Anda di halaman 1dari 50

BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

SPESIFIKASI TEKNIS
(RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)

BAB I
UMUM
Pendahuluan

1. Pemilik Bangunan
Pemilik Bangunan adalah Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.

2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan adalah Oekabiti Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

3. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia barang/jasa adalah Belanja jasa
konsultan perencana (SD) DAU wilayah VI.

4. Sumber Dana
Sumber dana untuk pembiayaan pekerjaan tersebut berasal dari Dana DAU sesuai DIPA
Tahun Anggaran 2023 pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.

5. Kontrak Pekerjaan
Kontrak pelaksanaan pekerjaan berpedoman pada Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun
2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Dokumen Pelelangan

1. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk Pelelangan ini adalah :


a. Persyaratan administrasi
b. Persyaratan-persyaratan teknis
c. Lampiran-lampiran
d. Risalah-risalah penjelasan Aanwijzing dan risalah peninjuan lapangan
e. Formulir penawaran
f. Formulir rencana anggaran biaya
g. Daftar harga satuan upah dan bahan serta sewa alat-alat.
Satuan perangkat dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat 1 huruf a s/d c
diserahkan kepada setiap peserta pelelangan pekerjaan 1 (satu) set sedangkan
sebagaimana pasal 3 ayat 1 huruf (d) dibuat dalam bentuk berita acara dan akan
diserahkan juga.

2. Peserta pelelangan pemilihan langsung dianggap telah menguasai sepenuhnya hal ikhwal
yang dimaksud dalam dokumen pelelangan setelah diadakan penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing).

3. Peserta pelelangan harus memeriksa dan meneliti lokasi dimana akan dibangun pekerjaan
tersebut dan harus mengetahui dan menguasai sepenuhnya kondisi fisik medan, luas dan

CV. DISEN KONSULATAN 1


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

macam pekerjaan, bahan-bahan yang diperlukan, perlengkapan yang diperlukan dalan


pelaksanaan pekerjaan.

4. Peserta pelelangan harus mengetahui ketentuan-ketentuan dan surat-surat perijinan yang


diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan.

5. Dalam hal tedapat perbedaan ukuran-ukuran diantara


Prosedur dan tata tertib pelelangan mengikuti Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun
2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Satu dan lain hal keabsahan surat penawaran harga harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

Prosedur dan tata tertib pelelangan mengikuti Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun
2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Satu dan lain hal keabsahan surat penawaran harga harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

Perubahan dalam RKS dan Gambar-Gambar

Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar kerja dapat dirubah, ditambah,
dihilangkan sesuai kebutuhan dimana perlu yaitu :

1. Untuk perubahan yang dianggap perlu sebelum pelelangan, akan dilakukan pada
waktu Aanwijzing dan dituangkan dalam Berita Acara.

2. Perubahan yang dianggap perlu untuk penyesuaian dengan kondisi lapangan atau
dengan perubahan design, maka dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis
kepada penyedia barang/jasa oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas Pekerjaan.

CV. DISEN KONSULATAN 2


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

A. PENDAHULUAN
1. PENJELASAN UMUM MENGENAI LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Pembangunan ruang guru
dan enam ruang kelas terdiri dari :

PEKERJAAN PEMBANGUNAN KANTOR PENGELOLA SIKIM

A. Pekerjaan Persiapan

B. Pekerjaan Tanah dan Urugan

C. Pekerjaan Struktur dan Beton

D. Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran

E. Pekerjaan Pasangan Keramik

F. Pekerjaan Plafond dan Atap

G. Pekerjaan Kusen, Bingkai dan Kaca + aksesoris

I. Pekerjaan Pengecatan

J. Pekerjaan Instalasi Titik Lampu dan Stop Kontak

K. Pekerjaan Pengadaan (Meubeler)

L. Pekerjaan Lain-lain

2. PERATURAN-PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.1. UNTUK PEKERJAAN SIPIL
Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim dipakai, kecuali
ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknik ini.
Peraturan Bangunan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik ini adalah :
Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi;
Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;

CV. DISEN KONSULATAN 3


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan;
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
Kep.174/MEN/1986, dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia);
PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia);
PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);
PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia);
PPBBI-1980 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia);
PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);
Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961);
Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah
setempat ;

2.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN


a). Penyedia diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-
syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun
mekanikal/elektrikal.
b). Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan
akan menimbulkan bahaya, maka Penyedia diwajibkan untuk mengadakan
perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara
tertulis kepada Direksi/Pengawas Pekejaan.
c). Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan dilokasi
atau ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka yang berlaku adalah
menurut urutan- urutan yang menentukan di bawah ini :
Bestek (RKS)
Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran tertera pada gambar.
Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan
d) Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap

CV. DISEN KONSULATAN 4


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

termasuk mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan - bahan


yang diperlukan, menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal lain
yang dianggap perlu.

e). Penyedia diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk


menunjuk penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.

f). Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi


baja,
konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya disamping pekerjaan pengolahan
tanah, baikmenurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang disediakan
oleh Direksi jika diduga terdapat kekurangan, maka Penyedia diwajibkan
mengadakan Konsultasi dengan Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
g).Pihak Penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin
terjadi dan memperhitungkan di dalam harga penawaran.
h).Penyedia harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga
lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam
hari, Penyedia harus meminta persetujuan kepada Direksi /Pengawas terlebih dahulu.

i). Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna kepada
PemberiTugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.

2.3. RENCANA KERJA


a)Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia menyusun rencana kerja yaitu suatu
rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan
diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
dikeluarkannya Surat Keputusan dan Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan
mengadakan Pre Construction Meeting (PCM) dengan pihak Konsultan pengawas
dan Direksi Lapangan.
b) Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang di
Kantor Proyek dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak
c)Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia telah menyerahkan Request Pekerjaan

CV. DISEN KONSULATAN 5


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

beserta Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya.


d)Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan
memperhatikan gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan
persetujuan kepada Penyedia untuk segera dilaksanakan.
e)Penyedia harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat
bantusesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu
hal yang harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
f) Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar
untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan,
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.

2.4. DIREKSI KEET, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN


a)Gudang dan ruang rapat di lapangan telah dibuat di sekitar bangunan yang letaknya
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor pada tahap ini diharuskan
mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada bangunan yang sudah ada.
b)Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya
mendapat perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin
perlindungan terhadap bahan-bahan tersebut.
c) Penyedia wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan oleh Direksi
bersama-sama dengan Pemberi Tugas untuk membicarakan segala sesuatu mengenai
pembangunan proyek tersebut.

2.5. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN


Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikuti di
dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Gambar
Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini.
Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.
b. Petunjuk
Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing) yang
tercantum di dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi


Tugas/Direksi, Konsultan Perencana dan Instansi terkait, Dinas Tata Kota maupun
Dinas Keselamatan Kerja.

CV. DISEN KONSULATAN 6


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

c. Peraturan
Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk semua
pelaksanaan penyediaan.
Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan penyediaan dari Dirjen Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah
tanggal 28 Mei 1941 (AV) kecuali dinyatakan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini.

2.6 BAHAN-BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN


Bahan-bahan bangunan, peralatan, perpipaan beserta accessoriesnya dan lain-lain
yang disediakan oleh Penyedia Jasa dinyatakan pada daftar terlampir.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan contoh-contoh meterial yang akan dipakai
untuk dimintakan persetujuan dari Direksi/Pengawas dan tidak diperkenankan
memesan/mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi/Pengawas akan
menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk
memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya.
Direksi/Pengawas berwewenang untuk meminta keterangan mengenai asal dan mutu
bahan bangunan dan lain-lain. Apabila dianggap perlu, Direksi/Pengawas berhak
menelitinya dengan mengirimkan contoh-contoh ke Balai Penelitian Bahan-bahan di
Bandung. Segala ongkos yang bertalian dengan penelitian tersebut adalah tanggungan
Penyedia Barang/Jasa.
Jika ada bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi/Pengawas, Penyedia Jasa Konstruksi
diwajibkan untuk segera mengangkat bahan-bahan tersebut keluar halaman
pekerjaan atas perintah pertama dari Direksi/Pengawas selambat-lambatnya dalam
waktu 3 X 24 jam. Jika bahan-bahan yang sedang dikerjakan dan ternyata
mengandung cacat, maka bahan-bahan tersebut dianggap sebagai ditolak. Dalam hal
ini pemakaian bahan-bahan tersebut harus segera dihentikan dan bagian pekerjaan
yang menggunakan bahan tersebut harus dibongkar.

CV. DISEN KONSULATAN 7


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


No
Jenis/Tipe Alat Jumlah Kapasitas Alat Status
Kepemilikan
1. Concreate Mixer 1 0.5 M3 Sewa/Milik
2. Hand Stamper 1 80 Kg Sewa/Milik
3. Bars Cutting 1 41 mm/7Kw Sewa/Milik
4. Bars Bending 1 40 mm/7Kw Sewa/Milik
5. Peralatan Pertukangan 1 Sewa/Milik

2.7 ALAT –ALAT KERJA dan ALAT-ALAT BANTU


Pada prinsipnya Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk
penyediaan air, penerangan, aliran listrik dan sebagainya.
Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas, Penyedia Barang/Jasa
harus pula menyediakan mesin molen, alat bantu mekanik dan water-pas untuk
keperluan penentuan / pemeriksaan letak dan tinggi, alat-alat lain yang sedang dan
akan dilaksanakan. Semua biaya-biaya pengukuran adalah menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.
Dalam surat penawarannya, Penyedia Jasa Konstruksi harus melampirkan daftar alat-
alat yang disebut diatas. Penyedia Barang/Jasa hendaknya mencantumkan jumlah dan
kapasitas dari masing-masing alat yang sesuai dengan scope pekerjaan yang akan
dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.Dan apabila dibutuhkan pemakaian
alat berat maka diharapkan penyedia barang/jasa memakai peralatan tersebut untuk
mempercepat pelaksanaan pekerjaan.
Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor
pertimbangan untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

2.8 PERSONALIA PENYEDIA JASA KONSTRUKSI


Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar
proyek ini kepada para wakil ataupun pelaksana-pelaksananya.
Selama jam kerja, wakil atau pelaksana Penyedia Barang/Jasa harus berada ditengah
tengah pekerjaan kecuali berhalangan atau sakit.
Sehubungan dalam hal-hal tersebut diatas, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan
mengajukan bagan organisasi, lengkap dengan nama dan alamat para karyawan
utama.Penyedia Barang/Jasa hanya boleh memperkerjakan staf/pekerja di lapangan
yang bukan merupakan pembawa penyakit types, cholera atau dysentry.
2.8.1 Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk seorang kuasa

CV. DISEN KONSULATAN 8


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana Kepala yang cakap untuk
memimpin Pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Penyedia Jasa Pemborongan, berpendidikan minimum :
a. a.Site Manajer/Kepala Proyek, Pendidikan S1 Sipil/Arsitektur, pengalaman 5
tahun, 1 orang
b. Tenaga Pelaksana Lapangan, pengalaman 5 th, pendidikan STM/D3/S1, 1
orang
c. Tenaga Logistik, pendidikan D3/STM, pengalaman 3 tahun, 1 orang
d. Tenaga Administrasi, pendidikan SMA pengalaman 3 tahun, 1 orang

2.8.2 Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa
Pemborongan.
2.8.3 Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam
memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan
Pengawas dan Tim Pengawas Teknik Proyek ( PTP ) berhak mengusulkan untuk
disediakan penggantinya.
2.8.4.Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang
maupun jiwa).

