Anda di halaman 1dari 20

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Kegiatan : PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU


Pekerjaan : PENATAAN TAMAN DENGGUNG
Instansi : DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Lokasi : LAPANGAN DENGGUNG, KABUPATEN SLEMAN
Tahun : 2020

1. URAIAN UMUM
1.1. Keterangan Umum
a. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah PEMBANGUNAN TAMAN DENGGUNG
b. Pekerjaan ini terletak di Kelurahan Tridadi, Kecamatan SLEMAN, Kabupaten
Sleman
1.2. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam uraian dan syarat-
syarat tertulis ini, gambar-gambar kerja serta revisi, ataupun tambahan-tambahan
yang telah mendapat pengesahan dari pemberi tugas, risalah penjelasan pekerjaan
dan keputusan tertulis pemberi tugas.
1.3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan mencocokan dahulu ukuran satu
sama lain, bila ketidaksesuaian harus segera memberi tahu pengawas lapangan.
1.4. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan sisa
bahan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa
material bangunan serta gundukan tanah, bekas tanah dan lain sebagainya.
1.5. Menyediakan ruang kerja Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis
dan Los Kerja untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang akan digunakan.
1.6. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga mendatangkan
bahan-bahan bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan
pekerjaan.
1.7. Untuk bahan-bahan yang tidak dan/belum ada peraturannya di Indonesia dipakai
syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik bahan tersebut.

2. PEKERJAAN TERSEBUT HARUS DILAKSANAKAN


2.1. Menurut Dokumen Pengadaan Barang Jasa, antara lain:
a. Dokumen Lelang
b. Spesifikasi Teknis
c. Gambar Kerja (Bestek)
d. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvoelling)
e. Perubahan-perubahan dalam pelaksanaan (bila ada) yang telah disyahkan oleh
Pemberi Tugas dan instansi yang berwenang / unsur terkait.
2.2. Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 441/KPTS/1998 tanggal 10
Nopember 1998 tentang Persyaratan Teknis dan Bangunan.
b. Standar Konstruksi dan Bangunan :
(1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
(2) PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.
(3) PPBBG (Pedoman Perencanaan Bangunan Baja dan Gedung) tahun
1987.
(4) SNI Nomor : 03-0106-1987 tentang : Penggunaan ubin lantai keramik
manner dan cara uji.
(5) SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.
(6) SNI Nomor : 03-17341989 tentang : Pedoman Perencanaan beton
Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
(7) SNI Nomor : 03-2407-1991 tentang : Tata cara pengecatan kayu untuk
Rumah dan Gedung.
(8) SNI Nomor : 03-2,410-1991 tentanl; : Tata cara pengecatan dinding
tembok dengan cat Emulsion.
(9) SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang : Tata cara pembuatan rencana
Campuran Beton Normal.
(10) SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang Persyaratan Instalasi Listrik.
(11) SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang : Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung.
(12) Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTSJ1998 tanggal 1 Maret 1998
tentang : Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada Bangunan Umum dan
Lingkungan.
(13) Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pembangunan dari instansi yang berwenang.
d. Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam
keadaan selesai 100 % (seratus Persen), sesuai dengan Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa, Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) dan Berita Acara Perubahan
Pekerjaan (bila ada) yang telah disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

3. KUASA PENYEDIA JASA PEMBORONGAN DAN KEAMANAN DILAPANGAN.


3.1. Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menunjuk seorang kuasa Penyedia
Jasa Pemborongan atau biasa disebut Site Manager yang cakap untuk
memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Penyedia Jasa Pemborongan dengan kualifikasi seperti tercantum dalam LDP.
3.2. Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa
Pemborongan
3.3. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam
memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis berhak mengusulkan untuk disediakan
penggantinya
3.4. Penyedia jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang
maupun jiwa).
4. JAMINAN KUALITAS
4.1. Gambar serta Rencana Kerja ini harus tersedia di Ruang Kontraktor dan
mudah diperiksa sewaktu-waktu oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
4.2. Setiap kemajuan pekerjaan harus dicatat Direksi/Pengawas Lapangan pada
Gambar dan Rencana Kerja tersebut.
4.3. Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada ditempat
pekerjaan dan dapat mengambil keputusan penuh, demi kelancaran pekerjaan.
4.4. Hal-hal yang tidak tercantum dalam Gambar Rancangan, Gambar Rencana
kerja, maupun Spesifikasi, tetapi hal itu diperlukan untuk kelengkapan dan
kesempurnaan sistem pemasangan atau sistem kerja suatu peralatan atau
instalasi, maka hal itu menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
melengkapinya.
5. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KERJA LEMBUR
5.1. Penyedia Jasa Pemborongan wajib menyediakan obat-obatan sesuai dengan
ketentuan dan syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang selalu
dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk musibah yang terjadi.
5.2. Pemborongan wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat
kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah tanggung
jawabnya.
5.3. Penyedia Jasa Pomborongan wajib mengasuransikan semua petugas yang
terkait dan pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja.
5.4. Jika terpaksa pekerjaan harus dilaksanakan diluar jam kerja (lembur), maka
pelaksana/ pemborong harus mengajukan permohonan tertulis kepada pemberi
tugas dan Pengawas, dengan disebutkan :
(1) Alasan penambahan jam kerja (lembur),
(2) Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan (lembur),
(3) Jumlah Pekerjaannya,
(4) Waktu/ jam lembur.
5.5. Segala konsekwensi yang timbul akibat pekerjaan lembur menjadi tanggung
jawab pelaksana/ pemborong.

6. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA


6.1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran yang belum
tercantum dalam gambar bestek dapat ditanyakan pada Penyedia Jasa
Konsultan Perencana dan atau Penyedia Jasa Konsultan Pengawas
6.2. Penyedia Jasa Pemborongan harus memeriksa kecocokan semua ukuran di
dalam gambar, apabila terjadi ketidakcocokan wajib segera memberitahukan
kepada Pengawas atau Perencana untuk minta pertimbangan.
6.3. Apabila terjadi kesalahan pelaksanaan di luar ijin atau pertimbangan
Pengawas atau Perencana, maka menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa
Pemborongan. Apabila dalam gambar Bestek terlukis, sedang pada Spesifikasi
Teknis tidak tertulis, maka gambar yang mengikat.
6.4. Apabila dalam Spesifikasi Teknistertulis sedangkan didalam gambar tidak
tertulis, maka Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis. Jika terdapat perbedaan
gambar bestek dan gambar detailnya maka kontraktor wajib minta
dipertimbangkan kepada Direksi teknis, pengawas atau perencana.Kontraktor
tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan atau
perbedaan seperti tersebut diatas di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
6.5. Batas daerah, kerja adalah batas lahan yang ada

7. PEKERJAAN PERSIAPAN
7.1. Administrasi dan Dokumentasi : Administrasi dan Dokumentasi
merupakan pelaporan dengan cara pemotretan dan pencatatan dilakukan
terhadap kondisi lokasi sebelum dibangunan (0%), selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan selesai pembangunan (100%). Pendokumentasian ini merupakan
perekaman bangunan tersebut secara piktoral (gambar dan foto) dan verbal
(uraian tertulis). Tujuannya untuk mengetahui kondisi lokasi sebelum dibangun,
masa pelaksanaan dan hasil akhir pembangunan.
7.2. Uitzet / Bouplank : Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa
Pemborongan harus mengadakan pengukuran-pengukuran lapangan untuk dapat
menentukan patok utama bagi pelaksanaan pekerjaan. Biaya pengukuran
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Pemborongan.

