Anda di halaman 1dari 14

PERSYARATAN TEKNIS

PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN MASJID KAMPUS


UNIVERSITAS ISLAM INTERNASIONAL INDONESIA (UIII)

Disusun oleh
Tim Kelompok 2:

(3) Andriani Pratiwi, S.T 199605032019032007


(9) Dini Aulia Rahmawaty, S.T 199512142019022004
(11) Noodhy Smith Sofian, S.T 197712102007011008
(19) Muhammad Fauzan, S.T, M.T 198004082015021002
(20) Muhammad Arief Hariyadi, S.T 198406262009031004
(27) Qatrunnada Salsabila Harahap, S.Ars 199507162019032011
(34) Usman Ependy, S.T 197402172014071001
(36) Yunitha Susanti, S.T, M.M 197606192007012012

PELATIHAN PENGELOLA TEKNIS


PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
BALAI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PUPR WILAYAH VII BANJARMASIN
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur pada Allah SWT, yang memberikan hidayah dan taufiq sehingga tim
Kelompok 2 Pengelola Teknis Bangunan Gedung Negara dapat menyelesaikan penelitian studi
lapangan ini. Shalawat beriring salam senantiasa pada baginda Muhammad SAW, melalui
risalahnyalah kita dapat menikmati berbagai macam ilmu pengetahuan.Penelitian studi
Lapangan Pembangunan Bangunan Perpustakaan dan Masjid Universitas Islam Internasional
Indonesia sederhana yang berjudul “PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN
GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN MASJID KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM
INTERNASIONAL INDONESIA (UIII)” ini kami buat dengan usaha semaksimal mungkin
melalui metode wawancara langsung, observasi Kunjungan Camera 360 dan pengumpulan data
di internet, kami sadar masih banyak kekurangannya. Dengan ikhlas dan lapang hati demi
penyempurnaan studi Lapangan ini, kami mengharapkan kritik dan saran serta
bantuannya agar tulisan yang dibuat ini dapat menjadi referensi dan rekomendasi panduan
Pembanguan Bangunan Gedung Negara.
Terimakasih kami ucapkan kepada Panitia Bappekom PUPR Wilayah VII Banjarmasin,
widyaswara pembimbing, dan teman-teman Diklat Pengelola Bangunan Gedung Negara yang
telah memberikan pengarahan dan informasi kepada kami dalam penelitian studi Lapangan ini.
Semoga bukan hanya bermanfaat bagi Kelompok 2 tetapi juga untuk Masukan Bagi
pengembangan studi lapangan Pengelola Teknis Lainnya serta para pembaca.

Banjarmasin, Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah/ Lingkup Pembahasan 2
BAB II GAMBARAN UMUM 3
2.1 Profil Proyek 3
2.2 Kondisi Proyek 3
BAB III IDENTIFIKASI MASALAH 6
BAB IV ANALISA DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH 8
BAB V PENUTUP 10
5.1 Kesimpulan 10
5.2 Rekomendasi 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Bangunan Gedung
Negara (BGN) adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi barang milik
negara atau daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN,
APBD, dan/atau perolehan lainnya yang sah. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah
kegiatan mendirikan Bangunan Gedung Negara yang diselenggarakan melalui tahap
perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya. Salah satu bangunan gedung
negara yang saat ini sedang dilaksanakan pembangunannya adalah Universitas Islam
Internasional Indonesia (UIII), Depok.
Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 mengamanatkan penugasan Pengelola
Teknis dalam pelaksanaan pembangunan BGN. Pasal 11 menyatakan bahwa setiap
pembangunan bangunan gedung negara yang dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah (PD) harus mendapat bantuan teknis dalam bentuk
pengelolaan teknis, yang dalam hal bantuan tenaga harus dilakukan oleh tenaga pengelola
teknis yang bersertifikat. Penugasan ini ditujukan sebagai perpanjangan tangan Menteri PUPR
dalam pelaksanaan pembinaan bangunan gedung, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan
BGN. Pengelola Teknis bertanggung jawab untuk memberikan bantuan teknis administratif
dalam pengelolaan kegiatan pembangunan pada tahapan perencanaan teknis, pelaksanaan
konstruksi, dan pengawasan.
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, pada prinsipnya harus memenuhi
persyaratan administrasi dan persyaratan teknis sebagaimana bangunan gedung pada umumnya
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan
peraturan pedoman pelaksanaannya. Maka, salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh
Pengelola Teknis adalah persyaratan teknis bangunan gedung yang juga diatur dalam Pasal 12
Peraturan Menteri PUPR No. 22 Tahun 2018. Berdasarkan Pasal 12 Peraturan Menteri PUPR
No. 22 Tahun 2018, persyaratan teknis adalah persyaratan yang berkaitan dengan tata
bangunan dan keandalan bangunan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29
Tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, persyaratan teknis

