Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KERJA PRAKTEK

MANAJEMEN PROYEK PRAKTEK PROFESI

DOSEN PENGAMPU : Ir. Joko Santoso, MMT., IAI.

PT. KARYA NUGRAHA NUSANTARA


PEMBANGUNAN GEDUNG PERAWATAN RS. ANGKATAN LAUT
(Jl. Gadung No.1 Jagir,Wonokromo,Surabaya)

NAMA ANGGOTA :

Ahmad Aldi Dzulkarnain_1441800086


Satriya Angga_1441900084
Isvan Hidayat_1441900108
Digja Sulton Salladin_1441900114
Ferdiansah Oky Pratama_1441900128
Frendy Arbiansyah_1441900130

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
1|MP3
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA

Proyek : Pembangunan Gedung Perawat


Lokasi : Jl. Gadung No.1, Jagir, Kec. Wonokromo,
Kota SBY, Jawa Timur 60244

MENGETAHUI,

DOSEN PEMBIMBING KONSULTAS PENGAWAS

( DARMANSYAH ) ( RANDY PRATAMA S, ST, M.Ars.)

MENYETUJUI MENGESAHKAN
KOORDINATOR KERJA PRAKTEK KEPALA PRODI ARSITEKTUR

Ir. JOKO SANTOSO, MMT., IAI M. FAISAL, ST.,MT.

2|MP3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 4

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 5

1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK ................................................................. 5

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTEK .......................................................... 6

1.3 BATASAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 7

1.4 SISTEMATIKA PENYUSUNAN ................................................................................ 7

1.5 METODE PENYUSUNAN ......................................................................................... 8

1.6 TAHAP YANG DIIKUTI MAHASISWA

DAN KEDUDUKAN MAHASISWA

DALAM PROSES PENGAWASAN ........................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN UMUM .............................................................................................. 9

2.1 TINJAUAN UMUM PENGAWASAN ....................................................................... 9

2.1.2 Persyaratan konsultan pengawas ............................................................................... 10

2.1.3 Hak , tugas, wewenang dan tanggung jawab pengawas .......................................... 11

2.1.4 Kedudukan konsultan pengawas ................................................................................ 14

2.1.5 Prakualisasasi konsultan pengawas............................................................................ 14

2.1.6 Penunjukan pengawas ................................................................................................ 15

2.1.7 Penentuan biaya pengawasan ..................................................................................... 17

2.2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ( PT / CV ) ..................................................... 19


2.2.1 Gambaran Umum perusahaan .................................................................................... 20
2.2.2 Struktur Organisasi .................................................................................................... 20
2.2.3 Cara mendapatkan proyek ......................................................................................... 21
2.2.4 Mekanisme kerja ....................................................................................................... 23

3|MP3
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK .......................................................................... 24

3.1 Latar Belakang Pengawasan Proyek ................................................................... 24

3.2 TAHAP PENGAWASAN ................................................................................... 24

3.3 PROSES PENGAWASAN ................................................................................. 26

3.4 PENGATURAN PENJADWALAN PENGAWASAN ...................................... 27

3.4.1 Penjadwalan ................................................................................................. 27

3.4.2 PENGATURAN JADWAL PENGAWASAN............................................ 27

BAB IV PENEKANAN INDIVIDUAL PADA PENGAWASAN PROYEK ................... 28

4|MP3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunianya penyusunan laporan kerja praktek yang berjudul Proyek Pembangunan
Gedung Perawatan Rs. Angkatan laut, di Kota Surabaya dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan kerja praktek ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Evaluasi Akhir
Semester Gasal tahun ajaran 2021/2022 mata kuliah Manajemen Proyek dan Praktek Profesi.
Laporan ini disusun dengan melewati beberapa tahapan yang melibatkan berbagai pihak
sebagai pendukung.

Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam proses penyusunan laporan ini :
1. Muhammad Faisal, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Arsitektur Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
2. Ir. Joko Santoso, MMT., IAI. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Proyek dan Praktek Profesi Prodi Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
3. PT. Karya Nugraha Nusantara yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kerja praktek di Proyek Pembangunan Gedung Perawatan Rs. Angkatan
laut, Surabaya.
4. Karyawan PT. Karya Nugraha Nusantara yang telah membantu kami selama kerja
praktek dan memberikan banyak ilmu dan pengalaman baru kepada kami mengenai
dunia kerja.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara moril maupun materil, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu
kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan kerja praktek ini.