7.3. Membuat / Mendirikan Papan Nama Proyek


a. Penyedia jasa diwajibkan memasang papan nama proyek di tempat lokasi
pekerjaan dan dipancangkan di tempat yang mudah terlihat oleh umum pada
saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
b. Papan nama proyek berukuran 90 x 120 cm, bahan menggunakan baner rangka
kayu bengkirai 2/3, dengan tiang kasau bengkirai 5/7 dan dipasang setinggi 2 m
dari muka tanah.
c. Dudukan papan nama menggunakan pasangan batu kali dengan campuran 1pc :
3Kp : 10Ps.
d. Permukaan papan namadicetak warna putih, tulisan menggunakan warna hitam.
Materi tulisan akan ditentukan kemudian oleh pemberi tugas kemudian.
e. Kantor Kerja Direksi Pelaksana di Lokasi Proyek
7.4. Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan sebuah kantor untuk Direksi
dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan dan peralatan yang cukup seperti meja,
kursi, white board, file direksi dan air minum untuk digunakan sebagai tempat
kerja konsultan.
7.5. Dalam kantor lapangan harus disediakan:
a. Buku DIREKSI
b. Buku Ijin pasang
c. Buku Tamu
d. Buku Konsultasi
e. Buku catatan penerimaan bahan.
f. Buku catatan peralatan dan jumlah tenaga kerja tiap hari
g. Buku catatan keadaan cuaca
h. Lembar backup volume pekerjaan
i. Komputer dan printer
j. Rak contoh material yang digunakan
7.6. Mobilisasi dan demobilisasi
Pekerjaan tersebut meliputi mobilisasi dan demobilisasi tenaga dan personil
lapangan, bahan dan peralatan yang digunakan.
Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi selama pelaksanaan harus dilakukan
sesuai jadwal yang disusun dan tidak boleh mengganggu aktivitas masyarakat
setempat serta harus memberi tahu dan berkoordinasi dengan pengawas atau
direksi.
7.7. Stripping dan Pembersihan Lokasi
Penyedia jasa harus melakukan striping pada area taman sebelum melaksanakan
pengurugan dengan tanah urug untuk peninggian elevasi lantai taman. Striping
dilakukan untuk membuang rumput dan meratakan área taman.
7.8. Pekerjaan membersihkan sekitar lokasi pekerjaan dan segala sesuatu yang
mungkin akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan membuang bongkaran
yang tidak terpakai. Setelah pekerjaan Pembangunan Taman Desa Bandulan
selesai, penyedia jasa diwajibkan untuk memperbaiki dan merapikan kembali
lokasi taman. Apabila ada hasil bongkaran harus diserahkan pada Negara
melalui Kantor Desa.
7.9. Keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Pelaksana konstruksi harus melaksanakan kegiatan atau program keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sebagai berikut:
a. Memasang rambu atau tanda peringatan di lokasi pekerjaan
b. Menyediakan helm pengaman
c. Menyediakan sepatu boot (karet)
d. Menyediakan rompi/seragam pekerja
e. Kotak P3K

8. PEKERJAAN TANAH
8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan peralatan
konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan galian pada permukaan
sesuai dengan gambar rencana.
a. Galian Tanah Pondasi
b. Pekerjaan galian tanah meliputi : galian tanah pondasipagar pasangan batu
bata.
c. Semua kedalaman tanah galian harus sesuai gambar rencana.
d. Semua pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan baik serta tidak
mengganggu lingkungan sekitar.
e. Semua galian saluran harus selalu dalam keadaan kering, tidak boleh
tergenang air.
f. Galian tanah setelah mencapai kedalaman yang ditentukan, kemudian
dipadatkan dan disiram dengan air.
g. Tanah hasil galian yang harus disingkirkan dengan lokasi penempatan
sesuai petunjuk dari pengawas lapangan.
h. Sisa tanah hasil galian yang tidak digunakan harus sudah
diangkut/dibuang dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya 1 x 12 jam
sejak dilakukan penggalian.
8.2. Urug tanah kembali
Merupakan pekerjaan pengurugan tanah bekas galian di sisi kanan dan kiri
pondasi serta pemadatanya sesuai dengan gambar rencana.
8.3. Urug tanah mendatangkan
Merupakan pekerjaan pengurugan tanah untuk peninggian elevasi lantai taman
(leveling) dengan menggunakan material tanah urug. Tanah urug yang
digunakan harus dibersihkan dari akar-akar rumput/tanaman sehingga pada saat
digunakan sisa-sisa akar tanaman tidak tumbuh lagi.Tanah dibersihkan dari
kotoran unorganik, kerikil dan batu yang ada harus dibuang jauh dari lokasi
pekerjaan.
8.4. Pemadatan tanah
Pemadatan tanah dilakukan pada tanah urug dengan menggunakan peralatan
seperti stemper terutama pada area lantai taman. Pelaksanaan pemadatan tanah
harus merata dan dilakukan lapis demi lapis dengan menyiram air dengan
jumlah tertentu untuk mencapai pemadatan yang optimal.
8.5. Urugan dengan tanah humus
a. Urug tanah yang dibuat adalah untuk membentuk media tanam.
b. Tanah yang digunakan untuk media tanam adalah tanah pilihan yaitu dari
lapisan top soil (lapisan atas) yang subur dan mengandung humus atau
jika menggunakan tanah urug biasa harus dicampur dengan pupuk
kandang dengan komposisi 1:5 (tanah humus). Tanah yang digunakan
harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
c. Tanah urug diletakkan pada pot-pot tanaman dan area taman dengan
posisi sesuai dengan gambar rencana.
d. Tanah urug harus dibersihkan dari akar-akar rumput/tanaman sehingga
pada saat digunakan sisa-sisa akar tanaman tidak tumbuh lagi.
e. Tanah dibersihkan dari kotoran unorganik, kerikil dan batu yang ada harus
dibuang jauh dari lokasi pekerjaan.
8.6. Urugan Pasir
Pasir urug yang digunakan harus memenuhi gradasi yang disyaratkan, ketebalan
harus sesuai dengan yang direncanakan, pasir harus bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah bahan ini maksimal 5%
dan tidak mengandung garam.

9. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


9.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan peralatan
konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan pasangan dan plesteran.
a. Pasangan Pondasi Batu Belah 1pc : 4ps
b. Bahan batu adalah sejenis batu yang keras, liat dan mempunyai muka
lebih dari 3 muka.
c. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3 1970).
d. Pasangan pondasi Batu Belah dengan perekat 1pc : 4ps dilaksanakan
sesuai gambar rencana.
e. Celah - celah yang besar diantara batu - batu diisi dengan batu belah yang
sesuai, batu-batu tidak boleh saling menyinggung dan selalu ada perekat
diantaranya dan batu tidak boleh gundul (mempunyai minimal 3 sisi).
f. Batu yang digunakan adalah batu belah, tidak boleh berupa batu gundul,
dan tidak boleh dipukul / dipecah dengan bodem didekat alur pondasi.
g. Sebelum dipasang batu - batu harus dibersihkan dari kotoran / tanah.
h. Pemasangan batu tidak boleh dijatuhkan langsung dari atas, dan harus
diatur dengan baik agar tidak berongga.
9.2. Pasangan bata merah menggunakan ukuran ( 5x11x22)cm dengan campuran
1Pc : 4Ps
a. Pasangan batu bata sebagai konstruksi dinding. Menggunakan perekat
1Pc : 4Ps dengan ketebalan 1/2 batuuntuk dinding pagar, pot tanaman dan
pembatas taman.
b. Pasangan batu bata sebagai konstruksi pondasi menggunakan perekat 1Pc
: 4Ps dengan ketebalan 1 batu atau rolag.
c. Persyaratan batu bata yang digunakan diantaranya : bermutu, matang, rata
dan saling tegak lurus, tidak retak – retak, tidak mengandung batu dan
tidak berlubang. Ukuran minimal panjang 22cm lebar 11cm dan tebal
5cm. Penyedia jasa harus menyerahkan sampel batu bata yang akan
dipakai untuk mendapat persetujuan dari pengawas.
d. Pemasangan batu bata dengan adukan 1Pc : 4Ps, sebelum pemasangan
semua bata harus dibasahi dengan air bersih sampai kenyang atau
direndam dalam air. Bata yang pecah kurang dari ukuran setengah tidak
dibenarkan untuk dipakai.
e. dikerjakan dengan alat-alat pengukur datar ataupun tegak (“lot”, dsb),
sambungan sama rata, sudut persegi pada tegak tidak segaris (silang),
permukaan baik dan rata, “bergigi” (tiap sambungan saling menutup).
f. Jika setelah pekerjaan pemasangan ternyata ada bata yang menonjol atau
tidak rata, maka bagian-bagian ini harus dibongkar, dan diperbaiki
kembali atas biaya kontraktor, kecuali bila pengawas mengijinkan
penambalan-penambalan.
g. Bata yang pecah dengan ukuran kurang dari setengah tidak dibenarkan
untuk dipakai. Untuk yang patah dua tidak boleh melebihi dari 5% (lima
persen).
h. Pasangan dinding harus secara kontinyu dibasahi dengan air.
9.3. Plesteran 1pc : 3ps
a. Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan
peralatan konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan
dan penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan plesteran.
b. Bahan plesteran harus bersih, tidak boleh tercampur dengan kotoran-
kotoran atau bahan lain yang dapat mengurangi kerekatan.
c. Semua bidang yang akan diplester harus dibersihkan dari kotoran yang
melekat dan disiram dengan air. Sebelumnya dibuat kepala plesteran
(klabangan) dengan tebal yang sama dengan ketebalan plesteran yang
direncanakan. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung
difinishing/diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta
semen yang sejenis.
d. Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertikal selebar ± 15 cm
dengan jarak antara paling besar 100 cm satu sama lain, jalur kepala ini
harus benar-benar vertikal dan datar. Jalur kepala ini merupakan
patokan/pedoman untuk plesteran selanjutnya.
e. Bidang-bidang yang telah selesai diplester harus segera dikontrol dengan
mistar yang panjangnya tidak boleh kurang dari 200 cm.
f. Selama proses plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-
retak rambut akibat penyusutan yang diakibatkan oleh pengeringan yang
terlalu cepat dan tidak merata. Pengadukan harus diatas alas atau papan
atau bahan kedap air yang lain.
g. Apabila terdapat cekungan, cembungan, ataupun plesteran tidak vertikal
(tegak) dan tidak siku, maka harus diperbaiki selambat lambatnya dalam
waktu kurang dari 2 x 24 jam.
h. Sebelum dinding diplester harus dibersihkan terlebih dahulu
permukaannya kemudian dikasarkan dengan kaprotan 1PC:2Psr.
i. Pengacian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata dan rapi, pengacian
dilakukan dengan raskam kayu sehingga seluruh permukaan rata dan
halus.
j. Acian yang sudah jadi harus dirawat atau dijaga proses pengeringanya
agar tidak mendadak pengeringanya, dengan cara menyiram air sedikit
demi sedikit.
k. Kepada Penyedia Jasa, jika terdapat macam plesteran yang belum
tercantum dalam Spesifikasi teknis dan gambar yang dianggap meragukan
untuk dimintakan petunjuk dan penjelasannya kepada Pengawas atau
Perencana atau tim teknis.
9.4. Pasang batu alam tempel untuk dinding.
Bahan yang digunakan adalah batu alam uk sesuai pada gambar kerja. Sebelum
pemasangan batu alam tempel, terlebih dahulu harus direndam dalam air sampai
jenuh. Permukaan yang akan dipasangi harus bersih, cukup kering dan rata air.
Setiap jalur pemasangan harus ditarik benang dan rata air. Buat kepalaan
pemasangan kerikil andesit/templek yang nantinya dijadikan pola untuk
pemasangan berikutnya. Kemudian lekatkan batu alam tempel selanjutnya pada
permukaan dinding dengan pola pasangan kepalaan kerikil andesit yang telah
dibuat. Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet semoga menerima
permukaan pasangan kerikil andesit/templek yang rata. Cek dengan waterpass
untuk kerataan pemasangan. Bersihkan segera bekas adukan/grount dari
permukaan batu alam tempel dengan air sampai bersih.

