INTERNAL
TIM PENGUSUL:
Ir. LUTFI HUTAMA, M.T., IPP
NIDN : 0325069003
Ir. Tin Budi Utami, M.T Dr. Devi Fitrianah, S.Kom., M.Kom
NIP/NIK: 1 0678 0273
NIP/NIK: 1 9268 0078
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
RINGKASAN .............................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 6
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................................... 6
1.4 Batasan Masalah ..................................................................................... 6
1.5 Metode Penelitian ................................................................................... 7
1.6 Target Luaran yang Ingin Dicapai ......................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8
2.1 Definisi Kompetensi................................................................................ 8
2.2 Profesi Arsitek......................................................................................... 10
2.3 Manajemen Risiko.................................................................................. 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 17
3.1 Diagram Alir Penelitian ......................................................................... 17
3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................... 18
BAB IV BIAYA DAN JADWAL RISET ................................................................... 19
3
RINGKASAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia kini sedang berlomba-lomba membangun gedung-gedung
pencakar langit.Tercatat oleh Archdaily, yaitu dari tahun 1920-2013 sudah ada
lebih dari 200 gedung pencakar langit yang dibangun (2013). Selain itu data
dari Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH), mencatat, tahun
2013 adalah tahun terbanyak kedua setelah tahun 2011 pembangunan gedung
pencakar langit, dengan total 73 bangunan yang mencapai tinggi lebih dari
200 meter. CTBUH (2013) juga mengungkapkan bahwa sejak tahun 2000
terjadi lonjakan signifikan, yakni 352 persen dalam jumlah properti pencakar
langit.
Melihat pentingnya peran konsultan arsitektur, Ikatan Arsitek
Indonesia mencoba membuat sertifikasi arsitek melaui referensi Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,
dimana tenaga kerja konstruksi harus memiliki kompetensi sesuai standar
yang kemudian dirumuskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 45
tahun 2007, kemudian Undang-undang bangunan gedung 28/2002 &
turunannya, Undang-undang penataan ruang 26/2007 & turunannya, Undang-
undang perumahan & kawasan permukiman 1/2011 & turunannya, Undang-
undang lingkungan & turunannya. Untuk Standar Kompetensi Ahli konsultan
arsitektur telah disusun IAI pada tahun 2009 dan juga melalui peraturan LPJK
No.9/LPJK tahun 2005.
Dalam Standar Kompetensi di Indonesia yang dimiliki oleh IAI dan
LPJK maupun di luar negri yang dimiliki oleh UIA, yang merupakan ikatan
aristek internasional, belum mempertimbangkan faktor resiko pada setiap
elemen kompetensinya. Untuk itu, dalam penelitian ini bertujuan untuk dapat
mempertajam evaluasi faktor resiko penyebab dan resiko dampak yang
terdapat pada tugas dan tanggung jawab Ahli konsultan Arsitektur
menggunakan analisa resiko berbasis PMBOK (Project Management Body of
Knowledge). Dengan menganalisa respon preventif dan korektif resiko yang
mungkin terjadi pada tugas dan tanggung jawab ahli konsultan arsitek,
5
diharapkan dapat menggambarkan kuantifikasi faktor resiko dominan secara
tepat dan akurat yang berpengaruh terhadap kesesuaian desain dengan hasil
yang dicapai, serta merumuskan modul pelatihan berbasis risiko untuk
meningkatkan kompetensi arsitek di Indonesia.
6
2. Kompetensi Arsitek yang diteliti hanya pada karakteristik pengetahuan
dan keterampilan yang terdapat pada Bakuan kompetensi bidang
arsitektur LPJKN.
3. Penelitian ini akan mempertajam analisa risiko pada unjuk kerja Arsitek
menggunakan metoda berbasis dalam PMBOK 2013.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kompetensi memiliki arti sebagai kapasitas yang ada pada seseorang yang
bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh
pekerjaan dalam suatu organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai
hasil yang diharapkan (Thoha, 2008). Kemudian definisi kompetensi secara umum
diartikan sebagai karakter dasar seseorang yang memiliki hubungan kausal dengan
kriteria referensi efektifitas dan/ atau keunggulan dalam pekerjaan atau situasi
tertentu (Palan, 2003). Dalam pengertian lain, kompetensi ialah penguasaan
disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan metode dan
teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan/atau
mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan/atau berkelompok dalam
penyelenggaraan tugas pekerjaan (RSKKNI, 2014). Kompetensi juga diartikan
sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas secara professional dengan penuh
tanggung jawab, kecakapan dan kepakaran (IAI, 2007).