1
bangunan gedung adalah ketentuan mengenai persyaratan tata bangunan dan keandalan
bangunan agar terciptanya fungsi bangunan gedung yang selamat, sehat, nyaman, dan
memberikan kemudahan bagi penghuni dan/atau pengguna bangunan gedung, serta efisien,
serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Persyaratan teknis Bangunan Gedung, meliputi:
persyaratan tata bangunan, persyaratan keandalan bangunan gedung, maupun ketentuan
pemenuhan persyaratan klasifikasi, standar luas, ketentuan ketinggian, dan spesifikasi teknis
Bangunan Gedung Negara dalam proses Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Untuk meningkatkan kapasitas Pengelola Teknis, peserta pelatihan melakukan
kunjungan lapangan secara virtual. Kegiatan kunjungan lapangan dilakukan sebagai kegiatan
pengamatan untuk melihat praktek penerapan pengetahuan yang telah didapatkan dari hasil
pembelajaran di kelas. Selain itu, kunjungan juga dilakukan untuk melihat apakah praktek telah
dilakukan secara efektif dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
keberhasilannya. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait pelaksanaan
pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), peserta pelatihan dan
narasumber (PPK dan Widyaiswara) melakukan kunjungan lapangan yang dilakukan secara
virtual untuk melihat dan mengamati pelaksanaan pembangunan Perpustakaan dan Masjid
UIII.
Kunjungan lapangan dilakukan untuk melihat dan mengamati secara virtual
pelaksanaan pembangunan Perpustakaan dan Masjid Universitas Islam Internasional Indonesia
yang dapat diklasifikasikan sebagai Bangunan Gedung Negara. Dari hasil kunjungan lapangan
dan wawancara, kami menemukan bahwa salah satu masalah yang terjadi dalam pelaksanaan
pembangunan bangunan gedung adalah perencanaan yang belum memenuhi standar terkini
terkait penggunaan beton dan ketahanan bangunan terhadap gempa.

1.2 Batasan Masalah/ Lingkup Pembahasan


Batasan masalah/ lingkup pembahasan dalam laporan ini adalah:
1. Bangunan Gedung yang ditinjau adalah Bangunan Gedung Masjid dan Perpustakaan
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII);
2. Permasalahan yang ditinjau dalam laporan ini adalah dalam lingkup persyaratan teknis
Bangunan Gedung;
3. Pengambilan data dilakukan melalui metode studi lapangan secara virtual melalui video
virtual 360⁰, wawancara dengan PPK dan Widyaiswara.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Profil Proyek


Nama Proyek : Universitas Islam Internasional Indonesia Tahap II
Pemilik Bangunan : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Pengguna Kementerian Agama)
Lokasi : Jalan Raya Bogor KM 33,5, Cisalak. Kec. Sukmajaya,
Kota Depok, Jawa Barat
Fungsi Bangunan : Perpustakaan dan Masjid
Klasifikasi Bangunan : Tidak Sederhana
Luas Bangunan : a. Perpustakaan 16.500m2
b. Masjid 5.200m2
Ketinggian Bangunan : a. Perpustkaan 8 lantai
b. Masjid 2 lantai
Konsultan Perencana : PT. Wiswakharman KSO Indah Karya
Konsultan MK/ Pengawas : PT. WIDHA KSO PT. Sarana Budi Prakarsaripta
Kontraktor Fisik : PT. Pembangunan Perumahan (PP) (Persero) Tbk
Nilai Kontrak : Rp. 254.967.000.192,30
Nilai HPS : Rp. 329.983.000.000,00
Waktu Pelaksanaan : 19 Desember 2019 - 31 Desember 2020
Addendum s/d 30 Juni 2021
Tanggal Mulai : 19 Desember 2019
Tanggal Berakhir : 30 Juni 2021
Progress Rencana : 47%
Progress Fisik : 55%
Deviasi : +8%

2.2 Kondisi Proyek


Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dilakukan berdasarkan
Peraturan Presiden No. 57 Tahun 2016 tentang Pendirian UIII. Perencanaan masterplan
dilakukan secara swadaya oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Bina Penataan
Bangunan (BPB) dan perencanaan teknis dilaksanakan pada tahun 2017 yang dilakukan secara
kontraktual oleh PT Wiswakharman. UIII berlokasi di Jalan Raya Bogor Km 33,5 Cisalak,
3
Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Pembangunan dilakukan di atas tanah dengan
luas 142,5 ha (per tahun 2020). Pengamatan untuk melihat kondisi proyek dilakukan secara
virtual melalui Youtube dengan metode video 360.