9.5. Pasang batu andesit bakar untuk lantai/koridor taman dan dan pilar pagar.
Bahan yang digunakan adalah batu andesit bakar uk sesuai pada gambar kerja.
Sebelum pemasangan batu andesit bakar, terlebih dahulu harus direndam dalam
air sampai jenuh. batu andesit bakar direkatkan dengan perekat 1Pc : 4Ps
dengan ketebealan rata-rata 2-4cm.Permukaan yang akan dipasangi batu andesit
bakarharus bersih, cukup kering dan rata air. Setiap jalur pemasangan harus
ditarik benang dan rata air. Adukan semen untuk pemasangan tegel alur harus
penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang batu andesit bakar yang
terpasang. Lebar nat dianjurkan untuk lantai 4-5mm dan dinding 2mm.
Bersihkan segera bekas adukan/grount dari permukaan batu andesit bakar
dengan air sampai bersih.

9.6. Pasang batu sikat untuk lantai/pedestrian taman dan Jogging Track.
Bahan yang digunakan adalah batu koral dengan ukuran seragam, dengan warna
sesuai desain yang ditentukan. Sebelum pemasangan batu koral, terlebih dahulu
harus direndam dalam air sampai jenuh. Perekat yang digunakan 1Pc : 1Ps.
Media dasar berupa lantai sudah dilapisi beton atau semen, permukaan media
bertekstur kasar agar pasangan koral sikat benar benar melekat. Permukaan
yang akan dipasangi batu sikat harus bersih, cukup kering dan rata air. Setiap
jalur pemasangan harus ditarik benang dan rata air. Masukkan adukan semen
kedalam cetakan sampai rata dan padat. Taburi koral diatas adukan semen yang
sudah dipadatkan, kemudian tata koral sikat tersebut berdasarkan desain motif
yang diinginkan dan tentu desain sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah koral
sikat disusun sedemikian sampai merata dan setengah kering, kemudian sikat
permukaan koral tersebut menggunakan sikat kawat, gunakan sikat kawat dari
kuning agar lebih halus dan tidak merusak tekstur yang sudah rapi.

9.7. Pasang batu alam terrazzo sikat untuk lantai/pedestrian taman dan Jogging
Track.
Bahan yang digunakan adalah batu alam terazzo sikat dengan ukuran seragam,
dengan warna sesuai desain yang ditentukan. Sebelum pemasangan, terlebih
dahulu harus direndam dalam air sampai jenuh. Media dasar berupa lantai sudah
dilapisi beton atau semen, permukaan media bertekstur kasar agar pasangan
koral sikat benar benar melekat. Permukaan yang akan dipasangi batu sikat
harus bersih, cukup kering dan rata air. Setiap jalur pemasangan harus ditarik
benang dan rata air. Masukkan adukan semen kedalam cetakan sampai rata dan
padat. Kemudian tempelkan batu andesit dan ketuk pelan menggunakan palu
agar lebih menempel sempurna.

9.8. Pekerjaan Paving block dan kansteen


Paving blok type segi empat/kotak, dan kansteen (40x20x15x13 cm) yang akan
digunakan/dipasang dilapangan harus memenuhi standar mutu yang
dipersyaratkan yaitu K 200, Pemasangan Kansteen (40x20x15x13 cm)
dilakukan diawal pekerjaan agar bisa menjadi batas / area yang akan dikerja,
sedangkan posisi kansteen disesuaikan dengan gambar bestek.
Sebelum pemasangan paving blok type segi empat/kotak (T : 6 CM, K : 200)
terlebih dahulu tanah dibawah Paving block dipadatkan dengan cara penyiraman
sampai kondisi keadaan jenuh air dan di stemper agar menjadi padat betul,
selanjutnya ditimbun dengan pasir urug (sesuai gambar/bestek),
Untuk pemasangan pada jalan yang memiliki lebar lebih dari 2,5m, ketebalan
urugan pasir urug setebal 10cm.
Untuk pemasangan paving blok type segi empat/kotak (T : 6 CM, K : 200) dan
dan kansteen (40x20x15x13 cm) harus sesuai gambar kerja dan petunjuk teknis
dari direksi.

10. PEKERJAANINSTALASI LISTRIK DAN AIR BERSIH


10.1. Pasang pipa kabel (ducting) lampu taman
a. Pasang pondasi tiang lampu taman.
b. Pasang pipa kabel (ducting/sparing)PVC dia. ½” sekualitas WAVIN untuk
lampu taman
10.2. Pasang pipa PVC dia 1½”
a. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dia 1½” sekualitas WAVIN.
b. Ujung-ujung Pipa ditutup dengan dop PVC dia 1½” untuk melindungi
kotoran dan air masuk ke dalam pipa yang akan disambung kemudian.

11. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG


11.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan
peralatan konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan
dan penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan beton.
b. Beton terdiri dari campuran semen, air, dan Agregat (Pasir dan split).
Tidak boleh ada material lain yang diijinkan kecuali dengan persetujuan
Perencana, Pengawas atau Direksi pekerjaan. Setelah beton mengeras,
maka harus diperoleh suatu material yang rapat, padat dan awet yang akan
mempunyai beton karakteristik sesuai spesifikasi.
c. Pekerjaan beton yang akan dilaksanakan antara lain :
a. Rabat Beton campuran 1Pc:3Ps:5Kr dipasang dibawah lantai batu
andesit dengan tebal 0.05 m atau sesuai dengan gambar
pelaksanaan.
b. Cor beton bertulang Mutu beton f'c = 19,3 Mpa (K250), slump (12
± 2) cm, w/c = 0,58 untuk:
c. sloof 120/200, Kolom Praktis (KP) 120/120 danRing Balok (RB)
120/200 atau sesuai dengan gambar pelaksanaan.

