Anda di halaman 1dari 51

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN


Jl. Raya Sukowati No. 21, Telp (0271) 891017 Sragen 57213

RENCANA KERJA DAN SYARAT


( RKS )

PROGRAM
PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN INDUSTRI
KEGIATAN
PENYUSUNAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN INSUDTRI
KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG KIHT
LOKASI
PASAR SIDODADI, KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN
SUMBER DANA
APBD KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2021
SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan:
Spesifikasi teknis disusun oleh Perencana berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan,
dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis barang, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan tata cara pengukuran.
9. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM

PASAL 1
URAIAN UMUM

1. Tata cara penyelenggaraan bangunan ini telah diatur dalam Dokumen Pengadaan,
sedang bentuk bangunan yang dimaksud harus sesuai dengan gambar yang telah
ditetapkan dengan Syarat - syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam pasal - pasal di
bawah ini .
2. Pekerjaan/kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa adalah Pembangunan
Gedung KIHT Kabupaten Sragen, meliputi :
a. Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan
semua alat-alat bantu dsb. diserahkan sempurna dalam keadaan selesai termasuk
pembersihannya.
b. Pekerjaan termasuk perawatan, perbaikan-perbaikan selama berlangsungnya
pekerjaan sampai penyerahan ke II, termasuk penggunaan air / listrik kerja,
pembuatan brak bahan dan direksi keet berikut perlengkapannya.
c. Pelaksanaan berdasarkan Gambar Kerja, Syarat-syarat dan uraian dalam RKS /
Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanvoeling ), petunjuk
serta perintah Pejabat Pembuat Komitmen / Pengguna Anggaran pada waktu,
sebelum berlangsungnya pekerjaan, serta dikoordinasikan dengan pihak terkait.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN

1. Berlaku dan mengikat seolah olah disebut kata demi kata dalam rencana kerja dan
syarat syarat ini dan apabila tidak ditentukan lain adalah :
a. Segala undang-undang dan peraturan – peraturan pemerintah umumnya dan
pemerintah daerah khususnya yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan
pemborongan .
b. Algemene Voorwaarden Voor de Gouvernement Besluit van 26 mei 1941 no.9
<bijllad no.14571> selanjutnya disingkat AV
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK SNI T-15-1991-03
d. Peraturan Umum Bahan bangunan Indonesia (PUBI) 1982
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI-N.1.5/1961 )
f. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia ( PPBBI - 1983 )
g. Algemene Vooschreften voor Drinkweter Instalatie (A.V.W.I)
h. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
i. Peraturan yang dilakukan oleh Dewan Normalisasi Indonesia :
N-1.3. : Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bahan bangunan dan
pelaksanaan pembangunan di Indonesia (PUBB) 1956
N-1.4. : Peraturan Cat Indonesia
N-1.6. : Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1977 dan
International Electrotechnical Commission (IEC)
N-1.8. : Peraturan Cement Portland
N-1.10. : Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
N-1.143-53. : Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung
Untuk bahan bahan yang tidak dan belum ada peraturannya di Indonesia dipakai
syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik bahan bahan tersebut.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan pada pasal ini berlaku dan mengikat pada :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh Perencana yang sudah disyahkan oleh pemberi
tugas dan unsur teknis termasuk juga gambar - gambar detail yang dibuat oleh
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan dan sudah disyahkan / disetujui Pengawas
lapangan, Manajer dengan rekomondasi Perencana.
b. Rencana Kerja dan Syarat - syarat ( RKS ) / Spesifikasi Teknis.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Perintah-perintah yang diberikan oleh Pengawas lapangan / direksi pada waktu
pelaksanaan.
e. Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ) Penyedia Jasa.
f. Surat Perjanjian Pemborongan ( Kontrak ).
g. Peraturan/ketentuan lain yang dikeluarkan oleh lnstansi Pemerintah setempat, yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan pemerintah.

PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan meliputi :


Pembangunan Gedung KIHT Kabupaten Sragen
2. Perincian pekerjaan dan bahan yang digunakan adalah :
a. Pekerjaan pendahuluan
b. Pekerjaan tanah dan struktur bawah
c. Pekerjaan struktur tengah
d. Pekerjaan atap, talang dan listplank
e. Pekerjaan dinding
f. Pekerjaan pelapis dinding
g. Pekerjaan pelapis lantai
h. Pekerjaan pengecatan
i. Pekerjaan kusen
j. Pekerjaan kunci, engsel dan asesoris kusen
k. Pekerjaan plafond dan langt-langit
l. Pekerjaan elektrikal
m. Pekerjaan plumbing
n. Pekerjaan bak sampah dan rumah potong
PASAL 4
KETENTUAN UKURAN

1. Pelaksanaan Kegiatan berdasarkan gambar kerja dan syarat-syarat yang diuraikan


dalam RKS / Spesifikasi Teknis ini, serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara
Aanwijzing, sesuai pengarahan Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum
berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambahan /
kurang yang timbul dalam pelaksanaan.
2. Perbedaan Ukuran
a. Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara gambar rencana dan
detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya lebih besar.
b. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar dengan spesifikasi teknis harus
dilaporkan kepada Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum / selama dan sesudah
kegiatan dilaksanakan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.

PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Sebelum pelaksanaan kegiatan, Penyedia Jasa harus berkonsultasi dengan Direksi /


Pengawas Lapangan, Manajer Proyek dan Pejabat yang berwenang atau Pengguna
Anggaran, dan mendata bersama-sama / mengidentifikasi kondisi di lapangan, barang -
barang bongkaran diserahkan ke Pengguna Jasa.
2. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan,
kendaraan-kendaraan / alat - alat besar yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik
yang menyewa maupun milik perusahaan.
3. Penyedia Jasa diharuskan membuat Papan Nama Proyek dengan redaksi sesuai dengan
normalisasi dari proyek, Papan Nama Proyek dibuat dari rangka kayu kalimantan,
dengan papan ukuran minimal 1,20 m x 0,80 m.
4. Penyedia Jasa harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas penerangan dan
penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta membuat
jalan masuk kedalam lokasi dimana kekuatan struktur jalan tersebut mampu menerima
beban masuknya angkutan - angkutan material.
5. Dalam lokasi kegiatan, Penyedia Jasa harus menyiapkan sebuah kantor untuk
Direksi (direksi keet) dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan peralatan
yang cukup seperti meja, kursi, white board, file direksi, untuk digunakan
sebagai tempat kerja. Dalam ruangan tersebut disediakan contoh - contoh material
yang akan digunakan.
6. Kantor untuk Direksi (direksi keet) dibangun dengan tiang kayu kruing dan dinding
papan/triplex lantai rabar beton dan atap asbes/seng gelombang, setelah akhir
pekerjaan kantor direksi menjadi milik Kontraktor kembali dengan pembongkaran dan
pembersihannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
7. Penyedia Jasa harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara untuk
digunakan sebagai gudang penyimpan dan perlindungan bahan bangunan. Setelah
berakhirnya pekerjaan Penyedia Jasa wajib membongkar dan menyingkirkan bangunan
sementara tersebut dari lokasi.
8. Penyedia Jasa selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan untuk
P.P.P.K.
9. Penyedia Jasa harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan
kegiatan, baik barang-barang milik perusahaan maupun direksi.
10. Penyedia Jasa harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-
alat, mesin, bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas,
baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama pekerjaan berlangsung.
11. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap segala
kerusakan, utilitas, jalan, saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan Penyedia Jasa dalam arti
kata yang luas.
12. Sebelum dibouwplank terlebih dahulu tanah dibuat siap bangun, dibersihkan dari
humus, kotoran tanaman besarta akar – akarnya dan diratakan.
13. Bouwplank dipasang keliling bangunan dan tidak boleh terputus – putus (menyesuaikan
lapangan) dibuat dari papan kayu tahun yang kering dan tebal 3 cm lebar 15 cm yang
bagian atasnya diketam rata.
14. Profil – profil dipasang sesuai dengan bentuk kontruksi bangunan (sesuai dengan
gambar), dibuat dari bambu – bambu tua dan kering, untuk pemasangan batu bata
merah dengan kayu kering.

PASAL 6
RENCANA KERJA

1. Penyedia Jasa wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) / Spesifikasi Teknis, termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat - syarat ( RKS ), maka yang
rnengikat adalah RKS, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitupula apabila
dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang
mengikat.
3. Apabila gambar dan RKS sama-sama tidak menyebutkan, sedangkan hal yang
dimaksud adalah vital/perlu, maka Penyedia Jasa wajib melaksanakan hal tersebut dan
sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak - pihak yang berkompeten.
4. Bila perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Penyedia Jasa wajib berkonsultasi kepada Pengawas lapangan
& Perencana.
5. Penyedia Jasa wajib membuat/menyediakan gambar kerja (shop drawing)
merujuk pada Gambar Tender dengan memperhatikan RKS / Spesifikasi Teknis,
BQ/RAB dan disetujui oleh PPK dan Konsultan yang terkait.
6. Paling lambat 1 (satu) minggu setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
Penyedia Jasa harus membuat rencana kerja yang terdiri dari :
a. Bagan dari bobot masing-masing pekerjaan terhadap harga kontrak disesuaikan
dengan rencana kerja.
b. Time Schedule yang dilengkapi Curva S, Schedule bahan dan Schedule tenaga dan
peralatan.
7. Penyedia Jasa sebelum melaksanakan kegiatan/tahapan-tahapan kegiatan diharuskan
membuat Request sebagai permohonan ijin Kegiatan yang diajukan kepada Pengawas
Lapangan / Koordinator Pengawas dan mengetahui Pengguna Anggaran / Pejabat
Pembuat Komitmen.
8. Apabila Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada pengawas lapangan atau Pengguna Jasa untuk diadakan
pemeriksaan.

