Disusun Oleh :
Mengetahui :
Dr. Ir. Fuad Zubaidi, S.T., M.Sc. Dr. Burhanuddin, S.T., M.Sc.
NIP. 19751225 200501 1 001 NIP. 19700113 200501 1 001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
Karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Mata Kuliah Praktek Profesi
Tahun 2021 dengan “Proyek Perancangan Lab PCR, RSUD Madani” yang berlokasi di
Mamboro, Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Kepada “Ats Consultant” yang telah menerima dan membimbing saya dalam
kerja praktek, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Pertama saya
sampaikan kepada bapak “Agung Trisantoso, IAI.” selaku pengawas dan sekaligus
pembimbing lapangan yang telah memberikan kesempatan saya melakukan Kerja Praktek
dikantornya selama 3 (tiga) Bulan.
Kepada Ibu Kaerunisa, ST.,MT selaku dosen pembimbing mata kuliah ini dan
bapak Dr. Burhanuddin, S.T., M.Sc., selaku Dosen Penanggung Jawab, saya juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah banyak memberikan
masukan dan koreksi tentang tata cara pembuatan laporan ilmiah yang baik dan benar.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan Praktek Profesi ini dapat memberikan
manfaat.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTRA ISI..................................................................................................................iii
DAFTRA GAMBAR.....................................................................................................vi
DAFTRA TABLE.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2. Maksud, Tujuan Dan Manfaat Praktek Profesi........................................................2
1.2.1. Maksud.........................................................................................................2
1.2.2. Tujuan..........................................................................................................2
1.2.3. Manfaat........................................................................................................3
1.3. Lingkup Pembahasan..............................................................................................3
1.4. Metode Penyusunan laporan Praktek Profesi..........................................................3
1.5. Sistematik penulisan Laporan.................................................................................4
iii
BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN.....................................17
4.1. Proses Perancangan dan Perencanaan Proyek.........................................................18
4.1.1. Latar Belakang Proyek Perencanaan.............................................................19
4.1.2 Tujuan Perencanaan Dan Perancangan Proyek.....................................................20
4.1.3. Cara Mendapatkan Proyek Dan Hubungan Kerja..........................................20
4.1.4. Lingkup Tugas Konsultan Perencana Seseuai TOR.....................................21
4.1.5. Tahapan Teknis Perencanaan........................................................................21
4.1.6. Tinjauan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan........................................................24
4.1.7. Struktur Kerja Team Perencanaan.................................................................25
4.1.8. Masalah Dan Pemecahannya.........................................................................25
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menerapkan dan memperluas
wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah di terimanya di dalam
kelas pada kegiatan nyata.
1.2.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengimplementasikan teori yang telah di dapat dan
berkreasi dalam lingkungan kerja setelah menyelesaikan pendidikan.
Mengasah kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal dalam
aspek mengamati pelaksanaan suatu proyek secara langsung dan
memecahkan permasalahan di ruangan maupun di lapangan sehingga
menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi pembacanya.
Mahasiswa dapat mengetahui proses pekerjaan fisik yang di lakukan di
lapangan.
2
1.2.3 Manfaat
Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam proses
belajar khususnya mendesain.
Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek.
Dapat mempelajari teori-teori baru yang berbeda dari teori yang dijelaskan
pada kampus, serta mempelajari masalah-masalah yang ada dalam
penerapannya.
3
1.5 istematik Penulisan Laporan
Adapun sistematika Penulisan laporan Praktek Profesi ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang di laksanakannya praktek profesi, maksud,
tujuan dan manfaat praktek profesi, lingkup pembahasan, metode penulisan
laporan, serta sistematik penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN PERENCANA
Bab ini berisi tentang tinjauan umum dari konsultan pengawas yang menyangkut
tentang pengertian dari konsultan pengawas, persyaratan konsultan pengawas,
struktur organisasi konsultan pengawas, tanggung jawab konsultan pengawas,
hak dan wewenang konsultan pengawas, Lingkup Tugas dan Proses Pekerjaan
Konsultan Pengawas, Proses Pengadaan Proyek Dan Badan Badan Yang
Terlibat, dan Hubungan Antara Pemberi Tugas / Proyek Dengan Konsultan.
BAB V PENUTUP
Bab ini tentang ringkasan penjelasan, kesimpulan dan saran dari laporan praktek
4
profesi ini.
LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN UMUM KONSULTAN PERENCANA
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Konsultan perencana bertugas
merencanakan struktur, mekanikan elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana anggaran
biaya (RAB) serta dokumen-dokumen pelengkap lainnya. Konsultan perencana
mendapatkan proyek melalui proses lelang yang diadakan panitia tender pekerjaan
konstruksi
Sesuai dengan keputusan yang tercantum pada KEPRES No. 29 Tahun 1984
untuk disebut sebagai pihak konsultan perencana, maka harus memenuhi syarat-
syarat administratif dan teknis.
Adapun syarat administratif sebagai berikut :
a. Memiliki akte notaris yang berisi tentang kepemilikan modal, bentuk badan
hukum serta organisasi.
b. Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).
Untuk terdaftar pada DPU Propinsi Daerah Tingkat I (bidang Cipta Karya) suatu
konsultan harus memenuhi :
a. Mengisi formulr dan dokumen pendaftaran dengan lampiran-lampran :
1) Akte pendirian.
2) SIUJK.
3) NPWP.
6
4) Mempunyai referensi bank.
5) Bukti-bukti administratif
b) Referensi bank
c. Merencanakan spesifikasi bahan dan alat yang digunakan sesuai dengan peraturan
dan syarat yang ada serta memberikan metode yang harus diterapkan dalam
pelaksanaan.
1. Perjanjian Pemborongan,
4. Daftar uraian singkat dan tafsiran atau hitungan volume untuk setiap jenis
pekerjaan.
8
i. Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemberi tugas atau pemilik
proyek (owner).
Agar tugas dari konsultan perencana bisa berjalan dengan lancar sebaiknya
konsultan perencana membuat jadwal pertemuan rutin dengan kontraktor untuk
membahas hal-hal yang mungkin perlu mendapat pemecahan dari perencana
misalnya pembuatan gambar shop drawing atau saat aproval material sebagai
pedoman pelaksanaan proyek. Karena ada beberapa hal yang umumnya menjadi
permasalahan ketika di lapangan, misalkan dari produk perencana yaitu material
yang telah ditentukan pada RKS sulit ditemukan pada saat pelaksanaan pekerjaan
proyek berlangsung atau harganya terlalu mahal melebihi RAB sehingga kontraktor
mengusulkan persetujuan perubahan material untuk digunakan sebagai pengganti.
Masalah lainya perbedaan gambar rencana dengan kondisi exsiting lapangan
sehingga kontraktor membuat gambar perubahan yang memerlukan persetujuan
konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek. Intinya agar pelaksanaan pekerjaan
bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan kerjasama dan hubungan yang baik dan
terus menerus hingga proyek selesai antara kontraktor dan konsultan perencana.
9
desain bangunan.
b. Proses pekerjaan
Konsultan perencana bertugas sejak tahap persiapan proyek dan perencanaan
sampai masa penyerahan pertama pekerjaan oleh kontraktor yang antara lain
adalah:
1) Membantu mengelola proyek untuk melaksanakan pengadaan dokumen
pelelangan dan dokumen pelaksanaan atau konstruksi.
2) Memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan.
3) Memberi penjelasan pekerjaan terhadap persoalan-persoalan perencanaan
yang timbul selama tahap konstruksi.
4) Melakukan pengawasan untuk proyek.
Lingkup tugas konsultan perencana juga berwenang membuat uraian
pekerjaan dan syarat-syaratnya serta membuat analisa dan Rancangan Anggaran
Biaya ( RAB ) untuk proyek yang direncanakannya, sebagai berikut :
10
2.7 Proses Pengadaan Proyek dan Badan-badan Yang Terlibat
2.7.1 Proses pengadaan proyek antara lain :
a. Kerangka acuan kerja (term of reference)
Kerangka acuan kerja (KAK) adalah produk yang dibuat oleh owner atau
pemilik proyek untuk penyelesaian proyek yang akan diajukan kepada
konsultan perencana baik berupa tender terbuka maupun penunjukkan
langsung.
2) Deskripsi proyek
5) Pelayanan manajemen
11
c. Detail engineering desain
Setelah hasil studi kelayakan proyek memenuhi kriteria pemilik proyek,
selanjutnya dilakukan penyusunan perencanaan proyek yang lebih terinci
dalam bentuk paket pekerjaan (WBS), susunan organisasi proyek, rencana
anggaran biaya, jadwal induk (master schedule), perhitungan dan rancangan
teknis, spesifikasi umum dan teknis, gambar kerja serta kelengkapan
administrasi lainnya. Pada fase ini biasanya pemilik proyek menugaskan
konsultan perencana melakukan perencanaan teknis terhadap seluruh
kebutuhan proyek.
16) Sanggahan oleh peserta lelang boleh dilakukan bila keputusan pemenang
12
lelang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakati.
