SPESIFIKASI TEKNIS/
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN
REHABILITASI GEDUNG LAYANAN PUBLIK PUSAT PENELITIAN MAHASISWA
PASAL 1
PENJELASAN UMUM MENGENAI LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah membangun dan mengadakan
Sarana dan Prasarana Fisik Pembangunan rehabilitasi gedung layanan publik pusat
penelitian mahasiswa 2018.
PASAL 2
PERATURAN-PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.1. UNTUK PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
2.5. DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, BANGSAL PEKERJA, GUDANG DAN RUANG
RAPAT LAPANGAN
Direksi Keet untuk pekerja, gudang dan ruang rapat di lapangan dibuat di tempat
sekitar bangunan yang letaknya ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor
pada tahap ini diharuskan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada
bangunan yang sudah ada.
Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin
perlindungan terhadap bahan-bahan tersebut.
Pemborong wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan setiap
minggu oleh Direksi bersama-sama dengan Pemberi Tugas untuk membicarakan
segala sesuatu mengenai pembangunan proyek tersebut.
2.6. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang
mengikuti di dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Gambar
- Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat
pekerjaan ini
- Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi
Petunjuk
- Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan
(Aanwijzing) yang tercantum di dalam Berita Acara Rapat Penjelasan
- Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh
Pemberi Tugas/Direksi, Konsultan Perencana dan Instalasi terkait, Dinas
Tata Kota maupun Dinas Keselamatan Kerja.
Peraturan
- Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk
semua pelaksanaan pemborongan
- Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan dari Dirjen Cipta
Karya Departemen Pekerjaan Umum yang disahkan dengan Surat
Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 (AV) kecuali dinyatakan lain
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
PASAL 3
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN SIPIL
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
(..................instansi..............................)
Alamat :……………………………………….
LOGO DINAS
Rekanan : …………………………………………………………………………………
Konsultan
: …………………………………………………………………………………
Pengawas
120 cm
1.2. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI
1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil ketinggian tanah, letak bangunan, letak batas-batas tanah dengan
menggunakan alat optik dan sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang
berwajib
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk
dimintai keputusannya
3. Pemborong harus menyediakan waterpass beserta petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Lapangan
4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segi tiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan
5. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda
yang jelas dan dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi
akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus dicantumkan dalam gambar
pengukuran seperti disebutkan dalam pengukuran sesuai dengan ayat (1)
pasal ini. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat
pekerjaan yang sudah dilaksanakannya
6. Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan/pengesahan
dari Direksi Lapangan, yang meliputi antara lain :
- System koordinat, sesuai ketentuan gambar
- Peil setiap titik simpul koordinat dan transisi dengan interval 0,25 m (tinggi)
- Rencana Kantor Direksi, Kantor Pemborong, tempat simpan bahan terbuka,
tempat simpan bahan tertutup, los kerja, sumber air.
Sebelum pengukuran peil tinggi/lantai, tanah yang ada dilokasi agar dikupas
atau diurug dahulu sampai peil yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
Sebelum peil 0.00 ditentukan oleh Direksi Lapangan atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Lapangan.
2. Pengukuran/Penarikan Bowplank
1.7. LAPORAN-LAPORAN
Kontraktor harus menbuat catatan-catatan berupa laporan harian yang
memberikan gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
a. Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor bawahan
b. Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang telah
disampaikan secara tertulis maupun lisan
c. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk
d. Keadaan Cuaca
e. Hal ikhwal mengenai pekerja
f. Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang
g. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada
Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan
disetujui kebenarannya oleh Pengawas Harian dari Konsultan Pengawas.
Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk
diadakan opname. Dan berdasarkan laporan harian ini, oleh kontraktor
disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu serta
perbandingannya dengan schedule yang disepakati
Prestasi fisik yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan
dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam suatu curva “S”
Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan peralatan
serta rencana penanggulangannya
Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang
Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah diterima
oleh Kontraktor dari Pemberi Tugas, Direksi dan Konsultan pengawas dan
solusinya.
BAB III
PEKERJAAN GALIAN TANAH,
URUGAN &TIMBUNAN/PEMADATAN
B. Pekerjaan Penulangan
1. Perakitan tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
2. Cara perakitan tulangan :
a. Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi setempat.
b. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan
memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada pondasi
setempat tersebut.
c. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
3. Pemasangan
Tulangan Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk
pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk
pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga
tidak terlalu dalam.
C. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
D. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split
serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat
beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai
membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.
Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan
mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian
pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah
BAB – V
PEKERJAAN KOLOM,
KOLOM PRAKTIS, BALOK LATEI DAN BALOK PENUTUP
a. LINGKUP PEKERJAAN
b. PERSYARATAN BAHAN
- Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
bermutu baik dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
- Selain pasir dan air, bahan-bahan yang dikirim ke lapangan harus dalam
keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya serta dalam keadaan
utuh/tidak cacat
- Bila ada kelainan dalam hal apapun, antara gambar dan spesifikasi dan
lainnya, Pemborong harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas
- Tebal plesteran 1,5 cm atau sesuai seperti yang ditunjuk dalam detail
gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam
untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada
bagian pekerjaan yang diizinkan Konsultan Pengawas
a. LINGKUP PEKERJAAN
b. PERSYARATAN BAHAN
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pasir pasang yang digunakan harus layak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang dipersyaratkan.
- Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
bermutu baik dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Selain pasir dan air, bahan-bahan yang dikirim ke lapangan harus dalam
keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya serta dalam keadaan
utuh/tidak cacat.
- Bila ada kelainan dalam hal apapun, antara gambar dan spesifikasi dan
lainnya, Pemborong harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas.
Khusus kamar mandi harus diberi finishing kedap air mengenai kepastian
penggunaan perbandingan campuran yang digunakan harus disesuaikan dengan
gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
Semua pasangan tembok kamar mandi, WC, urinoir dan tempat cuci setinggi 60
cm, di atas lantai dipakai adukan macam SP-1. Pasangan tembok setinggi 60 cm
diatas sloof dengan adukan trasram macam SP – 1. Petunjuk atau acuan Bab II
berlaku untuk spesifikasi ini dan SK SNI S – 03 – 1994 – 03, SKSNI S – 02 – 1994 –
03.
a. LINGKUP PEKERJAAN
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk memperoleh hasil yang baik
- Pekerjaan dinding partisi, meliputi pekerjaan dinding Kamar Mandi, dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas
b. PERSYARATAN BAHAN
1. Rangka kayu
2. Skrup 2cm & 5 cm (sesuai dengan gambar kerja)
3. Dinding triplek Garuda From Finis HPL
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk diminta
persetujuannya.
1. Pasang rangka jarak sesuai dengan gambar jangan lupa di lot (agar tidak
miring)
2. Pasang Dinding Dinding triplek Garuda From Finis HPL dengan skrup 2mm
sebelah saja di setiap rangka
3. Pasang Dinding triplek Garuda From Finis HPLRangkap (timbal-balik)
4. Coumpond setiap sambungan dan bekas skrup
5. Pekerjaan dinyatakan selesai setelah disetujui oleh pengawas/direksi
BAB – VII
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM
7.4 . BAHAN/PRODUK
Kusen Aluminium yang digunakan :
1. Bahan : Terbuat dari bahan Aluminium Framing System, dari produk dalam
negeri ex. Indalex, Alexindo atau setara, YKK warna yang memenuhi
Aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-82, 0649- 82.
2. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/SUPERVISI.
3. Warna Profil : Natural(contoh warna diajukan Kontraktor).
4. Lebar Profil : pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
5. Pewarnaan : Standart.
6. Warna : Ditentukan kemudian.
7. Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.
8. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
9. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
10. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
11. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan
air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
12. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
13. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit, jendela, pintu partisi dan lain- lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong,
punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi
ukuran sebagai berikut :
Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
Untuk diagonal 2 mm.
Accesssories
14. Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealant. angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari
steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.
15. Bahan finishing Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jemih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan
insulation lainnya.
7.5. PELAKSANAAN
1. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan system
konstruksi bahan lain.
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/SUPERVISI.
3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2 –
3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh
sealant.
9. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
c. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
d. Untuk sistem partisi, Harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
e. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen aluminium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
11. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum
rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
13. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door.
14. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan kedap suara.
15. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
BAB VIII
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI
8.1.3 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel kesetiap anak kunci.
8.2. BAHAN/PRODUK
8.2.1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
1. Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel /
bebas dan anti karat.
2. Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang
panel yang dipakai adalah kunci "mortise lock set" berbahan stainless steel atau
logam anti karat.
3. Seluruh kunci-kunci yang disebutkan diatas harus tercakup dalam satu sistim
general Masterkey.
4. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Supervisi.
8.3. PELAKSANAAN
1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
5. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
6. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan. Didalam shop drawing harus jelas dicantuSupervisian semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail
khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak,
sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
7. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Manajemen
Konstruksi.
BAB – IX
PEKERJAAN PLAFOND
9.1. BAHAN PLAFOND
Bahan – bahan yang diperlukan untuk plafond gypsum adalah spesifikasi teknis seperti
berikut :
1. Rangka plafond terbuat dari besi hollow dengan ukuran 40x40
2. Joint : Stragger butt joint
3. Paku : Paku khusus furring
4. Gypsum : Srtara Jaya Board tebal 9 mm mutu – I
5. Dempul : Dempul khusus gypsum / Kalsiboard
6. Gantungan : Furring kecil zincalume tebal 0,6 mm dari baja ringan atau besi rod
m5 dengan ikatan suspension clip (Adjustable)
7. Profil siku cornice corner dan centre panel juga dari bahan gypsum khusus untuk
plafond tingkat, lihat gambar kerja dan daftar BQ.