Akhir kata kami mengucapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan hal yang
postif bagi semua pihak, khususnya bagi kalangan Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Surabaya, 11 Oktober 2021

5|MP3
Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK

Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki
kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai dengan bidang yang
digelutinya. Banyak sekali hal yang menjadi hambatan bagi seseorang yang belum
mengalami pengalaman kerja untuk terjun ke dunia pekerjaan, seperti halnya ilmu
pengetahuan yang diperoleh di kampus bersifat statis ( pada kenyataannya masih kurang
adaptif atau kaku terhadap kegiatan kegiatan dalam dunia kerja yang nyata ), teori yang
diperoleh belum tentu sama dengan praktik kerja di lapangan , dan keterbatasan waktu
dan ruang yang mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas.
Dikarenakan hal di atas, maka universitas menetapkan mata kuliah kerja praktek agar para
mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan yang tidak diberikan oleh kampus. Pada umumnya
kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada salah satu perusahaan ( berkaitan dengan desain
interior ) itu meliputi : kerterkaitan antara gagasan desain dengan pelaksanaan, keterampilan
teknis yang memadai, dan tata laksana proses dalam desain.

PT. Karya Nugraha Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang konsultan pengawas yang telah memiliki pengalaman dalam menangani
bidangnya. Oleh karenanya PT. Karya Nugraha Nusantara telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek di tempatnya sehingga penulis dapat
menambah pengalaman dan pengetahuan kerja yang tidak diperoleh di dalam perkuliahan.

6|MP3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTEK

Adapun maksud diadakannya kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

A. Mahasiswa menerapkan ilmu teori yang didapat semasa kuliah kedalam dunia kerja.
B. Mahasiswa mempelajari penguasaan sejumlah pengetahuan yang berkait dengan aspek
kebutuhan manusia didalam ruang sebagai mahluk individual maupun sosial.
Pengetahuan yang dimaksud mencangkup sejarah desain, psikologi, sosiologi,
ergonomi, konstruksi bangunan, fisika tiknik, metodologi dan estetika.
C. Mahasiswa mempelajari penguasaan keterampilan dalam proses perancangan desain
interior antara lain kemampuan membuat program, kemampuan membuat presentasi
desain, kemampuan berkomunikasi dan sebagainya.

Tujuan dari mata kuliah kerja praktek ini secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :
1. Tujuan Umum Kerja Praktek
a) Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja, guna mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia kerja.
b) Mengaplikasi secara langsung konsep-konsep perencanaan dan perancangan
desain interior dalam kegiatan kerja sebenarnya.
c) Mahasiswa mampu dan kompeten secara kreatif memecahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan fungsi dan kualitas dari lingkungan ruang interior,
meliputi penyusunan program ruang, analisis deasain, perencanaan ruang,
estetika, dan pengawasan secara berkala di lapangan dengan menggunakan
pengetahuan, khususnya dalam konstruksi dan sistem-sistem bangunan interior
berikut komponen-komponennya, peraturan-peraturan alat- alat, bahan atau
material dan kelengkapan lainnya.

2. Tujuan khusus Kerja Praktek :


1. Memenuhi salah satu SKS pada Program Studi S1 Teknik Arsitektur di
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
2. Sebagai bahan dasar dalam menyusun laporan kerja praktek.

7|MP3
3. Meningkatkan efisensi dan efektivitas proses pendidikan yang menuju
profesionalisme.
4. Keahlian profesi yang diperoleh melalui kerja praktek dapat memberikan
rasa percaya diri.
1.3 BATASAN PEMBAHASAN

Agar laporan ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan menjadi terlalu
luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah dalam laporan ini
adalah sebagai berikut:

1. Membahas mengenai gambaran umum tentang konsultan pengawas.

2. Membahas tentang profil umum perusahaan.

3. Melakukan pengawasan pekerjaan struktur, arsitektural, hingga mekanikal elektrikal

1.4 SISTEMATIKA PENYUSUNAN

Untuk mempermudah dalam pembuatan Laporan perlu di perhatikan dalam


menyusunya. Oleh karena itu Sistematika Laporan yang baik dan benar sangat
diperlukan.

Secara garis besar Laporan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, isi, dan akhir.
Berikut adalah Sistematika Laporan secara umum :

1. Bagian awal laporan terdiri dari judul, daftar isi, dan katapengantar

2. Bagian isi laporan terdiri dari lima bab yaitu:

A. BAB I, Pendahuluan.
B. BAB II, Tinjauan Umum.
C. BAB III, Tinjauan Khusus Proyek.
D. BAB IV, Proses Pengawasan.
E. Bagian Akhir terdiri dari
3. BAB V, penutup dan Daftar Pustaka.

8|MP3
1.5 METODE PENYUSUNAN

Dalam penyempurnaan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan ini, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode Observasi,Wawancara dan
Dokumentasi.

1. Metode Observasi

Metode pengumpulan data dengan cara observasi adalah penyusun melakukan


pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dan
membandingkan dengan teori yang telah dipelajari di perkuliahan.
2. Metode Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara wawancara adalah pengumpulan data


yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung, untuk mendapatkan
data yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini

3. Dokumentasi

Dokumentasi Mengumpulkan arsip dan gambar-gambar yang dianggap perlu


untuk dianalisis, serta mendokumentasikan pekerjaan-pekerjaan di lapangan
yaitu gambar kerja dan foto.

