Anda di halaman 1dari 28

Andre Steawan 02120120006

Evan 02120120034
Leonardo Chandra 02120120036
Rexon 02120110014
Yoshia Reynaldi 02120120028

Negara-negara berkembang masih


menggunakan cara-cara tradisional dan
konservatif dalam konstruksi.
Akibatnya :
Penggunaan

waktu yang amat banyak dan lama;


Tidak memenuhi syarat mutu dan kualitas yang
diharapkan.

Sumber daya manusia yang berkualitas dan


berpendidikan, perlu ditingkatkan.

Peran teknologi juga sangat dibutuhkan.


Pembelajaran serta penggunaan komputer
serta aplikasi-aplikasi yang mendukung serta
membantu meringankan pekerjaan konstruksi
mutlak perlu di abad modern ini.

Pasal 1 UU No. 18/1999 :


Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan
dokumen yang mengatur hubungan hukum
antara pengguna jasa dan penyedia jasa
dalam
penyelenggaraan
pekerjaan
konstruksi.
Ada 3 kontrak yang dibuat yaitu kontrak
kerja
konstruksi
untuk
pekerjaan
perencanaan, pekerjaan pelaksanaan, dan
pekerjaan pengawasan.

Berdasarkan PP 29/2000, kontrak kerja


konstruksi dibedakan berdasarkan:
Bentuk imbalan, yang terdiri darilump sum,
harga satuan, biaya tambah imbalan jasa,
gabungan Lump Sum dan harga satuan, atau
aliansi;
Jangka
waktu
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi, yang terdiri dari: tahun tunggal,
atau tahun jamak;
Cara pembayaran hasil pekerjaan, yaitu sesuai
kemajuan pekerjaan, atau secara berkala.

Suatu kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya


harus mencakup mengenai:

Para pihak;
Rumusan pekerjaan;
Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan;
Tenaga ahli;
Hak dan kewajiban;
Cara pembayaran;
Cidera janji;
Penyelesaian perselisihan;
Pemutusan kontrak kerja konstruksi;
Keadaan memaksa (force majeure);
Kegagalan bangunan;
Perlindungan pekerja; dan
Aspek lingkungan.

Kontrak kerja konstruksi juga harus memuat


ketentuan tentang Hak Atas Kekayaan
Intelektual yang mencakup:
Kepemilikan hasil perencanaan, berdasarkan
kesepakatan;
Pemenuhan kewajiban terhadap hak cipta atas
hasil perencanaan yang telah dimiliki oleh
pemegang hak cipta dan hak paten yang telah
dimiliki oleh pemegang hak paten, sesuai
undang-undang tentang hak cipta dan undangundang tentang hak paten.

Jasa Konstruksi adalah

Para pihak dalam suatu pekerjaan konstruksi terdiri dari

layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,


layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.

pengguna jasa
penyedia jasa.

Penyedia jasa konstruksi yang merupakan

Badan usaha perseorangan


Badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas atau
badan usaha asing yang dipersamakan.

Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk


badan usaha harus :

Memenuhi ketentuan perizinan usaha di


bidang jasa konstruksi;
Memiliki sertifikasi, klasifikasi, dan
kualifikasi perusahaan jasa konstruksi.

REGISTRASI

Izin usaha jasa konstruksi telah diatur dalam:

Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 28/2000


tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi;
Peraturan Pemerintah No. 4/2010 tentang
Perubahan atas PP 28/2000;
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah Nomor 369/KPTS/M/2001 tentang
Pedoman
Pemberian
Izin
Usaha
Jasa
Konstruksi Nasional.

Pengikatan dalam hubungan kerja jasa konstruksi


dilakukan berdasarkan prinsip persaingan yang
sehat melalui pemilihan penyedia jasa dengan
cara pelelangan umum atau terbatas, dan dalam
keadaan tertentu,
Pemilihan penyedia jasa harus
mempertimbangkan kesesuaian bidang,
keseimbangan antara kemampuan dan beban
kerja, serta kinerja penyedia jasa.
Badan-badan usaha yang dimilki oleh satu atau
kelompok orang yang sama atau berada pada
kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti
pelelangan untuk satu pekerjaan konstruksi
secara bersamaan.

Berkenaan dengan tata cara pemilihan


penyedia jasa ini, telah diatur lebih lanjut
dalam:

Peraturan Pemerintah No. 29/2000 tentang


Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
Peraturan Pemerintah No. 59/2010 tentang
Perubahan atas PP No. 29/2000.

Pengertian Hukum bangunan ada 2 golongan:


Peraturan-peraturan

yang berkaitan dengan

prosedur pelelangan;
Peraturan-peraturan yang menyangkut
perjanjiannya.

UU No.28/2002 Tentang Bangunan Gedung,


umum-nya mengatur:
Fungsi

Bangunan Gedung
Persyaratan Bangunan Gedung
Penyelenggaraan Bangunan Gedung
Peran Masyarakat
Sanksi

Perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak


sering tidak mengatur mengenai akibatakibat hukum yang timbul;
Keputusan umum menghendaki bahwa
dalam hal-hal tertentu kebebasan
berkontrak yang diberi oleh para pihak
perlu dibatasi;

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi
perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa
konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi;
2. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau
sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau
Pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan
tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya,
untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik
lain;

3. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau


badan sebagai pemberi tugas atau pemilik
pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa
konstruksi;
4. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau
badan yang kegiatan usahanya menyediakan
layanan jasa konstruksi;

5. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan


dokumen yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi;
6. Kegagalan bangunan adalah keadaan
bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh
penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi
tidak berfungsi baik sebagian atau secara
keseluruhan dar,/atau tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja
konstruksi
atau
pemanfaotannya
yang
menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia
jasa dan/atau pengguna jasa;

7.