4. Pelaksanaan dan mutu keramik juga mengacu kepada PUBI 1970 / PUBI 1982.
5. Bahan yang digunakan : Untuk Lantai Keramik Menggunakan Setara Granit 60 x
60 merk, motif dan warna sesuai gambar atau ditentukan kemudian, Keramik
lantai kamar mandi ukuran 40x 40, dinding ukuran 40 X 60 serata roman atau
royal, motif dan warna sesuai gambar atau ditentukan kemudian, keramik
dengan kualitas grade I. Keramik-keramik tersebut diatas sebelum dipasang
harus mendapat persetujuan dari Direksi/konsultan Pengawas setelah
berkonsultasi dengan Perencana.
6. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna
yang tidak seragam akan ditolak.
7. Tebal bahan minimal 8 mm atau sesuai dengan standard pabrik, dengan kekuatan
lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (Grade 1).Bahan pengisi siar AM 50, Sika,
8. basah ditambahkan liquid grout additive AM 54 sebagai pengganti air, dengan
ketentuan sesuai pabrik.
9. Bahan perekat menggunakan perekat campuran 1pc:4ps.
10. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19) dan dari distributor bahan pengisi siar
serta bahan perekat harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama
5 tahun.
11. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas / Direksi
setelah berkonsultasi dengan Tim Teknis dan Direksi.
12. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi.
13. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar baru,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi.
14. Toleransi terhadap panjang = 0,5 %, toleransi terhadap tebal = 0,8 %.
15. Keramik untuk lantai (slab Tile) dan untuk dinding (wall) harus sesuai dengan
16. gambar kerja dan harus keramik type anti gores.
17. Lantai existing harus di getuk atau dipahat agar bidang lantai existing dapat
terikat sempurna dengan bahan spesi baru.
18. Pekerjaan keramik dilaksanakan pada semua ruangan dalam bangunan, , kamar
mandi, dan dinding kamar mandi seluruhnya.
19. Peralatan yang harus dipersiapkan adalah sendok semen, ember plastik kecil,
skop pencampur, ayakan pasir, martil @ 1 kg, pemotong manual, keramik, mesin
pemotong, dan mesin grenda khusus keramik.
20. Tukang untuk pelaksanaan pasangan keramik harus tukang khusus keramik yang
berpengalam
21. Apabila ada dalam BQ lantai di bawah pasangan keramik harus beton cor,
campuran 1:3:5.
22. Pasir urug di bawah lantai keramik harus dipadatkan dengan cara yang benar.
Dilarang keras memadatkan timbunan dengan cara membasahinya.
13.2. U M U M
13.2.1 Pengecatan
a. Pemborong harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka
penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang
mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (Prime Coating), cat harus
sesuai dengan persyaratan pengecatan berdasarkan jenis bahan yang
dicat
b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya
atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium
c. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat
akhir dengan cat besi merk ICI dengan ketentuan sebagai berikut :
13.3.2 Fitting
Untuk galvanized iron pipe digunakan AWWAG 105. Untuk dari galvanized
steel pipe BS BS 1387/1967 Medium Class. Fitting-fitting harus terbuat
dari material yang sama (galvanized)
13.3.3 Valves
Valve dari ukuran 1 ½” ke atas dan harus terbuat daei besi tulang dengan
sambungan flens. Valve dengan diameter 4” dengan sambungan drat.
Semua valve terbuat dari bahan yang bermerk standart SNI atau yang
setara. Valve pada fictures terbuat dari Brass Metal atau bahan yang
tidak berkarat, tampak harus mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless
steel. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar sengan
pipanya. Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur lengkap. Kelas
tekanan valve (class 150) harus disesuaikan dengan tekanan kerjanya
(Working Presure for Steam 150 psi dan Hydrostatic Test Body 450 psi.
c. Sambungan Pipa
Pipa galvanized dan sambungan iron
Semua pipa dengan diameter sampai 2” (5 cm) dipakai sambungan ulir
(scrwe), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus diream agar
beram/gram di pipa hilang. Semua pipa sebelum disambung, bagian
dalam pipa harus dibersihkan
Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus menggunakan Seal Tape
agar tidak bocor. Pipa yang berdiameter 2 ½” ke atas harus memakai
sambungan Flens dan diantara flens tersebut harus dipasang packing
pencegah kebocoran
d. Penanaman Pipa
- Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan
- Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
- Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuatlubang galian yang
dalamnya 50 m untuk penempatan sambungan pipa
- Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran
- Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir padat setebal
15 cm dihitung dari atas pipa
- Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok/penguat dari beton
agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan
- Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan
semula
Floor Drain dan Clean Out harus dipasang sesuai dengan petunjuk gambar.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan
membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya
13.4.4 Pengujian