Gambar 2.1
Desain perpustakaan dan masjid UIII

Gedung Perpustakaan UIII memiliki luas lahan sebesar 16.500 m2 dengan jumlah lantai
sebanyak 8 lantai. Gedung Masjid UIII memiliki luas lahan sebesar 5.200 m2 dengan jumlah
lantai sebanyak 2 lantai. Salah satu keunikan pada Gedung Perpustakaan yaitu menggunakan
kombinasi struktur, struktur akan terekspos dengan kombinasi precast dan konvensional.
Untuk material finishing dinding menggunakan marble tile. Material area Lobby menggunakan
finishing kaca skylight dengan konstruksi rangka baja. Pada gedung Masjid UIII untuk rangka
baja pada area lobby menopang hingga topping lantai 4. Pabrikasi bekisting dengan produksi
harian mencapai 20 pcs balok dan 30 pcs pelat. Sistem pabrikasi menggunakan precast untuk
balok anak dan cara konvensional untuk balok induk. Struktur pelat lantai dibuat dengan
metode half slab. Struktur kolom dan balok akan terekspos tanpa ditutupi oleh plafon, serta
menggunakan suspended ceilings yang menutupi jalur instalasi padat mekanikal dan elektrikal.
Menara masjid juga menggunakan material marble tile. Alternatif finishing menara masjid
menggunakan ACP dengan perforated lubang angin. Rangka atap masjid menggunakan
staggered truss framing dan finishing masjid menggunakan marble tile hingga ketinggian 30
meter. Lantai masjid dibuat gutter untuk ditanam lampu granit tipe onyx dan dilapisi dengan
granit yang transparan. Fasad dinding masjid dibuat variasi lubang dengan konsep kaligrafi.

4
Gambar 2.2
Pembangunan Gedung Perpustakaan UIII Depok

Gambar 2.3
Pembangunan Gedung Masjid UIII Depok

5
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan pekerjaan pembangunan Universitas Islam


Internasional Indonesia Tahap II secara virtual, permasalahan mengenai asek/ persyaratan
teknis meliputi:
1. Persyaratan Tata Bangunan: Arsitektur Bangunan
Salah satu komponen dalam persyaratan tata bangunan adalah mengenai wujud/ arsitektur
bangunan dan lingkungan. Material fasad pada Bangunan Gedung ini akan menggunakan
material Alumunium Composite Panel (ACP), meskipun salah satu sifat bahan ACP yaitu
lebih mudah menghantarkan api sehingga perlu proteksi kebakaran yang tinggi. Contohnya
adalah kasus kebakaran pada Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta.Pengusulan penggantian
marble tile menjadi ACP pada menara masjid: tidak jadi dilakukan. Apabila dilakukan perlu
dipertimbangkan perawatannya, khususnya pada karet antar panel ACP dan biaya
perawatannya.
Untuk fasad jenis marble tile sendiri memiliki kekurangan pada berat material dan cara
pemasangan. Apabila metode pemasangan marble tile tidak benar, celah-celah nat
memungkinkan adanya air masuk saat hujan terutama pada menara masjid yang
menggunakan struktur baja.

2. Persyaratan Tata Bangunan: Dampak Lingkungan


Untuk mengantisipasi terjadinya genangan dan banjir pada komplek Universitas Islam
Internasional Indonesia (UIII), perlu diperhatikan mengenai sistem drainase yang
digunakan. Apakah penggunaan kolam retensi sebagai utilitas penunjang akan berdampak
pada lingkungan sekitar (luas lahan 142,5 ha dengan luas terbangun 40%). Selain itu, curah
hujan pada daerah Kota Depok harus dikoordinasikan dengan BMKG untuk melakukan
perhitungan volume kolam retensi.

