SPESIFIKASI TEKNIS
(RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
BAB I
UMUM
Pendahuluan
1. Pemilik Bangunan
Pemilik Bangunan adalah Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.
2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan adalah Oekabiti Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
3. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia barang/jasa adalah Belanja jasa
konsultan perencana (SD) DAU wilayah VI.
4. Sumber Dana
Sumber dana untuk pembiayaan pekerjaan tersebut berasal dari Dana DAU sesuai DIPA
Tahun Anggaran 2023 pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.
5. Kontrak Pekerjaan
Kontrak pelaksanaan pekerjaan berpedoman pada Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun
2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Dokumen Pelelangan
2. Peserta pelelangan pemilihan langsung dianggap telah menguasai sepenuhnya hal ikhwal
yang dimaksud dalam dokumen pelelangan setelah diadakan penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing).
3. Peserta pelelangan harus memeriksa dan meneliti lokasi dimana akan dibangun pekerjaan
tersebut dan harus mengetahui dan menguasai sepenuhnya kondisi fisik medan, luas dan
Satu dan lain hal keabsahan surat penawaran harga harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Prosedur dan tata tertib pelelangan mengikuti Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun
2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Satu dan lain hal keabsahan surat penawaran harga harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam Peraturan Presiden R.I. Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar kerja dapat dirubah, ditambah,
dihilangkan sesuai kebutuhan dimana perlu yaitu :
1. Untuk perubahan yang dianggap perlu sebelum pelelangan, akan dilakukan pada
waktu Aanwijzing dan dituangkan dalam Berita Acara.
2. Perubahan yang dianggap perlu untuk penyesuaian dengan kondisi lapangan atau
dengan perubahan design, maka dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis
kepada penyedia barang/jasa oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas Pekerjaan.
A. PENDAHULUAN
1. PENJELASAN UMUM MENGENAI LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Pembangunan ruang guru
dan enam ruang kelas terdiri dari :
A. Pekerjaan Persiapan
I. Pekerjaan Pengecatan
L. Pekerjaan Lain-lain
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan;
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
Kep.174/MEN/1986, dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia);
PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia);
PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);
PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia);
PPBBI-1980 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia);
PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);
Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961);
Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah
setempat ;
i). Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna kepada
PemberiTugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.
c. Peraturan
Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk semua
pelaksanaan penyediaan.
Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan penyediaan dari Dirjen Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah
tanggal 28 Mei 1941 (AV) kecuali dinyatakan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini.
Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana Kepala yang cakap untuk
memimpin Pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Penyedia Jasa Pemborongan, berpendidikan minimum :
a. a.Site Manajer/Kepala Proyek, Pendidikan S1 Sipil/Arsitektur, pengalaman 5
tahun, 1 orang
b. Tenaga Pelaksana Lapangan, pengalaman 5 th, pendidikan STM/D3/S1, 1
orang
c. Tenaga Logistik, pendidikan D3/STM, pengalaman 3 tahun, 1 orang
d. Tenaga Administrasi, pendidikan SMA pengalaman 3 tahun, 1 orang
2.8.2 Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa
Pemborongan.
2.8.3 Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam
memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan
Pengawas dan Tim Pengawas Teknik Proyek ( PTP ) berhak mengusulkan untuk
disediakan penggantinya.
2.8.4.Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang
maupun jiwa).
2.10 PENGAMANAN
Setelah Penyedia Barang/Jasa mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain
sebagainya,maka Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh atas segala
sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :
2.15 TEST
Penyedia Barang/Jasa sudah harus memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan
bahan dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.
baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga didapat suatu bidang (dasar /
dinding) yang padat dan kokoh.
4. Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk
dasar pondasi, maka atas petunjuk Direksi/Pengawas lapisan tanah tersebut
harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai serta
dipadatkan dengan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
5. Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh.