Menurut Boulter et.al (1996) dalam kompetensi, terdapat 5 (lima)
karakteristik dasar, yang perlu untuk kita pahami, yakni
1). Faktor pengetahuan meliputi masalah teknis, administratif, proses
kemanusiaan, dan sistem.
2). Keterampilan; merujuk pada kemampuan sesorang melakukan suatu kegiatan.
3). Konsep diri, nilai-nilai dan citra diri seseorang, seperti kepercayaan seseorang
bahwa dia bisa berhasil dalam suatu situasi.
4).Karakteristik pribadi; merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi
tanggapan terhadap situasi atau informasi, seperti pengendalian diri dan
kemampuan untuk tetap tenang dibawah tekanan.
5). Motif; merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-
dorongan lain yang memicu tindakan.
Untuk mencetak seorang arsitek yang kompeten, bukanlah hal mudah,
karena sesuai dengan ketetapan yang dikeluarkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia
8
(IAI) dan LPJK merujuk pada Perserikatan Arsitek International dibutuhkan
beberapa keahlian (expertise) dalam hal berikut :
Memiliki kemampuan dalam perancangan arsitektur
Memiliki pengetahuan tentangarsitektur
Memiliki pengetahuan tentang seni
Memilikipengetahuan tentang perancangan kota
Memahami tentang hubungan antara manusia, bangunan dan lingkungan
Menguasai pengetahuan tentang daya dukung lingkungan
Memahami peran arsitek di masyarakat
Memahami persiapan pekerjaan perancangan
Mengerti masalah antar disiplin dalam proses perancangan
Menguasai pengetahuan fisik dan fisika bangunan
Menguasai penerapan batasan anggaran dan peraturan bangunan
Menguasai pengetahuan industry konstruksi dalam perencanaan
Memahami kesadaran akan tanggung jawab terhadap masalah bangunan
heritage
Pengembangan kompetensi dalam teknik bangunan melalui pemahaman
menyeluruh dari disiplin-disiplin ilmu dan metoda konstruksi yang
berhubungan dengan arsitektur
Memiliki pengetahuan tentang manajemen proyek
Pelatihan dalam teknik penelitian yang melekat pada bagian pembelajaran
dari arsitektur
Dengan dikuasainya kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang
bersangkutan akan mampu :
Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan
Mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan
Menentukan langkah apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu
yang berbeda dengan rencana semula
Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah
atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda
9
2.2. Definisi Profesi Arsitek
Pengertian dari Arsitek adalah sebutan ahli yang mampu melakukan peran
dalam proses kreatif menuju terwujudnya tata-ruang dan tata-massa guna
memenuhi tata kehidupan masayarakat dan lingkungannya, yang mempunyai latar
belakang atau dasar pendidikan tinggi arsitektur dan/atau yang setara mempunyai
kompetensi yang diakui sesuai dengan ketentuan Ikatan Arsitek Indonesia serta
melakukan praktik profesi arsitek (IAI,2007). Sedangkan profesi arsitek itu sendiri
adalah keahlian dan kemampuan penerapan dibidang rancangan arsitektur dan
pengelolaan proses pembangunan lingkungan binaan sesuai dengan kewajiban
seorang arsitek sehingga proses perancangan dapat memenuhi sasaran mutu,
waktu , biaya (IAI,2007).
10
tujuan dari proyek, baik secara waktu, biaya kualitas maupun lingkup proyek. R.
Max Wideman (1999, hal 76) menggambarkan terintegrasikannya manajemen
risko dengan fungsi manajemen lain dalam sebuah proyek, yang digambarkan
dengan diagram berikut:
11
teridentifikasi, dari kondisi fatal sampai pada kondisi tidakberarti.
Berdasarkan PMBOK Guide (2013, hal 309) manajemen risiko terdiri
dari tahapan plan risk management, riski dentification, perform qualitative risk
analysis, perform quantitative risk analysis, plan risk respone and control risk.
Yang masing masing prosesnya digambarkan bagan berikut ini :
12
2.3.1. Plan Risk Management
Plan risk managemen (perencanaan manajemen risiko) merupakan sebuah
proses yang mendefiniskikan bagaimana aktivitas manajemen risiko tersebut
akan dilaksanakan. Perencanaan manajemen risiko ini merupakan hal yang vital
untuk mengkomunikasikan dan membuat kesepakatan (agreement) serta
dukungan dari pihak yang terkait pada proyek untuk melakukan siklus proyek
secara efektif. Kunci kesuksesan dari tahapan ini adalah dengan meyakinkan
bahwa manajemen risiko yang telah dibuat memang sesuai dengan rsiko yang
mungkin terjadi pada proyek (PMBOK, 2013, hal 311).
