJAAN LAMPU DAN INSTALASI LISTRIK
20.1. Lingkup Pekerjaan :
 Termasuk dalam pekerjaan instalasi listrik ini adalah pengadaan lampu, listrik,
kabel, saklar, fitting, pipa paralon, material bantu, termasuk pemasanggannya.
 Pekerjaan pemasangan armature lampu.
20.2. Bahan yang dipakai :
 Kabel-kabel yang dipakai dari jenis NYA atau NYM yang memenuhi standar
(SPLN) serta berinitial LMK.
 Saklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan dalam negeri
dan memenuhi Standar PLN.
 Armature lampu adalah LED ex. Philips dan LED Strip berkualitas baik
20.3. Pemasangan :
 Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) 2011.
 Pekerjaan ini harus ditangani oleh instalatir yang Ahli.
 Untuk semua penyambungan kabel harus menggunakan terminal Box atau ditutup
dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang sama.
 Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafond ditutup dan
plesteran dinding dikerjakan.
 Seluruh instalasi kabel jaringan harus bersumber dari panel listrik, dengan
pembagian sesuai dengan gambar kerja.
 Kabel dalam dinding harus diletakan dalam pipa conduit 5/8 sebelum dinding di
plester.
 Pemasangan armature lampu harus dilakukan setelah plafond ditutup dan dicat

PASAL 21
PEKERJAAN PENGECATAN
21.1. Pekerjaan pengecatan yang dilaksanakan meliputi pengecatan tembok dan pengecatan
besi. Sebisanya, pengecatan dilaksanakan pada akhir pekerjaan atau dapat dikerjakan bila
area yang akan di cat tidak akan lagi tersentuh oleh pekerjaan lain, agar waktu kerja
finishing lebih efisien.
21.2. Pengecatan Tembok :
a. Bidang permukaan yang akan di cat harus bersih dari segala macam kotoran.
Permukaan yang masih kasar harus dihaluskan dengan Cape atau menggunakan
ampelas grit 80 – 150. Permukaan yang masih berlubang harus ditambal segera
dengan menggunakan dempul tembok lalu di ampelas agar halus.
b. Pelapisan Plamur pada dinding harus dilakukan merata. Bahan plamur dapat
menggunakan plamur siap jadi atau dari campuran Talk/Kalsium/Tepung Gypsum
+ Lem Kayu PVA. Permukaan plamur yang kasar harus di ampelas grit 80 -150
agar hasilnya halus. Pelapisan plamur harus menggunakan tenaga yang ahli.
c. Bidang tembok eksterior yang bersentuhan langsung dengan air hujan atau yang
akan terkena cipratan air hujan harus diberi primer alkali terlebih dahulu untuk
menjaga dari timbulnya jamur dan terkupasnya cat di kemudian hari.
d. Bahan cat yang digunakan adalah cat berbahan dasar air (waterbased) dengan
kualitas setara Nippon WeatherShield, dan sejenisnya. Metode pengenceran
maupun pengaplikasian mengikuti petunjuk yang direkomendasikan oleh
pabrikan.
21.3. Pengecatan Besi :
a. Bidang permukaan besi yang akan dicat harus dipastikan bersih dari segala macam
kotoran. Kerak-kerak las harus dikerok sedemikian rupa dengan menggunakan
kuas baja agar bersih. Cacat pabrikasi pada permukaan besi, harus segera di tambal
dengan las atau dempul plastik dan dihaluskan dengan ampelas.
b. Permukaan besi harus dilapisi Meni atau sejenisnya secara menyeluruh. Bahan
yang digunakan harus disesuaikan dengan yang tercantum pada rencan anggaran
biaya .
c. Bahan cat yang digunakan dianjurkan yang berbahan dasar air (waterbased), yaitu
sesuai dengan yang tercantum pada rencan anggaran biaya. Metode pengenceran
maupun pengaplikasian mengikuti petunjuk yang direkomendasikan oleh
pabrikan.
21.4. Pengecatan Waterproofing :
a. Pengecatan waterproofing hanya dilakukan pada areal dak atap dan Talang beton
yang terkena air hujan secara langsung
b. Bahan yang direkomendasikan adalah cat Waterproof berbahan dasar air
(waterbased), yang menghasilkan permukaan cat serupa karet atau setara NO Drop.
c. Bidang permukaan yang akan di cat harus dipastikan bersih dari kotoran debu dan
semen. Bila perlu dilakukan penggosokan dengan sikat besi, agar permukaan beton
bebas dari Leiten.
d. Pengecatan dilakukan dua lapis beratahap, atau sesuai dengan petunjuk pabrikan.
e. Bila perlu menggunakan Serat Fiber untuk menutup celah lubang pada titik-titik
yang terjadi akibat susut beton.
f. Setelah terjadi pengeringan maksimal, permukaan yang di cat harus digenangi air
maksimal 1 x 24 jam untuk melihat apakah terjadi rembesan pada permukaan
beton.
21.5. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pengecatan. Bila terjadi
hasil yang kurang memuaskan, kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan dengan metode
perbaikan cat yang dianjurkan oleh pabrikan cat.
21.6. Perubahan warna cat dan spesifikasi produk, harus di konsultasikan terlebih dahulu
kepada Direksi/Pengawas, dengan membawa sampel cat yang dimaksud.