Untuk itu, bila dasar pondasi direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan,
maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian
yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan lantai
kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai
kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena
alasan apapun harus segera diperbaiki dengan mengeluarkan lumpur tersebut
dan mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan
Direksi/Pengawas dan dipadatkan baik lapis demi lapis @ = 15 cm.
6. Bila dipandang perlu Direksi/Pengawas dapat memerintah untuk melengkapi
lubang galian yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk
mencegah kelongsoran-kelongsoran yang mungkin terjadi. Turap-turap ini
harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja
cukup terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi/Pengawas untuk
penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak membebaskan Penyedia
Jasa Konstruksi dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian. Semua
pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering. Bila
diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup
kokoh dan rapat untuk mencegah masuknya air. Pompa harus disediakan
secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas.
7. Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari
tanah, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan
retakan-retakan harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi
nantinya. Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan di
atas lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.
8. Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan
tanah hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling
lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.
2. Standar/rujukan
NI.2/3/8/10
P.B.I 1971
ASTM
3. Syarat prosedur dan pelaksanaan
Contoh batu kali/Karang, pasir, yang akan digunakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Tim Teknis / Konsultan Supervisi untuk diperiksa dan disetujui secara
tertulis, sebelum dikirimkan kelokasi proyek.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi akan
dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor kelapangan.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat,
disimpan ditempat yang telah ditentukan/disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
- Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
Bahan
- Semen
Semen harus didatangkan dalam kantong yang utuh, tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada kantong.
Kontraktor harus menyediakan penyimpanan semen yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Terlindung dari segala cuaca
Lantai kayu setinggi 30 cm dari lantai dasar dan minimal 20 cm dari dinding
Persediaan semen harus menunjang kelancaran kerja
Tinggi maksimal tumpukan semen 200 cm
Kedatangan semen yang berbeda hari harus dipisahkan
Untuk mencegah semen dalam kantong disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, kontraktor hendaknya menggunakannya menurut
kronologis yang diterima dalam pekerjaan. Semua kantong semen
kosong harus disimpan dengan rapi ditempat yang tidak mangganggu
jalannnya pekerjaan.
- Pasir
Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dengan cara yang disetujui Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi. Kontraktor harus
menanggung segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang
kotor karena timbunan yang tidak sempurna. Pasir dan krikil tidak boleh
dipindah-pindahkan dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan
pengiriman bahan berikutnya.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil-profil/bentuk pondasi dari
bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar
kerja dan telah mendapat persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Pekerjaan pondasi baru dapat dilaksanakan bila semua pekerjaan galian dan ukurannya
telah diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan telah
diberi anti rayap seperti yang disyaratkan dalam pekerjaan perlindungan.
Air/air hujan/air tanah harus dipompa dan dibersihkan dari galian sebelum dimulai
pekerjaan pondasi.
Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dengan air
sampai
jenuh kemudian diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.
Diatas lapisan pasir diberi pasangan batu kali kosong (aanstamping) yang dipasang
sesuai gambar kerja.
Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1PC :
5 PSR, kecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.
Setiap jarak 60 cm as-as harus ditanam stek-stek besi dengan diameter 10 mm dan
tertanam sedalam 30 cm untuk sloof dan dinding pasangan batu bata seperti yang
tercantum dalam gambar rencana.
- Pada peletakkan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-
stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus
tertanam dengn baik pada pondasi sedalam minimum 40x diameter tulangan
atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.
- Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat keatas
sepanjang minimum 40 kali diameter tulangan atau sesuai dengan ukuran
dalam gambar kerja.
Pengamanan pekerjaan
- Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum tiga (3)
hari setelah pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan
keras dan tidak dibebani.
- Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan yang lain.
- Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Segala perbaikan menjadi tanggungan
kontraktor.
Pasir buatan, adalah pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu. Pasir alam,
adalah pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Pasir paduan, paduan dari pasir buatan dengan pasir alam dengan perbandingan
campuran tertentu sehingga dicapai gradasi (susunan butir) tertentu sesuai dengan yang
diinginkan.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas tiap jenisnya dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan.