PASAL 7
BAHAN DAN CONTOH BAHAN

1. Sebelum mendatangkan bahan-bahan di lapangan Penyedia Jasa terlebih dahulu


mengajukan 3 (tiga) contoh bahan-bahan/brosur kepada Pengawas dan Perencana
untuk mendapatkan persetujuan dengan mengetahui Pemimpin Kegiatan yang akan
disesuaikan dengan syarat- syarat teknis.
2. Contoh bahan - bahan yang telah disetujui harus selalu ada di lapangan (brak kerja).
3. Semua bahan yang dikirim ke lapangan dan tidak sesuai dengan contoh bahan yang
disetujui, harus segera dikeluarkan dari lapangan atas biaya Penyedia Jasa dalam waktu
2x24 jam.
4. Apabila pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, pengawas berhak
mengirimkan bahan tersebut ke Laboratorium Bahan Bangunan dengan disesuaikan
kebutuhan pekerjaan, biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
5. Jika Penyedia Barang / Jasa tidak mentaati yang tersebut pada ayat 2 pasal ini, maka
bahan–bahan yang ditolak akan diangkut keluar oleh Direksi atas biaya Penyedia
Barang / Jasa. Sedangkan jika bahan / barang tersebut ada yang rusak atau hilang,
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang / Jasa sepenuhnya.
6. Pemeriksaan bahan–bahan didasarkan atas pemeriksaan umum untuk pemeriksaan
bahan–bahan bangunan pada penyelenggaraan lain dalam bestek.
7. Semua bahan yang telah ada dalam pekerjaan dan telah diterima baik oleh
Direksi, tidak boleh dipindah–pindah, ditukar atau diangkut ke tempat lain tanpa
ijin tertulis dari Direksi.
PASAL 8
PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN

1. Sebagai patokan tinggi peil (level) atau titik duga ( 0,00 ) permukaan lantai bangunan
adalah peil diambil rata-rata sesuai petunjuk sewaktu penjelasan pekerjaan/
menyesuaikan bangunan yang sudah ada.
2. Penyedia Jasa diharuskan menggunakan alat-alat yang teliti untuk mendapatkan ukuran,
sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk
itu dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan kira- kira.
3. Penentuan hasil uitzet di lapangan harus dituangkan dengan Berita Acara yang
ditandatangani oleh Penyedia Jasa, Pengawas Lapangan dan Perencana.

PASAL 9
PEKERJAAN TANAH GALIAN

1. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai gambar lereng galian harus dibuat sedemikian
rupa sehingga tidak mudah longsor.
2. Penyedia Barang / Jasa diharuskan melapor kepada Direksi dan dimintakan
persetujuannya / keputusannya sebelum memulai dengan pekerjaan pondasi.
3. Tanah galian pondasi dan dinding saluran harus dibuang (ditimbun) di luar bouwplank
dan diratakan sedemikian rupa sehingga air hujan dengan cepat dapat mengalir ke
saluran pembuangan. Tanah antara tepi galian dan bouwplank harus selalu rata, dan
bersih dari timbunan.
4. Bekas parit-parit, lubang–lubang tanah galian di dalam bangunan harus ditimbun
dengan pasir urug sampai padat sehingga menutup lubang galian sampai permukaan
atas pondasi.

PASAL 10
PEKERJAAN URUGAN

1. Pekerjaan urugan dalam pasal ini diurai menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi
dan kebutuhan perencanaan yang tercantum dalam gambar kerja, dimana pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar, antara lain :
 Urugan tanah untuk penaikan dari tanah asli sesuai dengan gambar perencanaan
setinggi 20 cm dari elevasi tanah asli dengan pemadatan stamper.
 Urugan pasir, dilaksanakan pada :
 di bawah Pondasi Footplat setebal 10 cm
 di bawah Sloof setebal 5 cm sebagaimana yang tertera pada Gambar
 Tanah Urug dan Pasir Urug yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari
bahan organis, sisasisa tanaman, sampah dan lainlain
2. Syarat-syarat pelaksanaan Urugan Tanah
 Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar pohon,
sampah, puing bangunan dan lainlain sebelum pengurugan dimulai.
 Timbunan atau urugan tanah dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
maksimum 30 cm, masingmasing lapisan dipadatkan sampai permukaan tanah
yang direncanakan menggunakan stamper.
3. Syarat-syarat pelaksanaan Urugan Pasir
 Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Kontraktor wajib untuk memeriksa
ketinggian dari tanah atau konstruksi dibawahnya untuk meyakinkan bahwa
ketinggian yang ada telah sesuai dengan gambar, dan bahwa tanah dibawahnya
telah dipadatkan sehingga di dapat permukaan yang rata dan padat.
 Pengurugan pasir harus dilaksanakan dengan cara menebarkan, meratakan dan
memadatkan secara mekanik sampai diperoleh ketebalan dan ketinggian yang
sesuai dengan Gambar.
 Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh Konstruksi atau Pekerjaan lain
sebelum disetujui oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berhak
untuk membongkar pekerjaan diatasnya, bilamana urugan pasir tersebut
belum disetujui olehnya.

PASAL 11
PEKERJAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

1. Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi.


Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai
ketentuan K3 di lingkungan proyek.
2. Penyedia jasa wajib menyusun Safety Plan yaitu rencana pelaksanaan K3 untuk
proyek yang bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari
kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang
tinggi. Safety plan berisi:
- Pembukaan yang berisi Gambaran proyek dan Pokok perhatian untuk kegiatan K3
- Resiko kecelakaan dan pencegahannya
- Tata cara pengoperasian peralatan
- Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker, Dinas Pemadam kebakaran.
3. Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi:
a. Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerjasama
dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumahsakit.
b. Pengawasan pelaksanaan K3, adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3.
c. Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari kecelakaan ringan, berat,
dengan korban meninggal dan kecelakaan peralatan berat
4. Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi:
a. promosi program K3; yang terdiri dari:
- Pemasangan bendera K3.
- Pemasangan sign-board K3
b. Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan
diri (personal protective equipment), diantaranya:
- Pelindung mata, yang berupa kaca mata safety   atau Goggle
- Pelindung pendengaran yang berupa foam earplugs, PVC earplugs, earmuffs 
- Pelindung kepala atau helm (hard hat)
- Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot
- Pelindung tangan yang berupa sarung tangan
- Pelindung bahaya jatuh yang berupa Full Body Hardness, Life Line, Lanyard
dan Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan)
c. Sarana peralatan lingkungan berupa:
- tabung pemadam kebakaran
- jaring pengamanan pada bangunan tinggi
- pagar pengaman lokasi proyek
- peralatan P3K
d. Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi:
- peringatan bahaya dari atas
- peringatan bahaya benturan kepala
- peringatan bahaya api
- peringatan tersengat listrik
- larangan membawa bahan-bahan berbahaya
- petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
- peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
BAB II
PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 12
PEKERJAAN BETON

