Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR

DI KOTA PONTIANAK BERDASARKAN FAKTOR PERUSAK KAYU


Identification Damage of Building in Elementary School in the City of Pontianak
Based on Wood Damaging Factor

Daniel, Farah Diba, dan Harnani Husni.


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
Email : iel.dan22@yahoo.co.id

ABSTRACT
This research aims to study and identify the extent of damage to buildings in Pontianak City
Elementary School caused by destructive factors of the building, studying and identifying the
types of organisms that destroy wood and look for a solution in accordance with the method of
building maintenance. The study was conducted in 3 elementary school in each the district,
namely Pontianak Kota, Pontianak Timur, Pontianak Barat, Pontianak Utara, Pontianak
Selatan, and Pontianak Tenggara. Total sample was 18 elementary school. The research
method used forensic engineering. The results showed that the level of damage occurs due to
the lack of maintenance of buildings and errors in the use of construction materials. Large part
of damage in Elementary School building was caused due to the lack maintenance of the
building and by the use of raw materials that do not comply with the standard. The damaged in
building mostly by wood destroying organisms such as termites, fungi, insect borers, and other
insect pests. Treatments and maintenance of building school in the city of Pontianak is the
determinant of the development activities and the prevention of damage to the building which
will reduce the level of damage. The wood destroying organism need to control to prevent the
huge damage. Maintenance of building is important, especially in the parts of construction of
components which is susceptible to damage by wood organism
.
Keywords : Forensic engineering, wood destroying organism, Elementary School building,
termites, fungi

PENDAHULUAN dan penguatan pada bagian lain dari


Bangunan gedung pendidikan bangunan.
seperti gedung sekolah dasar memiliki Departemen Permukiman dan
peran penting dalam membangun Prasarana Wilayah Republik Indonesia
indeks pembangunan manusia. Sekolah (2002) menyatakan bahwa umur
Dasar merupakan sekolah dengan bangunan merupakan jangka waktu
jumlah terbanyak karena menjadi bangunan dapat tetap memenuhi fungsi
tempat pendidikan untuk anak-anak dan keandalan bangunan, sesuai dengan
selama enam tahun. Gedung sekolah persyaratan yang telah ditetapkan.
yang terawat dengan baik akan Untuk bangunan gedung negara
mendukung proses pelaksanaan belajar (termasuk bangunan rumah negara)
mengajar. Gedung sekolah dasar di umur bangunan diperhitungkan 50
Kota Pontianak sebagian besar memiliki tahun. Identifikasi kerusakan yang
material bahan bangunan dari kayu. terdapat di gedung sekolah akan
Penggunanan kayu pada bangunan membantu dalam proses perawatan dan
umumnya digunakan pada struktur atap, umur pakai bangunan. Dampak lain
lisplank, kusen pintu/jendela, dinding, yang lebih besar adalah menjaga
bahkan ada juga penggunaan di lantai ekosistem hutan karena umur pakai

365
bangunan yang optimal akan Penelitian dilakukan dengan metode
meminimalkan penggunaan kayu. rekayasa forensik. Metode rekayasa
Bangunan yang minim perawatan akan forensik adalah metode investigasi
membuat kayu rusak dan penggunaan rekayasa dan penentuan penyebab
kayu semakin banyak untuk mengganti kegagalan bangunan. Survey
kayu yang rusak. pendahuluan dilakukan pada seluruh
Sebagian besar bangunan Sekolah gedung sekolah dasar di Kota
Dasar di Kota Pontianak adalah Pontianak. Pengamatan langsung di
bangunan sederhana satu lantai dengan lapangan mengenai kondisi konstuksi
material utama kayu. Jika diperhatikan bangunan gedung dan tingkat kerusakan
dari prosesnya, kerusakan bangunan yang terjadi pada setiap unit bangunan
berkayu dapat dibagi menjadi lima, dinilai (salah satu ruang kelas) yang
yaitu prosas kerusakan secara mekanis, kondisinya paling rusak di antara ruang
proses kerusakan secara fisis, proses lain.
kerusakkan khemis, proses kerusakan Sebelum dilakukan pengujian
secara biotis, dan kerusakan yang keterandalan bangunan pada masing-
disebabkan oleh faktor manusia masing bagian bangunan dilakukan
(vandalisme) (Hunt dan Garrat, 1986). pombobotan. Pembobotan diperlukan
Penelitan bertujuan untuk melakukan untuk menentukan skala prioritas dari
identifikasi faktor-faktor perusak komponen bangunan. Nilai pembobotan
bangunan Sekolah Dasar (SD) di Kota diberikan berdasarkan kriteria
Pontianak, sehingga dapat diketahui pertimbangan pengaruh masing-masing
jenis organisme perusak kayu dan bagian kontruksi dalam memberi fungsi
bagaimana proses perusakan yang dan keandalan bangunan dalam masa
terjadi. Hasil penelitian akan pemakaiannya terhadap faktor-faktor
memberikan rekomendasi dalam perusak kontruksi bangunan. Nilai
menanggulangi kerusakan bangunan pembobotan dipengaruhi oleh efek
tersebut. samping yang ditimbulkan dari
METODOLOGI PENELITIAN kerusakan pada komponenbangunan ke
Lokasi penelitan dilakukan pada komponen lain apabila komponen
18 Gedung Sekolah Dasar di Kota tersebut tidak segera dilakukan
Pontianak, yang terdiri dari tiga Sekolah perbaikan. Penentuan katagori kondisi
Dasar dari setiap kecamatan, yaitu bangunan yang digunakan dalam
Kecamatan Pontianak Kota, Kecamatan pengamatan dikelompokkan dalam lima
Pontianak Utara, Kecamatan Pontianak kelas kondisi bergantung pada
Selatan, Kecamatan Pontianak Barat, presentase akhir yang diperoleh, seperti
Kecamatan Pontianak Timur, dan diuraikan dalam Tabel 1.
Kecamatan Pontianak Tenggara.

