Disusun guna memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja Praktek pada Program Studi Teknik Sipil
Oleh :
PADANG
2021
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Saya mahasiswa di Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Bung Hatta.
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek yang saya buat
dengan judul “PROYEK PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG PENUNJANG
SIARAN DAN STUDIO SIARAN LUAR NEGERI (MULTIYEARS)”
adalah :
1
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
KERJA PRAKTEK
Oleh :
Noveryan Ario Putra
1810015211155
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I Penguji II
(………………….…..) (………………….…..)
2
LEMBAR PENGESAHAN INSTITUSI
Oleh :
Noveryan Ario Putra
1810015211155
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
(………………….…..) (………………….…..)
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah
diberikan-Nya sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan. Laporan
Kerja Praktek dengan Judul “PROYEK PEMBANGUNAN FISIK GEDUNG
PENUNJANG SIARAN DAN STUDIO SIARAN LUAR NEGERI
(MULTIYEARS)” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil Strata Satu di Universitas Bung
Hatta, Padang.
Penulis menyadari bahwah tanpa bimbungan dan doa dari berbagai pihak,
Laporan Kerja Praktek ini tidak akan diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Laporan Kerja
Praktek ini, yaitu kepada :
1) Bapak Prof, Dr. Ir. Nasfryzal Carlo, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta
2) Bapak Indra Khaidir, ST, M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
3) Ibu Dr. Rini Mulyani, ST., M.Sc (Eng.) dan ibu Zufrimar, ST., MT
sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, motivasi
dan kritik yang membangun selama penulis laporan kerja praktek ini
4) Bapak Deny Novianto, ST. Selaku Project Manager pada Proyek
Pembangunan Konstruksi Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio Luar
Negeri yang sudah membantu dalam membimbing penulis yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
5) Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan
dan berkat doa serta dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
6) Keluarga Besar Angkatan Teknik Sipil 2018 Universitas Bung Hatta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini mungkin
masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan pada masa
yang akan datang, akhir kata semoga Laporan Kerja Praktek ini berguna bagi
4
penulis sendiri dan para pembaca dapat mengamalkannya. Aamiin Yaa Rabbal
Alamiin.
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR ISI............................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................9
DAFTAR TABEL..................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................12
6
2.6 Uraian Umum Manajemen Proyek..........................................................22
3.3.1 Material.................................................................................................45
3.3.2 Peralatan................................................................................................48
4.1 Umum...........................................................................................................68
7
4.3 Tahapan Pelaksanaan...................................................................................71
4.7.1 Harga Satuan Pekerjaan Untuk Bored Pile dan Raft Foundation.........91
4.7.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bored Pile dan Raft Foundation......92
BAB V PENUTUP.................................................................................................99
5.1 Kesimpulan..................................................................................................99
5.2 Saran...........................................................................................................100
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................101
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Proyek Pembangunan Fisik Gedung Penun jang Siaran dan
Studio Luar Negeri (Multiyears)............................................................................17
Gambar 2.2 Lokasi Proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan
Studio Luar Negeri (Multiyears)............................................................................17
Gambar 2. 3 Gambar 2.3 Potongan Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran
Luar Negeri............................................................................................................20
Gambar 2. 6 Potongan Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri
................................................................................................................................34
9
Gambar 3. 16 Excavator........................................................................................49
Gambar 3. 20 Vibrator...........................................................................................52
Gambar 3. 21 Sipatan.............................................................................................52
Gambar 3. 29 Meteran...........................................................................................57
10
Gambar 4. 6 Pekerjaan Pemasangan Besi Tulangan..............................................74
11
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Data Umum Proyek...............................................................................18
12
BAB I
PENDAHULUAN
13
yang penulis jadikan tempat untuk melaksanakan kerja praktek adalah Proyek
Pembangunan Konstruksi Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran
Luar Negeri.
14
Jika Observasi lapangan telah dilakukan dan terdapat keraguan ataupun
ketidaktahuan penulis dapat langsung melakukan wawancara dengan
pihak-pihak yang ikut berkontribusi dalam Proyek Pembangunan
Konstruksi Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri.
c. Studi Pustaka (Library Research)
Selain melakukan wawancara, untuk menambah pengetahuan dan
keterangan yang belum lengkap maka penulis mengambil referensi yang
ada di perpusatakaan yang bisa diambil dari jurnal, artikel dan buku
elektronik.
d. Data-data Proyek
Data-data tertulis yang penulis dapatkan selama penulis melakukan kerja
praktek pada Proyek Pembangunan Konstruksi Fisik Gedung Penunjang
Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri,
15
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
16
Ga
mbar 2.1 Lokasi Proyek Pembangunan Fisik Gedung Penun jang Siaran dan
Studio Luar Negeri (Multiyears)
Sumber : Google Maps 2021
Ga
mbar 2.2 Lokasi Proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio
Luar Negeri (Multiyears)
Sumber : Google Maps 2021
17
2.3.1 Data Umum
Tabel 2. 1 Data Umum Proyek
1. Nama Proyek : Gedung Penunjang Siaran dan
Siaran Luar Negeri
2. Lokasi Proyek : Jalan Medan Merdeka Barat
No. 4-5, Gambir, Jakarta Pusat
3. Batas-batas Proyek :
a. Utara : Kemenko PMK
b. Selatan : Mahkamah Konstitusi
c. Barat : Kantor Walikota Jakarta Pusat
d. Timur : Monumen Nasional
4. Fungsi Bangunan : Perkantoran
5. Luas Lantai Dasar : 1063,44 m²
6. Luas Total Bangunan : 16.729,36 m²
7. Luas Lahan Seluruhnya : 2089,4 m²
8. Tinggi Bangunan : 67,9 m
9. Tinggi Tiap Lantai :
a. Basement : 3,30 m
b. Lantai 1 : 4,20 m
c. Lt. 2 – Lt. 3 : 5,00 m
d. Lt. 4 – Lt. 15 : 4,20 m
e. Rooftop : 4,20 m
10. Jumlah Lantai : 1 Basement, 15 Lantai, Rooftop
11. Jenis Konstruksi
a. Pondasi : Bored Pile
b. Struktur Bangunan : Beton Bertulang
12. Kontraktor : Pt Adhi Karya Departemen
Gedung
13. Waktu Pelaksanaan : 390 hari kalender (terhitung
sejak September 2021)
14. Masa Pemeliharaan : 12 bulan setelah handover
15. Sistem Pelelangan : Tender
16. Sistem Pembayaran : Unit Price
18
17. Item Pekerjaan : Persiapan, Struktur,
Arsitektur, MEP
18. Sumber Listrik : PLN
19. Sumber Air Bersih : PDAM dan Air Tanah
19
Mutu Beton yang digunakan K-300 FA
K-400 FA
K-400 NFA
Besi yang digunakan D13, D16, D19, D22, D25, D29, D32
Ø8, Ø10
Gambar 2. 3 Gambar 2.3 Potongan Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran
Luar Negeri
Sumber: Data Proyek 2021
2.4 Pemilihan Penyedia Jasa
Pada Proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio
Luar Negeri (Multiyears) dilakukan sistem tender terbuka oleh pemilik proyek
yang dapat diikuti semua perusahaan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Tenderdilakukan dengan mengikuti LPSE (Layanan Pengadaan Secara
Elektronik) yang memudahkan proses tender.
Tender dilaksanakan pada Mei 2021 dan pada bulan Agustus terpilih Pt.
Adhi Karya (Persero) tbk Departemen Gedung sebagai maincontractor dan Pt
Gitarencana Multiplan sebagai konsultan pengawas dengan nilai kontrak Rp. 121
Miliyar.
20
2.5 Sistem Kontrak
Berdasarkan Pasal 1 UU No. 18/1999, disebutkan bahwa kontrak kerja
konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
Pada dasarnya, kontrak kerja konstruksi dibuat secara terpisah sesuai tahapan
dalam pekerjaan konstruksi, yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk
pekerjaan perencanaan, untuk pekerjaan pelaksanaan, dan untuk pekerjaan
pengawasan. Kontraktor baru boleh bekerja secara fisik setelah ada Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).
Dokumen perikatan antara pengguna barang/jasa dengan penyedia jasa
barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa disebut dokumen kontrak.
Dalam dokumen kontrak berisikan pasal-pasal mengenai perjanjian yang
dilakukan antara pengguna barang atau jasa dengan penyedia barang atau jasa.
Pada proyek Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri,
diputuskan kontrak penentuan harga menggunakan system kontrak Unit price.