Timbunan alam pasir harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuhan dan dari
bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan tersebut harus diayak dan dicuci
sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan disini.
Pasir yang digunakan harus halus, bersih dari timbunan tanah liat, mika dan hal-hal
lain yang merugikan dari substansi yang merusak. Jumlah prosentase dari segala
macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5%.
-Semua pasir yang akan dipakai dengan spesifikasi ini harus pasir alam dan apabila
terpaksa boleh dipakai pasir paduan. Persyaratan selanjutnya adalah pasir harus
mempunyai modulus kehalusan butir antara dua sampai tiga puluh dua atau jika dengan
standart Indonesia untuk beton PBI-1971 atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika prosentase satuan tertinggi dalam saringan NO. 16 adalah 20% atau kurang, maka
batas maksimum untuk prosentase satuan dalam saringan NO. 8 dapat naik sampai 20%.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Apabila dipandang perlu, maka Tim Teknis / Konsultan Supervisi dapat
meminta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
Pekerjaan timbunan, lantai kerja pasir dan sub-grade pondasi pasangan batu kali harus
dipadatkan.
Adukan/Campuran
Jenis adukan untuk pasangan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
a) Untuk pasangan pondasi batu kali/karang/Gunung 1 PC : 5 Psr
b) Untuk pasangan dinding biasa 1 PC : 5 Psr
Adukan harus dibuat secara hati-hati di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dulu dalam keadaan kering
kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis.
Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
4. PEKERJAAN BETON
Um u m
1) Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Peraturan Beton Indonesia ( P.B.I., NI-2 SNI-2002 ).
Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketetapan
dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi, gambar-gambar kerja dan
instruksi-instruksi Direksi/Pengawas.
2) Direksi/Pengawas berhak untuk memberikan/mengawasi setiap pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi. Pengawasan Direksi/Pengawas
tidak membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawabnya atas
kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan / penyimpangan dalam
pelaksanaan.
3) Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus
dibongkar dan diganti/diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
4) Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-
syarat P.B.I SNI-2002.
1. M a t e r i a l
1) S e m e n
a) Semen yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI – 8, 2002. Semen
harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui Direksi/Pengawas
dan dikirimkan ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh.
Bila karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari
pabrik lain harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari
Direksi/Pengawas.
b) Bila Direksi/Pengawas mengganggap perlu, Penyedia Jasa Konstruksi
harus mengirimkam surat pernyataan dari pabrik yang menyatakan
type, kwalitas dari semen beserta manufacturers test certificate yang
menyatakan memenuhi semua syarat yang ditentukan dalam NI – 8.
2) Agregat
a) Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan
yang tercantum dalam P.B.I. – SNI-2002 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.
b) Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur,
jasad organik, garam, alkoli dan butir-butir yang lunak. Disamping itu
pasir harus tajam/kasar, keras dan tidak mengandung bahan-bahan
yang merugikan beton sampai batas maximum 5 % berat. Kadar
lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 4 % (terhadap berat kering) dan
jika melebihi agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
c) Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang
mempunyai gradasi yang baik, keras, padat tidak berpori dan bersifat
kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh cuaca. Kadar lumpur
dalam agregat kasar tidak boleh dari 1 % dan jika lebih, agregat harus
dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari
agregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm, dan tidak lebih dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
d) 5 (lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah
diambil dengan ukuran tertentu, type tertentu, ditest sesuai dengan
percobaan yang tercantum dalam P.B.I. SNI-2002. Dari hasil-hasil ini
Penyedia Jasa Konstruksi mengambil contoh-contoh yang representatif
untuk diambil grading analysisnya. Bila agregat yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas telah terpilih, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menjaga agar semua pengiriman material selanjutnya mempunyai
kualitas dan grading yang sama selama pekerjaan.