PASAL 22

FINISHING DAN PEKERJAAN LIAN-LAIN


22.1 Setelah pekerjaanpembangunan selesai, KSM harus melaksanakan
pembersihan dan pemeliharaan areal pekerjaan dari segala kotoran, bekas sisa
bahan pekerjaan, saat penyerahan pekerjaan akhir.
22.2 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan pekerjaan
walaupun tidak tersebut dalam uraian dokumen ini, adalah merupakan tugas
bagi pihak KSM untuk melaksanakan pekerjaan finishing.
22.3 Pihak KSM diharuskan melakukan opname photo untuk dokumentasi proyek,
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali pengambilan yaitu, sebelum pekerjaan dimuiai
(prestasi 0 %) Pekerjaan yang sedang dikerjakan (prestasi 50 %) dan setelah
pekerjaan selesai dikerjakan (prestos 100 %) dengan pandangan yang sama
dari 1 (satu) arah.
Apabila terdapat suatu ketentuan yang belum tercantum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat ini, apabila dianggap perlu penambahan lebih lanjut, akan

PASAL 23
PENUTUP
23.1. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan
memerlukan penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam
rapat-rapat koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Perencana dan atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau pihak
Penyedia Jasa.
G. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN / MATERIAL

1. Semen
a. Menggunakan semen Portland.

2. Besi
a. Besi Ulir Menggunakan Besi Ulir Dengan Kuat Tarik Fy 420 Yang di buktikan
dengan Uji Laboratorium yang di lakukan sebelum Pekerjaan di laksanakan atau uji
Laboratorium Pabrikasi.
b. Besi Polos Menggunakan Besi Polos Dengan Kuat Tarik Fy 280.
c. Untuk penggunaan Besi Ulir dengan kuat Tarik Fy 420 memerlukan dukungan
Distributor, (Melampirkan Legalitas Sebagai Distributor dengan hasil
pemindaian/Scan Legalitas tersebut) dan menyebutkan ketersedian material minimal
kebutuhan bahan besi pada pekerjaan struktur bangunan bawah gedung.
d. Ketersediaan Material dapat dibuktikan pada saat kalirifikasi pokja atau paling
lambatl sebelum kontrak dapat dibuktikan oleh Distributor.

3. Closet Jongkok / duduk, Wastafel Wall Mounted, Jet Washer


a. Menggunakan Merek Toto.

4. Saklar Ganda , Saklar Engkel, Stop Kontak , Stop Kontak AC ,Fitting Lampu.
a. Menggunakan Merek Panasonic.

5. Keramik
a. Menggunakan Keramik untuk lantai dengan ukuran 60x60 warna putih dengan
spesifikasi permukaan setara dengan granit.