1.6 TAHAP YANG DIIKUTI MAHASISWA DAN KEDUDUKAN MAHASISWA


DALAM PROSES PENGAWASAN

Kedudukan mahasiswa dalam proses pengawasan adalah sebagai pembantu pengawas


proyek bagi Konsultan Pengawas (PT. Karya Nugraha Nusantara ). Tahap yang
diikuti yaitu :
1. Datang ke lokasi proyek pembangunan.
2. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh koordinator dari pihak konsultan pengawas,
yaitu Melakukan pengawasan proyek konstruksi, mengisi laporan harian, dan
membantu dalam pengerjaan pembuatan laporan bulanan.

9|MP3
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 TINJAUAN UMUM PENGAWASAN

2.1.1 Pengertian konsultan pengawas

Pengertian Konsultan Pengawas Proyek Konsultan pengawas adalah orang


perseorangan yang diberi kuasa secara hukum untuk mengawasi/ meliputi secara penuh
atau terbatas, seluruh tahapan konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan
dan syarat-syarat teknik yang ada.

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu-


individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam mencapai tujuan organisasi.
Proses pengawasan ini berlangsung secara continue dari waktu ke waktu guna
mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai prosedur yang
ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kegiatan pengawasan ini dilakukan
baik oleh pihak pelaksana konstruksi maupun oleh pihak pemilik proyek.

Pengawasan yang dilakukan oleh pelaksana konstruksi bertujuan untuk


mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek, sedangkan pengawasan
oleh pemilik proyek bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa apa yang akan
diterimanya sesuai dengan apa yang dikehendaki. Semula pengawasan dari pihak
pemilik proyek dilakukan sendiri oleh staf proyek (swakelola), namun dalam beberapa
tahun terakhir ini pengawasan dilakukan oleh konsultan pengawasan dengan sistem
kontrak.

10 | M P 3
2.1.2 Persyaratan konsultan pengawas
Sesuai dengan keputusan yang tercantum pada KEPRES No. 29 Tahun 1984 untuk
disebut sebagai pihak konsultan perencana, maka harus memenuhi syarat-syarat
administratif dan teknis.
1. Adapun syarat administratif sebagai berikut :
a. Memiliki akte notaris yang berisi tentang kepemilikan modal,
bentuk badan hukum serta organisasi.
b. Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).
c. Memiliki Nomor Wajib Pajak (NPWP).
d. Terdaftar pada panitia pengadilan atau departemen
kehakiman (tergantung bentuk usahanya).
e. Terdaftar pada badan perencana.
Untuk terdaftar pada DPU Propinsi Daerah Tingkat I (bidang Cipta Karya) suatu
konsultan harus memenuhi :
a. Mengisi formulir dan dokumen pendaftaran dengan lampiran-
lampiran:
1) Akte pendirian.
2) SIUJK.
3) NPWP.
4) Mempunyai referensi bank.
b. Bukti-bukti administratif
1) Pimpinan perusahaan atau cabang.
2) Menyanggupi untuk bertanggung jawab kepada semua hasil
perencanaan itu sendiri .

2. Syarat teknis

a. Memenuhi persyaratan tenaga-tenaga dalam bidang teknik pembangunan


yang dapat dibuktikan dalam ijazah keahlian, pengalaman, dan referensi
dari ahli perusahaan.
b. Memiliki nama perusahaan, persyaratan terdaftar pada Dirjen Cipta Karya
tersebut, umumnya hanya untuk bangunan-bangunan swasta biasanya atas
kepercayaan pemberi tugas dan diperkuat dengan bukti
1) SIUJK
2) Referensi bank

11 | M P 3
Referensi pengalaman kerja

2.1.3 Hak , tugas, wewenang dan tanggung jawab konsultan pengawas.


A. Hak Konsultan Pengawas :
1. Keputusan dalam memecahkan masalah yang timbul dalam proyek.
2. Menghentikan pekerjaan dan pengadaan klien terhadap hal yang tidak sesuai
dengan rencana.
3. Tidak membatalkan dan pengadaan klien terhadap hal yang tidak memenuhi
ketentuan dalam kontrak.
4. Memperbaiki kesalahan kesalahan pekerjaan maupun gambar.

B. Tugas konsultan pengawas


1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi
antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari
pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas serta
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya
pekerjaan.

12 | M P 3
C. Tugas konsultan pengawas
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas
serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.

D. Wewenang Konsultan Pengawas :


1. Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja.
2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan pembangunan jika kontraktor
tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.
3. Memberikan tanggapan atas usul pihak kontraktor.
4. Memeriksa gambar shopdrawing dan spesifikasinya pelaksana proyek.
5. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubaha.
6. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai
dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.

