Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
2022
LEMBAR PENGESAHAN
i
Laporan Kerja Praktek
Pengawasan Pembangunan Gedung Rawat Inap
Diajukan kepada Program Teknik Sipil S-1 untuk memenuhi Tugas Kerja Praktek
Disusun Oleh :
Anisia Meak (19.21.072)
Menyetujui,
Mengetahui
Ketua Program Studi S-1 Teknik Sipil
LEMBAR PENILAIAN
ii
Laporan Kerja Praktek
Pengawasan Pembangunan Gedung Rawat Inap
Telah menyelesaikan Laporan Kerja Praktek. Setelah diperiksa maka lapora ini
dapat diterimadan disetujui dengan :
NILAI : .......
Malang, 2022
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmatNya
sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik dan tepat
waktu.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk digunakan sebagai
persyaratan dalam menempuh mata kuliah Kerja Praktek terdapat di Program Studi
Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional Malang.
Tak lepas dari berbagai hambatan, rintangan, dan kesulitan yang muncul, namun
berkat petunjuk dan bimbingan dari semua pihak yang telah membantu penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Sehubungan dengan hal tersebut dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir Hery Setyobudiarso, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan.
2. Bapak Dr. Yosimson P. Manaha, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
S-1.
3. Bapak Ir.I Wayan Mundra, MT. selaku Dosen Pembimbing Laporan Kerja Praktek.
4. Bapak Imam Nugroho, ST. selaku Pembimbing Kerja Praktek dan seluruh Staff PT.
ARSS BARU selaku Manajemen Konstruksi pada Pembangunan Konstruksi Dalam
Pengerjaan (KDP) pembangunan Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular
Center.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan
Laporan Kerja Praktek ini mungkin masih banyak kekurangan ataupun kesalahan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan, akhir
kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i
v
BAB III METODE PELAKASANAAN ............................................................ 24
4.6 Dokumentasi Pekerjaan yang dilaksanakan selama Kerja Praktek ......... 107
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.1.6 pekerjaan Kolom............................................................................ 60
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pelaksanaan Pembangunan Proyek Gedung Rawat Inap GDH dan
Vascular Center ...................................................................................... 3
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun Tujuan diadakannya kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan mata kuliah Kerja Praktek sebagai salah satu mata kuliah wajib di
Institut Teknologi Nasional Malang, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanan yang
merupakan persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar SarjanaTeknik.
b. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan pada kegiatan nyata di lapangan
sebagai bekal ketika memasuki dunia kerja.
c. Mahasiswa dapat melatih sikap tanggung jawab serta disiplin sebagai seorang
pengawas dilapangan atau Manajemen Konstruksi.
b. Pekerjaan kolom
2
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek pada proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap GDH
dan Vascular Center di lakukan selama 2 bulan , dimulai pada tanggal 1 Agustus
2022 – 1 Oktober 2022. Untuk jadwal kunjungan pelaksanaan kerja praktek setiap
hari dalam seminggu , agar setiap progres pembangunan yang berlangsung dapat
mudah dimengerti.Untuk lokasi pembangunan gedung Rawat Inap dan Vascular
Center berada di Jl. Mojopahit No. 667, Sidowayah.
3
BAB II
ORGANISASI PROYEK
Pada proyek Pembangunan Proyek Gedung Rawat Inap GDH dan Vascular
Center RSUD Sidoarjo di Jl. Mojopahit No. 667, Sidowayah, Celep, Kec.
Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dimana pembangunan Gedung ini
memiliki tujuan untuk menunjang kepentingan pelayanan pasien, serta
mempunyai tenaga medis dengan spesialisasi yang memadai. Dalam rangka
mengembangkan dan meningkatkan pelayanan jasa dibidang kesehatan tersebut,
Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo memerlukan peningkatan fasilitas
pelayanannya yang baik dalam kualitas dan kuantitasnya. Salah bentuk wujud
peningkatan pelayanan kepada masyarakat adalah melalui pembangunan fisik
gedung serta pengembangan sarana dan prasarana lainnya. Prioritas utama dalam
pelaksanaan fisik bangunan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
didasarkan pada pertimbangan untuk menunjang aktivitas pelayanan kesehatan
terutama yang berkaitan dengan peningkatan kemudahan bagi pasien, maupun
sistem penanganan kasus dengan cara efektif serta mengenai pada sasaran dan
mutu pelayanan tetap maksimal.
Sistem bangunan Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular Center
RSUD Sidoarjo dibangun dengan menggunakan Struktur Beton Bertulang dengan
perencanaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal. Memiliki luas
bangunan 1.596.000 mm², dengan tinggi bangunan gedung 21,8 meter. Gedung
ini memiliki 6 lantai ( atap plus rumah lift ) , dan rincian bangunan, bangunan 6
lantai. Dalam pengerjaan proyek Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular
Center RSUD Sidoarjo dilaksanakan selama 170 hari yang dimulai pada tanggal
14 juli 2022 sampai dengan tanggal 30 Desember 2022.