2.9 KECELAKAAN DAN KESEHATAN


Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung manjadi beban
Penyedia Barang/Jasa.
Sehubungan dengan ayat diatas, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan menyediakan
kotak PPPK lengkap terisi menurut kebutuhan.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
menyediakan alat pemadam kebakaran. Antara lain botol-botol pemadam kebakaran
BCF/CO², pasir dalam bak kayu dan / atau karung, galah-galah secukupnya serta
pemeliharaannya.Penyedia Barang /Jasa diwajibkan memperhatikan kesehatan
karywannya.
Sejauh tidak disebutkan dalam uraian & syarat-syarat ini, maka semua ketentuan
umum lainnya dan dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah cq. undang-undang
keselamatan kerja dan lain sebagainya, termasuk semua perubahan/tambahan hingga
kini tetap berlaku.

2.10 PENGAMANAN
Setelah Penyedia Barang/Jasa mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain
sebagainya,maka Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh atas segala
sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :

CV. DISEN KONSULATAN 9


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang disengaja


ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.
Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut diatas, Penyedia Barang/Jasa harus
melaporkan kepada Direksi/ Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian diatas, Penyedia Barang/Jasa diizinkan mengadakan
pengamanan antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.

2.11 TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN


Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan Penyedia
Barang/Jasa yang tidak termasuk dalam lingkup kontrak, harus diperbaiki dan
dikembalikan pada keadaan semula oleh Penyedia Barang/Jasa. Biaya perbaikan
tersebut menjadi tanggungan Penyedia barang/Jasa.

2.12 PEMBUANGAN AIR SISA


Segala jenis aliran air, air buangan, air apapun juga yang ada sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara
pembuangan yang telah ditentukan Direksi/Pengawas, pejabat-pejabat ataupun
orang-orang yang terkena akibat air tersebut. Semua biaya pembuangan air ini
menjadi tanggungan Penyedia Barang/Jasa.

2.13 PEMBERSIHAN LAPANGAN


Penyedia Barang/Jasa harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak
ada sisa-sisa material atau sampah yang berserakan. Setelah penyempurnaan
pekerjaan maka segala bahan-bahan sisa, sampah-sampah dan konstruksi sementara
harus dikeluarkan dari lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan
semula.

2.14 RAMBU-RAMBU LALU LINTAS


Bila pelaksanaan pekerjaan berhubungan dengan lalu lintas umum, maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus memasang tanda-tanda lalu lintas yang harus disetujui dahulu
oleh Direksi/Pengawas demi keselamatan lalu lintas.

CV. DISEN KONSULATAN 10


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

2.15 TEST
Penyedia Barang/Jasa sudah harus memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan
bahan dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.

2.16 UKURAN DAN PEIL


Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran lainnya yang
belum terdapat dalam gambar harus dirundingkan dengan Direksi/Pengawas.
Peil Dasar/Induk (reference point) akan ditentukan dan diberikan oleh
Direksi/Pengawas lapangan. Penyedia Barang/Jasa harus membuat patok-patok yang
permanen disekitar tempat pekerjaan untuk memudahkan pengukurannya. Biaya
pematokan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
Pematokan yang diperlukan untuk menentukan letak pekerjaan-pekerjaan yang tepat
berdasarkan gambar / petunjuk Direksi/Pengawas harus dilakukan Penyedia
Barang/Jasa.
Setelah pekerjaan dan pematokan selesai dan disetujui Direksi/Pengawas, pekerjaan
selanjutnya baru boleh dimulai.
Penyedia Barang/Jasa diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama
lain tiap bagian pekerjaan dan segera melaporkan kepada Direksi/Pengawas setiap
terdapat perbedaan ukuran/selisih, untuk mendapatkan keputusan perbaikannya.
Tidak dibenarkan Penyedia Barang/Jasa membetulkan sendiri kekeliruan tersebut
tanpa persetujuan Direksi/Pengawas.
Pengukuran sudut hanya boleh dilakukan dengan alat ukur Theodolite. Pengukuran
siku dengan benang menurut Pytagoras hanya boleh dilakukan untuk bagian-bagian
ruang yang kecil menurut pertimbangan Direksi/Pengawas.
Papan bangunan (Bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang
terpancang di dalam tanah, sehingga tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai
pemasangan, Penyedia Barang/Jasa harus melaporkannya kepada Direksi/Pengawas
untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
Adanya pengawasan dari Direksi/Pengawas tidak mengurangi tanggung jawab
tersebut.

B. PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG GURU DAN ENAM RUANG KELAS


Lingkup Pekerjaan
1.Pekerjaan ini meliputi penyedian, pendayagunaan tenaga kerja, bahan - bahan,
peralatan dan alat - alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pembangunan pada proyek ini.
2. Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pemasangan bowplank, papan nama proyek,
Administrasi dan Pelaporan, serta pekerjaan bongkaran.

CV. DISEN KONSULATAN 11


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

1.1. PAPAN PATOK UKUR (BOWPLANK)


a) Papan patok ukur (bowplank) dipasang pada patok kayu yang kuat,
sehingga tidak bias digerak-gerakkan
b) Papan patok ukur dibuat dari kayu kelas-III, dengan ukuran tebal 2,5 cm, lebar 20
cm, lurus pada sisi sebelah atasnya
c)Tinggi sisi atas papan bouplank harus sama satu sama lain
kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Lapangan.
d) Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Penyedia harus melapor
kepada Direksi Lapangan untuk diminta persetujuannya, serta harus menjaga dan
memelihara keutuhan serta ketetapan patok-patok ukur sampai tidak
diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Direksi Lapangan.

1.2. RAPAT LAPANGAN


Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat
Lapangan (Site Meeting) di Ruang Rapat di Kantor Direksi yang dipimpin
langsung oleh Direksi.
Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat ini antara lain :
a)Kemajuan Pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum
dalam Laporan Mingguan
b) Perihal Administrasi Proyek
c) Hal-hal teknis (penjelasan gambar/spesifikasi serta instruksi Direksi dan
Pemberi Tugas)
d) Koordinasi Pekerjaan
e) Seluruh Hasil Rapat ditulis dalam suatu Risalah Rapat dan masing-masing
peserta rapat menerima satu berkas risalah rapat yang dapat dijadikan acuan
dan kontrol bagi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya

1.3. DOKUMENTASI DAN LAPORAN-LAPORAN


Kontraktor harus membuat Dokumentasi dan catatan-catatan berupa laporan
harian yang memberikan gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
a) Setiap Item Pekerjaan wajib di dokumentasikan sebagai bahan pelaporan.
b) Dokumentasi setiap item pekerjaan diusahakan pengambilan dari empat sisi.
c) Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor bawahan.
d) Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang telah

CV. DISEN KONSULATAN 12


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

disampaikan secara tertulis maupun lisan.


e) Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
f) Keadaan Cuaca.
g) Hal ikhwal mengenai pekerja.
h) Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
i) Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada
Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan
disetujui kebenarannya oleh Pengawas Harian dan Konsultan Pengawas.
Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk
diadakan opname. Dan berdasarkan laporan harian ini, oleh kontraktor
disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
- Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu
serta perbandingannya dengan schedule yang disepakati
- Prestasi fisik .yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan
dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam suatu Curva "S"
- Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan peralatan
serta rencana penanggulangannya
- Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
- Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah diterima
oleh
Kontraktor dan Pemberi Tugas, Direksi dan Konsultan pengawas dan
solusinya.

CV. DISEN KONSULATAN 13


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

1.4. PAPAN NAMA PROYEK


Pemborong wajib membuat papan nama proyek dan dipasang pada lokasi
pekerjaan, dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar warna putih dan
cukup jelas untuk dibaca, memakai papan tebal 2 cm dengan ukuran papan
nama 100 x 150 cm seperti contoh dibawah ini :

INSTANSI/SKPD (PEMILIK KEGIATAN)


KEGIATAN : .........................................................
PEKERJAAN : .............................................................

TAHUN ANGGARAN : .............................................................

WAKTU PELAKSANAAN : .............................................................

NOMOR KONTRAK : .............................................................

NILAI KONTRAK : .............................................................

SUMBER DANA : .........................................................


KONSULTAN PERENCANA : .............................................................

KONSULTAN PENGAWAS : .............................................................

KONTRAKTOR PELAKSANA : .............................................................