11.2. Kode dan Standar


a. PUBI 1970/NI-3 & ASTM untuk air beton
b. PBI 71 NI-2; PUBI 1970/NI-3 & ASTM untuk agregat beton
c. SII 1984 & ASTM C150 untuk bahan semen
d. SII 1984; BS 4449 atau BS 4461 untuk baja tulangan
e. PBI 71; BS 8100 & ASTM untuk Campuran Beton
f. SK SNI T-15-1991-03

11.3. Bahan Beton


a. Semen Portland (PC)
Semen yang dipakai harus memenuhi SII 0013-77 yang tahan terhadap sulfat
dan harus ditegaskan dengan ASTM C-150 tipe IV untuk bangunan disekitar
laut, dan ASTM C 150 tipe I untuk struktur dan bangunan di darat. Semen
harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong
semen asli dari pabrik.
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, di atas
lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari
10 lapis.
Semen yang menggumpal tidak boleh dipakai.

b. Agregat (pasir, split atau batu pecah)


Agregat kasar untuk beton dipakai batu pecah split dengan ukuran max. 25
mm dari jenis batu keras dan tahan aus. Butiran yang lapuk, lonjong dan pipih
tidak diperkenankan melebihi prosentase yang disyaratkan dalam standar PBI
1971; PUBI 1982 dan ASTM.
Agregat halus adalah pasir sungai atau dari sumber lainnya yang memenuhi
syarat kebersihan, kekerasan dan gradasi butir yang sesuai dengan standar PBI
1971 dan ASTM. Quarry material harus mendapatkan persetujuan direksi.
Agregat yang tidak memenuhi spesifikasi teknik, namun bisa dibuktikan
dengan uji khusus bahwa agregat tersebut menghasilkan kekuatan beton yang
dikehendaki, bisa digunakan asal diperoleh ijin dari direksi. Agregat tidak
mengandung alkali reaktif. Agregat harus diuji dengan standar B 55835/SII
0455-81

c. Besi Tulangan.
Tulangan harus memenuhi standard dan dimensi yang tertera dalam gambar.
Tulangan adalah BJTD (ulir) harus memenuhi tegangan leleh minimum fy =
320 Mpa dan BJTP (polos) yang mutunya harus memenuhi tegangan leleh
minimum 240 MPa (di periksa dengan standar SII, BS 4449 atau BS 4461).
BJTP digunakan lebih kecil/sama dengan 12 mm dan BJTD digunakan lebih
besar 12 mm.
Tulangan hendaknya disimpan di rak di atas tanah dan didukung sepanjang
tulangan hingga tidak bengkok.
Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja tulangan
dimaksud.
Tulangan harus terlindungi dari hujan kelembaban udara dan sebagainya, dan
karat-karat harus dibersihkan dan memenuhi kriteria SII 0136-84.
Tidak diperkenankan tulangan diikat dengan las, kecuali terdapat petunjuk
pada gambar rencana atau atas ijin direksi. Deformasi las harus memenuhi BS
4483.
d. Bendrat
Bendrat atau kawat pengikat harus berukuran minimal, kualitas baik dan tidak
berkarat.
e. Air
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan bton harus dari air bersih dan
tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton.
f. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Pengawas
lapangan.
g. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Pengawas
lapangan. Dalam keadaan diragukan, maka Pengawas Lapangan berhak minta
Pemeriksaan Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik yang sudah terakreditasi
atas biaya Penyedia Jasa Pemborongan.
11.4. Cetakan Beton
a. Begesting harus cukup kuat, menggunakan kayu kalimantan klas III atau kayu
tahun lokal yang baik dan tidak bocor (kedap air).
b. Acuan untuk cor beton disyaratkan menggunakan multiplek tebal minimum 9
mm dengan rangka pangaku dari rusuk-rusuk kayu, sedemikian rupa sehingga
dapat dipakai berkali-kali untuk masing-masing lantai.
c. Ukuran tebal multiplek dan rusuk pengaku tersebut harus mendapat
persetujuan pengawas dan harus cukup kuat menahan gaya tekan beton cor
dan tidak boleh berubah letaknya selama proses pengecoran berlangsung.
d. Kayu steger dengan diameter minimal 7,5 cm, jarak pemasangan maximal 50
cm, konstruksi cetakan beton tidak boleh menggunakan bambu.
e. Pemasangan begesting dan steger harus benar dan kokoh, sehingga dimensi
dan peil sesuai dengan dimaksud.
11.5. Pekerjaan Besi Beton
a. Pekerjaan besi beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan gambar bestek dan
peraturan yang berlaku.
b. Pembengkokan tulangan harus dilaksanakan pada kondisi dingin, dengan
panjang kait dan panjang penyaluran tegangan sesuai ketentuan.
c. Hubungan antara besi beton satu dengan harus dipergunakan kawat beton,
diikat dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton dan besi beton
bebas dari tanah (werkvloer) atau tidak melekat dengan papan acuan.
d. Pengetesan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh pengawas. Semua biaya percobaan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
11.6. Pembuatan Komposisi Beton
a. Penyedia Jasa harus membuat benda uji dengan ketentuan dan jumlah benda
uji sekurang-kurangnya mengikuti ketentuan dalam PBI 71 sub bab 4.6.
b. Proposal mix design yang diajukan harus memuat secara lengkap macam dan
sumber bahan-bahan beton yang akan digunakan disertai hasil pengujian
karakteristik masing-masing bahan.

11.7. Perancah dan Begesting


a. Perancah harus memakai bahan kayu yang bermutu baik, kayu harus
memenuhi peraturan konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI - 1961 ) dan disetujui
Pengawas Lapangan.
b. Jarak Steger / Perancah maximum 40 cm serta diberi kayu pengaku antar
perancah.
c. Ketinggian perancah / steger sesuai dengan konstruksi gambar rencana.
d. Pekerjaan begesting memakai kayu yang kuat, rapi dan kaku, sehingga setelah
dibongkar memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalus.
e. Untuk pekerjaan kolom, balok, plat papan begesting dilapisi dengan multiplek
agar produk beton menjadi beton expose.
f. Sebelum pengecoran, sisi dalam dari begesting harus disiram dengan air dan
bebas dari kotoran atau benda - benda yang tidak diperlukan.
g. Pengawaslapangan harus mengecek perancah dan begesting sebelum
dilaksanakan pengecoran.
11.8. Selimut beton
a. Yang dimaksud dengan selimut beton adalah jarak terkecil dari permukaan
luar beton jadi dengan ujung atau permukaan logam (besi tulangan, kawat
beton atau logam lainnya yang terdapat dalam struktur beton tersebut)
terdekat.
b. Selimut beton dibuat sesuai kebutuhan yang termuat pada PBI 71 N.I-2
kecuali ada ditunjukkan dalam gambar.
c. Penggunaan pemisah antara baja beton dengan bekisting dibuat dengan tahu
beton untuk menjamin tebal selimut tidak berobah saat pengecoran, dan tidak
boleh dibuat dari kayu atau logam lainnya.

