Anda di halaman 1dari 28

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK PROFESI


Perencanaan Pembangunan Lab PCR, RSUD Madani

Disusun Oleh :

Eka Putra Cahyono


F 221 18 025
Sainal Abidin
F 221 18 167
Agung
F 221 18 151

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Pada tanggal : Juni 2021

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Kaerunisa. ST .,MT Agung Trisantoso,IAI


NIP.

Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Dosen Penanggung Jawab

Dr. Ir. Fuad Zubaidi, S.T., M.Sc. Dr. Burhanuddin, S.T., M.Sc.
NIP. 19751225 200501 1 001 NIP. 19700113 200501 1 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
Karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Mata Kuliah Praktek Profesi
Tahun 2021 dengan “Proyek Perancangan Lab PCR, RSUD Madani” yang berlokasi di
Mamboro, Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Kepada “Ats Consultant” yang telah menerima dan membimbing saya dalam
kerja praktek, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Pertama saya
sampaikan kepada bapak “Agung Trisantoso, IAI.” selaku pengawas dan sekaligus
pembimbing lapangan yang telah memberikan kesempatan saya melakukan Kerja Praktek
dikantornya selama 3 (tiga) Bulan.

Kepada Ibu Kaerunisa, ST.,MT selaku dosen pembimbing mata kuliah ini dan
bapak Dr. Burhanuddin, S.T., M.Sc., selaku Dosen Penanggung Jawab, saya juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah banyak memberikan
masukan dan koreksi tentang tata cara pembuatan laporan ilmiah yang baik dan benar.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga Laporan Praktek Profesi ini dapat memberikan
manfaat.

Palu, 18 Juni 202

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTRA ISI..................................................................................................................iii
DAFTRA GAMBAR.....................................................................................................vi
DAFTRA TABLE.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2. Maksud, Tujuan Dan Manfaat Praktek Profesi........................................................2
1.2.1. Maksud.........................................................................................................2
1.2.2. Tujuan..........................................................................................................2
1.2.3. Manfaat........................................................................................................3
1.3. Lingkup Pembahasan..............................................................................................3
1.4. Metode Penyusunan laporan Praktek Profesi..........................................................3
1.5. Sistematik penulisan Laporan.................................................................................4

BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN PERENCANA....................................6


2.1 Pengertian Konsultan Perencana..............................................................................6
2.2 Persyaratan Konsultan Perencana.............................................................................6
2.3 Struktur Organisasi Konsultan Perencana................................................................7
2.4 Tanggung Jawab Konsultan Perencana....................................................................8
2.5 Hak Dan Wewenang Konsultan Perencana..............................................................9
2.6 Lingkup Tugas Dan Proses Pekerjaan Konsultan Perencana....................................9
2.7 Proses Pengadaan Proyek Dan Badan-Badan Yang Terlibat....................................11

BAB III TINJAUAN KHUSUS KONSULTAN PERENCANA CV/PT....................16

iii
BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN.....................................17
4.1. Proses Perancangan dan Perencanaan Proyek.........................................................18
4.1.1. Latar Belakang Proyek Perencanaan.............................................................19
4.1.2 Tujuan Perencanaan Dan Perancangan Proyek.....................................................20
4.1.3. Cara Mendapatkan Proyek Dan Hubungan Kerja..........................................20
4.1.4. Lingkup Tugas Konsultan Perencana Seseuai TOR.....................................21
4.1.5. Tahapan Teknis Perencanaan........................................................................21
4.1.6. Tinjauan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan........................................................24
4.1.7. Struktur Kerja Team Perencanaan.................................................................25
4.1.8. Masalah Dan Pemecahannya.........................................................................25

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu arsitektur


tidak akan bermanfaat bila hanya di wujudkan melalui teori-teori yang di peroleh
dalam perkuliahan. Oleh Karena itu, pembelajaran ilmu arsitektur harus di tunjang
melalui praktek profesi di lapangan, yang mencakup disiplin ilmu arsitektur.
Untuk menjawab kebutuhan yang terjadi di dunia kerja, maka setiap mahasiswa di
wajibkan mengikuti Mata kuliah kerja praktek. Kerja praktek ini merupakan mata
kuliah untuk mencapai kemampuan individual dalam menganalisis masalah desain
melalui pemilihan dan pengusulan proyek, pemecahan masalah serta pertanggung
jawaban secara ilmiah di lapangan.
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai permasalahan yang timbul
dalam proses perancangan bangunan secara nyata. Penyelarasan dan penyesuaian
antara teori yang didapat di bangku kuliah yang berupa bentuk sesungguhnya serta
perwujudan nyata dari teori yang didapat.
Adanya kegiatan kerja profesi (KP) ini, diharapkan setiap mahasiswa yang mengikuti
kerja profesi (KP) mendapatkan pengalaman secara langsung dibidangnya, serta
memperdalam ilmu yang telah diperoleh di perguruan tinggi yaitu Universitas
Tadulako jurusan Arsitektur.
ilmu arsitektur merupakan suatu ilmu terapan, sehingga mahasiswa arsitektur
selain dibekali dengan teori-teori yang diterima di bangku kuliah juga perlu
ditambahkan dengan pengalaman praktek di lapangan yang mengajarkan suatu proses
jalannya sebuah proyek, mulai dari tahap perencanaan sampai ketahap pelaksanaan
dan pengawasan yang hendaknya mampu diterapkan dilapangan. Arsitek sebagai salah
satu tenaga ahli, mempunyai kedudukan dan peranan yang penting dalam pelaksanaan
suatu proyek. keterlibatan seorang arsitek dimulai dari tahap penyusunan program
perancangan, tahap konsep dan pengembangan konsep, tahap pengembangan desain
(design development), pelelangan maupun pada tahap pelaksanaan dan pengawasan
konstruksi sampai pada tahap pemeliharaan, pengoperasian hingga pada evaluasi
pascahuni. Selain dari itu, seorang arsitek juga harus memiliki pengetahuan
1
manajemen suatu proyek dalam administrasi perusahaan. Dengan demikian, arsitek
selain dituntut memiliki kemampuan untuk mendesain tetap juga memiliki kemampuan
untuk mengatur administrasi serta keuangan perusahaannya, serta memiliki
pengetahuan praktis yang diperoleh melalui pengalaman dalam pekerjaan untuk
mendukung kegiatan mendesain agar mampu menangani tugas dankewajibannya
dengan baik.
kerja Praktek merupakan suatu bentuk latihan dimana mahasiswa dapat terjun
langsung ke lapangan untuk merasakan dunia kerja sesuai dengan minatnya. Pada
kesempatan ini kerja Praktek yang diambil dilaksanakan di konsultan perencanaan
ATS Consultant yang beralamat di Jalan Re Martadinata palu, Sulawesi tengah. kerja
praktek lapangan merupakan suatu kegiatan yang paling tepat untuk dapat memenuhi
kebutuhan mahasiswa untuk mendapatkan tambahan ilmu perancangan lapangan &
kenyataan, sehingga mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil
mahasiswa arsitektur. Dalam kerja praktek ini banyak pelajaran yang dapat dipakai
sebagai pedoman dan pengalaman nantinya setelah menjadi seorang arsitek.