13 | M P 3
E. Tanggung Jawab Konsultas Pengawas.
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan agar hasil
yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material / peralatan yang didatangkan
kontraktor.
8. Menghentikan sementara jika terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10.Menghitung dan menghitung kemungkinan tambah atau berkurangnya
pekerjaan.

14 | M P 3
2.1.4 Kedudukan konsultan pengawas

Keterangan :

• Garis Koordinasi =
• Garis Perintah =

2.1.5 Prakualisasasi konsultan pengawas

Personil-personil yang tercantum di bawah ini harus bekerja secara penuh untuk
pekerjaan ini, yaitu terdiri dari : TENAGA AHLI - Site Engineer (Team Leader)

Adalah seorang Sarjana S1 Teknik Sipil pengalaman minimal 5 (delapan) tahun efektif
atau S2 Teknik Sipil/Struktur dalam bidang pengawasan pengawasan konstruksi j
konstruksi jalan dan jembatan, jembatan, dan mengetahui mengetahui dengan baik
proses pelaksanaan dan laksanaan dan pengawasan pekerjaan pengawasan pekerjaan
jalan, jem jalan, jembatan dan batan dan utilitas utilitas beserta permasalahannya.

Tugas dan tanggung jawab team leader meliputi:

1. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga


bisa menghasilkan pekerjaan seperti yang ditentukan.
2. Memahami isi dokumen kontrak dari kontraktor
3. Memahami strategi pelaksanaan kontraktor (berdasarkan hasil PCM)

15 | M P 3
4. Memahami strategi pelaksanaan fisik
5. Menyetujui proses dan hasil opname pekerjaan apabila kontraktor melakukan
penagihan
2.1.6 Penunjukan pengawas
1. Penunjukan langsung
A. Pemimpin Proyek memilih satu Konsultan Pengawas dari para
Konsultan Pengawas yang terdapat dalam DRM Konsultan Bangunan.
Konsultan Pengawas yang dianggap tepat harus :
1) Sudah dikenal baik hasil pengawasannya, serta pengalamannya.
2) Masih mempunyai cukup kapasitas untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, dalam waktu
yang ditentukan.
B. Pemimpin Proyek menunjuk Konsultan Pengawas yang dipilih untuk
melakukan pekerjaan pengawasan, dengan menerbitkan surat keputusan
pemberian pekerjaan.
C. Penanda-tanganan kontrak pekerjaan pengawasan dilakukan oleh
Pemimpin Proyek dan Konsultan Pengawas, serta disahkan oleh Pejabat
Pekerjaan Umum yang berwenang. Kontrak disusun menurut Standar
Kontrak Pekerjaan Pengawasan yang berlaku
2. Penunjukan lewat Kontrak Pekerjaan Pengawas yang berlaku
A. Panitia Seleksi Konsultan Pengawas yang dibentuk oleh Pemimpin
Proyek melakukan seleksi Konsultan Pengawas yang terdapat di dalam
DRM Konsultan Bangunan Gedung yang dibuat oleh Panitia
Prakualifikasi Daerah atau Pusat.
Seleksi dilakukan berdasarkan :
1) Kapasitas sisa Konsultan Pengawas dibandingkan dengan
volume dan waktu penyelesaian pekerjaan.
2) Kesediaan memperkerjakan secara penuh tenaga yang
diperlukan sampai pekerjaan selesai. Seleksi menghasilkan
Daftar Rekanan Terseleksi (DRT). Tata cara penseleksian
mengikuti Pedoman Pemilihan Konsultan Pengawas yang
ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

16 | M P 3
B. Pemimpin Proyek memilih serta menunjuk Konsultan Pengawas yang
terdapat dalam DRT, dan telah diundang serta bersedia mengikuti
pemilihan. Pemilihan dilakukan dengan mengikuti proses sebagai
berikut :
1) Konsultan Pengawas diminta mengajukan Usulan Teknis dan
Usulan Biaya berdasarkan Pengarahan Penugasan (Terms of
Reference) dari Pemimpin Proyek.
2) Panitia Seleksi memilih Usulan Teknis yang paling tepat.
3) Panitia Seleksi memeriksa Usulan Biaya yang Usulan Teknisnya
paling tepat dengan cara meneliti kesesuaiannya dengan Usulan
Teknis, serta kewajaran jumlah biayanya.
4) Usulan Biaya tersebut tidak boleh melebihi biaya pengawasan
yang tersedia dalam anggaran.
5) Panitia Seleksi mengusulkan Konsultan Pengawas yang Usulan
Teknis serta Usulan Biayanya terpilih.
6) Pemimpin Proyek menunjuk Konsultan Pengawas atas dasar
Usulan Panitia Seleksi.