1. Syarat-syarat bahan :
a. Semen portland (PC)
1. Dipergunakan PC jenis I menurut N.I.8-1995 atau Type menurut ASTM C
150 dan memenuhi .S 4000 menurut standart Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (N.I.8-172) yaitu Holcim, Tiga roda atau Gresik .
2. Semen harus sampai lokasi pekerjaan dalam keadaan baik dan asli dari
pabrik.
3. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama.
4. Penggantian merk dapat dilakukan atas ijin pengawas lapangan dalam situasi
tidak ada stok dipasaran merk tersebut dan penggantian dengan kualitas yang
setara.
5. Semua semen disimpan didalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari
kerusakan – kerusakan.
6. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak sempat mengeras. Tempat penyimpanan semen
harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m.
7. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada
agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Pasir beton
1. Berbutir mineral keras yang mempunyai bentuk mendekati bulat, tidak
porous, mempunyai sudut yang tajam dan ukuran butirnya sebagian besar
terletak antara 0,075-5 mm dan kadar lumpur/bagiannya yang ukurannya lebih
kecil dari 0,063 mm tidak boleh lebih dari 5%.
2. Pasir beton harus bersih, apabila diuji memakai larutan pencuci khusus,
tinggi endapan pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh
endapan tidak kurang dari 70%.
3. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu
beton, untuk itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan diatas endapan
tidak boleh lebih gelap dari warna larutan pembanding.
4. Pasir laut tidak boleh digunakan.
5. Pasir beton yang digunakan ex pandansimping / Kaliworo/ Kaliprogo atau
yang memenuhi persyaratan tersebut di atas.
c. Batu pecah beton
1. Batu pecah beton adalah butiran mineral keras yang sebagian besar butirnya
berukuran 20-30 mm (2-3 cm) atau hasil dari mesin pecahan batu/stone cruser.
2. Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta sesuai besar butirannya dan
gradasinya bergantung pada penggunaannya.
3. Kadar lumpur maksimal 1 % berat.
4. Bagian butir yang panjang dan pipih maksimal 20%.
d. Air
1. Air tawar, bersih, tidak berbau, tidak berasam, bebas dari bahan-bahan yang
termasuk atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
2. Air untuk adukan beton harus bersih dan bebas dari minyak, asam alkali atau
bahan organik yang merusak beton dan baja tulangan.
e. Besi tulangan
1. Bahan besi beton tulangan ini harus memenuhi Standart SNI.
2. Kualitas besi tulangan untuk polos (semua tulangan 12 mm kebawah)
menggunakan Fy 24, sedang untuk ulir (semua tulangan diameter 13 mm
keatas) menggunakan Fy 37.
3. Setiap jenis besi tulangan harus dibuat benda uji, minimal 3 buah tiap
ukurannya, kemudian dilakukan uji kuat tarik dan uji timbang di
laboratorium bahan yang berkompeten dan independen dengan biaya
pengujian ditanggung oleh Penyedia Jasa.
4. Pengujian sample besi tulangan harus dilakukan di laboratorium yang
disetujui oleh pengawas lapangan.
5. Tulangan harus bebas dari kotoran, karat dan bahan lain yang mengurangi
daya lekat.
6. Bahan-bahan tersebut harus dalam keadaan baru tanpa cacat.
7. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan
diatas, harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan/konsultan
perencana.
8. Besi beton harus disuplay dari satu sumber dan tidak dibenarkan untuk
mencampuradukan bermacam-macam sumber besi batangan besi.
9. Penyimpanan bahan sebelum terpasang harus ditempat yang terlindung dan
ditinggikan agar tidak langsung menempel tanah.
f. Begesting
1. Begesting yang dibuat dari kayu balok dan papan kayu meranti/sengon
digunakan untuk footplat, sloof, kolom praktis, ringbalk, dan balok latai.
2. Begesting yang dibuat dari kayu balok dan multipleks 9 mm sengon
digunakan untuk plat beton lantai, tangga dan kanopi, balok struktur, dan
kolom struktur.
3. Semua jenis kayu yang akan dipergunakan harus kering (kadar air maksimal
20%), serta tidak mengandung cacat-cacat yang merugikan bila diterima.
4. Harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai
permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing.
5. Tahan terhadap perbedaan cuaca yang dapat mengakibatkan perubahan
bentuk (melengkung).
6. Harus kedap air, tidak meloloskan air campuran (air semen), yang dapat
merusak kualitas beton.
7. Papan-papan bekas cetakan hanya boleh dipergunakan jika masih dalam
keadaan baik dan harus disetujui oleh pengawas lapangan.
g. Bahan campuran tambahan (add mixture)
1. Pemakaian bahan-bahan campuran tambahan (addmixure) harus mendapat
persetujuan dari pengawas/perencana.
2. Cara penggunaan addmixture harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
produsen bahan- bahan tersebut.
h. Kualitas beton
1. Penyedia Jasa harus memberi jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton dengan menyajikan data trial-mixes (mix design), dan atau
melampirkan Surat Dukungan Beton Readymix dari Penyedia barang /
material sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi beton.
2. Setiap jenis pekerjaan beton (pondasi, kolom, balok, dan plat) harus dibuat
benda uji yang dilakukan uji kuat tekan pada umur 7 dan 28 hari dan semua
biaya pengujian ditanggung oleh Penyedia Jasa.
3. Pada masa pembetonan harus dibuat minimum 2 benda uji per 5 m3 beton.
Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan
dengan kecepatan pembetonan.
4. Pengujian sample beton harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh
pengawas lapangan.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Lantai kerja dan rabat beton tebal 10 cm menggunakan campuran mix design
dengan mutu beton K-100 atau f'c = 7,4 MPa, dengan diratakan dan dirapikan pada
bidang permukaanya.
- Bawah Footplat, tebal 5 cm.
- Bawah Sloof, tebal 5 cm.
- Rabat Beton untuk Lantai tebal 10 cm.
- Rabat Beton untuk Ramp tebal 10 cm.
b. Adukan/campuran yang dipakai untuk beton bertulang adalah mix design dengan
mutu K-255 atau f'c = 19,3 MPa, dengan pembesian sesuai dengan ketentuan
digunakan untuk pekerjaan
- Kolom Struktur uk. 20/20 cm dan 20/30 cm
- Kolom Praktis uk. 12/12 cm
- Balok Latiu uk. 12/12 cm
- Balok Struktur uk. 15/40 cm dan 20/35 cm
- Ringbalk uk. 12/25 cm
- Plat Lantai 2 tebal 10 cm dan 12 cm
- Plat Dak Tandon Air tebal 10 cm
- Plat Lantai Tangga tebal 12 cm
- Plat Meja Beton tebal 8 cm
c. Sebelum mengadakan pengecoran, semua cetakan dibersihkan dari kotoran.
d. Cetakan harus kuat sehingga bentuk dan kedudukannya selalu tetap pada waktu
dan setelah pengecoran dan mudah dibongkar.
e. Pembengkokan besi dilakukan dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan keretakan, cacat-cacat, patahan dan lain sebagainya.
f. Tidak diperkenankan membengkokkan besi tulangan ditempat begesting terpasang
kecuali dalam keadaan yang sangat memaksa dengan persetujuan pengawas
lapangan dan dihindari terhadap kerusakan begesting.
g. Diameter / ketepatan ukuran dan banyaknya tulangan harus sesuai dengan gambar.
h. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa, sehingga sebelum dan selama
pengecoran posisi tulangan tidak berubah kedudukannya dan tidak boleh
menempel pada cetakan.
i. Tulangan dicek kembali sebelum dilaksanakan pengecoran, diketahui oleh
pengawas lapangan.
j. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin yang type dan
kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
k. Komposisi bahan harus sesuai dengan mix design yang telah disetujui.
l. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam
mesin pengaduk dengan kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari
pembuat mesin tersebut.
m. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
n. Warna adukan seragam/rata dan adukan harus sudah dituang dalam cetakan
sebelum waktu 10 menit.
o. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara/metode yang sepraktis mungkin sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan
lain dari luar.
p. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan. Semua alat-alat pengangkut yang akan dipergunakan
sebelumnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran-kotoran.
q. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan
segregasi. Pengecoran dilakukan terus menerus (kontinue / tanpa berhenti).
r. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan
rnenyikat rnenggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar tampak, kemudian
disiram dengan bonding agent (perekat beton). Tempat dimana pengecoran akan
dihentikan harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
s. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pelaksanaan pengecoran
dilangsungkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan.
t. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat,
kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-1ain harus dihindarkan.
u. Bekisting balok dan plat lantai tidak boleh dibongkar sebelum beton berumur 28
hari kecuali ada perubahan khusus dan mendapat ijin dari pengawas lapangan dan
untuk bekisting kolom dapat dibongkar 3 hari setelah pengecoran dan mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan.
v. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan
kelembaban minimum 14 hari dengan cara :
- Pembasahan terus menerus dilakukan dengan cara merendam air.
- Pada permukaan beton kolom dipergunakan karung yang senantiasa basah.
- Cara-cara perbaikan lainnya harus senantiasa diketahui dan disetujui pengawas
lapangan.

PASAL 13
PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP BESI

1. Syarat-syarat bahan
- Penggunaan kombinasi baja siku disesuaikan dengan ketentuan
dalam gambar disain yang dibuat oleh perencanaan
- bebas dari cacat permukaan
- sifat fisik material dan kemudahannya untuk dilas tidak
mengurangi kekuatan dan kemampuan layan strukturnya;ditest sesuai ketentuan
yang berlaku.
- Tegangan leleh ( f y ) untuk perencanaan tidak boleh diambil lebih
dari 170 MPa sedangkan tegangan putusnya ( f u ) tidak boleh diambil lebih dari
300 MPa.
a. Konstruksi atap Gedung :
- Kolom, Balok Latiu, dan dan Pengaku kuda kuda IWF
200x100x5,5x8 mm
- Kolom dan Balok Latiu H Beam 100x100x6x8 mm
- Balok Latiu UNP 100x50x5 mm
- Pengaku kuda kuda besi pipa Ɵ 2”-2,9 mm
- Rip ( Plat buhul ), plat besi tebal 6 mm dan 10 mm
- Kuda kuda besi pipa Ɵ 3”-3,2 mm
- Kuda kuda L60x60x6 mm dan brasing L50x50x5 mm
- Gording CNP 150x150x20x2,3 mm
- Spanwartel 12 mm
b. Konstruksi atap rumah tempat sampah dan limbah B3
- Kuda kuda L50x50x5 mm dan brasing L40x40x4 mm
- Gording 2C 125x50x20x2,3 mm
- Gording C 125x50x20x2,3 mm
- Spanwartel 12 mm
2. Syarat-syarat pelaksanaan
- Sebelum Pekerjaan Konstruksi Atap dimulai, Penyedia Jasa harus sudah
menyerahkan Shop Drawing seluruh konstruksi atap minimal 1 ( satu ) minggu
sebelumnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan
- Sebelum Pekerjaan Konstruksi Atap dimulai, Penyedia Jasa harus memberi
jaminan kualitas Baja profil U 37 dengan melampirkan Mill Certificate Baja
dari Toko/Penyedia barang, dan Penyedia Jasa harus melakukan uji tarik
dan uji timbang di Laboratorium bahan dari institusi yang independen
17.1.1.1 Pemotongan
- Pemotongan dapat dilakukan dengan cara yang dipandang paling
sesuai seperti gergaji, menggunting, cropping, pemesinan, api las atau plasma,
yang dipandang paling sesuai.
- Pengguntingan bahan dengan ketebalan melebihi 16 mm tidak
boleh dilakukan bila material tersebut akan digalvanisasi dan akan menerima
gaya tarik atau momen lentur, kecuali bila material itu dihilangkan tegangan
sisanya sesudahnya.
- Setiap potongan baik yang dilas maupun tidak dilas harus memiliki
kekasaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti yang diberikan pada
Tabel 16.1
- Kekasaran permukaan yang tidak memenuhi syarat harus
diperbaiki dengan gurinda. Tanda-tanda bekas gerinda harus sejajar terhadap
arah potongan.
- Takik dan dekok yang berjarak lebih dari 20t (dengan t adalah
tebal elemen) dan tidak melebihi 1% dari luas permukaan total pada suatu
permukaan yang memenuhi syarat, dapat diterima apabila cacat-cacat yang
melebihi t/5 tapi yang tidak lebih dalam dari 2 mm dihilangkan dengan
menggunakan pemesinan atau gerinda. Cacat melebihi batas-batas di atas harus
diperbaiki dengan las sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Sudut-sudut yang membuka ke dalam harus dibentuk bebas dari
takik dengan radius minimum 10 mm

Tabel 16.1 Kekasaran permukaan potongan maksimum


Penggunaan Kekasaran Maksimum
(CLA) mikron meter
Penggunaan normal, yaitu dimana permukaan dan tepi tetap 25
seperti saat dipotong atau dengan sedikit penghalusan
Daerah pelelehan komponen struktur kategori 1, 2, atau 3 12

Catatan:
1. Nilai kekasaran dapat diperkirakan dengan membandingkan dengan
permukaan replika.
2. Teknik pemotongan dengan api dilakukan dengan mengacu pada standar
yang berlaku.
3. CLA: Centre Line Average Method.
17.1.1.2 Pengelasan
Pengelasan untuk semua jenis elemen, termasuk penghubung geser jenis paku,
pengelasan harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
a. Pemasangan kuda kuda
Angkur dipasang pada saat pengecoran ringbalk. Kuda kuda dinaikkan setelah
umur beton kolom dan ringbalk mencukupi untuk menerima beban kuda kuda.

BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 14
PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK

1. Produk
a. GE Block
b. GE-100 ( Premium Thin Bed Mortar )
c. GE-210 ( Plester & Pasangan Bata )
2. Syarat-syarat bahan
a. Tenaga kerja dan peralatan kerja
Untuk hasil yang baik ketika menggunakan Beton ringan disarankan menggunakan
tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dengan menerapkan tiap tahap
panduan pelaksanaan pekerjaan aplikasi Beton ringan serta didukung dengan
peralatan yang memadai dan sesuai.
b. Jenis dan mutu bahan
Untuk memenuhi kebutuhan proyek konstruksi, Beton ringan selalu memilih bahan
baku yang terbaik, dengan pengendalian kualitas yang ketat dan teruji di lembaga
independen. Dengan sistem total quality assurance (TQA) yang diterapkan,
kami berusaha melayani pelanggan kami, kontraktor, dan developer untuk
senantiasa mendapatkan produk yang berkualitas dan konsisten.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
Untuk menghindari adanya kesalahan ketika aplikasi produk Beton Ringan dan
hasil tidak sesuai, maka ikuti petunjuk yang telah diberikan pada setiap variasi
produk Beton Ringan. Petunjuk tersebut meliputi alat kerja yang sesuai,
persiapan yang diperlukan, dan pelaksanaan/ aplikasi produk. Detail pertunjuk
tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada masing-masing varian produk Beton
Ringan berikut ini :

a. Pasang bata ringan dengan mengecek kerataan pada tiap sisi yang telah
dipasang menggunakan waterpass ataupun tarikan benang.
b. Rekatkan bata ringan dengan perekat GE-100 menggunakan alat bantu
trowel/roskam yang disesuaikan dengan ketebalannya dan pastikan seluruh
permukaannya tertutup adukan
c. Rekatkan bata ringan menggunakan palu karet dengan menjaga ketebalan
sekitar 3 mm
d. Bersihkan kelebihan pasangan bata ringan agar bisa dipergunakan untuk
menambal bata ringan yang gompal
e. Pasang angkur dengan diameter minimal 8 mm pada setiap pasangan dengan
disusun e block jika berhimpit dengan kolom struktur.

PASAL 15
PEKERJAAN PLESTERAN, ACIAN DAN SPONENGAN

1. Syarat-syarat bahan
a. Semen portland
Semen yang digunakan untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan yang
sama digunakan untuk pembuatan beton.
b. Pasir pasang
1. Berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari batu-batuan.
2. Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran
kotoran dengan kadar lumpur maksimum 5%.
3. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir pasang.
4. Pasir untuk pasangan dari Klaten ex Pandansimping/Kaliworo yang memenuhi
ketentuan sebagaimana tersebut diatas.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Plesteran untuk dinding menggunakan campuran 1 pc : 8 ps.
b. Sedang untuk ruang yang basah / lembab seperti KM/WC, trasram,
pekerjaan beton yang nampak, sponengan digunakan campuran 1 Pc : 3 Psr
c. Begitu selesai memasang bata, siar-siar harus dikeruk sedalam  1 cm
dengan tujuan supaya plesteran dapat lebih kokoh menempel pada pasangan.
d. Semua pasangan yang akan dimulai diplester harus disiram air sampai basah
dan bersih dari kotoran – kotoran.
e. Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm dan tidak lebih 2 cm (rata-rata
1,5 cm).
f. Pekerjaan plesteran akhir harus betul - betul lurus, rata, dan tegak lurus pada
bagian sudut.
g. Untuk plesteran acian baru boleh dilaksanakan setelah plesteran benar-benar
kering,
sehingga retak-retak yang ada,dengan diplester maka dapat tertutup dengan acian.
h. Acian menggunakan bahan semen
i. Sponengan tidak boleh bersudut, baik luar maupun dalam dibuat
melengkung atau seperempat lingkaran dengan jari-jari 3 cm

PASAL 16
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Syarat-syarat bahan
- Kondisi baru dan tidak cacat.
- Harus mempunyai permukaan yang rata dan warna sama untuk
seluruh genteng.
- Kerapatan pemasangan sempurna.
- Tahan terhadap perembesan air diketahui dengan uji rembesan, air
tidak boleh menetes dari bagian bawah genteng dalam waktu kurang dari 2 jam.
a. Atap genteng menggunakan Atap Gelombang Berongga bahan UPVC Tipe Blue
ID 870 gelombang (warna biru tua) merk Rootuff atau setara, tebal 10 mm
b. Atap UPVC type white semi translucent merk Rooftuff atau setara, tebal 10 mm
sebagai kombinasi atap hanggar utama pasar.
c. Bubungan Atap (Nok V) UPVC Blue ID 870 gelombang (warna biru tua) merk
Rootuff atau setara.
d. Sekrup Ulir dilengkapi dengan penutup yang sangat pas dengan lekukan atap dan
karet untuk mencegah air masuk ke bawah atap.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus menyerahkan surat dukungan dari produsen, surat
penunjukan aplikator dari produsen, hasil uji kualitas bahan dan brosur
dengan stempel basah dari produsen yang dilampirkan pada Dokumen
Tender
b. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan, dan produk yang dipaparkan harus sesuai dengan surat
dukungan dari produsen yang dilampirkan pada dokumen tender
c. Pemasangan penutup atap baru dapat dimulai setelah rangka atap dipasang
dengan jarak sesuai dengan luas penutup atap yang akan dipasang dan telah
disetujui Konsultan Pengawas
d. Cara penumpukan dan pemasangan penutup atap harus tidak ada pembebanan
eksentris kecuali pada bentuk atap emperan, pemasangan harus dimulai dari
bawah (sesuai petunjuk/ketentuan dari produk atap yang dipilih). Pemasangan
penutup atap dari satu arah, pertemuan pemasangan terletak ditengah bidang atas
pada pertemuan nok atas. Pemotongan penutup atap untuk pertemuan sudut harus
dilakukan hati-hati agar tidak mengakibatkan kerusakan pada bagian lain dari
bangunan.
e. Pemasangan penutup atap harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kerapian.
Tepi-tepi penutup atap dan alur-alurnya garis-garis lurus baik dari atas kebawah
maupun dari sisi yang lainnya. Hal ini bisa tercapai bila dalam pemasangan
penutup atap juga ditimbang dengan terikan benang.
f. Untuk memulai pemasangan penutup atap harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas.
g. Pemasangan genteng harus benar - benar lurus dan rapi, tidak bergelombang.
h. Setelah pekerjaan rangka atap selesai dikerjakan, penyedia jasa harus
menyerahkan surat garansi 15 tahun dari produsen berikut aplikatornya.
PROFIL ATAP UPVC ID 870

PROFIL WUWUNGAN UPVC ID 870


PASAL 18
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

1. Syarat-syarat bahan
a. Kusen pintu jendela dan bouvenlight
- Beban angin yaitu 120 kg/m2
- Ketahanan kebocoran terhadap air, mampu menahan kebocoran
pada tekanan 15 kg/m2.
- Ketebalan warna 18 micron
- Kusen pintu menggunakan Almunium 3” profil U, M sesuai
dengan kebutuhan pemakaian, tebal 1,0 mm buatan Alkasa, Super Ex atau
Alexindo
- Warna menggunakan tipe Brown.
- Kualitas baik dan tidak cacat.
b. Daun Pintu menggunakan bahan almunium
- Beban angin yaitu 120 kg/m2
- Ketahanan kebocoran terhadap air, mampu menahan kebocoran pada
tekanan 15 kg/m2.
- Ketebalan warna 18 micron
- Rangka pintu menggunakan almunium profil pintu tebal 1,0 mm buatan
Alkasa, Super Ex atau Alexindo
- Untuk Pintu kamar mandi menggunakan lambisering dengan desain sesuai
dalam gambar perencanaan
- Warna menggunakan tipe Brown
- Kualitas baik dan tidak cacat.
c. Jendela menggunakan bahan almunium
- Beban angin yaitu 120 kg/m2
- Ketahanan kebocoran terhadap air, mampu menahan kebocoran pada
tekanan 15 kg/m2.
- Ketebalan warna 18 micron
- Rangka jendela menggunakan profil jendela jungkit sistem 3 tingkat tebal
1,0 mm buatan Alkasa, Super Ex atau Alexindo
- Warna menggunakan tipe Brown
- Kualitas baik dan tidak cacat.
d. Rolling door menggunakan sistem manual dengan bahan almunium
- Terdiri dari bagian-bagian :
- Spring/Per Besi Baja Prime untuk mengangkat Beban Rolling Door.
- Pulley alma, Roda penggerak Rolling door.
- Slate stoper alma penyambung slate berbahan plate tebal, agar setiap slate
saling menyatu.
- Karet samping ( pengikat antar Slat daun 6cm)
- Klotok (Lubang untuk cantelan Gembok)
- Handel pintu Aluminium
- Tension & Holder center post  Alma
- Center Post/ Tiang tengah, Tiang samping, Bottom Rail 
- Daun rolling door menggunakan profil ukuran 6 cm tebal 0,8 mm buatan
Alkasa, Super Ex atau Alexindo
- Warna menggunakan tipe Silver
- Kualitas baik dan tidak cacat.
e. Pintu harmonika sistem manual tanpa plat (daun) dengan ketentuan :
- Tiang atas dan samping UNP 2 tebal 3 mm,
- Strip dan silang stril 5,8 x 2,5 mm,
- Rel L40x40x3 mm, behel 19 mm, tiang besi CNP 7,5
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pemasangan kusen almunium dengan dinding harus tepat pada as dinding dengan
menggunakan skrup fiser dengan jarak tidak lebih dari 50 cm dan harus tertutup
atau tidak terlihat, untuk sambungan kusen dan dinding dengan sealant 40x40 mm.
b. Permukaan pintu harus benar-benar rata dan tidak bergelombang.
c. Semua daun pintu menggunakan tipe swing dengan 3 (tiga) buah engsel 4” dari
stainles steel tebal 2 mm.
d. Semua daun pintu almunium dan double multipleks harus memiliki ketebalan
minimal 4 cm.
e. Semua daun jendela menggunakan tipe jungkit dengan 2 buah engsel casement, 8
“ untuk bouven dan 16” untuk jendela, dari galvanis steel.
f. Pemasangan dari Kusen Almunium, Daun Pintu dan Jendela hanya boleh
dilaksanakan, setelah pekerjaan lantai dan langit-langit selesai dikerjakan.
g. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan Kusen Almunium, Daun Pintu dan Jendela, sesuai dengan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat) seperti pada pasal diatas.
h. Sebelum Pekerjaan Pintu Jendela dimulai, Penyedia Jasa harus menyerahkan
terlebih dahulu Shop Drawing dan membuat Mock-Up pintu dan jendela sebagai
dasar pembuatan lubang pintu dan jendela pada dinding bata minimal 1 (satu)
minggu sebelumnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

