Anda di halaman 1dari 10

PROJECT

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNGSEKOLAH

Kelas : S1 Teknik Sipil B 2020 Kelompok : 1 (Satu)


Anggota/NIM : Anisa Tamika Yusda
Arya Adithya
Enia Maranatha Limbong
Ester Nita Simorangkir
Nerisa Simamora

Mata Kuliah : Evaluasi dan Pemeliharaan Kontruksi DosenPengampu :


Kinanti Wijaya

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS


NEGERI MEDANMEDAN
2022

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Allah SWTkarena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun tugas Project ini tepat pada waktunya. Dalam tugas ini
kami akan membahas mengenai identifikasi kerusakan bangunan sekolah.

Project ini kami buat dengan bantuan dari beberapa sumber dan beberapa dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selamamengerjakan tugas ini baik buku terkait,teman satu
kelompok.jurnal ataupun lainnya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semuapihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas project ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas project ini. Oleh karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran sertakritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkanuntuk penyempurnaan tugas selanjutnya. Akhir kata semoga tugas yang
kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan dapat memberikan nilai lebih padaproses
pembelajaran mata kuliah Evaluasi konstruksi

Medan, April 2022

Kelompok1
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bangunan Gedung Pendidikan seperti Gedung sekolah dasar memiliki peranpenting dalam membangun
indeks pembangunan manusia. Sekolah Dasar merupakansekolah dengan jumlah terbanyak karena menjadi
tempat pendidikan untuk anak-anakselama enam tahun. Gedung sekolah yang terawat dengan baik akan
mendukung proses pelaksanaan belajar mengajar.

Maka untuk itu sekolah memerlukan pemeliharaan secara berkala, untuk tercapainyaGedung yang
aman dan nyaman. Kurangnya perhatian atau tidak sesuainya kegiatanpemeliharaan bangunan sekolah yang
dilakukan, akan menyebabkan suatu kondisi ataudampak negatif, yaitu menurunnya tingkat
produktivitas.Menurut Iriana et al (2012), Kurangnya perhatian atau tidak sesuainya kegiatan pemeliharaan
bangunan sekolahyangdilakukan, akan menyebabkan suatu kondisi atau dampak negatif, yaitu menurunnya
tingkat produktivitas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pemilik atau pengguna bangunansebagai akibat
dari kurang terpeliharanya kondisi bangunan. Hal inilah yang perlusegeradiperhatikan oleh pemerintah pusat
maupun daerah karena sangat berpengaruh besar dalampenentuan mutu pendidikan suatu daerah.

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pemilik atau pengguna bangunansebagai akibat dari kurang
terpeliharanya kondisi bangunan. Hal inilah yang perlu segeradiperhatikan oleh pemerintah pusat maupun
daerah karena sangat berpengaruh besar dalam penentuan mutu pendidikan suatu daerah.

Kerusakan bangunan merupakan proses melemahnya kekuatan dan ketahanankonstruksi dan material
bangunan menerima beban-bebandari luar atau beban berat sendiri sehingga melebihi kapasitasnya. Kerusakan
bangunan juga bisa diartikan dengantidak berfungsinya bangunan atau komponen bangunan akibat
penyusutan/berakhirnyaumur bangunan, atau akibat ulah manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi
yangberlebih, kebakaran, gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis. Kerusakan dimaksuddapat dikategorikan
menjadi:
a. Kerusakan Ringan

Kerusakan yang terjadi pada komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit langit, penutup lantai
dan dinding pengisi

b. Kerusakan Sedang

Kerusakan pada sebagian komponen non struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap,
lantai, dan lain sebagainya

c. Kerusakan Berat

Kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non- struktural yang apabila
setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baiksebagaimana mestinya Penentuan tingkat kerusakan
bangunan gedung didasarkan padatingkat kerusakan pada pekerjaan standar (struktur, arsitektur, ME,
finishing).

a. Rusak ringan ≤ 30%

b. Rusak sedang > 30% s.d. 45%

c. Rusak berat > 45%

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari evaluasi kerusakan Gedung sekolah ini adalah:

1. memenuhi tugas matakuliah evaluasi dan pemeliharaan konstruksi 2. mengidentifikasi kondisi

bangunan dan tingkat kerusakan bangunan Gedung sekolah3. meneliti klasifikasi kerusakan bangunan

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana alur penentuan tingkat kerusakan bangunan 2. bagaimana prosedur dalam

menentukan kerusakan bangunan 3. Bagaimana cara menentukan kerusakan bangunan

Gedung 4. Apa saja klasifikasi kerusakan Gedung sekolah yang terjadi

BAB II

PEMBAHASAN

A. LOKASI LINGKUP KEGIATAN

Penilaian tingkat kerusakan dilakukan terhadap seluruh massa bangunan yangada di lokasi sekolah
dasar dimana massa bangunan nya lebih dari satu massa bangunan.