3) A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
2. Mutu Beton
1) Mutu beton yang digunakan adalah K-100, (Mix Design = 1PC, 2PSR,
3KRL) Untuk Rabat Lantai. Sedangkan K-200, (Mix Design = 1PC, 2PSR,
3KRL) Untuk kolom,sloof dan balok.
2) Tulangan yang disyaratkan, berdiameter sesuai dengan rencana (ukuran
diameter yang direncanakan bervariasi adalah Ø12 mm polos Untuk
Tulangan Utama dan Ø8 mm untuk beugel), serta berlabel SNI
kode dan hari pembuatan, bersama-sama dengan satu tanda dari bagian
pekerjaan mana sample diambil. Sistem dari pengukuran dan pemadatan
dari kubus akan ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
4) Penyedia Jasa Konstruksi harus mencatat secara lengkap hasil-hasil semua
test, dan dilaporkan/diserahkan kepada Direksi/Pengawas secara rutin.
5) Percobaan stresstrain dan pelengkungan 180° untuk stiap 20 ton besi dan
setiap ukuran diameter baja.
6) Semua tulangan harus dibengkokkan dengan bentuk dan ukuran seperti
tercantum dalam gambar serta mengikuti syarat-syasat dalam P.B.I dan
diletakkan sesuai dengan gambar dan dengan memperhatikan selimut
beton yang tetap. Tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan
dengan cara yang dapat mengakibatkan kerusakan material.
7) Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan agar ukuran besi yang
dipasang adalah sesuai dengan gambar. Dalam hal terdapat kesulitan
untuk mendapatkan besi dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar
maka dapat dilakukan penukaran ukuran diameter besi yang terdekat atau
dengan kombinasi, dengan catatan :
a) Besi pengganti bermutu sama
b) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar, dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas penampang.
c) Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali
berdasarkan diameter besi yang dipilih.
d) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping
sambungan yang dapat menyulitkan pembetonan atau pencapaian
vibrator.
6. A c u a n (Bekisting)
1) Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah
pergeseran atau perubahan penyangga. Permukaan bekisting harus halus
dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan pada bekisting
harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertical.
2) Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat
sebaik mungkin untuk memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan,
tanpa adanya kerusakan, overstress dan pergeseran tempat pada bagian
kontruksi yang dibebani. Struktur tiang penyangga harus benar-benar
kuat dan kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada di
atasnya selama pelaksanaan.
3) Kecuali diterangkan lain dalam gambar, bekisting untuk semua balok dan
plat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas sebagai
berikut : Semua balok dan plat lantai sebesar 0,2 % lebar bentang pada
tengah bentang. Semua balok dan plat cantilever 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
4) Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu
untuk menghindari kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada
beton. Segera sebelum beton dicor, bagian dalam dari bekisting harus
dibersihkan dari semua material lain termasuk air.
5) Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebuh dahulu oleh
Direksi/Pengawas sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
6) Sebelum pemasangan besi tulangan, bekisting untuk beton yang tidak
diplester lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas pada beton. Sedangkan bekisting untuk beton biasa
harus dibasahi air dengan seksama segera sebelum beton dicor.
7) Khusus untuk acuan kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi,
pada tepi bawahnya harus dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk
mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada dasar
kolom/dinding tersebut. Setelah kebersihannya diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas, bukaan ini boleh ditutup kembali.
8) Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau
pembebanan yang melebihi beban rencana dengan adanya pembongkaran
tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak Penyedia Jasa
Konstruksi.
9) Waktu minimal dari saat sesuainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur adalah sebagai
berikut :
KHUSUS
PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
1. Pembuatan Beton dan Peralatannya.
1) Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya atas pembuatan campuran
beton yang baik uniform dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk
memenuhi syarat-syarat ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan
menggunakan mesin pencampur beton (beton molen) yang baik, dan volumetric
sistem untuk mengukur air dengan tepat.
2) Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-
material harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Pencampuran material-
material harus dengan perbandingan berat.
