Anda di halaman 1dari 40

P

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO


DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN, CIPTA KARYA DAN
TATA RUANG
JL. AHMAD YANI NO.4, PUCANG SIDOARJO

KEGIATAN :
Pembangunan dan Rehabilitasi Gedung Kantor Lintas SKPD

PEKERJAAN :
Perencanaan Pembangunan Pagar BPP Sukodono

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT


TEKNIS
(RKS)

CV. LINTAS ARTHA KARYA


Jl. Lakarsantri RT 03 RW 04 No.32 Gg. 4D Surabaya 60211
No. Telp : 031 87855054
www.lintaskarya.com

2020
Perencanaan Pembangunan Pagar BPP Sukodono

DAFTAR ISI
Daftar Isi ................................................................i
RENCANA KERJA DAN SYARAT..................................1
Pasal 1. (LINGKUP PEKERJAAN) ............................................1
Pasal 2. (PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN)1
Pasal 3. (JENIS DAN MUTU BAHAN)......................................2
Pasal 4. (PENJELASAN GAMBAR DAN RKS)...........................2
Pasal 5. (RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN)......3
Pasal 6. (LAPORAN-LAPORAN)..............................................4
Pasal 7. (SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN) ..........................5
Pasal 8. (PEMERIKSAAN PEKERJAAN)....................................6
Pasal 9. (JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN).7
Pasal 10. (KEAMANAN PROYEK)..............................................7
Pasal 11. (ALAT-ALAT PELAKSANAAN)..................................11
Pasal 12. (PENYIMPANAN BAHAN / MATERIAL).....................11
Pasal 13. (PERUBAHAN–PERUBAHAN / PEKERJAAN TAMBAH DAN
KURANG)...............................................................13
Pasal 14. (PEKERJAAN PENDAHULUAN / PERSIAPAN)...........10
Pasal 15. (PAPAN PATOK UKUR (BOWPLANK))......................14
Pasal 16. (PEKERJAAN TANAH) ............................................15
Pasal 17. (PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG).....18
Pasal 18. (PEKERJAAN PASANGAN DINDING).......................23
Pasal 19. (PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING).....................25
Pasal 20. (PEKERJAAN PENGECATAN)...................................34
Pasal 21. (PEKERJAAN PEMBUATAN PAGAR).........................37
Pasal 22. (PEKERJAAN PENUTUP ATAP)................................38
Pasal 23. (PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/RANGKA HOLLOW)...39
Pasal 24. (PEKERJAAN LISTRIK)............................................41
Pasal 25. (PEKERJAAN PEMELIHARAAN)................................44
Pasal 26. (GAMBAR KERJA DAN GAMBAR TEPAT LAKSANA). 44
Pasal 27. (PENUTUP)............................................................45
OUT LINE SPESIFIKASI TEKNIS ...............................46

i
RENCANA KERJA
DAN SYARAT (RKS)
RENCANA KERJA DAN SYARAT

PASAL – 1 (LINGKUP PEKERJAAN)


1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan material, tenaga
kerja, peralatan kerja, peralatan pengangkutan, penyediaan
air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan pekerjaan
Rehab SMPN 2 Jabon Kab.Sidoarjo, sesuai dengan gambar
kerja, RKS dan kontrak kerja.

2. Pekerjaan tersebut meliputi :


I. Pagar Depan Badan Pelatihan Pertanian:
a. Pekerjaan Pesiapan
b. Pekerjaan patok ukur
c. Pekerjaan tanah
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan pasangan dinding
f. Pekerjaan Pengecatan

PASAL – 2 (PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS


BANGUNAN)
1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain
dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan
mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini, termasuk segala
perubahan dan tambahannya.
a. Perpres No.16 Tahun 2018 tetang pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintahan.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:22/PRT/M/2018
tanggal 14 September 2018 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008
tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum;
d. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung;
e. Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999
tentang jasa konstruksi;
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/
KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
g. PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan
Indonesia);
h. Peraturan Beton Bertulang Indonesia1971 (PBI 1971)
dan SKSNI 1991.
i. Peraturan konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia
(PPBBI 1983).
j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08.
k. PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan
Indonesia);
l. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk
Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia (DTPI).
m. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh
Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang berkaitan
dengan permasalahan bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dengan mengikat


pula :
a. Gambar kerja (Detail Perencanaan) yang dibuat
konsultan Perencana dan telah disyahkan oleh pemilik
proyek.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c. Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan
(dilengkapi)
d. Berita Acara penunjukkan
e. Surat Keputusan Pemilik Proyek tentang Penunjukan
Kontraktor
f. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
h. Jadwal Pelaksanaan (time schedule) dan network
planning yang telah disetujui pemilik proyek.

3. Rencana Kerja:
a. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong menyusun
rencana kerja yaitu suatu rencana yang terperinci
termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan
diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan dan
Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre
Construction Meeting (PCM) dengan pihak Konsultan
pengawas dan Direksi Lapangan.
b. Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga)
salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu
terpampang di Kantor Proyek dan merupakan lampiran
Dokumen Kontrak
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong telah
menyerahkan Request Pekerjaan beserta Shop Drawing
kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai
persetujuannya.
d. Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan
tersebut dengan memperhatikan gambar-gambar
rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan
persetujuan kepada Pemborong untuk segera
dilaksanakan.
e. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan,
mendatangkan bahan-bahan dan alat bantu sesuai
dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa
menyimpang karena sesuatu hal yang harus
dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui
oleh Direksi.
f. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan
kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.

PASAL 3 (JENIS DAN MUTU BAHAN)


1. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi
dalam negeri yang mudah didapatkan dan sesuai dengan
proses SII.

PASAL 4 (PENJELASAN GAMBAR DAN RKS)


1. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-
peraturan dan syarat-syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan,
baik pekerjaan sipil maupun mekanikal/elektrikal.

2. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau


bila dilaksanakan akan menimbulkan bahaya, maka
Pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara
tertulis kepada Direksi/Pengawas Pekejaan.

3. Apabila ada perubahan pada gambaratau pelaksanaan


pekerjaan dilokasi atau ada perbedaan antara Bestek (RKS)
dengan gambar maka yang berlaku adalah menurut urutan-
urutan yang menentukan di bawah ini :
a. Bestek (RKS)
b. Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran
tertera pada gambar.
c. Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan
4. Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara
lengkap termasuk mendatangkan, mengangkut dan
mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal
lain yang dianggap perlu.

5. Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang


dibutuhkan untuk menunjuk penyelesaian dan pelaksanaan
secara cepat, baik dan lengkap.

6. Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton


bertulang, konstruksi baja, konstruksi kayu dan pekerjaan
struktur lainnya disamping pekerjaan pengolahan tanah, baik
menurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang
disediakan oleh Direksi jika diduga terdapat kekurangan,
maka Pemborong diwajibkan mengadakan Konsultasi dengan
Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

7. Pihak Pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua


resiko yang mungkin terjadi dan memperhitungkan di dalam
harga penawaran.

8. Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan


dilaksanakan, sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib,
misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam hari,
Pemborong harus meminta persetujuan kepada Direksi
/Pengawas terlebih dahulu.

9. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan


sempurna kepada Pemberi Tugas/Direksi termasuk
perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan
pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.

PASAL 5 (RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN)


1. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong menyusun rencana
kerja yaitu suatu rencana yang terperinci termasuk jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada Direksi
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya
Surat Keputusan dan Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan
mengadakan Pre Construction Meeting (PCM) dengan pihak
Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.

2. Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan


kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) salinan.
Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang di
Kantor Proyek dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak.

3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong telah


menyerahkan Request Pekerjaan beserta Shop Drawing
kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya.

4. Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut


dengan memperhatikan gambar-gambar rencana, RKS dan
lain-lain, baru memberikan persetujuan kepada Pemborong
untuk segera dilaksanakan.

5. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan


bahan-bahan dan alat bantu sesuai dengan rencana kerja
kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang
harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui
oleh Direksi.

6. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan


Pengawas sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Pemborong.

PASAL 6 (LAPORAN-LAPORAN)
1. Kontraktor harus membuat catatan-catatan berupa laporan
harian yang memberikan gambaran dan catatan singkat dan
jelas mengenai :
a. Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor bawahan.
b. Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas
yang telah disampaikan secara tertulis maupun lisan.
c. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang
masuk.
d. Keadaan Cuaca.
e. Hal ikhwal mengenai pekerja.
f. Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
g. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan
yang mungkin ada.

2. Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama


diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh Pengawas Harian
dan Konsultan Pengawas. Perselisihan mengenai hal ini
mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk diadakan
opname. Dan berdasarkan laporan harian ini, oleh kontraktor
disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
a. Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1
(satu) minggu serta perbandingannya dengan schedule
yang disepakati
b. Prestasi fisik .yang dicapai, dibandingkan dengan
program, dan dibandingkan dengan minggu sebelumnya
dalam suatu Curva "S"
c. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga,
bahan dan peralatan serta rencana penanggulangannya
d. Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan
tambah/kurang.
e. Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang
telah diterima oleh Kontraktor dan Pemberi Tugas, Direksi
dan Konsultan pengawas dan solusinya.

PASAL 7 (SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN)


1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan
atau biasa disebut pelaksana atau Site Manager, yang cakap
untuk memimpin dan bertanggungjawab penuh terhadap
pelaksanaan pekerjaan. Penetapan ini arus diperkuat dengan
surat tugas/surat pengangkatan resmi dari kontraktor
ditujukan kepada pemilik proyek dan konsultan supervise
serta Tim Teknis Proyek yang ditunjuk pemilik proyek.

2. Site Manager harus berpendidikan minimum sarjana teknik


Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman kerja lapangan
minimum 5 (lima) tahun.

3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula memberi


tahu secara tertulis kepada Tim Teknik Proyek dan Supervisi,
Susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan
jabatannya masing-masing.

4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Tim Teknis Proyek


dan Supervisi, Site Manager kurang mampu melaksanakan
tugasnya, maka kontraktor akan diberitahu secara tertulis
untuk mengganti Site Manager.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat
Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk Site
Manager baru dengan persetujuan pemilik proyek atau dapat
penanggungjawab perusahaan kontraktor atau direksi sendiri
yang akan memimpin pelaksanaan di lapangan.

PASAL 8 (PEMERIKSAAN PEKERJAAN)


1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian
pekerjaan tersebut dilaksanakan mengakibatkan tidak dapat
diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, maka
kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta kepada
Supervisi memeriksa bagian pekerjaan, sebelum pekerjaan
tersebut dilaksanakan.

2. Bila pemohon pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x


24 jam dihitung dari jam diterimanya permohonan (tidak
terhitung hari libur atau hari besar lainnya) tidak dipenuhi
oleh Supervisi, maka kontraktor bisa meneruskan pekerjaan
tersebut dan dianggap bagian pekerjaan tersebut telah
diperiksa dan disetujui oleh Supervisi, kecuali bila secara
resmi Supervisi meminta perpanjangan waktu pemeriksaan
dan kontraktor menyetujuinya.
3. Bila ketentuan di atas dilanggar, maka Supervisi
barhak menyuruh membongkar pekerjaan tersebut sebagian
atau seluruhnya guna keperluan pemeriksaan. Biaya-biaya
yang timbul akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.

4. Setiap akhir bulan atau akhir pekerjaan, dilakukan


pemeriksaan Kemajuan Perkerjaan (opname) dan
pemeriksaan perkerjaan dilakukan bersama Kontraktor dan
Supervisi.

5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam


Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani
oleh Kontraktor, Supervisi dan Pemilik Proyek atau Pemimpin
Proyek.

6. Berita Acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk


permohonan pembayaran pekerjaan atau borongan.

PASAL 9 (JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN


KESEHATAN)
1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis
menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu
tersedia di lapangan.

2. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan


yang memerlukan perawatan serius, kontraktor harus segera
membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan
kejadian tersebut kepada pemilik proyek.

3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang


bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan
bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah
kekuasaannya maupun yang berada di bawah pihak ketiga.

4. Kontraktor wajib meyediakan air bersih, kamar


mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja di
lapangan.

5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat


tempat penginapan bagi para pekerja tidak diperkenankan
berada di lapangan pekerjaan.

6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan


keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh kontraktor
sesuai dengan perundangan yang berlaku.

PASAL 10 (KEAMANAN PROYEK)


1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang-
barang milik proyek, Supervise atau pengawas teknik dan
milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap
pencurian maupun perusakan.

2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau


pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab kontraktor dan
tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah
atau pengunduran waktu pelaksanaan.

3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas


akibatnya. Untuk itu kontraktor harus menyiapkan alat-alat
pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempat–tempat
yang stategis dan mudah dicapai.

4. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan


pihak –pihak yang terlibat didalamnya (all risk) pada
perusahaan Umum Asuransi yang di setujui oleh pemberi
tugas. Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal
diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya
masa pemeliharaan.

5. Kecuali atas persetujuan kontraktor dan Supervisi, maka tidak


diperkenankan antara lain :
a. Pekerja menginap ditempat pekerjaan.
b. Memasak ditempat pekerjaan.
c. Menjual makanan, rokok dan sebagainya di tempat
bekerja.
d. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak
berkepentingan dalam areal proyek.

PASAL 11 (ALAT-ALAT PELAKSANAAN)


1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa
alat-alat kecil maupun besar, harus disediakan oleh
konttraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum
pekerjaan fisik bersangkutan dimulai.

PASAL 12 (PENYIMPANAN BAHAN / MATERIAL)


1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah
diperiksa dan disetujui oleh Supervisi, harus diatur
penempatannya sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi
syarat-syarat penyimpanan untuk menghindari kerusakan
atau menurunnya mutu/bahan material bangunan tersebut.

2. Tempat penimbuhan bahan/material bangunan tersebut


harus mendapat persetujuan Supervisi, penimbunan
bahan/material yang ada dalam gudang maupun yang berada
di lapangan terbuka dalam areal proyek harus diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan
keamanan umum, juga memudahkan jalannya pemeriksaan
dan penelitian bahan/material oleh Supervisi maupun Pemilik
Proyek.

3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik,


kebersihan areal kerja direksikeet, gudang, bangsal/los kerja
dan bangunan lainnya yang ada dalam areal proyek harus
tetap terjaga, tertib dan rapi.

4. Bahan/Material yang telah ditolak oleh Supervisi maupun


pemilik proyek harus ikeluarkan dari areal proyek
secepatnya, selambat-lambatnya pada hari yang sama saat
penolakan dinyatakan. Terhadap kelalaian ini Supervisi
maupun Pemilik Proyek dapat memberhentikan seluruh
pekerjaan, dan seluruh akibat dari pemberhentian tersebut
seluruhnya menjadi tangungan jawab kontraktor.

PASAL 13 (PERUBAHAN–PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH


DAN KURANG)
1. Supervisi maupun Pemilik Proyek dapat mengeluarkan
instruksi tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan
tambah atau pekerjaan kurang yang layak tidak merusak isi
kontrak ini.

2. Yang dimasud dengan pekerjaan tambah atau pekerjaan


kurang adalah yang terjadi karena ada perubahan atau
penggantian atas rencana, kualitas atau kuantitas dari dan
terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan,
pembatalan atau penggantian dari macam maupun standart
tiap bahan atau barang yang dipergunakan dalam pekerjaan
dan dilaksanakan dengan perintah tertulis dari Supervisi
atau Pengawas Teknik dengan persetujuan tertulis dari
Pemilik Proyek.