PASAL 18
PEKERJAAN KACA

1. Syarat-syarat bahan
a. Kaca yang dikirim dan dipasang pada Pintu Kamar Mandi oleh Penyedia
Jasa harus merupakan Kaca Es tebal 5 mm dari jenis “sheet glass” yang memenuhi
syarat dalam SII.0189-73, yang mempunyai permukaan rata dan tidak
bergelombang, seperti yang diproduksi oleh “ASAHIMAS”.
b. Semua kaca harus disimpan di tempat yang bersih dan tidak lembab,
dengan temperatur di atas titik embun.
c. Bilamana kaca tidak mungkin disimpan di dalam ruangan, maka ia harus
dilindungi dengan terpal atau penutup plastik dan harus diperiksa secara berkala
untuk menghindarkannya dari akumulasi uap air yang dapat merusak kaca.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Contoh kaca yang akan dipakai harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui, dan harus dilengkapi dengan semua keterangan yang perlu, untuk
meyakinkan bahwa bahan yang diajukannya memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam RKS ini.
b. Sebelum memulai pekerjaan memasang kaca, Penyedia Jasa harus memeriksa
semua sponingan dimana kaca akan dipasang, untuk meyakinkan kelurusannya,
kesikuannya dan kerataannya.
c. Semua ukuran kaca harus diambil dari ukuran yang terdapat dilapangan, dimana
kaca akan dipasang. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas ketepatan waktu yang
dipasang.
d. Ukuran kaca harus sedemikian rupa sehingga terdapat celah yang cukup untuk
memungkinkan kaca bergerak tanpa restriksi dari sponingan yang ada.
e. Kaca mati yang dipasang langsung pada dinding harus menggunakan chanel U
sebagai pelindung dan disealant baik di luar maupun di dalam.
f. Semua kaca yang pecah yang diakibatkan oleh pemasangan atau pekerjaan, harus
diganti oleh Penyedia Jasa tanpa ada biaya tambahan dari Pemberi tugas.
g. Kaca yang dipasang tidak benar atau kaca yang tidak memenuhi persyaratan ini
tidak akan diterima. Kaca tersebut harus diganti sampai diterima oleh Konsultan
Pengawas, tanpa ada biaya tambahan dari Pemberi Tugas.

PASAL 19
PEKERJAAN AKSES0RIS PINTU JENDELA

1. Syarat-syarat bahan
Untuk pekerjaan penggantung / pengunci meliputi pemasangan handle pintu swing,
engsel pintu swing, casement jendela jungkit, rambuncis, espanyolet, dan grendel.
a. Handle Pintu
- Semua handle pintu swing 1 (satu) daun menggunakan tipe lever handle
stainless steel produksi dari Dekkson, SES, KEND selain sesuai dengan daun
pintu kayu juga harus sesuai dengan pintu almunium
- Handle pintu swing 2 (dua) daun menggunakan tipe pull handle 30 cm stainless
steel Dekkson, SES, KEND
b. Pengunci ( Lockage )
- Pengunci (lockage) pada daun pintu almunium menggunakan tipe mortise lock 1
(satu) slag stainless steel SUS 304 produksi dari Dekson, SES, KEND
- Pengunci (lockage) pada 2 daun pintu almunium menggunakan tipe mortise lock
roller stainless steel SUS 304 produksi dari Dekson, SES, KEND
c. Engsel
Engsel pintu kayu maupun almunium harus dari type “Full Mortise Butt Hinge”
stainless steel SUS 304 yang dilengkapi dengan ring plastik produksi dari Dekson,
SES, KEND. Panjang engsel harus 4” x 3” x 2 mm, untuk tiap daun pintu harus
dipasang 3 (tiga) buah engsel, kecuali untuk pintu yang lebarnya lebih besar dari 1
meter, harus dipasang 4 (empat) buah engsel tiap daun pintunya.
d. Grendel
Grendel stainless steel dipasang pada pintu kamar mandi produksi dari Dekson,
SES, KEND.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pemasangan penggantung/pengunci dengan menggunakan paku sekrup, harus
dikuatkan dengan alat pemutar (obeng) dan tidak diperkenankan menggunakan alat
pemukul/palu untuk memasukkan paku sekrup seluruhnya.
b. Pemasangan penggantung/pengunci sedemikian sehingga tidak menimbulkan
kerusakan lain pada permukaan kayu maupun almunium.
c. Untuk pemasangan engsel pintu maupun casement jendela pada kusen
almunium harus diperkuat dengan kayu klose ukuran 5/7 cm panjang 30 cm
dibalik kusen almunium.
d. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan contoh lebih dahulu kepada Direksi
minimal 1 (satu) minggu sebelum pemasangan, dan baru dipasang setelah
mendapatkan ijin dari Direksi.

PASAL 20
PEKERJAAN KERAMIK DAN PELAPIS

Pasal ini menguraikan pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua keramik
lantai dan dinding ruangan, koridor, kamar mandi dan ruangan yang lain.
1. Persyaratan Bahan
a. Ubin keramik lantai yang dipakai harus merupakan ubin keramik yang terbaik
seperti yang diproduksi oleh ex. Platinum dengan ukuran :
- uk. 60 x 60 cm.
- uk. 40 x 40 cm anti slip untuk tangga
- uk. 20 x 20 cm anti slip untuk lantai kamar mandi
b. Keramik dinding yang dipakai harus merupakan ubin keramik lokal kelas 1 yang
terbaik seperti yang diproduksi oleh ex. Asiatile dengan ukuran :
- Ruang kamar mandi dan wudhu : uk. 20 x 25 cm
c. Keramik plint lantai yang dipakai harus merupakan ubin keramik lokal kelas 1 yang
terbaik seperti yang diproduksi oleh ex. Asiatile sama dengan keramik lantai dengan
ukuran :
- uk. 10 x 40 cm
- uk. 80 x 60 cm anti slip
d. Sebelum material keramik dan batu alam dapat dikirim ke tempat pekerjaan,
Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan mengajukan contoh material yang akan
dipakai, secara tertulis kepada Pengawas untuk disetujui, yang harus dilengkapi
dengan keterangan tentang nama pabrik asalnya, serta keterangan lainnya yang
mungkin dibutuhkan oleh Pengawas.
e. Semua keramik harus didatangkan ke tempat pekerjaan dikemas dalam dos aslinya,
yang masih dilengkapi dengan keterangan tentang nama pabriknya, type/nomor
produksi, dan keterangan lainnya. Ubin yang dipakai harus bebas dari cacat dan
harus merupakan ubin keramik kwalitas I.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pasangan ubin keramik harus dilaksanakan oleh tukang keramik yang
berpengalaman. Sebelum ubin keramik dapat dipasang, Kontraktor harus
memeriksa kerataan dari beton tumbuk yang diatasnya akan dipasang ubin keramik.
b. Pemasangan ubin keramik untuk lantai harus dilaksanakan dengan menggunakan
adukan 1 pc : 8 ps. Selama pemasangan, daerah yang sedang dipasang harus
dibebaskan dari lalu-lintas. Ubin harus dipasang sedemikian rupa sehingga
diperoleh nat yang seragam dan lurus, dengan besar nat tidak lebih dari 3 mm. Nat
harus diisi dengan menggunakan campuran semen putih dan zat warna dengan
perbandingan 1 : 1.
c. Keramik dinding harus dipasang dengan menggunakan adukan 1 pc : 4 ps pasang,
nat antar keramik harus disesuaikan dengan ayat diatas.
d. Keramik dinding dapat dipasang setelah dinding diplester rate lebih dahulu
menggunakan adukan 1 pc : 3 ps.
e. Pemotongan keramik harus dilaksanakan denan menggunakan mesin potong
keramik yang disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Ubin yang cacat
tidak boleh dipasang dan akan ditolak oleh Konsultan Pengawas.
f. Semua ubin yang tidak memenuhi persyaratan yang tercantum dalam RKS ini, baik
kualitas bahannya maupun cara pelaksanaan-nya harus dibongkar dan diganti tanpa
tambahan biaya dari Pemberi tugas.
g. Beberapa jenis pelapis dinding dan lantai, seperti yang tertuang dalam daftar
pekerjaan/ BQ, kontraktor diwajibkan untuk mencermati masing-masing bahan
yang digunakan dan lokasi penggunaannya

PASAL 22
PEKERJAAN PLAFON

1. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang dipakai adalah papan gybsum tebal 9mm yang bebas dari retak, pecah
atau cacat-cacat lainnya yang dapat merusak penampilannya.
b. Plafon indoor pada kantor pengelola, mushola dan kios menggunakan papan
gybsum standart flat 9 mm.
c. Plafon outdoor pada tritisan dan KM/WC menggunakan gybsum WET AREA
flat 9 mm
d. Gypsum dengan gypsum board yang dipakai adalah ukuran 1200 x 2400 mm merk
ex. Jayaboard, Elepant atau Knauf. Finishing panil dicat sesuai dengan Bab
PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran
minimal 60 menit
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang yang berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
b. Gypsum datar boleh dipasang setelah seluruh rangka untuk langit-langit tersebut
sudah terpasang sesuai yang tertera dalam gambar dan diterima oleh Konsultan
Pengawas.
c. Rangka langit-langit plafon gypsum dibuat dari rangka hollow galvallum dengan
bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar. Rangka langit-langit
gypsum dibuat dari rangka galvallum 20 x 40 mm dan holo 40 x 40 mm sebagai
penggantung
d. Batang-batang profil menggunakan asesoris lengkap sehingga ada keterjaminan
kekuatan, pemasangan dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh Tim Pengawas.
e. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada rangka atap atau plat beton, diatur
ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat
dengan baik dan kuat tidak dapat berubah-ubah bentuk lagi.
f. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.