1.2 Maksud, Tujuan dan Manfaat Praktek Profesi

1.2.1 Maksud
Memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menerapkan dan memperluas
wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah di terimanya di dalam
kelas pada kegiatan nyata.

1.2.2 Tujuan
 Mahasiswa mampu mengimplementasikan teori yang telah di dapat dan
berkreasi dalam lingkungan kerja setelah menyelesaikan pendidikan.
 Mengasah kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara optimal dalam
aspek mengamati pelaksanaan suatu proyek secara langsung dan
memecahkan permasalahan di ruangan maupun di lapangan sehingga
menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi pembacanya.
 Mahasiswa dapat mengetahui proses pekerjaan fisik yang di lakukan di
lapangan.

2
1.2.3 Manfaat
 Dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam proses
belajar khususnya mendesain.
 Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam proyek.
 Dapat mempelajari teori-teori baru yang berbeda dari teori yang dijelaskan
pada kampus, serta mempelajari masalah-masalah yang ada dalam
penerapannya.

1.3 Lingkup Pembahasan

a. Perusahaan tempat kerja praktek profesi ini di CV. ATS CONSULTANT


b. Pelaksananaan Praktek Profesi ini dimulai pada
c. Pekerjaan Praktek Profesi yang dilaksanakan adalah Perencanaan Pembangunan
Rehabilitasi Lab PCR, RSUD MADANI, Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi
Tengah.

1.4 Metode Penyusunan Laporan Praktek Profesi

Penyusunan Laporan Praktik Profesi disesuaikan dengan kegiatan yang


dilakukan selama praktek. Praktikan melakukan perencanaan di kantor dan melakukan
survey secara langsung ke lapangan dan drafter.
Setelah kegiatan diatas pratikan membuat laporan dilengkapi dengan berbagai
data yang relevan, yang bersumber dari data premier maupun data sekunder. Jeis data
dalam penyusunan laporan ini meliputi :
a. Data primer diperoleh dari observasi (pegamatan langsung dan proses
perencanaan)
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi setempat, bahan bahan
bacaan, literatur-literatur serta dokumen dokumen yang erat kaitannya dengan
penulisan ini.

3
1.5 istematik Penulisan Laporan

Adapun sistematika Penulisan laporan Praktek Profesi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang di laksanakannya praktek profesi, maksud,
tujuan dan manfaat praktek profesi, lingkup pembahasan, metode penulisan
laporan, serta sistematik penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN UMUM KONSULTAN PERENCANA
Bab ini berisi tentang tinjauan umum dari konsultan pengawas yang menyangkut
tentang pengertian dari konsultan pengawas, persyaratan konsultan pengawas,
struktur organisasi konsultan pengawas, tanggung jawab konsultan pengawas,
hak dan wewenang konsultan pengawas, Lingkup Tugas dan Proses Pekerjaan
Konsultan Pengawas, Proses Pengadaan Proyek Dan Badan Badan Yang
Terlibat, dan Hubungan Antara Pemberi Tugas / Proyek Dengan Konsultan.

BAB III TINJAUAN KHUSUS KONSULTAN PERENCANA CV/PT


Bab ini berisi tentang tinjauan khusus Konsultan pengawas yang menyangkut
tentang Latar Belakang Berdiri-nya perusahaan ( Perseroan ), Bentuk dari
Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, Lingkup Bidang Usaha, Cara
Penaganan Pekerjaan dalam Perusahaan dan Pengalaman Perusahaan dalam
bidang pelaksanaan.