17) Keputusan pemenang lelang oleh pemilik proyek dilakukan bila semua
permasalahan selama pelelangan telah diselesaikan.
Rekayasa nilai secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha kreatif
dalam mencapai suatu usaha kreatif dalam mencapai suatu tujuan dengan
mengoptimalkan biaya dan kinerja dari suatu fasilitas atau sistem.
1) Rekayasa nilai dapat diartikan sebagai :
a) Melakukan kajian dengan menjamin fungsinya tetap seperti yang
diinginkan.
b) Fungsi menjadi tolak ukur dari pencarian alternatif pemecahan masalah
c) Selain adanya kriteria biaya rendah, juga didapatkan kinerja yang tinggi
d) Optimasi biaya dan kinerja untuk mendapatkan manfaat bersih yang
13
besar
14
e) Proses rekayasa nilai membutuhkan seorang yang profesional / tim
yang dapat bertindak sebagai konsultan rekayasa nilai dengan
kemampuan sebagai berikut :
a) Pada tahapan selama atau segera setelah detail design engineering belum
diserahkan kepada kontraktor, dimana tanggung jawab studi adalah
pemilik proyek. Konsultan rekayasa nilai yang ditunjuk oleh pemilik
proyek melakukan penyempurnaan desain serta mencari alternatif lain,
baik jenis dan spesifikasi material maupun dimensi dari instalasi yang
akan dibangun tanpa mengurangi fungsi instalasi yang diinginkan.
b) Pada tahapan selama atau sebelum pelaksanaan konstruksi, dengan
tanggung jawab kontraktor. Setelah menerima dokumen kontrak yang
terdiri atas spesifikasi teknis dan gambar-gambar kerja, kontraktor
mengevaluasi berdasarkan pengalaman kontraktor melakukan pekerjaan
sejenis. Bila hasil evaluasi diperoleh penghematan biaya, maka pemilik
proyek memberikan bonus kepada kontraktor sebagai jasa atas usahanya
melakukan penghematan.
3) Proses rekayasa nilai dilakukan dalam kerangka sistematis sehingga hasil
akhir yang dicapai sesuai tujuan yang direncanakan, dengan cara sebagai
berikut :
15
data dari perencanaan yang telah ada sebelumnya serta dari dokumen
perencanaan proyek yang sedang ditangani. Kemudian, dilakukan
perumusan masalah berdasarkan fakta-fakta yang didapat dari
indentifikasi masalah.
16
BAB III
17
BAB IV
ANALISIS PERENCANAAN REHABILITASI LAB PCR RSD MADANI
Pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana gedung lab pcr rds madani
dilakukan perencanaan dan pengawasan dengan sebaik-baiknya, karena lingkup
penanganannya meliputi berbagai fungsi kegiatan yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Sebagaimana lab pcr RSD madani kota Palu Sulawesi Tengah
yang terintegrasi dalam suatu site/lingkungan terpadu dengan system manajemen
pengelolaannya dari suatu fungsi gedung secara utuh. Oleh karenanya diperlukan
Tim Perencana, Tim Pengawasan dan Tim Pelaksana yang sesuai dengan bidang
pekerjaannya, yang dapat merencanakan, mengawasi dan merealisasikan
pembangunan lab pcr yang memenuhi kriteria perencanaan teknis yang terstandar,
layak dari segi kriteria perencanaan, kualitas, kuantitas, biaya dan administrasi
kegiatan pekerjaan dalam rangkaian proses kegiatan tersebut. Tim Pengawas harus
mampu melaksanakan dan memahami kegiatan perencanaan, pengawasan dan
manajemen konstruksi secara teori dan teknis, serta cakap, handal memadai.
4.1.1 Latar belakang proyek perencanaan LAB PCR RSD madani Palu
Kegiatan pembagunan tahap I lab PCR RSD madani Palu Sulawesi Tengah
adalah suatu yang merupakan penyempurnaan pendukung kesempurnaan kegiatan
pemeriksaan dengan mengunakan teknologi ampilifikasi asam nukleat virus, untuk
mengetahui ada tidaknya virus/DNA virus untuk memperkirakan jumlah virus
dalam tubuh, teruta covid-19. Kegiatan pemeriksaan covid-19 ini mengalami
kemajuan sangat baik dari segi jumlah pasien yang terkena covid-19. kelengkapan
seluruh jaringan baik yang bersifat struktur (bangunan) maupun infrastrukturnya.