CV. DISEN KONSULATAN 14


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

2. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN GALIAN TANAH


2.1 PEKERJAAN TANAH
1. Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak
jelas disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan baik sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh Direksi/Pengawas
2. Pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan pada garis besarnya meliputi
a. Pembersihan Lapangan
b. Pekerjaan Galian
c. Pekerjaan Pemadatan
d. Pembuangan tanah sisa galian
3. Pembersihan lapangan
Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan
lainnya, sedangkan pohon-pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau
disingkirkan kecuali yang ada dalam batas penggalian atau yang jelas diberi
tanda gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus disingkirkan. Bila
disebabkan oleh suatu hal Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan
penebangan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta izin/petunjuk
dahulu dari Direksi/Pengawas.

2.2 PEKERJAAN GALIAN


1. Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas
10 cm sebelum kedalaman yang ditentukan, pekerjaan selanjutnya harus
dikerjakan dengan tangan.
2. Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang ditentukan
maka bagian ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang akan ditentukan
oleh Direksi/Pengawas. Bahan penggisi tersebut dapat berupa tanah urug,
pasir padat atau beton tumpuk. Biaya-biaya tambahan akibat penggalian yang
lebih ini menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat
langsung di atas / pada bidang dasar / dinding tersebut, harus dikerjakan
dengan tepat mengikuti garis-garis kedalaman / kemiringan yang ditentukan
dan bilamana diminta oleh Direksi/Pengawas harus disiram dan dipadatkan

CV. DISEN KONSULATAN 15


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga didapat suatu bidang (dasar /
dinding) yang padat dan kokoh.
4. Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk
dasar pondasi, maka atas petunjuk Direksi/Pengawas lapisan tanah tersebut
harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai serta
dipadatkan dengan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
5. Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh.
Untuk itu, bila dasar pondasi direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan,
maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian
yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan lantai
kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai
kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena
alasan apapun harus segera diperbaiki dengan mengeluarkan lumpur tersebut
dan mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan
Direksi/Pengawas dan dipadatkan baik lapis demi lapis @ = 15 cm.
6. Bila dipandang perlu Direksi/Pengawas dapat memerintah untuk melengkapi
lubang galian yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk
mencegah kelongsoran-kelongsoran yang mungkin terjadi. Turap-turap ini
harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja
cukup terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi/Pengawas untuk
penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak membebaskan Penyedia
Jasa Konstruksi dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian. Semua
pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering. Bila
diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup
kokoh dan rapat untuk mencegah masuknya air. Pompa harus disediakan
secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas.
7. Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari
tanah, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan
retakan-retakan harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi
nantinya. Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan di
atas lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.
8. Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan
tanah hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling
lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.

CV. DISEN KONSULATAN 16


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

2.3. PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PASIR


1. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk bahan urugan.
Urugan kembali tanah hasil galian.
2. Bahan hasil galian pondasi galian dapat dipergunakan, apabila memenuhi
syarat sebagai bahan urugan.
3. Jenis bahan urugan biasa adalah tanah berbutir atau sirtu yang disetujui
pengawas. Bahan Urugan pasir adalah menggunakan pasir yang telah
disetujui oleh Direksi Keet/Konsultan Pengawas harus bersih dari humus dan
tumbuh - tumbuhan, serta bahan lain yang mengganggu.
4. Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis (maksimum 30 cm) sambil
disiram dengan air dan dipadatkan dengan alat pemadat roller vibrator atau
stamper.
5 Urugan pasir bisa diperuntukan urugan pada galian pondasi urugan
penggalian lantai dan urugan lainnya yang diperlukan.
6. Urugan pasir diperuntukkan pada urugan bawah pondasi, dibawah lantai
kerja dan urugan lainnya yang diperlukan.
7. Elevasi ketinggian level urugan sesuai yang ditunjuk dalam gambar
rencana. Semua pekerjaan urugan harus dipadatkan sesuai syarat-syarat
pemadatan.

2.4 PEKERJAAN PEMADATAN


1. Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan
Direksi/Pengawas terlebih dahulu. Bahan ini dapat berupa tanah hasil galian
ataupun bahan yang didatangkan dari luar berupa tanah liat, pasir urug
ataupun tanah urug biasa. Dalam hal-hal tertentu digunakan campuran
antara pasir dengan kapur sebagai bahan timbunan
2. Cara-cara dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan harus
disesuaikan dengan jenis dan letak dari tanah yang akan dipadatkan. Untuk
pemadatan ringan dapat digunakan portable soil compactor. Penggunaan
alat-alat penumbuk konvensional dengan berat 15-20 kg hanya dapat
digunakan dalam hal-hal tertentu dengan persetuajn Direksi/Pengawas.
Pemadatan tanah/pasir harus selalu disertai dengan penyiraman secukupnya
untuk mencapai kepadatan optimal.

CV. DISEN KONSULATAN 17


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

3. Tempat-tempat yang berair harus dikeringkan dahulu sebelum dilakukan


pemadatan. Lumpur-lumpur yang terjadi akibat genangan air harus
dikeluarkan dan diganti dengan tanah/bahan lain yang disetujui
Direksi/Pengawas.
4. Untuk pekerjaan penimbunan dapat menggunakan material sisa bongkaran
yang ada tentunya tidak menyalahi bestek yang ada.

2.5 PEMBUANGAN TANAH SISA GALIAN


Tanah sisa galian yang tidak terpakai harus diangkut dan dibuang terutama
ditempat-tempat di sekitar pekerjaan. Tanah ini harus diratakan baik-baik
sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun menimbulkan gangguan-
gangguan lain di daerah sekitarnya.

III. PEKERJAAN STRUKTUR DAN BETON

3. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU KALI/KARANG/GUNUNG


3.1. Pekerjaan pasangan batu kali /karang/gunung/gladag
1. Lingkup pekerjaan

 Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini seperti tercantum dalam spesifikasi dan/atau gambar kerja, antara
lain dan tidak terbatas pada:

- Pekerjaan pondasi pasangan batu kali/Karang


- Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar kerja
- Lantai kerja yang terdiri dari batu belah dan urugan pasir
- Penyediaan cerucuk (sparing), lubang, rangka/selubung/pipa-pipa untuk pipa-
pipa utilitas yang melalui/menumpu pada pekerjaan pondasi dan penyediaan
bahan yang sesuai untuk rangka/selubung dan pengukurannya pada pondasi agar
memenuhi persyaratan dari utilitas-utilitas yang disebut terdahulu
- Menyediakan dan memasang semua anker yang terletak diatas/menumpu pada
pondasi batu kali sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana
- Plaster kasar pada sisi-sisi pondasi
- Pekerjaan dewatering (pengeringan air).

CV. DISEN KONSULATAN 18


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

2. Standar/rujukan
 NI.2/3/8/10
 P.B.I 1971
 ASTM
3. Syarat prosedur dan pelaksanaan
 Contoh batu kali/Karang, pasir, yang akan digunakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Tim Teknis / Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui secara
tertulis, sebelum dikirimkan kelokasi proyek.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi akan
dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor kelapangan.

 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat,
disimpan ditempat yang telah ditentukan/disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
- Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.

 Bahan
- Semen
 Semen harus didatangkan dalam kantong yang utuh, tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada kantong.
 Kontraktor harus menyediakan penyimpanan semen yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
 Terlindung dari segala cuaca
 Lantai kayu setinggi 30 cm dari lantai dasar dan minimal 20 cm dari dinding
 Persediaan semen harus menunjang kelancaran kerja
 Tinggi maksimal tumpukan semen 200 cm
 Kedatangan semen yang berbeda hari harus dipisahkan
 Untuk mencegah semen dalam kantong disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, kontraktor hendaknya menggunakannya menurut
kronologis yang diterima dalam pekerjaan. Semua kantong semen
kosong harus disimpan dengan rapi ditempat yang tidak mangganggu

CV. DISEN KONSULATAN 19


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

jalannnya pekerjaan.

- Pasir
 Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dengan cara yang disetujui Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
 Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi. Kontraktor harus
menanggung segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang
kotor karena timbunan yang tidak sempurna. Pasir dan krikil tidak boleh
dipindah-pindahkan dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan
pengiriman bahan berikutnya.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil-profil/bentuk pondasi dari
bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar
kerja dan telah mendapat persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
 Pekerjaan pondasi baru dapat dilaksanakan bila semua pekerjaan galian dan ukurannya
telah diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan telah
diberi anti rayap seperti yang disyaratkan dalam pekerjaan perlindungan.

 Air/air hujan/air tanah harus dipompa dan dibersihkan dari galian sebelum dimulai
pekerjaan pondasi.

 Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dengan air
sampai
jenuh kemudian diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.

 Diatas lapisan pasir diberi pasangan batu kali kosong (aanstamping) yang dipasang
sesuai gambar kerja.
 Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1PC :
5 PSR, kecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.

 Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.

CV. DISEN KONSULATAN 20


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

 Setiap jarak 60 cm as-as harus ditanam stek-stek besi dengan diameter 10 mm dan
tertanam sedalam 30 cm untuk sloof dan dinding pasangan batu bata seperti yang
tercantum dalam gambar rencana.

- Pada peletakkan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-
stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus
tertanam dengn baik pada pondasi sedalam minimum 40x diameter tulangan
atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.

- Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat keatas
sepanjang minimum 40 kali diameter tulangan atau sesuai dengan ukuran
dalam gambar kerja.

 Pengamanan pekerjaan
- Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum tiga (3)
hari setelah pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan
keras dan tidak dibebani.
- Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan yang lain.
- Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Segala perbaikan menjadi tanggungan
kontraktor.

4. Persyaratan bahan dan pelaksanaan.


 Portland Cement.
- Menggunakan Portland Cement jenis II sesuai standart NI-8 atau tipe I sesuai standart
ASTM dan memenuhi S 400 standart Portland Cement yang digariskan oleh Assosiasi
Semen Indonesia. Produk semen Gresik atau setaraf.
- Merk yang dipilih harus dari satu produk, kecuali dinyatakan lain dengan
persetujuan tertulis dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi. Pertimbangan tersebut
hanya dapat dilakukan dalam keadaan tidak adanya persediaan dipasaran dari
merk yang tersebut diatas.
- Kontraktor harus memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen

CV. DISEN KONSULATAN 21


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

penggantinya berkualitas setaraf mutu semen tersebut diatas.