21
2.6 Uraian Umum Manajemen Proyek
Manajemen proyek merupakan suatu usaha unutk mengatur dan mengelola
sumber daya yang digunakan selama penyelenggaraan proyek agar tujuan
kegiatan bisa tercapai dengan tepat sasaran, tepat waktu, tepat biaya, tepat kualitas
dan kuantitas. Dalam suatu proyek sering timbul permasalahan yang berdampak
pada pelaksanaan ataupun kualitas dari banguna konstruksi tersebut.
Permasalahan yang sering terjadi diantaranya adalah keterbatasan dana,
keterbatasan waktu, keterbatasan mutu dan permasalahan lainnya. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan Manajemen Proyek dan system
Organisasi yang tepat dan benar sehingga kendala ataupun permasalahan yang
sering terjadi dapat diatasi serta tujuan dari pelaksanaan proyek dapat tercapai.
Apalagi pada Proyek Pembangunan Gedung Penunjang Siaran dan Studio
Siaran Luar Negeri (Multiyears) pelaksanaan pekerjaan tersebut banyak
melibatkan unsur-unsur atau pihak-pihak yang terkait dalam pengadaan maupun
penyelenggaraan konstruksi yang dimulai dari awal sampe akhir pekerjaan
konstruksi.
22
Penyusunan organisasi proyek dimulai dengan mengklasifikasi fungsi dan
kegiatan dalam suatu proyek, menentukan anggota-anggota organisasi yang akan
menjalankan fungsi dan kegiatan serta Menyusun mekanisme kordinasi dari
masing-masing fungsi dan kegiatan tersebut.
Secara fungsional ada beberapa pihak yang sangar berperan dalam suatu
proyek konstruksi yaitu :
1) Pemilik proyek (owner)
2) Manajemen Konstruksi (MK)
3) Main Contractor / Kontraktor Utama
Hubungan kerja dari masing-masing unsur tersebut yaitu:
23
2.10 Wewenang dan Tanggung Jawab dalam Struktur Organisasi Proyek
Pada proyek konstruksi, bentuk organisasi dikaitkan dengan jenis kontrak
yang berlaku pada pelaksanaan proyek antara pemberi tugas dengan pemberi jasa
konstruksi atau disebut kontraktor dan juga sangat dibutuhkan untuk memastikan
bahwa pekerjaan dapat selesai dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai
dengan kualitas yang diharapkan. Proyek itu sendiri adalah sebuah kegiatan yang
telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya dan biasanya selalu
dibatasi oleh waktu dan sumber pendanaan.
Struktur organisasi merupakan sekumpulan orang yang memiliki ilmu dan
keahlian yang berbeda-beda yang terorganisir untuk melaksanakan tugas
pelaksanaan proyek dengan cara tertentu.
Oleh karena itu perorganisasian sangat penting sekali pada sebuah proyek
konstruksi. Dengan adanya organisasi diharapkan dapat memperoleh keuntungan
pekerjaan yang secara matang.
24
h) Meminta pertanggungjawaban kepada pelaksana proyek atas hasil pekerjaan
konstruksi.
i) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.
Misalnya pelaksanan pembangunan dengan bentuk atau material yang tidak
sesuai dengan RKS.
25
b) Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan
atay dapat pula diserahkan perbagian pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku.
1) Project Manager
Project Manager adalah seseorang yang memiliki kekuasaan untuk memimpin
semua kegiatan yang berhubunhan dengan pelaksanaan proyek dan bertanggung
jawab penuh terhadap tercapainya pelaksanaan proyek sesuai kontrak dan juga
membantu kepala cabang dalan mengelola proyek sedemikian rupa, sehingga
tercapai tujuan suatu proyek tersebut dengan penyelesaian proyek pada waktu
yang telah ditentukan dengan kualitas dan mutu yang memenuhi persyaratan dan
memberikan keuntungan yang baik bagi perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab Project Manager adalah :
a) Menjadi pusat informasi dan komunikasi baik kedalam (organisasi fungsional
Medan organisasi proyek) maupun keluar (pemilik proyek, pemerintah dan
konsultan).
b) Bertugas memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan
memperdayagunakan sumber daya perusahaan secara optimal dan memenuhi
persyaratan mutu, waktu, biaya yang sesuai dengan rencana pelaksanaan
proyek.
c) Bertanggung jawab atas terlaksananya kebijakan mutu dan sasaran mutu
perusahaan yang tertuang dalam manual mutu dan sasaran mutu spesifikasi
proyek yang tertuang dalam RMP (rencana mutu proyek).
d) Membuat penyesuaian program dari hasil-hasil evaluasi untuk mencegah
keterlambatan waktu maupun memperkecil penggunaan biaya.
e) Bertugas dan bertanggung jawab membina dan mendidik bawahan nya
melalui pelatihan yang intensif di proyek.
f) Memimpin dalam pengendalian ketidaksesuaian produk dan bertugas
melakukan udangc pencegahan dengan membuat perencanaan yang efektif.
2) HSE Officer
HSE Officer adalah orang bertanggung jawab dalam keselamatan dan
kesehatan pekerja dalam lingkungan pekerjaan.
Tugas dan wewenang hse officer adalah :
a) Meberikan safety induction bagi pekerja.
26
b) HSE dan engineering yang lan memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja
sesuai dengan standar dan peraturan.
c) Mengadakan Tool Box Metting yang dipimpin oleh supervisor.
d) Membuat dan mengawasi lingkungan pekerjaan agar aman.
e) Memastikan semua pekerja menggunakan perlengkapan safety yang sesuai
standar.
f) Memastukan peralatan aman dan layak digunakan.
27
Project Contraction Manager adalah orang yang mengurus masalah pekerjaan
struktur proyek di lapangan. Tugas dan wewenang Project Contraction Manager
adalah :
a) Mengatur dan mengkoordinir pengadaan material atau bahan.
b) Mengajukan permintaan pengadaan material atau bahan dalam rangka
menyelesaikan pekerjaan.
c) Melaksanakan kegiatan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d) Mengontrol jumlah dan jenis peralatan yang beredar di lapangan melelui bon
pemakaian alat.
e) Memeriksa kebutuhan peralatan setelah pelaksanaan pekerjaan pada waktu
peralatan dipulangkan oleh bagian peralatan ke gudang.
f) Mengajukan usulan untuk penambahan jumlah peralatan ataupun stok material
kepada site engineering jika volume pekerjaan meningkat.
g) Membuat laporan harian terhadap peralatan yang ada serta sisa material.
h) Bertanggung jawab terhadap penyimpanan material dan peralatan.
28
h) Melakukan pendataan secara rinci atas rekaman mutu yang dimiliki setiap
prosedur.
i) Membuat daftar penyimpangan prosedur yang akan dihasilkan berupa
rekaman yang akan dibaha dalam manajemen review.
j) Menarik dokumen mutu yang telah direvisi serta mengganti dengan dokumen
mutu yang baru melaksanakan kegiatan pencatatan dokumen sistem
manajemen mutu.
k) Melaksanakan kegiatan penyimpanan dokumen sistem manajemen mutu.
l) Melaksanakan kegiatan pendistribusian dokumen sistem manajemen mutu.
6) Quality Control
Quality control adalah orang yang melaksanakan kegiatan penerapan sistem
manajemen mutu di proyek agar diperoleh hasil dan proses sesuai harapan
pelanggan. Tugas dan tanggung jawab quality control adalah :
a) Menetapkan program pelaksanaan dan melakukan koordinasi dengan seluruh
staf yang terkait.
b) Menerapkan dan memelihara system manajemen mutu (Quality Management
System).
c) Melaporkan sistem manajemen mutu dari proyek sebagai bahan bagi
pelaksanaan management review di tingkat divisi.
d) Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode pelaksanaan dengan
melakukan kontrol terhadap proses pelaksanaannya.
e) Mengkoordinir ijin pelaksanaan pekerjaan / Work Inspection Request (WIR).
f) Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja sesuai dengan tahap – tahap yang
disebut dalam ITP dan memastikan hasil pekerjaan dibuat dan disimpan
dengan baik.
g) Membuat laporan penyimpangan – penyimpangan yang terjadi (NCR) dan
menindak lanjutinya.
h) Membuat laporan atau map lokasi kerja.