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran dan permasalahan umum perencanaan
dan perancangan proyek yang ikut dikerjakan oleh mahasiswa Praktek Profesi,
serta rincian pekerjaan yang dikerjakan mahasiswa pada saat melakukan
pekerjaan. Pada bab ini juga menjelaskan tentang analisa yang berisikan proses
desain dari proyek yang ikut dikerjakan mahasiswa Praktek Profesi dengan
berbagai alternatif desain dan hasil desain dari tiap proyek yang dikerjakan

BAB V PENUTUP
Bab ini tentang ringkasan penjelasan, kesimpulan dan saran dari laporan praktek

4
profesi ini.

LAMPIRAN

5
BAB II
TINJAUAN UMUM KONSULTAN PERENCANA

2.1 Pengertian Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Konsultan perencana bertugas
merencanakan struktur, mekanikan elektrikal, arsitektur, lanscape, rencana anggaran
biaya (RAB) serta dokumen-dokumen pelengkap lainnya. Konsultan perencana
mendapatkan proyek melalui proses lelang yang diadakan panitia tender pekerjaan
konstruksi

2.2 Persyaratan Konsultan Perencana

Sesuai dengan keputusan yang tercantum pada KEPRES No. 29 Tahun 1984
untuk disebut sebagai pihak konsultan perencana, maka harus memenuhi syarat-
syarat administratif dan teknis.
Adapun syarat administratif sebagai berikut :

a. Memiliki akte notaris yang berisi tentang kepemilikan modal, bentuk badan
hukum serta organisasi.
b. Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).

c. Memiliki Nomor Wajib Pajak (NPWP).

d. Terdaftar pada panitia pengadilan atau departemen kehakiman (tergantung bentuk


usahanya).
e. Terdaftar pada badan perencana.

Untuk terdaftar pada DPU Propinsi Daerah Tingkat I (bidang Cipta Karya) suatu
konsultan harus memenuhi :
a. Mengisi formulr dan dokumen pendaftaran dengan lampiran-lampran :

1) Akte pendirian.

2) SIUJK.

3) NPWP.

6
4) Mempunyai referensi bank.

5) Bukti-bukti administratif

6) Pimpinan perusahaan atau cabang.

7) Menyanggupi untuk bertanggung jawab kepada semua hasil perencanaan itu


sendiri.
b. Syarat teknis

1) Memenuhi persyaratan tenaga-tenaga dalam bidang teknik pembangunan


yang dapat dibuktikan dalam ijazah keahlian, pengalaman, dan referensi dari
ahli perusahaan.
2) Memiliki nama perusahaan, persyaratan terdaftar pada Dirjen Cipta Karya
tersebut, umumnya hanya untuk bangunan-bangunan swasta biasanya atas
kepercayaan pemberi tugas dan diperkuat dengan bukti :
a) SIUJK

b) Referensi bank

c) Referensi pengalaman kerja

2.3 Struktur Organisasi Konsultan Perencana

Gambar 1. Struktur Organisasi Konsultan Perencana


Sumber: https://tekniksipildopp.com/
7
2.4 Tanggung Jawab Konsultan Perencana

Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana pada proyek konstruksi


secara umum adalah :

a. Merealisasikan gagasan/ kebutuhan owner berkaitan dengan pembangunan suatu


proyek konstruksi

b. Melakukan perencanaan dan perancangan proyek sesuai dengan keinginan


pemilik proyek (owner), baik untuk perencanaan struktur, arsitektur, mekanikal,
elektrikal, landscape, dan lain sebagainya yang meliputi gambar bestek, Rencana
Kerja dan Syarat- syarat, hitungan struktur serta hitungan anggaran dan biaya
berdasarkan peraturan- peraturan dan syarat yang ada.

c. Merencanakan spesifikasi bahan dan alat yang digunakan sesuai dengan peraturan
dan syarat yang ada serta memberikan metode yang harus diterapkan dalam
pelaksanaan.

d. Memberikan saran, usulan dan pertimbangan kepada pengawas danpelaksana


apabila terjadi permasalahan di lapangan selama proses konstruksi.

e. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor mengenai hal-hal yang


kurang jelas dari gambar-gambar bestek serta Rencana Kerja dan syarat-syarat
(RKS).

f. Membuat dokumen lelang yang terdiri dari :

1. Perjanjian Pemborongan,

2. Gambar-gambar bestek dan gambar-gambar detail,

3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),

4. Daftar uraian singkat dan tafsiran atau hitungan volume untuk setiap jenis
pekerjaan.

g. Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam rapat


Penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan membuat berita acara penjelasannya.

h. Menghadiri rapat koordinasi pengelola/ pelaksana proyek secara berkala.

8
i. Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemberi tugas atau pemilik
proyek (owner).

2.5 Hak dan Wewenang Konsultan Perencana

Wewenang Konsultan Perencana


1) Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana bangunan
yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

2) Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam


pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Agar tugas dari konsultan perencana bisa berjalan dengan lancar sebaiknya
konsultan perencana membuat jadwal pertemuan rutin dengan kontraktor untuk
membahas hal-hal yang mungkin perlu mendapat pemecahan dari perencana
misalnya pembuatan gambar shop drawing atau saat aproval material sebagai
pedoman pelaksanaan proyek. Karena ada beberapa hal yang umumnya menjadi
permasalahan ketika di lapangan, misalkan dari produk perencana yaitu material
yang telah ditentukan pada RKS sulit ditemukan pada saat pelaksanaan pekerjaan
proyek berlangsung atau harganya terlalu mahal melebihi RAB sehingga kontraktor
mengusulkan persetujuan perubahan material untuk digunakan sebagai pengganti.
Masalah lainya perbedaan gambar rencana dengan kondisi exsiting lapangan
sehingga kontraktor membuat gambar perubahan yang memerlukan persetujuan
konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek. Intinya agar pelaksanaan pekerjaan
bisa berjalan dengan baik, maka diperlukan kerjasama dan hubungan yang baik dan
terus menerus hingga proyek selesai antara kontraktor dan konsultan perencana.