Forum jasa konstruksi adalah sarana


komunikasi dan konsultasi antara masyarakat
jasa konstruksi dan Pemerintah mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan masalah jasa
konstruksi nasional yang bersifat nasional,
independen, dan mandiri;

8.

Registrasi adalah suatu kegiatan untuk


menentukan kompetensi profesi keahlian dan
keterampilan tertentu, orang perseorangan
dan badan usaha untuk menentukan izin
usaha sesuai klasifikasi dan kualifikasi vang
diwujudkan dalam sertifikat,

9. Perencanaan konstruksi adalah penyedia jasa


orang perorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang
perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen
perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain:
10. Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa
orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang
pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu
menyelenggarakan
kegiatannya
untuk
mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi
bentuk bangunan atau bentuk fisik lain;

11. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa


orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang
pengawasan jasa konstruksi yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak
awal Pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai
selesai dan diserahterimakan.

1. Bidang arsitektural: arsitektur bangunan berteknologi sederhana,


menengah, tinggi, arsitektur ruang dalam bangunan (interior), arsitektur
lansekap termasuk perawatannya.
2. Bidang pekerjaan sipil: pembuatan jalan dan jembatan, jalan kereta api,
landasan, terowongan, jalan bawah tanah, saluran drainase dan
pengendalian banjir, pelabuhan, bendung/bendungan, bangunan dan
jaringan pengairan atau prasarana sumber daya air, struktur bangunan
gedung, geoteknik, konstruksi tambang dan pabrik, termasuk
perawatannya, dan pekerjaan penghancuran bangunan (demolition).
3. Bidang pekerjaan mekanikal: instalasi tata udara/AC, instalasi
minyak/gas/geotermal, instalasi industri, isolasi termal dan suara,
konstruksi lift dan eskalator, perpipaan, termasuk perawatannya;
4. Bidang pekerjaan elektrikal: instalasi pembangkit, jaringan transmisi dan
distribusi, instalasi listrik, sinyal dan telekomunikasi kereta api, bangunan
pemancar radio, telekomunikasi dan sarana bantu navigasi udara dan
laut, jaringan telekomunikasi, sentral telekomunikasi, instrumentasi,
penangkal petir, termasuk perawatannya.
5. Bidang pekerjaan tata lingkungan: penataan perkotaan/planologi, analisa
dampak lingkungan, teknik lingkungan, tata lingkungan lainnya,
pengembangan wilayah, bangunan pengolahan air bersih dan pengolahan
limbah, perpipaan air bersih dan perpipaan limbah, termasuk
perawatannya.

Peran Pemerintah dalam penyelenggaraan jasa konstruksi,


yaitu

Melakukan pembinaan jasa konstruksi dalam


pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan.

bentuk

Pengaturan yang dimaksud dilakukan dengan menerbitkan


peraturan perundang-undangan dan standar-standar
teknis.

Sedangkan pemberdayaan dilakukan terhadap usaha jasa


konstruksi dan masyarakat untuk menumbuh kembangkan
kesadaran akan hak, kewajiban, dan perannya dalam
pelaksanaan jasa konstruksi.

Pembinaan jasa konstruksi ini diatur lebih lanjut dalam


Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.

Peran Masyarakat dalam jasa penyelenggaraan


konstruksi:
Melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib
pelaksanaan jasa konstruksi

Memperoleh penggantian yang layak atas


kerugian yang dialami secara langsung sebagai
akibat penyelenggaraan konstruksi
Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan
yang berlaku di bidang pelaksanaan jasa konstruksi
Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi
yang membahayakan kepentingan umum.

Masyarakat
memiliki
gugatan perwakilan.

hak

mengajukan

Hak mengajukan gugatan perwakilan adalah


hak kelompok kecil masyarakat untuk
bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah
besar yang dirugikan atas dasar kesamaan
permasalahan, faktor hukum dan ketentuan
yang ditimbulkan karena kerugian atau
gangguan sebagai akibat dari kegiatan
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Sanksi administratif yang dapat dikenakan atas


pelanggaran UU Jasa Konstruksi berupa :
Peringatan tertulis;
Penghentian sementara pekerjaan konstruksi;
Pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi;
Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan
konstruksi (khusus bagi pengguna jasa);
Pembekuan izin usaha dan/atau profesi;
Pencabutan izin usaha dan/atau profesi;
Denda paling banyak sebesar 10% dari nilai kontrak
atau pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun.

http://ukurbahanqs.blogspot.com/2010/09/para-pelaku-jasakonstruksi.html
http://www.legalakses.com/usaha-jasakonstruksi/
http://www.hukumproperti.com/2010/11/02
/aspek-hukum-jasa-konstruksi-berdasarkanundang-undang-nomor-18-tahun-1999tentang-jasa-konstruksi/
http://www.pu.go.id/satminkal/itjen/perat
uran/uu_18_1999.pdf

Anda mungkin juga menyukai