NAMA ANGGOTA :
MENGETAHUI,
MENYETUJUI MENGESAHKAN
KOORDINATOR KERJA PRAKTEK KEPALA PRODI ARSITEKTUR
2|MP3
DAFTAR ISI
3|MP3
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS PROYEK .......................................................................... 24
4|MP3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunianya penyusunan laporan kerja praktek yang berjudul Proyek Pembangunan
Gedung Perawatan Rs. Angkatan laut, di Kota Surabaya dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan kerja praktek ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Evaluasi Akhir
Semester Gasal tahun ajaran 2021/2022 mata kuliah Manajemen Proyek dan Praktek Profesi.
Laporan ini disusun dengan melewati beberapa tahapan yang melibatkan berbagai pihak
sebagai pendukung.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam proses penyusunan laporan ini :
1. Muhammad Faisal, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Arsitektur Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
2. Ir. Joko Santoso, MMT., IAI. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Proyek dan Praktek Profesi Prodi Arsitektur Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
3. PT. Karya Nugraha Nusantara yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan kerja praktek di Proyek Pembangunan Gedung Perawatan Rs. Angkatan
laut, Surabaya.
4. Karyawan PT. Karya Nugraha Nusantara yang telah membantu kami selama kerja
praktek dan memberikan banyak ilmu dan pengalaman baru kepada kami mengenai
dunia kerja.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara moril maupun materil, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu
kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan kerja praktek ini.
Akhir kata kami mengucapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan hal yang
postif bagi semua pihak, khususnya bagi kalangan Mahasiswa Jurusan Arsitektur
5|MP3
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki
kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai dengan bidang yang
digelutinya. Banyak sekali hal yang menjadi hambatan bagi seseorang yang belum
mengalami pengalaman kerja untuk terjun ke dunia pekerjaan, seperti halnya ilmu
pengetahuan yang diperoleh di kampus bersifat statis ( pada kenyataannya masih kurang
adaptif atau kaku terhadap kegiatan kegiatan dalam dunia kerja yang nyata ), teori yang
diperoleh belum tentu sama dengan praktik kerja di lapangan , dan keterbatasan waktu
dan ruang yang mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas.
Dikarenakan hal di atas, maka universitas menetapkan mata kuliah kerja praktek agar para
mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan yang tidak diberikan oleh kampus. Pada umumnya
kegiatan kerja praktek yang dilakukan pada salah satu perusahaan ( berkaitan dengan desain
interior ) itu meliputi : kerterkaitan antara gagasan desain dengan pelaksanaan, keterampilan
teknis yang memadai, dan tata laksana proses dalam desain.
PT. Karya Nugraha Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang konsultan pengawas yang telah memiliki pengalaman dalam menangani
bidangnya. Oleh karenanya PT. Karya Nugraha Nusantara telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan kerja praktek di tempatnya sehingga penulis dapat
menambah pengalaman dan pengetahuan kerja yang tidak diperoleh di dalam perkuliahan.
6|MP3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN KERJA PRAKTEK
A. Mahasiswa menerapkan ilmu teori yang didapat semasa kuliah kedalam dunia kerja.
B. Mahasiswa mempelajari penguasaan sejumlah pengetahuan yang berkait dengan aspek
kebutuhan manusia didalam ruang sebagai mahluk individual maupun sosial.
Pengetahuan yang dimaksud mencangkup sejarah desain, psikologi, sosiologi,
ergonomi, konstruksi bangunan, fisika tiknik, metodologi dan estetika.
C. Mahasiswa mempelajari penguasaan keterampilan dalam proses perancangan desain
interior antara lain kemampuan membuat program, kemampuan membuat presentasi
desain, kemampuan berkomunikasi dan sebagainya.