366
Tabel 1. Kategori Nilai Kondisi Bangunan dan Predikatnya (Category Value of
Building Conditions and Predicate)

Nilai Kondisi Predikat


No Keterangan
Bangunan (%) Katagori
1. 81 – 100 Baik Apabila kondisi pada komponen tersebut masih
berfungsi dengan baik dan ada pemeliharaan rutin.
2. 61 – 80 Sedang Apabila kondisi pada komponen tersebut masih
berfungsi dengan baik dan tidak ada pemeliharaan
rutin.
3. 41 – 60 Rusak Apabila kerusakan terjadi pada komponen non
Ringan struktural lebih sering terlihat sebagai kerusakan
pada pekerjaan finishing, seperti penutup atap,
pasangan plafond, pasangan keramik, pasangan
bata, plesteran, dan lain-lain.
4. 21 – 40 Rusak Apabila kerusakan terjadi pada sebagian komponen
Sedang non struktural maupun struktural seperti struktur
atap, struktur langit-langit, struktur beton, lantai,
dan lain-lain. Pada fasilitas utilitas kerusakan yang
terjadi sudah mengganggu fungsional dari fasilitas
tersebut.
5. 0 – 20 Rusak Kerusakan terjadi pada sebagian besar komponen
Berat bangunan, baik struktural maupun non struktural
yang apabila setelah diperbaiki masih dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya meski
dengan pembiayaan yang cukup mahal.

HASIL DAN PEMBAHASAN kecamatan telah berhasil dianalisis


1. Tingkat Kerusakan Bangunan tingkat kerusakan bangunan masing-
Berdasarkan hasil penelitian dari masing berdasarkan faktor perusaknnya,
18 gedung sekolah dasar di kota dapat dilihat pada Tabel 2.
Pontianak yang tersebar dalam 6

Tabel 2. Tingkat Kerusakan Bangunan pada Masing-masing Gedung Sekolah Dasar di


Kota Pontianak (Level of the building damage on each elementary school
building in Pontianak City)

No Nama Sekolah Alamat Sekolah Jumlah Umur Kelas/


Ruang (Thn) Jenis
yang Rusak
Rusak
1 SD Negeri 18 Parit Wan Salim (Pontianak Utara) 2 44 Sedang
2 SD Negeri 19 Gang. Wartawan (Pontianak Utara) 5 45 Sedang
3 SD Negeri 28 Gang. Sinar Pelita (Pontianak Utara) 3 42 Sedang
4 SD Negeri 09 Kelurahan Parit Mayor (Pontianak 2 40 Baik
Timur)