2.6 Lingkup Tugas dan Proses Pekerjaan Konsultan Perencana


a. Tugas
1) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
proyek (bisa pihak swasta maupun pemerintah).

2) Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat-


sayarat pelaksanaan bangunan ( RKS ) sebagai pedoman pelaksanaan.

3) Membuat rencana anggaran biaya (RAB).


4) Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik proyek ke dalam

9
desain bangunan.

5) Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan


pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.

6) Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi


kegagalan konstruksi. kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada
konsultan pengawas.

b. Proses pekerjaan
Konsultan perencana bertugas sejak tahap persiapan proyek dan perencanaan
sampai masa penyerahan pertama pekerjaan oleh kontraktor yang antara lain
adalah:
1) Membantu mengelola proyek untuk melaksanakan pengadaan dokumen
pelelangan dan dokumen pelaksanaan atau konstruksi.
2) Memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan.
3) Memberi penjelasan pekerjaan terhadap persoalan-persoalan perencanaan
yang timbul selama tahap konstruksi.
4) Melakukan pengawasan untuk proyek.
Lingkup tugas konsultan perencana juga berwenang membuat uraian
pekerjaan dan syarat-syaratnya serta membuat analisa dan Rancangan Anggaran
Biaya ( RAB ) untuk proyek yang direncanakannya, sebagai berikut :

Pekerjaan pokok adalah perencanaan seperti pembuatan sketsa gagasan,


pra- rancangan untuk mendapatkan izin membangun, rancangan pelaksanaan,
gambar- gambar detail, uraian dan syarat-syarat pekerjaan serta Rencana
Anggaran Biaya ( RAB ).

Pekerjaan pelengkap yaitu pekerjaan penunjang desain seperti pembuatan


maket dan lain-lain.

Pekerjaan khusus yaitu perencanaan yang membutuhkan keahlian khusus


di luar ilmu arsitektur seperti perhitungan konstruksi, mekanikal dan elektrikal,
dan lain- lain. Untuk keadaan ini, maka konsultan perencana dapat menyerahkan
kepada konsultan ME atau struktur, jika pada konsultan tersebut tidak terdapat
divisi khusus tersebut.

10
2.7 Proses Pengadaan Proyek dan Badan-badan Yang Terlibat
2.7.1 Proses pengadaan proyek antara lain :
a. Kerangka acuan kerja (term of reference)
Kerangka acuan kerja (KAK) adalah produk yang dibuat oleh owner atau
pemilik proyek untuk penyelesaian proyek yang akan diajukan kepada
konsultan perencana baik berupa tender terbuka maupun penunjukkan
langsung.

Isi dari KAK adalah:


1) Pendahuluan

2) Deskripsi proyek

3) Jasa yang disediakan oleh konsultan

4) Lingkup pekerjaan konsultan

5) Pelayanan manajemen

6) Pendanaan proyek dan pelaksanaan jadwal proyek

7) Kebutuhan tenaga ahli

8) Diagaram organisasi konsultan

9) Logisitk, fasilitas, dan peralatan konsultan

b. Studi kelayakan proyek


Studi kelayakan proyek menganalisa manfaat-manfaat proyek dengan
menganalisa aspek-aspek:

1) Tinjauan aspek pasar dan permintaan

2) Tinjauan aspek teknis

3) Tinjauan aspek manajemen dan koordinasi pelaksanaan proyek

4) Tinjauan aspek finansial

5) Tinjauan aspek hukum

11
c. Detail engineering desain
Setelah hasil studi kelayakan proyek memenuhi kriteria pemilik proyek,
selanjutnya dilakukan penyusunan perencanaan proyek yang lebih terinci
dalam bentuk paket pekerjaan (WBS), susunan organisasi proyek, rencana
anggaran biaya, jadwal induk (master schedule), perhitungan dan rancangan
teknis, spesifikasi umum dan teknis, gambar kerja serta kelengkapan
administrasi lainnya. Pada fase ini biasanya pemilik proyek menugaskan
konsultan perencana melakukan perencanaan teknis terhadap seluruh
kebutuhan proyek.

d. Pengadaan atau pelelangan proyek


Jenis-jenis pelelangan
1) Pelelangan umum atau terbuka
2) Pelelangan terbatas
3) Pemilihan langsung
4) Pengadaan langsung
5) Tahapan-tahapan pelaksanaan pelelangan
6) Pengumuman akan dilangsungkannya pelelangan melalui media masa serta
papan pengumuman di instansi bersangkutan.

7) Pendaftaran peserta lelang


8) Pengambilan dokumen penawaran dari panitia lelang
9) Penjelasan (aanwijsing), berupa penjelasan administratif dokumen
penawaran, tinjauan ke lokasi proyek dengan membuat berita acaranya
10) Pemasukan dokumen penawaran dari peserta lelang 12)Pembukaan dokumen
penawaran
13) Penilaian penawaran oleh panitia yang menguasai secara profesional
mengenai harga penawaran proyek.

14) Usulan calon pemenang penawaran lelang dengan membuat rangking


penilaian terhadap tiga besar penawaran terendah.

15) Penetapan pemenang, dilanjutkan pengumuman pemenang lelang, setelah


harga penawaran terendah dengan kualifikasi persyaratan.