6. Plafon PVC
a. Menggunakan Plafon PVC ukuran (5,8 m x 20 mm x 8 mm) dengan merek Oceafon.

7. Material Galian C
a. Dukungan (Quarry/Galian C) dari perusahaan yang memiliki Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Batuan yang diterbitkan oleh Instansi yang
berwenang dan masih berlaku.
H. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN

a. Peralatan Utama

Nama Merk
Status
No Peralatan dan Kapasitas Jumlah Kondisi Ket.
Kepemilikan
Utama Tipe
1. Concrete Mixer 0,3-0,6 m3 2 Unit Baik dan Milik Sendiri
- -
Berfungsi /Sewa
Baik dan Milik Sendiri
2. Excavator - Min. 0,9 m3 2 Unit -
Berfungsi /Sewa
3. Bulldozer 100-150 Hp 2 Unit Baik dan Milik Sendiri
- -
Berfungsi /Sewa
4. Batching Plant - 1 Unit Baik dan Milik Sendiri
- -
Berfungsi /Sewa
5. Vibrator Roller 5-8 Ton 1 Unit Baik dan Milik Sendiri
- -
Berfungsi /Sewa
6. Motor Grader 110 Hp 1 Unit Baik dan Milik Sendiri
- -
Berfungsi /Sewa

b. Peralatan Pendukung

No Nama Alat Kapasitas Jumlah Kondisi *) Kepemilikan **)


Baik dan
1. Stamper Kodok 5 HP 1 Unit Milik Sendiri /Sewa
Berfungsi
4.000-6.500 Baik dan
2. Air Compressor 1 Unit Milik Sendiri /Sewa
L/M Berfungsi
3.000-4.500 Baik dan
3. Water Tanker 1 Unit Milik Sendiri /Sewa
Ltr Berfungsi
Total Station Baik dan
4. 300 M 1 Unit Milik Sendiri /Sewa
/Water Pas Berfungsi
Baik dan
5. Dump Truck 8 -10 Ton 3 Unit Milik Sendiri /Sewa
Berfungsi
Baik dan
6 Bor Sumur Dalam - 1 Unit Milik Sendiri /Sewa
Berfungsi
Catatan :
1. Peralatan Sumur Dalam harus dilengkapi dengan peralatan pendukung yaitu alat geolistrik dan
alat loging test disertai dengan SIPAT (Surat Izin Pengeboran Air Tanah) yang akan diklarifikasi
pada saat sebelum penandatanganan kontrak dilakukan (pra kontrak) dengan membawa bukti
sewa/milik
2. Untuk kebutuhan Peralatan pendukung akan di klarifikasi di Dinas PU Kota Palu pada saat
sebelum penandatanganan kontrak dilakukan (pra kontrak) dengan membawa bukti sewa/milik.
I. SPESIFIKASI TEKNIS TENAGA MANAJERIAL DAN PENDUKUNG
Menjabarkan tenaga apa saja yang dibutuhkan untuk Tenaga Manajerial dan Tenaga
Pendukung

a. Tenaga Manajerial
No. Jabatan Pengalaman Jumlah Spesifikasi Ket
Melampirkan
SKT Pelaksana bukti
1 Pelaksana Lapangan 2 Tahun 1 Org Bangunan pengalaman
Gedung yang
dicantumkan
Sertifikat
2 Petugas K3 Konstruksi 0 Tahun 1 Org Petugas K3
Konstruksi

b. Tenaga Pendukung

No. Jabatan Pengalaman Jumlah Spesifikasi Ket

Tenaga Ahli
1 SKA Manajemen Melampirkan SKA dan
Pengedalian 2 Tahun 1 Org
Mutu Ahli Muda Reverensi Pengalaman
Mutu
2
Mandor 1 Org SKT Mandor

3
Tukang Besi 2 Org SKT Tukang Besi

SKT Tukang Cor


4
Tukang Cor 2 Org Beton/Concretor/Con
crete Operations
5 Teknisi Kaca 1 Org SKT Teknisi Kaca

Catatan : untuk kebutuhan tenaga pendukung akan di klarifikasi di Dinas PU Kota Palu pada saat
sebelum penandatanganan kontrak dilakukan (pra kontrak), dengan membawa SKA Asli, referensi
/CV yang dibuktikan dengan bukti pengalaman yang di cantumkan (Kontrak Asli yang dapat
menyebutkan bahwa tenaga tersebut bekerja pada pekerjaan yang dicantumkan), untuk SKT cukup
membawa Dokumen Asli SKT

Palu, Juni 2022


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BIDANG BINA KONSTRUKSI
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PALU

MOHAMMAD SYRIF, ST
NIP. 19770808 201407 1 001

Anda mungkin juga menyukai