Pembuatan Pengarahan Penugasan (Terms of Reference). Usulan Teknis dan


Usulan Biaya serta tata cara pemilihan dan penunjukan Konsultan Pengawas
mengikuti Pedoman Pemilihan Konsultan Pengawas yang ditetapkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum.

C. Penanda tanganan Kontrak pekerjaan pengawasan dilakukan oleh


Pemimpin Proyek, Konsultan Pengawas, dan disahkan oleh pejabat
Pekerjaan Umum yang berwenang. Kontrak disusun mengikutiu
Standar Kontrak Pekerjaan Perencanaan yang berlaku.

17 | M P 3
2.1.7 Penentuan biaya pengawasan
Komponen biaya pekerjaan konstruksi bangunan gedung negara sesuai dengan
buku biru terbaru, Permen PUPR No. 22 Tahun 2018.
A. Biaya pelaksanaan konstruksi
Salah satu biaya yang paling banyak dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan
fisik bangunan gedung negara adalah biaya pelaksanaan konstruksi. Biaya
tersebut dibebankan pada biaya untuk komponen konstruksi fisik kegiatan yang
bersangkutan.
Biaya pelaksanaan konstruksi terdiri atas biaya standar dan biaya non standar.
Biaya standar digunakan untuk pelaksanaan konstruksi fisik standar pekerjaan
meliputi:
1. Arsitektur
2. Struktur
3. Utilitas yang meliputi pekerjaan plumbing, dan jaringan instalasi
penerangan; dan
4. Perampungan (finishing).
5. Biaya overhead penyedia jasa pelaksanaan konstruksi, asuransi,
keselamatan kerja, inflasi, dan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan, biaya nonstandar digunakan untuk pelaksanaan konstruksi fisik
nonstandar, perizinan selain izin mendirikan bangunan (IMB), dan
penyambungan utilitas.
B. Biaya Perencanaan Teknis
Biaya perencanaan teknis dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
perencanaan konstruksi yang bersangkutan.

C. Biaya Pengawasan konstruksi


Biaya pengawasan konstruksi dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
pengawasan konstruksi.

D. Biaya Manajemen Konstruksi:

18 | M P 3
Biaya manajemen konstruksi dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
manajemen konstruksi yang bersangkutan.

E. Biaya Pengelolaan Kegiatan:


Biaya pengelolaan kegiatan dibebankan pada biaya untuk komponen
pengelolaan kegiatan konstruksi.

Perincian penggunaan biaya pengelolaan kegiatan adalah sebagai berikut:


a) Biaya operasional unsur pengguna anggaran dimanfaatkan untuk keperluan
honorarium staf dan panitia lelang, perjalanan dinas, rapatrapat, proses
pelelangan, bahan dan alat yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan sesuai
dengan pentahapannya, serta persiapan dan pengiriman kelengkapan
administrasi atau dokumen pendaftaran bangunan gedung negara.
b) realisasi pembiayaan pengelolaan kegiatan dapat dilakukan secara bertahap
sesuai kemajuan pekerjaan (persiapan konstruksi, perencanaan konstruksi, dan
pelaksanaan konstruksi).
c) besarnya honorarium pengelolaan kegiatan mengikuti ketentuan yang berlaku.
Jika terdapat kelebihan biaya berupa penghematan yang didapat dari biaya
perencanaa teknis, biaya manajemen konstruksi atau pengawasan konstruksi,
maka dapat digunakan langsung untuk peningkatan mutu atau penambahan
kegiatan konstruksi fisik, dengan melakukan revisi dokumen pembiayaan.

19 | M P 3
2.2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ( PT / CV )

2.2.1 Gambaran Umum perusahaan

PT. KARYA NUGRAHA NUSANTARA adalah perusahaan bidang Jasa Konsultasi


dan Manajemen proyek. Berbentuk badan PT. atas nama PT. KARYA NUGRAHA
NUSANTARA beralamat di Desa Ngampel Rt 06 Rw 02, Kecamatan Kapas,
Kabupaten Bojonegoro. Jawa Timur.

PT. KARYA NUGRAHA NUSANTARA

Nama Badan Usaha : PT. KARYA NUGRAHA NUSANTARA


Alamat : Jl. Pulau We Perumnas Gatoel Kel. Kranggan Kec. Kranggan
Kabupaten : Kota Mojokerto
Kode Pos : 61321
Fax :-
Email :-
NPWP : 92.764.698.4-602.000
Bentuk Badan Usaha : PT
Jenis Badan Usaha : Perencanaan
Asosiasi : INKINDO

20 | M P 3
2.2.2 Struktur Organisasi

Keterangan :

• Garis Koordinasi =
• Garis Perintah =

2.2.3 Cara mendapatkan proyek

Proyek ini didapatkan dengan system lelang tender adapun penjelasaanya sebagai berikut :

Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau Konsultan untuk
mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah
satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa
pemerintah adalah tahapan pembukaan dokumen penawaran.