❖ Peralatan:
1. distance meter atau meteran atau roll meter
2. kamera
3. Gps
4. pensil dan bolpoin
5. formulir penilaian keruskan

❖ Pengumpulan data dan informasi bangunan


1. Nama sekolah : SDN 0304816 Jambu Mbellang 2. NPSN : 10208636
3. Nama Bangunan : Bangunan 1. Ruang kelas
Bangunan 2. Ruang kelas
Bangunan 3. Perpustakaan
4. Alamat : Jambu Mbellang
5. Kabupaten/kota : kab. Pakpak Bharat
6. koordinat :
7. luas bangunan : bangunan 1: 204 m 2
Bangunan 2. 163 m 2
Bangunan 3. 63 m2
Bangunan
8. provinsi : Sumatera Utara
9. jumlah lantai : 1 lantai

B. TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN

2.1.1 Definisi & Kategori Tingkat Kerusakan Bangunan

Menurut Dardiri (2012), kerusakan bangunan merupakan proses melemahnya kekuatandan ketahanan
konstruksi dan material bangunan meneriman beban-beban dari luar ataubeban berat sendiri sehingga melebihi
kapasitasnya. Kerusakan bangunan menurut PermenPU No.24 Tahun 2008 adalah tidak berfungsinya bangunan
atau komponen bangunanakibat penyusutan/berakhirnya umurbangunan, atau akibat ulah manusia, atau
perilaku alamseperti beban fungsi yang berlebih,kebakaran. gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis.
Intensitaskerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu :
1. Kerusakan Ringan
Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non struktural, seperti penutup atap, langit-
langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.
2. Kerusakan Sedang
Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non struktural danataukomponen
struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.
3. Kerusakan Berat
Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan,baik struktural maupun non
struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

Sedangkan menurut Pedoman Teknis Bangunan Tahan Gempa yang dikeluarkanolehDirektorat


Jenderal Cipta Karya (2006), membagi tingkat kerusakan bangunan gedungatas5kategori, antara lain :
1. Kerusakan Ringan Non Struktur
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan non struktur apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Retak halus (lebar celah lebih kecil dari 0.075 cm) pada plesteran b. Serpihan plesteran
berjatuhan
c. Mencakup luas yang terbatas
2. Kerusakan Ringan Struktur
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat ringan apabila terjadi hal-hal sebagai
berikut :
a. Retak kecil (lebar celah antara 0.075 cm hingga 0.6 cm) pada dinding b. Plester berjatuhan
c. Mencakup luas yang besar
d. Kerusakan bagian-bagian non struktur seperti cerobong, listplank, dsb e. Kemampuan struktur
untuk memikul bebantidak banyak berkurang f. Laik fungsi/huni
3.Kerusakan Struktur Tingkat Sedang
Suatu bangunan dapat dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat
sedangapabilaterjadi hal-hal sebagai berikut :
a.Retak besar (lebar celah lebih dari 0.6 cm) pada dinding
b.Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban, kolom, cerobong miring, dan
runtuh
c.Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian d. Laik fungsi/huni
4.Kerusakan Struktur Tingkat Berat
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat berat apabila terjadi hal-hal sebagai
berikut :
a. Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh
b. Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat
c. Kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan
d. Tidak laik fungsi/huni
5.Kerusakan Total
Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total/roboh apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. Bangunan roboh seluruhnya (> 65%)
b. Sebagian komponen utama struktur rusak
c. Tidak laik fungsi/huni