-
 Pasir
- Arti-arti istilah

 Pasir buatan, adalah pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu. Pasir alam,
adalah pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

 Pasir paduan, paduan dari pasir buatan dengan pasir alam dengan perbandingan
campuran tertentu sehingga dicapai gradasi (susunan butir) tertentu sesuai dengan yang
diinginkan.

 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas tiap jenisnya dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan.

 Timbunan alam pasir harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuhan dan dari
bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan tersebut harus diayak dan dicuci
sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan disini.
 Pasir yang digunakan harus halus, bersih dari timbunan tanah liat, mika dan hal-hal
lain yang merugikan dari substansi yang merusak. Jumlah prosentase dari segala
macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5%.

-Semua pasir yang akan dipakai dengan spesifikasi ini harus pasir alam dan apabila
terpaksa boleh dipakai pasir paduan. Persyaratan selanjutnya adalah pasir harus
mempunyai modulus kehalusan butir antara dua sampai tiga puluh dua atau jika dengan
standart Indonesia untuk beton PBI-1971 atau dengan ketentuan sebagai berikut :

CV. DISEN KONSULATAN 22


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

PROSENTASE SATUAN TIMBANGAN


SARINGAN NO. TERTINGGI DISARINGAN
4 0 15
8 6 15
16 10 25
30 10 30
50 15 35
100 12 20
PAN 3 7

Jika prosentase satuan tertinggi dalam saringan NO. 16 adalah 20% atau kurang, maka
batas maksimum untuk prosentase satuan dalam saringan NO. 8 dapat naik sampai 20%.

- Bila Tim Teknis / Konsultan Supervisi menghendaki contoh yang representatif


untuk tujuan penyelidikan, maka Kontraktor harus menyediakan bantuan tanpa
tambahan biaya. Contoh cukup seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk
dipakai sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.

 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Apabila dipandang perlu, maka Tim Teknis / Konsultan Supervisi dapat
meminta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

 Pekerjaan timbunan, lantai kerja pasir dan sub-grade pondasi pasangan batu kali harus
dipadatkan.

Adukan/Campuran
 Jenis adukan untuk pasangan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
a) Untuk pasangan pondasi batu kali/karang/Gunung 1 PC : 5 Psr
b) Untuk pasangan dinding biasa 1 PC : 5 Psr
 Adukan harus dibuat secara hati-hati di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dulu dalam keadaan kering

CV. DISEN KONSULATAN 23


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis.
 Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

4. PEKERJAAN BETON
Um u m
1) Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Peraturan Beton Indonesia ( P.B.I., NI-2 SNI-2002 ).
Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketetapan
dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi, gambar-gambar kerja dan
instruksi-instruksi Direksi/Pengawas.
2) Direksi/Pengawas berhak untuk memberikan/mengawasi setiap pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi. Pengawasan Direksi/Pengawas
tidak membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawabnya atas
kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan / penyimpangan dalam
pelaksanaan.
3) Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus
dibongkar dan diganti/diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
4) Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-
syarat P.B.I SNI-2002.

1. M a t e r i a l
1) S e m e n
a) Semen yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI – 8, 2002. Semen
harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui Direksi/Pengawas
dan dikirimkan ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh.
Bila karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari
pabrik lain harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari
Direksi/Pengawas.
b) Bila Direksi/Pengawas mengganggap perlu, Penyedia Jasa Konstruksi
harus mengirimkam surat pernyataan dari pabrik yang menyatakan
type, kwalitas dari semen beserta manufacturers test certificate yang
menyatakan memenuhi semua syarat yang ditentukan dalam NI – 8.

CV. DISEN KONSULATAN 24


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

Semen yang menggumpal, sweeping atau kantongnya robek/rusak


ditolak untuk digunakan.
c) Gudang tempat penimbunan semen harus cukup baik, tidak bocor dan
tidak luas sehingga penimbunan semen dapat diatur dengan baik.
Semen didalam kantong tidak boleh disusun lebih dari 2 meter
tingginya, dan bagian bawah barada minimum 30 cm di atas lantai.
Penempatan harus sedemikain rupa sehingga semen lama dapat
digunakan terlebih dahulu.

2) Agregat
a) Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan
yang tercantum dalam P.B.I. – SNI-2002 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.
b) Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur,
jasad organik, garam, alkoli dan butir-butir yang lunak. Disamping itu
pasir harus tajam/kasar, keras dan tidak mengandung bahan-bahan
yang merugikan beton sampai batas maximum 5 % berat. Kadar
lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 4 % (terhadap berat kering) dan
jika melebihi agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
c) Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang
mempunyai gradasi yang baik, keras, padat tidak berpori dan bersifat
kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh cuaca. Kadar lumpur
dalam agregat kasar tidak boleh dari 1 % dan jika lebih, agregat harus
dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari
agregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm, dan tidak lebih dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
d) 5 (lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah
diambil dengan ukuran tertentu, type tertentu, ditest sesuai dengan
percobaan yang tercantum dalam P.B.I. SNI-2002. Dari hasil-hasil ini
Penyedia Jasa Konstruksi mengambil contoh-contoh yang representatif
untuk diambil grading analysisnya. Bila agregat yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas telah terpilih, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menjaga agar semua pengiriman material selanjutnya mempunyai
kualitas dan grading yang sama selama pekerjaan.

CV. DISEN KONSULATAN 25


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

e) Percobaan-percobaan selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan


grading dari material-material harus dibuat paling sedikit satu
percobaan untuk setiap pengiriman 25 ton.
f) Agregat halus dan kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus
dicegah terjadinya degradasi dari berbagai ukuran partikel. Stock ples
harus dibentuk di atas platfom dari beton dan atau kayu keras yang
disetujui. Agregat harus dijaga kebersihannya dan bebas dari material-
material lain. Tempat yang cukup harus disediakan untuk menjamin
tersedianya kedua macam agregat tersebut selama pekerjaan
berlangsung.

3) A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.

4) Bahan Pencampur / Admixture


a) Penggunaan admixture pada campuran beton tidak diizinkan kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas.
b) Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus telah membuat percobaan-
percobaan perbandingan berat dan WC ratio dengan penambahan
admixture tersebut. Hasil dari Cruishing test kubus-kubus berumur 7,
14 dan 28 hari (dari laboratorium yang berwenang) harus dilaporkan
kepada Direksi/Pengawas untuk dapat disetujui.

2. Mutu Beton
1) Mutu beton yang digunakan adalah K-100, (Mix Design = 1PC, 2PSR,
3KRL) Untuk Rabat Lantai. Sedangkan K-200, (Mix Design = 1PC, 2PSR,
3KRL) Untuk kolom,sloof dan balok.
2) Tulangan yang disyaratkan, berdiameter sesuai dengan rencana (ukuran
diameter yang direncanakan bervariasi adalah Ø12 mm polos Untuk
Tulangan Utama dan Ø8 mm untuk beugel), serta berlabel SNI

CV. DISEN KONSULATAN 26


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

3. Rencana Campuran Beton (Concrete Mix Design)


1) Campuran harus menggunakan perbandingan berat antara semen, pasir,
kerikil dan air.
2) Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI ayat 4.6 dan
dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5.
3) Bilamana karena sesuatu hal sumber atau kwalitas dari semen dan / atau
agregat diganti, maka harus dicari lagi campuran yang baru, sehingga
tetap memenuhi syarat, sesuai ayat 2 diatas.
4) Komposisi campuran yang di syaratkan sebagai berikut :
a. Untuk Beton Rabat (lantai kerja dan rabat lantai) memakai komposisi
campuran : 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl.
b. Untuk Beton bertulang memakai komposisi campuran : (Mix Design =
1PC, 2PSR, 3KRL).

4. Pengujian Beton dan Peralatannya


1) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tenaga dan alat-alat kerja
untuk melakukan semua test di lapangan pada beton dan material untuk
beton seperti yang tercantum dalam PBI SNI-2002 atau sesuai dengan
diperintahkan oleh Direksi/Pengawas. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan alat dan tempat untuk melakukan percobaan berikut
a) Slump test
b) Test Specciments
c) Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton
d) Test kadar lumpur
Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan peralatan untuk
menentukan moisture content dari agregat halus, timbangan dan lain alat
yang diperlukan.
2) Pengujian slump agregat segera setelah beton keluar dari mixer minimum
5 cm dan maximum 10 cm untuk campuran dengan koral beton dan
maximum 12 cm untuk campuran dengan batu pecah (Crushed Stones).
3) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat dan mengangkut semua test
specimens ke Laboratorium yang ditentukan/disetujui oleh Direksi/
Pengawas untuk dilakukan compession test pada 7 hari, 14 hari, dan 28
hari. Setiap kubus harus bersih dan ditandai secara tetap dengan nomor

CV. DISEN KONSULATAN 27


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

kode dan hari pembuatan, bersama-sama dengan satu tanda dari bagian
pekerjaan mana sample diambil. Sistem dari pengukuran dan pemadatan
dari kubus akan ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
4) Penyedia Jasa Konstruksi harus mencatat secara lengkap hasil-hasil semua
test, dan dilaporkan/diserahkan kepada Direksi/Pengawas secara rutin.

5. Baja Tulangan (besi beton)


1) Baja tulangan harus bebas dari debu, karat, minyak, gemuk, serpihan-
serpihan kayu dan kotoran lain yang dapat mengurangi pelekatannya
dengan beton. Bila dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas tulangan harus
disikat atau dibersihkan dengan cara lain sebelum dipergunakan.
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum penulangan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Pengawas. Bilamana terjadi kelambatan /
penundaan dalam pengecoran maka pembesian dibersihkan / diperbaiki
lagi.
2) Baja tulangan (besi beton) harus dipasang sedemikian rupa sehingga
selama berlangsung tidak akan berubah tempat (bergeser). Semua
persyaratan seperti yang tercantum dalam PBI bab 5 harus dipenuhi.
Pengikat penulangan dilakukan dengan kawat ikat yang berkwalitas besi
lunak dengan ukuran diameter lebih kurang 1 mm. Tulangan harus betul-
betul bebas dari acuan dan / atau lantai kerja dengan cara menempatkan
ganjal-ganjal beton (Precast mortar spacing blok) dan mengikatkan pada
tulangan baja. Sengkang (beugel) harus diikat pada tulangan utama,
sedang jarak antara harus sesuai dengan gambar.
3) Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak diizinkan.
Sambungan-sambungan tulangan harus mengikuti syarat-syarat yang
terdapat dalam PBI bab 8 dan ketentuan-ketentuan dalam gambar.
4) Mutu dari baja tulangan harus mengikuti syarat-syarat dari PBI bab 3.7.
Jenis besi U-24 ini mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm²
dan pada percobaan lengkung 188 derajat tidak memperlihatkan tanda-
tanda getas atau kelemahan lainnya. Untuk mendapatkan jaminan akan
kwalitas besi yang dipergunakan, maka disamping adanya certificate dari
supplier juga harus dimintakan certificate dari Laboratorium baik pada
saat pemesanan, maupun secara periodik minimum 2 contoh.