Proses Lelang proyek :


21 | M P 3
A. Pengambilan Dokumen Lelang Pengambilan dokumen lelang harus diteliti
kebenarannya dan kelengkapannyadengan merinci dalam tanda terima dokumen lelang,
ini penting agar dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal
perusahaan.

B. Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan


kelengkapannyadengan merinci dalam tanda terima dokumen lelang, ini penting agar
dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal perusahaan.

C. Pembentukan Team Pelaksana Lelang ( TPL ) Pembentukan Tim lelang sesuai


dengan kebutuhan SDM yang memiliki kompetensi sesuai dengan ketrampilan untuk
melakukan kegiatan estimasi biaya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

D. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang Pada bagian di proses ini


merupakan kegiatan penting dalam upaya memahami dokumen proyek sehingga
dapat dibuat catatancatatan penting yang perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti
penjelasan / aanwijzing kantor maupun lapangan berkaitan dengan dokumen-
dokumen sebagai berikut :

- Bill of Quantity ( BQ )
- Technical Specification ( Spek Teknis )
- Drawings ( gambar )
- Agreement, General & Specia
- Condition of Contract ( surat - perjanjian, spek umum & khusus )
- Attachments ( lampiran )
- Addendum
- Peraturan terkait

E. Aanwijzing Kantor dan Lapangan Mengikuti kegiatan aanwijzing merupakan


kegiatan penting dalam rangka mendapatkan kejelasan terhadap hal-hal sebagai
berikut:

1. Kelengkapan dokumen yang perlu dipenuhi.

2. Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar persamaan persepsi sama dengan panitia /
owner.Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan dll
sehingga proyek ini dapat dilaksanakan dengan baik.

22 | M P 3
3. Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek tersebut dibangun
berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :

- Kondisi lingkungan proyek


- ( sosial dan budaya, medan kerja, dll )
- Akses jalan masuk proyek
- Kelayakan jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki
- Keamanan
- Kondisi tanah
- Dll

F. Pelajari Lebih Mendalam Dokumen Lelang Kegiatan dalam proses ini adlah
memahami lebih rinci berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesesuaian BQ dengan gambar, spek dan dokumen lainnya

2. Identifikasi lingkup pekerjaan ( batasan-batasan dalam paket proyek ) Kegiatan ini


dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structure ( WBS ) sehingga secara akurat
dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang ada dalam setiap paket proyek,
berkaitan dengan halhal sebagai berikut :

- Rincian BQ / WBS ( paket pekerjaan )


- Penghitungan volume pekerjaan
- Gambar detail / sketsa
- Dokumen untuk proses
- pengadaan Sub kontraktor & supplier
WBS adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang mengatur dan
menetapkan lingkup total dari proyek. Pekerjaan yang di luar WBS adalah di luar lingkup
proyek. Seperti halnya scope statement, WBS seringkali digunakan untuk mengembangkan
atau menjelaskan pengertian umum dari lingkup proyek

G. Survey Lapangan Detail Kegiatan ini merupakan kegiatan survey ulang secara
mendalam setelah mempelajari secara mendalam dokumen lelang seperti diuraikan pada point
5. Hasil survey ini akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan,
merencanakan site plan, mengetahui itemitem pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti
23 | M P 3
perluny jembatan sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses dll. Pada survey
ini juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi datadata teknis seperti penyelidikan tanah,
komposisi material di quary, keberadaan sumber daya lainnya seperti alat, tenaga, bahan
material alam, termasuk biaya untuk mendapatkan sumber daya tersebut ( upah tenaga, harga
satuan dll ).

H. Perhitungan Volume Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan


pengecekan perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ, dan
diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang merupakan pekejaan penunjang seperti
jembatan darurat, jalan kerja, dll. Perhitungan volume ini harus dilakukan secara cermat dan
akurat serta

Tertelusur sesuai WBS yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan berupa
kurang perhitungan atau duplikasi perhitungan. Apabila ada perubahan gambar / spek maka
dengan mudah dapat ditelusuri perhitungan mana yang diperlukan koreksi / penyesuaian /
hitungan ulang atas perubahan tersebut. Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak
personil harus dapat diidentifikasi siapa melakukan hitungan pekerjaan apa, sesuai gambar /
spek yang mana sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.

2.2.4 Mekanisme kerja


Dalam kelompok Kerja Praktik, dibagi menjadi beberapa tim dan disetiap tim
mendapat tugas masing masing.
1. Mengecek pekerjaan sipil dan melaporkan kepada pelaksana apabila terjadi
kesalahan dalam pekerjaan proyek.
2. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
3. Merevisi gambar kerja apabila ada perubahan.