3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar


kontrak atau spesifikasi pekerjaan yang diperlukan untuk
penyesuaikan yang telah disebutkan diatas, kontraktor harus
memberitahukan kepada Pemilik Proyek secara tertulis
dengan menerangkan dan memberikan alasan atas
perubahan tersebut dan Pemilik Proyek akan mengeluarkan
petunjuk/instruksi mengenai hal ini.

4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain


harus diikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Harga–harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus
dipakai sebagai dasar dalam menentukan penilaian dari
pekerjaan yang bersifat sama yang dilaksanakan dengan
syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam daftar perincian harga penawaran
dimana pekerjaan tidak serupa atau dikerjakan dengan
syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga untuk
pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat di dalam
daftar perincian harga penawaran, maka harga satuan
dapat ditentukan bersama antara Kontraktor dengan
Supervisi dan harus mandapat persetujuan dari Pemilik
Proyek yang diwakili oleh Pemimpin Proyek.

PASAL 14 (PEKERJAAN PENDAHULUAN / PERSIAPAN)


1. Pembersihan Lokasi Kerja
Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari akar
belukar, pokok-pkok pohon dan dari segala sesuatu yang
memungkinkan akan dapat mengganggu kelancaran
pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujuan dari pengawas.

2. Papan Nama Proyek


Kontraktor diharuskan memasang papan nama proyek sesuai
petunjuk pemimpin proyek atau Supervisi, dengan ketentuan
yang sesuai dengan gambar.

3. Pengukuran
a. Kontraktor harus menyediakan sedikitnya 2(dua) orang
pembantu yang ahli dalam cara-cara pengukuran
dengan alat-alat penyipat datar (theodolith, waterpass
dan sebagainya), prisma silang dan lain-lain peralatan
yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi dan
kondisi tanah bangunan sesuai dengan gambar kerja.
b. Supervisi dan kontraktor akan menetapkan tempat/posisi
patok penandaan permanent (bench mark) sebagai
referensi pengukuran bangunan, dan dituangkan dalam
Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol). Patok tersebut
terbuat dari beton dengan permukaan atas yang datar
dan tertulis penetapan level referensi atas bangunan
sesuai gambar kerja, harus tetap pada posisinya, tidak
bergeser dan permanen minimal dapat digunakan
hingga seluruh proyek selesai.
c. Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas
persetujuan Supervisi dan tetap merujuk pada
pergeseran patok awal.
d. Berdasarkan patok tersebut, kontraktor menentukan
level bangunan dan jarak as bangunan pada setiap
pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.

PASAL 15 (PAPAN PATOK UKUR (BOWPLANK))


1. Papan patok ukur (bowplank) dipasang pada patok kayu
yang kuat, sehingga tidak bisa digerak-gerakkan.

2. Papan patok ukur dibuat dari kayu kelas-III, dengan ukuran


tebal 2,5 cm, lebar 20 cm, lurus pada sisi sebelah atasnya.

3. Tinggi sisi atas papan bouplank harus sama satu sama


lain kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Lapangan.
4. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Pemborong
harus melapor kepada Direksi Lapangan untuk diminta
persetujuannya, serta harus menjaga dan memelihara
keutuhan serta ketetapan patok-patok ukur sampai tidak
diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Direksi
Lapangan.

5. Pemasangan patok keliling bangunan minimal berjarak 1,00


meter dari as dinding bangunan.

PASAL 16 (PEKERJAAN TANAH)


1. Umum Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Supervisi / Pengawas Teknik
terutama tentang ukuran tanah yang akan digali.

2. Bahan–bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan


harus diperiksa lebih dahulu oleh Supervisi / Pengawas
Teknik. Jika dijumpai halangan dalam penggalian harus
segera dilaporkan kepada Supervisi / Pengawas Teknik.

3. Jika terjadi kesalahan penggalian maka bekas lubang harus


segera diperbaiki dengan bahan penimbunan yang disetujui
Supervisi/Pengawas Teknik. Lubang-lubang yang sudah
tergali tidak boleh terlalu lama dibiarkan terbuka.

4. Penggalian dan pengupasan Tanah


a. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian
tidak digenangi air yang berasal dari air hujan,
parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab,
pengeringan diusahakan dengan jalan
memompa, menimba, menyalurkan ke parit-
parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan-
pekerjaan tersebut harus dianggap telah
termasuk harga kontrak/ borongan.
b. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai
dengan panjang, kedalaman, kemiringan,
lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar kerja dan disetujui oleh
Supervisi.
c. Bilamana suatu galian yang telah dilaksanakan
dalamnya melebihi yang dikehendaki atau
permukaan yang tertera dalam gambar untuk
dasar yang kuat, maka kontraktor harus
mengisi galian tersebut dengan bahan pasir
pasangan dan dipadatkan atas biaya
kontraktor.
d. Potongan kayu dan kotoran lainnya yang
mengurangi kualitas pemadatan tidak boleh
dibiarkan tertinggal dalam galian pada saat
dilakukan pengurugan kembali.
e. Bahan-Bahan sisa galian yang tidak digunakan
tidak boleh ditempatkan berserakan. Tanah-
tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya
disingkirkan. Bahan-bahan sisa galian tersebut
harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling
lambat 2x24 jam dan dibuang pada tempat
yang disetujui Supervisi / Pengawas Teknik.

5. Pekerjaan Galian Bor Strauss Pile Ø = 30 Cm


a. Pekerjaan galian strouss pile meliputi galian untuk :
1) Pondasi straus bawah footplat (pilecap)
b. Galian lubang strauss pile menggunakan alat bantu bor
strauss dengan kedalaman yang tercantum pada
gambar rencana.
c. Ukuran strouss pile Ø = 30 cm.
d. Ukuran casing dan bucket harus sesuai dengan ukuran
tiang bor yang akan dibuat.
e. Pembuatan tiang bor dimulai bila titik-titik yang
bersangkutan sudah fixed dan mendapat persetujuan dari
Direksi.
f. Setiap pengeboran strauss pile tidak boleh dihentikan /
ditinggalkan tetapi harus diselesaikan pada saat itu juga
secara berkesinambungan.
g. Pelaksanaan strauss pile hanya boleh dilakukan setelah
rangkaian tulangan tiang bor dan persiapan pengecoran
telah siap dilapangan.
h. Secara prinsip pelaksanaan pembuatan strauss pile harus
segera dilanjutkan langsung dengan pemasangan
rangkaian tulangan dan pengecoran tiang bor.
i. Penundaan pengecoran strauss pile terhadap lubang yang
sudah dibuat yang melebihi 60 ( enam puluh ) menit
dianggap sebagai kegagalan.
j. Pembersihan dasar lubang hanya boleh dilaksanakan
dengan menggunakan cleaning bucket sebelum
pengecoran beton dimulai. Pembersihan harus
sedemikian sehingga tidak terdapat lapisan lumpur atau
lapisan-lapisan lainnya yang menghalangi kontak
langsung beton dengan lapisan tanah keras.
k. Untuk pengeboran selanjutnya dilakukan setelah
pengecoran strouss pile yang terdahulu telah selesai.
6. Urugan dan Pemadatan
a. Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan
dari lapisan tanah dibawahnya. Pengupasan dengan
kedalaman rata-rata 20cm digunakan sebagai lapisan
penutup sekeliling bangunan sesuai petunjuk Supervisi.
Jika tebal lapisan humus lebih besar dari 20cm, maka
seluruh tebal humus harus digali dan digunakan kembali
sebagai urugan lapisan penutup dan biaya yang
diakibatkannya dianggap telah termasuk dalam harga
kontrak.
b. Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan
dilaksanakan, daerah bangunan harus dipadatkan dengan
alat pemadat yang sesuai.
c. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
tidak melebihi dari 20cm dan setiap lapisan harus
dipadatkan dengan menggunakan steamper atau
compactor.
d. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya
harus dibentuk dengan rata dan baik, sesuai dengan garis
ketinggian atau kedalaman menurut gambar kerja.