367
5 SD Negeri 18 Jln. Tritura Gang Askot (Pontianak 8 42 Sedang
Timur)
6 SD Bina 45 Jln.TJ.Raya II (Pontianak Timur) 3 40 Sedang
7 SD Negeri 31 Jln.A.Yani/Gg.Sepakat II (Pontianak 2 40 Sedang
Tenggara)
8 SD Negeri 32 Jln.Parit H.Husein II (Pontianak 3 42 Sedang
Tenggara)
9 SD Islamiyah Jln.Imam Bonjol (Pontianak 4 48 Rusak
Tenggara) Sedang
10 SD Negeri 16 Jln.Tani Makmur (Pontianak Selatan) 4 42 Baik
11 SD Negeri 28 Jln.Ketapang (Pontianak Selatan) 5 40 Sedang
12 SD Negeri 36 Jln.Purnama II. (Pontianak Selatan) 4 40 Rusak
Ringan
13 SD Negeri 14 Jln.Tamar (Pontianak Kota) 3 66 Sedang
14 SD Negeri 24 Jln.P.Natakusuma (Pontianak Kota) 5 40 Rusak
Ringan
15 SD Negeri 06 Jln.H.Rahman (Pontianak Kota) 6 40 Sedang
16 SD Negeri 04 Jln.M.Saad Ain Perumnas I 2 29 Baik
(Pontianak Barat)
17 SD Negeri 22 Jln.H.Rais/Gang.Selamat III 3 38 Sedang
(Pontianak Barat)
18 SD Negeri 18 Jln.Husein Hamzah Pal III (Pontianak 4 42 Baik
Barat)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat persentase kerusakan yang lebih


dari tingkat (%) kerusakan ruang kelas tinggi dibandingkan SDN 19 dan SDN
di Kecamatan Pontianak Utara dapat 28. Bentuk kerusakan disajikan pada
diketahui bahwa SDN 18 memiiki Gambar 1.

3
Tingkat Kerusakan(%)

serangan penggerek
2.5
dan hama serangga
2 serangan rayap

1.5 cendawan lapuk


1 kurang perawatan dan
pemeliharaan
0.5
0
SDN 18 SDN 19 SDN 28

Nama Sekolah

Gambar 1. Tingkat kerusakan gedung SD di Kecamatan Pontianak Utara


(Level of damage on elementary school in the District of North Pontianak)

368
Tingkat kerusakan ruang kelas SD SD Bina 45 dan SDN 18 relatif kecil
di Kecamatan Pontianak Timur cukup atau kurang, grafiknya disajikan pada
besar seperti yang terjadi pada SDN 09, Gambar 2
dan untuk tingkat kerusakan ruang kelas
.
3.5
serangan penggerek
3
Tingkat Kerusakan(%)

dan hama serangga


2.5 cendawan lapuk
2
kurang perawatan dan
1.5 pemeliharaan
1 kelembaban
0.5
0
SDN 18 SDN 09 SD Bina 45
Nama Sekolah

Gambar 2. Tingkat kerusakan gedung SD di Kecamatan Pontianak Timur


(Level of damage on elementary school in the District of East Pontianak)

Tingkat kerusakan ruang kelas kerusakan ruang kelas karena


SDN di Kecamatan Pontianak Tenggara kurangnya perawatan dan pemeliharaan.
menunjukkan bahwa penyebab Hal ini disajikan pada Gambar 3.
2
1.8
Tingkat Kerusakan(%)

1.6
1.4
1.2
1
0.8 kurang perawatan dan
0.6 pemeliharaan
0.4
0.2
0
SDN 31 SDN 32 SD Islamiyah
Nama Sekolah

Gambar 3. Tingkat kerusakan gedung SD di Kecamatan Pontianak Tenggara


(Level of damage on elementary school in the District of Southern Pontianak)

Kondisi gedung sekolah di 0,59 – 2,06%. Tingkat kerusakan pada


Kecamatan Pontianak Selatan memiliki SDN 28 tingkat kerusakan ruang kelas
tingkat persentase kerusakan sebesar cukup besar, sementara SDN 16 dan

369
SDN 36 relatif kecil. Hal ini disajikan pada Gambar 4.

2.5
Tingkat Kerusakan(%) serangan penggerek
2
dan hama serangga
1.5 cendawan lapuk

1 kurang perawatan dan


pemeliharaan
0.5 kelembaban

0
SDN 16 SDN 28 SDN 36
Nama Sekolah

Gambar 4. Tingkat kerusakan gedung SD di Kecamatan Pontianak Selatan


(Level of damage on elementary school in the District of South Pontianak)

Penyebab kerusakan ruang kelas perawatan dan pemeliharaan. Hal ini


SD di Kecamatatan Pontianak Utara disajikan pada Gambar 5.
lebih banyak disebabkan kurangnya

1.6
Tingkat Kerusakan(%)

1.4 cendawan lapuk


1.2
kurang perawatan dan
1 pemeliharaan
0.8 kelembaban
0.6
0.4
0.2
0
SDN 14 SDN 24 SDN 06
Nama Sekolah

Gambar 5. Tingkat kerusakan gedung SD di Kecamatan Pontianak Kota


(Level of damage on elementary school in the District of City Pontianak)

Penyebab dan nilai tingkat (%) oleh perawatan yang kurang dan
kerusakan ruang kelas SD di serangga penggerek. Grafiknya
Kecamatan Pontianak Barat disebabkan disajikan pada Gambar 6.