Tujuan dari mata kuliah kerja praktek ini secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :
1. Tujuan Umum Kerja Praktek
a) Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja, guna mempersiapkan diri untuk
memasuki dunia kerja.
b) Mengaplikasi secara langsung konsep-konsep perencanaan dan perancangan
desain interior dalam kegiatan kerja sebenarnya.
c) Mahasiswa mampu dan kompeten secara kreatif memecahkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan fungsi dan kualitas dari lingkungan ruang interior,
meliputi penyusunan program ruang, analisis deasain, perencanaan ruang,
estetika, dan pengawasan secara berkala di lapangan dengan menggunakan
pengetahuan, khususnya dalam konstruksi dan sistem-sistem bangunan interior
berikut komponen-komponennya, peraturan-peraturan alat- alat, bahan atau
material dan kelengkapan lainnya.
7|MP3
3. Meningkatkan efisensi dan efektivitas proses pendidikan yang menuju
profesionalisme.
4. Keahlian profesi yang diperoleh melalui kerja praktek dapat memberikan
rasa percaya diri.
1.3 BATASAN PEMBAHASAN
Agar laporan ini lebih terarah, terfokus, dan menghindari pembahasan menjadi terlalu
luas, maka penulis perlu membatasinya. Adapun batasan masalah dalam laporan ini
adalah sebagai berikut:
Secara garis besar Laporan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, isi, dan akhir.
Berikut adalah Sistematika Laporan secara umum :
1. Bagian awal laporan terdiri dari judul, daftar isi, dan katapengantar
A. BAB I, Pendahuluan.
B. BAB II, Tinjauan Umum.
C. BAB III, Tinjauan Khusus Proyek.
D. BAB IV, Proses Pengawasan.
E. Bagian Akhir terdiri dari
3. BAB V, penutup dan Daftar Pustaka.
8|MP3
1.5 METODE PENYUSUNAN
Dalam penyempurnaan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan ini, metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode Observasi,Wawancara dan
Dokumentasi.
1. Metode Observasi
3. Dokumentasi
9|MP3
BAB II
TINJAUAN UMUM
10 | M P 3
2.1.2 Persyaratan konsultan pengawas
Sesuai dengan keputusan yang tercantum pada KEPRES No. 29 Tahun 1984 untuk
disebut sebagai pihak konsultan perencana, maka harus memenuhi syarat-syarat
administratif dan teknis.
1. Adapun syarat administratif sebagai berikut :
a. Memiliki akte notaris yang berisi tentang kepemilikan modal,
bentuk badan hukum serta organisasi.
b. Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).
c. Memiliki Nomor Wajib Pajak (NPWP).
d. Terdaftar pada panitia pengadilan atau departemen
kehakiman (tergantung bentuk usahanya).
e. Terdaftar pada badan perencana.
Untuk terdaftar pada DPU Propinsi Daerah Tingkat I (bidang Cipta Karya) suatu
konsultan harus memenuhi :
a. Mengisi formulir dan dokumen pendaftaran dengan lampiran-
lampiran:
1) Akte pendirian.
2) SIUJK.
3) NPWP.
4) Mempunyai referensi bank.
b. Bukti-bukti administratif
1) Pimpinan perusahaan atau cabang.
2) Menyanggupi untuk bertanggung jawab kepada semua hasil
perencanaan itu sendiri .
2. Syarat teknis
11 | M P 3
Referensi pengalaman kerja
12 | M P 3
C. Tugas konsultan pengawas
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas
serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau
berkurangnya pekerjaan.
13 | M P 3
E. Tanggung Jawab Konsultas Pengawas.
1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan.
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan lancar.
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
6. Mengatasi dan memecahkan masalah yang timbul di lapangan agar hasil
yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas
waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.
7. Menerima atau menolak material / peralatan yang didatangkan
kontraktor.
8. Menghentikan sementara jika terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
10.Menghitung dan menghitung kemungkinan tambah atau berkurangnya
pekerjaan.
14 | M P 3
2.1.4 Kedudukan konsultan pengawas
Keterangan :
• Garis Koordinasi =
• Garis Perintah =
Personil-personil yang tercantum di bawah ini harus bekerja secara penuh untuk
pekerjaan ini, yaitu terdiri dari : TENAGA AHLI - Site Engineer (Team Leader)
Adalah seorang Sarjana S1 Teknik Sipil pengalaman minimal 5 (delapan) tahun efektif
atau S2 Teknik Sipil/Struktur dalam bidang pengawasan pengawasan konstruksi j
konstruksi jalan dan jembatan, jembatan, dan mengetahui mengetahui dengan baik
proses pelaksanaan dan laksanaan dan pengawasan pekerjaan pengawasan pekerjaan
jalan, jem jalan, jembatan dan batan dan utilitas utilitas beserta permasalahannya.