PASAL 17 (PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG)


1. Ketentuan Umum :
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta
menurut dokumen kontrak kecuali ditentukan lain, ketentuan
pekerjaan beton ini dipakai PBI ’ 71.

2. Beton Bertulang
Dalam garis besarnya pekerjaan beton yang harus dibuat dari
beton bertulang ialah antara lain :
a. Pondasi plat setempat (Pilecap)
b. Sloof
c. Kolom-kolom dan balok struktur dan praktis.
d. Plat Lantai
e. Dan bagian-bagian lain yang tertera dalam gambar.
Mutu beton yang diisyaratkan untuk kontruksi yang bersifat
struktural dalah K-250 dan untuk beton praktis K-175, sedang
untuk pekerjaan non struktural dsampai rabatan beton, lantai
kerja dan beton ampyangan untuk jalan setapak dengan mutu
beton K-100

3. Pengujian Pekerjaan Beton


Pada prinsipnya pengujian beton mengikuti persyaratan yang
ditentukan dalam PBI ‘ 71 dan sesuai petunjuk / Instruksi dari
Direksi.
4. Bahan Adukan Beton
a. Semen
1) Jenis semen Pc yang dipakai harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam
NI.8-1969 dan sebagai pedoman dapat memakai semen
merk Semen Gresik / Standart SII.
2) Semen yang didatangkan ke tempat pekerjaan harus baik
dan baru serta didalam kantong-kantong semen masih
utuh tanpa sobekan-sobekan.
3) Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan
diatas lantai panggung minimal 20 cm diatas tanah.
4) Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi
sebelumnya dan semen yang mulai mengeras harus
segere dikeluarkan dari lapangan / lokasi.
b. Bahan Agregat Beton
1) Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-
kotoran bahan kimia, bahan-bahan organik dan susunan
diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan PBI
71 jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5 %
keseluruhannya.
2) Grafik pembagian butir pasir beton yang dianalisa dengan
saringan harus masuk dalam daerah bail (well graded)
menurut grafik-grafik yang ada pada PBI 71.
3) Ukuran maksimum dari batu pecah / split adalah 2 cm
dengan bentuk lebih kurang seperti kubus dan mempinyai
bidang pecah minimum 3 muka dan split harus bersih,
keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat
mengurangi mutu beton dan memenuhi persyaratan PBI
71.
4) Susunan ukuran koral / pembagian butir harus termasuk
susunan aggreagat campuran di daerah baik menurut PBI
71.
c. Air
1) Untuk adukan air yang dipergunakan harus bebas dari
asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat
mengurangi mutu beton.

d. Besi Beton
1) Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan
mutu U-24 sedang untuk besi deformasi (D) mutu U39 /
umum dipakai dan menurut PBI 71 dengan diameter-
diameter seperti yang tertera dalam gambar, penggunaan
diameter yang lain diperkenankan apabila ada
persetujuan tertulis dari Direksi.
2) Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus
dilaksanakan menurut gambar rencana / detail dengan
diameter masing-masing.
e. Kayu Begesting
1) Kayu untuk beton dipakai kayu kelas III sesuai dengan
syarat dalam PKKI 70 atau dipakai kayu tahun atau lokal.
2) Papan bekesting dari kayu tahun tebal 2 cm atau
multiplek tebal 9 mm dan pemakaiannya maximum 2
(dua) kali.
3) pengecoran, bila perlu bidang papan terlebih dahulu
harus dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu
pembongkaran, beton tidak menempel pada papan,
sedangkan untuk perancang bekesting dipergunakan kayu
tahun ukuran minimum 4/6 cm.

5. Pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang


a. Pengerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan
sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran,
kecuali sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang
aman dan sebelumnya sudah mendapatk an persetujuan
Direksi.
b. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan
merata, bila perlu Pemborong harus memakai mesin
pengaduk / mollen dengan minimum pengadukannya 2
menit untuk setiap kali mencampur.
c. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan bila telah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / konsultan
Pengawas
d. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari
pengeringan dan melindungi dengan menyiram air terus
menerus selama paling tidak 7 (tujuh) hari setelah
pengecoran.
e. Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum
waktu pengerasan menurut PBI 71 dengan hati-hati dan
tidak merusak beton yang sudah mengeras dengan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan Direksi / konsultan
Pengawas .

6. Pemakaian Bahan Katalistor Beton (Hanya Bila Diperlukan)


a. Untuk pekerjaan beton struktural bila memang diperlukan
supaya diberi bahan pembantu guna memperbaiki mutu
beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan atau maksud-maksud lain. Untuk ini Kontraktor
dapat memper gunakan bahan-bahan pembantu merk
Deiterment, Puzolith, setaraf dengan proporsi sesuai
dengan spesifikasi produsen.
b. Jika terpaksa menggunakan bahan pembantu dari jenis lain,
penggunaannya harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Konsultan pengawas terlebih dahulu.
c. Selama penggunaan bahan - bahan pembantu harus dilak
sanakan pengawas secara cermat, terutama sistim
pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk buku
brosurnya.

7. Pekerjaan Begesting
a. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton
seperti yang diminta dalam gambar konstroksi, begesting
harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
b. Konstruksi bekesting harus kedap adukan dan tidak
melengkung menerima beban – beban dari adukan basah,
tulangan dan lain – lain tidak berubah bentuk akibat
pemadatan.
c. Konstroksi dari bekesting seperti sokongan – sokongan
peran cah dan lain lain yang memerlukan pertimbangan
harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui
untuk dilaksanakan.
d. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang
mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai
dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat
pelaksanaan.
e. Tiang cetakan garus dipasang diatas papan kayu yang
kokoh dan harus mudah distel dengan baji. Bambu tidak
boleh digunakan sebagai tiang cetakan disamping kekuatan
dan kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu
diperhitungkan dengan baik terutama terhadap beban beton
sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama
pengecoran seperti akibat Vibrator dan berat para
pekerjanya.
f. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekesting
harus bersih dan kering dari air limbah, minyak dan kotoran-
kotoran lainnya.

8. Pekerjaaan Baja Tulangan


a. Gambar rencana kerja untuk naja tulangan meliputi rencana
pemotongan, pembengkokan, sambungan, penggantian,
dan lain-lain untuk semua pekerjaan tulangan harus
dipersiapkan oleh Kontraktor kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan.Semua detail harus memenuhi persyaratan
seperti yang dicantumkan dalam Gambar Kerja dan Syarat-
syarat yang harus diikuti menurut PBI ’71 NI-2 dan buku
Pedoman Perencanaan untuk struktur beton bertulang untuk
Gedung Tahun 1993 atau Pedoman Beton Tahun 1989.
b.Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak
yang ditentukan dalam gambar.
c. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi
sebuah Rencana dan harus dijaga jarak antara tulangan
dengan tulangan yang lain, jarak antara tulangan dengan
bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton / beton
dekking yang cukup.Untuk itu Kontraktor harus
menggunakan penyekat / spacer, dudukan / chair dari blok-
blok beton atau baja, bila dipakai blok-blok beton, maka
mutu beton harus sesuai dengan beton yang bersangkutan
dengan campuran 1 Pc : 1 ½ Ps : 2 ½ Kr, semua tulangan
harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran.
d.Sebelum melakukan pengecoran semua tulangan harus
diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan ketelitian
penempatannya, kebersihan dan mendapatkan perbaikan
bilamana perlu. Pengecoran tidak diperkenankan apabila
belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi / konsultan
Pengawas .

