Anda di halaman 1dari 6

Tugas dan Kewajiban Desainer Interior

menurut HDII
By dairizgraph Leave a Comment
Categories: Interior Design
Tags: Desainer Interior, HDII, Kewajiban Desainer Interior, Tugas dan Kewajiban Desainer

PEMBAHASAN

HDII ( Himpunan Desainer Interior Indonesia ) adalah salah satu wadah bagi para desainer
serta arsitek Indonesia untuk saling bertukar pikiran dan memajukan dunia arsitektur interior
Indonesia. Menurut sumber yang kami dapatkan dari literature “Buku Pedoman Kerja antara
Desainer Interior dan Pemberi Tugas”. Dalam literature ini menyebutkan bahwa Desainer
Interior adalah perorangan dan atau badan usaha yang mempunyai kualifikasi dan
bersertifikat dari HDII, mempergunakan keahliannya berdasarkan suatu penegasan desain
interior, melakukan tugas pekerjaan berdasarkan tahapan – tahapan desain interior, serta
memberikan nasehat dan konsultasi dan atau jasa – jasa lain yang berhubungan dengan desain
interior”.

Tugas dan kewajiban desainer menurut HDII

Seorang desainer yang terdaftar sebagai anggota HDII seharusnya mengikuti pedoman
yang telah ditetapkan oleh HDII berkaitan dengan tugas dan kewajiban, antara lain :

 Bertanggungjawab penuh atas semua pekerjaan desain yang telah diterimannya


sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja hingga semua pekerjaan selesai.
 Bertanggungjawab atas semua kesalahan – kesalahan yang dibuat oleh orang
yang bekerja kepadanya ( Tukang ) kecuali desainer dapat membuktikan bahwa
kesalahan tersebut dapat dihindarkan atau diketahui sebelumnya.
 Hak dan wewenang desainer

Selain memiliki tugas dan kewajiban, desainer juga memiliki hak serta wewenang yang
dapat dilakukannya di lapangan, antara lain

 Desainer berhak menolak segala penilaian estetika atas hasil tugasnya yang
dilakukan konsultan pengawas atau oleh pemberi tugas.
 Desainer berhak mengembalikan atau membatalkan tugas yang diberikan
kepadanya dengan alasan sebagai berikut :

1. Bila pekerjaan tersebut melanggar kode etik desain.


2. Terjadinya hal diluar kekuasaan kedua belah pihak ( Sengketa lahan, Tidak
keluarnya ijin untuk pembangunan, bencana alam dsb ).
3. Terdapat kelalaian atau penyimpangan dari pemberi tugas dalam menjalankan
perjanjian kerja.
 Desainer interior berhak menuntut ganti rugi kepada pemberi tugas apabila terlambat
memeberikan keputusan yang mnyebabkan perpanjagan waktu penyelesaian
pekerjaan.

 Tanggungjawab Desainer

1. Seorang desainer bertanggung jawab atas koordinasi dengan pihak lain apabila
pekerjanya dipilih secara langsung oleh desainer dengan atau tanpa
persetujuan pemberi tugas.
2. Tanggung jawab seorang desainer untuk kesalahan kesalahan yang ada di
lapangan tidak boleh lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan jumlah
imbalan yang diterima oleh desainer.
3. apabila kesalahan yang terjadi dilapangan sepenuhnya kesalahan dari desainer
maka desainer bertanggung jawab atas penggantian kesalahan kesalahan tanpa
ada pembatasan.

