RIsTKDIKTI
SKEMA SERTIFIKASI
PELAKSANA IIIPANGAN PEKERIAAN
JALAN
(rs 028)
SKEMA SERTIFIKASI
PELAKSANA IIIPANGAN PEKERIAAN
IALAN
v
Ir. Yusid Toyib. M.Eng. Sc
Direktur Jenderal Bina
Konstruksi
4,U
Ir. Sumarna Abdurrahman. Msi
Ketua Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
.1h^9,,*a-
Prof. lntan Ahmad. Ph.
Direktur Jenderal
Pembelajaran dan
D
Kemahasiswaan
T
2016
ORGANISASI:
fakarta, Tanggal,
Ditetapkan Oleh: Disahkan Oleh
I M]Terkendali
f---l Takterkendali
il
SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA I.APANGAN PEXERJAAN JALAN
I. LATARBELAKANG
Pada Tahun 2015 AEC (ASEAN ECONOMICS COMMUNITY) akan mulai
diterapkan. Setiap negara dalam kawasan asean akan bebas bekerja di negara-negara
kawasan Asean. Dan pada tahun 2020 diterapkan WTO dimana lebih dari 130 negara
dapat bebas bekerja pada negara lain yang ikut di dalamnya. Sehingga untuk menjamin
kesetaraan kompetensi maka setiap calon pekerja yang akan melamar pekerjaan
diwajibkan memilki sertifikat sesuai bidang pekerjaan yang akan ditekuninya, hal ini
tertuang Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian
Disamping itu, pelaksanaan pekerjaan bangunan gedung merupakan pekerjaan
yang berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
yaitu setiap tenaga kerja yg bekerja pada iasa konstruksi harus memiliki sertifikat
kompetensi. Didikung dengan Undang-Undang Nomor 1.2 th 2012 tentang Perguruan
Tinggi bahwa hak mahasiswa setelah selesai kuliah adalah mendapat ijazal dan
sertifikat kompete nsi .
Sertifikasi Pelal<sanan Lapangan Pekerjaan /alan merupakan kemampuan
yang harus dimiliki oleh setiap calon pekerja di bidang Teknik Sipil. Kompetensi ini
merupakan prasyarat penting yang harus dimiliki sebelum kompetensi lain pada level
selanlutnya.
2. RUANGLINGKUPSKEMASERTIFIKASI
2.1. Ruang Lingkup : Bidang Sipil
Jalan
3. TU'UANSERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi keria tenaga kerja yang berprofesi
sebagai Pelaksan an l,apangan Pekerjoon Jalan
3.2. Menjadi panduan (guidance) dalam Pelaksanaan Asesmen oleh Lembaga
Sertifikasi Kompetensi (LSPJ dan perekrutan tenaga keria yang berprofesi
sebagai Pelaksanan Lapangan Pekefiaan Jalan.
If
SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANA IAPANGAN PEKERJAAN JALAN
4. ACUAN NORJI,IATIF
1. Undang-undang Nomor. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Ketnagakerjaan
3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
4. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
6. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran
Masyarakat lasa Konstruksi, Jo Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010
tentang Perubahan kedua Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000.
7. Peraturan Presiden Nomer I Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia
B, Peraturan Menteri Tenaga Keria dan Transmigrasi Nomor 05 Tahun 2012
Tentang Sistem SKKNI
9. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : L/ BNSP /lll/ 2014
Tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga
Sertifikasi Profesi
10. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 4/ BNSP /lll/ 201"4
s. KEMASAN/PAKETKOMPETENSI
5.1. f enis Kemasan i*KNI / OKUPASI NASIONAL / I(IJS+BR
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau Uraian Tugas
il
SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANA TAPANGAN PEKERJAAN JATAN
diberikan
il
SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA TAPANGAN PEKERJAAN JALAN
BI-AYA SERTIFIKASI
Struktur biaya sertifikasi mencakupi biaya asesmen, surveilan dan administrasi dan
penerbitan sertifikat kompetensi dengan biaya sertifikasi sebesar Rp............,-
(Terbilang .................1.
PROSES SERTIFIKASI
9. 1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. pemohon memahami proses asesmen iabatan Pelaksanan Lapangan
Pekerjaan Jalan yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup
sertifikasi, penjelasan proses penilaia4 hak pemohon, biaya sertifikasi
dan kewajiban pemegang sertifikat
-
SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANA LAPANGAN PEI(ERJAAN JATAN
Persyaratan Asesmen
9.2.1. Proses sertifikasi dilaksanakan pada TUK Telmik Sipil yang telah
diverivifikasi oleh LSP ........... dan ditetapkan melalui keputusan Ketua LSP.
9.2.2. Asesmen Pelaksanan Lapongan PekerJaan /olan direncanakan dan
disusun dengan cara yang menjamin bahwa persyaratan skema
sertifikasi Pelaksana Pekerjaan Bangunan Gedung telah dilakukan secara
obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan
kompetensi .
9.2.3. Metoda Asesmen dan Alat Asesmen (/ssessment tools) atau perangkat
asesmen Pelal<sanan Lapangan Pekerjaan Jalan dipilih dan
diinterpretasikan untuk mengkonfirmasikan bukti yang akan
dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan
9.2.4. Rincian mengenai rencana asesmen dan proses asesmen Pelaksanan
Lapongan Pekerjaan Jalan dijelaskan, dibahas dan diklarifikasi dengan
Peserta sertifikasi
9.2.5. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan sesuai
dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan bukti yang
berkualitas
9.2.6, Bukti yang dikumpulkan pada asesmen mandiri (APL 02 J diperiksa dan
dievaluasi untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti
yang diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi
aturan bukti
9.2.7. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti
direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti
direkomendasikan untuk mengikuti proses laniut ke proses uji
kompetensi
il
SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA I.APANGAN PEKERJAAN JALAN
9.4. KeputusanSertifilesi
9.4.1. lnformasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi mencukupi untuk:
. mengambil keputusan sertifikasi;
. melakukan penelusuran apabila terjadi, banding atau keluhan
9.4.2 Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP
il
SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANA TAPANGAN PEKERJAAN JATAN
r
SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA TAPANGAN PEI(ER'AAN JATAN
9.9.Banding
9.9.1. LSP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan
membuat keputusan terhadap banding. Proses penanganan banding
mencakup setidalorya unsur-unsur dan metoda berikut:
a. proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding,
dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam
menanggapinya, dengan mempertimbangl<an hasil banding
sebelumnya yang serupa;
b. penelusuran dan perekaman banding termasuk tindakan-tindakan
untuk mengatasinya;
c. memastilan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan
perbaikan dilakukan.
9.9.2. LSP beranggung iawab atas semua keputusan di semua tingkat proses
penanganan banding. LSP menjamin bahwa personil yang terlibat dalam
pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka
yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.