BAB III
TINJAUAN KHUSUS PROYEK

24 | M P 3
3.1 Latar Belakang Pengawasan Proyek
Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang dengan
baik pada suatu permulaan dan suatu akhir dari sebuah kegiatan, yang diarahkan
untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Suatu proyek memerlukan perencanaan
yang matang dan dalam pelaksanaannya dilakukan dengan teliti dan baik, serta
pemanfaatan suatu proyek dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan.
Pengolahan proyek meliputi beberapa kegiatan diantaranya diawali dengan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan monitoring terhadap elemen proyek
seperti sumber daya yang diperlukan seperti bahan, peralatan, manusia, waktu, dan
mutu proyek yang dihasilkannya. Dalam setiap kegiatan proyek, elemen-elemen
pokok ini tersedia dalam jumlah terbatas.
Untuk memudahkan pengendalian proyek, pengelola proyek seharusnya
mempunyai acuan sebagai sasaran dan tujuan pengendalian. Oleh karena itu
indikator- indikator tujuan akhir pencapaian proyek haruslah ditampillkan dan
dijadikan pegangan selama pelaksanaan proyek. Indikator-indikator yang biasanya
menjadi sasaran pencapaian tujuan akhir proyek adalah kinerja biaya, mutu, waktu,
dan keselamatan kerja. Berikut ini diuraikan indikator kinerja proyek berupa
tampilan grafik yang memudahkan pengelola proyek dalam membaca serta
menerapkannya.

3.2 TAHAP PENGAWASAN


Pengawasan kualitas pekerjaan konstruksi tersebut terbagi dalam tahapan, yaitu:
a) Tahap Studi dan Analisis
Tahap ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu:
1. Mengadakan studi dan pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang akan digunakan
dan memilih yang sesuai.
2. Mengadakan percobaan-percobaan terhadap bahan yang telah dipilih apakah
memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknik.
3. Menyusun metode kerja yaitu tata cara pelaksanaan dan penggunaan peralatan dan
fasilitas.
b) Tahap pelaksanaan pengawasan dan pengambilan sampel.
Tahap pelaksanaan terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
1. Memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yang terkait dengan
pelaksanaan tentang tata cara pelaksanaan.
25 | M P 3
2. Mengawasi jalannya pelaksanaan sesuai dengan tata carapelaksanaan yang telah
ditetapkan, mengambil bendabenda uji/ sample untuk pemeriksaan. Membuat laporan
jalannya pelaksanaan, hasil pengujian lapangan dan bendabenda uji yang akan dikirim
ke laboratorium.

c) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan
dan hasil pengujian laboratorium, serta membuat kesimpulankesimpulan dari hasil
pemeriksaan.

d) Tahap tindak lanjut


Tahap ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
1. Bila hasil pemeriksaan berkesimpulan bahwa kualitas sudah sesuai dengan
spesifikasi teknik, harus dibuat rekomendasi agar pekerjaan dilanjutkan berdasarkan
tata cara pelaksanaan yang sudah ditetapkan.
2. Bila hasil pemeriksaan berkesimpulan tidak sesuai (tidak baik), haruslah
dilakukan survai/ penelitian apa penyebab dari ketidak sesuaian tersebut. Penyebab
ketidak sesuaian pekerjaan tersebut ada beberapa kemungkinan:
a. Tata cara pelaksanaan tidak dilaksanakan dengan baik, maka pekerjaan harus
dibongkar dan di kerjakan ulang mengikuti tata cara pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
b. Tata cara pelaksanaan itu sendiri tidak cocok untuk pekerjaan tersebut, maka tata
cara pelaksanaan harus diperbaiki/ dirubah dan pekerjaan diperbaiki menurut cara
baru.

3.3 PROSES PENGAWASAN

1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan kontruksi yang akan


dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
26 | M P 3
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan kontruksi
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik.
4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama pekerjaan konstruksi
5. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawings) yang diajukan oleh
pelaksana konstruksi
6. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (As-Built
Drawings) sebelum serah terima.
7. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serahterima I, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir pekerjaan
pengawasan.
8. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan,dan serah terima pertama dan kedua pelaksanaan
konstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi.
9. Bersama-sama penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan
dan penggunaan bangunan gedung
10. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun Dokumen Pendaftaran.
11. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten/Kota setempat.
12. Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. :
- Menentukan waktu pelaksanaan setiap kegiatan.
- Menentukan kegiatan yang tidak boleh terlambat atau
tertunda pelaksanaannya (kegiatan kritis) dan jalur kritis.
- Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
- Dasar penghitungan cashflow proyek.
- Dasar penjadualan sumberdaya proyek lain, seperti tenaga, materi
3.4 PENGATURAN PENJADWALAN PENGAWASAN
3.4.1 Penjadwalan
a) Perangkat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu
tertentu .
b) Proses untuk merencanakan durasi (duration) proyek.
27 | M P 3
c) Menetapkan hubungan antar kegiatan atau pekerjaan dalam suatu
proyek.
d) Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
e) Sebagai dasar dari penghitungan cashflow proyek.