16) Sanggahan oleh peserta lelang boleh dilakukan bila keputusan pemenang
12
lelang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakati.

17) Keputusan pemenang lelang oleh pemilik proyek dilakukan bila semua
permasalahan selama pelelangan telah diselesaikan.

e. Konsep perencanaan tahapan pelaksanaan


Langkah-langkah perencanaan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Melakukan kajian terhadap gambar rencana dan spesifikasi teknis proyek
yang ada, agar bila tidak sesuai dengan kondisi pelaksanaan dapat
disempurnakan dengan melakukan konfirmasi ke konsultan perencana.

2) Melakukan perhitungan yang teliti terhadap volume pekerjaan, kebutuhan


material, peralatan serta tenaga kerja yang digunakan

3) Menyusun anggaran biaya pelaksanaan yang rinci yang disesuaikan dengan


alokasi sumber daya yang dibutuhkan dan dana yang tersedia

4) Memilih jenis teknologi dan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan


pelaksanaan

5) Perumusan kegiatan dengan jadwal yang akurat dan terpadu


6) Persiapan aspek administratif, pengadaan serta pengorganisasian pihak-
pihak yang terlibat, penyusunan program kerja, perencanaan pengelolaan
resiko, perencanaan kesehatan dan keselamatan kerja serta perencanaan
sistem informasi manajemen

f. Rekayasa nilai (value engineering)

Rekayasa nilai secara umum dapat diartikan sebagai suatu usaha kreatif
dalam mencapai suatu usaha kreatif dalam mencapai suatu tujuan dengan
mengoptimalkan biaya dan kinerja dari suatu fasilitas atau sistem.
1) Rekayasa nilai dapat diartikan sebagai :
a) Melakukan kajian dengan menjamin fungsinya tetap seperti yang
diinginkan.
b) Fungsi menjadi tolak ukur dari pencarian alternatif pemecahan masalah
c) Selain adanya kriteria biaya rendah, juga didapatkan kinerja yang tinggi
d) Optimasi biaya dan kinerja untuk mendapatkan manfaat bersih yang
13
besar

14
e) Proses rekayasa nilai membutuhkan seorang yang profesional / tim
yang dapat bertindak sebagai konsultan rekayasa nilai dengan
kemampuan sebagai berikut :

f) Mampu mengoptimalkan biaya yang diperlukan dengan tetap menjaga


efektivitas instalasi proyek yang dikerjakan

g) Mampu mengalokasikan dana dan waktu yang diperlukan sesuai


dengan tujuan dan sasaran proyek

h) Mampu menggunakan manajemen perencanaan yang matang dalam


penentuan efektivitas pemecahan masalah yang dihadapi

i) Mampu menggunakan tinjauan rekayasa nilai dalam multi disiplin ilmu

j) Mendokumentasikan hasil yang diperoleh guna inovasi di masa datang

2) Pelaksanaan rekayasa nilai dilakukan dengan waktu tahapan sebagai berikut :

a) Pada tahapan selama atau segera setelah detail design engineering belum
diserahkan kepada kontraktor, dimana tanggung jawab studi adalah
pemilik proyek. Konsultan rekayasa nilai yang ditunjuk oleh pemilik
proyek melakukan penyempurnaan desain serta mencari alternatif lain,
baik jenis dan spesifikasi material maupun dimensi dari instalasi yang
akan dibangun tanpa mengurangi fungsi instalasi yang diinginkan.
b) Pada tahapan selama atau sebelum pelaksanaan konstruksi, dengan
tanggung jawab kontraktor. Setelah menerima dokumen kontrak yang
terdiri atas spesifikasi teknis dan gambar-gambar kerja, kontraktor
mengevaluasi berdasarkan pengalaman kontraktor melakukan pekerjaan
sejenis. Bila hasil evaluasi diperoleh penghematan biaya, maka pemilik
proyek memberikan bonus kepada kontraktor sebagai jasa atas usahanya
melakukan penghematan.
3) Proses rekayasa nilai dilakukan dalam kerangka sistematis sehingga hasil
akhir yang dicapai sesuai tujuan yang direncanakan, dengan cara sebagai
berikut :

a) Melakukan identifikasi masalah dengan mengumpulkan informasi dan

15
data dari perencanaan yang telah ada sebelumnya serta dari dokumen
perencanaan proyek yang sedang ditangani. Kemudian, dilakukan
perumusan masalah berdasarkan fakta-fakta yang didapat dari
indentifikasi masalah.

b) Mengkaji obyek dimana rekayasa nilai hendak dilakukan dengan acuan


fungsi dari instalasi tetap, bahkan kalau dapat meningkat. Lalu,
dihitunglah biaya alternatif sebagai hasil kajian terhadap fungsi
obyeknya.

