Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN

PENGAMATAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)


TAMAN LALU LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Properti
yang diampu oleh :
Ir. Bambang Setio Budianto, M.Sc.

Disusun Oleh :

Ahmad Syaidin 165244002


Dicky Rizaldi 165244010
Raditya Arlan Erlangga 165244024
Rifqi Rusdi Rahman 165244026
Sevtiyananda Sejati N. 165244029

PROGRAM STUDI D4-MANAJEMEN ASET


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas berupa sebuah laporan hasil observasi/ pengamatan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) pada Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution.
Laporan ini telah tersusun dengan maksimal dan diupayakan sesuai dengan
ketentuan yang diberikan. Ini terwujud berkat rahmat Allah swt, restu orang tua,
dan bimbingan dari Dosen, serta teman-teman sehingga dapat memperlancar
pembuatan laporan ini.
Untuk itu kami selaku penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata kami
berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Bandung, Juli 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................... 7
2.1 Pengertian Ruang Publik .......................................................................... 7
2.2 Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH).................................................. 7
2.3 Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ........................................................ 8
2.3 Pengertian dan Jenis Taman Kota ............................................................ 9
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman ................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 12
3.2 Tipologi/ Klasifikasi dan Struktur Taman Lalu Lintas .......................... 12
3.2 Persentase Taman Lalu Lintas Terhadap RTH Kota Bandung .............. 12
3.3 Aspek Fisik Taman Lalu Lintas ............................................................. 13
3.3.1 Akses Sirkulasi Taman Lalu Lintas ................................................ 15
3.3.2 Sumber Air dan Drainase Taman Lalu Lintas................................. 15
3.3.2 Vegetasi Taman Lalu Lintas ........................................................... 16
3.3.3 Satwa Taman Lalu Lintas................................................................ 19
3.4 Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pada Taman Lalu Lintas .............. 20
3.5 Informasi Pengelola Taman Lalu Lintas ................................................ 22
3.5.1 Sejarah Taman Lalu Lintas ............................................................. 23
3.5.2 Status Kepengelolaan dan Struktur Organisasi ............................... 24
3.6 Kondisi Fasilitas/ Aset Taman Lalu Lintas ............................................ 26
3.7 Sumber Daya Manusia dan Penjadwalan Pemeliharaan ........................ 32

ii
3.8 Pengembangan dan Peningkatan Fasilitas .............................................. 34
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 36
4.1 Simpulan ................................................................................................. 36
4.2 Saran ....................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

iii
Daftar Gambar

Gambar 1 Denah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution ....................... 14
Gambar 2 irkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung ................................... 15
Gambar 3 Kondisi Saluran Air Taman Lalu Lintas .............................................. 16
Gambar 4 Kondisi Vegetasi Taman Lalu Lintas ................................................... 17
Gambar 5 Contoh Fungsi Ekologis Taman Lalu Lintas........................................ 20
Gambar 6 Contoh Fungsi Sosial Budaya Pada Taman Lalu Lintas ...................... 21
Gambar 7 Contoh Fungsi Estetika Pada Taman Lalu Lintas ................................ 22
Gambar 8 Struktur Organisasi Pengelola Taman Lalu Lintas .............................. 25
Gambar 9 Bagian Dalam TK/PG Ade Irma Suryani............................................. 26
Gambar 10 Sarana Bermain Berbayar, seperti a) Kereta Listrik b) Kereta Motor c)
Komidi Putar dan d) Kolam Renang ..................................................................... 27
Gambar 11 Sarana Bermain Tak Berbayar, seperti a) Ayunan dan Serodotan dan
b) Serodotan .......................................................................................................... 28
Gambar 12 Rumah Pohon Taman Lalu Lintas ...................................................... 28
Gambar 13 Pondok Baca Taman Lalu Lintas ....................................................... 28
Gambar 14 Papan Rambu-Rambu di Taman Lalu Lintas ..................................... 29
Gambar 15 Kondisi Toilet Taman Lalu Lintas ..................................................... 29
Gambar 16 Pembangunan Toilet Baru .................................................................. 30
Gambar 17 a) Gedung Serbaguna, dan b) Panggung Terbuka .............................. 31
Gambar 18 Taman Piknik ..................................................................................... 31
Gambar 19 Kegiatan Pemeliharaan ....................................................................... 34

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ruang publik sebagai bagian dari ruang kota tidak dapat dipisahkan
keberadaannya dari suatu kota. Menurut Sunaryo (2004), sistem kota merupakan
pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat yang meliputi tempat tinggal,
bekerja, dan rekreasi. Ruang publik memiliki arti penting untuk wilayah atau
kawasan perkotaan, sebab peranan utama ruang publik adalah menyelaraskan pola
kehidupan masyarakat suatu kota (Kustianingrum, 2013).
Masyarakat kota yang memiliki aktivitas, mulai dari pagi hingga sore
bahkan dari awal pekan hingga akhir pekan telah menunggu untuk ditunaikan.
Melakukan aktivitas yang sama setiap harinya tentu akan menimbulkan suatu
kejenuhan. Masyarakat kota membutuhkan suatu lokasi yang berbeda dengan
lingkungan tempat mereka bekerja untuk melakukan aktivitas di luar rutinitasnya.
Keberadaan ruang publik di suatu kota bertujuan untuk menyediakan lokasi yang
dapat digunakan oleh masyarakat kota untuk melakukan aktivitas sosial dengan
nyaman (Kustianingrum, 2013).
Ruang publik sebagai ruang terbuka terdiri dari ruang terbuka hijau publik
dan ruang terbuka non hijau publik. Ruang terbuka hijau publik adalah area
memanjang/jalur dan atau mengelompok, yang penggunaanya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah
kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat. Sedangkan ruang
terbuka non hijau publik merupakan ruang terbuka di wilayah perkotaan yang
tidak termasuk kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa
badan air yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota/kabupaten yang
digunakan untuk kepentingan masyarakat (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

5
Nomor 5 Tahun 2008). Salah satu Ruang Terbuka Hijau yang akan kami amati
adalah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh beberapa rumusan masalah,
sebagai berikut:
1. Identifikasi Atas Klasifikasi dan penjelasan tentang Fisik, Fungsi,
Struktur, dan Kepemilikan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution.
2. Mengidentifikasi Fungsi daripada Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman
Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution dijalankan.
3. Mengidentifikasi Aset yang ada, menilai dan mengetahui kondisi saat ini
di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution.
4. Usulan/ Analisis Pola pemeliharaan aset, Pengembangan dan peningkatan
Fasilitas dan Fungsi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution.