3) Sebelum mengaduk beton, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari sisa
beton dan kotoran-kotoran lainnya. Pengadukan dilakukan terus menerus selama
minimum 2,5 menit setelah semua material, termasuk air, dimasukkan ke dalam
gentong pengaduk. Mesin pengaduk harus berputar pada kecepatan tetap yaitu : 70
putaran / menit. Mesin pengaduk tidak boleh diisi melebihi kemampuannya. Seluruh
aduakan harus dikeluarkan sebelum material untuk adukan berikutnya dimasukkan.
4) Pencampuran kembali beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak diizinkan,
demikian juga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi dengan tujuan
untuk memudahkan pekerjaan tidak diperkenankan sama sekali.
5) Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada keadaan darurat dan segera
dilaporkan pada Direksi/Pengawas untuk diketahui dan mendapatkan
persetujuannya. Pengadukan dengan tangan terbatas sampai 0,2 m³ dan dikerjakan
pada tempat pengadukan ysng betul-betul rapat air.
3) Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus dibersihkan
dan dicuci bila pekerajaan berhenti lebih lama dari 30 menit dan pada akhir
pekerjaan.
4) Semua campuran beton ditempat pekerjaan harus sudah dicor dan dipadatkan pada
tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air kedalam mixer.
5) Beton pada umumnya tidak boleh djatuhkan bebas/dituangkan dari ketinggian lebih
besar dari 1,5 m. Pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari timbulnya
degradasi. Beton harus diletakkan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm
tebalnya dan dipadatkan sesuai dengan ketentuan dibawah. Pengecoran dari
satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu operasi yang continous
atau sampai Construction Joint tercapai.
6) Beton, acuan dan penulangannya tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24 jam
setelah pengecoran kecuali dengan izin Direksi/Pengawas. Semua pengecoran harus
dilaksanakan siang hari kecuali dengan izin dari Direksi/Pengawas. Izin ini tidak
diberikan bila sistim lampu kerja yang digunakan Penyedia Jasa Konstruksi belum
disetujui Direksi/Pengawas.
7) Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak mengurangi
kekuatan konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana maka tempat-tempatnya harus disetujui Direksi/Pengawas.
Penyimpanan tempat siar dari pada yang dinyatakan dalam gambar harus disetujui
Direksi/Pengawas.
3. Pemadatan Beton
1) Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan mechanical vibrator yang dikerjakan
oleh orang-orang yang berpengalaman. Pekerjaan beton telah selesai harus bebas
dari lubang-lubang dan keropos-keropos (honey combing).
2) Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekuensi tidak
kurang dari 6000 cycless/menit. Harus dihindarkan penggetaran yang berlebihan
(Over vibration). Penggetaran tidak boleh dikenakan pada tulangan-tulangan,
terutama tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
3) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan paling sedikit satu Vibrator cadangan
untuk mengganti yang rusak pada waktu sedang dipakai.
5. Perawatan
1) Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari
kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus menerus tidak kurang dari 12 jam.
Bidang permukaan beton harus terus menerus dibuat basah dengan cara
menggenangi (ponding), atau bila tidak mungkin dapat menggunakan goni-goni
basah untuk menutupnya.
2) Perawatan harus terus menerus dilakukan sampai sekurang-kurangnya 7 hari atau
menurut petunjuk Direksi/Pengawas.
3) Bidang-bidang cetakan harus selalu dibasahi selama perawatan. Bila cetakan dibuka
dalam masa perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat
dengan cara seperti diatas.
3) Perlu diperhatikan terhadap plesteran list beton baik untuk kolom-kolom maupun
bagian-bagian lain, yang dapat diliat dalam detail /gambar kerja.
2) Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a) Dibedakan antara Pasir Pasangan dan Pasir Urugan.
b) Butir-butir pasir harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
c) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dan pasir harus bebas dari segala
macam bahan kimia, sesuai NI-3 pasal 14 ayat 2. Bila pasir yang digunakan
tidak memenuhi syarat tersebut diatas Direksi/Pengawas dapat
memerintahkan untuk mencucinya dan hasilnya harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas dahulu sebelum digunakan.
d) Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali untuk dipakai.
e) Khusus untuk plesteran, harus digunakan pasir yang lebih halus/di ayak
terlebih dahulu.
f) Semua bidang permukaan pondasi bagian luar diatas tanah yang kelihatan
harus diplester/diberaben dengan adukan 1pc : 5psr kemudian diaci dengan
saus semen sampai kedalaman minimal 5 cm dibawah permukaan tanah asli.
g) Pasir yang dipakai adalah pasir lokal yang telah bersih dari kotoran dan
lumpur, dengan butiran kasar.
4) Batako
a) Batako yang dipakai harus terbuat dari campuran pasir kasar dan semen pc
melalui proses pencetakan/press, bermutu baik dan tidak rapuh.
b) Ukuran nominalnya adalah 10 cm x 20 cm x 40 cm dan ukuran diusahakan
tidak jauh menyimpang
c) Batako yang dipakai harus batako berkwalitas baik dan telah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas.
2. Adukan/Campuran
Jenis adukan untuk pasangan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
a) Untuk pasangan pondasi batu Karang 1 PC : 5 Psr
b) Untuk pasangan dinding biasa 1 PC : 5 Psr
Adukan harus dibuat secara hati-hati di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dulu dalam keadaan kering
kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis.
Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
3. Pasangan
a. Pasangan Pondasi
Bagian bangunan yang direncanakan menggunakan konstruksi pondasi
menerus dan pondasi kopel dengan material batu karang/batu gunung
dengan pasangan 1 Pc : 5 Psr, termasuk untuk pekerjaan ini adalah
pasangan untuk pondasi bangunan dan pondasi / dinding jalan masuk
kendaraan.
b. Pasangan Dinding/tembok
Sebelum mulai pemasangan, batu batako harus direndam dulu dalam air selama
setengah jam dan permukaan yang dipasangpun harus bersih juga.
Tebal siar batako tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm).
Sebagai persiapan plesteran, air harus dikerok sedalam 1 cm agar plesteran yang
akan dipasang terikat baik.
Tembok pasangan batu batako (pres mesin) dengan pasangannya ½ batu
ukuran 10x20x40 cm.
Pasangan batu batako dinding biasa memakai adukan 1pc : 5psr.
c. Pekerjaan Plesteran
1) Adukan untuk plesteran
a) Plesteran beton dengan campuran 1 PC : 5 Psr
d) Semua sudut horisontal luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam
pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.
Sudut luar hendaknya dibuat tumpul.
e) Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata), maka
bidang tersebut harus diperbaiki. Plesteran dari bidang yang diperbaiki
harus rata dengan bidang disekitarnya
f) Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan acian
saus semen.
Semua bahan untuk pasangan tembok dan plesteran seperti batu batako
dan pasir yang akan dipakai harus terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Sebelum dipakai untuk pasangan batako, bata
merah/bata cetak harus direndam terlebih dahulu dalam air bersih
sampai tidak lagi mengeluarkan buih-buih. Pasir untuk pasangan tembok
harus cukup kasar, keras dan homogen butirannya dan harus pula diayak
dengan ayakan sesuai kebutuhannya serta harus bersih.
V. PEKERJAAN KERAMIK
Untuk pekerjaan pasangan keramik terdiri dari:
a. Lantai menggunakan rabat beton K-100 dengan komposisi campuran : 1 Pc : 3
Psr : 5 Krl. dengan ketebalan rabat 5 cm
Pasangan Keramik terdiri dari:
1. Keramik lantai dalam bangunan utama memakai ukuran 40 x 40 cm dengan
permukaan keramik tekstur halus dan bermotif/warna Putih.
- Standart Kualitas ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Komposisi
produk terbuat dari agregat pasir silica, semen dan serat selulosa.