c) Melakukan analisis biaya versus fungsi terhadap beberapa alternatif


untuk mendapatkan solusi terbaik dari segi biaya, fungsi dan kinerja
instalasi / obyek

d) Setelah didapatkan solusi terpilih, hasil rekayasa nilainya dikembangkan


dan diverifikasi terhadap standar-standar yang berlaku serta pengalaman-
pengalaman lain yang telah dilakukan sebelumnya

e) Kemudian biaya rekayasa nilainya ditetapkan dengan tambahan


pertimbagan- pertimbangan teknis

f) Pada akhirnya, hasil rekayasa nilai didokumentasikan dan dipaparkan


kepada pemilik proyek untuk memperoleh persetujuan

16
BAB III

TINJAUAN KHUSUS KONSULTAN PERENCANA CV/PT

17
BAB IV
ANALISIS PERENCANAAN REHABILITASI LAB PCR RSD MADANI

4.1 Proses Perencanaan Lab PCR, RSD Madani


Perencanaan rehabilitasi LAB PCR rsd madani kota Palu merupakan kegiatan
pekerjaan yang dimulai dari perencanaan, pengawasan dan pembangunan fisik
pekerjaan, merupakan suatu untaian manajemen proses kegiatan konstruksi yang
saling terkait, terpadu dan komprehensif sampai fisik bangunan tersebut selesai dan
dapat diterima dengan baik oleh pihak pengguna. Pekerjaan kegiatan manajemen
konstruksi adalah pekerjaan sebagai kontrol pengelolaan kegiatan yang menyeluruh
dan terintegrasi, sehingga hasilnya dapat terealisasi dengan baik dan dapat
memenuhi standar optimal baik secara aspek fungsi, estetika, keandalan bangunan
dan lingkungannya serta dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana gedung lab pcr rds madani
dilakukan perencanaan dan pengawasan dengan sebaik-baiknya, karena lingkup
penanganannya meliputi berbagai fungsi kegiatan yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Sebagaimana lab pcr RSD madani kota Palu Sulawesi Tengah
yang terintegrasi dalam suatu site/lingkungan terpadu dengan system manajemen
pengelolaannya dari suatu fungsi gedung secara utuh. Oleh karenanya diperlukan
Tim Perencana, Tim Pengawasan dan Tim Pelaksana yang sesuai dengan bidang
pekerjaannya, yang dapat merencanakan, mengawasi dan merealisasikan
pembangunan lab pcr yang memenuhi kriteria perencanaan teknis yang terstandar,
layak dari segi kriteria perencanaan, kualitas, kuantitas, biaya dan administrasi
kegiatan pekerjaan dalam rangkaian proses kegiatan tersebut. Tim Pengawas harus
mampu melaksanakan dan memahami kegiatan perencanaan, pengawasan dan
manajemen konstruksi secara teori dan teknis, serta cakap, handal memadai.

4.1.1 Latar belakang proyek perencanaan LAB PCR RSD madani Palu

Bangunan LAB PCR merupakan bangunan sarana kesehatan yang dalam


pelaksanaan pembangunannya harus memenuhi azas dan prinsip kemanfaatan,
keselamatan, keselarasan bangunan gedung dengan lingkungan, efektif, efesien,
terarah dan terkendali sesuai program dan fungsi. Klasifikasi bangunan LAB PCR
adalah bangunan tidak sederhana dan kompleks, memerlukan teknologi yang tidak
sederhana. Setiap fungsi bangunan yang bersifat tidak sederhana dan kompleks
18
dengan nilai yang cukup besar, maka penanganannya wajib memenuhi Standard
Operating Procedure yang baik dan terencana.

Kegiatan pembagunan tahap I lab PCR RSD madani Palu Sulawesi Tengah
adalah suatu yang merupakan penyempurnaan pendukung kesempurnaan kegiatan
pemeriksaan dengan mengunakan teknologi ampilifikasi asam nukleat virus, untuk
mengetahui ada tidaknya virus/DNA virus untuk memperkirakan jumlah virus
dalam tubuh, teruta covid-19. Kegiatan pemeriksaan covid-19 ini mengalami
kemajuan sangat baik dari segi jumlah pasien yang terkena covid-19. kelengkapan
seluruh jaringan baik yang bersifat struktur (bangunan) maupun infrastrukturnya.
Kegiatan pembangunan tersebut adalah upaya untuk mengimplementasikan
program pembangunan di lingkungan rumah sakit daerah madani didalam skala
pembangunan fisik yang cukup besar, sehingga harus mendapatkan perhatian penuh
dalam pelaksanaan pembangunannya agar mencapai sasaran akhir yang tepat guna
dan memenuhi fungsinya secara optimal.

Pengendalian dan pengarahan dari proses pekerjaan Pembangunan Tahap I


lab pcr rumah sakit madani ini diperlukan sejak dini, guna mendukung kesuksesan
pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan nantinya. Dalam hal ini diperlukan
suatu penyerahan tugas kepada panitia Swakelola penyelesaian pembangunan
lanjutan tahap I lab pcr rumah sakit madani yang dipersiapkan sebagai pendorong
dan pengendali pekerjaan pelaksanaan dalam mewujudkan hasil yang sesuai dengan
kepentingan dan tujuan lab pcr rumah sakit madani Palu Sulawesi Tengah.

Gedung lab PCR rumah sakit madani adalah gedung pusat kesehatan pada
suatu rumah sakit daerah madani. Gedung ini difungsikan untuk pengelola
kegiatan lab PCR. ruangan difungsikan untuk kegiatan pemeriksaan covid-19.
Pusat kegiatan lab PCR diselenggarakan oleh pihak rumah sakit daerah madani
sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat. lab PCR dibangun dengan
konsep satu lantai dimana pada lantai berfungsi bangunan diperuntukan untuk
ruang tes covid-19 dengan satu lantai berfungsi sebagai tempat pengambilan
sampel covid-19. Hal ini dilaksanakan untuk menyikapi luasan lahan yang dimiliki
oleh rumah sakit daerah madani, salah satu konsep perencanaan ditekankan pada
pola peletakan bangunan dengan berbagai fungsi terkait dengan tujuan agar tiga
arus utama kegiatan dalam kompleks ini yaitu fungsi kegiatan kesehatan. Dalam

19
konteks pengembangan jangka panjang, pola pengaturan gugus bangunan memberi
arahan pengembangan lanjutan di masa mendatang sesuai dengan pertumbuhan
kebutuhan ruang.