3. Persyaratan Keandalan Bangunan: Keselamatan


Salah satu faktor keselamatan pada Bangunan Gedung adalah kondisi strukturnya yang
sesuai dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku. Beberapa masalah mengenai
persyaratan keselamatan ini adalah:
• Struktur beton belum menerapkan Peraturan Gempa terkini, karena perencanaan
dilakukan pada tahun 2017 sebelum dikeluarkannya SNI 2874-2019 tentang
6
Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. Seharusnya dilakukan rapat
revisi untuk menerapkan SNI terbaru dalam pelaksanaan pembangunan UIII;
• Penggunaan metode precast yang tidak sesuai dengan perencanaan awal. Padahal,
apabila mengacu kepada nilai keindahan dan estetika exposed ceiling, beton cor
konvensional dapat dilakukan pekerjaan finishing;
• Penggunaan struktur baja pada menara masjid harus mengantisipasi terjadinya karat
dan jenis sambungan yang tepat;
• Penggunaan marble tile pada fasad menara, maka harus ada antisipasi beban angin pada
bangunan menara masjid.
Selain kondisi struktur, pencegahan bahaya kebakaran dan jalur evakuasi pada
Bangunan Gedung tersebut harus diperhatikan. Berapa jumlah Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) yang tersedia pada bangunan tersebut dan kebutuhan hydrant. Apakah dalam
perencanaan Bangunan Gedung, jalur evakuasi juga telah direncanakan dan tidak
terhambat dari titik manapun dalam bangunan gedung menuju ke jalan, halaman, lapangan,
atau ruang terbuka lainnya.

4. Persyaratan Keandalan Bangunan: Kenyamanan


Jumlah pengguna bangunan untuk Perpustakaan dan Masjid harus diperhitungkan agar
terwujudnya kenyamanan Bangunan Gedung, diantaranya adalah sistem ventilasi yang baik
maupun persyaratan standar luas bangunan dan ruang.

7
BAB IV
ANALISA DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dilakukan, ada beberapa masalah yang
menjadi perhatian terutama pada spesifikasi komponen Bangunan Gedung Negara yaitu :
1. Persyaratan Tata Bangunan: Arsitektur Bangunan
Pengajuan alternatif material dari penyedia jasa konstruksi (PT. PP), sebaiknya
menggunakan desain perencanaan awal yaitu menggunakan marble tile. Keunggulan
marble tile dibandingkan ACP adalah lebih tahan lama, anti gores, lebih tahan panas
dibandingkan ACP, penampilan lebih mewah, modern, dan bervariasi, perawatan dan
pembersihan lebih mudah, serta mengurangi risiko penjalaran api saat terjadi kebakaran.

2. Persyaratan Tata Bangunan: Dampak Lingkungan


Dengan luasan 142,5 HA, perlu dibanggunnya kolam retensi dan sumur resapan sesuai
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Sistem Drainase Perkotaan. Selain itu, perlu disediakannya sistem pengolahan air limbah
(black water dan grey water) mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 4
Tahun 2017. Pengelolaan sampah harus menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).

3. Persyaratan Keandalan Bangunan: Keselamatan


Saat gempa bumi terjadi, struktur beton bertulang akan merespons gaya lateral gempa
sesuai dengan akan merespons gaya lateral gempa sesuai dengan kemampuan daktilitasnya,
daktilitas itu ditentukan oleh detail penulangan yang baik. Sehingga meskipun saat
perencanaan struktur gedung telah dihitung dengan baik dan benar, tetapi apabila saat
pelaksanaan detail penulangan nya tidak sesuai dengan standar struktur daktail, maka dapat
terjadi kegagalan struktur (Andrew Charleson, 1984. Sosialisasi Peraturan gempa tahun
1983).
Apabila terjadi kegagalan struktur, maka perencana akan disalahkan karena tidak
menggunakan SNI gempa terbaru. Seharusnya penyedia jasa manajemen konstruksi
mereview terlebih dahulu peraturan dan SNI yang digunakan. Selain itu, untuk menjaga
keandalan bangunan gedung, perlu dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan secara
berkala pada bangunan gedung setelah masa pemanfaatan Bangunan Gedung. Untuk
menghindari timbulnya kerusakan pada Bangunan Gedung maka dapat dilakukan