1.3 Tujuan Penulisan


Analisis dari laporan ini agar kami dapat mengetahui :
1. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas Aset Bangunan dan Lingkungan
yang bermuatan softskill, tentang analisis dan observasi langsung terhadap
contoh Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Lalu Lintas.
2. Menjadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pengelola Lalu
Lintas Ade Irma Suryani Nasution Kota Bandung.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Ruang Publik


Menurut Walzer dalam Madanipour (1996), ruang publik adalah ruang di
mana kita berbagi dengan orang asing, yaitu orang-orang yang bukan saudara-
saudara, teman-teman atau rekan kerja kita. Ruang publik adalah ruang untuk
politik, agama, perdagangan, olahraga atau ruang untuk hidup berdampingan
secara damai dan untuk pertemuan yang tidak bersifat pribadi. Kemudian Carr
dalam Madanipour (1996), mendefinisikan ruang publik sebagai landasan bersama
di mana orang-orang melaksanakan kegiatan fungsional dan ritual yang mengikat
masyarakat baik dalam rutinitas normal kehidupan sehari-hari atau dalam
perayaan periodik.
Tibbalds (2001) mengemukakan bahwa ruang publik adalah semua tempat
untuk masyarakat yang memiliki akses fisik dan visual, seperti jalan, alun-alun
dan taman. Sejalan dengan Tibbalds, Lang (2005) menyebutkan bahwa ruang
publik merupakan tempat-tempat di mana semua orang dapat mengakses,
meskipun terkadang akses tersebut dapat dikendalikan. Ruang publik terdiri atas
dua, yaitu ruang outdoor dan ruang indoor. Jalan, alun-alun, dan taman termasuk
ke dalam ruang outdoor. Kemudian, perpustakaan dan pusat perbelanjaan
merupakan contoh dari ruang indoor.

2.2 Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan bagian dari ruang terbuka.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan, ruang
terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam
bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.
7
Kemudian ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non
hijau.

2.3 Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Ruang terbuka hijau merupakan bagian ruang terbuka dari sebuah tempat.
Berbagai referensi menyatakan bahwa ruang terbuka adalah daerah atau tempat
terbuka di lingkungan perkotaan (Gunadi, 1995).
Adapun fungsi Ruang Terbuka Hijau, yaitu : (Samsudi, 2010)
1) Fungsi ekologis
Ruang terbuka hijau diharapkan dapat memberi kontribusi dalam
peningkatan kualitas air tanah, mencega terjadinya banjir, mengurangi
polusi udara, dan pendukung dalam pengaturan iklim mikro.
2) Fungsi sosial budaya
Ruang terbuka hijau diharapkan dapat berperan terciptanya ruang untuk
interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai penanda (landmark)
Kawasan.
3) Fungsi arsitektural/estetika
Ruang terbuka hijau diharapkan dapat meningkatkan nilai keindahan dan
kenyamanan Kawasan, melalui keberadaan taman, dan jalur hijau.
4) Fungsi ekonomi
Ruang terbuka hijau perkotaan, sehingga menarik minat masyarakat/
wisatawan untuk berkunjung ke suatu Kawasan, sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008,
fungsi RTH dibagi menjadi dua, yaitu fungsi utama (intrinsik) dan fungsi
tambahan (ekstrinsik).
1. Fungsi Fisik
a. Fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis:
1. Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem
sirkulasi udara (paru-paru kota)
2. Pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara
alami dapat berlangsung lancar
3. Sebagai peneduh
4. Produsen oksigen
5. Penyerap air hujan
6. Penyedia habitat satwa
7. Penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta
8
8. Penahan angin

b. Fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu:


1. Fungsi sosial dan budaya:
a. Menggambarkan ekspresi budaya lokal
b. Merupakan media komunikasi warga kota
c. Tempat rekreasi
d. Wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan
dalam mempelajari alam
2. Fungsi ekonomi:
a. Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga,
buah, daun, sayur mayur
b. Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan,
kehutanan, dan lain-lain
3. Fungsi estetika:
a. Meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota
baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan
permukiman, maupun makro: lanskap kota secara
keseluruhan
b. Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota
c. Menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area
terbangun dan tidak terbangun.

2.3 Pengertian dan Jenis Taman Kota


Taman mencakup semua elemen yang ada, baik elemen alami (natural),
elemen buatan manusia (artificial), bahkan makhluk hidup yang ada didalamnya,
terutama manusia. Secara umum akhirnya diambil pengertian pembeda antara
taman sebagai landscape dan taman sebagai garden, yaitu bahwa taman
(landscape) elemen tamannya lebih banyak didominasi oleh elemen alami,
sedangkan (garden) elemennya lebih didominasi oleh elemen buatan manusia
(artificial) dan dalam luas yang lebih terbatas (Suharto, 1994 : 5).
Menurut Arifin (1991), taman kota merupakan salah satu kawasan ruang
terbuka hijau lengkap dengan segala fasilitasnya sesuai untuk pemenuhan
kebutuhan rekreasi masyarakat setempat, baik rekreasi aktif maupun pasif. Taman
Kota menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 adalah
9
lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetika sebagai sarana kegiatan rekreatif,
edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota.
Taman kota berdasarkan rancangannya terbagi atas :
a. Taman Alami (Natural)
Taman alami atau natural adalah suatu taman yang dirancang untuk
memberikan kesan alami atau menyatu dengan alam. Taman alami
sudah terbentuk sebelumnya, namun dalam penataannya
disesuaikan dengan kondisi lahan kota, misalnya hutan kota, taman
pengarah jalan, taman alami yang tumbuh dalam kota, dan
sebagainya.
b. Taman Buatan (Artificial)
Taman buatan atau artificial merupakan sebuah taman yang
elemene-lemennya lebih banyak didominasi dengan elemen buatan
manusia (Suharto, 1994 : 9). Taman artificial dirancang untuk
menyeimbangkan kondisi kota dan taman kota, antara lain
bermanfaat untuk mengendalikan suhu, panas sinar matahari,
pengendali angin, memperbaiki kualitas udara, untuk sarana
bermain, rekreasi, memberikan kesenangan, kegembiraan,
kenyamanan, sebagai pembatas fisik, pengontrol pandangan, dan
lain sebagainya.

2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Taman


Menurut Stoner dan Freeman (1992), pengelolaan atau manajemen adalah
suatu proses merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing),
memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) anggota organisasi dan
proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Pengelolaan suatu lanskap umum perkotaan
seyogyanya melibatkan aparat pemerintah kota atau daerah, pembimbing ahli,

10
masyarakat pengguna atau yang tinggal di sekitar taman kota, serta sponsor
(Arifin et al., 2007). Dalam suatu taman, diperlukan suatu pengelolaan untuk :

1) menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitasnya tetap


sesuai dengan tujuan desain dan fungsi semula;
2) memperjelas kepemilikan (individu atau lembaga);
3) membuat program pengelolaan yang meliputi organisasi, tenaga kerja,
jadwal, ketersediaan alat dan bahan, serta pendanaan;
4) membuat taman yang berkelanjutan (Arifin, 2009).

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.2 Tipologi/ Klasifikasi dan Struktur Taman Lalu Lintas


Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution adalah salah satu taman
kota yang sudah tidak asing di telinga masyarakat Kota Bandung. Taman ini
merupakan salah satu taman yang selalu dikunjungi anak-anak yang bersekolah di
Kota Bandung. Luas Taman Lalu Lintas ini diperkirakan mencapai 3,5 Hektar
atau 35.000 m2 dengan status tanah Hak Pakai yang diserahkan kepada Yayasan
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution selaku pengelola Taman Lalu
Lintas Ade Irma Suryani Nasution.
Adapun tipologi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
1) Fisik berupa ‘Non Alami’, karena dibuat dan direncanakan manusia.
2) Fungsinyas sebagai ekologis karena sebagai penjamin adanya RTH di
Kawasan perkotaan sebagai penghasil oksigen bagi kota serta penjamin
adanya cadangan air bagi masyarakat perkotaan
3) Sosial Budaya, karena sebagai taman rekreasi sekaligus taman
bernuansa pendidikan.
4) Struktur Ruang: Ekologis, karena sifatnya mengelompok dan
Planologis karena mengikuti struktur ruang perkotaan.
5) Kepemilikan, merupakan RTH Publik dan Swasta (Konsorsium),
karena tanah berasal dari Pemerintah Kota Bandung, namun
pengelolaan dilakukan oleh Yayasan Taman Lalu Lintas Ade Irma
Suryani Nasution.

3.2 Persentase Taman Lalu Lintas Terhadap RTH Kota Bandung


Menurut Permen PU No. 5 Tahun 2008, adapun luas yang harus dipenuhi
RTH jenis Taman Kota adalah 0,3 m2 per satu penduduk kota. Kota Bandung
12
memiliki jumlah penduduk sekitar 2.490.622 jiwa pada tahun 2016 (BPS, 2017),
sehingga Kota Bandung setidaknya harus memiliki luas RTH jenis Taman Kota
sekitar 747.186 m2. Ini berarti, Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution
menyumbang sebesar:
35.000 2
× 100% = 4,68%
747.186 2
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution menyumbang sekitar
4,68% dari total RTH jenis Taman Kota yang dibutuhkan Kota Bandung demi
keseimbangan antara pembangunan kota dan lingkungan.

3.3 Aspek Fisik Taman Lalu Lintas


Mengenai aspek fisik taman, kami dapat menyebutkan bahwa Taman Lalu
Lintas Kota Bandung ini merupakan taman sebagai ruang terbuka hijau non-alami
atau binaan. Dikelola secara independen oleh Yayasan TLL-AISN. Taman Lalu
Lintas memiliki fungsi sebagai taman kota, pendidikan, juga rekreasi.
Adapun sarana rekreasi yang terdapat di dalam TLL-AISN antara lain
adalah sebagai berikut :
1 Kereta Api Mini 10 Alat mainan Stasioner
2 Arena Sepeda Mini 11 Sport Kids
3 Panggung hiburan 12 Playground & Flying Fox
4 Kerosel 13 Tank baja
5 Kolam Renang Anak-Anak 14 Ayunan & Jungkitan
6 Kolam Pancing Anak-Anak 15 Patung-patung
7 Mobil baterai 16 Kantor Operasional & Loket
8 Kereta Fun Game 17 Halaman yang luas, rindang yang
dilengkapi kursi-kursi Taman
9 Toilet & Mushola 18 Gedung Serbaguna & Pondok
Baca
Sementara itu secara stuktur RTH, dari pantauan kami di lapangan. Taman
lalu lintas dikategorikan sebagai RTH dengan konfigurasi planologis berupa
ruang-ruang yang dibentuk mengikuti pola struktur kota. Taman Lalu Lintas
Bandung membagi area taman menjadi tiga tema, yakni:

13
1) Zona Kota
Di zona ini, jalur sepeda diperhalus dengan lapisan aspal, dengan rute baru
mengelilingi zona lainnya. Edukasi pengendara sepeda cilik dalam berlalu
lintas itu didukung dengan bangunan mini toko, kantor pos, minimarket,
hingga pom bensin. Setelah melewati area kolam renang, jalur sepeda
dibuat menaiki jembatan yang merefleksikan jalan layang. Selain itu,
kereta api dipermak sebentuk kereta cepat yang akan hadir di Kota
Bandung. Selain dilengkapi ampiteater, terdapat ruang tontonan edukasi
yang menampilkan tayangan tentang berlalu lintas.
2) Zona Air
Ini merupakan zona untuk anak-anak yang ingin bermain air di kolam
serupa wahana air Taman Sejarah.
3) Zona Gunung
Zona ini bisa dimanfaatkan semua kalangan yang ingin rekreasi di area
rumput berbukit.

Gambar 1 Denah Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution


Sumber : Dokumen Pengelola Taman Lalu Lintas, 2015

14
3.3.1 Akses Sirkulasi Taman Lalu Lintas
Sirkulasi di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari dua jenis, yaitu
jalan beraspal yang merupakan jalan utama di dalam tapak dan jalan setapak yang
berupa perkerasan atau paving (Gambar 2). Beberapa bagian jalan utama ada yang
dilengkapi dengan trotoar. Sirkulasi di luar maupun di dalam tapak pada hari-hari
biasa cukup ramai karena adanya aktivitas yang berlangsung di sekitar taman,
baik aktivitas kantor, sekolah, maupun rekreasi. Pada saat ramai oleh pengunjung,
tepi jalan di sekeliling (sebelah barat dan timur) terkadang digunakan untuk parkir
mobil jika ruang parkir yang tersedia penuh.