CV. DISEN KONSULATAN 28


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

5) Percobaan stresstrain dan pelengkungan 180° untuk stiap 20 ton besi dan
setiap ukuran diameter baja.
6) Semua tulangan harus dibengkokkan dengan bentuk dan ukuran seperti
tercantum dalam gambar serta mengikuti syarat-syasat dalam P.B.I dan
diletakkan sesuai dengan gambar dan dengan memperhatikan selimut
beton yang tetap. Tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan
dengan cara yang dapat mengakibatkan kerusakan material.
7) Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan agar ukuran besi yang
dipasang adalah sesuai dengan gambar. Dalam hal terdapat kesulitan
untuk mendapatkan besi dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar
maka dapat dilakukan penukaran ukuran diameter besi yang terdekat atau
dengan kombinasi, dengan catatan :
a) Besi pengganti bermutu sama
b) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar, dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas penampang.
c) Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali
berdasarkan diameter besi yang dipilih.
d) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping
sambungan yang dapat menyulitkan pembetonan atau pencapaian
vibrator.

6. A c u a n (Bekisting)
1) Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah
pergeseran atau perubahan penyangga. Permukaan bekisting harus halus
dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan pada bekisting
harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertical.
2) Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat
sebaik mungkin untuk memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan,
tanpa adanya kerusakan, overstress dan pergeseran tempat pada bagian
kontruksi yang dibebani. Struktur tiang penyangga harus benar-benar
kuat dan kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada di
atasnya selama pelaksanaan.

CV. DISEN KONSULATAN 29


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

3) Kecuali diterangkan lain dalam gambar, bekisting untuk semua balok dan
plat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas sebagai
berikut : Semua balok dan plat lantai sebesar 0,2 % lebar bentang pada
tengah bentang. Semua balok dan plat cantilever 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
4) Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu
untuk menghindari kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada
beton. Segera sebelum beton dicor, bagian dalam dari bekisting harus
dibersihkan dari semua material lain termasuk air.
5) Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebuh dahulu oleh
Direksi/Pengawas sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
6) Sebelum pemasangan besi tulangan, bekisting untuk beton yang tidak
diplester lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas pada beton. Sedangkan bekisting untuk beton biasa
harus dibasahi air dengan seksama segera sebelum beton dicor.
7) Khusus untuk acuan kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi,
pada tepi bawahnya harus dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk
mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada dasar
kolom/dinding tersebut. Setelah kebersihannya diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas, bukaan ini boleh ditutup kembali.
8) Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau
pembebanan yang melebihi beban rencana dengan adanya pembongkaran
tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak Penyedia Jasa
Konstruksi.
9) Waktu minimal dari saat sesuainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur adalah sebagai
berikut :

Bagian struktur Waktu min.Pembongkaran Bek. (hari)


 Sisi balok dan Dinding 3
 Penyangga Plat Lantai 21
 Penyangga balok 21

CV. DISEN KONSULATAN 30


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

KHUSUS
PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
1. Pembuatan Beton dan Peralatannya.
1) Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya atas pembuatan campuran
beton yang baik uniform dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk
memenuhi syarat-syarat ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan
menggunakan mesin pencampur beton (beton molen) yang baik, dan volumetric
sistem untuk mengukur air dengan tepat.
2) Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-
material harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Pencampuran material-
material harus dengan perbandingan berat.
3) Sebelum mengaduk beton, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari sisa
beton dan kotoran-kotoran lainnya. Pengadukan dilakukan terus menerus selama
minimum 2,5 menit setelah semua material, termasuk air, dimasukkan ke dalam
gentong pengaduk. Mesin pengaduk harus berputar pada kecepatan tetap yaitu : 70
putaran / menit. Mesin pengaduk tidak boleh diisi melebihi kemampuannya. Seluruh
aduakan harus dikeluarkan sebelum material untuk adukan berikutnya dimasukkan.
4) Pencampuran kembali beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak diizinkan,
demikian juga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi dengan tujuan
untuk memudahkan pekerjaan tidak diperkenankan sama sekali.
5) Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada keadaan darurat dan segera
dilaporkan pada Direksi/Pengawas untuk diketahui dan mendapatkan
persetujuannya. Pengadukan dengan tangan terbatas sampai 0,2 m³ dan dikerjakan
pada tempat pengadukan ysng betul-betul rapat air.

2. Pengangkutan dan Pengecoran Beton


1) Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum Direksi/Pengawas memeriksa dan
menyetujui bekisting (Form Eork), tulangan, angker-angker dan lain-lain, dimana
beton akan dicor. Tempat dimana beton akan dituang harus bebas dari segala macam
kotoran, serpihan-serpihan kayu dan genangan air.
2) Isi dari mixer yang dikeluarkan pada satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dengan alat pengangkut yang
bersih dan kedap air dan cara pengakutannya tersebut telah mendapatkan
persetujuan Direksi/Pengawas.

CV. DISEN KONSULATAN 31


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

3) Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus dibersihkan
dan dicuci bila pekerajaan berhenti lebih lama dari 30 menit dan pada akhir
pekerjaan.
4) Semua campuran beton ditempat pekerjaan harus sudah dicor dan dipadatkan pada
tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air kedalam mixer.
5) Beton pada umumnya tidak boleh djatuhkan bebas/dituangkan dari ketinggian lebih
besar dari 1,5 m. Pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari timbulnya
degradasi. Beton harus diletakkan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm
tebalnya dan dipadatkan sesuai dengan ketentuan dibawah. Pengecoran dari
satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu operasi yang continous
atau sampai Construction Joint tercapai.
6) Beton, acuan dan penulangannya tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24 jam
setelah pengecoran kecuali dengan izin Direksi/Pengawas. Semua pengecoran harus
dilaksanakan siang hari kecuali dengan izin dari Direksi/Pengawas. Izin ini tidak
diberikan bila sistim lampu kerja yang digunakan Penyedia Jasa Konstruksi belum
disetujui Direksi/Pengawas.
7) Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak mengurangi
kekuatan konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana maka tempat-tempatnya harus disetujui Direksi/Pengawas.
Penyimpanan tempat siar dari pada yang dinyatakan dalam gambar harus disetujui
Direksi/Pengawas.

3. Pemadatan Beton
1) Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan mechanical vibrator yang dikerjakan
oleh orang-orang yang berpengalaman. Pekerjaan beton telah selesai harus bebas
dari lubang-lubang dan keropos-keropos (honey combing).
2) Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekuensi tidak
kurang dari 6000 cycless/menit. Harus dihindarkan penggetaran yang berlebihan
(Over vibration). Penggetaran tidak boleh dikenakan pada tulangan-tulangan,
terutama tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
3) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan paling sedikit satu Vibrator cadangan
untuk mengganti yang rusak pada waktu sedang dipakai.

CV. DISEN KONSULATAN 32


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

4. Perlindungan Terhadap Cuaca


1) Pada waktu panas bagian yang telah selesai dicor harus dilindungi dengan penutup-
penutup yang basah dan berwarna muda atau dengan memercik air.
2) Tidak diperkenaankan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang baru
dicor harus melindungi dari curahan hujan.
3) Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena hujan
harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dahulu dari beton yang
tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapat izin
Direksi/Pengawas terlebih dahulu.

5. Perawatan
1) Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari
kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus menerus tidak kurang dari 12 jam.
Bidang permukaan beton harus terus menerus dibuat basah dengan cara
menggenangi (ponding), atau bila tidak mungkin dapat menggunakan goni-goni
basah untuk menutupnya.
2) Perawatan harus terus menerus dilakukan sampai sekurang-kurangnya 7 hari atau
menurut petunjuk Direksi/Pengawas.
3) Bidang-bidang cetakan harus selalu dibasahi selama perawatan. Bila cetakan dibuka
dalam masa perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat
dengan cara seperti diatas.

6. Penyelesaian Bidang-bidang Beton


1) Bidang-bidang permukaan beton yang tidak terlihat setelah pekerjaan selesai, tidak
perlu diplester. Hanya bagian-bagian yang kurang sempurna/keropos dan lubang-
lubang harus ditambal dengan campuran speci yang sama segera setelah acuan
dibongkar. Sebelumnya bagian-bagian yang lepas harus disingkirkan, dibersihkan
dan disiram dengan air semen kental sebelum penambalan dimulai.
2) Semua bidang permukaan beton yang kelihatan harus diplester dengan campuran
speci yang sama. Bidang-bidang yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih
dahulu, dibersihkan dari sisa-sisa kayu, cetakan dan bagian-bagian yang lepas
dibuang. Sebelum diplester, bidang-bidang tersebut disiram dengan air semen kental
dahulu.

CV. DISEN KONSULATAN 33


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

3) Perlu diperhatikan terhadap plesteran list beton baik untuk kolom-kolom maupun
bagian-bagian lain, yang dapat diliat dalam detail /gambar kerja.