Penyedia harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang- bidang
Bidang tembok yang akan dicat terlebih dahulu diplamir dan diamplas kemudian dicat
dengan cat tembok sebanyak 3 x jalan sampai rata halus dan baik.Cat tembok/tiang
beton memakai cat merk Catylac / setara (warna disesuaikan dengan gambar rencana
atau petunjuk dari Direksi).
Bidang Plafond dicat sebanyak 3 x jalan sampai rata halus dan baik. Cat Plafond
memakai cat merk Catylac / setara (warna disesuaikan dengan gambar rencana atau
petunjuk dari Direksi).
1.2.2.1. Seluruh bahan dan peralatan yang akan dipakai dan diadakan
pengadaannya oleh Kontraktor sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi
yang telah ditentukan.
1.2.2.2. Daftar merk bahan dan peralatan yang akan digunakan harus
dilampirkan dalam dokumen lelang.
1.2.2.3. Bila dikemudian hari ada kelainan antara daftar yang telah diajukan
dengan yang akan dipakai, Kontraktor wajib mengajukan persetujuan
kepada Direksi Lapangan.
1.2.2.4. Kontraktor wajib mengganti semua bahan dan peralatan yang telah
dipasang, bila peralatan tersebut tidak sesuai dengan daftar yang
diajukan atau disetujui Direksi Lapangan.
1.2.2.5. Semua penggantian merk / jenis dari bahan dan peralatan yang telah
disetujui dalam daftar yang diajukan, harus dilengkapi dengan
perubahan biaya dari biaya kontrak.
1.2.3. Kewajiban Pasca Instalasi
1.2.3.1. Pekerjaan kontraktor mencakup masa pemeliharaan termasuk
menempatkan orang pelatih operator untuk melatih calon operator dari
Pemilik Proyek dalam memeriksa, menjalankan, dan memelihara
peralatan/ instalasi.
1.2.3.2. Kontraktor harus menyediakan garansi.
1.2.3.3. Kontraktor harus menyediakan ‘instruction manual’
1.2.3.4. Kontraktor harus sanggup mengadakan konrak pemeliharaan bila
diminta
2. PELAKSANAAN
2.1. Koordinasi
2.1.1. Kontraktor wajib melakukan koordinasi dengan kontraktor pekerjaan lain yang
berhubungan
2.1.2. Kontraktor wajib membuat jadwal waktu kerja yang telah dikoordinasikan dengan
jadwal waktu pekerjaan lain yang berhubungan
2.1.3. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa gambar-gambar /
spesifikasi dari pekerjaan lain yang berhubungan, supaya didapat mutu pekerjaan
yang baik.
2.1.4. Bila terdapat kelainan, baik dalam gambar maupun spesifikasi pekerjaannya
dengan pekerjaan lain, Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi Lapangan.
2.1.5. Dengan koordinasi dengan kontraktor terkait, Kontraktor harus sudah memasang
konduit yang berada di dalam beton sebelum pengecoran, dan konduit di dalam
dinding sebelum penyelesaian dinding, dan instalasi konduit, kabel, dan
2.2. Pengujian
2.2.1. Prosedur Pengujian
2.2.1.1. Kontraktor wajib memberitahukan kepada Pengawas/ Direksi bila
instalasi sebagian atau keseluruhan telah selesai dipasang dan siap diuji.
2.2.1.2. Kontraktor bertanggungjawab atas pengadaan alat, tenaga dan format
untuk pengujian.
2.2.1.3. Direksi Lapangan berhak memerintahkan kepada Kontraktor setiap saat,
untuk melakukan pengujian bila Direksi Lapangan merasa bahwa
pekerjaan tersebut sudah dapat diuji.
2.2.1.4. Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dapat merupakan
bagian dari pengujian keseluruhan, sehingga test harus ditandatangani /
disahkan oleh Pihak Pemilik dan Direksi Lapangan.
2.2.1.5. Semua hasil pengujian dan pengetesan harus dibuatkan Berita Acara
yang di tanda tangani oleh semua pihak.