11.9. Penyetelan dan Penempatan Tulangan Beton


a. Pemasangan tulangan beton khususnya jarak-jarak antar tulangan, kelurusan,
bengkokan dan panjang overlap sambungan harus mengikuti ketentuan PBI 71
Bab.8.
b. Pembengkokan tulangan harus tenaga ahli dengan menggunanakan alat tidak
boleh menimbulkan cacat, retak, patah dan sebagainya.
c. Sebelum meletakkan tulangan pada bekisting, hendaknya bekisting dalam
kondisi bersih dari karat, campuran yang menyebabkan kerusakan pada
tulangan. Diletakkan di atas tahu beton yang menjamin ketepatan posisi dan
tebal selimut.
d. Tebal selimut beton dan pabrikasi tulangan beton hendaknya mengikuti saran
yang termuat di dalam PBI-71 dan hal-hal lain yang termuat di dalam gambar.
11.10. Pembuatan /Pengecoran Beton
a. Sebelum dilaksanakan pengecoran beton, Pengawas dan direksi teknis harus
mengecek / mengontrol Kesiapan pelaksanaan meliputi : Alat pengaduk beton
(molen), Alat pemadat beton (vibrator), Alat Pengangkut, Tenaga kerja dan
kesiapan bahan – bahan yang digunakan.
b. Sebelum pengecoran kebersihan cetakan beton dan kebenaran serta ketepatan
pemasangan besi beton harus diperhatikan sebaik-baiknya.
c. Celah-celah antara papan harus cukup rapat sehingga pada waktu pengecoran
tidak ada air adukan yang keluar.
d. Tinggi jatuh penuangan harus kurang dari 1,5 m. Penggumpalan yang tebal
dihindari agar tidak terjadi hidrasi pada cuaca panas.
e. Semua beton harus memenuhi CP 110 BS 1881 atau PBI 71. Ketika beton
dicor pada kondisi cuaca panas, maka perlu dilakukan tindakan preventif agar
tidak terjadi retak. Pengecoran pada cuaca panas harus memenuhi CP 110 atau
PBI 71.
f. Semua bahan beton hendaknya dicampur secara mekanis dengan takaran
komposisi menggunakan ukuran berat.
g. Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengecoran senantiasa
menginformasikan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
h. Kontraktor harus membuat benda uji (silinder diameter 15 cm dengan tinggi
30 cm) pengambilan benda uji didasarkan pada ASTM C.94 Semua benda uji
ditest di lab.yang telah terakreditasi pemerintah dan disetujui oleh direksi,
hasil pengujian diserahkan ke direksi.
i. Pengambilan benda uji tiap 6 m3 atau setiap kali pengecoran.
j. Kekentalan campuran beton harus diuji dengan slump test sebagaimana diatur
dalam PBI; SII dan ASTM. Untuk beton dilaut ditetapkan nilai slump test
tidak boleh melebihi 7 cm.
k. Frekuensi pelaksanaan slump test, pembuatan dan pengujian serta jumlah
benda uji selama pelaksanaan pengecoran harus mengikuti ketentuan yang
tertuang dalam PBI 71 dan/atau SII 84.
l. Pada pengecoran pada daerah sempit dilakukan dengan mempertimbangkan
kedalaman, jika diarahkan oleh direksi, bisa dilakukan dengan membuka sisi
bekisting sementara dengan lebih dulu memberikan kesempatan beton untuk
mengering dan konsolidasi.
m. Pengecoran beton pada bekisting dengan ujung siku-siku, tekukan, baut,
angkur baja, baut konektor, pipa, celah lobang, sasis atau segala sesuatu yang
akan terpasang pada saat pengecoran, pengecoran harus sampai selesai dan
tidak boleh ada penghentian pengecoran jika tidak ada ijin dari direksi secara
tertulis.
n. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan
dengan menyikat menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar tampak,
kemudian disiram dengan calbon dan selanjutnya seperti yang telah dijalankan
sebelumnya.
o. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat persetujuan dari
pengawas.
p. Pengecoran harus betul-betul padat dengan menggunakan pemadat mekanis
(vibrator) yang disetujui Penyedia Jasa Konsultan Pengawas/ Direksi
pekerjaan.
q. Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengecoran senantiasa
menginformasikan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
11.11. Pembongkaran Acuan dan Perancah
a. Pembongkaran acuan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PBI 1971
pasal 5 dan SK-SNI 1991.
b. Pembongkaran acuan dan perancah minimal beton tersebut dapat memikul
beban sendiri (selama 28 hari)
c. Pembongkaran begesting harus hati - hati supaya sisi sudut tajam tidak rusak.
11.12. Standar Mutu (Standar of Acceptance)
a. Kuat tekan benda uji dalam rencana adalah kuat tekan karakteristik adalah
kuat tekan rata-rata yang akan di dapat dari percobaan tekan benda uji
berturut-turut dikurangi dengan 1,64 Sr.
b. Sr adalah standart deviasi yang diperhitungkan menurut rumus dalam SKSNI
T-15-1991-03. Apabila dalam melaksanakan nanti kedapatan bahwa mutu
beton yang dibuat seperti yang ditunjuk oleh benda ujianya gagal memenuhi
syarat spesifikasi, maka pengawas berhak meminta kontraktor supaya
mengadakan percobaan coring.
c. Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat dalam SKSNI T–15-1991-03.
d. Apabila masih gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan
dibangun baru sesuai dengan petunjuk pengawas. Semua biaya untuk
percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi beban biaya
dari pihak kontraktor.
e. Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test menurut Syarat-syarat
dalam SKSNI T –15-1991-03
11.13. Perawatan / pemeliharaan Beton
a. Penyedia Jasa Pemborongan harus memahami bahwa tahapan curing
merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan ketahanan/keawetan
beton di lingkungan agresif.
b. Pemeliharaan beton dilakukan setelah dilakukan pengecoran dalam
pengeringannya harus dibasahi air atau goni yang basah.
c. Mempersiapkan perlindungan dari pengaruh sinar matahari sehingga tidak
terjadi penguapan / pengeringan yang terlalu cepat.
d. Mempersiapkan perlindungan beton yang baru dicor dari kemungkinan
datangnya hujan.
e. Sekurang-kurangnya metode pemeliharaan yang harus dilaksanakan adalah
dibasahi secara terus menerus selama 2 minggu antara lain dengan menutupi
dengan karung-karung basah sebagaimana diatur dalam PBI 71 sub bab 6.6.
atau direndam dalam air.