7. Test Hidrolis Untuk Beton


Bangunan reservoir dan struktur beton lainnya yang digunakan untuk menahan air, harus
ditest keadaan rapat airnya dengan cara.
1) Semua outlet dari bangunan ditutup dan bangunan tadi diisi air jernih dan bersih
hingga ke permukaan outflow (peluap). Ketinggian permukaan air harus segera
dicatat sesudah diisi dan sesudah 48 jam.
2) Setelah 48 jam berkurangnya volume akibat turunnya muka air tidak boleh lebih dari
0,5 % volume reservoir. Bilamana melebihi itu atau kebocoron tampak dari luar,
maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib menanggung semua biaya perbaikannya untuk
meyakinkan bahwa rapat air dari bangunan tadi sudah selesai dengan yang
diinginkan Direksi/Pengawas.

8. Penolakan Pekerjaan Beton


1) Direksi/Pengawas berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat.
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengganti/memperbaiki/membongkar pekerjaan
beton yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri, sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh Direksi/Pengawas.
2) Pengujian compresive strength dari pengujian kubus harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Tidak boleh melebihi dari satu nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksanaan benda
uji berturut-turut kurang dari T.bk.
b) Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut terjadi kurang dari (T bk + 0,82 Sr).
c) Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 (empat) hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar 4,3 Sr.
d) Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus memenuhi
T bk = T bm – 1,64 Sr.
3) Bila compressive test dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas, maka
Direksi/Pengawas akan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari mana kubus-
kubus tersebut diambil.

CV. DISEN KONSULATAN 34


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

IV. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Material
1) Semen Portland
Semua semen yang dipakai di sini adalah dari jenis dan kwalitet seperti yang
dipakai pada pekerjaan beton dan secara umum harus mengikuti syarat-syarat
yang terdapat dalam Peraturan Semen Portland Indonesia SNI-8.

2) Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Dibedakan antara Pasir Pasangan dan Pasir Urugan.
b) Butir-butir pasir harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
c) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dan pasir harus bebas dari segala
macam bahan kimia, sesuai NI-3 pasal 14 ayat 2. Bila pasir yang digunakan
tidak memenuhi syarat tersebut diatas Direksi/Pengawas dapat
memerintahkan untuk mencucinya dan hasilnya harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas dahulu sebelum digunakan.
d) Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali untuk dipakai.
e) Khusus untuk plesteran, harus digunakan pasir yang lebih halus/di ayak
terlebih dahulu.

3) Batu Karang/Batu kali


Batu Karang/kali di gunakan untuk pasangan aanstamping dan pondasi
menerus, dengan persyaratan :
a) harus cukup keras, dan sesuai besar bentuknya.
b) Tidak bercampur lumpur atau material/akar tumbuhan dsb.
c) Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir kemudian
dengan batu kosong/aanstamping dari batu karang/kali tebal dan lebar
disesuaikan dengan gambar detail.
d) Batu karang/kali yang dipakai tidak keropos dan sebelum dipasang harus
dibersihkan dari kotoran dan tanah yang mengandung bahan organis.
e) Pasangan pondasi batu karang ini dibuat dengan adukan specie 1pc : 5 psr.

CV. DISEN KONSULATAN 35


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

f) Semua bidang permukaan pondasi bagian luar diatas tanah yang kelihatan
harus diplester/diberaben dengan adukan 1pc : 5psr kemudian diaci dengan
saus semen sampai kedalaman minimal 5 cm dibawah permukaan tanah asli.
g) Pasir yang dipakai adalah pasir lokal yang telah bersih dari kotoran dan
lumpur, dengan butiran kasar.

4) Batako
a) Batako yang dipakai harus terbuat dari campuran pasir kasar dan semen pc
melalui proses pencetakan/press, bermutu baik dan tidak rapuh.
b) Ukuran nominalnya adalah 10 cm x 20 cm x 40 cm dan ukuran diusahakan
tidak jauh menyimpang
c) Batako yang dipakai harus batako berkwalitas baik dan telah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas.

2. Adukan/Campuran
 Jenis adukan untuk pasangan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
a) Untuk pasangan pondasi batu Karang 1 PC : 5 Psr
b) Untuk pasangan dinding biasa 1 PC : 5 Psr
 Adukan harus dibuat secara hati-hati di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dulu dalam keadaan kering
kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis.
 Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

3. Pasangan
a. Pasangan Pondasi
 Bagian bangunan yang direncanakan menggunakan konstruksi pondasi
menerus dan pondasi kopel dengan material batu karang/batu gunung
dengan pasangan 1 Pc : 5 Psr, termasuk untuk pekerjaan ini adalah
pasangan untuk pondasi bangunan dan pondasi / dinding jalan masuk
kendaraan.

CV. DISEN KONSULATAN 36


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

b. Pasangan Dinding/tembok
 Sebelum mulai pemasangan, batu batako harus direndam dulu dalam air selama
setengah jam dan permukaan yang dipasangpun harus bersih juga.
 Tebal siar batako tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm).
 Sebagai persiapan plesteran, air harus dikerok sedalam 1 cm agar plesteran yang
akan dipasang terikat baik.
 Tembok pasangan batu batako (pres mesin) dengan pasangannya ½ batu
ukuran 10x20x40 cm.
 Pasangan batu batako dinding biasa memakai adukan 1pc : 5psr.

c. Pekerjaan Plesteran
1) Adukan untuk plesteran
a) Plesteran beton dengan campuran 1 PC : 5 Psr

2) Persiapan Dinding/Pasangan yang akan diplester


a) Semua siar dipermukaan dinding/pasangan hendaknya dikerok sedalam
1 cm agar bahan pleseteran dapat lebih melekat.
b) Semua permukaan yang diplester harus dibersihkan dan disiram air
sebelum bahan plesteran ditempelkan.
c) Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama
seminggu sejak penempelan plesteran.

3) Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran


a) Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan
sesuai persyaratan Direksi/Pengawas.
b) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat contoh-contoh bidang plesteran
dari setiap macam pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas dan untuk seterusnya
semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh. Untuk dapat
mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang.
c) Bidang beton yang akan diplester harus dipahat dulu permukaannya
agar plesteran dapat lebih melekat.

CV. DISEN KONSULATAN 37


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

d) Semua sudut horisontal luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam
pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.
Sudut luar hendaknya dibuat tumpul.
e) Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata), maka
bidang tersebut harus diperbaiki. Plesteran dari bidang yang diperbaiki
harus rata dengan bidang disekitarnya
f) Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan acian
saus semen.

4). Yang termasuk pekerjaan plesteran adalah :

 Semua permukaan pasangan batu bata yang kelihatan, diplester dengan


adukan 1pc :5 psr, demikian juga untuk permukaan beton dan pondasi
selanjutnya diaci dengan saus semen.
 Untuk permukaan pasangan dinding yang akan diplester permukaannya
harus dibuat kasar terlebih dahulu dan disiram dengan air secukupnya.
 Permukaan pasangan pondasi diatas muka tanah yang kelihatan
diplester/diberaben rapi dengan tebal minimal 1 cm dan masuk kedalam
tanah 15 cm kemudian diaci dengan adukan plesterannya 1pc :5 psr.

 Semua permukaan pasangan yang telah diplester harus diaci dengan


adukan saus semen lalu diplamur kecuali bagian permukaan pondasi .

 Permukaan pasangan beton bertulang yang kelihatan harus diplester


dengan adukan 1pc : 5 psr kemudian diaci dengan saus semen.

 Semua bahan untuk pasangan tembok dan plesteran seperti batu batako
dan pasir yang akan dipakai harus terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Sebelum dipakai untuk pasangan batako, bata
merah/bata cetak harus direndam terlebih dahulu dalam air bersih
sampai tidak lagi mengeluarkan buih-buih. Pasir untuk pasangan tembok
harus cukup kasar, keras dan homogen butirannya dan harus pula diayak
dengan ayakan sesuai kebutuhannya serta harus bersih.

CV. DISEN KONSULATAN 38


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

V. PEKERJAAN KERAMIK
Untuk pekerjaan pasangan keramik terdiri dari:
a. Lantai menggunakan rabat beton K-100 dengan komposisi campuran : 1 Pc : 3
Psr : 5 Krl. dengan ketebalan rabat 5 cm
Pasangan Keramik terdiri dari:
1. Keramik lantai dalam bangunan utama memakai ukuran 40 x 40 cm dengan
permukaan keramik tekstur halus dan bermotif/warna Putih.

VI. PEKERJAAN ATAP


1. RANGKA ATAP KAYU KELAS 1 LOKAL (JATI)
Untuk pekerjaan Konstruksi atap terdiri dari:
 Konstruksi Kayu menggunakan Kayu Kls I lokal jenis Jati, dengan ukuran
jadi 6/12, untuk Kuda-kuda
 Balok 5/10 kayu kelas II (Mahoni)untuk Gordeng .

2. PENTUP ATAP SENG GELOBANG BJLS T=0.3 MM


Untuk penutup atap menggunakan genteng metal “Seng BJLS 0.3 mm” pilihan
warna merah hati, untuk dan penutup bubungan menggunakan metal bubungan
baik yang type tunggal atau pun type double.

3. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT KALSIBOARD 4 MM


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit Kalsiboard 4 mm dan konstruksi
penggantungannnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-
tempatyang tercantum pada gambar untuk itu.
b. Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan kayu klas II, dari jenis yang kuat tapi cukup
ringan, dengan ukuran rangka 60x120 cm.
Material rangka plafond dengan dimensi 5x7 cm dari jenis material yang
direkomendasikan adalah kayu (Kasuari, Mahoni, Gamalin, Jambu air dan
Kabesak), atau yang disetujui oleh Direksi sesuai kemudahan untuk
mendapatkan kayu klas II yang ada dekat dengan lokasi pekerjaan.
c. Pemasangan Lembaran kalsiboard 4mm
1. Bahan penutup langit-langit gypsum board yang digunakan adalah kalsiboard
tebal 4mm, sesuai dengan gambar rencana.

CV. DISEN KONSULATAN 39


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

2. Setiap Nat/got plafond di coumpond sehingga menghasilkan permukaan yang


rata sehingga tidak terlihatnya sambungan plafond.