370
1.2

Tingkat Kerusakan (%)


1 serangan penggerek
dan hama serangga
0.8
kurang perawatan dan
0.6 pemeliharaan

0.4
0.2

0
SDN 04 SDN 22 SDN 18
Nama Sekolah

Gambar 6. Tingkat kerusakan gedung SD di Kecamatan Pontianak Barat


(Level of damage on elementary school in the District of West Pontianak)

Hasil analisis data menunjukkan baku yang tidak sesuai dengan


kerusakan gedung sekolah dasar di Kota standar, hal ini menyebabkan
Pontianak lebih banyak disebabkan oleh bagian-bagian dari kontruksi gedung
serangan penggerek dan hama serangga, sekolah dasar di Kota Pontianak
cendawan, serta kelembaban. Hal ini menjadi rusak karena serangan
menunjukkan bahwa faktor organisme perusak kayu seperti
pemeliharaan dan perawatan pada rayap, cendawan, serangga
gedung sekolah dasar di kota Pontianak penggerek, dan hama serangga
kurang dilakukan, untuk kerusakan lainnya.
gedung sekolah dasar yang disebabkan 2. Perawatan dan pemeliharaan
oleh serangan rayap relatif minim hal Gedung Sekolah Dasar di Kota
ini disebabkan kontruksi bangunan Pontianak merupakan penentu dari
sekolah dasar yang banyak mengunakan kegiatan pembangunan dan
semen atau beton sehingga tingkat pencegahan kerusakan gedung yang
serangan rayap berkurang pada gedung akan mengurangi tingkat kerusakan
sekolah dasar di kota Pontianak. Gedung Sekolah Dasar di Kota
KESIMPULAN DAN SARAN Pontianak.
Kesimpulan Saran
Hasil penelitian yang dilakukan 1. Bila bangunan sudah berdiri, perlu
terhadap 18 bangunan gedung Sekolah ditata manajemen perawatan yang
Dasar yang berada dimasing-masing baik, terutama pada komponen
kecamatan di Kota Pontianak dapat kontruksi rentan terhadap
diambil kesimpulan sebagai berikut : kerusakan. Pergantian genteng yang
1. Kerusakan Gedung Sekolah Dasar retak atau bocor, pengecatan untuk
di Kota Pontianak sebagaian besar melindungi serangan air pada
kurangnya perawatan bangunan dan komponen kayu secara langsung,
disebabkan oleh penggunaan bahan

371
pembersihan lantai dan drainase
halaman. Hunt GM. Dan Garratt GA. 1986.
2. Dengan adanya kerusakan yang Pengawetan Kayu. Jakarta :
Akademika Pressindo.
terjadi pada masing-masing sekolah
dasar di Kota Pontianak maka [SNI] Standar Nasional Indonesia.
diperlukan pengawasan dalam 2003. Kumpulan SNI :
pengerjaan gedung tersebut serta Perlindungan Bangunan
pengunaan dana bantuan Terhadap Serangan Organisme
operasional sekolah (BOS) yang Perusak. Bandung :
tepat guna untuk perawatan dan Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah.
pemeliharaan bangunan gedung
sekolah dasar di Kota Pontianak. Supriyoko K. 2004. Belantara Sekolah
Dasar Kita.
DAFTAR PUSTAKA http//www.kompas.co.id/
kompas-
Departemen Pemukiman dan Prasarana cetak/0402/06/opini/836665.ht
Wilayah 2002. Keputusan m. Diakses tanggal 06 Februari
Menteri Permukiman dan 2004.
Prasarana Wilayah. Nomor
332/KPTS/M/2002 tentang Sulaiman. 2005. Keterandalan
Pedoman Teknis Pembangunan Kontruksi Bangunan
Gedung Negara. Jakarta : PT. Pendidikan (Studi Kasus Pada
Mediatama Saptakarya. Gedung Sekolah Dasar)
[Tesis]. Bogor: Program
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pascasarjana Institut Pertanian
2012. Data Sekolah Dasar Kota Bogor.
Pontianak. Pontianak.

372

Anda mungkin juga menyukai