4
Maksud dan Tujuan Proyek
Maksud dari Pembangunan Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular
Center RSUD Sidoarjo ini untuk menunjang aktivitas pelayanan kesehatan
terutama yang berkaitan dengan peningkatan kemudahan bagi pasien, maupun
sistem penanganan kasus dengan cara efektif serta mengenai pada sasaran dan
mutu pelayanan tetap maksimal. Adapun tujuan dari Pembangunan Gedung
Rawat Inap GDH Barat dan Vascular Center RSUD Sidoarjo adalah untuk
menunjang kepentingan pelayanan pasien, serta mempunyai tenaga medis dengan
spesialisasi yang memadai.
Lokasi Proyek
pada proyek pembangunan Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular
Center RSUD Sidoarjo berada di Jl. Mojopahit no. 667, Kelurahan Sidowayah,
Celep, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Gambar 2.1 lokasi proyek pembangunan gedung rawat Inap GDH Barat
dan vascular Center RSUD Sidoarjo Data Proyek
5
2.4.1. Data Umum Proyek
Pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular
Center RSUD Sidoarjo adapun data umum proyek sebagai berikut:
6
2.4.2 Data Teknis
7
2. Pondasi spun pile Ø50 cm kedalaman 12
m.
3. Tes PDA
4. Pekerjaan tanah.
5. Pekerjaan pile cap.
6. Pekerjaan sloof.
7. Pekerjaan Beton
- Lantai 1 (elv. ± 0.00)
- Lantai 2 (elv. +4,95 )
- Lantai 3 (elv. +9.15 )
- Lantai 4 (elv. +13,35)
- Lantai 5 (elv. +17,55)
- Lantai 6 (elv. +21, 75)
B. pekerjaar Upper Struktur
1. Pekerjaan Kolom.
2. Pekerjaan Balok.
3. Pekerjaan plat lantai
9
Owner
RSUD SIDOARJO
Kontraktor
` PT. JAYA ETIKA BETON
10
Mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan dengan menunjuk orang
atau instansi atas nama owner, serta melakukan pengesahan terhadap
segala perubahan yang mungkin terjadi
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan suatu badan hukum atau perorangan yang
diberi tugas oleh owner untuk merencanakan dan mendesain bangunan
sesuai keinginan owner. Tugas konsultan perencana adalah sebagai berikut:
Membuat perencanaan pekerjaan secara lengkap yang terdiri dari
gambar rencana, recana kerja dan syarat-syarat, perhitungan struktur,
rencana anggaran biaya
Memberikan usulan serta pertimbangan kepada owner, konsultan
pengawas, dan kontraktor mengenai pelaksanaan proyek
Membuat revisi gambar kerja jika terjadi perubahan
Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek serta memberi
jawaban kepada pihak kontraktor jika ada ketidakjelasan mengeai
gambar kerja, dan rencana kerja dan syarat-syarat
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan suatu badan hukum atau perorangan baik
swasta maupun instansi pemerintah yang berfungsi mengawasi dan
mengontrol jalannya proyek agar mencapai hasil kerja yang optimal
menurut persyaratan dan perencanaan. Berikut tugas dari konsultan
pengawas:
Mengawasi serta membimbing pihak kontraktor pada jalannya
pekerjaan agar bisa selesai tepat waktu
Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini untuk
menghindari pembengkakan biaya
Mengatasi dan memecahkan permasalahan yang timbul di lapangan
dengan harapan dapat dicapainya kualitas, kuantitas serta waktu
proyek yang telah ditetapkan
Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor
11
4. Kontraktor
Kontraktor merupakan penerima pekerjaan serta pelaksana dari suatu
proyek dengan menggunakan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan
gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Tugas
dari kontraktor adalah sebagai berikut:
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan,
syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek
Membuat gambar pelaksanaan yang nantinya akan disahkan oleh
konsultan pengawas.
Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, kepada konsultan pengawas
Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan untuk pekerja-
pekerja proyek.
Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan
sesuai dengan ketetapan yang berlaku
12
Menyediakan biaya jasa terhadap pengawasan tersebut.
d. Hubungan kerja antara Pengawas terhadap pemilik proyek :
Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemilik proyek sesuai dengan
ketentuan serta mempertanggungjawabkan hasil pengawasan terhadap
pemilik proyek.
Meminimalkan adanya penyimpangan – penyimpangan yang mungkin
terjadi atas segala pekerjaan tersebut.
e. Hubungan kerja antara Pelaksana terhadap Pengawas :
Pelaksana melaksanakan pekerjaan sesuai rencana kerja dan syarat-
syarat yang diberikan.
Pelaksana harus mematuhi teguran dan saran dari pengawas di lapangan.
f. Hubungan kerja antara Pengawas terhadap Pelaksana :
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pelaksana agar pekerjaan
sesuai dengan apa yang tercantum dalam dokumen kontrak..