PASAL 18 (PEKERJAAN PASANGAN)


1. Keterangan Umum :
a. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan batu yang berupa
pasangan Pondasi batu gunung, pasangan pondasi batu
bata / rollag, pasangan dinding batu bata, plesteran,
ornamen kolom dan pekerjaan batu / bata lainnya.
b. Pasangan batu gunung harus memenuhi syarat-syarat
PUBB ’70 NI-3 dan pasangan batu bata memenuhi syarat-
syarat PUBB ’73 NI-10.

2. Bahan-bahan :
a. Batu Kali :
Batu kali yang dipakai merupakan batu kali pecah yang
keras, bebas dari kotoran akibat tanah liat atau bahan lain
yang merugikan dan memenuhi persyaratan PUBB ’70 NI-3.
b. Batu Bata :
Batu bata liat produksi lokal kualitas baik, pembakarannya
harus baik / dengan kayu bakar ukuran tiap unit harus sama,
bersudut runcing dan rata tanpa cacat / letak atau
mengandung kotoran yang memenuhi persyaratan PUBB ’73
NI-70.
c.Pasir :
Pasir yang digunakan harus pasir yang butir tajam, keras
dan bersih.
d. Semen Portland :
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan
yang digunakan untuk pekerjaan beton.

3. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pasangan Batu Kosong (Aanstampeng)
Bahan batu kosong / aanstamping dari batu kali harus diatur
dengan sisi panjang tegak, teratur dan bersilang kemudian
diatasnya diberi pasir yang merata dan disiram dengan air
hingga pasir mengisi lubang-lubang yang terdapat disela-
sela batu / kemudian ditrimbis sesuai dengan gambar.
b. Pasangan Pondasi Batu Kali
Batu kali yang dipakai ukuran sisi maksimum 20 cm dan
pemasangan harus bersilang diatas adukan yang cukup
diantara sela-selanya untuk mencapai kekuatan dan
kesatuan. Permukaan atas pasangan batu kali harus sifat
datar permukaan luar bagian samping harus diplester
kasar / diberapen. Tinggi pasangan dalam sehari tidak boleh
lebih dari 100 cm dan adukan yang dipakai 1 Pc : 5 Psr,
kecuali bagian yang kedap air 1 Pc : 3 Ps.
c. Pasangan Bata Merah
1) Sebelum dipasang, bata harus direndam air sampai jenuh
dan batu bata yang pecah tidak boleh lebih dari 100 %
kemudian pemasangannya dalam sehari tidak boleh lebih
dari 1.00 m tingginya dan pemasangannya harus lurus
dengan ketebalan sesuai gambar. Proses pengeringan
harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari kalender.
Adukan yang dipakai 1 Pc : 5 Ps, kecuali bagian yang
kedap air 1 Pc : 3 Ps ( trasram ) yaitu pada bagian
diatas sloof s/d setinggi  20 cm diatas lantai pada seluruh
bangunan atau ditentukan sesuai gambar.
2) Tembok harus dipasang tegak lurus, siku, rata dan tidak
boleh rengat-rengat serta batu bata berukuran sama
menurut aturan normalisasi, berkualitas baik dan dari
hasil pembakaran yang masak tidak diperbolehkan
memasang bata yang pernah dipakai (bekas). Semua
Voeg / siar diantara pasangan batu bata pada hari
pemasangan harus dikeruk selama 1 cm pada bagian luar
dan dalam.
3) Pasangan tembok 1 / 2 batu maksimum dipasang dengan
luasan 12 m2, bila lebih harus dipasang kolom beton
praktis 12 / 12 cm2 dengan tulangan 4  12 mm dan
beugel 8 mm – 15 cm (sesuai gambar ).
d. Plesteran dinding, Beton dan Benangan
Dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan
disiram dengan air, sebelumnya harus dibuatkan kepala
plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran
yang direncanakan ( 1.5 cm). Semua plesteran dinding
dipakai campuran 1 Pc : 5 Ps termasuk benangan sudut dan
pembuatan ornamen, yang dibentuk sesuai gambar. Selama
proses pengeringan harus disiram dengan air agar tidak
terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang
terlalu cepat selama 7 hari, plesteran dinding yang akan
dicat tembok penyelesaiannya terakhir harus digosok
dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen,
sedangkan untuk sponingan harus rata, siku dan tajam pada
sudutnya.
Pekerjaan plesteran dilaksanakan setelah pekerjaan atap
selesai dilaksnakan dan sebelum pelaksanaan plesteran
dilaksanakan jalur-jalur instalasi air / listrik harus sudah
ditaman dalam tembok / beton terlebih dahulu harus sesuai
dengan gambar rencana.

PASAL 19 (PEKERJAAN JALAN UNTUK PAVING BLOCK)

1. Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan :


Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa hal yang
terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block

1.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus


mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat-koordinat.
Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan,
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan
harus mendapat persetujuan Pengawas.

2. Bahan-Bahan

2.1. Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block

a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini
biaya dari pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke
lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan dalam penawaran
Kontraktor. Kontrak harus melaporkan lokasi tersebut kepada
Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai
keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan
dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek.
Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.

b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan


gradasi limit seperti di bawah ini :

Ukuran tapis Prosentase (%) Lolos


terhadap berat :
9,25 mm 100
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,18 mm 50 - 95
600 mm 25 - 60
300 mm 10 - 30
150 mm 5 - 13
75 mm 0 - 10

c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena


memberikan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan.
Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena
membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat pemedatan.
Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-
beda harus diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah
satu.

2.2. Bahan Paving Block

Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau


sirkulasi kendaraan. Dengan type sesuai dengan gambar
arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400 kg/cm2.

3. Pelaksanaan

3.1. Pekerjaan Timbunan Tanah

Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika


dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang
disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang
tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR minimal
tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang
baik tanpa adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor
harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan-
tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor
harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu,
untuk tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau
disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang
akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan
lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai
dari tepi timbunan dengan arah longitudinal, kemudian
menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan
terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau halus
sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak
longsor.

Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :

a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai


Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga
terhadap kemungkinan retak-retak akibat pengeringan yang
cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain
yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu
strukturnya.

b. Test atau pengujian


Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan,
untuk mengetahui kepadatan maksimum, derajat kepadatan
lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu
pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan
Kontraktor.

3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block

a. Penyimpanan :

Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak


tercampur dengan tanah/kotoran disekitarnya. Tempat
penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus
terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.

b. Penghamparan pasir / bedding sand :

Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar


(base course) sampai ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya.
Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block
telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata
maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir
diratakan lagi sampai diperoleh hasil yang rata. Bedding sand
ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama
sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan
yang lepas / belum dipadatkan biasanya mempunyai
ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat
yang disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus
uniform dan pasir yang belum dipadatkan tersebut harus
dilindungi terhadap segala bentuk pemadatan dan lalu lintas,
sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama. Bila
ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi
sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu penghamparan
harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat
lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving
block pada hari yang sama.