PASAL 23
PEKERJAAN CAT

1. Syarat-syarat bahan
a. Cat Emultion
 Plamur Tembok
Plamur tembok harus merupakan plamur acrylis emulsion yan berkualitas baik.
 Cat Tembok
Cat tembok yang dipakai untuk pengecatan tembok harus merupakan cat
emulsi yang baik, kelas I seperti merk Dulux ICI, Mowilex, Jotun Jotashield.
Untuk cat exterior harus menggunakan cat kelas I Weather Shield / Weather
Coad dari merk Dulux ICI, Jotun, Mowilex .
 Cat Plafon
Cat tembok yang dipakai untuk pengecatan langit-langit harus merupakan cat
emulsi yang baik, kelas II seperti merk Catylac, Vinilex, Propan.
 Cat yang akan digunakan harus masih dalam kaleng yang tersegel, tidak
cacat dan tidak bocor, serta telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-
bidang tersebut harus dicamtupengawasan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis (dari dasar s/d lapisan akhir).
Standart Pengerjaan (Mock Up) :
a. Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Kontraktor
harus melakukan pengecatan pada suatu bidang untuk tiap warna dan jenis
cat yang diperlukan.
b. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas.
c. Jika masing-masing bidang
tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai satndart minimal bagi keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis Konsultan
Manajemen Konstruksi, Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock up
seperti tercantum diatas.
 Untuk lapisan plamur dipakai sesuai produk pabrik yang ditentukan, pada
bagian-bagian dimana banyak reaksi alkali dan rembesan air harus diberi
lapisan wall sealer.

 Daya tutup minimum : 4 m2/kg (warna muda)


: 6 m2/kg (warna tua)
 Waktu pengeringan max : 6 Jam, Kering muka
 Padatan tital : 40 % X berat
 Ketahanan cuaca minimal : 4 Bulan

2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Semua dinding dan plafond yang akan dicat dengan cat emulsi harus dibersihkan
terlebih dahulu, dan sebelum dicat permukaan dinding dan plafond harus diplamur
dengan plamur yang telah disebutkan diatas sampai permukaannya menjadi rata,
kemudian diamplas.
b. Cat enamel harus dilaksanakan dengan cara penyemprotan atau pelaburan. Sebelum
pengecatan dilaksanakan, seluruh permukaan besi atau kayu harus dimeni terlebih
dahulu dengan meni besi (untuk bahan besi) atau meni kayu (untuk bahan kayu).
c. Selama pengecatan semua bagian-bagian bangunan yang tidak dicat, seperti lantai,
list, allumunium, plafond, fan coil, kosen dan lain sebagainya, harus dilindungi dari
kemungkinan kena cat.
d. Bilamana dalam pengecatan, bagian-bagian tersebut terlebur atau tertetesi cairan
cat, maka ia harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain lain yang bersih.
Pekerjaan cat ini harus dilaksanakan sampai diterima oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
e. Meskipun demikian, bilamana selama pekerjaan atau masa pemeliharaan bidang-
bidang yang sudah dicat dan diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi,
ternyata terkotori atau cacat akibat pekerjaan atau orang-orang yang berada
dibawah tanggung jawab Kontraktor, maka bidang tersebut harus dicat kembali
sampai diterima oleh Konsultan Pengawas.
 Cat Epoxy
- Epoxy coating lantai dengan ketebalan 500 micron
- Epoxy coating dinding dengan ketebalan 200 Micron
- Curving dinding dengan Epoxy R – 5
- Cat epoxy yang dipakai untuk pengecatan lantai dan langit-langit
harus merupakan cat yang baik, merk Propan, Dulux, atau Jotun.
- Komposisi campuran yang disyaratkan adalah:
- Epoxy resin 55%
- Modified polyamide resin 14%
- Modified polyamide 17%
- Reaction accelator 1%
- Diluent 2%
- Reactive Diluent 11%
f. Ketentuan pelaksanaan dalam pengecatan Epoxy lantai :
- Lantai beton minimal K250, kering minimal 28 hari atau kelembaban max 5%
diukur dengan menggunakan elcometer.
- Lantai beton tanpa acian semen, trowel finish, dan permukaan rata / tidak
bergelombang.
- Tingkat keasaman lantai dan dinding pada skala 7-9 diukur dengan
menggunakan pH universal Scale.
- Tahapan dalam pengaplikasian epoxy lantai 500 micron :
- Pretreatment : Abrasive Cleaning / Grinding
- Primer Coat : Polyfloor Primer PFP – 241 2K SB
- Seal Coat : Polyfloor PFT – 253 2K SB Warna Standart
- Finish Coat : Polyfloor PFT – 253 2K SB Warna Standart
- Tahapan dalam pengaplikasian epoxy dinding 200 micron :
- Pretreatment : Abrasive Cleaning / Grinding
- Primer Coat : Polyfloor PFP – 261
- Finish Coat : Multipox MX 98/99 Warna Standart
- Tahapan dalam pengaplikasian Curving epoxy R – 5 :
- Pretreatment : Polyfloor epoxy mortar PFM 222-3K SB
- Primer Coat : Polyfloor Primer PFP – 241 2K SB
- Seal Coat : Polyfloor PFT – 253 2K SB Warna Standart
- Finish Coat : Polyfloor PFT – 253 2K SB Warna Standart
g. Selama pengecatan semua bagian-bagian bangunan yang tidak dicat, seperti lantai,
list, allumunium, plafond, fan coil, kosen dan lain sebagainya, harus dilindungi
dari kemungkinan kena cat.
h. Bilamana dalam pengecatan, bagian-bagian tersebut terlebur atau tertetesi cairan
cat, maka ia harus segera dibersihkan dengan menggunakan kain lain yang bersih.
Pekerjaan cat ini harus dilaksanakan sampai diterima oleh Konsultan Pengawas.
i. Meskipun demikian, bilamana selama pekerjaan atau masa pemeliharaan bidang-
bidang yang sudah dicat dan diterima oleh Konsultan Pengawas, ternyata terkotori
atau cacat akibat pekerjaan atau orang-orang yang berada dibawah tanggung
jawab Penyedia Jasa, maka bidang tersebut harus dicat kembali sampai diterima
oleh Konsultan Pengawas.
BAB IV
PEKERJAAN MEKANIKAL

PASAL 24
PEKERJAAN PEMIPAAN

1. Syarat-syarat bahan
a. Pipa
 Pipa Air Bersih
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi pipa air bersih adalah Pipa PVC Class
AW dengan kadar racun rendah
 Pipa Air Kotor
Jenis pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor ini adalah pipa PVC kelas D,
dengan kemampuan tekanan kerja sebesar 8 kg/cm2.
b. Tee, Knee, Reducer, Elbow, Plug dan Socket
Semua sambungan-sambungan pipa seperti tee, knee, reducer, union, elbow, plug,
socket terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipanya.
c. Standar Kualitas
Pipa-pipa, dan sambungan-sambungan untuk air bersih dan air kotor menggunakan
produk terbaik dari Wavin, Rucika, Maspion
2. Syarat-syarat pelaksanaan
- Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor terlebih dahulu mengajukan
contoh-contoh bahan yang akan digunakan kepada Direksi / Konsultan Pengawas,
untuk disetujui oleh Perencana dan Direksi/ Konsultan Pengawas.
- Tempat dimana akan dipasang alat-alat sanitair tersebut harus disiapkan
terlebih dahulu dengan teliti. Ukuran-ukuran harus diperiksa kembali, apakah masih
sesuai dengan gambar perencanaan, apabila alat-alat tersebut sudah terpasang.
Khusus untuk type kloset lubang yang tersedia harus diukur kembali posisinya
terhadap ruang toilet apakah sudah tepat seperti yang tertera dalam gambar.
- Pemasangan alat-alat sanitair tersebut diatas dilakukan dengan
memperhatikan pedoman-pedoman yang diajurkan dari pabriknya.

a. Pipa di Atas Tanah


- Pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, atau balok, tanpa
mendapatkan ijin dari Direksi/Konsultan Pengawas.
- Semua pipa harus diikat dengan kuat, dengan penggantung atau angker, untuk
menjaga agar tidak berubah tempat, agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan
berekspansi oleh perubahan temperatur.
- Pipa horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat diatur dengan
jarak antara penggantung maximal 3 (tiga) meter. Untuk pipa air kotor
kemiringan pipa minimum 1%.
- Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari sistem penggantungan untuk
disetujui Direksi/Pegawas. Penggantung dari kawat atau rantai tidak boleh
digunakan.
- Penggantung atau penumpu pipa harus diikat pada konstruksi bangunan dengan
“Angker” yang dipasang pada waktu pengecoran beton, atau dengan cara
penembakan dengan baut tembok (ramset).
- Type vertikal harus ditumpu dengan klem, jarak maksimum antara 2 meter.
b. Pipa di Dalam Tanah
- Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang
tepat. Kemiringan pipa minimum adalah 2%.
- Dalam lubang galian harus cukup stabil dan rata, sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
- Pipa air bersih dan pipa pembuangan air kotor, tidak boleh diletakkan pada
lubang yang sama.
- Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran dibuang dari lubang
galian dan setelah diperiksa oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka lubang-
lubang galian tersebut dapat ditutup dengan tanah bekas galian tersebut, atau
dengan bahan lain yang disetujui.
- Pipa air bersih sebelum diletakkan di dalam tanah harus dicat dengan cat anti
karat atau flinkote.
- Penimbunan lubang galian harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu /mengubah letak pipa.