4.1.2 Tujuan perencanaan dan perancangan proyek lab pcr


Tujuan proyek yaitu untuk memenuhi permintaan membangun lab PCR.
Caranya dengan memanajemen proyek untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu
dan keselamatan kerja. Dalam manajemen proyek, perlunya pengelolaan yang baik
dan terarah karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari
suatu proyek bisa tercapai.
4.1.3 Cara mendapatkan proyek dan hubungan kerja
Hubungan kerja antara pemilik proyek (owner) dengan konsultan perencana
arsitektur:
a. Hubungan dalam ikatan kontrak kerja.
b. Konsultan perencana arsitektur menyerahkan hasil perencanaannya kepada
pemilik proyek.
c. Hubungan antara pihak owner dengan konsultan perencana arsitektur, dan juga
merupakan hubungan konsultasi.
d. Pemilik proyek memberi imbalan jasa kepada konsultan perencana arsitektur.

e. Pemberi tugas atau pemilik proyek (owner) yaitu memberikan tanggung jawab
perencanaan konsep/desain awal arsitektur dan RAB kepada konsultan
perencana arsitektur, dan Kemudian pihak perencana arsitektur, dan mengajukan
jasanya serta mendapat imbalan dari pihak pemberi tugas. Hubungan ini diikat
oleh suatu kontrak perjanjian yang disetujui oleh pihak pemberi tugas dengan
konsultan perencana (antara owner dengan konsultan perencana arsitektur).
4.1.4 Lingkup Tugas Konsultan Perencanaan sesuai TOR

Ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan konsultan dalam rangka


Perencanaan Teknis Pembangunan lab PCR, sesuai dengan yang tercantum dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan mencakup, tetapi tidak terbatas pada
kegiatan- kegiatan sebagai berikut:
a. Melaksanakan survey lapangan untuk mendapatkan informasi/data sehubungan
dengan perencanaan yang akan dilaksanakan;

b. Melaksanakan proses desain, membuat estimasi harga serta membuat rencana


20
kerja dan syarat-syarat atas pekerjaan perencanaan yang dimaksud;

c. Turut serta dalam memberikan penjelasan pekerjaan serta membuat risalah atau
perubahan-perubahan yang disepakati bersama dalam rapat penjelasan
pekerjaan;

d. Melakukan pengawasan dan mengikuti rapat-rapat dilapangan secara berkala.

4.1.5 Tahapan Teknis Perencanaan

Di dalam membangun suatu proyek sebelumnya harus di adakan terlebih


dahulu proses merancang, dan tahapan tersebut antara lain :
a. Tahap Konseptual
Kegiatan utama dalam tahap konseptual adalah melakukan studi kelayakan
terhadap analisis pendahuluan dari gagasan yang telah disusun atau dirumuskan
dan dapat digambarkan
b. Tahap defenisi atau tahap perencanaan dan pemantapan (PP)
Pada tahap ini dilakukan pengkajian yang lebih mendalam mengenai
keterkaitan antara gagasan dan peluang yang tersedia agar dapat ditarik
kesimpulan melaksanakan proyek. hasil yang diperoleh dari tahap definisi ( PP )
adalah penunjukan langsung yang terdiri dari :
1) Gambar-gambar rencana dan detail arsitektural dan struktur
2) Spesifikasi teknis dan administrasi
Waktu pelaksanaan
3) Daftar volume pekerjaan (bill of quality)
4) Rencana anggaran biaya (RAB)

c. Tahapan Implementasi
Komponen kegiatan utama dalam tahap ini berbeda – beda untuk setiap
macam proyek, tetapi secara umum kegiatan utama dalam tahap ini dapat dibagi
sebagai berikut:
1) Mengkaji lingkup kerja proyek dan membuat program implementasi

2) Melaksanakan pekerjaan desain enginering terinci (tahap drawing),


pengadaan material dan peralatan, pabrikasi, instalasi (konstruksi).
3) Melakukan perencanaan dan pengendalian biaya, waktu dan mutu.

4) Menutup proyek, termasuk kegiatan inspeksi akhir, uji coba, start-up dan
praoperasi.
21
5) Menyerahkan hasil proyek kepada pemilik.

6) Menyelesaikan masalah asuransi, klaim dan keuntungan proyek.

Untuk menghasilkan suatu perencanaan dan perancangan yang optimal, maka


prosesnya dilakukan melalui tahap-tahap tertentu. Tahapan tersebut secara
teperinci sangat bergantung dari besar kecilnya suatu proyek. Tetapi secara
umum, tahap-tahap perencanaan proyek tadi tidak terlepas dari langkah-langkah
berikut :
1) Pemberi tugas (owner), menyampaikan maksudnya kepada konsultan
perencana.
2) Konsultan perencana menerima maksud tersebut, menyusun program
kebutuhan owner, melakukan studi literatur, survey lapangan dan
menganalisanya.

3) Bertitik tolak dari hasil analisa tersebut, kemudian diajukan usulan gambar-
gambar skematik (denah, tampak, dan potongan) atau studi maket serta
taksiran biaya secara global.

4) Setelah mendapat persetujuan owner dengan segala penambahan dan


pengurangan, barulah gambar-gambar tersebut dikembangkan menjadi gambar-
gambar pelaksanaan.