3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block

a. Paving Block / Grass Block harus diletakkan


berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai dengan
gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan
tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar block tidak
boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus
dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar
pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak
dan ikatan antar block.

b. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :

Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk


pengisian celah antara block dengan elemen-elemen lain seperti
pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain,
dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran
utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah
pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari
25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate
halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang
lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang menanjak, menurun,
pemasangan block harus dilakukan dari bagian terendah
kebagian yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar
dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib membuat gambar kerja
untuk pola di daerah-daerah khusus.
c. Pemadatan Awal :

Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan


"mechanical flat plate vibrator", dengan karekteristik sebagai
berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton
sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding


sand. Pemadatan harus dilakukan segera setelah pemasangan
paving block dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian
yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan
pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah
sangat penting untuk memadatkan bedding sand segera
setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari
berpindahnya pasir yang masih dalam keadaan lepas karena
bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau
adanya air yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus
diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir
pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari
sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya.
Semua block yang rusak selama pemadatan dan selama masa
pemeliharaan harus segera diganti dengan yang baru tanpa
adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan
concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum
penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d. Pasir pengisi (joint filling) :

Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block


harus mempunyai gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari
berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-
celah dengan baik. Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat lain
yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran,
pasir pengisi harus segera dihamparkan dan diratakan dengan
sapu sepanjang permukaan jalan atau trotoar dan dimasukkan
ke dalam celah-celah antara dengan bantuan kompaktor. Celah
harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar
harus dipadatkan dengan mechanical flat plate vibrator,
sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan
kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.

e. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah


subur hingga ke dasar block, guna penanaman rumput.

f. Toleransi :

Toleransi ukuran bahan :


Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam
dengan toleransi maximum tidak lebih dari 3 mm terhadap
tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :

Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm


dari permukaan yang tercantum dalam gambar, sehubungan
dengan peil permukaan saluran air dll.

Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau


tempalte tidak boleh melebihi 8 mm dan perbedaan level dari
satu block terhadap block disebelahnya tidak boleh melebihi 2
mm.
1. Pekerjaan Galian
a. Lingkup pekerjaan galian adalah : galian tanah untuk
pemasangan kansteen sesuai ditunjuk dalam gambar
bestek.
b. Tanah bekas galian harus dibuang ke tempat yang aman di
luar lokasi proyek dan tidak mengganggu lalu lintas dan
lingkungan.
c. Pengangkutan tanah bekas galian keluar proyek harus
dilakukan selambat-lambatnya 2 x 24 jam sesudah
penggalian dengan catatan tanah galian tersebut tidak
boleh diangkut sebelum diijinkan Direksi.

2. Pekerjaan Urugan
a. Jenis sirtu yang digunakan adalah sirtu ex. Ngoro dan tidak
boleh dipakai tanah urug atau yang lain.
b. Sebelum pekerjaan lapisan sirtu dimulai, halaman harus
dibersihkan dari segala bahan yang tidak cocok dengan
jenis urugan dan harus dibuang keluar lokasi proyek dan
diperiksa oleh Direksi.
c. Tebal urugan disesuaikan dengan gambar dan dipadatkan.
d. Pemadatan urugan dilakukan dari bagian tepi masuk ke
tengah dalam satu arah dimana masing-masing daerah
pemadatan memperoleh desakan pemadatan yang sama.
e. Pemadatan urugan harus dilaksanakan secara berlapis-
lapis dipadatkan dengan alat tumbuk manual atau
digenangi air sampai jenuh sampai ketinggian yang
ditentukan.

3. Pekerjaan Paving Stone


a. Jenis pavingstone yang digunakan adalah Paving Stone
Abu-2 Tb 6 Cm dengan nilai tekan K 300 dan Topi Uskup
tebal 6 cm K 300 serta dibuktikan dengan Test Kokoh
Tekan dan Test Abrasi oleh Laboratorium Beton dan
kontruksi yang independen.
b. Cara pemasangan paving stone harus sesuai dengan
gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
c. Umur paving stone yang boleh dipasang adalah minimal 2
(dua) minggu atau 14 (empat belas) hari.
d. Kerataan permukaan pasangan paving stone diatur dengan
urugan sirtu yang ada dibawahnya dengan ketebalan
disesuaikan dengan gambar.
e. Agar paving tidak lepas satu sama lain, maka pada tepi-
tepi dipasang paving uskup dan kanstin.
f. Permukaan pavingstone harus dijaga agar tetap rata, bila
ada yang turun maka secepatnya harus diperbaiki.
g. Untuk mendapatkan pasangan paving stone yang baik,
diwajibkan menghamparkan pasir halus ayakan di atas
permukaan paving stone, kemudian digetar dan ditumbuk
pelan-pelan.

4. Pekerjaan Kanstin
a. Jenis Kanstin yang digunakan adalah Kanstin warna abu-
abu dengan nilai tekan K 300 dan dibuktikan dengan Test
Kokoh Tekan oleh Laboratorium Beton dan kontruksi yang
independen.
b. Cara pemasangan kanstin/kreb harus sesuai dengan
gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
c. Umur kanstin/kreb yang boleh dipasang adalah minimal 2
(dua) minggu atau 14 (empat belas) hari setelah selesai
pabrikasinya.
d. Agar pasangan kanstin/kreb tidak lepas satu sama lain,
maka antara pasangan kanstin harus diberi spesi.

PASAL 20 (PEKERJAAN PENGECATAN)


1. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam
serta pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar.

2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan
adalah : Produk Lokal Merek Catylac atau setara.
Cat dinding luar/ exterior Catyalac :
- Primer : 1 lapis Catylac Primerinterval 2
jam
- Undercoat : 1 lapis Catylac Wall Filler interval
2jam
- Cat akhir exterior : 2 lapis Catylac Exterior setebal
2x30 micron, interval 2 jam, semua
lapis sehingga. Dicapai permukaan
yang merata dan sama tebal
- Cat Coating : 2 lapis Bahan Anti Lumut glass
stone, star stone ex Propan setebal
2x30 micron, interval 2 jam, semua
lapis sehingga. Dicapai permukaan
yang merata dan sama tebal
- Cat Pagar : 1 lapis Dempul, 2 lapis EX Nippon
2000 setebal 2x30 micron, interval 2
jam, semua lapis sehingga. Dicapai
permukaan yang merata dan sama
tebal

b. Sifat-sifat umum
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Tahan terhadap gesekan dan mudah diberslhkan
- Mengurangi Pori-Pori dan tembus uap air
- Tidak berbau
- Daya tutup tinggi
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih
disegel dalam kemasan 5 kg: atau 25 kg, tidak pecah atau
bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau
Manager Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan
sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan bahwa cat
yang dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung
jawab, babwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan
sesual dengan RKS.
d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan
pengecatan, pemborong mengajukan daftar bahan
pengecatan kepada Manager Konstruksi.
Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan
untuk dijadikan contoh, atas biaya pemborong.
Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan
warna khusus harus disiapkan dari pabrik dan memiliki
sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan
pencampurannya.
3. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan
langit-langit dan lantai telah selesai dikerjakan. Selanjutnya
diadakan persiapan sebagai berikut:
a. Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan
disetujui oleh Manager Konstruksi
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran
yang menempel dibersihkan
c. Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan
dicat karena masih basah dan lembab
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk
contoh warna
e. Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa
sehingga. terdapat urutan-urutan yang tepat mulai
dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan
akhir.
f. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti
petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.

4. Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan tembok luar.
1) Tembok yang akan dicat harus
mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah
permukaan tembok kering maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan
tembok tersebut terhadap
pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang
biasanya terdapat pada tembok baru, dengan
amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
2) Selanjutnya dilapis tipis dengan
plamur
3) Pada bagian-bagian dimana banyak
reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi
lapisan wall sealer
4) Setelah kering permukaan tersebut
diamplas lagi sampai halus
5) Kemudlan dicat dengan lapisan
pertama
6) Bagian-bagian yang masih kurang
baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah
kering

b. Pekerjaan Coating Anti Lumut ( Stone Veneer


)
1) Lingkup pekerjaaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik.
2) Persyaratan Bahan
Bahan yang dipakai adalah Bahan Anti Lumut
glass stone, star stone ex Propan. atau setara,
yang tidak membuat lapisan film dan tidak
merubah warna serta texture dari batu alam itu
sendiri. Bahan tersebut harus disetujui oleh
Perencana dan Pengawas.
3) Syarat-syarat pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan kontraktor harus
membuat mock-up untuk pekerjaan ini sesuai
dengan yang akan dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan, kontraktor wajib
mengikuti semua persyaratan material dan tata
cara pelaksanaan dari produsen.