c. Sparing Untuk Pipa-pipa


- Sparing untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
- Sparing harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran
kira-kira 5 mm diluar pipa.
- Sparing untuk dinding dibuat dari pipa baja yang dilas ke beberapa anker.
- Rongga antara pipa dan sparing harus di-seal.
d. Sambungan-sambungan Pipa
- Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampang
yang berbeda harus menggunakan “Reducer” buatan pabrik.
- Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan (elbow) dengan “Long
Radius” belokan-belokan dengan jenis “SHORT RADIUS” hanya di belokan
untuk penggunakan yang tak mungkin dipasang dengan long radius, dan
Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.
- Sambungan-sambungan atau alat-alat yang akan menimbulkan tahan aliran yang
tidak wajar tidak boleh digunakan.
- Untuk semua jenis sambungan yang menggunakan flens, harus dari jenis yang
berpermukaan timbul (Raised Face Flange). Sebelum diadakan pengikatan
dengan baut, antara kedua flens harus disisipkan packing dari jenis yang sesuai
dengan untuk pemakaian air bersih. Untuk memudahkan pembukaan kembali
pada waktu pemeliharaan, maka setiap baut yang akan dipasang harus dilumasi
dengan suatu kompound anti karat. Jenis kompound harus mendapat persetujuan
dari Direksi Konsultan Pengawas.

PASAL 25
PEKERJAAN SANITAIR

1. Syarat-syarat bahan
- Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/operasinya.
- Kondisi masih baru dan belum dibuka dari kardus pembungkus.
- Telah diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat.
- Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
- Bahan yang tidak disetujui harus  diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu dalam penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Perencana/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.
- Pekerjaan meliputi pasang wastafel, urinal, klosed, keran, perlengkapan kloset,
floor drain, roofdrain, clean out dan metal sink.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
- Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
- Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi.
- Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
- Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
a. Pekerjaan Wastafel Urinal Dan Kloset
- Material yang digunakan adalah merk TOTO, American Standard atau Kohler
lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-
type yang dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair terlampir.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan Wastafel dan Urinal harus disesuaikan
gambar untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari produksennya dalama brosur.
- Pemasangan pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless steel dengan
ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap baut.
- Pemasangan harus kokoh, baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua
kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
- Untuk dudukan dasar kloset pada lantai harus menggunakan dynabolt dari
kuningan seperti dalam gambar instruksi pemasangan kemudian dipasang
sealant glass pada body yang berhubungan dengan lantai
b. Pekerjaan Kran air
- Semua kran yang dipakai adalah merk San Ei, Wasser, TOTO dari bahan
kuningan dengan chromed finish.
- Ukuran dan ketinggian kran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai
gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
- Semua kran yang dipakai menggunakan drat 1/2” yang disambungkan pada
knee reduser 3/4“-1/2” drat kuningan.
- Kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang
harus dipasang menempel pada dinding.
- Kran tembok pada meja dapur dipakai yang berleher panjang atau type leher
angsa dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada
dinding.
- Stop kran yang dapat digunakan  merk Onda, Kitazawa (Kitz) atau San Ei bahan
kuningan dengan putaran berwarna orange, diameter dan penempatan sesuai
gambar untuk itu.
- Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
c. Pekerjaan Floor drain, Roof drain dan Clean Out
- Floor drain, Roof drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom,
lobang dia. 3” dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor
drain dan verchroom dengan drat untuk clean out merk Wasser, San Ei atau
TOTO.
- Floor drain, Roof drain dan Clean out dipasang ditempat-tempat sesuai gambar
perencanaan
- Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilobangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.
- Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton kedap air
Embeco ex. MTC dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi dengan lem Araldit
ex. Ciba.
PASAL 26
PEKERJAAN DRAINASE ( PIPA BETON PRECAST)

1. Syarat-syarat bahan
- Kondisi baru dan tidak cacat.
- Menggunakan Production Method dengan Wet Cast with High Frequency
Vibration
- Kualitas Beton Pracetak saluran U-ditch dan Box Culverd min. K-350
- Kualitas Pembesian menggunakan wiremes U50. Dengan Yeild Strength minimal
4500 kg/cm dan Tensil Strength minilal 5000 kg/cm
- Panjang effective :
- U-ditch uk. 300x400 mm = 1200 mm
- Tutup U-ditch 300x400 mm = 600 mm
- Tahan terhadap perembesan air diketahui dengan uji rembesan.
- Pipa-pipa, dan sambungan-sambungan untuk air bersih dan air kotor menggunakan
produk terbaik dari Kaha beton
2. Syarat-syarat pelaksanaan
- Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor terlebih dahulu melakukan
pekerjaan persiapan yang terdiri dari :
1. Pengukuran awal
2. Pengaturan access keluar masuk truk pengiriman material ke lokasi pekerjaan
3. Pengaturan tata letak material dan peralatan
4. Mobilisasi peralatan
- Beton Pracetak U-ditch dan Box culvert baru boleh dimobilisasi ke
lokasi pekerjaan dengan umur minimal 7 hari sejak dari proses fabrikasi, sihingga
dapat menghindari
keretakan dilapangan.
- Kontraktor terlebih dahulu mengajukan brosur bahan yang akan
digunakan kepada Direksi / Konsultan Pengawas, untuk disetujui oleh Perencana
dan Direksi/ Konsultan Pengawas.
- Pemasangan beton pracetak dilakukan dengan memperhatikan pedoman-
pedoman yang diajurkan dari pabriknya.
- Spasi antar beton pracetak ditutup dengan campuran Semen
- Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan material beton pracetak. Produk yang dipaparkan sesuai dengan
surat dukungan, garansi kualitas produk berupa Sertifikat hasil uji kuat tekan
material Uditch dan Sertifikat SNI 6880:2016 serta brosur dengan stempel
basah dari produsen yang dilampirkan pada dokumen tender
PASAL 27
PEKERJAAN PENGUJIAN

1. Pengujian Sistem Pembuangan Air Kotor


- Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-lubang yang dapat
ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang
vent tertinggi untuk tiap lantai.
- Sistem tersebut harus bisa menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas minimal
selama 24 jam dan tanpa ada penurunan air.
- Bila Direksi/Konsultan Pengawas menginginkan pengujian dengan cara lain
disamping pengujian diatas, Kontraktor harus melaksanakan tanpa ada tambahan
biaya.
2. Pengujian Sistem Pemipaan Air Bersih
- Seluruh sistem distribusi air bersih diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar 1 s/d 1,5
kali tekanan kerjanya.
- Apabila sesuatu bagian instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau konstruksi
bangunan lainnya maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang
sama seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan lainnya.
- Setiap pompa air bersih, sebelum dinyatakan siap untuk operasi, harus diuji apakah
pompa memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh Pabrik pembuat pompa.
Pengujian ini dilakukan bersama-sama dengan Direksi Konsultan Pengawas.
3. Kegagalan Uji
- Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari suatu bagian dari instalasi, maka Kontraktor harus mengganti bagian
atau bahan yang rusak/gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi
sampai cukup memuaskan.
- Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang rusak/gagal tersebut harus dengan
pipa atau bahan yang baru. Penambahan (caulking) dengan bahan apapun tidak
diperkenankan.

PASAL 28
MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN
1. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi Plumbing yang di-supply dan dipasang
adalah selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang
pertama kalinya. Dalam masa pemeliharaan ini, segala kerusakan peralatan yang
mungkin timbul menjadi tanggung jawab dari Kontraktor yang bersangkutan.
2. Jaminan (garansi) untuk seluruh Instalasi Plumbing yang dipasang adalah selama 12
(dua belas) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang kedua kalinya.
Segala kerusakan yang timbul Kontraktor wajib memperbaiki, dimana biaya tenaga
kerja dan transport menjadi tanggung jawab Kontraktor dan Spare Parts yang
diperlukan akan dibayar oleh Pemberi Tugas.

BAB V
PEKERJAAN ELECTRICAL

PASAL 29
PERSYARATAN UMUM
1. Selama pekerjaan listrik harus dilaksanakan/dikerjakan oleh
pekerja – pekerja Penyedia Jasa / Sub Penyedia Jasa yang ahli dalam bidangnya, serta
terdaftar sebagai instalatur, (BTL) dan PLN setempat atau yang mendapat ijin dari
PLN.
2. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan sesuai
dengan edisi yang paling akhir dari “Peraturan Umum Instalasi–Instalasi Listrik
Indonesia Tahun 2011” ataupun Peraturan–paraturan yang dikeluarkan oleh PLN atau
Pemerintah Daerah Setempat.
3. Sistim distribusi daya terdiri dari :
- Panel panel tegangan rendah
- Instalasi tegangan rendah
- Sistem pentanahan (Grounding)
- Semua material Bantu yang diperlukan supaya peralatan di atas terpasang dan
bekerja dengan baik
- Sistim penerangan :
- Sistim penerangan terdiri dari lampu lampu beserta fixturenya, stopkontak,
sakelar, kabel kabel dan conduit, serta material bantuannya.
4. Pekerjaan – pekerjaan yang termasuk dalam keahlian ini meliputi
pekerjaan material, peralatan dan service untuk konstruksi, pemasangan system listrik
yang lengkap sesuai dengan perencanaan dan yang dispesifikasikandalam pekerjaan
ini.
5. Seluruh pemasangan instalasi listrik harus diadakan pengetesan /
percobaan dan mendapat pengesahan secara tertulis instalatur listrik yang berwenang
yang kemudian deserahkan kepada Pengelola Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan.

Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :


a. Semua komponen harus memenuhi persyaratan dari peraturan umum dari PLN
setempat dan peraturan keselamatan kerja serta lain–lain peraturan umum yang
berlaku.
b. Penggunaan bahan jenis dan sebagainya sesuai dengan peraturan–peraturan yang
tercantum dalam dan persyaratan keselamatan kerja.
c. Pengurasan untuk memperoleh ijin yang memungkinkan diperlukan dan instalasi
ini dibebankan Kepada Penyedia Jasa.
d. Pekerjaan Instalasi listrik pelaksanaanya disahkan oleh Penyedia Jasa.
e. Dalam pekerjaan ini instalatur harus menempatkan seseorang pelaksana harian dan
pengawas yang berpengalaman dalam bidang keahliannya.
f. Gambar instalasi:
- Gambar instalasi adalah petunjuk secara umum, Penyedia Jasa sebelumnya
harus membuat gambar kerja termasuk gambar detail dari pipa listrik yang
tersebut menembus bagian beton / tembok dan lain – lainnya, gambar tersebut
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengelola Teknis Kegiatan / Pengawas
Lapangan.
- Diagram dari instalasi listrik ditunjukkan dalam gambar kontrak. Diagram –
diagram ini hanya menunjukkan pekerjaan instalasi yang akan dipasang untuk
tempat – tempat material listrik. Instalasinya harap dilihat gambar – gambar dan
disiplin lainnya.
- Aliran, penyaluran saluran – saluran kawat – kaeat kedudukan switch, stop
kontak, panel – panel dan sebagainnya dalam garis besarnya harus seperti yang
ditunjukkan, dapat dirubah jika dikehendaki untuk disesuaikan dengan keadaan
bangunan, tetapi tergantung pada persetujuan seorang ahli/Pengelola Teknis
Kegiatan / Pengawas Lapangan.
- Penyedia jasa harus menyerahkan gambar kerja ( Shop Drawing ) tentang panel
board dan gambar – gambar instalasi untuk bangunan sesuai dengan yang
terpasang ( As Instalated Drawing ).
g. Spesifikasi Komponen Pekerjaan.
- Penyediaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak.
- Pemasangan dan penyediaan fixtures ( lampu ) semua lampu flouresent ( TL )
mempunyai power factor 0.8 dan dilengkapi dengan kapasitor.
- Penyediaan dan pemasangan kabel – kabel distribusi dari panel induk dan panel
– panel setempat sesuai dengan pekerjaan ( tahap pengerjaan ).
- Penyediaan dan pemasangan kabel – kabel distribusi dari sub panel setempat
sesuai dengan pekerjaan ( tahap Pekerjaan ).
- Dalam hal ini pemasangan pada peralatan listrik yang menghendaki
pembongkaran dari bagian – bagian bangunan, Penyedia Jasa Listrik wajib
memperbaiki bongkaran tersebut sesuai dengan kondisi yang telah disetujui /
atas petunjuk ahli / Pengawas Lapangan / Pengelola Teknis Kegiatan.
- Biaya pembongkaran / pemasangan kembali menjadi beban dan tanggung
jawab Penyedia Jasa Listrik.
- Pengetesan / keuring seluruh instalasi harus diperhitungkan didalam
penawaran, pelaksanaan oleh PLN atas biaya Penyedia Jasa.
- Saluran – saluran
Semua kabel yang di atas plafon ( ceiling ) dibentangkan dalam pipa PVC dan
yang berada di dalam lantai ( beton ) maupun dinding tembok harus di dalam
pipa. Setiap jarak 3 m panjang ( lurus ) dan belokan harus dilengkapi dengan
kotak sambung serta jumlah kabel dalam pipa harus sesuai.
- Kabel / Kawat.
Sambungan kabel harus baru dan dikirimkan ketempat pekerjaan harus dalam
bungkus aslinya dan dengan jelas ditandai mengenai ukurannya, jelas isolasi,
nomor dan jenis platnya serta merk dagangannya. Penampang kabel min 2.5
mm dan daya isolasinya tidak kurang dari 1 KV.
Jenis kabel yang digunakan :
Untuk instalasi penerangan dan kabel distribusi digunakan jenis kabel NYM
dan NYY atau sesuai gambar kerja.
- Saklar dan Stop Kontak.
Saklar – saklar harus jenis tumbles dengan wadah berkekuatan 10 Ampere dan
500 volt, digunakan produk sekualitas PANASONIC, CLIPSAL, PHILIPS.
Saklar dipasang inbow pada ketinggian + 150 cm diatas lantai jasi, bingkainya
harus rata dengan tembok.
Saklar tersebut harus dipasang dalam kotak – kotak dan ring dengan stelan
standar ( lengkap ) sambungan – sambungan hanya diperbolehkan antara kotak
– kotak yang berdekatan ( kotak sambung ).
Stop kontak harus berkekuatan 10 Ampere atau 15 Ampere dan 500 Volt, yang
dapat memenuhi kebutuhan proyek sesuai dengan PUIL dan harus diberi
saluran ke tanah ( Grand Wirw ), stop kontak pada ruang – ruang
kantor pada ketinggian + 30 cm dari lantai.
- Fitting – fitting penerangan.
Semua Fitting harus mempunyai syarat – syarat sebagai berikut :
 Harus lurus, bentuknya betul dan dibuat dari bahan karasi ( karet ) atau
plat baja ( skeet stel ) yang cukup terlindung.
 Semua fitting yang sejenis harus diperoleh dari satu pabrik dan bentuk /
rupa sama.
- Semua bagian instalasi yang penting untuk bekerjanya instalasi harus diberi
tanda ( tulisan ) yang dapat dibaca dan tidak mudah dihapus.
- Pengujian.
Saluran instalasi setelah selesai harus diuji, untuk menentukan apakah
kerjanya sempurna, dalam segala hal memenuhi syarat – syarat dan
peraturan – peraturan yang ditentukan. Pengujian dilakukan oleh PLN
setempat atas biaya Penyedia Jasa.
- Daftar Material.
 Armature Lampu yaitu Downlight, TKO dan TKO Emergency lamp
buatan Philips.
 Komponen Lampu LED buatan Philips, uk. :
- LED 6 W : Untuk lampu downblight
- LED 12 W : Untuk lampu downblight
- LED 19 W : Untuk lampu downblight
 Kabel kualitas buatan Eterna, Supreme, Kabelindo.
 Sakelar atau stop kontak buatan Panasonic, Clipsal, Philips.
 Pipa pelindung PVC pipa yang ditanam pada plat lantai ( dak )
menggunakan buatan Clipsal, Wavin atau Maspion”.
 MCB sesuai peruntukan dalam wiring diagram dalam gambar kerja
buatan “ Merlin Gerlin, Hegar, Chint”.
- Setara Prinsip semua komponen dalam keadaan baru dan tanpa cacat, serta
baik menurut Penelitian / Penilaian ahli / Pengawas Lapangan / Pengelola
Teknis.
- Koordinasi.
Penyedia Jasa Listrik harus mengkoordinir pekerjaannya dengan pekerjaan
dan pelaksanaan dari penyedia jasa – penyadia jasa lain dalam proyek ini.

BAB VI
PENUTUP

PASAL 30
PERATURAN PENUTUP

1. Penyedia barang / jasa pemborongan harus selalu menjaga ketertiban dalam lokasi
pekerjaan
2. Apabila ada perbedaan antara Spesifikasi teknis dan Gambar, antara skala kecil dengan
skala besar maka akan diselesaikan bersama dalam rapat.
3. Apabila ada kekurangan atau kelengkapan maka diselesaikan bersama dalam rapat
berkala.
4. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan kepada pemilik pekerjaan (suatu pernyataan
tertulis) bahwa pekerjaan telah selesai dan system akan berjalan dengan baik, jaminan
pekerjaan adalah selama 180 Hari kalender sejak tanggal penyerahan yang pertama.
5. Selama masa pemeliharaan, kerusakan yang terjadi harus diperbaiki dan menjadi beban
penyedia jasa konstruksi.
6. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan 1 set ‘As Built drawing’ dan Laporan data
pelaksanaan yang dibuat atas biaya penyedia jasa konstruksi
7. Penyedia barang / jasa pemborongan harus menjaga kerusakan – kerusakan dari fasilitas
yang ada, apabila memperbaiki atas biaya dan tanggungan penyedia barang/jasa
pemborongan
8. Untuk air kerja, penyedia barang/jasa pemborongan mengusahakan sendiri pengadaan
air kerja tersebut
9. Penyedia barang/jasa pemborongan harus membersihkan sisa-sisa bahan material dan
sisa bongkaran, sehingga lokasi kegiatan betul – betul bersih dan tertib
10. Apabila rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS ) masih terdapat kekurangan akan
dibuat Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( aanwijzing )
11. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat
(RKS) / Spesifikasi Teknis ini akan disusun kemudian dalam pemberian penjelasan
pekerjaan ( aanwijzing ).
12. Syarat – Syarat (RKS) / Spesifikasi Teknis ini akan disusun kemudian dalam pemberian
penjelasan pekerjaan ( aanwijzing ).

Sragen, Juli 2021

MENYETUJUI
KEPALA BIDANG PERINDUSTRIAN KONSULTAN PERENCANA
SELAKU PEJABAT PELAKSANA TEKNIS CV. TRIMASSA ARKHEPLANA
KEGIATAN

Drs. OCTAFIANTO SETYAWAN, MT G. MUNARWAN, ST


NIP.19661004 199203 1 005 Direktur

MENGETAHUI
KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN SRAGEN
SELAKU PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Drs. TEDI ROSANTO, M.SI.


Pembina Utama Muda
NIP. 19680624 198803 1 002

Anda mungkin juga menyukai