15 | M P 3
4. Memahami strategi pelaksanaan fisik
5. Menyetujui proses dan hasil opname pekerjaan apabila kontraktor melakukan
penagihan
2.1.6 Penunjukan pengawas
1. Penunjukan langsung
A. Pemimpin Proyek memilih satu Konsultan Pengawas dari para
Konsultan Pengawas yang terdapat dalam DRM Konsultan Bangunan.
Konsultan Pengawas yang dianggap tepat harus :
1) Sudah dikenal baik hasil pengawasannya, serta pengalamannya.
2) Masih mempunyai cukup kapasitas untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, dalam waktu
yang ditentukan.
B. Pemimpin Proyek menunjuk Konsultan Pengawas yang dipilih untuk
melakukan pekerjaan pengawasan, dengan menerbitkan surat keputusan
pemberian pekerjaan.
C. Penanda-tanganan kontrak pekerjaan pengawasan dilakukan oleh
Pemimpin Proyek dan Konsultan Pengawas, serta disahkan oleh Pejabat
Pekerjaan Umum yang berwenang. Kontrak disusun menurut Standar
Kontrak Pekerjaan Pengawasan yang berlaku
2. Penunjukan lewat Kontrak Pekerjaan Pengawas yang berlaku
A. Panitia Seleksi Konsultan Pengawas yang dibentuk oleh Pemimpin
Proyek melakukan seleksi Konsultan Pengawas yang terdapat di dalam
DRM Konsultan Bangunan Gedung yang dibuat oleh Panitia
Prakualifikasi Daerah atau Pusat.
Seleksi dilakukan berdasarkan :
1) Kapasitas sisa Konsultan Pengawas dibandingkan dengan
volume dan waktu penyelesaian pekerjaan.
2) Kesediaan memperkerjakan secara penuh tenaga yang
diperlukan sampai pekerjaan selesai. Seleksi menghasilkan
Daftar Rekanan Terseleksi (DRT). Tata cara penseleksian
mengikuti Pedoman Pemilihan Konsultan Pengawas yang
ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.
16 | M P 3
B. Pemimpin Proyek memilih serta menunjuk Konsultan Pengawas yang
terdapat dalam DRT, dan telah diundang serta bersedia mengikuti
pemilihan. Pemilihan dilakukan dengan mengikuti proses sebagai
berikut :
1) Konsultan Pengawas diminta mengajukan Usulan Teknis dan
Usulan Biaya berdasarkan Pengarahan Penugasan (Terms of
Reference) dari Pemimpin Proyek.
2) Panitia Seleksi memilih Usulan Teknis yang paling tepat.
3) Panitia Seleksi memeriksa Usulan Biaya yang Usulan Teknisnya
paling tepat dengan cara meneliti kesesuaiannya dengan Usulan
Teknis, serta kewajaran jumlah biayanya.
4) Usulan Biaya tersebut tidak boleh melebihi biaya pengawasan
yang tersedia dalam anggaran.
5) Panitia Seleksi mengusulkan Konsultan Pengawas yang Usulan
Teknis serta Usulan Biayanya terpilih.
6) Pemimpin Proyek menunjuk Konsultan Pengawas atas dasar
Usulan Panitia Seleksi.
17 | M P 3
2.1.7 Penentuan biaya pengawasan
Komponen biaya pekerjaan konstruksi bangunan gedung negara sesuai dengan
buku biru terbaru, Permen PUPR No. 22 Tahun 2018.
A. Biaya pelaksanaan konstruksi
Salah satu biaya yang paling banyak dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan
fisik bangunan gedung negara adalah biaya pelaksanaan konstruksi. Biaya
tersebut dibebankan pada biaya untuk komponen konstruksi fisik kegiatan yang
bersangkutan.