4. PEKERJAAN LIST PLAFOND GYPSUM DAN KAYU PROFIL


-List Plafond yang digunakan adalah list plafond gypsum dengan lebar 10-15 cm
untuk bagian dalam . Dan kayu profil untuk bagaian luar.
-Setiap Nat pada sambungan tiap list plafond di coumpond sehingga menghasilkan
permukaan yang rata sehingga tidak terlihatnya sambungan list.

5. PEKERJAAN KALSIPLANK CORAK JATI UK. 30 CM


- KalsiPlank corak Jati adalah papan dekoratif berketebalan 8 mm dengan
desain motif kayu (kayu jati). Material kalsiplank tidak terbuat atau bebas dari
bahan Asbes. Anti rayap, tahan api, Anti Air

- Standart Kualitas ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Komposisi
produk terbuat dari agregat pasir silica, semen dan serat selulosa.

- ukuran yang digunakan adalah 300x3000 dengan ketebalan 8 mm.

VII. PEKERJAAN KUSEN BINGKAI DAN KACA


Untuk pekerjaan pasangan kusen terdiri dari:
Pasangan Kusen + Bingkai Pintu Jendela :
 Konstruksi Kayu Kusen menggunakan Kayu Kls I meranti batu, dengan
ukuran jadi 5/11, yang telah diserut dengan rapi dan licin dan diprofil.
 Papan yang di gunakan kayu klas I lokal jenis Jati untuk : daun pintu
panil, rangka pintu dan bingkai pintu jendela .
 Sedang untuk material kaca menggunakan kaca rayban tebal 5 mm baik
untuk panil jendela kaca.

VIII. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a. Umum
b. Referensi
c. Ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua alat perlengkapan pintu,
jendele, seperti : engsel,kunci, handle dss. Semua alat perlengkapan pintu
dan jendela yang aka di pakai harus sesuai dengan persyaratan : SNI -3 1970

CV. DISEN KONSULATAN 40


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

pasal 48,serta instrusi pabrik /produsen.


d. Material
- Semua alat perlengkapan yang dipakai dalam pekerjaan ini sedapat
mungkin
merupakan hasil dari satu perusahaan.
- Semua anak kunci harus dilengkapi dengan plat pegenal, plat ini di
hubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. selain itu harus
diserahkan tiga copy daftar index kunci pada pemilik.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantulainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasi! pekerjaan
yang bermutu baik.
Persiapan permukaan yang akan diberi cat
Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan
Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana
b. Standar Pengerjaan (Mock Up)
Sebelum pengecatan yang dimulai, Penyedia harus melakukan pengecatan padasuatu
bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebutakan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mockup ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan, bidang-
bidangini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan
c. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan harus mendapatkan persetujuan
dari pemilik kegiatan berupa warna yang akan digunakan.

Penyedia harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang- bidang

Bidang tembok yang akan dicat terlebih dahulu diplamir dan diamplas kemudian dicat
dengan cat tembok sebanyak 3 x jalan sampai rata halus dan baik.Cat tembok/tiang

CV. DISEN KONSULATAN 41


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

beton memakai cat merk Catylac / setara (warna disesuaikan dengan gambar rencana
atau petunjuk dari Direksi).

Bidang Plafond dicat sebanyak 3 x jalan sampai rata halus dan baik. Cat Plafond
memakai cat merk Catylac / setara (warna disesuaikan dengan gambar rencana atau
petunjuk dari Direksi).

X. SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


A. PEKERJAAN INSTALASI TITIK LAMPU
1. UMUM
1.1. Syarat Umum
1.1.1. Pekerjaan yang dispesifikasikan dalam Bagian ini harus dilaksanakan sesuai
dengan tuntutan dari Dokumen Kontrak secara keseluruhan.
1.2. Uraian Pekerjaan
o Sumber Listrik utama adalah berasal dari PLN.
o Instalasi yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah instalasi titik lampu, stop
kontak dan instalasi AC.
o Sistem kabel yang digunakan terbagi atas :
Seluruh instalasi didalam bangunan menggunakan jenis NYA dan NYM ukuran
3x2.5 mm2 dan 2x2.5 mm2 sesuai dengan gambar dan Bill of Quantity (BQ).
o Semua material yang digunakan untuk pekerjaan elektrikal adalah material yang
telah lolos uji (SNI) serta direkomendasikan oleh Perusahaan Listrik Negara.

1.2.1. Ijin, Pengujian, dan Sertifikasi


Bila tidak ditentulkan lain, maka nilai kontrak/ pekerjaan sudah mencakup biaya
dan kelengkapan dari:
 Keur dan biaya tanggungan instalasi guna keperluan pemasangan instalasi
tersebut
 Kontraktor bertanggungjawab penuh atas mutu instalasi dan peralatan yang
digunakan.
 Semua ijin dan pemeriksaan dari Badan Pemerintah.
1.2.2. Merek dan Spesifikasi Bahan dan Peralatan

CV. DISEN KONSULATAN 42


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

1.2.2.1. Seluruh bahan dan peralatan yang akan dipakai dan diadakan
pengadaannya oleh Kontraktor sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi
yang telah ditentukan.
1.2.2.2. Daftar merk bahan dan peralatan yang akan digunakan harus
dilampirkan dalam dokumen lelang.
1.2.2.3. Bila dikemudian hari ada kelainan antara daftar yang telah diajukan
dengan yang akan dipakai, Kontraktor wajib mengajukan persetujuan
kepada Direksi Lapangan.
1.2.2.4. Kontraktor wajib mengganti semua bahan dan peralatan yang telah
dipasang, bila peralatan tersebut tidak sesuai dengan daftar yang
diajukan atau disetujui Direksi Lapangan.
1.2.2.5. Semua penggantian merk / jenis dari bahan dan peralatan yang telah
disetujui dalam daftar yang diajukan, harus dilengkapi dengan
perubahan biaya dari biaya kontrak.
1.2.3. Kewajiban Pasca Instalasi
1.2.3.1. Pekerjaan kontraktor mencakup masa pemeliharaan termasuk
menempatkan orang pelatih operator untuk melatih calon operator dari
Pemilik Proyek dalam memeriksa, menjalankan, dan memelihara
peralatan/ instalasi.
1.2.3.2. Kontraktor harus menyediakan garansi.
1.2.3.3. Kontraktor harus menyediakan ‘instruction manual’
1.2.3.4. Kontraktor harus sanggup mengadakan konrak pemeliharaan bila
diminta

1.3. Pekerjaan Yang Terkait


 Pekerjaan berbagai sistem instalasi
 Pekerjaan plafond
1.4. Acuan
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
 Perubahan dan Tambahan dari Komisi Bidang Listrik Indonesia urusan PUIL – 1987
 Peraturan-peraturan setempat yang dikeluarkan oleh PLN Daerah Distribusi setempat
 Peraturan-peraturan dari Dinas keselamatan Kerja Daerah setempat.
 Persyaratan dan standard Indonesia dan internasional seperti SII, SLI, SPLN, STEL-K,
BS, AS, JIS, DIN, I.E.E., I.E.C, VDE, ICEA/ NEMA.

CV. DISEN KONSULATAN 43


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

1.5. Jaminan Kualitas


1.5.1. Subkontraktor hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Pengawas/ Direksi
1.5.2. Kehadiran subkontraktor harus dilaporkan kepada Pengawas/ Direksi.
1.5.3. Gambar serta Rencana Kerja ini harus tersedia di Ruang Kontraktor dan mudah
diperiksa sewaktu-waktu oleh Pengawas / Direksi Lapangan.
1.5.4. Setiap kemajuan pekerjaan harus dicantum Direksi Lapangan pada Gambar dan
Rencana Kerja tersebut.
1.5.5. Kontraktor wajib menempatkan tenaga-tenaga pengawas untuk mengawasi
pekerjaanya sendiri.
1.5.6. Penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada ditempat pekerjaan
dan dapat mengambil keputusan penuh, demi kelancaran pekerjaan.
1.5.7. Hal-hal yang tidak tercantum dalam Gambar Rancangan, Gambar Rencana kerja,
maupun Spesifikasi, tetapi hal itu diperlukan untuk kelengkapan dan
kesempurnaan sistem pemasangan atau sistem kerja suatu peralatan atau instalasi,
maka hal itu menjadi tanggungjawab Kontraktor untuk melangkapinya.
1.5.8. Kontraktor harus mengajukan gambar koordinasi instalasi pada plafon
(coordinated ceiling plan) yang menggambarkan rencana (layout) jalur penarikan
kabel dan set-out dari fixtures; dan dikoordinasikan antara berbagai jenis instalasi,
rencana plafon dan pekerjaan lain yang berkaitan.

2. PELAKSANAAN
2.1. Koordinasi
2.1.1. Kontraktor wajib melakukan koordinasi dengan kontraktor pekerjaan lain yang
berhubungan
2.1.2. Kontraktor wajib membuat jadwal waktu kerja yang telah dikoordinasikan dengan
jadwal waktu pekerjaan lain yang berhubungan
2.1.3. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa gambar-gambar /
spesifikasi dari pekerjaan lain yang berhubungan, supaya didapat mutu pekerjaan
yang baik.
2.1.4. Bila terdapat kelainan, baik dalam gambar maupun spesifikasi pekerjaannya
dengan pekerjaan lain, Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi Lapangan.
2.1.5. Dengan koordinasi dengan kontraktor terkait, Kontraktor harus sudah memasang
konduit yang berada di dalam beton sebelum pengecoran, dan konduit di dalam
dinding sebelum penyelesaian dinding, dan instalasi konduit, kabel, dan

CV. DISEN KONSULATAN 44


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

sebagainya di plafon sebelum plafon ditutup. Dalam hal terjadinya kelalaian,


maka Kontraktor elektrikal bertanggungjawab penuh baik untuk melaksanakan
instalasi yang bersangkutan maupun untuk mengembalikan hasil pekerjaan lain
(arsitektur dan struktur) kepada kualitas yang direncanakan.