3.4.2 PENGATURAN JADWAL PENGAWASAN


a) Menentukan durasi total yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proyek.
b) Menentukan waktu pelaksanaan setiap kegiatan.
c) Menentukan kegiatan yang tidak boleh terlambat atau tertunda
pelaksanaannya (kegiatan prioritas).
d) Menentukan kemajuan pelaksanaan proyek.
e) Dasar penghitungan cashflow proyek.
f) Dasar penjadwalan sumberdaya proyek lain, seperti tenaga, material,
dan perala

BAB IV
LAPORAN PENGAWASAN.

4.1 LAPORAN MINGGUAN

Laporan Tanggal 15 Oktober 2021


28 | M P 3
29 | M P 3
Laporan Tanggal 22 Oktober 2021

30 | M P 3
31 | M P 3
32 | M P 3
33 | M P 3
Laporan Tanggal 5 November 2021

34 | M P 3
Laporan Tanggal 10 November 2021

Laporan Tanggal 12 November 2021


35 | M P 3
Laporan Tanggal 19 November 2021

36 | M P 3
37 | M P 3
38 | M P 3
Laporan Tanggal 26 November 2021

39 | M P 3
4.2 Pengawasan Struktural
4.2.1 Pemasangan Balok
Pengertian Umum.
Balok merupakan penguat horizontal yang berfungsi sebagai dudukan lantai dan pengikat
kolom lantai atas, dengan peletakan posisi tidur.

40 | M P 3
4.2.2 Pengecoran Plat Lantai.
Pengertian Umum..
Pelat lantai merupakan salah satu struktur bangunan dengan bidang yang terbilang tipis. Plat
lantai yang bertumpu pada kolom dibantu oleh balok-balok bangunan. Plat lantai harus dibuat
dengan kaku, rata, dan lurus. Plat adalah salah satu elemen struktur yang mampu menahan
beban dimana bebannya nanti akan disalurkan ke struktur rangka vertikal seperti kolom.

41 | M P 3
4.2.3 Pengecoran Kolom
Pengertian Umum.
Fungsi kolom sangat krusial sebagai penerus beban langsung ke pondasi. Kolom mempertahankan bangunan
dari tiupan angin kencang, beban dalam bangunan seperti manusia dan barang-barang, serta pengokoh
bangunan agar tak mudah roboh. Struktur kolom yang kuat tersebut menggunakan bahan besi dan beton,
dimana gabungan kedua material tersebut tahan akan tarikan dan dorongan.

42 | M P 3
4.2.4 Peracah.
Pengertian Umum.
Perancah adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga beban material dan
manusia. dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya
perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat
menggunakan bahan-bahan lain.

43 | M P 3
BAB V
PENUTUP

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena telah melimpahkan
rahmat, dan nikmatnya, sehingga kita bisa menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) untuk mata kuliah Manajemen Proyek, & Praktek Profesi ini.

Dengan ini pula, kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, dan semua pihak
yang membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.

5.1 KESIMPULAN

Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, kami bisa mendapat
berbagai ilmu diluar teori yang tidak bisa kami dapatkan dalam perkuliahan biasa.
Pengalaman kami dalam dunia profesi juga sangatlah berkembang setelah
mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Banyak hal yang kami dapatkan,
seperti kenyataan dilapangan ketika proyek berjalan yang bisa berbeda dengan teori
yang sudah ditetapkan sebagai acuan, dan bagaimana cara mengatasi permasalahan
yang terjadi saat proyek berlangsung sebagai pengawas proyek.

5.2 SARAN

1. Kontraktor agar sesering mungkin berkoordinasi dengan konsultan pengawas


dan menjalankan instruksi dan himbauan agar pekerjaan dapat berjalan sesuai
spesifikasi teknis, bestek dan sesuai schedule.

2. Kontraktor agar segera menyelesaikan dan mempercepat pekerjaan agar


dapat mengejar ketertinggalan waktu.

44 | M P 3
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurusipil.com/konsultan-pengawas/, diakses tanggal 10


December 2020.

http://www.ilmusipil.com/konsultan-pengawas-dalam-pelaksanaan-
proyek, diakses tanggal 10 December 2020.

https://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/08/syarat-sebagai-
konsultan-perencana.html, diakses tanggal 10 December 2020.

https://www.mustikaland.co.id/news/struktur-bangunan-pengertian-
jenis-hingga-komponen/

https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/08/824fa_3_MODUL_PEMAHAMAN_
UMUM_PENGAWASAN_KONSTRUKSI.pdf

45 | M P 3
LAMPIRAN GAMBAR KERJA

46 | M P 3

Anda mungkin juga menyukai