13
2.7 Struktur organisasi Perusahaan
Adapun Struktur Organisasi dalam proyek pembangunan Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular Center Sidoarjo ini,
sebagai mana masing-masing memiliki tugas dan anggung jawab bisa dilihat pada bagan di bawah ini :
JASA KONSULT ASI MK
MANAJEMEN KONST RUKSI PEMBANGUNAN RAWAT INAP GDH DAN VASCULER CENT ER RSUD SIDOARJO
B Tenaga Pendukung
1 Pengawas Lapangan Arsitek CHOIRUL ANAM, ST
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Rawat Inap GDH dan Vascular Center Sidoarjo
14
Dari bagan diatas dapat dijelaskan tugas serta hubungan antara pihak-pihak yang
terlibat, antara lain:
1. Project Manager
Project Manager dalam pekerjaan proyek konstruksi adalah seorang yang
bertanggung jawab atas kesuksesan dalam sebuah kegiatan proyek konstruksi
yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada kompetensi tertentu. Project
Manager mempunyai tugas dalam hal pengelolaan sebuah proyek berupa
koordinasi dengan unsur-unsur yang terkait di dalamnya berupa kebutuhan
tugas, kebutuhan team, dan kebutuhan individual. Adapun tugas dan fungsi dari
Project Manager yaitu:
a) Melaksanakan tugas, memimpin dan bertanggung jawab atas seluruh
aktivitas dan kegiatan Pembangunan yang meliputi mutu, waktu dan biaya
sesuai yang telah ditentukan dalam Rencana Anggaran Pelaksanaan
Pembangunan dan kontrak perjanjian dengan Owner.
b) Mengelola pembangunan dengan tujuan utama mempertahankan mutu,
waktu dan biaya sesuai dengan kontrak perjanjian.
c) Bertanggung jawab kepada Owner / Konsultan Pengawas dan Direksi.
d) Memberi motivasi terhadap bawahan agar berdedikasi, berkreasi dan
berinisiatif.
e) Melakukan koordinasi dengan lingkungan, masyarakat setempat,
konsultan pengawas dan kontraktor lain.
f) Bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan dari seluruh aktivitas
kerja sesuai dengan kontrak dan peraturan daerah setempat.
g) Membuat dan mengelola Rencana Mutu Kontrak (RMK) sesuai dengan
panduan.
h) Memimpin rapat koordinasi intern dan mengadakan rapat tujuan
manajemen setiap seminggu sekali.
i) Mengikuti rapat kooradinasi mingguan yang dilaksanakan oleh Konsultan
Pengawas.
j) Bertanggung jawab atas terkendalinya dokumen Pembangunan.
k) Mengevaluasi ketidaksesuaian produk dan menindaklanjuti keluhan
pelanggan baik dari Owner ke Kontraktor maupun dari Kontraktor atau
Supplier / Subkon.
15
l) Mengadakan preventive action pada tiap – tiap kegiatan yang dianggap
memerlukan dan mengadakan corrective action agar kejadian tersebut
tidak terulang lagi.
2. Manager Operasional
Manajer Operasional Proyek adalah orang yang menyusun perencanaan
kegiatan operasional proyek. Dalam menjalankan tanggung jawab ini, seorang
manajer operasional proyek harus dapat membuat jadwal pekerjaan dan
network planning, menyusun Rencana Anggaran Proyek berdasarkan RAP
awal serta mempresentasikannya di depan Direksi untuk memperoleh
persetujuan yang berkaitan dengan pembiayaan proyek. Adapun tugas dan
fungsi dari Manager Operasional yaitu:
a) Mengatur mekanisme kerja operasional pada unit kerja yang dipimpin.
b) Bertanggung jawab kepada General Superintendent atas penyelesaian
kegiatan tepat pada waktunya.
c) Menyiapkan Surat Perintah Kerja bagi rekanan (SPK dan membuat
schedule material,peralatan,manpower.
d) Melaksanakan administrasi Pembangunan yang diisyaratkan oleh
Pengguna Jasa.
e) Mengawasi Pekerjaan Subkon (Mandor) sehingga kualitas dan kuantitas
sesuai dengan spesifikasi dan ukurannya.
f) Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
biaya, usulan terhadap perubahan gambar kerja, serta penandaan-
penandaan yang berkaitan dengan sistem mutu untuk setiap langkap
pekerjaan
g) Meminta daftar untuk rekanan Subkontraktor atau Supplier dan meminta
persetujuan General Superintendent.
h) Memonitor biaya aktual yang meliputi biaya umum, biaya langsung, biaya
tidak langsungan memasukkannya pada pos – pos yang ada di RAP,
melaporkan kepada General Superintendent untuk ditindak lanjuti.
i) Bersama tim menyetujui pengadaan matreial dan sumber daya lain.
j) Memonitor gambar kerja yang ada di lapangan yang telah disahkan,
berstatus controlled copy dan merupakan gambar terbaru serta
mendistribusikan gambar kerja di lapangan.
16
k) Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan Administrasi Teknik
seperti perhitungan volume pekerjaan, surat – menyurat secara efektif.
l) Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan (progress) mingguan dan
bulanan serta kontinyu sampai Pembangunan tersebut selesai (PHO &
FHO).
m) Memonitor biaya pengeluaran Pembangunan supaya tidak melebihi RAB.
3. Bagian Logistik dan Peralatan
Logistik memiliki tujuan untuk menyampaikan barang atau melakukan
pengadaan barang (material, barang setengah jadi, dan barang jadi) dalam
jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dan dalam keadaan yang dapat
dipakai, ke lokasi di mana barang tersebut dibutuhkan, dan dengan jumlah
biaya yang terendah. Adapun tugas dan tanggungjawab logistik:
a) Menjamin semua peralatan siap pakai dan lengkap dengan sertifikat
kalibrasi yang masih berlaku.
b) Menjadwal operasional peralatan secara global untuk kebutuhan lapangan.
c) Meminimalkan perbaikan peralatan.
d) Penjadwalan pemeliharaan peralatan berbeda untuk kesiapan operasional.
e) Menjamin semua operator memiliki keahlian yang memadai sesuai
standar.
f) Menjamin tersedianya material pendukung pelaksanaan pekerjaan.
4. Site Engineering Manager
Site engineer adalah pembantu tugas Project Manager (manager proyek) yang
bertanggunjawab dalam perencanaan teknis dan material konstruksi, termasuk
menyediakan seluruh shop drawing, membuat perhitungan konstruksi yang
diperlukan, dan menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume
pekerjaan konstruksi. Adapun tugas dan fungsi dari Site Enginering yaitu:
a) Mengontrol dan mengawasi proyek supaya berproses tepat waktu.
b) Memonitor kualitas pelaksanaan pekerjaan.
c) Memeriksa pekerjaan supaya sesuai denagn BG dan Gambar Forcon.
d) Berkoordinasi dengan konsultasn pengawas dan owner.
e) Memeriksa Keuangan proyek dan bertanggung jawab atas pengeluaran
biaya proyek.
5. Koordinator Supervisor
17
Koordinator Supervisor adalah seorang yang memiliki tugas untuk
memeriksa kesesuaian perencanaan terhadap pekerjaan dilapangan dan meng
koordinasikannya. Adapun tugas dan fungsi dari Koordinator Supervisor
yaitu:
a) Bertanggung jawab atas kecepatan dan ketepatan pelaksanaan pekerjaan.
b) Memeriksa laporan harian, laporan mingguan dan progress proyek.
c) Memeriksa volume pekerjaan untuk progres proyek, mandor, subkon dan
CCO.
d) Berkoordinasi dengan konsultan pengawas dan owner.
6. Supervisor
Supervisor adalah orang yang diberi kepercayaan untuk memberikan instruksi
kerja, pengawasan, dan monitoring serta melakukan pekerjaan dalam suatu
kelompok. Adapun tugas dan fungsi dari Supervisor yaitu:
a) Mengontrol pelaksanaan operasional proyek.
b) Melaksanakan kegiatan operasional proyek
c) Merencanakan jadwal pekerjaan untuk mandor.
d) Merencanakan dan menghitung kebutuhan dan penempatan material
maupun tenaga kerja.
e) Merencanakan penggunaan peralatan.
f) Mengatur kegiatan operasional proyek.
g) Melakukan koordinasi dengan safety terkait dengan K3.
h) Melakukan koordinasi terkait dengan material.
i) Melakukan koordinasi dengan Owner / Konsultan terkait dengan
pelaksanaan pekerja.
7. Administrasi Proyek
Administrasi merupakan kegiatan penunjang proyek dan sangat diperlukan.
Tugas administrasi proyek ini adalah mengurus dan menyelesaikan kegiatan
proyek yang bersifat administratif, keuangan, dan umum, menyiapkan berita
acara lapangan, menyusun dokumentasi. Peran administrasi proyek dimulai
dari masa persiapan pelaksanaan pembangunan sampai dengan pemeliharaan
dan penutupan kontrak kerja. Adapun tugas dan fungsi dari Administrasi
Proyek yaitu:
a) Bertugas untuk meng-input dan merapikan data.
18
b) Melakukan perekapan data beserta buktinya (dapat dilakukan dalam
bentuk dokumentasi).
c) Menjaga dan memelihara inventaris kantor.
d) Memastikan kembali biaya operasional dan membuat rekapannya.
e) Membuat format dan isi surat jalan.
f) Membuat dan merekap data absensi, berikut data lembur karyawan.
g) Membuat laporan berkala (mingguan, bulanan atau periode tertentu),
h) Merapikan dan membuat salinan dokumen.
8. Pelaksana K3
Pelaksana K3 dalam Konstruksi adalah seseorang yang bertugas untuk
menyusun program K3 serta penerapannya dalam konstruksi yang bertujuan
untuk keselamatan dan keamanan pekerja dan anggota proyek lainnya. Adapun
tugas dan fungsi dari Pelaksana K3 yaitu:
a) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
K3 Konstruksi.
b) Merencanakan dan menyusun program K3.
c) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
d) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
e) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi.
f) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3,
jika diperlukan.
g) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat.
9. Supervisor MEP
Supervisor MEP adalah orang yang diberi kepercayaan untuk memberikan
instruksi kerja, pengawasan, dan monitoring serta melakukan pekerjaan dalam
suatu kelompok khususnya dalam bidang Mekanikal, Eletrikal, dan Plumbing.
Adapun tugas dan fungsi dari Supervisor MEP yaitu:
a) Memeriksa volume pekerjaan untuk progres mandor MEP dan Subkon
MEP.
b) Memonitor kualitas pelaksanaan pekerjaan MEP.
19
c) Memastikan pekerjaan MEP sesuai dengan rencana.
10. Surveyor
Surveyor atau disebut juga sebagai uitzet mempunyai bermacam tugas
dalam pembangunan proyek gedung, secara umum pekerjaan surveyor
berhubungan dengan pengukuran bangunan. tugas ini bisa dikatakan sebagai
kunci pembuka dalam pelaksanaan proyek karena aplikasi gambar rencana ke
dalam dunia nyata akan sangat tergantung pada keahlian uitzet dalam
menerjemahkan bentuk dan ukuran gambar kedalam pelaksanaan konstruksi
bangunan. Bagian surveyor merupakan bagian yang sangat penting karena
bertugas menentukan dan memastikan letak titik-titik bangunan, letak tiang
pancang, elevasi, sudut lengkung, titik koordinat, dan lain sebagianya,
sehingga bangunan dapat berdiri dengan kokoh dan sesuai dengan shop
drawing. Alat yang digunakan oleh surveyor dalam melaksanakan tugasnya
adalah waterpass dan theodolite.
11. Engineering/QS
Quantity Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian
dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi
kontrak sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya
dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan.
Adapun tugas dan fungsi dari Engineering/Quantity Surveyor (QS) yaitu:
a) Menghitung volume pekerjaan sesuai dengan gambar.
b) Menghitung volume pekerjaan tambah dan CCO sesuai kenyataan.
c) Membimbing mahasiswa PKL
20
2.8 Kurva S atau Time Schedule Kontrak
Proyek Pekerjaan Bangunan berupa pembangunan Gedung Rawat Inap GDH dan Vascular Center RSUD Sidoarjo oleh PT. ARSS BARU
ini dilaksanakan selama 170 hari kerja yakni dimulai pada tanggal 14 Juli 2022 s/d 30 Desember 2022.
Gambar 2.4 Kurva S atau Time Schedule Proyek Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular Center
21
RSUD Sidoarjo Kurva S atau Time Schedule adalah rencana alokasi waktu untuk
menyelesaikan masing-masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah
rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Semua pekerjaan
rencananya dilaksanakan selama 170 hari kalender dengan bobot keseluruhan 100%.
Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek Pembangunan Konstruksi Dalam Pengerjaan
(KDP) Gedung Rawat Inap GDH Barat dan Vascular Center RSUD Sidoarjo ini memiliki
rencana waktu dan bobot pada masing-masing pekerjaan seperti pada kurva s/time
schedule diatas. Pekerjaan yang telah terlealisasikan berdasarkan time schedule pada saat
melakukan kegiatan kerja praktek di minggu ke – 4 atau minggu pertama kerja praktek
berdasarkan kumulatif rencana mingguan adalah sebesar 3,799 % dan pada saat minggu
ke – 12 atau minggu terakhir kerja praktek di proyek kumulatif rencana mingguan adalah
sebesar 24,019 %.
22
BAB III
LINGKUP PEKERJAAN PROYEK
23
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Proyek
3.2.1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan.
1. Menyiapkan alat dan bahan bahan
2. Menggali lubang dengan jarak 1 meter dan memamsang tiang baja ringan
disetiap lubang
3. Merakit baja ringan untuk digunakan sebagai badan pagar
4. Memasang seng bergrlombang sebagai penutup pagar dan menyatukanya
menggunakan baut dengan alat bor
24
Gambar 3.2 pengadaan tiang pancang
25
Gambar 3.3 material bottom di angkat menggunakan alat System
Hydrolis
26
4. Disusul dengan material midle 12m dengan tekanan yang sama, lalu
di las menggunakan las joint welding untuk menyambukan antara
material bottom dan midle.
27
5. Dan sesudah itu disusul dengan material midle 12m dan juga upper
8m agar kedalamannya memenuhi 44m.
6. Dilakukan pemancangan dengan sejumlah 217 titik tiang pancang.
Pekerjaan Pondasi Tiang SpunPile Ø50 cm kedalaman 12 m
1. Melakukan pengadaan material tiang pancang spun pile Ø50 cm
Class A, mutu beton K600 dengan kedalaman 12 m yang terdiri dari
: Bottom 12 m
2. Memulai pemancangan menggunakan alat System Hydrolis.
3. Material Bottom di angkat menggunakan alat System Hydrolis,
dimasukan ke dalam tanah (atau titik yang sudah ditentukan) dengan
tekanan 10Mpa atau 100ton.
4. Dilakukan pemancangan dengan sejumlah 8 titik tiang pancang.
28
Gambar 3.8 denah titik pemancangan tiang pancang
29
2. Memasang alat pada pancang untuk mengetahui kekuatanya
30
4. Membacanya hasil di alat PDA
31
2) Melakukan pengukuran dengan menggunakan waterpass.
3) Menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang
diberi warna cat.
4) Menggali tanah dengan ukuran lebar dan kedalaman yang
disyaratkan.
5) Menggali sisi – sisi miringnya, sehinggga diperoleh kemiringan
yang tepat. Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
6) Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan
rencana.
32
Pekerjaan Pile cap
1 Melakukan Persiapan Awal dengan menentukan titik tengah atau as
pile cap bangunan dengan menggunakan theodolit serta waterpass.
33
2 Melakukan Pekerjaan Galian dengan memastikan titik as Pile Cap
terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan pengerjaan selanjutnya.
34
4 melakukan pekerjaan pemotongan kepala tian pancang spun pile (
paku bumi )
35
6 Melakukan Pekerjaan Penulangan Pile Cap dengan melanjutkan
pemasangan dari tulang-tulangan Pile Cap yang terdiri dari tulangan
utama atas, tulangan utama bawah, stek pondasi, pemasangan kaki
ayam pada pilecap, serta beton decking.
36
8. Melakukan pekerjaan pengecoran
37
Pekerjaan Sloof
1 Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan
Job Mix Formula untuk pekerjaan sloof beton.
2 Menyiapkan sepatu kolom.
3 Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
38
5 Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat.
Ukuran sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing
6 Melakukan pengecoran slof
39
4. Menghitung kebutuhan besi baik untuk tulangan maupun dalam
bentuk potongan besi yang yang diperlukan atau sering disebut
dengan bestek besi
5. Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah
direncanakan
6. Pasang rangkaian besi tulangan yang sudah dibuat tadi pada lokasi
kolom sesuai dengan perencanaan
40
Gambar 3. 30 Mengikat rangkaian besi tulangan mengunakan
kawat pada kolom
41
8. Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan setelah pekerjaan bekisting
telah selesai dikerjakan. Pengecoran kolom menggunakan beton ready
mix dengan mutu beton K-350. Beton yang dituang tidak sepenuhnya,
melainkan hanya ¾ dari tinggi kolom, Beton yang telah dituang
kemudian dipadatkan dengan mesin vibrator. Ketika beton telah
cukup umur yakni 3-5 hari maka akan di lakukan pembongkaran
bekisting kolom.
Pekerjaan balok
1 Pekerjaan pengukuran
Bertujuan untuk mengatur / memastikan kerataan ketinggian balok
2 Fabrikan tulangan balok
Untuk belok, pemotongan dan pembengkokan dikajujajn sesuai
kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok
dilakukan dengan system pabrikan di los besi.
42
3 Perakitan tulangan balok
Setelah pekerjaan pengukuran telah selesai dilakukakan,
selanjutnta pekerjaan perakitan tulangan balok yang dipasang sesuai
dengan gambar yang direncanakan.
43
Gambar 3.33 pemasangan beskisting Balok
5 Pengecoran balok
Setelah bekisting selesai di pasang , langkah selanjutnya dilakukan
pengecoran balok dengan beton ready mix.
6 Pelepasan bekisting balok
Setelah beton mengeras kurang lebih 24 jam maka bekisting dapat
di lepaskan.
Pekerjaan plat lantai
1. Penentuan elevasi pelat lantai
Untuk pekerjaan pelat lantai, pengecekan koordinat dan elevasi
setiap kolom harus di cek terlebih dahulu menggunakan waterpass.
Melalui pengukuran tersebut dapat diketahui apakah kolom berdiri
tepat di titik perencanaan atau tidak, dan juga mengetahui
kemiringan kolom.
2. Fabrikasi tulangan plat lantai
Pada proyek ini, digunakan plat lantai dasar setebal 10 cm dengan
tulangan wiremesh rangkap tunggal.
3. Pemasangan bekisting pada pelat lantai
Bekisting dipasang pada tepi sisi kanan dan kiri pelat yang akan di
cor sesuai dengan dimensi yang sudah direncanakan
4. Perakitan tulangan pelat lantai
44
Selanjutnya setelah penetuan elevasi pelat, tulangan dipasang
sesuai dengan gambar yang telah direncanakan.
45
5. Masukkan beton segar kedalam bucket
6. Tuang beton segar kedalam area siap cor,keadaan dilapangan saat
penuangan beton ke area cor
7. Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin
vibrator
46
3.2.3. Metode Pelaksanaan Instalasi Air Kotor
1) Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing, pekerjaan pemipaan,
instalasi air bersih dan air kotor, Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja, Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu
material kerja dan alat bantu kerja disiapkan.
2) Pekerjaan instalasi air kotor
Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap
tekanan 10 bar, penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat
sehingga tidak mudah bocor, Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik
outletnya, Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja)
beserta gate valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang
sudah dibuat, Pasangan clean out dan accessories lainnya. Pipa air kotor
ditanam pada plat lantai kerja, dikerjakan pada saat sebelum pemadatan
urugan tanah kembali plat lantai. Pipa yang ditanam di plat lantai harus
diklem supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
47
3.3 Keterlibatan Mahasiswa dalam Kerja Praktek
Pada proses kerja praktek, mahasiswa di tempatkan pada posisi Pengawas
Lapangan dibawah arahan Quantity Surveyor. Perananan ini sangat di butuhkan
untuk mempercepat terselesaikannya setiap perhitungan estimasi harga serta
quantitas material proyek yang di terima oleh perusahaan.
Adapun metode yang kami pakai dalam melakukan survey dan pengawasan
lapangan, pendataan progres lapangan dan dokumentasi, sebagai berikut:
a. Observasi (pengamatan), dilakukan secara langsung turun ke lapangan
proyek pembangunan Gedung Penunjang Pembelajaran yang sedang tahap
pengerjaan konstruksi.
b. Wawancara/memberikan pertanyaan, dilakukan langsung kepada
pembimbing lapangan/pengawas yang ada dilapangan.
c. Dokumentasi, berupa pengumpulan informasi metode, teknis, dan sistem
serta foto lapangan dan gambar kerja proyek sesuai time schedule yang
direncanakan.
3.4 Form Request Pekerjaan Selama Kerja Praktek
Request pekerjaan merupakan formulir pengajuan sebelum memulai pekerjaan.
Request ini akan dipahami serta di teliti oleh pengawas manajemen konstruksi serta
akan diberikan oleh pengawas atau konsultan serta akan diberikan catatan atau
arahan atas pekerjaan yang di maksud. Berikut contoh form request sebagai berikut
48
BAB IV
50
13. Tidak boleh merusak alat dan material di lingkungan proyek.
14. Mengikuti dan melaksanakan aturan di lingkungan proyek.
4.2.3 Program Kerja K3
Beberapa program kerja dari K3, adalah sebagai berikut:
1. Safety Induction: Merupakan pemberian pengenalan peraturan safety
proyek kepada setiap karyawan dan sub kontraktor serta mandor yang
terlibat dalam proyek ini untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab
terhadap keselamatan kerja oleh semua pihak.
2. Tollbox Meeting: memberikan penjelasan mengenai pentingnya
keselamatan kerja dalam bekerja pada bidang konstruksi bangunan dan
memberikan informasi-infromasi lapangan kepada pekerja mengenai
daerah bahaya, penanggulangan dan hal lainnya yang berkaitan.
3. Safety Monthly Meeting: mempresentasikan hasil yang telah dicapai setiap
bulannya kepada top management perusahaan dan subkont dan untuk
menarik dukungan terhadap keselamatan kerja dari semua top
management setiap 1 kali dalam sebulan.
4. Safety Inspaction: melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan,
dan peralaan yang memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan
melakukan Tindakan pencegahannya secara langsung serta membuat
system pelaporan.
5. Safety Patrol: melakukan patrol ke lapangan untuk mengetahui
permasalahan keselamatan kerja di lapangan.
6. Equipment Inspection: melakukan pemeriksaan terhadap peralatan yang
digunakan di dalam proyek mulai dari kelayakan operasi, safety equipment
yang disyaratkan dan ijin penggunaan.
7. Safety Morning Talk: memberikan pengarahan kepada setiap pekerja yang
terlibat dan untuk menjadikan K3 sebagai suatu kebutuhan dalam bekerja,
serta memberikan informasi tentang cara kerja yang baik dan aman serta
tidak membahayakan orang lain.
8. Weekly Meeting: melakukan koordinasi pekerjaan di lapangan terhadap
subkon ataupun mandor yang meliputi progress minggu lalu dan pekerjaan
minggu yang akan dating mengenai safety patrol.
Berikut merupakan property dan peralatan dalam K3, adalah sebagai berikut:
51
1. APD (Alat Pelindung Diri)
APD adalah alat yan digunakan pekerja untuk keamanan diri. APD terdiri
atas beberapa alat berikut
a. Helm Safety
Alat ini digunakan untuk melindungi kepala dari benturan dan benda
jatuh
b. Safety Shoes
Alat ini digunakan untuk melindungi kaki dari cidera karena benturan,
tumpahan, percikan, himpitan benda berat dan tergelincir.
c. Rompi Proyek
Alat ini digunakan untuk membuat orang lain menjadi waspada saat
melihat warna yang mencolok pada rompi proyek ini. Rompi ini juga
dapat terlihat dalam kegelapan.
52
Gambar 4. 3 Rompi Proyek
2. Rambu-rambu peringatan
Rambu ini digunakan untuk memberi tahu keadaan yang harus dipatuhi
dan diperhatikan.
53
Uraian pekerjaan pemasangan pondasi Tiang Pancang Spun Pile sebagai
berikut :
pondasi yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap GDH
Barat dan Vascular Center sudah dipesan di pabrik sesuai umur yang akan
digunakan.Pengadaan material tiang pancang spun pile Ø50 cm Class A, mutu
beton K600 dengan kedalaman 44 m yang terdiri dari : Bottom 12 m, Middle 12
m, Middle 12 m, Upper 8 m di lakukan sebelum pemasangan tiang pancang
dimulai.
54
Gambar 4.6 Alat System Hidrolis
55
menyambungkan kedua material setelah di las kemudian di tekan lagi
mengunakan alat system hidraulis dengan tekanan 100 ton
Sesuda itu di susul dengan material midlle 12 m dan material upper 8 m yang
paling terakir,kemudian di las untuk menyambungkan sehingga tercapai
kedalam 44 m. Kemudian pemancangan dilakukan terus - menerus sesuai
jadwal yang telah di tetapkan hingga tercapai 217 titik sesuai perencanaan
pemancangan tiang pancang.
56
Gambar 4.9 Denah titk pemncangan tiang pancang
57
pekerjaan bekisting kolom dilakukan setelah pekerjaan pengecoran sloof
dilaksanakan. sebelumnnya papan bekisting dilapisi oli. Kemudian bekisting dipasang
pada kolom sesuai dengan ukuran kolom pada gambar kerja. Acuan pada bekisting kolom
menggunakan polywood dan sabuk pengikatnya menggunakan baja hollow. Bekisting
pada kolom ini menggunakan 4 sabuk pengikat serta clemp sebagai penjepit antar siku
agar kolom saat dicor tidak terangkat.
Dalam pengecran kolom , proyek Pembangunan Gedung Rawat GDH Barat Dan
Vasclar Center menggunaan sistem pipa. Utuk sistem pipa, penyaluran adukan beton dari
truk molen ke kolom menggunkan menggunkan conrete pump yang langsung
menyemburkan kedalam bekisting kolom pengecoran dilakukan dari atas kolom
,pengecoran dilakukan selapis demi lapis hingga selesai. Pada proyek pembangunan
Gedung Rawat Inap GDH Barat Dan Vascular Center ini beksting kolom di bongkar ± 7
hari setelah pengecoran .
58
4.5 Laporan Progres Minggu Periode Kerja Praktek
59
60
61
4.7 Dokumentasi Pekerjaan Yang Dilaksanakan Selama Kerja Praktek
62
63
64
65
66
67
BAB V
a. Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman Kerja Praktek yang telah saya jalani dalam kurung
waktu 2 bulan pada pembanguna gedung rawat inap GDH barat dan vascular
center RSUD Sidoarjo, dapat ditarik beberapa beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dari hasil monitoring dan komunikasi dengan Mandor, Kepala Tukang dan
Tukang dilapangan, saya dapat mengetahui beberapa progres pekerjaan yang
dilaksanakan selama kerja praktek pada proyek Konstruksi Dalam
pembangunan gedung rawat inap GDH barat dan vascular center RSUD
Sidorajo yaitu :
Pekerjaan Pemasangan Pondasi Tiang Pancang Spun Pile Ø50 cm
Pekerjaan Tes PDA
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pile Cap
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Balok
Pekerjaan Plat Lantai
Pekerjaan Instalasi Air Kotor
2. Adapun satuan pekerjaan di proyek Konstruksi Dalam pembangunan gedung
rawat inap GDH barat dan vascular center RSUD Sidorajo, dengan monitoring
harian pada form jurnal lapangan yang di sediakan oleh proyek, sehingga
dihasilkan laporan harian sebagai berikut :
Material on site
Peralatan yang di pakai
Uraian pekerjaan yang dilaksanakan
Catatan kejadian yang berisikan permasalahan yang terjadi pada saat
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
68
Pekerjaan yang telah terlealisasikan berdasarkan time schedule pada saat
melakukan kegiatan kerja praktek di minggu ke – 4 atau minggu pertama kerja praktek
berdasarkan kumulatif rencana mingguan adalah sebesar 3,799 % dan pada saat
minggu ke – 12 atau minggu terakhir kerja praktek di proyek kumulatif rencana
mingguan adalah sebesar 24,019 %.
b. Saran
Diharapkan laporan hasil kerja praktek ini menjadi referensi bagi mahasiswa
yang akan melakukan kerja praktek. Serta mengembangkan metode pelaporan
hasil kerja praktek ini.
69
DAFTAR PUSTAKA
70
LAMPIRAN
71