Untuk membuat perencanaan manajemen risiko ini, mempertimbangkan hal-hal
berikut:
Enterprise environmental factors : Sikap dan toleransi risiko dari organisasi
dan orang orang yang terlibat dalam proyek akan mempengaruhi rencana
manajemen proyek
Organizational process assets : Organisasi terlebih dahulu yang melakukan
pendekatan terhadap manajemen risiko seperti : mengkategorikan risiko,
mendefinisikan konsep dan terminologi, standar template, aturan dan
tanggung jawab dan tingkat kewenangan untuk mengambil keputusan.
Project scope statement : Memuat secara detail dari deliverable proyek dan
persyaratan pekerjaan untuk menciptakan deliverable.
Project Management plan : Menggambarkan bagaimana proyek dilaksanakan,
dimonitor, dikontrol dan ditutup. Ringkasan dari tingkatan atau detail dan
terdiri dari satu atau lebih cabang suatu rencana dan komponen lain.
Sementara itu, dalam membuat perencanaan manajemen risiko dapat
dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara analisa, dengan meminta pendapat ahli
(seperti senior manager, stakeholder, consultant, atau asoisasi ) dan dengan cara
meeting (PMBOK, 2013).
13
mempelajari serta mengantisipasi risiko tersebut. Dalam mengeidentifikan risiko
tersebut, tim proyek mempertimbangkan hal berikut : perencanaan
manajemen risiko perencanaan manajemen biaya, perencanaan jadwal proyek,
perencanaan manajemen kualitas, lingkup proyek, estimasi biaya aktivitas
proyek, estimasi durasi aktivitas pada proyek, dokumen pengadaan dan lainnya
(PMBOK, 2013 hal 320).
Sementara untuk mengidentifikasi risiko tersebut dilakukan cara-cara
berikut ini (PMBOK, 2013, hal 321-326) :
Review dokumentasi : Kajian yang dilakukan terhadap dokumen proyek,
termasuk perencanaan, asumsi dan file proyek terdahulu serta informasi lain
terkait proyek.
Teknik pengumpulan informasi : Dalam melakukan pencarian informasi ini
dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu brainstorming, delphi
technique,interview dan root cause identification.
Analisa cek list : Identifikasi dengan teknik ini dihasilkan dengan
mempertimbangkan informasi terdahulu pada proyek sejenis maupun sumber
informasi lainnya. Tingkat RBS (Risk Break down Structure) terkecil ini
kemudian akan digunakan sebagai risk check list dan akan di-review terus
menerus.
Analisa asumsi : Pemahaman yang dikembangkan berdasarkan hipotesa,
skenario atau asumsi pada proyek. Analisis pada asumsi ini digunakan sebagai
alat untuk menggali keabsahan dari asumsi dalam mengidentifikasi risiko
proyek yang belum akurat, tidak konsisten,atau belum lengkap.
Teknik diagram : metode identifikasi ini dilakukan cara menggambarkan
diagram dalam mengidentifikan risiko. Diagramming technique ini terdiri dari
: cause and effect diagram, system or process flowcharts dan influence
diagram.
Analisa SWOT : Merupakan analisa yang dilakukan dalam memeriksan
kekuatan, kelemahan, kesempatan dan hambatan pada proyek.
Expert judgement : Identifikasi risiko yang dilakukan dengan menggunakan
pendapat ahli dibidangnya.
14
Perform qualitative risk merupakan sebuah proses dalam
memprioritaskan risiko yang selanjutnya akan diberikan tanggapan, dengan cara
penilaian peluang dan dampak dari terjadinya risiko tersebut. Dalam melakukan
penilaian kualitatif manajemen risiko ini mempertimbangkan beberapa hal, yaitu
: perencanaan manajemen risiko, lingkup proyek, risk register enterprise
environmental factors dan organizational process asset. Sementara, dalam
melakukan analisa kualitatif risiko ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu risk
probability and impact assesment, probability and impact matrix,risk and quality
assesment,risk categorization, risk urgency assesment, dan expertjudgement
(PMBOK, 2013, hal 327).
Gambar 2.3 Matrix Penilaian Peluang dan Dampak pada Penilaian Kualitatif
Sumber : PMBOK, 2013, hal, 331
15
Data Gathering and Representation Technique : yang dapat dilakukan dengan
wawancara dan distribusi kemungkinan.
Quantitative Risk Analysis and Modelling : yang dapat dilakukan dengan
simulasi sensitivity analysis, expected monitery value analysis ,decision tree
analysis dan modeling and simulation
Expert Judgement : dengan menanyakan pendapat pakar
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
RQ1
Identifikasi Pertanyaan
Masalah Penelitian
RQ3
17
pakar. Pada tahap selanjutnya dilakukan analisa terhadap data Tahap I berupa
tindakan preventif dan korektif dari risiko yang mungkin terjadi pada unjuk kerja
yang terdapat dalam 13 butir unit kompetensi aritek di Indonesia. Langkah
terakhir yaitu pengumpulan data tahap II, dimana dilakukan validasi pakar akhir
dari data yang telah diperoleh, sehingga dapat disusun strategi respon yang
tepat sebagai evaluasi standar kompetensi Manajer Konstruksi sehingga
diperoleh tindakan preventif dan korektif untuk meningkatkan kompetensi
Arsitek di Indonesia.
18
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL RISET
19
DAFTAR PUSTAKA
Alaviar A.H., Motamedi S., Identification, evaluation and classification of time delay
risks of construction project in Iran, Proceedings of the 2014 International
Conference on Industrial Engineering and Operations Management, pp. 919-929,
2014.
Alfredo Federico Serpella, Ximena Ferrada, Rodolfo Howard, Larissa Rubio. Risk
Management In Construction Projects : A Knowledge-Based Approach. Procedia
- Social and Behavioral Sciences, Volume 119, 19 March 2014, Pages 653662.
Amos-Abanyie, S., Botchway, E. A., & Kwofie, T. E. (2014). The relationship between
level of architects professional competencies and satisfaction level. Engineering
Management Research, 3 (2), 10-19
. Kwofie, T. E., Amos-Abanyie, S., and Edward Botchway. (2016). Critical Professional
Competencies of Architects in the Ghanaian Construction Industry. International
Journal of Architecture, Engineering and Construction, 5(2), 98-108
R Max Wideman (1999). Project and Program Risk Management : A guide to Managing
Project Risk and Opporunities. Project Management Institute : Pennsylvania.
Robert K. Yin. Case Study Research : Design and Methods (2nd Ed).. Sage
Publication, 18 Maret 1994.
20
Biodata Ketua Tim Peneliti
A. Identitas Diri
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Katolik Universitas Indonesia
Tinggi Parahyangan
Bidang Ilmu Teknik Arsitektur Teknik Sipil-Manajemen
Proyek
Tahun Masuk-Lulus 2008-2013 2014-2016
Judul Skripsi/Tesis Kajian Rancangan Gedung Evaluasi Standar
Pusat Administrasi Kompetensi Manajer
Universitas Indonesia Konstruksi Untuk
Ditinjau Dari Pendekatan Meningkatkan Kinerja
Regionalisme Waktu Pada Proyek Gedung
Menggunakan Analisa
Berbasis PMBOK
21
Nama Pembimbing Dr. Ir. Purnama Salura Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief,
M.M , M.T. M.T.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Usulan RISET Internal
22
C. Pengalaman Riset Dalam 5 Tahun Terakhir
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema RISET DIKTI maupun dari
sumber lainnya.
1
Dst.
23
H. Perolehan HKI dalam 510 Tahun Terakhir
1
Dst.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Usulan RISET Internal
24
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
25
SURAT PERNYATAAN LUARAN RISET
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ir. Lutfi Hutama, M.T., IPP
NIDN : 0325069003
Pangkat/ Golongan :-
Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar
Dengan ini menyatakan bahwa Usulan RISET saya dengan judul:
EVALUASI STANDAR KOMPETENSI ARSITEK INDONESIA
MENGGUNAKAN ANALISA RISIKO BERBASIS PMBOK
Yang diusulkan ke Pusat Penelitian UMB untuk tahun anggaran 2017 dengan
Luaran Riset akan berupa:
No Jenis Luaran Keterangan
1 Publikasi Ilmiah Nasional Terakreditasi Ya
2 Publikasi ilmiah Internasional Tidak
3 HKI (Paten) Tidak
4 HKI (Hak Cipta) Tidak
5 HKI (Merek Dagang) Tidak
6 Model/Purwarupa/Desain/Karyaseni/Rekayasa Sosial Tidak
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya Riset yang sudah diterima ke kas Universitas
Mercubuana.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Jakarta, 04 November 2017
Mengetahui, Yang Menyatakan
Kaprodi Teknik Arsitektur
26