5) Studi Pendekatan, langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan masalah


untuk melahirkan beberapa alternatif pemecahan tentang standar ruang,
pengolahan ruang, organisasi ruang, konsep dasar tapak, konsep dasar bentuk
bangunan dan estimasi biaya.

6) Desain Skematik, berdasarkan kegiatan sebelumnya, kemudian arsitek


mengevaluasi hasil analisa ke dalam bentuk gambar. Yang menjadi output pada
tahap ini adalah denah, tampak, potongan dengan atau tanpa perspektif. Usulan
gambar-gambar skematik ini disampaikan kepada owner untuk dimintai
persetujuan kemudian dimasukkan ke Dinas penataan ruang untuk
mendapatkan izin membangun.

7) Pengembangan Desain, yang sudah disetujui tersebut kemudian dikembangkan


lagi sampai ke gambar yang lebih detail. Pada tahap ini pula, gambar-gambar
tersebut dilengkapi dengan uraian syarat dan kualitas bahan bangunan yang
22
dipakai yang terhimpun dalam suatu rencana kerja dan syarat-syarat serta
taksiran biaya (RAB). Keluaran dari tahap ini gambar-gambar kerja dengan
semua syarat-syaratnya yang siap untuk dilaksanakan.

8) Pelelangan, dengan selesainya gambar-gambar kerja tersebut, oleh pemberi


tugas kemudian dijual kepada kontraktor untuk dilaksanakan
pembangunannnya. Untuk menghadapi proses pelelangan ini, konsultan
perencana wajib menyiapkan dokumen pelelangan sebanyak jumlah kontraktor
yang mengikuti pelelangan. Kemudian diberikan kepada kontraktor beberapa
hari sebelum lelang dimulai. Dokumen pelelangan yang harus dibuat tersebut,
mencakup :

a) Gambar-gambar perencanaan

b) Rencana kerja dan syarat-syarat

c) Alokasi waktu pelaksanaan

d) Volume pekerjaan (bill of quantity)

e) Formulir penawaran dan aturan-aturan tentang pemasukannya

f) Aturan main lainnya yang dibutuhkan untuk mengikuti pelelangan.

Hasil akhir dari tahap ini adalah ditetapkannya kontraktor yang akan
melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek tersebut. pelaksanaan dan
pengawasan, keduan langkah ini berjalan bersamaan. Pelaksanaan
pembangunan dilakukan oleh kontraktor sedangkan pengawasan dilakukan
oleh konsultan yang merencanakan proyek tersebut atau konsultan lain
yang ditunjuk oleh pemberi tugas. Direksi lapangan selaku pengawas
mempunyai beberapa tugas, yakni :
1) Mengawasi jalannya pembangunan agar sesuai dengan gambar kerja
dan syarat- syarat yang telah ditentukan.
2) Membuat berita acara tiap tahap pekerjaan

3) Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan untuk memeriksa


kemajuan pekerjaan untuk dibandingkan dengan time schedule yang ada
4) Mencatat kejadian –kejadian di lapangan

5) Memberi peringatan bila kontraktor menyimpang


23
6) Mengusukan perubahan – perubahan jika memang perlu.

4.1.6 Tinjauan teknis pelaksanaan pekerjaan

Awal pekerjaan ini di mulai dari pemberian perencanaan proyek yang di


berikan kepada (agun trisantoso.IAI.) kemudian pihak perencana memulai untuk
membuat beberapa alternative usulan desain bangunan yang kemudian di tunjukan
Pihak Panti Asuhan, setelah pihak owner setuju dengan usulan desain dan di ACC
untuk mendapat persetujuan. Setelah mendapat persetujuan barulah proses
penggambaran gambar kerja beserta rencana anggaran biaya di mulai dan
kemudian di lanjutkan dengan proses revisi dan pelaksanaan.

4.1.7 Struktur kerja tim perencanaan

a. Team Leader, 1 (satu) orang S1 lulusan Teknik Arsitektur yang telah memiliki
SKA Arsitektur Madya yang dikeluarkan Oleh Ikatan Arsitektur Indonesia dan
perpengalaman pada jabatan yang sama selama 10 tahun.
b. Sipil Engineer, 1 (satu) orang lulusan Teknik Sipil yang telah memiliki SKA
Struktur/SKA Sipil/Bangunan Gedung dan berpengalaman pada jabatan yang
sama selama 4 tahun.
c. Mekanikal Elektrikal, 1 (satu) orang S1 lulusan Teknik
Sipil/Elektro/Mesin/Listrik yang telah memiliki SKA Mekanikal Elektrikal dan
berpengalaman pada jabatan yang sama selama 4 tahun.
d. Administrasi Proyek, 1 (satu) orang lulusan SMK dan berpengalaman pada
jabatan yang sama selama 2 tahun.

4.1.8 Masalah-masalah dan pemecahannya


Dalam pelaksanaan kegiatan praktek profesi selama tiga bulan, pada
“CV.ATS CONSULTANT”, secara keseluruhan dapat saya interpretasikan bahwa
masalah yang saya temukan yaitu:
Kurangnya pemahaman pihak owner, terkait penjelasan dari pihak
konsultan. perencanaan Pemecahan dari masalah yang diatas yaitu :
Pihak konsultan perencana harus meyakinkan/menjelaskan sejelas mungkin
kepada pihak owner, sehingga pihak owner dapat mengerti maksut/pemaparan
dari pihak konsultan perencana.

24

Anda mungkin juga menyukai