Pemberi tugas adalah perorangan atau badan atas nama siapa yang member penugasan secara
resmi kepada desiner interior untuk mendapatkan pelayanan atas kebutuhannya dengan
imbalan jasa sesuai ketentuan yang berlaku. Pemberi Tugas juga memiliki beberapa point-
point yang telah ditetapkan oleh HDII, poin-poin tersebut adalah:

Tugas dan kewajiban member tugas

 Pemberi tugas berkewajiban memberikan keterangan yang jelas tentang aspirasi dan
lingkup pekerjaan, kebutuhan, keinginan, macam, luas, batas-batas penugasan, serta
program dan persyaratan yang diberikan kepada desiner. Semuanya itu harus
dibutuhkan oleh seorang desiner untuk memulai pekerjaannya.
 Pemberi tugas wajib memberikan kelengkapan data-data teknis yang diperlukan oleh
disainer dengan akurasi dan keabsahan yang benar.
 Pemberi tugas wajib menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan
legalitas perijinan dan hal-hal lain yang menyangkut peraturan yang diperlukan untuk
melaksanakan proyeknya.
 Pemberi tugas wajib untuk melakukan kesepakatan dalam pemberian jasa imbalan
kepada desainer sesuai dengan proyek yang diberikannya. Pemberi tugas juga harus
memberikan keputusan atas usul-usul desain yang diajukan oleh desainer.

Hak dan wewenang pemberi tugas

 Pemberi tugas berhak mendapatkan salinan atau berkas-berkas desain interior serta
kontrak dokumennya.
 Pemberi tugas berhak member refisi kepada desainer interior maksimal dua kali,
dengan konsekuensi tanpa dikenakan kewajiban membayar imbalan jasa tambahan.
 Pemberi tugas berhak menuntut ganti rugi kepada desainer bila terjadi keterlambatan
penyelesaian dari waktu yang telah disepakati bersama.
 Pengikat Hubungan kerja antara desainer interior dengan klien

Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan desainer interior mulai berlaku saat terbitnya
perintah kerja yang segera ditindaklanjuti dengan perikatan perjanjian kerja.
Surat perintah kerja

Surat perintah kerja dibuat oleh pemberi tugas kepada desainer interior dalam bentuk tertulis,
didalam surat perintah kerja terdapat hal-hal antara lain: lingkup pekerjaan desain, jadwal
pekerjaan desain, nilai imbalan jasa desain interior dan tahap pembayaran jasa desain interior.

Perjanjian kerja

hubungan kerja antara pemberi tugas dan desainer interior diikat dalam perjanjian tertulis
yang memiliki kekuatan hukum. Dalam perjanjian kerja tercantum rincian yang jelas dan
tegas mengenai sifat, macam, lingkup pekerjaan, dan lainnya yang berkaitan dengan adanya
perikatan hubungan kerja tersebut.

Lingkup Pekerjaan Desainer Interior

Pekerjaan pokok dan utama

Suatu tugas dapat terdiri dari satu tahap pekerjaan yang kemudian dapat dilanjutkan setelah
diselesaikan oleh desainer interior. Antara lain :

 Pra desain

1. Mengolah data sesuai informasi proyek (term of requirements/T.O.R) serta


membuat data tertulis untuk melengkapi data dalam melaksanakan pekerjaan
desain interior.
2. Membuat program ruang, skematik desain, dan penjelasan mengenai latar
belakang, filosofi konseptual, serta sketsa gagasan.
3. Perwujudan konsep seperti bagan organisasi ruang, denah, dan peletakan
perabotan utama, citra ruang dalam bentuk 3 dimensi, skema warna dan
material, estimasi awal biaya pelaksanaan, proses pradesain bertujuan sebagai
bahan diskusi serta pertimbangan untuk memberi tugas,
4. pembuatan RAB

 Pengembangan desain

Setelah pradesain disetujui, desainer melanjutkan proses pengembangan dengan


kelengkapan gambar gambar denah existing yang diberikan oleh pemberi tugas.
Berdasar denah existing tersebut, desainer mulai memikirkan pengolahan ruang
(material ceiling, material dinding, material lantai, finishing, furniture ) yang
dituangkan dalam gambar kerja ( tampak potongan interior, detail, dsb ).