(a) Jalan Beraspal (b) Jalan Setapak (paving)

Gambar 2 irkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung


Sumber : Hasil Obeservasi, 2018

3.3.2 Sumber Air dan Drainase Taman Lalu Lintas


Sumber air yang dimanfaatkan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah air
pompa dan sumur (air tanah). Pemanfaatan air dari sumur untuk kebutuhan air
bersih, sedangkan air pompa digunakan untuk menyiram tanaman dan kebutuhan
air kolam renang.
Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat kanal yang lebarnya
kurang lebih 1–2 meter dengan kedalaman sekitar satu meter yang mengalir dari
arah utara ke arah selatan. Namun, di kanal tersebut jarang dijumpai air karena air

15
yang mengalir ke kanal tersebut biasanya banyak mengandung limbah dari hotel
atau perkantoran. Oleh karena itu, dilakukan buka dan tutup pintu air (yang berada
di sebelah utara taman) agar air yang mengalir ke dalam taman merupakan air
yang bersih (Gambar 3).

(a) Pintu Air (b) Saluran Drainase


Gambar 3 Kondisi Saluran Air Taman Lalu Lintas
Sumber : Pengelola Taman Lalu Lintas

3.3.2 Vegetasi Taman Lalu Lintas


Pada awalnya Taman Lalu Lintas Bandung merupakan taman kota
(insulinde park) yang dibuat dengan gaya “indische tropische” (taman tropis
Indonesia). Gaya kolonial juga mempengaruhi karakter dari Taman Lalu Lintas
Bandung, yaitu dengan adanya elemen taman seperti kanal, air mancur serta
vegetasi yang tua dan langka. Hal ini dapat memberi kenikmatan psikologis bagi
pengunjung yang mengamatinya, yaitu melihat dan merasakan eksistensi mereka
dalam arus kesinambungan sejarah antara masa lampau, masa kini, dan masa yang
akan datang. Secara umum vegetasi yang ada dalam taman ini terdiri dari vegetasi
rumput, penutup tanah (ground cover), semak, perdu, tanaman merambat
(climber), tanaman air (aquatic), dan pohon. Keberadaan pohon pelindung yang
dominan, membuat konsep taman tropis masih terasa di dalam taman ini.
Beberapa di antara pohon tersebut ada yang telah berusia kurang lebih 70 tahun.
Jenis rumput yang umum dijumpai adalah rumput paetan (Axonopus compressus).

16
Secara rinci data vegetasi dalam Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada
Tabel 1 dibawah ini.

Gambar 4 Kondisi Vegetasi Taman Lalu Lintas


Sumber : Hasil Observasi, 2018

Table 1. RIncian Vegetasi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani

No Nama Tanaman Jumlah


Penutup Tanah/Ground Cover
1 Krokot 4 m2
2 Kacang-Kacangan 10 m2
3 Kucai 72 m2
4 Lili Paris 11 m2
5 Simbang Darah 19 m2
6 Adam Hawa 43 m2
7 Lidah Mertua 14 m2
8 Peace Lily 10 polybag
Semak-Semak
1 Teh-tehan 246 polybag
2 Daun Renda 4 polybag
3 Talas 8 polybag
4 Bambu Jepang 9 polybag
5 Kana 180 polybag
6 Pangkas Kuning 23 polybag
7 Giant False Agave 10 polybag
8 Kemoceng 85 polybag
9 Kembang Sepatu 4 polybag
10 Spider Lily 3 polybag
17
11 Pacar Air 9 m2
12 Soka 2 polybag
13 Batavia 1 polybag
14 Iris 277 m2
15 Patah Tulang 52 m2
16 Cendrawasih 52 polybag
17 Palem Wregu 12 polybag
18 Walisongo 2 polybag
19 Bunga Kertas 10 m2
Perdu
1 Palem Kuning 11 polybag
2 Puring 59 polybag
3 Hanjuang Hijau Variegata 22 polybag
4 Hanjuang Merah 838 polybag
5 Drasena 4 polybag
6 Euphorbia 3 polybag
7 Turkish Cap 2 polybag
8 Nusa Indah 16 polybag
9 Lolipop 8 polybag
10 Pandan 10 polybag
11 Mahkota Dewa 2 polybag
12 Azalea 4 polybag
Pohon
1 Akasia 1 buah
2 Pinang 3 buah
3 Sukun 21 buah
4 Nangka 15 buah
5 Bambu 11 buah
6 Bunga Kupu-Kupu 6 buah
7 Palem Kipas 3 buah
8 Kembang Merak 2 buah
9 Pepaya 7 buah
10 Cemara Angin 18 buah
11 Jeruk 28 buah
12 Beringin 14 buah
13 Beringin Karet 4 buah
14 Kerai Payung 6 buah
15 Bungur 1 buah

18
16 Mangga 43 buah
17 Kersen 5 buah
18 Sengon 6 buah
19 Pohon Sosis 1 buah
20 Palem Phoenix 12 buah
21 Pinus 87 buah
22 Kol Banda 1 buah
23 Kamboja 1 buah
24 Kiputri 2 buah
25 Jambu 9 buah
26 Angsana 6 buah
27 Palem Raja 8 buah
28 Ki Hukan 5 buah
29 Mahoni 10 buah
30 Jati 7 buah
31 Ketapang 10 buah
32 Palem Ekor Tupai 22 buah
Tanaman Merambat
1 Alamanda 3 polybag
2 Bugenvil 2 polybag
3 Garlic Vine 2 polybag
4 Daun Pilo 2 polybag
Tanaman Air
1 Paku Ekor Kuda 1 polybag
Sumber : Wegangsulangjani, 2011

3.3.3 Satwa Taman Lalu Lintas


Tidak banyak satwa yang dapat dinikmati sebagai obyek penglihatan dan
pendengaran, selain dari beberapa satwa burung seperti jalak, titiran, manyar,
engang, blekok, pelatuk, perkutut, gereja, pipit, dan cangkurileung. Satwa lain
yang dijumpai di dalam Taman Lalu Lintas Bandung adalah kadal, belalang,
kupu-kupu, tawon, semut, dan ulat bulu.