2.1.2 Identifikasi Komponen Penyusun Bangunan Menurut Direktorat Pembinaan SekolahDasar


Kemendikbud RI dalam Parmo (2016), menyatakan bahwa bangunan gedungterdiri atas komponen-
komponen penyusunnya.Komponen-komponen tersebut adalah komponenstruktur, arsitektural, dan utilitas yang
kemudian diuraikan lagi menjadi elemen dansubelemen seperti pada Tabel berikut.
Tabel 2.1 , Komponen arsitektural penyusun bangunan sekolah
Teknik Analisis Data
Adapun langkah-langkah teknik analisis data yang di perlukan untuk melakukan penelitianini adalah sebagai
berikut :
1. Mengindentifikasi kerusakan-kerusakan pada komponen non-struktur yang ada dibangunansekolah
SDN 0304816 Jambu Mbellang .
2. Mengelompokan kerusakan non-struktur yang terdapat padasekolah SDN0304816JambuMbellang
menjadi tiga kriteria yaitu kerusakan ringan(R), kerusakan sedang(S), dankerusakan berat (B).
3. Menganalisis biaya perbaikan atau perawatan yang di perlukan dengan pendekatanestimasi harga
bangunan dengan menggunakan Harga Satuan Upah dan Bahandan
menghitung estimasi biayanya, untuk menentukan harga bangunan digunakan persamaansebagai berikut :
a. Perhitungan volume yang bersifat luasan (m 2) Untuk perhitungan volume pada pekerjaanyang sifatnya
luasan untuk rumus perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut : V = P x L ...................................
… .(1) Keterangan :
V = Volume pekerjaan yang bersifat luasan (m 2)
P = Panjang objek (m)
L = Lebar objek (m)
b. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Untuk perhitungan anggaran biaya pada pekerjaan
menggunakan rumus perhitungansebagai berikut :
Anggaran Biaya = V x Harga Satauan… .(2) Keterangan :
V = Volume pekerjaan
4. Menganalisis nilai proyek menggunakan estimasi harga perkiraan taksirankasar(approximate
estimate) dengan metode pendekatan harga bangunan tertinggi. Untukstandarbiaya selanjutnya menurut
Permen PU Nomor 22/PRT/M/2018 untuk menemukanhargabangunan digunakanlah persamaan sebagai
berikut :
Harga Perlantai = BP x F x L...................… .(3) Keterangan :
BP = Harga bangunan per m2
F = Faktor pengali bangunan bertingkat
L = Luas bangunan per lantai
5. Menganalisis biaya kerusakan gedung yang terjadi dan persentasenya berdasarkanPermenPU Nomor
22/PRT/M/2018. Adapun untuk menghitung persentase kerusakan denganhargatertinggi sebagai berikut :
Kerusakan harga tertinggi = Harga Perbaikan
Total Harga Bangunan Tertinggi x 100%...........(4)
6. Merumuskan biaya pemeliharaan yang diperlukan bangunan asrama atlit sport centreRumbai untuk
10 tahun yang akan datang. Untuk menentukan nilai inflasi makadigunakanlah persamaan regresi linier
dengan berdasarkan sempel, maka digunakanrumussebagai berikut :
Y= a + bx......................................… .......(5)
Keterangan :
y = Nilai yang diukur atau dihitung pada variabel tidak bebas
x = Nilai tertentu dari variabel bebas
a = Intersep atau perpotongan garis regresi dengan sumbu y b = Koefesien regresi atau kemiringan
dari garis regresi atau untuk mengukur naikatau turunnya y untuk setiap perubahan satu satuan x atau
untuk mengukur seberapabesarnya pengaruh x terhadap y kalau terjadi kenaikan satu unit.
Untuk memperkirakan jumlah biaya pemeliharaan pada tahun yang akandatangdigunakan rumus bunga
untuk pembayaran tunggal ( mencari F jika diketahui P) denganperumusannya antara lain :
Jika uang sejumlah saat ini P (present) diinvestasikan dengan suku bunga i (rateof interest), maka uang itu
pada periode ke-n akan menghasilkan uang masa datang F(Future) . Untuk mencari F dapat diturun dari
formula pada table 2.2 :

Dengan penurunan rumus diatas maka pada akhir tahun ke jumlah uang tersebut akanmenjadi :
F= P (1 + i)n ............................................................(6)
Dimana :
F = Nilai mendatang (future value )
P = Nilai sekarang (present value)
i = Tingkat bunga efektif per periode (%)
n = Jumlah periode(tahun)
Bagan Alir Penelitian
Bagan alir berikut ini merupakan tahap-tahap yang diambil agar pada proses penelitianyangakan dibuat dapat
berjalan dengan lebih terarah dan sistematis, berikut bagan alir padametode penelitian ini yang ditunjukan
gambar 1.
Gambar 1 Bagan Alir Penelitian
Tabel 2.3 Bobot kerusakan

umber : Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 8 tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai