Mengetahui :
Ketua Departemen
Ketua Program Studi
Pendidikan Teknik Arsitektur
Teknik Arsitektur
FPTK UPI
FPTK UPI
1
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
ridho-Nya, praktikan dapat melaksanakan kegiatan praktik profesi bersamaan
dengan terselesaikannya laporan ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Praktik Profesi. Laporan ini merangkum kegiatan yang dilakukan
praktikan selama menjalani praktik profesi yang dilakukan di PT. Nindya Karya
(Persero).
Semoga dengan terselesaikannya laporan ini dapat bermanfaat untuk
berbagai pihak. Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan
dikarenakan terbatasnya pengalaman, pengetahuan dan kemampuan praktikan.
Oleh karena itu, diharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
1
UCAPAN TERIMA KASIH
2
DAFTAR ISI
3
2.3.1 Sumber Dana yang Digunakan..............................................................32
2.3.2 Jenis Kontrak yang Digunakan..............................................................32
2.3.3 Sistem Pembayaran................................................................................34
2.4 Profil Perusahaan..........................................................................................37
2.4.1 Identitas Perusahaan..............................................................................37
2.4.2 Ruang Lingkup Perusahaan...................................................................38
2.4.4 Tinjauan Pekerjaan.................................................................................40
2.4.5 Tenaga Ahli............................................................................................40
2.4.6 Data Proyek...........................................................................................41
2.4.7 Waktu Pekerjaan....................................................................................42
2.4.8 Lingkup Pekerjaan.................................................................................43
BAB III. TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN....................................................44
3.1 Pelaksanaan Proyek......................................................................................44
3.2 Pelaksanaan Praktik Kerja............................................................................45
3.3 Perencanaan Pekerjaan Instalasi Plambing..................................................46
3.3.1 Perencanaan Pekerjaan Instalasi Sistem Air Bersih...............................47
3.3.2 Perencanaan Pekerjaan Instalasi Air Buangan.......................................55
3.4 Perencanaan Pekerjaan Instalasi Elektrikal..................................................63
3.4.1 Perencanaan Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Stop Kontak............63
3.5 Perencanaan Pekerjaan Travelator................................................................70
BAB IV. PELAKSANAAN PROYEK..................................................................73
4.1 Permasalahan................................................................................................73
4.1.1 Permasalahan Teknis..............................................................................73
4.1.2 Permasalahan Non Teknis......................................................................73
4.2 Penyelesaian.................................................................................................73
4.2.1 Penyelesaian Teknis...............................................................................73
4.2.2 Penyelesaian Non Teknis.......................................................................74
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN.....................................................................75
5.1 Simpulan.......................................................................................................75
5.2 Saran.............................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................77
LAMPIRAN...........................................................................................................78
4
5
DAFTAR LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBA
Gambar 2. 1 Logo PT. NINDYA KARYA (Persero)..............................................37
Gambar 2. 2 Lokasi proyek....................................................................................40
Y
8
Gambar 3. 38 Travelator yang sudah terpasang.....................................................72
9
DAFTAR DIAGRA
Diagram 2. 1 Struktur Organisasi Perusahaan.......................................................13
Diagram 2. 2 Struktur Organisasi Lapangan..........................................................14
Diagram 2. 3 Tahap penyususan RAB...................................................................26
Diagram 2. 4 Lingkup pekerjaan............................................................................43
Y
BAB 1. PENDAHULUAN
2
a. Pembangunan Gedung Rawat Jalan atau Poliklinik Tahap II yang
berlokasi di komplek Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin, Jalan
Pasteur No. 38 Bandung
b. Terdiri dari pekerjaan-pekerjaan yang diantaranya:
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan Elektrikal
Dan pekerjaan lain yang tertera didalam gambar
c. Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu dengan kualitas yang
memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian
Kontraktoran dan pelaksaannya harus dilaksanakan berdasarkan:
Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan/RKS dan spesifikasi
teknis.
Gambar-gambar perencanaan dan detail
Berita acara penjelasan pekerjaan/Aanwijzing dan penjelasan
tambahan lainnya.
Petunjuk Konsultan MK/Konsultan Perencana.
Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
3
1.7.1 Manfaat Teoritis
1. Memahami serta ikut berpartisipasi dalam proses konstruksi bangunan
yang nyata;
2. Memahami serta memperluas wawasan terkait baja sebagai material
bahan bangunan;
3. Memahami prinsip pengerjaan plambing, elektrikal, dan travellator.
4
Berikut adalah bagian dari lingkup dan sistem manajemen konstruksi
Pembangunan Gedung Poliklinik RSHS Bandung Tahap II, diantaranya adalah:
Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, terdapat tiga tahapan lainnya yang
menyusun tahapan ini, yaitu penetapan tujuan (goal setting), perencanaan
(planning), dan pengorganisasian (organizing). Setiap proyek konstruksi
selalu dimulai dengan proses perencanaan. Ditentukan terlebih dahulu
sasaran utamanya agar proses ini berjalan dengan baik. Perencanaan
mencakup penentuan berbagai cara yang memungkinkan kemudian
menentukan salah satu cara yang tepat dengan mempertimbangkan semua
kendala yang mungkin ditimbulkan.
Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dalam
suatu proyek konstruksi menjadi sangat penting untuk mencapai
keberhasilan proyek sesuai tujuannya. Kontribusi sumber daya dalam
perencanaan adalah memungkinkan perumusan dari suatu rencana atau
beberapa rencana yang akan memberi gambaran secara menyeluruh
tentang metoda konstruksi yang digunakan dalam mencapai tujuan.
Tahap Pengorganisasian
Pada tahap selanjutnya yaitu tahap pengorganisasian, bertujuan
untuk melakukan pengaturan dan pengelompokkan kegiatan proyek
konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Tahap ini
menjadi sangat penting karena ketidaktepatan pengaturan dan
pengelompokkan kegiatan yang terjadi akan berakibat langsung terhadap
tujuan proyek.
Pengelompokkan kegiatan dapat dilakukan dengan menyusun jenis
kegiatan dari yang besar hingga yang terkecil. Penyusunan ini disebut
Work Breakdown Structure (WBS). Penyusunan tersebut kemudian
dilanjutkan dengan menetapkan pihak yang nantinya bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut, proses ini disebut Organization
Breakdown Structure (OBS).
5
Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personil yang
akan ditunjuk sebagai pengelola pelaksanaan proyek pembangunan.
Kesuksesan sebuah proyek juga ditentukan dari ketepatan seseorang
ditempatkan pada posisi tertentu yang sesuai dengan kualifikasi dan
kemampuannya. Pada tahap ini, bukan hanya posisi yang tepat (right
position) yang harus diperhatikan, tetapi juga tepat personil (right people),
dan tepat waktu (right time).
Tahap Pengarahan
Tahap pengarahan merupakan tahap lanjutan dari tahap pengisian
staf, jika pada tahap sebelumnya personil-personil yang ada di dalam
sebuah proyek telah ditunjuk, maka pada tahap ini orang-rang yang telah
ditentukan di beri arahan agar proyek pembangunan dapat berjalan secara
tepat dan baik. Pada tahap ini juga dibutuhkan koordinasi terhadap seluruh
staf dengan pimpinan proyek.
Tahap Pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai interaksi secara langsung
antara individu-individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam
tujuan organisasi. Proses ini terus berlangsung dari awal proyek hingga
proyek selesai. Hal ini dianggap penting untuk memastikan apakah
pengerjaan sesuai dengan target atau harapan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dalam proyek pembangunan, pihak yang melakukan pengawasan
adalah pelaksana konstruksi, pemilik proyek dan pengawas proyek. Fungsi
pengawasan dilakukan oleh ketiga pihak tersebut.
Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan atas apa yang telah dicapai,
evaluasi kerja dan langkah bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan jika
telah ada kegiatan perencanaan sebelumnya karena esensi pengendalian
adalah membandingkan antara rencana dan realisasi kegiatan. Jika realisasi
prestasi kegiatan melebihi prestasi rencana maka dapat dikatakan bahwa
6
proyek dalam keadaan lebih cepat (up-schedule). Apabila yang terjadi
adalah sebaliknya, maka dapat dikatakan proyek terlambat (behind
schedule).
Koordinasi
Pemantauan prestasi kegiatan dan pengendalian akan digunakan
sebagai bahan untuk melakukan langkah perbaikan, baik proyek dalam
keadaan terlambat atau lebih cepat. Setiap yang terjadi di lapangan dan
berbagai permasalahan yang terjadi sudah seharusnya dikoordinasikan
dengan setiap pihak yang terlibat di dalam lapangan. Koordinasi ini
biasanya dilakukan setiap seminggu sekali dalam bentuk rapat mingguan.
7
Tahap studi kelayakan bertujuan meyakinkan pemilik proyek
bahwa proyek konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan,
baik dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan
sumber pendanaan), maupun aspek lingkungannya. Kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah:
Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi
biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut;
Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut
dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupu
manfaat tidak langsung (fungsi social);
Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun
secara finansial;
Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila
proyek tersebut dilaksanakan.
8
dari riset, pemikiran, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Tahap perancangan (design) itu sendiri bertujuan melengkapi penjelasan
proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metoda konstruksi dan
taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan
pihak berwenang yang terlibat. Tahap ini juga mempersiapkan informasi
pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi,
serta melengkapi semua dokumen tender.
9
pada saat yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dengan kualitas yang
tepat dan harga yang tepat sesuai dengan budget yang sudah
direncanakan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
Prakualifikasi
Dokumen kontrak
e. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan (construction) ini bertujuan untuk mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah dirancang
oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah
disepakati, serta dengan mutu yang disyaratkan.
10
Menurut Sofyan Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan
untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan
mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan
DEWAN KOMISAR
agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan
sesuai dengan apa yang direncanakan. KOMITE AUDIT
SEKERETARIAT DEPARTEMEN
Mempersiapkan catatanDEPARTEMEN
pelaksanaan, baik berupaDEPARTEMEN
data-data selama DEPA
PERUSAHAAN PRODUKSI SDM RISIKO & SISTEM KEU
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan;
Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang terjadi;
Mempersiapkan petunjuk operasional atau pelaksanaan serta
BAG.KE
.HUKUM pedoman pemeliharaannya;
BAG.AK
.HUMAS & SEKRETARIAT Melatih staf untuk melakukanSDM
BAG.ADM, pemeliharaan.
BAG.MANAJEMENRESIKO
BAG.PENGENDALIAN BAG. PENGEMBANGAN SDM BAG.PA
.UMUM BAG.SISTEM & MSE
I PKBL
2.1.2 Struktur Organisasi
BAG.TEKNOLOGI INFORMASI
BAG.PENGENDALIAN II
2.1.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
BAG.PENGENDALIAN III
BAG.LOGISTIK & PERALATAN
11
1. Project Manager
a. Memeriksa secara garis besar RAB & RAP yang dibuat oleh
estimasi dan menyetujui time schedule yang dibuat oleh Site
Manager (SM)
b. Melakukan negoisasi dengan supplier (tertentu) dan mandor: untuk
mandor didampingi oleh SM
c. Memonitor pengeluaran beaya proyek (bahan dan upah)
d. Membantu untuk pengurusan termyn
e. Berhubungan dengan pihak ketiga (owner dan kontraktor lain, bila
dalam 1 proyek ada 2 kontraktor atau lebih)
2. Pelaksana K-3
a. Menerapkan dan mempromosikan program K-3.
b. Melakukan inspeksi situs keamanan rutin dan tindak lanjut.
c. Membantu penyelidikan insiden.
d. Melakukan dan menyajikan temuan keselamatan bulanan.
e. Melakukan Diklat keamanan rutin, briefing, dll.
f. Melaksanakan penilaian risiko dan kontrol pada kegiatan situs.
4. Drafter
a. Membuat Shop Drawing berdasar daftar yang dibuat SE.
b. Membuat As Built Drawing berdasarkan ketentuan dari SE.
c. Bertanggung jawab kepada Engineer lapangan atas tugas
pembuatan gambar yang diberikan dan menyelesaikannya tepat
waktu.
5. Quantity Engineer
a. Bertanggung jawab kepada Site Engineer.
b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah
sesuai dengan kuantitas yang telah ditentukan.
c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai
dengan ketentuan.
d. Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal
yang menyangkut masalah pengendalian kuantitas.
6. Quantity Surveyor
a. Menghitunga luas m2 pekerjaan bangunan seperti pasangan batu
bata, plesteran, pasangan keramik, dll.
b. Menghitung volume m3 pekerjaan seperti pekerjaan beton, screed
lantai, pekerjaan urugan tanah, dll.
c. Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang,
alumunium, profil baja, dll.
d. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk
memberikan informasi kebutuhan material yang harus didatangkan
ke lokasi proyek pembangunan.
e. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan
dan sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname
mandor/pemborong dan untuk keperluan engineering dalam
membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan.
f. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item
pekerjaan bangunan.
g. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa
yang dihitung oleh estimator.
h. Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi
perubahan dari apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi
perubahan maka tugas quantity surveyor adalah menghitung ulang
volume pekerjaan atau menghitung pada item pekerjaan tambah
kurang saja.
15
7. Administrasi Teknik
a. Menangani masalah administrasi dan umum di lingkungan proyek.
b. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan secara berkala.
c. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi.
d. Bertanggung jawab kepada Manager Proyek dan Engineer
lapangan atas tugas-tugas yang diberikan.
8. Cost Control
Melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan kontrak dan
mengkordinasikan setiap pelaksana kerja supaya mendapatkan hasil
yang sesuia dengan rencana pengendalian proyek.
11. Surveyor
a. Membuat rencana, lalu mengusulkan kepada Site Manager,
kebutuhan alat-alat ukur (theodolit, autolevel, dan aksesorisnya)
sesuai dengan besarnya area dan schedule master kerja.
16
12. Mekanik
a. Menerapkan Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
hidup (K3-LH) yang antara lain adalah mengidenifikasi potensi
bahaya dan resiko kecelakaan kerja dengan cermat, menentukan
dampak dari kecelakaan kerja dan menghidarinya, menerapkan
semua prosedur K3-LH dan mengikuti sosialisasi dan penjelasan
K3-LH yang diberikan
b. Menerapkan komunikasi di tempat kerja yang antara lain adalah
menerima dan menyalurkan informasi, menyampaikan dan
menerima informasi dengan baik, menerapkan system pelaporan
sesuai prosedur
c. Menerapkan kerjasama di tempat kerja yang antara lain adalah
mengidentifikasi tujuan dan peran kelompok serta memberikan
kontribusi efektif dan tepat dalam pertemuan kelompok
d. Mengidentifikasi komponen utama mesin yang antara lain adalah
melakukan identifikasi spesifikasi teknik mesin dan
mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem mekanis, sistem bahan
bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin dan sistem udara masuk
dan gas buang mesin.
e. Melaksanakan pemeliharaan mesin yang antara lain adalah
melakukan identifikasi spesifikasi teknis mesin, melakukan
identifikasi system pada mesin, meyiapkan peralatan, suku cadang
17
16. Logistik
a. Berkoordinasi dengan Engineer lapangan (SE) dalam membuat
jadwal kebutuhan material.
b. Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
c. Membuat laporan penerimaan material.
d. Melapor secepatnya kepada Manager Logistik (LM) apabila
material yang didatangkan tidak sesuai dengan permintaan.
e. Menerima surat jalan dan memberikannya kepada asisten logistik.
f. Membantu kelancaran proyek dalam hal pengadaan material dan
alat.
g. Bertanggung jawab kepada Manager Proyek dan Engineer
lapangan atas tugas-tugas yang diberikan.
18. Keamanan
a. Mengamankan asset dan lokasi proyek serta melakukan
pemantauan peralatan, pengawasan, pemeriksaaan dan jalur akses,
untuk memastikan keamanan dan mencegah kerugian atau
kerusakan yang disengaja.
b. Melakukan tindakan preventif keamanan.
c. Kontrol lalu lintas dengan mengarahkan driver.
d. Melengkapi laporan dengan mencatat pengamatan, informasi,
kejadian, dan kegiatan pengawasan.
20
19. Driver
a. Memeriksa kelengkapan kendaraan seperti rem, accu, oli, lampu,
air radiator, ban dan bahan bakar supaya dalam kondisi siap pakai.
b. Mengantarkan pimpinan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
perintah.
c. Memperbaiki kerusakan kecil kendaraan agar dapat berfungsi
dengan baik.
d. Membersihkan mobil.
e. Melakukan service dan penggantian suku cadang yang sudah rusak
di bengkel.
b. Rencana Lapangan
Penyelidikan lapangan;
Pertimbangan tataletak;
24
c. Scheduling
d. Bar Charts
Pelelangan Umum
26
Pelelangan Terbatas
Dilaksanakan apabila dalam hal jumlah penyedia barang/jasa
yang mampu melaksanakan diyakini terbatas yaitu untuk pekerjaan
yang kopleks, dengan cara mengumumkan secara luas melalui media
masa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia
barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan
kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.
Pemilihan Langsung
Pemilihan penyedia barang jasa yang dilakukan dengan
membandingkan sebanyak banyaknya penawaran sekurang-kurangnya
tiga penawaran dari penyedia barang jasa yang telah lulus prakualifikasi
serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus
dimumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet. Pemilihan
langsung dapat dilaksanakan manakala metode pelelangan umum atau
pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dai segi biaya pelelangan.
Penunjukkan Langsung
Metoda ini dapat dilaksanakan dalam keadaan tertentu dan
keadaan khuhus terhadap satu penyedia barang/jasa. Pemilihan
penyediaa barang/jasa dapat dilangsungkan dengan cara melakukan
negosiasi, baik teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang
wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Swakelola
27
Aspek administrasi
Aspek teknis
Aspek harga
a. Jenis Kontrak
Metoda Swakelola
Prinsip pembayaran uang hasil lelang secara tunai diatur pada Pasal
41 ayat 1 Peraturan Menteri keuangan jo. Pasal 27 Keputusan DJPLN
dimaksud yang berbunyi:
b. Secara Tunda/Tangguh
Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Jawa Barat, Banten,
dan DKI Jakarta.
No Nama Paket Ringkasan Lingkup Lokasi Pemberi Tugas/Pejabat Pembuat Komitmen Kontrak Tanggal Selesai Menurut
. Pekerjaan Pekerjaan Nama Alamat/No. Telepon No / Tanggal Nilai (Rp.) Kontrak BA serah
Terima
1. Pembangunan Rumah Pekerjaan Struktur DKI Jakarta PT. KBN (Persero) Jl. Raya Cakung Cilincing, No. 84,652,000,000.00 26 Des. 2013 26 Des. 2013
Sakit Pekerja Di SBU Pekerjaan Arsitektur Jakarta Utara 04/SPB/DRT.53/03/2013
Kawasan Cakung Pekerjaan Mekanikal 28 Maret 2013
Pekerjaan Elektrikal
Pek. Pemasangan Lift 8
Lantai
2. Pembangunan Gudung Pekerjaan Pacang Bandung PPK Pengadaan Jl. Pasteur No. 38 Bandung No. BN.01/PPK- 37,353,305,000.00 17 Des. 2015 17 Des. 2015
Poliklinik Tahap I Pekerjaan Struktur Barang/ Jasa Dana PNBP/6222/V/2015
RSUD Dr. Hasan 7 Lantai + 1 Basement PNBP RSUP Hasan 25 Mei 2015
Sadikin Bandung Sadikin Bandung
3 Pembangunan Struktur Pekerjaan Bore Pile Jakarta Kementrian Jl. Merdeka Barat No. 13-14 No. 84,914,571,000.00 30 April 2015 30 April 2015
Gedung Sarana Pekerjaan Struktur Pertahanan RI Badan Jakarta Telp. 021-3828704 TRAK/1058/X/2014/BAR
Operasional Kemhan 3 Lantai Sarana Pertahanan ANAHAN
8 Juli 2015
4 Pembangunan Lanjutan Pekerjaan Struktur Jakarta Kementrian Jl. Merdeka Barat No. 13-14 No. 290,364,332,000.00 11 Des. 2015 11 Des. 2015
Gedung Sarana Pekerjaan Arsitektur Pertahanan RI Badan Jakarta Telp. 021-3828704 TRAK/451/VII/2015/BAR
Operasional Kemhan 4 Lantai s/d 17 Lantai Sarana Pertahanan ANAHAN
8 Juli 2015
5 Pembangunan Gedung Pekerjaan Struktur Cengkareng PPK Satker Jl. Medan Merdeka Barat No. No. 1014/DKUPPU/SP- 47,533,740,463.00 31 Des. 2015 31 Des. 2015
Operasional Direktorat Pekerjaan Arsitektur Direktorat Kelaikan 8 Jakarta V/2015
Kelaikan Udara dan Pekerjaan Mekanikal Udara dan 27 Mei 2015
Pengoprasian Pesawat Pekerjaan Elektrikal Pengoperasian
Udara 5 Lantai + 1 Basement Pesawat Udara
Jakarta 13630
38
PEMBANGUNAN GEDUNG
POLIKLINIK TAHAP II RSUP DR.
HASAN SADIKIN BANDUNG
Proyek Pembangunan Gedung Poliklinik RSUP Hasan Sadikin Bandung disepakati diatas Surat Perjanjian/Kontrak
Pengadaan Barang dan Jasa dengan paket pekerjaan Pengadaan Jasa Pembangunan Gedung Poliklinik Tahap II RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Sumber Pembiayaan Dibebankan Kepada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung. Terkait dengan Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Pembangunan Gedung Poliklinik Tahap II RSHS Bandung yaitu dengan
memenangkan tender untuk melaksanakan proyek Pembangunan Gedung Poliklinik Tahap II RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
sebagai tim kontraktor pelaksana.
Proyek pembangunan Poliklinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahap II mwrupakan salah satu pembangunan middle rise building,
dimana pekerjaan dalam proyek tersebut termasuk pekerjaan yang kompleks. Pada kasus ini rapat koordinasi antara kontraktor, site
manager, sub kontraktor, dan konsultan pelaksana sering dilaksanakan. Rapat koordinasi ini dilakukan seminggu sekali pada hari
41
selasa. Rapat koordinasi lainnya yaitu rapat koordinasi dengan site manager, kontraktor, pelaksana utama, owner, developer, MK, dan
perencana dilakukan sebulan sekali atau bahkan bisa sebulan dua kali tergantung kepada pembahasan rapat.
PT. Nindya Karya selaku kontraktor utama terbagi lagi menjadi pelaksana utama, Quality Control Arsitektur dan MEP,
Engineering, Sekretariat dan keuangan. Pelaksanaan proyek di Poliklinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahap II mengacu pada dokumen
seperti RKS, shop drawing, Site Instruction, Kurva-S selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai, pelaksana utama melakukan marking dan membaca gambar bersama sama dengan mandor di lapangan.
Lama pelaksanaan praktik industri Proyek Poliklinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahap II Bandung adalah 350 jam terhitung
sejak 1 September 2016 hingga 2 Januari 2017 dengan 4 hari kerja dan jam kerja dimulai dari jam 09.00 16.00 WIB. Pada proses
praktek industri, mahasiswa dalam satu kelompok membagi konsentrasi pengamatan agar lebih terfokus. Pengamatan terbatas pada
pekerjaan finishing arsitektur dengan masing masing terkonsentrasi pada 5 pekerjaan finishing serta tambahan pekerjaan di Quality
43
Control (QC), Pelaksana dan Teknis (Drafter) dan 3D Modeling. Masing masing konsentrasi dibimbing langsung oleh pembimbing
lapangan dari PT. Nindya Karya.
Dalam plambing terdapat prinsip dasar, yaitu masalah kualitas air, dan masalah pencemaran terhadap lingkungan. Di
Indonesia peraturan yang mengatur mengenai ini adalah SNI 01-0220-1987 yang membahas tentang air minum yang boleh
dialirkan melalui peralatan plambing. (Royen, Plumbing, Pengertian, Prinsip Dasar, Pembagian, Perencanaan, Jenis dan Sistem,
2016)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan pencemaran lingkungan adalah pelarangan hubungan
pintas dan perlindungan terhadap pencemaran dengan mencegah backflow (aliran balik) serta efek siphon balik (back siphonage).
Beberapa peralatan yang dapat menyebabkan efek siphon balik diantaranya penyimpan air, bisa berupa tangki air, menara
pendingin, tangki ekspansi, kolam renang, dll. Dan penampung air seperti bak cuci tangan, bak cuci dapur, dan lain-lain.
44
Peralatan khusus seperti alat dapur juga bisa menyebabkan efek siphon balik. Begitu pula alat-alat kedokteran, mesin cuci, ketel
pemanas, sprinkler, dll. (Royen, Plumbing, Pengertian, Prinsip Dasar, Pembagian, Perencanaan, Jenis dan Sistem, 2016)
Yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran lingkungan karena adanya aliran balik adalah dengan menambah celah
udara atau penahan aliran balik. Celah udara adalah suatu ruang bebas yang berisikan udara bebas yang dipasang diantara bagian
terencah pada lubang pipa/kran untuk mengisi air ke dalam tangki atau peralatan plambing. (Royen, Plumbing, Pengertian,
Prinsip Dasar, Pembagian, Perencanaan, Jenis dan Sistem, 2016)
a. Mata air
Mata air dapat ditemukan di berbagai daerah namun mata air pegunungan adalah sumber mata air yang paling
dikenal masyarakat. Mata air pegunungan dianggap sebagai sumber mata air yang sangat baik karena biasanya belum
terlalu terkontaminasi hal-hal yang menurunkan kualitas air. Mata air pegunungan ini biasanya terdapat pada batuan
volkanik baik yang umumnya muncul karena adanya pemotongan topografi terhadap akuifernya (Hendrayana, 2013).
b. Sumur gali dan bor
45
Sumber air ini didapatkan dengan cara menggali tanah dengan cara manual atau menggunakan alat seperti bor sehingga
menemukan sumber air. Setelah menemukan air, lubang ini akan diberi dinding di sekitarnya.
c. Perusahaan Air Minum (PAM)
Perusahaan ini terdapat di berbagai daerah di Indonesia dan sering kali dikenal sebagai Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Perusahaan ini mengalirkan air menggunakan pipa ke daerah-daerah yang masuk cangkupannya.
Berdasarkan sumbernya, Poliklinik Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin menggunakan air yang berasal dari PDAM. Pipa air
bersih dari PDAM yang memang sudah terdapat di Rumah Sakit Hasan Sadikin ini menyalurkan air melalui pipa polypropylene
100 mm ke Ground Tank bangunan poliklinik. Ground Tank existing ini memompakan air dari PDAM ke tiga Ground Tank
yang terdapat pada bangunan Poliklinik Rumah Sakit Hasan Sadikin. Dua Ground Tank memiliki masing-masing kapasitas 24
m3 dan satu Ground Tank berkapasitas 96 m3. Total air yang dapat tertampung oleh Ground Tank berjumlah 144 m3.
46
Dalam pendistribusian air ke setiap lantai, air akan memenuhi dua Ground Tank bermuatan 24 m3. Ketika kedua Ground
Tank ini penuh, air bersih akan dipompa dan dialirkan ke Tank Atas berdaya tampung 24 m 3 melalui pipa polypropylene 100
mm dan masuk ke Tank Atas melalui 2 gate valve 100 mm. Dari Tank Atas, air bersih kemudian dialirkan ke setiap lantai
dengan memanfaatkan gravitasi.
47
1. Persiapan Pekerjaan
Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam pekerjaan sistem air bersih adalah sebagai berikut:
a. Alat
Meteran
Alat bantu ukur untuk mengukur panjang pipa yang dibutuhkan.
Gambar 3. 4 Meteran.
Sumber: google.com
Gunting pipa
Alat untuk memotong pipa PP-R agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
50
Scaffholding
Alat bantu bagi pekerja untuk mencapai tempat yang tinggi.
52
Gambar 3. 7 Scaffholding.
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016
b. Bahan
Pipa PP-R
Pipa PolyPropylene Random atau PP-R merupakan salah satu jenis pipa High Density Polyethylene atau HDPE.
53
Sambungan PP-R
Hanger pipa
Hanger merupakan penahan yang digunakan untuk menahan dead weigh, yaitu berat dari si pipa bersama
fluidanya.
Pemasangan instalasi pipa air bersih di ruang toilet dan di shaft sesuai shop drawing yang telah disetujui.
Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran tekanan seluruh pipa instalasi di ruang toilet sebelum pemasangan keramik
Pemasangan seluruh peralatan plambing di ruang toilet lengkap acksesori sesuai shop drawing yang telah disetujui
Pemasangan Pompa Boster lengkap Instalasi dan aksesori
Pemasangan Panel Pompa lengkap Instalasi kabel Power
Testing Commissioning Sistem Air bersih
Training kepada pihak pengelola gedung
Serah terima pekerjaan setelah testing commissioning dan semua sistem telah berfungsi dengan baik
Perawatan sistem air bersih pada masa perawatan bangunan
4. Prosedur Kerja
a. Potong pipa PP-R sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan menggunakan gergaji.
Sumber: Metode Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Gedung Poliklinik Tahap II RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Air buangan bersumber dari empat hal, yaitu (Frick & Setiawan, 2002):
a. Air hujan
Air hujan akan memerlukan sistem saluran air limbah jika tidak turun pada ladang terbuka seperti atap rumah, jalan, dan
tempat-tempat lainnya yang kedap air. Air hujan ini dapat ditampung dan menjadi sarana air bersih atau dikembalikan ke
tanah sedekat mungkin dengan sumur resapan. Air hujan yang langsung disalurkan ke saluran umum kota dapat menambah
kemungkinan banjir.
b. Air sabun (grey water)
Air sabun berasal dari kegiatan rumah tangga, mandi, dsb. Air ini jika tidak menyambung minyak atau oli dapat digunakan
kembali untuk menyiram tanaman.
c. Air tinja (black water)
Air buangan ini merupakan kotoran manusia baik itu cair atau padat dan air siram. Karena limbah ini mengandung bakteri
berbahaya dan berbau, maka jenis air buangan ini harus disalurkan melalui pipa tertutup.
d. Air limbah industri
Air buangan ini merupakan air yang tercemar. Air ini bukan hanya air yang ada karena proses industri saja melainkan juga
mencangkup air cuci kendaraan yang tercampur dengan bahan bakar, minyak, dan pelumas lainnya.
60
Distribusi air buangan a proyek pembangunan Gedung Poliklinik Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin ini dapat dilihat dari
gambar di atas. Garis merah pada gambar merupakan pipa yang mengalirkan air bekas dan limbah cair. Garis hitam merupakan
pipa untuk air kotor dan limbah padat. Garis ungu menyatakan pipa vent.
61
Pipa yang digunakan untuk air limbang buangan adalah Pipa PVC dengan diameter yang berbeda-beda disesuaikan
dengan keperluannya. Diameter pipa air bekas dan limbah cair berukuran 50 mm kemudian melebar memasuki pipa utama air
bekas dan limbah cair berukuran 100 mm. Diameter untuk pipa air kotor dan limbah cair berukuran 100 mm kemudian
memasuki pipa utama berukuran 150 mm. Pada setiap pipa baik yang berukuran 50 mm, 100 mm, 150 mm terdapat
clean out dengan diameter 50 mm untuk mencegah penyumbatan. Pipa utama ini kemudian mengalirkan air buangan ke
beberapa bak kontrol kecil.
Gambar 3. 17 Gerinda.
Sumber: google.com
Scaffholding
Alat bantu bagi pekerja untuk mencapai tempat yang tinggi.
b. Bahan
Pipa PVC
Poly Vinyl Chloride atau PVC digunakan sebagai pipa untuk air buangan.
63
Sambungan PVC
64
Lem
Lem khusus PVC digunakan untuk menyambungkan pipa-pipa PVC.
Berdasarkan Metode Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Gedung Poliklinik Tahap II RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, urutan pekerjaan pemipaan sistem air buangan adalah sebagai berikut:
Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop drawing dan persiapan approval material dilengkapi dengan
contoh material/moke up yang diajukan ke direksi/Konsultan Pengawas.
Pelaksanaan pengukuran/marking berkoordinasi dengan surveyor arsitek untuk penentuan ruang toilet sesuai shop
drawing yang telah disetujui
Pemasangan pipa sparing di ruang toilet sesuai shop drawing yang telah disetujui
Pabrikasi support dan gantungan sesuai contoh material dan gambar yang telah disetujui.
Pemasangan support dan gantungan di ruang toilet dan diruang shaft
Pemasangan instalasi pipa air kotor di ruang toilet dan di shaft sesuai shop drawing yang telah disetujui.
Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran tekanan seluruh pipa instalasi di ruang toilet sebelum pemasangan keramik
Pemasangan seluruh peralatan plambing di ruang toilet lengkap aksesori sesuai shop drawing yang telah disetujui
Pemasangan Pompa sumpit lengkap instalasi dan aksesori
Pemasangan Panel Pompa lengkap Instalasi kabel Power
Pemasangan Bioseptictank sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh pengawas/owner
Testing Commissioning Sistem Air bersih
Training kepada pihak pengelola gedung
Serah terima pekerjaan setelah testing commissioning dan semua sistem telah berfungsi dengan baik
Perawatan sistem air kotor pada masa perawatan bangunan
4. Prosedur Kerja
a. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan menggunakan gerinda.
b. Bersihkan permukaan pipa dan socket dengan cleaner
66
g. Gantung pipa menggunakan hanger sebagian demi sebagian hingga semuanya terhubung
Gambar 3. 28 Saklar.
Sumber: google.com
c. Sekering
Pemutus listrik bila terjadi beban berlebih
72
Gambar 3. 29 Sekering.
Sumber: google.com
d. Voltmeter
Alat pengukur besar tegangan antara dua titik penghantar listrik.
Gambar 3. 30 Voltmeter.
Sumber: google.com
73
e. Ampere meter
Alat pengukur kuat arus listrik.
Gambar 3. 32 MCB.
74
Sumber: google.com
4. Prosedur Kerja
a. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa/cabelduct tertanam.
b. Pemasangan pipa dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok,
kolom beton harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
c. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian dikerjakan.
d. Sambungan harus menggunakan klem/isolasi kabel supaya terlindung dengan baik sehingga tidak tersentuh atau
menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
e. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat/balok atau pada balok kayu rangka langit-
langit. Tahapan kerjanya seperti berikut:
1) Memberi tanda pada plat lantai bagian bawah untuk memudahkan pemasangan jalur konduit.
2) Bor plat lantai untuk memasang klem pipa konduit.
3) Pemasangan pipa konduit.
77
dan dilengkapi dengan pegangan tangan yang bergerak dengan kecepatan yang sama. Kecepatan yang biasanya digunakan adalah
antara 0,45 0,60 meter/ detik. (Juwana, 2005)
2. Prosedur Kerja
a. Transportasi ke void Travelator.
Yaitu pengangkatan unit untuk di letakkan ditempat yang paling dekat dengan lobang denganmenggunakan Hand Pallet
dan Pallet kotak atau dengan menggunakan forklift.
d. Erection Frame
Peletakkan Unit Travelator ke dalam void / pit Travelator dengan menggunakan Chain block yang diletakkan di hook
yang disediakan oleh gedung.
e. Plumb / Centering
Proses pengukuran level Travelator terhadap finishing floor untuk dipakai sebagai ukuran pemasangan bracket.
f. Pemasangan Bracket
Pekerjaan Pemasangan bracket untuk dudukan kaca Travelator serta outside deck
g. Pemasangan Out Side
Adalah Cover Frame yang dipasang pada sisi luar kaca Travelator
h. Pemasangan Kaca
Pemasangan Kaca travelator dengan posisi menumpang pada bracket.
i. Pemasangan Handrail
Pemasangan karet pegangan untuk penumpang yang naik di travelator.
j. Pemasangan Inside Deck dan Skirt Guard
Pemasangan Cover Frame yang dipasang pada sisi dalam kaca travelator dan pemasangan dinding pembatas step sisi
kanan kiri bagian dalam travelator.
83
4.1 Permasalahan
4.1.1 Permasalahan Teknis
4.1.1.1 Pekerjaan Plambing
Permasalahan teknis utama pada pekerjaan instalasi plambing adalah terlalu rendahnya level pipa-pipa yang terpasang
pada langit-langit.
Pipa pecah atau retak ketika pemasangan.
4.1.1.2 Pekerjaan Elektrikal
Pemasangan stop kontak dan saklar yang miring.
4.1.1.3 Pekerjaan Travelator
Kerusakan pada plat lantai karena dijadikan dudukan katrol.
4.2 Penyelesaian
4.2.1 Penyelesaian Teknis
4.2.1.1 Pekerjaan Plambing
Karena pembongkaran akan memakan banyak waktu dan biaya, PT. Nindya Karya memutuskan untuk menurunkan level
plafond.
Mengganti pipa yang cacat dengan yang bagus.
4.2.1.2 Pekerjaan Elektrikal
85
Meluruskan lubang yang dibuat dan kemudian menambal bagian yang salah.
4.2.1.3 Pekerjaan Travelator
Plat lantai yang dibor ditambal dengan beton dan keramik yang rusak diganti.
5.1 Simpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Praktik Industri sangat bermanfaat baik bagi mahasiswa Teknik
Arsitektur maupun bagi pihak dunia industri. Selain itu kegiatan Praktik Industri juga menjadi tempat dimana mahasiswa dapat
mengasah keterampilan mereka khususnya dalam hal praktik. Dari PI ini praktikan dapat mengetahui lebih dalam seperti apa
proses pemasangan berbagai sistem Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP) terutama pemasangan instalasii air bersih, air
buangan, stop kontak dan openerangan, serta instalasi travelator yang sebelumnya praktikan tidak ketahui.
5.2 Saran
Beberapa hal yang praktikan temukan di lapangan saat pelaksanaan PI sebagian kecil justru tidak praktikan temukan saat
mengikuti pembelajaran di kelas. Maka dari itu, praktikan ajukan beberapa saran, antara lain yaitu:
a. Perlu memberikan penekanan pada masalah budaya kerja yang berlaku pada instansi pemerintah maupun swasta. Dengan
demikian, para mahasiswa cenderung lebih mudah beradaptasi dalam dunia kerja.
b. Perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan yang relevan dengan kemajuan teknologi di dunia kerja saat
ini. Dengan demikian, para mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya secara maksimal.
c. Hendaknya pembimbing harus lebih sering memonitoring para siswanya di lingkungan KP sehingga mahasiswa dapat
berkonsultasi mengenai pelaksanaan KP.
a. Kepada Pimpinan PT. NINDYA KARYA, praktikan berharap agar tidak bosan-bosannya memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada praktikan dan para peserta KP yang akan datang.
b. Untuk karyawan, praktikan berharap agar memperkenalkan, menjelaskan, membimbing, dan mengarahkan berbagai jenis
kegiatan dalam lingkungan praktik sehingga paserta KP dapat belajar dengan maksimal. Hubungan kerjasama antar karyawan
juga harus dijaga, dipertahankan dan ditingkatkan agar pelaksanaan kerja dapat lebih maksimal dan efisien.
c. Lebih meningkatkan tata tertib yang berlaku.
d. Praktikan juga berharap kepada PT. NINDYA KARYA agar terus meningkatkan kualitas usahanya, baik dalam hal pelayanan
customer maupun kualitas teamwork yang solid sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mutu perusahaan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dayat, E. (2015, Juni 17). Jenis Pipa yang Digunakan Untuk Mengangkut Air Bersih. Dipetik Januari 22, 2017, dari Kompasiana:
http://www.kompasiana.com/evadayat/jenis-pipa-yang-digunakan-untuk-mengangkut-air-bersih_54f347f47455137c2b6c6f6b
Frick, H., & Setiawan, P. L. (2002). Ilmu Konstruksi Perlengkapan Dan Utilitas Bangunan. Yogyakarta: Kanisius.
Hendrayana, H. (2013). Hidrogeologi Mata Air. Dipetik January 16, 2017, dari Academia:
http://www.academia.edu/15596560/HIDROGEOLOGI_MATA_AIR-Heru_Hendrayana_2013_
Juwana, J. S. (2005). Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Poerbo, H. (1992). Utilitas Bangunan: Buku Pintar Untuk Mahasiswa Arsitektur - Sipil. Jakarta: Djambatan.
88
Royen, A. (2015, Maret 7). Jenis-Jenis Pipa Untuk Instalasi Air. Dipetik Januari 22, 2017, dari ABI Blog: abi-blog.com/jenis-jenis-
pipa-untuk-instalasi-air/
Royen, A. (2016, Mei 5). Plumbing, Pengertian, Prinsip Dasar, Pembagian, Perencanaan, Jenis dan Sistem. Dipetik Januari 22,
2017, dari ABI Blog: http://abi-blog.com/plumbing-pengertian-prinsip-jenis/
Sanropie, D. (1989). Pedoman Bidang Studi Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Jakarta: Depkes RI.
LAMPIRAN