19
3.4 Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pada Taman Lalu Lintas
Mengenai fungsinya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Taman
Kota, berikut ini peran dan fungsi Taman Lalu Lintas :
1) Fungsi ekologis
Taman lalu lintas memiliki kurang lebih 30% yang terpakai untuk
bangunan dan sisanya sekitar 70% berupa ruang terbuka hijau yang
ditanami pepohonan. Hal ini berarti taman lalu lintas dapat berperan
sebagai ruang terbuka hijau yang dapat mengurangi polusi di Kota
Bandung karena sekitar 70% taman lalu lintas berupa ruang terbuka hijau.

Gambar 5 Contoh Fungsi Ekologis Taman Lalu Lintas


Sumber : Hasil Observasi, 2018

20
2) Fungsi Sosial Budaya
Dari hasil wawancara dengan pengurus taman lalu lintas, mengatakan
bahwa pengembangan fasilitas di taman lalu lintas difokuskan kepada
pendidikan lalu lintas, dan rekreasi. Dapat dilihat juga dari visi misi taman
lalu lintas yaitu sebagai taman Pendidikan kelalulintasan untuk anak usia
dini, sebagai taman RTH, sebagai rekreasi umum.

Gambar 6 Contoh Fungsi Sosial Budaya Pada Taman Lalu Lintas

Sumber : Hasil Observasi, 2018

3) Fungsi arsitektural/estetika
Taman lalu lintas memiliki beberapa spot yang memiliki nuansa yang
berbeda-beda yaitu nuansa kota, nuansa piknik, dan nuansa pegunungan

21
yang masih dalam tahap pembangunan. Hal ini dilakukan untuk membuat
pengunjung merasa nyaman dan memiliki nilai keindahan. Hal ini
membuktikan taman lalu lintas memiliki fungsi arsitektural/estetika.

Gambar 7 Contoh Fungsi Estetika Pada Taman Lalu Lintas


Sumber : Hasil Observasi, 2018

4) Fungsi Ekonomis
Taman lalu lintas memiliki beberapa fasilitas yang dapat disewakan secara
umum seperti panggung terbuka dan aula. Hal ini berarti taman lalu lintas
memiliki pendapatan selain dari tiket masuk dari para pengunjung untuk
menambah pendapatan taman lalu lintas.

3.5 Informasi Pengelola Taman Lalu Lintas


Taman Lalu Lintas Bandung atau lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas
Ade Irma Suryani Nasution, merupakan tempat belajar kelalulintasan bagi anak-
anak agar mereka dapat berlatih sopan santun berlalu-lintas dan bersikap sebagai
seorang pengguna jalan yang taat akan peraturan lalu lintas.

22
3.5.1 Sejarah Taman Lalu Lintas
Pada awalnya, lahan tempat Taman Lalu Lintas Bandung ini berada
merupakan lahan berawa dan di sekelilingnya terdapat rumpun bambu. Untuk
mengeringkan lahan itu dibuat saluran drainase yang melintasi bagian tengahnya.
Mengingat lahan tersebut letaknya di lingkungan kompleks militer, lahan itu
digunakan sebagai tempat upacara dan latihan olahraga bagi anggota militer pada
tahun 1915-1919. Secara bertahap dan teratur, mulai tahun 1919, lahan tersebut
ditanami berbagai jenis pohon pelindung, tanaman hias, dan tanaman berbunga.
Lapangan itu diubah menjadi sebuah taman bergaya indische tropische park
(taman tropis) di Kota Bandung pada tahun 1920. Kemudian, oleh Gemeente
Bandung, taman tropis tersebut diberi nama Insulinde Park pada tahun 1925
(Kunto, 1986).
Pada tahun 1935 Insulinde Park telah memiliki 90 jenis tanaman keras dan
bunga-bungaan. Selanjutnya nama Insulinde Park diganti menjadi Taman
Nusantara pada tanggal 28 April 1950. Pada tahun 1958, Badan Keamanan Lalu
Lintas Bandung merencanakan membangun Taman Lalu Lintas (Traffic Garden)
untuk wadah penyelenggaraan pendidikan kelalulintasan (traffic education),
terutama kepada anak sekolah, generasi muda, dan umum. Kepala polisi Provinsi
Jawa Barat pada saat itu, R. Enoch Danubrata (alm.), menganjurkan agar Taman
Lalu Lintas dibangun di Taman Nusantara (Buku 33 Tahun Taman Lalu Lintas
Ade Irma Suryani Nasution Bandung, 1991). Akhirnya pada 1 Maret 1958, Taman
Nusantara menjadi Taman Lalu Lintas Bandung dan diresmikan, dan sebagai
pengelola tetap dari taman rekreasi tersebut, dibentuk Yayasan Taman Lalu Lintas
(YTLL) Bandung pada tahun 1960 (Wegangsulangjani, 2011).
Berdasarkan SK Menteri Kehakiman No. 58/60 dalam tambahan
berdasarkan SK Ketua DPR-GR Kodya Bandung No. 18660/65, Taman lalu
Lintas diganti namanya menjadi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution
(pada akhir tahun 1965). Pergantian nama ini dimaksudkan untuk mengenang
putri dari almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn.) Abdul Haris Nasution. Dengan

23
adanya perubahan nama tersebut, pengelola taman mempunyai nama baru pula
yaitu Yayasan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (YTLL-AISN)
(Wegangsulangjani, 2011).
Selama pergantian tahun dan pergantian kepengurusan pengelolaan,
Taman Lalu Lintas Bandung pernah terlantar menjadi hutan ilalang. Rel kereta api
mini yang mengelilingi taman hilang tertimbun oleh sampah dedaunan. Baru
sekitar tahun 1974, beberapa orang ibu dari perkumpulan Bandung Kota Kembang
turun tangan membenahinya hingga menjadi tempat rekreasi, juga sebagai salah
satu wadah pendidikan dan latihan, khususnya pendidikan informal tentang
kelalulintasan (Azhariyah, 1994). Pada tanggal 1 Maret 2007, dalam rangka
memperingati hari jadi Taman Lalu Lintas Bandung yang ke-49, walikota
Bandung, Dada Rosada, mengukuhkan Taman Lalu Lintas sebagai taman
pendidikan kelalulintasan dan taman lingkungan hidup (Wegangsulangjani, 2011).
Visi dan misi Taman Lalu Lintas Bandung tetap dipegang teguh sejak
pendiriannya sampai sekarang, yaitu memberikan pendidikan keamanan dan
ketertiban lalu lintas kepada anak-anak agar dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Pelaksanaannya melalui bentuk rekreasi dan hiburan dalam sebuah taman yang
juga menjadi salah satu taman kota (Wegangsulangjani, 2011).