PASAL 21 (PEKERJAAN PAGAR MINIMALIS, PAGAR BRC


DAN PINTU PAGAR MINIMALIS)

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan


dan pemasangan serta finishing. Adapun type serta penempatan-
penempatannya satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera
dalam gambar denah serta rencana penempatannya.

2. Bahan yang digunakan :


a. Pagar Minimalis yang digunakan besi Hollow Galvanis
2X4”,4X4”,5X5” dengan ketebalan T = <2 mm, corak dan bentuk
seperti terdapat dalam gambar kerja.
b. Pagar besi BRC digunakan type KW-1 dengan kualitas yang
baik dan ukuran sesuai dengan gambar bestek, tidak dalam
keadaan bengkok dan bukan barang bekas.
c. Antara tiang beton dengan tiang beton dipasang pipa bulat
ukuran standar dari pagar BRC tidak cacat dan yang berkualitas
baik.
d. Tiang beton dan dinding pagar atas dan bawah di RELIEF.
e. Tiang beton dibuat topi dan di RELIEF.

3. Pasangan Pintu Pagar :


a. Pasangan pintu pagar reel pendorong harus benar-benar di
watter pass dan rata.
Bahan-bahan yang dipergunakan adalah produksi dalam negeri,
bahan harus mempunyai ukuran-ukuran yang sama, sesuai
dengan gambar bestek salah satu bidangnya harus bebas dari
cacat-cacat permukaan, pecah-pecah atau retak-retak.
b. Apabila ukuran-ukuran yang ada dipasaran tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan, maka pemborong wajib memotongnya
dengan gergaji.
c. Sebelum kontraktor menyediakan stock untuk dipasang,
seyogianya contoh bahan ini diperlihatkan dulu kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

PASAL 22 PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Bahan / Material
- Bahan Utama : - genteng karang pilang merk Bambe,
Good year, Bisma.
- Asbes gelombang besar merk
Gajah, Djabesmen.
Mutu :  Kualitas  I (satu) mempunyai  warna
yang  sama antara satu dengan lainnya
Bubungan :  Dari genteng hasil produksi yang
sama (tersebut diatas) dipasang dengan
adukan 1pc:3ps.
2. Pelaksanaan.
a. Kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi
Lapangan,  Penyedia tidak diperkenankan melakukan
pemasangan  genteng  sebelum usuk, reng terpasang
dengan benar sesuai gambar rencana.
b.  Sebelum   pemasangan  genteng,   Penyedia   harus
memastikan   bahwa  usuk , reng telah terpasang
dengan  rata,  kemiringan  telah  benar, jarak usuk
sesuai dengan yang direncanakan.
c.  Pemasangan  genteng , baik  urut-urutan maupun  jarak
over lapping dan  toleransi-toleransi  yang
diperkenankan, harus sesuai  dengan  petunjuk yang
dikeluarkan pabrik.
d.  Setelah  genteng terpasang, susunannya  harus  rapi
sehingga  jika pada susunan tersebut ditarik  garis
horizontal  maupun diagonal, garis  tersebut harus
lurus.
e.  Overlapping  contoh genteng harus  tepat,  sehingga
tidak terjadi kebocoran karena tampias.
PASAL 23 PEKERJAAN LANGIT – LANGIT ( RANGKA
HOLLOW )
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan ketentuan :
a. Yang termasuk pekerjaan langit - langit ini ialah langit-
langit pada bangunan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana/Detail.
b. Rangka plafond menggunakan hollow galvalum 3,5x3,5
cm dengan modul 60x60cm. Untuk penggantung plafond
digunakan bahan hollow galvalum 3,5x3,5 cm + kawat
penggantung dan jarak antar penggantung mengikuti
gambar.

c. Bahan penutup langit-langit dipakai Kalsi board uk. 120 x


240 mm tebal 4 mm produksi Kalsiboard, GRC board,
Silicaboard / Setara dan semua pekerjaan ini mengikuti
NI-5 ’61 dan NI-3 ’70 dan pola pemasangan disesuaikan
dengan kondisi di lapangan dan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.
d. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang
berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga ahli.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia diwajibkan
untuk membuat shop drawing dan meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan
peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-
out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
f. Setelah rangka plafond terpasang, seluruh permukaan
harus rata, waterpass, tidak gelombang, batang rangka
saling tegak lurus.
g. Penutup plafond dari bahan yang telah ditentukan sesuai
gambar, tidak cacat, retak, gopal dan dipastikan
kedatangan dalam kondisi terbungkus rapi.
h. Setiap sambungan gypsumboard harus menggunakan
joint tape dari UB-Tape dan dilapisi UB Kompon.
i. Langit-langit penutup plafond baru boleh dipasang apabila
semua keperluan-keperluan/ kepentingan-kepentingan
yang diatas plafond selesai terpasang secara keseluruhan
seperti kabel listrik dan sebagainya.
j. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat
manhole/access panel dilangit-langit yang bisa dibuka,
tanpa merusak papan semen disekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M & E. Dan
ukuran manhole minimal 50cm x 50cm.

PASAL 24 PEKERJAAN LISTRIK

Lingkup pekerjaan listrik yang dilaksanakan meliputi


pemasangan :
- Instalasi titik lampu dan stop kontak.
- Saklar tunggal dan Saklar ganda.
- Lampu SL Tornado 24 Watt dan Lampu SL Tornado 15 watt.

1. Persyaratan
a. Untuk keperluan ini Penyedia dapat menugaskan pihak ketiga
(instalatir) yang mempunyai sertifikat dari PLN setempat
dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
secara tertulis.
b. Penyedia tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi
yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut Penyedia
harus membuat gambar / diagram instalasi dengan skala 1 :
100 dengan mendapat persetujuan dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan perat¬uran-peraturan
dalam uraian ini dengan tegangan / voltage : 220 V sesuai
dengan keadaan setempat yang ada.
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di
Indonesia pada waktu ini (PUIL) tahun 2000.
g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.