12. PEKERJAAN CAT


12.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini meliputi kelengkapan peralatan
konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan
penyelenggaraan yang berkaitan dengan pekerjaan :
a. Mengecat dengan cat tembok pagar pasangan bata, profil semen, pembatas
tamandan pot-pot taman dengan cat tembok sesuai gambar rencana
b. Mengecat dengan cat kolam semua bidang lantai dan dinding kolamsesuai
gambar rencana
c. Bidang yang dicat ditunjukkan pada gambar rencana.
12.2. Bahan -bahan
a. Cat tembok exterior
 Produksi : dalam negeri (Skw.Mowilex)
 Warna : Putih atau ditentukan kemudian
 Kualitas : baik
 Type : tidak mengkilat
b. Coating batu andesit
 Produksi : Dalam negeri (Skw.Propan Stonekote)
 Warna : Clear
 Kualitas : baik
 Type : tidak mengkilat (doff)
12.3. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :
a. Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas
lapangan, tidak miring dan harus rata (tidak bergelombang).
b. Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang kotor dibersihkan,
harus diaci halus dan licin.
c. Dinding/bagian yang akan dicat tidak basah/lembab atau berdebu.
d. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebut
diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan pengawasan/petunjuk dari pabrik
cat tersebut.
e. Sesuai dengan ketentuan dalam NI-3 dan NI-4.
f. Cat yang akan dipergunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih di segel,
tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
12.4. Pelaksanaan pengecatan dinding
a. Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai waktu untuk mengering.
Setelah permukaan dinding kering, maka persiapan dilakukan dengan
membersihkan
b. permukaan tembok tersebut tahapan pengkristalan/pengapuran dengan amplas
kemudian diplamur.
c. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus sampai
rata.
d. Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur dinding lagi dan amplas
halus setelah kering.
e. Pada bagian-bagian dimana reaksi alkali dipakai lapisan plamur dan bagian
dimana banyak rembasan air dipakai wall seater.
f. Sebelum digunakan, cat harus diaduk terlebih dahulu sampai semua mengendap
larut dan apabila perlu dikarenakan dengan bahan pengecer, proporsi dan bahan
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang bersangkutan.
g. Pengecatan dilakukan dengan kuas halus pada semua bidang dan menggunakan
kuas yang tidak mudah lepas serabut-serabutnya.
h. Setelah bidang-bidang tersebut rata dan halus, pengecatan dimulai lapis demi
lapis secara merata, minimum 3 kali sampai mencapai warna yang dikehendaki
pengecatan lapisan berikutnya baru boleh dilaksanakan apabila lapisan
sebelumnya telah cukup kering.
i. Warna sesuai dengan penjelasan diatas, bila ada perubahan warna pada saat
pelaksanaan akan diinformasikan oleh pemberi tugas melalui direksi teknis atau
pengawas.

12.5. Pelaksanaancoating batu andesit


a. Bersihkan dahulu batu andesit yang telah dipasang dari sisa-sisa kotoran seperti
semen, debu, minyak, cat atau kotoran lain nya supaya coating dapat meresap
dan menempel sempurna pada permukaan batu andesit
b. Pastikan pada saat akan melakukan coating pada saat cuaca panas atau tidak
hujan dan batu kering dari air sisa pembersihan tadi dan harus benar-benar
kering
c. Tahap selanjutnya yaitu lapiskan/cat kan coating batu alam pada batu memakai
kuas atau bisa juga di semprot pakai kompresor untuk hasil yang lebih sempurna
atau hasil lebih merata
d. Seetelah pelapis pertama kering (15-20menit) dapat dilakukan pelapisan
berikutnya bila di inginkan, tetapi satu lapis juga sudah bagus ,penggunaan
lapisan ke 2 bila menginginkan hasil yang lebih maksimal. pastikan seluruh batu
dilapisi dengan merata supaya tidak terlihat belang hasilnya
12.6. Penyedia Jasa bertanggungjawab bahwa warna-warna dan bahan adalah tidak
palsu dan sesuai dengan persetujuan pengawas.
13. PEKERJAAN PENANAMAN
13.1 Tanaman jenis Rumput
a. Persyaratan tanaman sebagai berikut
 Jenis rumput yang dipasang adalah rumput manila
 Rumput harus sehat, tidak layu dan tidak cacat
 Rumput yang akan ditanam harus mendapatkan persetujuan dari
pengawas lapangan
b. Cara penanaman
 Tanah media tanam dibersihkan dari kotoran dan kerikil
 Pupuk kandang diratakan diatas permukaan tanah sebanyak 0,05m3/m2,
kemudian diaduk dengan tanah dibawahnya serta disiram air
hinggabasah (10lt/m2). Setelah lahan siap rumput bisa ditanam.

13.2 Tanaman jenis batang


Yang termasuk tanaman jenis batang adalah pohon flamboyan merah, cemara
lilin dan tabebuya kuning.
a. Persyaratan kondisi tanaman sebagai berikut :
 Tanaman sehat dan tidak cacat.
 Polybag masih bagus dan tanaman segar/ tidak layu.
 Tanaman yang akan ditanam harus mendapatkan persetujuan pengawas
lapangan
 flamboyan merah tinggi 1,5m
 cemara lilin tinggi 1 m
 tabebuya kuning tinggi 2,5m
b. Cara Penanaman
 Penyiapan lubang galian tanah ukuran 40x40x 40 cm.
 Pupuk kandang dimasukkan pada lubang galian sebanyak 0.032 m3/
lubang kemudian diaduk dengan tanah hingga rata dengan
perbandingan ( 1 : 1 ).
 Tanaman dimasukkan pada lubang galian berpupuk tersebut dan
disiram air hingga basah ( 10 lt ).
 Waktu penanaman tanaman, plastik pembungkus ( Polybag ) dilepas
secara hati hati.
 Tanaman yang ditanam harus berdiri tegak dan kuat.
 Tanaman Sikas dan Bunga Air mata Pengantin ditanam pada lokasi
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
13.3 Tanaman jenis kelompok
Yang termasuk tanaman jenis kelompok adalah spider lili, cendrawasih, aster
merah, kana merah, kana kuning, matahari.
a. Persyaratan kondisi tanaman sebagai berikut :
 Tanaman sehat, tidak cacat dan ketinggian tanaman seragam.
 Polybag harus masih bagus dan tanaman segar atau tidak layu.
 Tanaman spider lili ditanam dengan jumlah 25polybag/m2, tinggi
20cm.
 Tanaman Cendrawasih ditanam dengan jumlah 20polybag/m2, tinggi
20cm.
 Tanaman Aster merah ditanam dengan jumlah 20polybag/m2, tinggi
20cm.
 Tanaman kana merah ditanam dengan jumlah 16polybag/m2, tinggi
20cm.
 Tanaman kana kuning ditanam dengan jumlah 16polybag/m2, tinggi
20cm.
 Tanaman Matahari ditanam dengan jumlah 16polybag/m2, tinggi 20cm.
 Tanaman yang ditanam harus mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan.
b. Cara penanaman :
 Tanah media tanam dibersihkan dari kotoran dan kerikil
 Pupuk kandang diratakan di atas permukaan tanah sebanyak
0,05m3/m2, kemudian diaduk dengan tanah di bawahnya serta disiram
air hingga basah (10lt/m2).
 Setelah lahan siap, tanaman baru boleh ditanam dengan melepaskan
plastik pembungkus (polybag) secara hati-hati.
 Tanaman yang ditanam harus berdiri tegak dan kuat.