2.2.2. Hasil pengujian yang tidak baik
2.2.2.1. Bila didapat hasil pengujian yang tidak baik, Kontraktor harus segera
memperbaiki pekerjaannya.
2.2.2.2. Direksi Lapangan berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk
membongkar pekerjaannya bila ternyata hasil uji tidak baik karena
kecerobohan pekerjaan Kontraktor.
2.2.2.3. Setelah perbaikan dan dianggap memuaskan oleh Direksi Lapangan,
pengujian dapat diulangi atas tanggungan biaya Kontraktor.
2.2.2.4. Bila pengujian mendapat hasil buruk sebanyak 3 ( tiga ) kali setelah
diperbaiki, Kontraktor wajib membongkar pekerjaannya.
2.2.2.5. Pengujian dilakukan sampai mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan
pasal-pasal diatas.
2.5. Sistem
3.5.1. Sistem tegangan listrik yang termasuk dalam lingkup pekerjaan Kontraktor
adalah tegangan rendah 380 V / 220 V.
3.5.2. Semua titik lampu yang mempunyai rumah terbuat dari logam dan stop kontak
harus disambungkan ke sistem pentanahan, sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3.5.3. Instalasi mengikuti ketentuan normal (dengan sumber daya PLN) dan emergency
(dengan sumber daya generator-set, sesuai dengan yang ditentukan).
3.5.4. Semua sistem pentanahan harus dipasang dengan baik.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pemasangan/ Pelaksanaan
3.1.1. Instalasi Tenaga
3.1.1.1. Yang dimaksud dengan Instalasi Tenaga adalah instalasi listrik untuk
equipment air conditioning, pompa, fan dan lain-lain sesuai dengan
petunjuk dalam gambar.
3.1.1.2.Kontraktor wajib memasang kabel dan instalasi sampai ke panel control
masing-masing peralatan.
3.1.1.3. Kabel yang digunakan jenis NYA dan NYM ukuran 3x2.5mm2 didalam
bangunan, sesuai dengan kebutuhan serta yang ditunjukkan dalam
gambar.
3.1.2. Instalasi penerangan
3.2.2.3. Pada saat pengujian semua titik lampu dan sakelar harus dalam keadaan
terbuka.
3.2.2.4. Pengujian dilakukan setiap kali, untuk setiap jurusan ( group ).
3.2.2.5. Hasil minimum yang diijinkan adalah 10 Mega-Ohm.
3.2.3. Pengujian Tahanan Tanah
3.2.3.1. Setelah diadakan penanaman pentanahan (ground rod) pengujian
tahanan dapat dilaksanakan.
3.2.3.2. Pengujian untuk ini dapat digunakan alat uji tahanan tanah elektronik.
3.2.3.3. Tahanan maksimum yang diijinkan adalah 2 Ohm.
XI . PEKERJAAN PENGADAAN
Pada Pekerjaan pengadaan (meubeler) di adakan sesuai gambar dan jumlah pada gambar
rencana. Jenis pengadaan yaitu.
Meja dan Kursi Guru
Meja dan kursi siswa
Lemari (jati)
Papan tulis
PENUTUP
a) Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi mengadakan penyerahan pekerjaan untuk pertama
kalinya, wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus
diperbaiki, dan seluruh lokasi sudah harus bersih dari sisa bahan bangunan.
b) Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan rencana dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
c) Hal–hal yang tercantum dalam gambar dan RKS ini diharapkan baca dan diteliti sebelum
mulai melaksanakan pekerjaan ini.
d) Apabila terdapat perbedaan persepsi antara gambar kerja dan detail-detailnya dengan rks
ini maka dikonsultasikan terlebih dahulu bersama dengan Pemilik Kegiatan, Perencana
dan pengawas.
e) Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat, mengamankan, memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
f) Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari bangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam RKS, harus tetap dikerjakan dan diselesaikan oleh
Ttd