 Dokumen pelelangan / pelelangan

Dokumen yang berisi semua data data hasil mulai dari proses pradesain hingga
pengembangan yang disetujui oleh desainer interior dan pemberi tugas.
 Pengawasan berkala
1. desainer interior bertindak sebagai wakil dari pemberi tugas dan dilakukan
sedikitnya sekali dalam 4 minggu dan sebanyak banyaknya seminggu sekali.
2. Desainer interior berhak menolak hasil pekerjaan bila tidak sesuai dengan
desain interior yang telah disetujui bersama dan dapat memberikan solusi
langsung di lapangan.
3. Desainer interior wajib memberikan bimbingan bimbingan dalam pelaksanaan
kepada pekerja lapangan.

 Lingkup pekerjaan pelengkap dan pendukung

Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan yang dapat dilakukan dalam
keadaan tertentu untuk melengkapi dan mendukung pekerjaan desain, contoh :
pembuatan maket, model 3D, dan gambar perspektif 3dimensi dengan rendering.
Biaya untuk melaksanakanlingkup kerja ini tidak termasuk dalam perjanjian kerja dan
memakan biaya sendiri yang terpisah.

 Lingkup pekerjaan khusus

Adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus diluar bidang desain interior,
seperti : perhitungan konstruksi bangunan, instalasi mekanikal, dll. Pekerjaan ini
diserahkan kepada ahli ahli khusus dan imbalan jasa untuk para ahli tersebut
ditentukan secara terpisah serta diajukan langsung kepada pemberi tugas. Jika ahli
ahli khusus tersebut bekeerja atas nama desainer interior maka pembayaran imbalan
jasa ditentukan oleh desainer interior.

 Imbalan jasa

Imbalan jasa adalah sejumlah dana sebagai imbalan yang diterima oleh desainer interior
atas jasa keahliannya. Beberapa peraturan mengenai imbalan jasa menurut HDII antara
lain :

1. nilai imbalan jasa berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam buku pedoman
ini.
2. Nilai imbalan yang terdapat dalam buku ini adalah batas minimal yang berlaku
untuk seluruh Indonesia.

 Ketentuan khusus desain berulang

Desain yang dilakukan berulang tanpa adanya perbedaan layout dan dimensi ruang yang
dilakukan oleh desain interior yang sama maka ketentuan imbalan jasanya sebagai berikut
:

1. Desain ke 1 sebesar 100%

Desainer interior mendapatkan imbalan jasa sebesar 100%, termasuk hak cipta atas
desain. Pengecualian hak cipta atas desain tersebut telah dialihkan kepada pemberi
tugas sebagai hasil kesepakatan dan telah dibayar penuh.

2. Pengulangan desain ke-2 sampai dengan ke-10 sebesar 75%


3. Pengulangan desain ke-11 sampai dengan ke-20 sebesar : 50%
4. Pengulangan desain ke-21 sampai dengan ke-50 sebesar : 25%
5. Pengulangan desain ke-51 sampai dengan seterusnya sebesar : 10%

 Pekerjaan desain dengan koordinasi multidisiplin

Seorang desainer interior mendapatkan imbalan jasa koordinasi sebesar 5% dari nilai
perjanjian setelah dipotong pajak yang ada bila sang desainer melakukan koordinasi
multidisiplin kepada konsultan lain dalam sebuah perjanjian kerja. Bila dalam perjanjian
kerja yang terpisah, desainer interior berhak mendapatkan imbalan jasa koordinasi 5%
dari total nilai perjanjian kontrak tersebut

 Pekerjaan desain bersama (konsorsium)

seorang desainer interior yang bekerja individual ataupun berbentuk sebuah badan usaha
yang mendapatkan pekerjaan yang harus dikerjakan bersama, maka besarny imbalan jasa
ditentukan atas penugasan dari lingkup pekerjaan masing-masing