Biaya pelaksanaan konstruksi terdiri atas biaya standar dan biaya non standar.
Biaya standar digunakan untuk pelaksanaan konstruksi fisik standar pekerjaan
meliputi:
1. Arsitektur
2. Struktur
3. Utilitas yang meliputi pekerjaan plumbing, dan jaringan instalasi
penerangan; dan
4. Perampungan (finishing).
5. Biaya overhead penyedia jasa pelaksanaan konstruksi, asuransi,
keselamatan kerja, inflasi, dan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan, biaya nonstandar digunakan untuk pelaksanaan konstruksi fisik
nonstandar, perizinan selain izin mendirikan bangunan (IMB), dan
penyambungan utilitas.
B. Biaya Perencanaan Teknis
Biaya perencanaan teknis dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
perencanaan konstruksi yang bersangkutan.
18 | M P 3
Biaya manajemen konstruksi dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan
manajemen konstruksi yang bersangkutan.
19 | M P 3
2.2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ( PT / CV )
20 | M P 3
2.2.2 Struktur Organisasi
Keterangan :
• Garis Koordinasi =
• Garis Perintah =
Proyek ini didapatkan dengan system lelang tender adapun penjelasaanya sebagai berikut :
Lelang atau tender adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau Konsultan untuk
mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah
satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam proses pemilihan penyedia barang dan jasa
pemerintah adalah tahapan pembukaan dokumen penawaran.
- Bill of Quantity ( BQ )
- Technical Specification ( Spek Teknis )
- Drawings ( gambar )
- Agreement, General & Specia
- Condition of Contract ( surat - perjanjian, spek umum & khusus )
- Attachments ( lampiran )
- Addendum
- Peraturan terkait
2. Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar persamaan persepsi sama dengan panitia /
owner.Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan dll
sehingga proyek ini dapat dilaksanakan dengan baik.
22 | M P 3
3. Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek tersebut dibangun
berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
F. Pelajari Lebih Mendalam Dokumen Lelang Kegiatan dalam proses ini adlah
memahami lebih rinci berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
G. Survey Lapangan Detail Kegiatan ini merupakan kegiatan survey ulang secara
mendalam setelah mempelajari secara mendalam dokumen lelang seperti diuraikan pada point
5. Hasil survey ini akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode pelaksanaan pekerjaan,
merencanakan site plan, mengetahui itemitem pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti
23 | M P 3
perluny jembatan sementara, bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses dll. Pada survey
ini juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi datadata teknis seperti penyelidikan tanah,
komposisi material di quary, keberadaan sumber daya lainnya seperti alat, tenaga, bahan
material alam, termasuk biaya untuk mendapatkan sumber daya tersebut ( upah tenaga, harga
satuan dll ).
Tertelusur sesuai WBS yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan berupa
kurang perhitungan atau duplikasi perhitungan. Apabila ada perubahan gambar / spek maka
dengan mudah dapat ditelusuri perhitungan mana yang diperlukan koreksi / penyesuaian /
hitungan ulang atas perubahan tersebut. Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak
personil harus dapat diidentifikasi siapa melakukan hitungan pekerjaan apa, sesuai gambar /
spek yang mana sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS PROYEK
24 | M P 3
3.1 Latar Belakang Pengawasan Proyek
Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang dengan
baik pada suatu permulaan dan suatu akhir dari sebuah kegiatan, yang diarahkan
untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Suatu proyek memerlukan perencanaan
yang matang dan dalam pelaksanaannya dilakukan dengan teliti dan baik, serta
pemanfaatan suatu proyek dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan.
Pengolahan proyek meliputi beberapa kegiatan diantaranya diawali dengan
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan monitoring terhadap elemen proyek
seperti sumber daya yang diperlukan seperti bahan, peralatan, manusia, waktu, dan
mutu proyek yang dihasilkannya. Dalam setiap kegiatan proyek, elemen-elemen
pokok ini tersedia dalam jumlah terbatas.