2. Pekerjaan Pemasangan Pipa


a. Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang
dengan klem-klem dan pipa yang digunakan ialah pipa-pipa
PVC.
b. Pemasangan pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi
lapak (klos) yang jarak pemasangannya satu sama lain
minimal 1 (satu) meter.
c. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 m harus diberi Trakdoos
(T.doos).
3. Pemasangan Kawat / Kabel
a. Kabel yang digunakan untuk pemasangan instalasi listrik ini
adalah kabel NYM 500 volt berukuran 2x2,5 mm2 untuk
aliran induk + stop kontak dan untuk aliran pembawa dari
saklar ke lampu adalah kabel NYM 500 volt berukuran 2x1,5
mm2. Kabel instalasi yang dipasang adalah buatan lokal dari
produsen : Supreme, Kabelmetal atau Kabelindo.
b. Penarikan kabel diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit
yang tidak terlihat dari bawah.
c. Isolator yang digunakan ialah R.25 berukuran 25 x 25 mm
dengan jarak kurang dari 0,80 m.
d. Pada tiap-tiap penyambungan kabel dipergunakan lasdoop.
e. Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan diatas
tembok muka kabel itu dimasukkan kedalam pipa sebagai
pengaman.
f. Semua kabel yang dimasukkan kedalam pipa, tidak boleh ada
sambungan.
4. Pemasangan Saklar, Stop Kontak, Sekringkast dll
a. Pemasangan saklar berkekuatan 6A-250 V, stop kontak 15
Amp dari ebonit putih merk BROCO atau Panasonik harus
dipasang serapi-rapinya dan warna harus satu macam, tidak
boleh dicat atau diduco, semuanya pasangan dalam
(inbouwmounting)
b. Untuk saklar seri supaya dipasang mema¬kai double truimel.
c. Tinggi saklar, stop kontak dari lantai menurut petunjuk PLN
setempat. (menurut ketentuan A.V.E.).
5. Jumlah Titik Lampu yang diperlukan
a. Jenis lampu yang dipakai adalah Lampu SL Tornado 24 Watt &
Lampu SL Tornado 15 watt merk Phillips.
b. Semua Lampu dipasang menempel dan masuk kedalam
Plafond (Inbow), sedangkan jenis lampu lainnya
penempatannya disesuaikan gambar masing-masing lokasi.
c. Jumlah titik lampu yang diperlukan disesuaikan dengan
gambar perencanaan masing-masing lokasi.
d. Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa
sehingga apabila salah satu group tersebut putus, penerangan
dan stop kontak pada ruangan itu tidak padam seluruhnya.
6. Ukuran Isolasi
Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 0.5 Ohm sampai
0.3Ohm.
Kotak Sekering (Panel).
a. Kotak berkunci tersebut dari plat baja dengan ukuran sesuai
dengan perencanaan serta dilengkapi dengan sekring MCB
merk Siemen /sejenis.
b. Pemasangan sekring / panel secara tertanam dalam tembok
terpasang kuat dan rapi dengan lokasi yang tidak
mengganggu lalu lintas serta mudah untuk dijangkau.
7. Sambungan Pengaman ke Tanah (Arde)
a. Pihak Penyedia wajib membuat suatu sistem pentanahan yang
baik sesuai dengan peraturan yang ada beserta persyaratan
yang berlaku.
b. Semua dari bagian sistem listrik harus ditanahkan.
c. Kawat pentanahan yang digunakan adalah kawat telanjang /
BCC (Bare Copper Conductor).
d. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa
galvanis minimum Ø 1” diujung pipa tersebut diberi cooper rod
elektroda yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m /
permukaan titik air.
e. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel adalah 2
ohm diukur setelah tidak turun hujan 3 hari berturut-turut.
f. Pada setiap batang pentanahan (galvanis rod) dilengkapi
dengan box test terminal control yang dapat dibuka untuk
pengujian.
g. Pengujian dapat dilakukan oleh pihak Penyedia dengan
disaksikan pihak pengawasan dibuatkan berita acara hasil
pengukuran pentanahan.

PASAL 25 PEKERJAAN PEMELIHARAAN


Pada saat penyerahan pekerjaan, lapangan harus dalam
keadaan bersih dari sisa – sisa bahan bangunan/bahan bekas
bangunan lainnya.
Sebelum serah terima pekerjaan kedua (masa pemeriharaan),
bila terjadi kerusakan bangunan Penyedia diwajibkan secara
rutin mengadakan perbaikan secepat mungkin, sebelum masa
pemeliharaan habis.
Bahan bongkaran dikembalikan ke pihak sekolah setempat
dengan dibuatkan berita acara serah terima bongkaran.

PASAL 26 GAMBAR KERJA DAN GAMBAR TEPAT


LAKSANA
Bilamana ada perubahan di lapangan atau gambar rencana
kurang jelas, maka Penyedia wajib membuat gambar kerja
(Shop Drawing).

PASAL 27 PENUTUP
Pekerjaan lain-lain yang belum tercantum di dalam uraian
Spesifikasi Teknis ini akan ditentukan/diterangkan pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.

Sidoarjo, Maret 2020

Dibuat Oleh:
Konsultan Perencana
CV. LINTAS ARTHA KARYA

FIRSTYAN YOSHUA, S.T.


Direktur
OUT LINE SPESIFIKASI TEKNIS

Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat minimal yang ditentukan


dalam spesifikasi teknis berikut ini.
No Jenis Material Klasifikasi Merk /
. Pembuat

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan
Lokasi Kerja
2. Papan Nama
Proyek
3. Pengukuran
4. Papan Patok Kayu kelas-III, ukuran tebal
Ukur 2,5 cm, lebar 20 cm, lurus
(Bowplank) pada sisi sebelah atasnya.
Pemasangan patok keliling
bangunan minimal berjarak
1,00 meter dari as dinding
bangunan.

PEKERJAAN TANAH
1. Penggalian dan
Pengupasan
Tanah
2. Pekerjaan
Galian Pondasi
Footplat
3. Pekerjaan
Galian Pondasi
Strouss Ø30cm
3. Urugan dan
Pemadatan
PEKERJAAN PONDASI
1. Mutu Beton Konstruksi struktural K-225
dan beton praktis K-125,
Konstruksi non struktural K-
100
2. Semen Semen PC Ex. Semen
Gresik /
Standart Sil
3. Bahan Agregat Batu pecah / split ukuran
Beton maksimum 2 cm
4. Air Bebas dari asam, garam,
bahan alkali dan bahan
organik
5. Besi Beton Baja deformasi (D) mutu
U39, Baja tulangan mutu
U24
PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG
1. Mutu Beton Konstruksi struktural K-250
dan beton praktis K-225,
Konstruksi non struktural K-
100
2. Semen Semen PC Ex. Semen
Gresik /
Standart Sil
3. Bahan Agregat Batu pecah / split ukuran
Beton maksimum 2 cm
4. Air Bebas dari asam, garam,
bahan alkali dan bahan
organik
5. Besi Beton Baja deformasi (D) mutu
U39, Baja tulangan mutu
U24
6. Kayu bekisting Kayu kelas III, Papan
bekisting dari kayu dengan
tebal 2cm atau multilek
tebal  9 mm dan
pemakaian maks 2 kali
PEKERJAAN PASANGAN DINDING
1. Pasangan Bata Adukan yang dipakai 1Pc :
Merah 5Ps
2. Plesteran Tebal  1.5 cm, dipakai
dinding, Beton campuran 1Pc : 5Ps
dan Benangan
PEKERJAAN PASANG PAVING
1. Pemasangan Paving Stone Abu-2 Tb 6 Cm
Paving Stone nilai tekan K 300 dan Topi
Uskup tebal 6 cm K 300
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat Batu Alam Cat dasar 1 lapis, Cat Ex.Glass
(Coating) penutup 2 lapis Stone,Star
Stone,
Propan
2. Cat eksterior Cat dasar 1 lapis, Cat Ex. Catylac,
(tampak depan penutup 2 lapis Jotun
dan kolom
teras)
3. Cat Hollow Dempul dasar 1 lapis, Cat Ex. Nippon
Pagar penutup 2 lapis 2000,Seiv,
Menggunakan Spray dll
PEKERJAAN PEMBUATAN PINTU PAGAR BESI
1. Pagar Besi Hollow Galvanis
Hollow Galvanis 2X4”,4X4”,5X5” dengan
ketebalan T = <2 mm
PEKERJAAN PEMBUATAN GAPURA
1. Atap Gapura Rangka Hollow atap Ex.Bambe,
menggunakan genteng Goodyear,
karang pilang Kelas I Bisma.
mempunyai warna yang
sama.
2. Papan Nama Menggunakan Banner
Kualitas I dengan
menggunakan Papan
3. Kolom Kolom penyangga
Penyangga menggunakan pipa
stainless 50x50x1.7mm
PEKERJAAN LISTRIK
1. Kabel TR Kabel NYA 2x1.5 mm
2. Titik Lampu Fitting plafon, Pipa listrik
5/8”, Kabel,
T dus, L bow, Klem kabel
3. Penerangan Lampu LED 9 watt, Lampu Ex. Philips
LED13 watt
4. Pipa Instalasi Pipa paralon ukuran 5/8”
Pelindung kabel

Anda mungkin juga menyukai