2.2. Pengujian
2.2.1. Prosedur Pengujian
2.2.1.1. Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pengawas/ Direksi bila
instalasi sebagian atau keseluruhan telah selesai dipasang dan siap diuji.
2.2.1.2. Kontraktor bertanggungjawab atas pengadaan alat, tenaga dan format
untuk pengujian.
2.2.1.3. Direksi Lapangan berhak memerintahkan kepada Kontraktor setiap saat,
untuk melakukan pengujian bila Direksi Lapangan merasa bahwa
pekerjaan tersebut sudah dapat diuji.
2.2.1.4. Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dapat merupakan
bagian dari pengujian keseluruhan, sehingga test harus ditandatangani /
disahkan oleh Pihak Pemilik dan Direksi Lapangan.
2.2.1.5. Semua hasil pengujian dan pengetesan harus dibuatkan Berita Acara
yang di tanda tangani oleh semua pihak.
2.2.2. Hasil pengujian yang tidak baik
2.2.2.1. Bila didapat hasil pengujian yang tidak baik, Kontraktor harus segera
memperbaiki pekerjaannya.
2.2.2.2. Direksi Lapangan berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk
membongkar pekerjaannya bila ternyata hasil uji tidak baik karena
kecerobohan pekerjaan Kontraktor.
2.2.2.3. Setelah perbaikan dan dianggap memuaskan oleh Direksi Lapangan,
pengujian dapat diulangi atas tanggungan biaya Kontraktor.
2.2.2.4. Bila pengujian mendapat hasil buruk sebanyak 3 ( tiga ) kali setelah
diperbaiki, Kontraktor wajib membongkar pekerjaannya.
2.2.2.5. Pengujian dilakukan sampai mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan
pasal-pasal diatas.

2.3. Petunjuk Pemeliharaan

CV. DISEN KONSULATAN 45


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

2.3.1. Kontraktor wajib melengkapi buku / brosur petunjuk pemeliharaan / perbaikan


peralatan yang diadakannya.
2.3.2. Petunjuk-petunjuk tersebut harus diadakan dalam rangkap 3 ( tiga ), masing-
masing dimasukkan ke dalam satu map, disusun dengan baik dan diserahkan
kepada Pemilik.
2.3.3. Semua peralatan atau material yang akan dipasang diluar bangunan harus
diproteksi dengan cat anti karat atau anti korosi.

2.4. Gambar Terbangun (As-built Drawings)


2.4.1. Setelah seluruh instalasi dipasang dan diuji dengan baik, Kontraktor wajib
membuat gambar revisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2.4.2. Kontraktor diwajibkan membuat dalam 5 ( lima ) set cetak biru ditambah 1 set
cetak sepia, untuk diserahkan kepada Pemilik.
2.2.3. Perlengkapan Instalasi
− Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan baik dan memenuhi
persyaratan.
− Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan
membuat sendiri.
− Semua kabel yang terlihat mata ( exposed ) harus diberi penahan dengan
klem sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
− Doos / junction box yang digunakan harus cukup besarnya dan minimum
10 cm, terbuat dari jenis logam. Setelah terpasang, doos-doos ini harus
ditutup dengan baik dengan penutup yang khusus untuk itu.
− Semua sambungan kabel harus dipilin kawatnya dengan baik, sehingga tidak
menimbulkan beda tegangan satu sama lain, kemudian di-isolasi dengan
isolasi PVC dan terakhir diberi penutup atau dop. Dop ini disyaratkan buatan
3 M.
2.4.4. Sakelar
− Sakelar dibuat dari plastik putih untuk sambungan di dalam tembok (
recessed type ) satu atau lebih, jurusan dapat dilihat dalam gambar.
− Tinggi sakelar pada umumnya 1.5 m dari lantai kecuali ada permintaan dari
Pemilik yang menginginkan tinggi lain.
− Sakelar dengan kemampuan minimum 10 Ampere 250 V.

CV. DISEN KONSULATAN 46


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

− Letak pasti dari sakelar harus disesuaikan dengan keadaan di lapangan.


2.4.5. Stop Kontak
− Two Pole & Earth, 10 A / 16 A, 220 Volt, 50 Hz, untuk keperluan umum,
screw fixed.
− Three Pole & Earth, 10 A / 16 A, 380 Volt, 50 Hz.
− Pasangan stop kontak dipasang 30 cm diatas permukaan lantai.
− Type stop kontak menggunakan penutup.
2.4.6. Lampu SL
− Type Phillips atau setara
Warna cahaya putih, dengan besaran watt 18 watt sesuai gambar rencana

2.5. Sistem
3.5.1. Sistem tegangan listrik yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Kontraktor
adalah tegangan rendah 380 V / 220 V.
3.5.2. Semua titik lampu yang mempunyai rumah terbuat dari logam dan stop kontak
harus disambungkan ke sistem pentanahan, sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3.5.3. Instalasi mengikuti ketentuan normal (dengan sumber daya PLN) dan emergency
(dengan sumber daya generator-set, sesuai dengan yang ditentukan).
3.5.4. Semua sistem pentanahan harus dipasang dengan baik.

3. PELAKSANAAN
3.1. Pemasangan/ Pelaksanaan
3.1.1. Instalasi Tenaga
3.1.1.1. Yang dimaksud dengan Instalasi Tenaga adalah instalasi listrik untuk
equipment air conditioning, pompa, fan dan lain-lain sesuai dengan
petunjuk dalam gambar.
3.1.1.2.Kontraktor wajib memasang kabel dan instalasi sampai ke panel control
masing-masing peralatan.
3.1.1.3. Kabel yang digunakan jenis NYA dan NYM ukuran 3x2.5mm2 didalam
bangunan, sesuai dengan kebutuhan serta yang ditunjukkan dalam
gambar.
3.1.2. Instalasi penerangan

CV. DISEN KONSULATAN 47


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

3.1.2.1.Instalasi penerangan yang dimaksud adalah titik lampu dan stop


kontak, sesuai dengan petunjuk didalam gambar.
3.1.2.2. Diatas plafond / ceiling, kabel-kabel dipasang pada kawat yang
direntangkan / messenger wire dan diatur dengan baik, di klem setiap
jarak 1 meter.
3.1.2.5. Pada setiap percabangan titik lampu, harus diberi doos / junction box,
dari sini dihubungkan dengan kabel ke titik penerangan.
3.1.2.6. Sambungan pada junction box / doos, sesuai dengan jumlah cabang.
3.1.2.7. Sambungan kabel untuk menuju ke titik penerangan hanya diperlukan
pada junction box / doos tersebut.
3.1.2.8. Seluruh instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan kawat
NYM 3x2,5 mm2.
3.2. Pengujian
Mencakup yang dispesifikasikan dalam Bagian Spesifikasi Umum Elektrikal
3.2.1. Umum
3.2.1.1. Sebelum daya listrik digunakan ke instalasi, seluruh instalasi harus sudah
selesai diuji dan didapat hasil yang baik yang harus disaksikan dan
disetujui oleh Direksi Lapangan / Badan Pemerintah yang berwenang.
3.2.1.2. Pengujian tahanan isolasi dan kabel tegangan 220 V / 380 V harus
menggunakan megger 500 Volt..
3.2.1.3. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Bila didapat hasil
buruk / kurang memuaskan pada suatu bagian instalasi, Kontraktor
wajib memperbaiki kembali, kemudian pengujian diulangi sampai
mendapatkan hasil yang baik.
3.2.1.4. Kontraktor wajib mengadakan peralatan dan tenaga serta biaya yang
diperlukan untuk pengujian tersebut dan pemberitahuan kepada Direksi
Lapangan harus paling lambat 48 jam dimuka.
3.2.2. Pengujian Tahanan Isolasi
3.2.2.1. Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan yang
berlaku, ditambah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal
berikut.
3.2.2.2. Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan megger 500
Volt elektronik.

CV. DISEN KONSULATAN 48


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

3.2.2.3. Pada saat pengujian semua titik lampu dan sakelar harus dalam keadaan
terbuka.
3.2.2.4. Pengujian dilakukan setiap kali, untuk setiap jurusan ( group ).
3.2.2.5. Hasil minimum yang diijinkan adalah 10 Mega-Ohm.
3.2.3. Pengujian Tahanan Tanah
3.2.3.1. Setelah diadakan penanaman pentanahan (ground rod) pengujian
tahanan dapat dilaksanakan.
3.2.3.2. Pengujian untuk ini dapat digunakan alat uji tahanan tanah elektronik.
3.2.3.3. Tahanan maksimum yang diijinkan adalah 2 Ohm.

XI . PEKERJAAN PENGADAAN
Pada Pekerjaan pengadaan (meubeler) di adakan sesuai gambar dan jumlah pada gambar
rencana. Jenis pengadaan yaitu.
 Meja dan Kursi Guru
 Meja dan kursi siswa
 Lemari (jati)
 Papan tulis

PENUTUP
a) Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi mengadakan penyerahan pekerjaan untuk pertama
kalinya, wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus
diperbaiki, dan seluruh lokasi sudah harus bersih dari sisa bahan bangunan.
b) Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan rencana dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
c) Hal–hal yang tercantum dalam gambar dan RKS ini diharapkan baca dan diteliti sebelum
mulai melaksanakan pekerjaan ini.
d) Apabila terdapat perbedaan persepsi antara gambar kerja dan detail-detailnya dengan rks
ini maka dikonsultasikan terlebih dahulu bersama dengan Pemilik Kegiatan, Perencana
dan pengawas.
e) Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat, mengamankan, memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
f) Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari bangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam RKS, harus tetap dikerjakan dan diselesaikan oleh

CV. DISEN KONSULATAN 49


BELANJA JASA KONSULTAN PERENCANA (SD) DAU WILAYAH VI

Kontraktor, untuk penyelesaian yang lengkap dan sempurna menurut


pertimbangan Direksi / Konsultan Pengawas.
g) Kontraktor wajib membuat gambar As built Drawing untuk seluruh pekerjaan
yang telah dikerjakan, dan diserahkan kepada pemilik kegiatan dengan jumlah
copyan diseuaikan dengan kebutuhan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan

Ttd

Jisrael Ena Blegur, S.Pi


NIP : 19781127 200604 1 011

CV. DISEN KONSULATAN 50

Anda mungkin juga menyukai