Untuk memudahkan pengendalian proyek, pengelola proyek seharusnya
mempunyai acuan sebagai sasaran dan tujuan pengendalian. Oleh karena itu
indikator- indikator tujuan akhir pencapaian proyek haruslah ditampillkan dan
dijadikan pegangan selama pelaksanaan proyek. Indikator-indikator yang biasanya
menjadi sasaran pencapaian tujuan akhir proyek adalah kinerja biaya, mutu, waktu,
dan keselamatan kerja. Berikut ini diuraikan indikator kinerja proyek berupa
tampilan grafik yang memudahkan pengelola proyek dalam membaca serta
menerapkannya.
c) Tahap pemeriksaan
Tahap pemeriksaan yaitu memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan
dan hasil pengujian laboratorium, serta membuat kesimpulankesimpulan dari hasil
pemeriksaan.
BAB IV
LAPORAN PENGAWASAN.
30 | M P 3
31 | M P 3
32 | M P 3
33 | M P 3
Laporan Tanggal 5 November 2021
34 | M P 3
Laporan Tanggal 10 November 2021
36 | M P 3
37 | M P 3
38 | M P 3
Laporan Tanggal 26 November 2021
39 | M P 3
4.2 Pengawasan Struktural
4.2.1 Pemasangan Balok
Pengertian Umum.
Balok merupakan penguat horizontal yang berfungsi sebagai dudukan lantai dan pengikat
kolom lantai atas, dengan peletakan posisi tidur.
40 | M P 3
4.2.2 Pengecoran Plat Lantai.
Pengertian Umum..
Pelat lantai merupakan salah satu struktur bangunan dengan bidang yang terbilang tipis. Plat
lantai yang bertumpu pada kolom dibantu oleh balok-balok bangunan. Plat lantai harus dibuat
dengan kaku, rata, dan lurus. Plat adalah salah satu elemen struktur yang mampu menahan
beban dimana bebannya nanti akan disalurkan ke struktur rangka vertikal seperti kolom.
41 | M P 3
4.2.3 Pengecoran Kolom
Pengertian Umum.
Fungsi kolom sangat krusial sebagai penerus beban langsung ke pondasi. Kolom mempertahankan bangunan
dari tiupan angin kencang, beban dalam bangunan seperti manusia dan barang-barang, serta pengokoh
bangunan agar tak mudah roboh. Struktur kolom yang kuat tersebut menggunakan bahan besi dan beton,
dimana gabungan kedua material tersebut tahan akan tarikan dan dorongan.
42 | M P 3
4.2.4 Peracah.
Pengertian Umum.
Perancah adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga beban material dan
manusia. dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya
perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat
menggunakan bahan-bahan lain.
43 | M P 3
BAB V
PENUTUP
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena telah melimpahkan
rahmat, dan nikmatnya, sehingga kita bisa menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) untuk mata kuliah Manajemen Proyek, & Praktek Profesi ini.
Dengan ini pula, kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, dan semua pihak
yang membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
5.1 KESIMPULAN
Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, kami bisa mendapat
berbagai ilmu diluar teori yang tidak bisa kami dapatkan dalam perkuliahan biasa.
Pengalaman kami dalam dunia profesi juga sangatlah berkembang setelah
mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Banyak hal yang kami dapatkan,
seperti kenyataan dilapangan ketika proyek berjalan yang bisa berbeda dengan teori
yang sudah ditetapkan sebagai acuan, dan bagaimana cara mengatasi permasalahan
yang terjadi saat proyek berlangsung sebagai pengawas proyek.
5.2 SARAN
44 | M P 3
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmusipil.com/konsultan-pengawas-dalam-pelaksanaan-
proyek, diakses tanggal 10 December 2020.
https://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/08/syarat-sebagai-
konsultan-perencana.html, diakses tanggal 10 December 2020.
https://www.mustikaland.co.id/news/struktur-bangunan-pengertian-
jenis-hingga-komponen/
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/08/824fa_3_MODUL_PEMAHAMAN_
UMUM_PENGAWASAN_KONSTRUKSI.pdf
45 | M P 3
LAMPIRAN GAMBAR KERJA
46 | M P 3