3.5.2 Status Kepengelolaan dan Struktur Organisasi


Taman lalu Lintas Bandung berstatus sebagai taman kota yang dikelola
oleh Pengurus Yayasan Taman Lalu Lintas Bandung berdasarkan Akta Notaris
Noezar No.58 tanggal 9 Juli 1960 yang disyahkan sebagai badan hukum dengan
SK Menteri Kehakiman dan dimuat dalam tambahan Berita Negara RI No.20 21
tanggal 14-03-1961.
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua DPRD-GR Kotamadya Bandung No.
18660/65 tertanggal 20 November 1965 nama Taman lalu Lintas Bandung
ditambah menjadi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (TLL-AISN)

24
Bandung. Perubahan nama ini kemudian diselaraskan dengan nama Yayasan
menjadi Yayasan Taman Lalu Lintas AISN.
Keberadaan Taman Lalu Lintas AISN Bandung diperkuat dengan adanya
pengukuhan oleh Walikota Bandung Bapak H. Dada Rosada dalam
penandatanganan prasasti pada peringatan HUT ke-49 TLL pada tgl. 01 Maret
2007. Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution sebagai Taman Pendidikan
Kelalu Lintasan dan Taman Lingkungan Hidup Kota Bandung, batu prasasti
tersebut diabadikan didalam Taman Lalu Lintas.

Sekretariat DP

Pengurus YTLL-AISN

Sekretariat YTLL

Bidang Pendidikan Administratur TLL-AISN

TK dan PG Pengawas Bidang Sarana


Program PPKLL dan Umum Harian

Kepegawaian Keuangan
Inventaris sarana Administrasi
Dokumentasi bermain Personalia
Karcis
tanaman

taman
Humas

Gambar 8 Struktur Organisasi Pengelola Taman Lalu Lintas


Sumber : Pengelola Taman Lalu Lintas

25
3.6 Kondisi Fasilitas/ Aset Taman Lalu Lintas
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution sebagai taman pendidikan
kelalulintasan tentunya sering dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya
masyarakat Kota Bandung sebagai sarana rekreasi pendidikan. Selain itu, Taman
Lalu Lintas Ade Irma Suryani sering dipakai oleh kegiatan-kegiatan masyarakat
kota Bandung dalam bidang pendidikan. Untuk tercapainya tingkat kenyamanan
pengunjung dalam berkunjung ke taman, tentunya diperlukan fasilitas-fasilitas
yang menunjang tingkat kenyamanan pengunjung. Adapun fasilitas yang dimiliki
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani adalah sebagai berikut:
1) Taman Kanak-Kanak dan Playgroup
Yayasan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution mengadakan
Taman Kanak-Kanak sebagai wadah pendidikan formal. Keunggulan TK
ini terletak pada kurikulumnya, yaitu penyelenggaraan pembelajaran
mengenai arti pentingnya berlalu-lintas yang baik yang benar yang
sudahditanamkan sejak kecil.

Gambar 9 Bagian Dalam TK/PG Ade Irma Suryani


Sumber : tamanlalulintas.com

2) Sarana Bermain
Yayasan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution tentunya
mengadakan sarana bermain untuk anak-anak agar anak-anak dapat
nyaman selama bermain di taman. Sarana bermain ini tentunya ada yang
26
berbayar ada yang tidak. Untuk sarana bermain yang berbayar, biasanya
pengunjung akan diarahkan untuk membeli semacam karcis untuk
menggunakan sarana tersebut. BIaya yang dikenakan pun tentunya
terjangkau oleh masyarakat luas, yaitu antara Rp. 2.000 sampai Rp. 6.000
(Wegangsulangjani, 2011). Adapun sarana bermain yang berbayar seperti
kereta api mini, mobil listrik, kereta motor, kincir korsel, sepeda mini,
kolam renang, dan kolam pancing.

Gambar 10 Sarana Bermain Berbayar, seperti a) Kereta Listrik b)


Kereta Motor c) Komidi Putar dan d) Kolam Renang
Sumber : Hasil Observasi, 2018

Adapun sarana bermain yang tidak berbayar seperti jungkat jungkit,


ayunan, panjatan, komidi putar, dan panjatan spiral.

27
Gambar 11 Sarana Bermain Tak Berbayar, seperti a) Ayunan
dan Serodotan dan b) Serodotan
Sumber : Hasil Observasi, 2018

Selain itu, ada juga rumah pohon yang baru dibuat untuk pengunjung,
terutama anak-anak. Tentunya pengunjung bisa bebas menaiki rumah
pohon tersebut walau hanya untuk sekedar berfoto.

Gambar 12 Rumah Pohon Taman Lalu Lintas


Sumber : Hasil Observasi, 2018

3) Pondok Baca
Tidak hanya belajar kelalulintasan, di Taman Lalu Lintas Ade Irma
Suryani Nasution ini juga memiliki fasilitas Pondok Baca untuk
mengembangkan minat anak-anak untuk membaca.Fasilitas ini dapat
digunakan secara gratis oleh setiap pengunjung. Pondok Baca ini dibuka
pada jam 09.00-14.00 pada hari rabu dan sabtu, jam 08.00-14.00 pada hari
minggu.

Gambar 13 Pondok Baca Taman Lalu Lintas


Sumber : tamanlalulintas.com

28
4) Sarana Edukasi Tertib Lalu Lintas
Sarana ini sebagai media pelengkap untuk pendidikan lekalulintasan bagi
anak-anak. Adapun sarana rambu-rambu ini seperti rambu-rambu lalu
lintas, rambu-rampu lampu merah, kuning, dan hijau, serta pelengkap jalan
seperti zebra cross dan halte.

Gambar 14 Papan Rambu-Rambu di Taman Lalu Lintas


Sumber : Hasil Observasi, 2018

5) Fasilitas Toilet
Fasilitas Toilet tentunya salah satu fasilitas yang harus ada di setiap tempat
umum, terutama taman mengingat kebutuhkan pengunjung. Toilet dibuka
dan dijaga oleh petugas kebersihan dari Yayasan Taman Lalu Lintas Ade
Irma Suryani Nasution sehingga kenyamanan dan kebersihan akan toilet
selalu terjaga.