29
Quantity surveyor adalah orang yang merencanakan dan membuat RABP,
memonitor, mengevalluasi dan melaporkan semua penyimpangan biaya yang
terjadi, kemudian mengevaluasi penyebabnya. Tugas dan wewenang quantity
surveyor adalah :
a) Membuat rencana anggaran biaya proyek.
b) Memonitor, mengevaluasi keuangan dan perhitungan volume.
c) Mengevaluasi penyimpangan
d) Membuat progress.
e) Mengevaluasi statistik mengenai progress, material, upah dan man power.
f) Bertindak tanpa melapor menentukan perhitungan volume pekerjaan terpasang
baik untuk subkontraktor atau mandor.
g) Menyetujui / menolak item yang tidak sesuai dengan sub RAP material serta
melakukan klarifikasi kepada atasan langsung.
h) Bertindak dalam mewakili atasan langsung melakukan klarifikasi dengan
pemberi tugas dalam kaitan dengan progress termasuk perhitungan variation
(perubahan).
8) Surveyor
Surveyor adalah orang yang membantu general superintendent dalam
melaksanakan kegiatan pelaksanaan proyek berkaitan dengan pengukuran. Tugas
dan tanggung jawab surveyor adalah :
a) Melakukan monitoring sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan.
b) Menentukan elevasi dan koordinat pengukuran sebagai referensi yang
digunakan dalam pelaksanaan.
c) Mengadakan kegiatan pengukuran (survey) di lapangan termasuk stake out.
d) Melaksanakan pemasangan TBM, Bauwplank, dan referensi lainnya.
e) Mengadakan kegiatan pengukuran untuk keperluan request ( ijin kerja ) untuk
penagihan.
f) Melaksanakan kegiatan pengukuran untuk mengetahui volume pekerjaan yang
telah diselesaikan.
g) Memastikan pekerjaan dilakukan dalam batas batas yang telah ditentukan.
30
9) Logistik
Logistik adalah orang yang mengkoordinasi dan melaksanakan kegiatan
administrasi atas penerimaan, pencatatan, penyimpanan serta pengendalian bahan
dan alat proyek secara tepat baik secara waktu, mutu, harga, dan jumlah. Tugas
dan tanggung jawab logistik adalah :
a) Melaksanakan kegiatan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b) Mengajukan permintaan pengadaan material / bahan dalam rangka
menyelesaikan pekerjaan.
c) Mengatur dan mengkoordinir pengadaan material / bahan.
d) Mengontrol jumlah dan jenis peralatan yang beredar di lapangan melalui bon
pemakaian alat.
e) Memriksa kebutuhan peralatan setelah pelaksanaan pekerjaan pada waktu
peralatan di pulangkan oleh bagian peralatan ke gudang.
f) Mengajukan usulan untuk penambahan jumlah peralatan atau material kepada
project engineering manager jika volume pekerjaan meningkat.
g) Membuat laporan harian terhadap peralatan yang ada serta sisa material.
h) Bertanggung jawab terhadap penyimpanan material dan peralatan.
31
Gambar 2. 5 Struktur Organisasi Proyek
Sumber : Data Proyek 2021
32
2.11 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Sebagai bentuk disiplin kerja dan tanggung jawab, pekerja dan pengawas
harus melaporkan progress pekerjaan setiap harinya berupa laporan harian.
Laporan dibuat sejak awal konstruksi berjalan hingga akhir konstruksi yang
nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi pekerjaan baik bagi
kontraktor, manajemen konstruksi, maupun bagi owner. Pada proyek
Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri
memiliki bentuk disiplin yaitu :
1. Laporan Harian
Laporan harian merupakan rincian progress yang dikumpulkan dalam
waktu satu hari. Laporan harian proyek membuat nilai indeks yang lebih detail
dan berfungsi sebagai format untuk memantau progress konstruksi. Sehingga
owner dapat melihat sesuatu apa saja yang menjadi kendala dalam proyek
pekerjaannya. Berdasarkan prosedur pelaporan Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat isi dari laporan berupa :
Jenis dan Kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan.
Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya.
Jenis, jumlah dan kondisi peralatan.
Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir, dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
Catatan yang berkenan dengan pelaksanaan.
(Permen PU No. 31/PRT/M/2015,Buku-PK 01 HS Bap IX SSUK C53.3)
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan terdiri dari rangkuman/kumpulan laporan harian dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam waktu satu minggu, serta hal
penting yang perlu ditonjolkan. Laporan mingguan berguna untuk melaporkan
kemajuan bobot pekerjaan yang telah direalisasikan dan juga berisi tentang
volume kumulatif yang telah diselesaikan serta kendala yang dialami proyek
selama satu minggu.
33
3. Laporan Bulanan
Laporan bulanan berisi mengenai pelaporan suatu progress atau kemajuan
pada proyek kerja selama satu bulan. Jenis laporan ini paling lengkap
dibandingkan jenis laporan lainnya. Biasanya berisi beberapa informasi
penting dan detail serta dirangkum dalam satu buku. Umumnya membuat
tentang progress akhir tahun, daftar alat dan jumlah yang dipakai dalam
proyek, sebuah foto dokumentasi proyek, kendala apa yang terjadi selama
pengerjaan, menjelaskan staff yang ada di proyek dan volume yang telah
diselesaikan.
34
Gambar 2. 6 Potongan Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri
Sumber: Data Proyek 2021
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Tinjauan Umum
Suatu proyek konstruski membutuhkan manajemen yang tepat untuk
tercapainya pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan
sementara itu untuk menjalankan manajemen sehingga mencapai tujuan, suatu
proyek membutuhkan sumber daya manusia sebagai peran pentingnya.
Pengelolaan sumber daya dan material yang tepat akan mempercepat dan
mempermudah jalannya pekerjaan.
Perencanaan yang telah disusun oleh konsultan perencana akan
diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Kontraktor sebagai
pelaksana akan mewujudkan desain perencanaan yang membutuhkan pengaturan
serta pengawasan pekerjaan yang baik agar diperoleh hasil sesuai dengan rencana
dan tepat waktu.
Pada pelaksanaan kerja praktek di Proyek Pembangunan Gedung
Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri telah memasuki tahap pekerjaan
proses pekerjaan struktur. Maka pada laporan ini penulis hanya membahas metode
pelaksanaan pekerjaan berikut :
A. Pekerjaan Bored Pile
B. Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam
C. Pekerjaan Kolom, Balok dan Pelat
35
dikarenakan lokasi konstruksi tidak memungkinkan untuk dibangun
menggunakan pondasi tiang pancang.
Langkah Langkah pekerjaan Bored Pile :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan membersihkan lahan yang
akandikerjakan dari material material yang memungkinkan akan mengganggu
proses pekerjaan. Pekerjaan ini juga meliputi meratakan tanah dasar yang
akan dibangun bangunan dikarenakan adanya perbedaan elevasi tanah yang
disebabkan hal hal lainnya.
36
Gambar 3. 1 Proses Pekerjaan Persiapan Lapangan
Pekerjaan Pengeboran
Pekerjaan pengeboran disesuaikan dengan titik yang sudah ditetapkan oleh
surveyor. Pekerjaan ini diawali dengan set up alat bor yang kemudian
dilaksanakan pekerjaan bor awal. Setelah bor awal telah dilaksanakan
selanjutnya dilaksanakan pengeboran lanjutan hingga mencapai kedalaman
yang telah direncanakan.
Pemasangan Besi
37
Setelah adanya lubang bored pile selanjutnya dipasangkan besi tulangan
yang sebelumnya sudah dirakit sesuai dengan kedalaman dan diameter bored
pile yang ada di shop drawing. Sebelum tulangan dimasukkan ke dalam
lubang terlebih dahulu dipasangkan casing pada bagian atas lubang sedalam
tujuh meter, mengantisipasi kemungkinan tanah yang akan runtuh. Tulangan
yang sudah dirakit lalu diikatkan ke service crane, selanjutnya besi
dimasukkan ke lubang bored pile sampai kedalaman yang ditentukan. Besi
yang digunakan untuk bored pile yaitu besi dengan diameter 25.
38
Gambar 3. 4 Pekerjaan Pemasangan Tulangan Bored Pile
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan menggunakan service crane. Concrete
bucket dikaitkan ke service crane untuk menampung beton ready mix dari
truck mixer. Concrete bucket sebelumnya sudah dipasangkan tremie
sepanjang kedalaman bored pile. Setelahnya beton dimasukkan ke concrete
bucket, beton dimasukkan kedalam lubang bored pile yang sudah diberi
tulangan besi. Pada Proyek Pembangunan Gedung Penunjang Siaran dan
Studio Siaran Luar Negeri, mutu beton yang digunakan untuk bored pile yaitu
K-300 dengan slump 16 ± 2 cm.
39
Gambar 3. 5 Pekerjaan Pengecoran Bored Pile
Pemasangan Bekisting
40
Pemasangan bekisting dilakukan setelah adanya lantai kerja. Bekisting
yang digunakan untuk pile cap yaitu batako berbentuk balok dengan Panjang
30 cm, Lebar 7 cm, dan Tinggi 15 cm. Batako disusun sesuai bentuk pile cap
dan ketebalan pile cap.
Perakitan Tulangan
Setelah pekerjaan pemasangan bekisting, selanjutnya dilakukan perakitan
tulangan pile cap. Besi yang digunakan untuk pile cap cukup beragam yaitu
besi dengan diameter 32 untuk tulangan atas, besi diameter 22 untuk tulangan
bawah, besi diameter 19 untuk tulangan penyangga, dan besi diameter 16
untuk tulangan Sengkang/Begel. Untuk tulangan atas dan bawah jarak antar
besi yaitu 200 mm.
41
Gambar 3. 7 Detail Penulangan Pile Cap
Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran pile cap dilakukan setelah pembesian terpasang. Pengecoran
dilakukan dengan menggunakan metode concrete bucket yang dikaitkan ke
service crane. Terdapat satu orang yang akan membuka dan menutup katup
42
concrete bucket agar beton tidak berserakan. Selama pengecoran
dilaksanakan proses perataan beton juga dilakukan menggunakan vibrator.
Mutu beton juga digunakan untuk pile cap pada proyek Pembangunan
Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri ini yaitu beton
K-400 dengan slump 12 ± 2 cm.
Sementara itu Tie Beam adalah salah satu elemen struktur bangunan yang
berfungsi sebagai pengikat dan menghubungkan antar beberapa pile cap. Tie
Beam sendiri berbentuk seperti balok. Karena letaknta ditanah maka
dikategorikan sebagai struktur bawah.
Tahap Pekerjaan Tie Beam :
Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting tie beam dilakukan secara bersamaan dengan
pamasangan tie beam pile cap. Pemasanga bekisting tie beam ini juga
disesuai dengan shop drawing. Bekisting yang digunakan sama dengan pile
cap yaitu batako dengan panjang 30 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 15 cm.
Perakitan Tulangan
Setelah adanya bekisting tie beam selanjutnya dipasang tulangan.
Tulangan yang digunakan beragam yaitu tulangan atas dan bawah
43
menggunakan besi diameter 25, tulangan tengah menggunakan besi
diameter 10, dan tulangan sengkang/begel
menggunakan besi diameter 13 dengan jarak sengkang 100 mm.
Pekerjaan Pengecoran
Beton yang digunakan untuk pengecoran tiem beam yaitu beton dengan
mutu K-400 slump 12 ± 2 cm. Pengecoran dilaksanakan menggunakan
bantuan service crane yang sudah dikaitkan concrete bucket.
44
Gambar 3. 11 Pekerjaan Pengecoran Tie Beam
45
Pada Proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio
Siaran Luar Negeri ini menggunakan metode pelaksanaan konvensional untuk
kolom, balok, dan plat lantai.
Tahap Pekerjaan Kolom, Balok, dan Pelat :
Perakitan Tulangan
Pemasangan tulangan kolom dilakukan setelah sebelumnya pada pile cap
telah dipasang besi stek yang nantinya akan disambung kan untuk pembesian
kolom. Tulangan yang digunakan untuk pembesian kolom yaitu besi diameter
32 pada tulangan dan besi diameter 13 pada tulangan Sengkang dengan jarak
150 mm. Perakitan tulangan balok dan plat dilakukan secara bersamaan
dimana terlebih dahulu dilaksanakan pemasangan bekisting untuk balok dan
plat. Lalu setelahnya baru besi dipasang sesuai dengan shop drawing.
Tulangan yang digunakan pada balok dan plat yaitu besi diameter 22 untuk
tulangan atas dan bawah, besi diameter 19 untuk tulangan tengah dan
tulangan sengkang.
Pemasangan Bekisting
Sebelum pemasangan bekisting dilakukan terlebih dahulu bekisting dirakit
oleh para pekerja sesuai dengan shop drawing. Lalu setelah pembesian selesai
barulah bekisting dipasang pada titik yang direncanakan. Bahan yang
digunakan untuk bekisting ini adalah plywood.
Pekerjaan Pengecoran
Beton yang digunakan untuk pengecoran tiem beam yaitu beton dengan
mutu K-400 slump 12 ± 2 cm. Pengecoran dilaksanakan menggunakan
bantuan service crane yang sudah dikaitkan concrete bucket.
3.3 Sumber Daya Proyek
3.3.1 Material
Material yang digunakan dalam proyek Pembangunan Fisik Gedung
Penunjang Siaran dan Studio Luar Negeri (Multiyears) antara lain sebagai
berikut :
1. Beton Ready Mix
46
Beton ready mix merupakan beton yang siap digunakan tanpa perlu
adanya pengolahan di lapangan. Penggunaan beton ready mix dapat
mempercepat pekerjaan dan menghemat waktu dengan kualitas beton yang
terjaga.
Beton ready mix merupakan beton siap pakai yang dibuat pabrik dengan
mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan perencenaan. Beton ready mix
diperoleh dari batching plant terdekat proyek yang telah melalui kesepakatan
atau kontrak antara kontraktor dengan batching plant selalu supplier. Pada
proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar
Negeri yang dilaksanakan oleh PT. Adhi Karya bekerja sama dengan 2 supplier
beton ready mix yaitu PT. Adhimix dan PT. Solusi Bangun Beton. Adapun
keuntungan pemakaian beton ready mix antara lain :
o Meminimalisir pemakaian lahan proyek karena penumpukan material.
o Membuat waktu pekerjaan lebih cepat.
o Kesesuaian mutu dengan perencanaan lebih terjamin.
o Tidak membutuhkan pekerja yang banyak.
o Mengurangi pencemaran limbah material.
Sedangkan kelemahan dalam pemakaian beton ready mix yaitu :
o Mobilisasi Truck Mixer ke lokasi proyek yang sering mengalami kendala.
o Sisa beton ready mix jika terlalu lama sehingga beton menjadi keras setting
tidak dapat dikembalikan dan menjadi tanggungan kontraktor.
o Tempat produksi atau batching plant yang terbatas.
47
Gambar 3. 12 Beton Ready Mix
2. Baja Tulangan
Baja tulangan berfungsi sebagai penahan tegangan tarik pada struktur
karena beton mempunyai kuat tekan yang tinggi, tetapi memiliki kuat tarik
yang lemah maka ddipadukan beton dan baja agar membentuk suatu struktur
beton bertulang yang kokoh. Baja tulangan dapat dibagi dua yaitu :
a. Baja Tulangan Polos
Baja tulangan polos adalah baja tulangan yang berpenampang
lingkaran dengan permukaan rata. Biasa disingkat dengan BJTP-24
3. Beton Decking
48
Beton decking adalah beton yang dibuat berbentuk silinder ataupun kubus
yang memiliki ketebalan sesuai dengan selimut beton yang diinginkan. Beton
decking berfungsi untuk menjaga ketebalan selimut beton sebelum melakukan
pengecoran. Disini beton decking mempunyai tebal 5 cm.
4. Kawat Bendrat
Kawat bendrat adalah jenis kawat yang pada umumnya digunakan sebagai
bagian dari kawat pengikat rangkaian tulangan agar tetap ada pada posisinya
dan membentuk struktur yang dikehendaki.
3.3.2 Peralatan
1. Drilling Rig
Drilling rig adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan pengeboran
kedalam tanah untuk memperoleh air, tanah atau gas bumi atau deposit material
49
bawah tanah. Pada proyek ini driliing rig digunakan untuk melakukan pengeboran
bored pile. Drilling rig yang digunakan merupakan merk SANY.
2. Excavator
Excavator adalah salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan
material. Tujuan excavator adalah untuk membantu melakukan pekerjaan yang
sulit agar menjadi lebih ringat dan dapat mempercepat waktu pekerjaan. Fungsi
lain juga sebagai alat bantu dalam melakukan pekerjaan dan harus memiliki factor
keselamatan yang baik. Faktor keselamatan tersebut dapat berupa pemilihan
material yang tepat dan sesuai dengan kondisi kerja excavator. Excavator sendiri
dapat digunakan untuk :
o Menggali lubang.
o Penghancur bangunan
o Pengerukan tebing.
o Mengangkat dan memindahkan material.
Excavator yang digunakan pada proyek Pembangunan Fisik Gedung
Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri yaitu dengan merk Kobelco dan
Hitachi.
50
Gambar 3. 17 Excavator
3. Service Crane
Service crane merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkat maupun
memindahkan material yang berat. Pada proyek ini Service Crane yang digunakan
yaitu berjumlah 1 buah dengan merk Zoomlion.
4. Bar Bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan besi tulangan
sesuai dengan sudut serta Panjang yang telah ditentukan sebelumnya. Sistem kerja
alat ini adalah para pekerja menyiapkan besi tulangan lalu diletakkan pada mesin
bar bender lalu ukur kemiringan sudut serta Panjang besi yang telah ditentukan
setelah itu menekan tombol yang ada pada mesin, lalu mesin akan menekuk besi
tulangan dengan batas patok yang sudah ditentukan.
51
Gambar 3. 19 Bar Bender
5. Bar Cutter
Bar cutter adalah alat khusus yang memotong besi tulangan dengan ukuran
yang telah direncanakan sebelumnya. Sistem kerja bar cutter adalah para pekerja
menyiapkan besi tulangan yang akan dipotong dan memasukkan kedalam mesin.
Peda yang berada di sisi bar cutter mampu memotong besi hingga 4 besi tulangan.
6. Vibrator
Vibrator adalah sejenis mesin penggetar yang berfungsi untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga kosong pada adukan beton, maka adukan beton harus
52
diisi sedemikian rupa kedalam bekisting sehingga benar-benar rapat dan padat.
Pemadatan ini dapat dilakukan dengan du acara yaitu :
a. Dengan cara memasukkan, menumbuk serta memukul-mukul cetakan dengan
besi atau kayu (non teknis) ke dalam beton ready mix.
b. Dengan cara mekanis, yaitu dengan cara memasukkan vibrator ke dalam
cetakan. Pada car ini harus diperhatikan adalah :
Jarum penggetar dimasukkan kedalam adukan beton secara vertical, pada
kedalaman khusus boleh kemiringan sampai 45º.
Selama penggetaran jarum tidak boleh digerakkan kea rah horizontal
karena dapat menyebabkan pemisahan bahan (segregasi).
Jarum penggetar tidak boleh bersentuhan dengan tulangan beton, untuk
menjaga tulangan tidak terlapas dari beton.
Untuk beton yang tebal, penggetar dilakukan berlapis-lapis setiap lapisan
mencapai 30 sampai 50 cm.
Jarum penggetar ditarik pelan-pelan apabila adukan beton telah terlihat
mengkilap (air semen memisah dari agregatnya).
Jarak antara pemasangan jarum penggetar harus dipilih sehingga daerah-
daerahnya saling menutupi.
Gambar 3. 21 Vibrator
7. Sipatan
Sipatan adalah alat untuk memberi tanda setelah pengukuran sebagai acuan
pekerjaan pembesian, bekisting maupun elevasi.
53
Gambar 3. 22 Sipatan
8. Total Station
Total Station (TS) adalah alat pengukur jarak dan sudut (sudut horizontal dan
vertical) secara otomatis. TS dilengkapo dengan chip memori, sehingga data
pengukuran sudut dan jarak disimpan untuk kemudian didownload dan
selanjutnya dapat diolah untuk menjadi data elevasi ataupun volume. Total station
sudah dilengkapo dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar (HD),
jarak vertical (VD), jarak miring (SD), koordinat, dan beda tinggi secara langsung
tanpa perlu dihitung manual dengan alat bantu hitung lagi. Tipe total station yang
digunakan pada proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio
Siaran Luar Negeri ini menggunakan tipe Total Station Topcon GTS102N.
54
9. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri merupakan alat yang berfungsi melindungi tubuh dari
potensi bahaya ditempat bekerja. APD ini terdiri dari kelengkapan wakjib yang
digunakan untuk siapapun yang berada ditempat konstruksi sesuai dengan adanya
bahaya dan resiko. Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Mentri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No.Per.08/Men/VII/2010 tentang alat pelindung diri. Dan
pengusaha wajib untuk menyediakan APD sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI) bagi pekerjanya. Jenis-jenis APD pada Proyek Pembangunan Fisik Gedung
Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri adalah sebagai berikut :
Helm Keselamatan
Rompi Safety
Sabuk dan tali keselamatan
Sepatu Safety
Masker
Penutup telinga
Kacamata pengaman
Sarung tangan
Pelindung Wajah
Body harness
55
Truck mixer merupakan truck yang digunakan untuk mengangkut adukan
beton ready mix dari tempat pembuatan beton (batching plant) sampai ke lokasi
proyek untuk kemudian dilakukan pekerjaan pengecoran.
56
Gambar 3. 26 Concrete Bucket
12. Scaffolding
Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga
manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan Gedung dan bangunan
bangunan besar lainnya. Scaffolding disini berfungsi untuk membantu pekerjaan
pada bangunan tinggi juga menyangga balok dan plat lantai saat pelaksanaan
proyek. Scaffolding terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a. Jack base berfungsi sebagai tumpuan perancah yang terletak di bagian bawah.
b. U-Head sebagai tumpuan arah memanjang.
c. Cross brase sebagai pengaku yang diletakkan menyilang agar perancah tidak
goyang.
d. Main frame berfungsi menyalurkan beban dari u-head ke jack base.
e. Joint pin berfungsi sebagai pen (socket) penghubung antara main frame
dengan main frame lainnya.
57
Gambar 3. 27 Scaffolding
58
Gambar 3. 29 Trafo Las
15. Meteran
Meteran merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suatu dimensi
pekerjaan. Ada dua jenis meteran yang digunakan yaitu meteran standart dan
meteran roll.
Gambar 3. 30 Meteran
59
dengan masalah teknis, oleh karena itu untuk sumber daya manusia unu juga
dibutuhkan pengelolaan manajemen yang berkualitas.
Pada Proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio
Siaran Luar Negeri ini mempercayakan untuk pengelola pelaksanaan yaitu staff
daei PT. Adhi Karya (Persero) dengan pemilihan sesuai keahlian masing masing,
sedangkan untuk pengawasan dilaksanakan oleh PT. Gitarencana Multiplan.
Proyek ini juga memiliki subkontraktor dalam hal pemilihan sumber daya
manusia untuk tenaga kerja di lapangan. Setiap tower memiliki subkontraktor
yang berbeda beda.
60
Dalam pengendalian waktu kita dapat membandingkan kurva S actual dan
kurva S rencana. Membandingkan keduanya itu bertujuan untuk mengetahui
apakah progress pekerjaan berjalan sesuai dengan lebih cepat dari rencana. Jika
telah mengetahui hal ini maka proyek akan menentukan Langkah pelaksanaan
selanjutnya. Ketika terjadi keterlambatan maka bisa direncanakan bagaimana
cara solusi untuk pengendaliannya.
Pada progress Proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan
Studio Siaran Luar Negeri (Multiyears) didapatkan pelaksanaan yang lebih
cepat dari rencana karena hasil evaluasi dari kurva S aktual yang berada di atas
dari kurva S rencana. Hal ini membuktikan dengan adanya penjadwalan yang
terstruktur dengan baik dapat bermanfaat dengan proses pelaksanaan di
lapangan. Progress saat kerja praktek dimulai yaitu berada pada angka 5,994%
sedangkan saat terakhir kerja praktek progress berada diangka 33,710%. Kurva
S dapat dilihat pada lampiran.
2. Pengendalian Mutu
Proses pengendalian mutu dilakukaj dengan selalu memperhatikan dan
mengawasi yang terkhusus pada alat dan material. Pada proyek Pembangunan
Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri pengendalian
mutu dilakasanakan oleh Quality Control (QC). QC bertugas intuk memastikan
alat dan bahan sesuai dengan spesifikasi yang sudah direncanakan.
Adapun bebrapa pekerjaan pengendalian muti yang dilaksanakan oleh QC
dalam proyek Pembangunan Fisik Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran
Luar Negeri selama masa kerja praktek berlangsung yaitu:
Pengujian slump terhadap beton ready mix yang datang.
Pengujian slump dilaksanakan untuk pengecekan workability atau
kemampuan beton untuk digunakan, dibawah ini didapatkan nilai slump 17
cm untuk beton konvensional dari yang disyaratkan untuk bored pile 16 ± 2
cm. Hal ini membuktikan bahwa beton dapat digunakan atau layak
dijadikan untuk pekerjaan pengecoran.
61
Gambar 3. 31 Pengejuan Slump Beton
62
Gambar 3. 33 Hasil Uji Kuat Tekan Beton
63
Gambar 3. 34 Tensile Test
64
Gambar 3. 36 Bending Test
65
Pengujian tes Lateral terhadap pondasi bored pile.
Tes lateral dilakukan untuk menguji bored pile bertujuan untuk mengetahui
ketahanan bored pile terhadap gaya horizontal
66
Rencana proyek dapat menjadi landasan Bersama semua pihak dalam
komunikasi menganai selama masa kerja proyek.
Dengan adanya sifat sifat ini dalam rencana anggaran proyek dapat
memudahkan semua pihak mengawasi realisai biaya selama proyek berjalan.
Hal ini juga bertujuan unutk mencegah penyimpanan realisasi biaya proyek.
Untuk mengendalikan hal tersebut dapat dengan cara menghemat biaya proyek
sebagai bentuk disiplin manajemen proyek agar tercapainya pekerjaan yang
efektif dan efisien. Pada manajemen proyek perlu adanya pengawasan dan
pengendalian seperti:
Jadwal Pembiayaan (Cash Flow).
Besarnya keseluruhan biaya proyek.
Perkembangan harga metarial yang bisa berubah sewaktu waktu.
67
1. Safety Induction
Safety induction merupakan pengenalan prinsip K3 bagi setiap karyawan baru,
tamu perusahaan, mitra kerja, pekerja, dan mahasiswa yang akan masuk ke
wilayah proyek. Safety induction bertujuan untuk mengetahui sumber dan potensi
bahaya yang ada di lokasi proyek. Selain itu pada safety induction diharapkan
setiap orang yang akan memasuki area produksi dan non produksi telah
memahami prinsip dasar K3 dan menghindari resiko terjadinya kecelakaan.
2. Safety Talk
Safety talk merupakan program atau bentuk disiplin kerja K3L yang
dilaksanakan oleh tim HSE untuk mengingatkan pekerja mengenai pentingnya
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Safety talk dilaksanakan secara rutin
setiap hari Rabu yang wajib dihadiri oleh pekerja dan karyawan. Beberapa hal
penting yang disampaikan pada saat safety talk yaitu bagaimana melakukan
pekerjaan yang aman, lokasi yang berbahaya, mematuhi aturan K3L dan hal
lainnya.
3. Rambu Keselamatan
Rambu keselamatan merupakan media visual berupa symbol yang menyatakan
sebuah keadaan padan suatu tempat. Rambu terdiri dari symbol perintah, larangan,
pengingat dan pemberitahuan informasi tertentu. Rambu ini berfungsi untuk
68
mengingatkan pekerja atas potensi bahaya, petunjuk lokasi tempat penyimpanan,
petunjuk tempat evakuasi, dan peringatan untuk menggunakan alat pelindung diri.
Dengan adanya rambu ini diharapkan sebuah perusahaan dapat menciptakan zero
accident di area kerja.
69
BAB IV
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR
PONDASI RAKIT (PILE RAFT FOUNDATION)
4.1 Umum
Pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan fisik gedung penunjang
siaran dan studio siaran luar negeri mencakup pelaksanaan pekerjaan struktur,
pekerjaan arsitek, dan pekerjaan Mechanical Electrical dan Plumbing (MEP).
Karena banyaknya pekerjaan dan keterbatasan waktu pengamatan, mahasiswa
mengamati beberapa pekerjaan diantaranya pekerjaan struktur bawah yaitu
pekerjaan pile raft foundation.
Pile raft foundation merupakan jenis pondasi gabungan dari beberapa
pondasi bored pile dan pondasi rakit. Bored pile dibangun terlebih dahulu dan lalu
digabungkan pondasi rakit di atasnya. Interaksi bored pile, tanah, dan raft
foundation merupakan factor kunci yang dipertimbangkan dalam merencanakan
pile raft foundation.
70
Gambar 4. 1 Pekerjaan Persiapan Lahan
2. Persiapan Material
Sebelum pelaksanaan konstruksi diperlukan adanya persiapan material yang
dibutuhkan dalam tahapan tahapan pekerjaan. Tahapan pekerjaan bored pile dan
raft foundation membutuhkan beberapa material yang harus dipersiapkan yaitu:
a) Pabrikasi Tulangan Untuk Bored Pile
Ada beberapa tahapan dalam mempersiapkan tulangan untuk bored pile
yaitu perakitan tulangan sesuai dengan shop drawing. Pemotongan dengan
bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender serta dikerjakan pada saat
suhu dingin.
71
b) Persiapan Beton Ready Mix
Perlu adanya persiapan beton ready mix dikarenakan mobilitas dari
batching plant membutuhkan waktu sehingga bisa menghindari adanya
setting atau pengerasan beton sebelum sampai dilokasi proyek. Kendala lain
yang harus dihindari yaitu kekurangan persediaan beton ready mix karena
keterbatasan produksi batching plant setiap hari. PT. Adhi Karya sebagai
pelaksana mengandalikan kendala kendala tersebut dengan memilih supplier
lebih dari satu batching plant.
3. Penentuan Titik Bor
Pekerjaan survey ditujukan untuk menentukan titik yang akan dibor.
Penandaan titik bor dipakai mengotongan besi atau kayu. Titik titik ini merupakan
hasil perhitungan dan pengukuran dari gambar dilapangan dengan menggunakan
alat total station. Perlu adanya penjagaan titik yang telah ditentuka agar tidak
bergeser.
4. Set up alat
Untuk bored pile sendiri tidak dilaksanakan secara sembarangan, namun ada
beberapa tahapan agar titik bored pile sesuai dengan perencanaan. Adapun
tahapan untuk set up alat bor yaitu:
Setting alat bored pile pada titik yang telah ditentukan sebelumnya
Cek tegak lurus (verticality) posisi kelly bar
Pasang besi vertical didepan alat bored pile
Pasang besi arah horizontal agar posisi alat bored pile tidak berubah
72
Gambar 4. 3 Set up bor
73
4.3.1 Bagan Alir
74
4.3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
75
Gambar 4. 4 Pekerjaan Pengeboran Awal
76
3. Pemasangan Besi
Sebelum pemasangan pekerjaan pembesian dilakukan, area pemasangan
tulangan harus dibersihkan dari sampah dan tanah maupun material yang
menghalangi. Adapun metode pelaksanaan pemasangan besi untuk bored pile
adalah:
Besi dirakit sesuai bentuk dan ukuran yang telah direncanakan.
Lakukan pemeriksaan ulang terhadap ukuran dan bentuk dari tulangan.
Periksa juga jarak antar tulangan Sengkang
Besi tulangan yang telah selesai dirakit kemudian dikaitkan ke service
crane.
Besi tulangan dimasukkan ke dalam lubang bored pile secara perlahan
sampai pada kedalaman yang telah ditentukan.
4. Pekerjaan Pengecoran
Setelah tulangan telah terpasang pada lubang bored pile maka tahapan
selanjutnya ialah pekerjaan pengecoran. Pengecoran dilakukan dengan
menggunakan concrete bucket yang diangkat menggunakan service crane.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran, beton ready mix terlabih
77
dahulu diambil sampil pengujian slump dan kuat tekan beton. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui beton yang datang apakah sesuai dengan mutu
yang telah disepakati atau belum. Setelah melalui pengujian maka jika mutu
beton sesuai, pekerjaan pengecoran dapat dilanjutkan.
78
6. Perakitan Tulangan Raft Foundation
Pekerjaan tulangan raft foundation dapat dilaksanakan saat pekerjaan
lantai kerja telah terlaksana. Tulangan pada raft foundation berfungsi untuk
menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban
yang bekerja pada konstruktur beton. Hal ini dikarenakan sifat beton yang
kuat terhadap tekan dan lemah terhadap tarik.
Perakitan tulangan dimulai dengan pabrikasi sesuai dengan spesifikasi.
Hal yang harus diperhatikan sebelum perakitan tulangan yaitu diameter
tulangan, Panjang tulangan dan posisi pemasangan tulangan.
Baja tulangan dan tulangan sengkang yang sudah di pabrikasi selanjutnya
dibawa kelapangan untuk dilakukan pekerjaan perakitan. Adapun langkah
Langkah perakitan tulangan raft foundation yaitu:
Lakukan pemeriksaan terhadapat tulangan sesuai dengan rencana dan
shop drawing.
Susun tulangan bagian bawah terlebih dahulu.
Pasang beton dacking dibagian bawah maupun samping tulangan agar
tebal selimut beton tetap terjaga.
Periksa jarak antar tulangan dan jarak antar sengkang apakah sesuai
dengan rencana atau tidak.
Lanjutkan pemasangan tulangan bagian atas dan lakukan pemeriksaan
Kembali terhadap jarak antar tulangan.
79
Gambar 4. 8 Perakitan Tulangan Raft foundation
80
4.4 Daftar Tenaga dan Alat yang Digunakan
Untuk melaksanakan pekerjaan struktur bawah seperti pile raft foundation ini
dibutuhkan tenaga kerja yang ahli dibidangnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan
yaitu:
Tanaga operator alat berat
Tenaga pembantu operator
Tenaga pembesian
Tenaga bekisting
Tenaga cor
Sedangkan beberapa alat yang digunakan yaitu (keterangan lebih jelas terdapat
pada 3.3.2):
1. Bar bender
2. Bar cutter
3. Concrete mixer truck
4. Concrete vibrator
5. Concrete pump truck
6. Compressor
7. Pompa air
8. Tower Crane
9. Dan alat bantu lainnya
81
4.5 Gambar Denah dan Potongan Pekerjaan
Bagian yang
menjadi tinjauan
khusus
82
Gambar 4.11 Shop drawing potongan raft foundation
Sumber : Drafter Proyek
83
Gambar 4.12 Shop drawing detail bored pile
Sumber : Drafter Proyek
84
4.6 Menghitung Volume dan Waktu Pelaksanaan
Perhitungan volume pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan metode
perhitungan manual dengan Microsoft Excel sedangkan untuk waktu pelaksanaan
penulis menggunakan perhitungan manual sesuai dengan waktu kerja rencana
yang akan dilaksanakan di lapangan.
A. BORED PILE
1. Pengeboran - Perhitungan Volume
Pengeboran Bored Pile
Dimensi = Diameter(1m),
Kedalaman (30 m)
Volume
= π r² t
= 3,14 × 0,5 m × 0,5 m × 30 m
= 23,55 m³
m3
85
Total Panjang besi
= Elevasi × Jumlah Tulangan +
overlap
= 30 m × 16 bh + 12,5 m
= 492,5 m
Kebutuhan besi
Panjang besi D 25
=
12
492,5
=
12
= 41 batang
Volume besi utama D25
= Total panjang besi × berat jenis
besi D25/m
= 492,5 m × 3,85 kg/m
= 1896,125 kg
- Perhitungan Penulangan
Tulangan Sengkang (D13)
Total panjang besi
√( )
2
h
= π D +h ²
h1
√( )
2
30
= 3,14 0,9 +30²
1,5
= 63,98 m
Kebutuhan besi
Panjang besi D 13
=
12
63,98 m
=
12
= 5,33 kg
= 6 batang
Volume besi D13
86
= Total Panjang besi × Berat jenis
besi D13/m
= 63,98 m × 1.04 kg/m
= 66,53 kg
Volume total Penulangan untuk
Bored Pile adalah 1962,655 kg
3. Pengecoran - Perhitungan Volume
Pengecoran Bored Pile
Dimensi = Diameter(1m),
Kedalaman (30 m)
Volume
= π r² t
= 3,14 × 0,5 m × 0,5 m × 30 m
= 23,55 m³ m3
B. RAFT FOUNDATION
1. Penulangan - Perhitungan Tulangan Utama
(D32)
Arah X
Panjang besi atas
= 16800 + 1000 + 1000 - 50 – 50
= 18700 mm = 18,7 m
Panjang besi bawah
= 16800 + 1000 + 1000 – 50 – 50
+40d + 40d
= 18700 + 80d
= 18700 + 80(32)
= 21260 mm = 21,26 m
Panjang total arah x = 39,96 m
Jumlah besi atas & bawah =
Lebar Raft Foundation
Jarak antar tulangan
87
13900
=
150
= 92,6 = 93 bh
Arah Y
Panjang besi atas
= 13900 + 1000 + 1000 – 50 – 50
= 15800 mm = 15,8 m
Panjang besi bawah
= 13900 + 1000 + 1000 – 50 – 50
+ 40d + 40d
= 15800 + 80d
= 15800 + 80(32)
= 18360 mm = 18,36 m
Panjang total arah y = 34,16 m
Jumlah besi atas & bawah =
Panjang Raft Foundation
Jarak antar tulangan
16800
=
150
= 112 bh
Volume besi tulangan utama
= Total Panjang besi × berat
D32/m
= (Arah X + Arah Y) × berat
D32/m
= (39,96 + 34,16) × 6,31
= 467,69 kg
- Perhitungan Tulangan
Penyangga (D19)
Arah X
Panjang besi penyangga
= 2000 - 50 -50 - 32 - 32 - 32 - 32
88
+ 359 + 359 +359
= 2849 mm = 2,849 m
Jumlah besi penyangga
Lebar Raft Foundation
=
Jarak antar tulangan
13900
=
500
= 27,8 = 28 bh
Arah Y
Panjang besi penyangga
= 2000 - 50 -50 - 32 - 32 - 32 - 32
+ 359 + 359 +359
= 2849 mm = 2,849m
Jumlah besi penyangga
Lebar Raft Foundation
=
Jarak antar tulangan
16800
=
500
= 33,6 = 34 bh
Panjang total besi penyangga
= (Arah x + Arah y) × 34
= (2,849 m + 2,849 m) × 34
= 5,698 m × 34
= 193,73 m
Volume besi tulangan penyangga
= Total Panjang besi × berat
D19/m
= 193,73 m × 2,23 kg
= 432.02 kg
Perhitungan Tulangan
Sengkang (D13)
Panjang besi Sengkang
= Jumlah Tulangan × Keliling
89
Raft foundation
= 2 × (Panjang + Lebar)
= (2 × 13900) + (2 × 16800)
= 61400 = 61,4 m
Volume besi tulangan Sengkang
= Panjang besi × berat D13/m
= 61,4 m × 1,04 kg
= 63,856 kg
90
pekerjaan. Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) adalah dasar untuk
kitab isa mendapatkan nilai waktu pelaksanaan pekerjaan.
Perhitungan untuk Bored Pile:
a. Pekerjaan Pengeboran Bored Pile
Volume = 23,55 m³
Jumlah tenaga kerja = 3 orang
Koefisien tenaga kerja = untuk 1 m³ pengeboran
Pekerja = 0,0019 OH
Operator alat berat = 0,0010 OH
Total = 0,0631 OH
k xV
T=
n
0 , 0029 x 23,55
T=
3
= 1 Hari
b. Pekerjaan Penulangan Bored Pile
Volume = 1962,655 kg
Jumlah tenaga kerja = 8 orang
Koefisien tenaga kerja = untuk 10 kg
Pekerja = 0,14 OH
Tukang besi = 0,035 OH
Mandor = 0,035 OH
Total = 0,21 OH
Untuk 1 kg Penulangan = 0,021 OH
k xV
T=
n
0,021 x 1962,655
T=
8
= 5 Hari
c. Pekerjaan pengecoran Bored Pile
Volume = 23,55 m³
Jumlah tenaga kerja = 8 orang
Koefisien tenaga kerja = untuk 1 m³ Beton
91
Pekerja = 0,4016 OH
Tukang batu = 0,6024 OH
Pekerja vibrator = 0,6024 OH
Kepala tukang = 0,0502 OH
Mandor = 0,0502 OH
Total = 1,7068
k xV
T=
n
1,7068 x 23,55
T=
8
= 5 Hari
92
b. Pekerjaan pemasangan bekisting Raft Foundation
Volume = 122,8 m²
Jumlah tenaga kerja = 19 orang
Koefisien tenaga kerja = untuk 1 m² bekisting
Pekerjan = 0,4016 OH
Tukang kayu = 0,6024 OH
Mandor = 0,0502 OH
Total = 1,0542 OH
k xV
T=
n
1,0542 x 122,8
T=
19
= 7 Hari
93
Jumlah tenaga kerja = 19 orang
Koefisien tenaga kerja = untuk 1 m² bekisting
Pekerjan = 0,4016 OH
Tukang kayu = 0,6024 OH
Mandor = 0,0502 OH
Total = 1,0542 OH
k xV
T=
n
1,0542 x 122,8
T= =
19
= 7 Hari
94
No Uraian Satuan Harga Satuan (Rp)
A Tenaga
1 Pekerja OH Rp 138.077
2 Tukang OH Rp 158.789
3 Kepala Tukang OH Rp 173.978
4 Mandor OH Rp 185.023
B Bahan
1 Kayu Kelas III m3 Rp 3.400.000
2 Paku 5 cm – 12 cm Kg Rp 14.000
3 Minyak Bekisting Lt Rp 7.800
4 Balok Kayu Kelas II m3 Rp 10.350.000
5 Polywood 9 mm Lb Rp 130.000
6 Dolken kayu 8-10 cm Btg Rp 36.000
Panjang 4 m
7 Besi Beton Kg Rp 13.000
8 Kawat Beton Kg Rp 15.000
9 Ready Mix m3 Rp 1.200.000
C Peralatan
1 Drilling Rig Jam Rp 499.592
2 Bucket cor & pipa tremi Hari Rp 100.000
3 Vibrator Hari Rp 210.000
4.7.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bored Pile dan Raft Foundation
Pekerjaan Bored Pile dan Raft Foundation meliputi pekerjaan pengeboran,
penulangan, pemasangan bekisting, pengecoran dan pembongkaran bekisting,
Berikut ini perhitungan masing masing pekerjaan dengan menggunakan AHSP
SNI 2016 dan Permen PUPR 28-2016.
95
Tabel 4. 4 Analisis Harga Satuan Pekerjaan Pengeboran
No Uraian Satuan Koefisi Harga Jumlah
en Satuan (Rp) Harga
(Rp)
T
a A Tenaga b
e Pekerja OH 0,0019 Rp 138.077 Rp 262 l
96
Pekerja OH 0,4016 Rp 138.077 Rp 55.452
Tukang Batu OH 0,6024 Rp 158.789 Rp 95.655
Pekerja Vibrator OH 0,6024 Rp 138.077 Rp 83.178
Kepala Tukang OH 0,0502 Rp 173.978 Rp 8.734
Mandor OH 0,0502 Rp 185.023 Rp 9.288
Jumlah Harga Tenaga Kerja Rp 252.307
B Bahan
Ready Mix m3 1,02 Rp 1.200.000 Rp 1.224.000
Jumlah Harga Bahan Rp 1.224.000
C Peralatan
Bucket Cor Hari 0,12 Rp 100.000 Rp 12.000
Vibrator Hari 0,1 Rp 210.000 Rp 21.000
Jumlah Harga Peralatan Rp 33.000
97
Polywood 9 mm lbr 0,35 Rp 130.000 Rp 45.500
Dolken Kayu 8-10 btg 2 Rp 36.000 Rp 72.000
cm Panjang 4 m
Jumlah Harga Rp 415.910
Bahan
Biaya Pemasangan Bekisting 1 m2 Rp 668.217
Bored Pile
1 Pekerjaan Pengeboran 23,55 m3 Rp 31.743 Rp 747.548
2 Pekerjaan Pembesian 1962,655 kg Rp 17.012 Rp 33.388.686
3 Pekerjaan Pengecoran 23,55 m3 Rp 1.509.307 Rp 35.544.180
98
Biaya Total Bored Pile Rp 69.680.414
Raft Foundation
1 Pekerjaan Pembesian 963,566 kg Rp 17.012 Rp 16.392.185
2 Pekerjaan Pemasangan 122,8 m2 Rp 668.217 Rp 82.057.048
Bekisting
3 Pekerjaan Pengecoran 467,04 m3 Rp 1.509.307 Rp 704.906.741
4 Pelepasan Bekisting 122,8 m2 Rp 15.050 Rp 1.848.140
Biaya Total Raft Foundation Rp 805.204.114
Biaya Total Pile Raft Foundation Rp 874.884.528
a) Bored Pile
Bobot pekerjaan pengeboran
Rp747.548
¿ x 100 %
Rp 874.884 .528
= 0,085 %
Bobot pekerjaan pembesian
Rp33.388 .686
¿ x 100 %
Rp 874.884 .528
= 47,92 %
Bobot pekerjaan pengecoran
Rp 35.544 .180
¿ x 100 %
Rp 874.884 .528
99
= 51,01 %
b) Raft Foundation
Bobot pekerjaan pembesian
Rp16.392 .185
¿ x 100 %
Rp 874.884 .528
= 2,04 %
Bobot pekerjaan pemasangan bekisting
Rp 82.057 .048
¿ x 100 %
Rp 874.884 .528
= 10,19 %
Bobot pekerjaan pengecoran
Rp704.906 .741
¿ x 100 %
Rp 874.884 .528
= 87,54 %
Bobot pekerjaan pembongkaran bekisting
Rp1.848 .140
¿ x 100 %
Rp 874.884 .528
= 0,23 %
100
4.7.5 Time Schedule
Tabel 4. 11 Time Schedule Bored Pile
Hari
No Kegiatan Bobot(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,09
1 Pekerjaan Pengeboran Bored Pile 0,09
1,91 1,91
2 Pekerjaan Pembesian Bored Pile 3,82
4,06
3 Pekerjaan Pengecoran Bored Pile 4,06
4,69 4,69
5 Pekerjaan pemasangan bekisting Raft Foundation 9,38
80,57
6 Pekerjaan Pengecoran Raft Foundation 80,57
0,21
7 Pekerjaan pembongkaran bekisting Raft Foundation 0,21
Total 100,00
Rencana 0,09 1,91 1,91 4,06 0,47 0,47 5,16 5,16 80,57 0,21
Rencana Kum 0,09 1,99 3,90 7,96 8,43 8,90 14,06 19,22 99,79 100,00
101
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan Kerja Praktek pada Proyek Pembangunan Fisik Gedung
Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri (Multiyears) ini berlangsung
selama 2 bulan, dimulai pada tanggal 7 Oktober 2021 - 7 Desember 2021.
Berdasarkan hasil pengamatan selama kerja praktek yang penulis lakukan terdapat
beberapa kesimpulan yang penulis dapatkan selama melakukan kegiatan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Secara umum penulis dapat memahami secara langsung metode pelaksanaan
pekerjaan yang diterapkan dan mengetahui cara kerja pada bored pile, pile cap.
a. Bored Pile
Pengeboran Bored Pile
Pemasangan Tulangan Bored Pile
Pengecoran Bored Pile
b. Pile Cap
Pemasangan Tulangan Pile Cap
Pemasangan Bekisting Pile Cap
Pengecoran Pile Cap
Pembongkaran Bekisting Pile Cap
2. Terdapat beberapa kendala teknis dan non teknis yang terjadi di Proyek
Pembangunan Gedung Penunjang Siaran dan Studio Siaran Luar Negeri yang
mengakibatkan terjadi keterlambatan dari waktu yang telah direncanakan, salah
satu factor penyebab keterlambatan proyek diakibatkan oleh cuaca buruk,
adanya jalur kabel dan beton existing yang ditemukan saat penggalian dan
pengeboran, sehingga untuk menghindari keterlambatan tersebut pihak
pelaksana menambahkan jam kerja (lembur) agar proyek berjalan sesuai
dengan time schedule dan perencanaan.
102
3. Pada proyek Pembangunan Konstruksi Fisik Gedung Penunjang Siaran dan
Siaran Luar Negeri system kerja dari K3 cukup baik yang mana banyaknya
dilaksanakan kegiatan yang mencakup keselamatan dan Kesehatan kerja,
seperti tertibnya pekerja menggunakan APB serta terdapatnya rambu-rambu
untuk memberi tahu informasi kepada para pekerja maupun visitor.
5.2 Saran
1. Adanya peraturan ketat dari HSE tentang penggunaan APD yang benar oleh
para pekerja sehingga tidak terjadi kecelakaan demi mewujudkan zero accident
pada proyek.
2. Mengingat faktor cuaca yang sulit diprediksi, pihak pelaksana hendaknya dapat
meningkatkan pekerjaan serta mampu mengantisipasi perubahan cuara
sehingga tidak terjadi keterlambatan.
3. Sebaiknya setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dibersihkan dari
puing puing bekas dari pekerjaan agar tampak bersih dan dapat menghindari
kecelakaan ringan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardiasi Nasional. Baja tulangan beton SNI 2052:2017. Jakarta: 2017
Program Studi Teknik Sipil. 2020. Pedoman Penulisan dan Aturan Laporan
Kerja Praktek. Padang: Universitas Bung Hatta
104
105