13.4 Pemeliharaan tanaman


Merupakan perawatan tanaman sampai tanaman subur dan pembersihan lokasi
taman dari gulma atau tanaman pengganggu yang tumbuh pada lahan taman.
Diharapkan dengan adanya pembersihan dan penyiraman tanaman, taman akan
terlihat indah. Pekerjaan ini dilakukan pada masa pemeliharaan.

14. PEKERJAAN PASANG ALAT FITNESS OUTDOOR


14.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini adalah pengadaan dan pemasangan
alat fitness outdoor yang meliputi :
a. Jembatan Pelangi/Panjatan Anak Tangga
b. Ayunan+Prosotan
c. Ayunan beratap

14.2. Bahan/alat fitness outdoor


a. Bahan yang digunakan seperti tercantum dalam gambar
b. Alat fitness outdoor sebelum dipasang harus dalam kondisi sudah dilakukan
pengecatan
c. Produksi dalam negeri
14.3. Pemasangan alat fitness outdoor
a. Sebelum dipasang, alat fitness outdoor diperiksa oleh pengawas atau direksi
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan siap pasang.
b. Sebelum pemasangan harus dipersiapkan dahulu dudukan atau landasan alat
fitness outdoor pada posisi seperti yang tercantum dalam gambar.
c. Pemasangan alat fitness outdoor harus kuat dan tidak bergeser.

15. PEKERJAAN PASANG ALAT PERMAINAN ANAK OUTDOOR


15.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam sub bab ini adalah pengadaan dan pemasangan
alat permainan anak outdoor yang meliputi :
a. Jembatan Pelangi/Panjatan Anak Tangga
b. Ayunan+Prosotan
c. Ayunan beratap
15.2. Bahan/alat fitness outdoor
a. Bahan yang digunakan seperti tercantum dalam gambar
b. Alat permainan anak outdoor sebelum dipasang harus dalam kondisi sudah
dilakukan pengecatan
c. Produksi dalam negeri
15.3. Pemasangan alat permainan anak outdoor
a. Sebelum dipasang, alat fitness outdoor diperiksa oleh pengawas atau direksi
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan siap pasang.
b. Sebelum pemasangan harus dipersiapkan dahulu dudukan atau landasan alat
permainan anak outdoor pada posisi seperti yang tercantum dalam gambar.
c. Pemasangan alat permainan anak outdoor harus kuat dan tidak bergeser.

16. PEKERJAAN STAINLESS STEEL


16.1. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan lain
serta pemasangan semua pekerjaan stainless steel seperti yang tercantum dalam
gambar dan sesuai petunjuk Pengawas atau MK. Pekerjaan ini
meliputi  Pekerjaan stainless pada gunungan.
16.2. Spesifikasi Bahan
Gunungan seperti yang ditunjukkan dalam gambar menggunakan stainless steel
dengan ketebalan minimum 2 mm.

16.3. Pemasangan
a. Finishing stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak
kelihatan bergelombang.
b. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
c. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangan tidak memerlukan pengisi.

17. LAIN-LAIN
17.1. Pada akhir kerja, Penyedia Jasa harus memperbaiki segala kerusakan dan
membersihkan areal proyek dari segala kotoran akibat dari kegiatan
pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan dan lain sebagainya.
17.2. Tenaga dan sarana kerja
Untuk memperlancar sarana pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti theodolith, waterpass, alat las, alat-alat pengangkut,
alat-alat merger, dan peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan
kegiatan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan tepat pada waktunya.
17.3. Cara pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Spesifikasi teknis, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (anvoeling), Berita Acara Rapat Evaluasi serta mengikuti petunjuk
pengguna jasa, Tim Bimbingan Pelaksanaan Kegiatan dan Pengawas lapangan baik
yang disampaikan secara lisan maupun yang tertulis di dalam buku komunikasi (Buku
Direksi)
17.4. Situasi dan Ukuran
a. Situasi
Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 merupakan gambar rencana yang akan
dilaksanakan.
b. Ukuran-ukuran tersebut dalam gambar dimaksudkan sebagai ukuran yang
mengikat dalam pelaksanaan dan sebagai pegangan Penyedia Jasa.
c. Penyedia Jasa wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penanwaran.
d. Kelalaian atau kekurang telitian Penyedia Jasa dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
e. Ukuran
Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam centimeter
(cm) dan meter (m), kecuali ukuran-ukuran tertentu yang dinyatakan dengan
inchi atau millimeter (mm).
f. Memasang papan bangunan (bouwplank).
g. Ketetapan letak bangunan diukur sesuai gambar pedoman blockplan dan
dibawah pengawasan Pengawas.
17.5. Syarat-syarat Pemeriksaan Bahan Bangunan
a. Sebelum mulai pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan minta kepada Pengawas
lapangan untuk melakukan pemeriksaan, baru apabila disetujui maka
Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaanya.
b. Pengawas lapangan berkenan menayakan asal bahan dan Penyedia Jasa wajib
memberitahukan.
c. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan terlebih
dahulu kepada Pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang telah mendapatkan persetujuan harus ditandai dengan paraf Pengawas
lapangan atau pihak yang ditunjuk lalu disimpan di rak sampel.
d. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Penyedia Jasa di lapangan,
tetapi ditolak pemakaianya oleh pengawas lapangan, harus segera dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya 2x24 jam terhitung dari jam
penolakan.
e. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Penyedia Jasa tetapi
ditolak pemakaianya oleh Pengawas lapangan harus dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Penyedia Jasa dalam waktu yang ditetapkan
oleh Pengawas Lapangan.

18. PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Spesifikasi Teknis Pekerjaan ini akan dibahas
kemudian dalam pemberian penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dan akan digunakan semua
ketentuan peraturan yang berlaku.
Sleman, 2020
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Lingkungan Hidup
Kab. Sleman

Junaidi, S.ST
NIP. 19700904 199203 1 006

Anda mungkin juga menyukai