Kegiatan pembangunan tersebut adalah upaya untuk mengimplementasikan
program pembangunan di lingkungan rumah sakit daerah madani didalam skala
pembangunan fisik yang cukup besar, sehingga harus mendapatkan perhatian penuh
dalam pelaksanaan pembangunannya agar mencapai sasaran akhir yang tepat guna
dan memenuhi fungsinya secara optimal.
Gedung lab PCR rumah sakit madani adalah gedung pusat kesehatan pada
suatu rumah sakit daerah madani. Gedung ini difungsikan untuk pengelola
kegiatan lab PCR. ruangan difungsikan untuk kegiatan pemeriksaan covid-19.
Pusat kegiatan lab PCR diselenggarakan oleh pihak rumah sakit daerah madani
sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat. lab PCR dibangun dengan
konsep satu lantai dimana pada lantai berfungsi bangunan diperuntukan untuk
ruang tes covid-19 dengan satu lantai berfungsi sebagai tempat pengambilan
sampel covid-19. Hal ini dilaksanakan untuk menyikapi luasan lahan yang dimiliki
oleh rumah sakit daerah madani, salah satu konsep perencanaan ditekankan pada
pola peletakan bangunan dengan berbagai fungsi terkait dengan tujuan agar tiga
arus utama kegiatan dalam kompleks ini yaitu fungsi kegiatan kesehatan. Dalam
19
konteks pengembangan jangka panjang, pola pengaturan gugus bangunan memberi
arahan pengembangan lanjutan di masa mendatang sesuai dengan pertumbuhan
kebutuhan ruang.
e. Pemberi tugas atau pemilik proyek (owner) yaitu memberikan tanggung jawab
perencanaan konsep/desain awal arsitektur dan RAB kepada konsultan
perencana arsitektur, dan Kemudian pihak perencana arsitektur, dan mengajukan
jasanya serta mendapat imbalan dari pihak pemberi tugas. Hubungan ini diikat
oleh suatu kontrak perjanjian yang disetujui oleh pihak pemberi tugas dengan
konsultan perencana (antara owner dengan konsultan perencana arsitektur).
4.1.4 Lingkup Tugas Konsultan Perencanaan sesuai TOR
c. Turut serta dalam memberikan penjelasan pekerjaan serta membuat risalah atau
perubahan-perubahan yang disepakati bersama dalam rapat penjelasan
pekerjaan;
c. Tahapan Implementasi
Komponen kegiatan utama dalam tahap ini berbeda – beda untuk setiap
macam proyek, tetapi secara umum kegiatan utama dalam tahap ini dapat dibagi
sebagai berikut:
1) Mengkaji lingkup kerja proyek dan membuat program implementasi
4) Menutup proyek, termasuk kegiatan inspeksi akhir, uji coba, start-up dan
praoperasi.
21
5) Menyerahkan hasil proyek kepada pemilik.
3) Bertitik tolak dari hasil analisa tersebut, kemudian diajukan usulan gambar-
gambar skematik (denah, tampak, dan potongan) atau studi maket serta
taksiran biaya secara global.
a) Gambar-gambar perencanaan
Hasil akhir dari tahap ini adalah ditetapkannya kontraktor yang akan
melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek tersebut. pelaksanaan dan
pengawasan, keduan langkah ini berjalan bersamaan. Pelaksanaan
pembangunan dilakukan oleh kontraktor sedangkan pengawasan dilakukan
oleh konsultan yang merencanakan proyek tersebut atau konsultan lain
yang ditunjuk oleh pemberi tugas. Direksi lapangan selaku pengawas
mempunyai beberapa tugas, yakni :
1) Mengawasi jalannya pembangunan agar sesuai dengan gambar kerja
dan syarat- syarat yang telah ditentukan.
2) Membuat berita acara tiap tahap pekerjaan
a. Team Leader, 1 (satu) orang S1 lulusan Teknik Arsitektur yang telah memiliki
SKA Arsitektur Madya yang dikeluarkan Oleh Ikatan Arsitektur Indonesia dan
perpengalaman pada jabatan yang sama selama 10 tahun.
b. Sipil Engineer, 1 (satu) orang lulusan Teknik Sipil yang telah memiliki SKA
Struktur/SKA Sipil/Bangunan Gedung dan berpengalaman pada jabatan yang
sama selama 4 tahun.
c. Mekanikal Elektrikal, 1 (satu) orang S1 lulusan Teknik
Sipil/Elektro/Mesin/Listrik yang telah memiliki SKA Mekanikal Elektrikal dan
berpengalaman pada jabatan yang sama selama 4 tahun.
d. Administrasi Proyek, 1 (satu) orang lulusan SMK dan berpengalaman pada
jabatan yang sama selama 2 tahun.
24