Gambar 15 Kondisi Toilet Taman Lalu Lintas


Sumber : Hasil Observasi, 2018
29
Saat ini, Taman Lalu Lintas mulai untuk memperbanyak toilet di titik-titik
strategis mengingat pengunjung yang semakin hari semakin banyak namun
sedikitnya toilet yang tersedia, terutama toilet yang digunakan untuk
penyandang disabilitas.

Gambar 16 Pembangunan Toilet Baru


Sumber : Hasil Observasi, 2018

6) Fasilitas Ibadah
Fasilitas ibadah tentunya fasilitas yang harus ada pada setiap tempat
umum, terutama taman mengingat kebutuhan pengunjung jika ingin
beribadah. Fasilitas ibadah di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani
Nasution ini adalah sebuah mushola. Terletak di dekat kantor pengelola
harian taman, mushola ini selalu dijaga kebersihannya oleh petugas.

7) Kantin dan Kafetaria


Yayasan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution tentunya
menyediakan kantin dan kafetaria bagi pengunjung yang ingin membeli
makanan dan minuman. Kantin terletak di sebelah utara taman, yaitu dekat
kolam renang dan kafetaria terletak di sebelah barat taman. Bagi
masyarakat yang ingin menyewa, dapat menghubungi pihak yayasan
selaku pengelola.

8) Gedung Serbaguna dan Panggung Terbuka


Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani juga memiliki fasilitas berupa aula
dan panggung terbuka bagi masyarakat luas yang ingin mengadakan
kegiatan di Taman Lalu Lintas. Namun, penyewaan dilakukan bergantung
pada konten acara yang akan dilaksanakan, seperti acara-acara yang
bernuansa pendidikan. Untuk aula sendiri dikenakan biaya sewa sebesar
30
Rp. 2.500.000 pada hari biasa dan Rp.3.000.000 pada hari minggu. Biaya
sewa panggung terbuka sebesar Rp. 1.000.000.

Gambar 17 a) Gedung Serbaguna, dan b) Panggung Terbuka


Sumber : Hasil Observasi, 2018

9) Areta Terbuka/ Taman Piknik


Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani juga menyediakan salah satu lahan
khusus yang dijadikan sebagai tempat pengunjung untuk piknik di Taman
Piknik.

Gambar 18 Taman Piknik


Sumber : Hasil Observasi, 2018

31
3.7 Sumber Daya Manusia dan Penjadwalan Pemeliharaan
Tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung
berjumlah 50 orang, 37 laki-laki dan 13 perempuan. Kelimapuluh tenaga kerja
tadi terdiri dari 10 orang pengurus harian, 6 di bidang pendidikan, 24 orang
karyawan lapang, 4 orang keamanan, dan 6 orang tenaga bantuan. Jadwal tenaga
kerja tersebut terbagi ke dalam dua shift: pukul 07.00 – 14.00 untuk karyawan
lapang dan 08.00 – 15.00 untuk karyawan lainnya.
Sebelum taman dibuka pada pukul 08.00, seluruh karyawan lapang
melakukan kegiatan membersihkan taman sampai dengan pukul 08.00. Setelah
kegiatan pembersihan taman tersebut, para karyawan lapang menjadi portir
(penjaga loket) pada area permainan berkarcis. Karyawan lapang yang berjumlah
24 orang tersebut dibagi per area kerja, 15 petugas di depan dan 9 lainnya
bertugas di area belakang. Karyawan lapang ini selain merangkap menjadi potir,
mereka juga merangkap menjadi teknisi bila ada sarana bermain yang rusak.
Terdapat tenaga pembantu. Tenaga pembantu tersebut tidak datang setiap
hari di Taman Lalu Lintas Bandung. Mereka diperlukan pada hari- hari tertentu,
yaitu pada saat ramai pengunjung (biasanya pada hari Sabtu dan Minggu atau hari
libur nasional). Tugas mereka adalah sebagai porter dan pendokumentasi. Tenaga
pembantu ini biasanya merupakan kerabat dari karyawan Taman Lalu Lintas
Bandung. Jadwal pemeliharaan yang telah dibuat di Taman Lalu Lintas Bandung
terdiri dari jadwal pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan
insidental (Tabel 2).

Tabel 2 Jadwal Pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung


Kegiatan Jenis Pekerjaan Frekuensi Kegiatan
Pemangkasan Pemangkasan rumput Mingguan
Pemangkasan daun tanaman Bulanan
Penebangan pohon Insidental
Perawatan Perawatan pohon/tanaman Bulanan
Perawatan pagar Perawatan Bulanan
rambu-rambu Tahunan
Perawatan sumur resapan Bulanan

32
Perawatan air mancur Bulanan Harian
Pembersihan Penyapuan area
Pembersihan patung-patung Mingguan
Pembersihan kursi taman Mingguan
Pembersihan selokan Mingguan
Pembersihan toilet Harian
Pembersihan lantai gedung Harian Harian
Pembersihan kaca gedung Mingguan
Pembersihan paving block Harian
Pembersihan tempat sampah
Pembersihan atap gedung Bulanan
Pembuangan sampah ke TPS Harian Tahunan
Pengecatan Pengecatan kanstien Tahunan
Pengecatan alat mainan
Sumber: Pengelola Taman Lalu Lintas Bandung,

Kegiatan pemeliharaan dibagi menjadi 18 area pekerjaan, yaitu area depan


dan area belakang. Agar kegiatan pemeliharaan dapat berjalan optimal, dilakukan
pengawasan oleh pengawas yang berkeliling mengontrol jalannya kegiatan
pemeliharaan. Diberlakukannya daily report, yaitu catatan hasil pekerjaan tiap
karyawan yang akan diperiksa oleh pengawas setiap harinya. Daily report ini
dibagikan ke masing-masing karyawan lapang dan tiap karyawan mendapat tugas
yang berbeda (sesuai dengan area kerjanya). Daily report akan diperiksa oleh
pengawas dan akan dikembalikan ke petugas lagi agar petugas tersebut dapat
mengetahui hasil kinerjanya. Bagi petugas yang memiliki penilaian yang baik,
diberikan reward atau penghargaan tiap tahunnya.
Untuk kegiatan pengelolaan sampah, terdapat tempat pembuangan
sampah (TPS) di sebelah belakang taman sebagai tempat pengumpulan
sampah. Sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk sampah dari Dinas
Kebersihan, Kotamadya Bandung, setiap dua hari sekali. Untuk sampah
organik, setelah dikumpulkan di suatu tempat, sampah tersebut didiamkan
sampai membusuk sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Beberapa jenis kegiatan pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 19.

33
Gambar 19 Kegiatan Pemeliharaan
Sumber : Pengelola Taman Lalu Lintas

3.8 Pengembangan dan Peningkatan Fasilitas


Secara umum, fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di Taman Lalu
Lintas Bandung sudah cukup menunjang fungsi dari taman kota. Tetapi, tetap
perlu adanya penambahan sarana yang menunjang fungsinya sebagai taman
pendidikan kelalulintasan dan taman lingkungan hidup demi keberlangsungan di
masa depan. Beberapa fasilitas, sarana, dan prasarana yang dipertimbangkan
untuk diadakan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah sebagai berikut.
1) Pusat Informasi Digital
Pusat informasi dengan berbasis merupakan sarana untuk pengunjung
yang membutuhkan informasi mengenai Taman Lalu Lintas Bandung
dengan bantuan teknologi. Di dalam pusat informasi yang bisa diakses
lewat komputer/ perangkat elektronik, pengunjung dapat melihat
beberapa dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan oleh taman ini.

2) Mini Teater
Untuk meningkatkan fungsi Taman Lalu Lintas Bandung perlu
dipertimbangkan pengadaan mini teater. Mini teater ini dapat berupa
ruangan audio visual yang dapat menampilkan beberapa film atau video
edukasi yang mengajarkan etika berlalu lintas dan peraturan lalu lintas

34
yang dikemas menarik agar disukai anak-anak. Untuk pengadaan mini
teater ini dapat menggunakan ruang serbaguna yang sudah ada di Taman
Lalu Lintas Bandung.

3) Program Edukasi Berbasis Lingkungan Hidup


Pihak pengelola juga perlu menambah program yang menunjang fungsinya
sebagai taman lingkungan hidup. Program tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan materi kepada beberarapa guru TK atau SD yang ada di kota
Bandung dan sekitarnya. Materi yang diberikan merupakan materi yang
mengajak para murid untuk lebih mencintai lingkungan, contohnya materi
tentang cara memilah sampah secara benar.

35
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Simpulan yang didapatkan berdasarkan hasil pengamatan/ observasi
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution ini adalah sebagai Berikut.
1) Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman lalu lintas
yang ada di Indonesia. Pada saat ini, tujuan pengelolaannya adalah
mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman
pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup, serta taman
bermain anak-anak (rekreasi).
2) Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup
dimaksudkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) kota Bandung yang
berwujud taman kota yang terdapat banyak pohon di dalamnya. Untuk
saat ini, program yang mendukung fungsinya ini belum ada sehingga
fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup
dirasa belum maksimal.
3) Sebagai taman bermain (rekreasi), Taman Lalu Lintas Bandung
dilengkapi oleh sarana bermain yang cukup bervariasi. Sebagai fungsi
taman edukasi dan rekreasi kelompok kami berpendapat sarana dan
prasarana (fasilitas) yang ada sudah sangat baik.

4.2 Saran
Saran yang bisa kelompok kami berikan kepada pihak pengelola Taman
Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution ini berupa anjuran agar tetap
mempertahankan kondisi dan fungsi taman ini sebagai Ruang Terbuka Hijau
(RTH) dan Lingkungan Hidup dan diharapkan kedepannya tidak ada opsi
ekspansi/ pengembangan yang dapat memangkas fungsi Ruang Terbuka Hijau.
36
DAFTAR PUSTAKA

Azhariyah, Enna. 1994. Disain Taman Bermain Anak-Anak: Studi Kasus di


Taman Lalu Lintas Bandung [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Keamanan Lalu Lintas. 1958. Buku Taman Lalu Lintas. Bandung : BKLL.

Wegangsulangjani, Trista P. 2011. Rencana Pengelolaan Taman Lalu Lintas Ade


Irma Suryani Nasution. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Kunto, H. 1986. Semerbak Bunga di Bandung Raya. PT Granesia. Bandung.

Samsudi. 2010. Journal of Rural and Development. Universitas Sebelas Maret.

Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik


Indonesia Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perekotaan. Jakarta :
Sekretariat Negara.

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2018. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok
Umur dan Jenis Kelamin di Kota Bandung 2016.

Suharto. 1994. Dasar-Dasar Pertamanan Menciptakan Keindahan dan


Kerindangan. Jakarta : Media Wiyata.

Wikipedia. 2018. Taman Lalu Lintas. [terhubung berkala]


https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Lalu-lintas_Ade_Irma_
Suryani_Nasution (26 Mei 2018).

37
LAMPIRAN

38
Lampiran 1 Peta Lokasi Fasilitas, Sarana, dan Prasarana di Taman Lalu Lintas Bandung

39
Lampiran 2 Struktur Organisasi YTLL–AISN

Sekretariat DP

Pengurus YTLL-AISN

Sekretariat YTLL

Bidang Pendidikan Administratur TLL-AISN

TK dan PG Pengawas Bidang Sarana


Program PPKLL
dan Umum Harian

Kepegawaian Keuangan
Inventaris sarana Administrasi
Dokumentasi bermain Personalia
Karcis
tanaman

taman
Humas

40
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan

Taman Lalu Lintas Bagian Dalam Sky Bridge dari Bawah

Ayunan dan Serodotan Prasasti Bukti Revitalisasi

41
Rumah Pohon Mobil

Titik Taman Lalu Lintas Belakang Renovasi Kolam Renang

Kondisi Sky Bridge dari atas Titik Taman Lalu Lintas bagian Barat

42
Kantin Kolam Renang Bagian Depan

Taman Piknik Anak-Anak Bermain

Gedung Serba Guna Taman Sekitar Aula

43
Salah Satu Titik Taman Lalu Lintas Rambu-Rambu di Taman Lalu Lintas

Kondisi Taman Lalu Lintas di Salah Satu Titik Taman Lalu Lintas bagian Depan

Parkiran Bagian Depan Tank Mainan


44
Kondisi Toilet bagian Dalam Kondisi Toilet Bagian Luar

Pembangunan Toilet Baru Sarana Mainan Indoor

Drainase Taman Lalu Lintas Komidi Putar


45
Jalan Untuk Pejalan Kaki Salah Satu Vegetasi yang Ditonton

Kolam Renang Bagian Dalam Salah Satu Titik di Taman Lalu Lintas

Titik Taman Lalu Lintas Belakang Salah Satu Vegetasi yang Dipelihara

46

Anda mungkin juga menyukai