8
penganggaran pada saat pemeliharaan Bangunan Gedung agar dilaksanakan upaya
peningkatan mutu beton.
Untuk mencegah kegagalan konstruksi pada gedung tersebut, pada tahap pelaksanakan
diperlukan tenaga terampil bersertifikat untuk melaksanakan pemasangan dan
pemeliharaan beton precast serta diawasi oleh tenaga ahli bidang struktur Bangunan
Gedung Tinggi.
Dalam lampiran terkait penggunaan beton pracetak untuk komponen balok
dimungkinkan untuk dilakukan dalam pembangunan Bangunan Gedung Negara. Beton
pracetak harus direncanakan dengan mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan
kekangan deformasi dari pabrikasi awal sampai dengan selesainya pelaksanaan struktur,
termasuk pembongkaran cetakan, penyimpanan, pengangkutan dan pemasangan. Pengelola
Teknis dapat memastikan dokumen hasil uji mutu beton precast yang digunakan sesuai
dengan mutu perencanaan yang dipersyaratkan dalam SNI beton pracetak dan beton
prategang (SNI 7833:2012) dan memiliki kekuatan dan ketahanan yang minimal sama
dengan yang dimiliki oleh struktur beton monolit yang setara.
Untuk mempermudah evakuasi pengguna Bangunan Gedung saat terjadi kebakaran,
signage dan petunjuk arah jalur evakuasi harus jelas dan tidak terhalang oleh benda apapun
dan langsung mengarahkan pada ruangan terbuka. Perihal akses disabilitas, diperlukan
adanya ramp ataupun lift sebagai penghubung horizontal antar lantai, memiliki handle
terutama pada kamar mandi disabilitas.

4. Persyaratan Keandalan Bangunan: Kenyamanan


Untuk Bangunan Gedung Perpustakaan harus mengacu kepada Peraturan Kepala
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No. 13 tahun 2017 tentang Standar Nasional
Perpustakaan Perguruan Tinggi, yaitu luas Gedung perpustakaan perguruan tinggi paling
sedikit 0,5m2 x jumlah seluruh mahasiswa. Dengan komposisi ruangannya meliputi area
koleksi 45%, area pemustaka 25%, area kerja 10%, area lain/ toilet, ruang tamu, lobi, area
ruang ekspresi publik 20%.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil pada laporan ini adalah:
1. Dalam pelaksanaan pembangunan Bangunan Gedung Negara, persyaratan teknis
adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pelaksana pembangunan dan
pengelola teknis dalam memberikan bantuan teknis;
2. Berdasarkan hasil kunjungan lapangan, wawancara, dan pengumpulan data lainnya, ada
beberapa hal yang menjadi perhatian kami dalam Pembangunan Perpustakaan dan
Masjid UIII. Mempertimbangkan komponen arsitektur, struktur, dan utilitas yang
direncanakan dan dilaksanakan;
3. Pelaksanaan pembangunan Perpustakaan dan Masjid UIII telah memenuhi persyaratan
teknis yang diatur dalam Peraturan Menteri PUPR No. 22 Tahun 2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri PU No. 29 Tahun 2006
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, dan standar nasional lainnya yang
berkaitan.

5.2 Rekomendasi
Berdasarkan permasalah yang telah diidentifikasi, rekomendasi yang dapat diberikan dalam
pelaksanaan pembangunan Perpustakaan dan Masjid UIII sebagai salah satu pelaksanaan
pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah:
1. Persyaratan teknis harus dipenuhi melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
berdasarkan hal-hal yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan
turunannya;
2. Untuk mempertahankan keandalan bangunan gedung sesuai dengan umur bangunan
yang direncanakan, dapat dibuat SOP pemanfaatan, pemeliharaan, dan perawatan
bangunan gedung;
3. Untuk memenuhi persyaratan teknis yang dipersyaratkan, maka dibutuhkan penyedia
jasa konsultansi, konstruksi, dan pengawasan yang profesional karena bangunan
gedung yang dibangun merupakan bangunan gedung dengan klasifikasi tidak sederhana
dengan kompleksitas tinggi;

10
4. Pengelola Teknis harus terlibat dalam pelaksanaan pembangunan Bangunan Gedung
Negara, mulai dari tahap perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, sampai proses
pendaftaran Bangunan Gedung Negara;
5. Perlunya List Standar Non Conformence Report (NCR) Manajemen Konstruksi sebagai
dasar identifikasi dan Review atas perbaikan yang disetujui Pada Tahap Pelaksanaan
sebagai dasar Proses Perbaikan apabila terjadi ketidak sesuaian lapangan dan
perencanaan.

11

Anda mungkin juga menyukai