 Hal yang menghambat jalannya kerja sebagai desainer interior

 keterlambatan

jika desainer interior mengalami keterlambatan karena pemberi tugas, maka pemberi
tugas berhak membayar semua biaya kerugiannya serta sanksi-sanksi yang disepakati
dalam perjanjian kerja. Pembayaran semua kerugian dibayar dua minggu setelah surat
penagihan diserahkan kepada pemberi tugas, jika terlambat setelah dua minggu maka
desainer interior berhak membayar bunga keterlambatan terhitung dari tanggal
penyerahan dokumen sampai dengan pencairan pembayaran diterima. Besarnya bunga
keterlambatan disesuaikan dengan perjanjian kerja dan suku bunga bank yang berlaku
pada saat itu. Jika terlambat karena force majeure, maka desainer interior akan diberi
perpanjangan waktu, keterlambatan tsb mewajibkan pemberi tugas untuk membayar
biaya tambahan kepada desainer interior, kecuali terjadi force mejeure dibidang moneter.
Dan desainer interior mendapatkan kesepakatan bersama.

 Perubahandesain
bila pengembangan desain interior dan dokumen-dokumennya telah selesai tetapi tidak
digunakan karena adanya permintaan perubahan dari pemberi tugas maka imbalan jasa
atas pekerjaan tersebut dibayar menurut perjanjian yang telah disepakati. Dan bila masih
harus mengganti sesuai permintaan maka akan dibayar sesuai perjanjian yang disepakati
kembali.
 Pembatalan Tugas

bila adanya pembatalan tugas oleh pemberi tugas maka desainer interior akan dibayarkan
sebagai berikut :

1. imbalan jasa atas pekerjaan yang telah dan sedang dikerjakan.


2. semua biaya yang dikeluarkan desainer interior untuk kepentingan pelaksaan tugas

yang terkait.
3. Bila pemberi tugas membuktikan bila sang desainer interior tidak mampu
menyelesaikan tugasnya sesuai ketentuan dalam buku I, atau desainer interior terbukti
melanggar kode tata laku profesi, maka pemberi tugas hanya berkewajiban membayar
tahap pekerjaan desainer interior yang sudah dikerjakan, dan pemberi tugas berhak
mendapatkan salinan atau fotokopi dokumen desain sang desainer sedangkan dokumen
aslinya menjadi hak milik desainernya sendiri

 pemberi tugas meninggal dunia

jika pemberi tugas merupakan perorangan dan meninggal dunia, maka semua tanggung
jawab dan seluruhnya digantikan oleh ahli waris. Dan bila pemberi tugas merupakan
suatu badan usaha, maka tanggung jawabnya dilanjutkan oleh badan usaha tersebut.

 desainer interior meninggal dunia

jika desainer interior perorangan dan meninggal dunia maka pekerjaan dengan sendirinya
dihentikan, tetapi kepada ahli warisnya harus dibayarkan sisa imbalan jasa yang telah
diselesaikan, semua biaya pekerjaan yang telah dikeluarkan desainer interior untuk
penyelesaian yang belum dibayarkan. Dan jika desainer interior berupa badan usaha
maka seluruh tanggung jawab pekerjaan dilanjutkan oleh badan usaha tersebut, sesuai
ketentuan perjanjian yang telah disepakati.

 pengembalian tugas oleh desainer interior

bila terjadi pembubaran atau kehilangan badan usaha desainer interior maka sang
desainer interior harus melepaskan sebagian atau seluruh imbalan jasa yang diperolehnya
dan semua biaya yang dikeluarkan.

Jika desainer bisa membuktikan bahwa pemberi tugas telah melakukan hal-hal yang
melanggar hubungan kerja pemberi tugas, pemberi tugas lalai dari kesepakatan maka
pengembalian tugas tersebut wajar, sehingga desainer interior berhak menerima imbalan
jasa dan pengganti biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Dan desainer interior berhak
memberikan salinan gambar kerja kepada pemberi tugas sedangkan gambar kerja aslinya
dimiliki oleh desainer interior itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai