Disusun Oleh :
PALEMBANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN JUDUL
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan
judul “Teknis Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Pada Proyek
Preservasi Jalan Dan Jembatan Ruas Bts. Kab. Prabumulih – Bts. Kota Prabumulih
– Sp. Belimbing – Muara Enim” ini dengan lancar, sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya.
1. Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.
2. Bapak Ibrahim, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Sriwijaya.
3. Bapak Ir. H. Kosim, M.T., selaku Ketua Prodi Diploma IV Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Sriwijaya.
4. Bapak Zainuddin Muchtar, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing.
5. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan.
6. Sub. Bagian Pelaksanaan Lapangan dan Sub. Bagian Laboratorium PT. Karya
Mulia Nugraha di Kota Prabumulih.
7. PT. Indec Internusa selaku konsultan supervisi.
8. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa.
9. Rekan-rekan 7PJJM serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang telah banyak membantu penulis dalam hal pembuatan laporan ini.
Penulis juga menyadari bahwa didalam penulisan laporan Kerja Praktek ini
masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun teknik penulisan. Oleh karena
iii
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna untuk
penyempurnaan laporan Kerja Praktek ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan yang dibuat ini dapat
bermanfaat dan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang terkandung dalam laporan ini
bagi para pembacanya, khususnya dibidang Teknik Sipil Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.4.1 Uraian Pekerjaan Staf Pemilik Proyek ......................... 15
BAB V KESIMPULAN.................................................................................... 75
5.1 Kesimpulan............................................................................... 75
vi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4. 7 Pemasangan Dowel dan Tie Bar ..................................................... 68
Gambar 4. 8 Pengujian Slump Test .................................................................... 68
Gambar 4. 9 Penghamparan Beton Ready Mix ................................................... 69
Gambar 4. 10 Pemadatan Beton ......................................................................... 70
Gambar 4. 11 Perataan Permukaan Beton........................................................... 70
Gambar 4. 12 Pekerjaan Grooving ..................................................................... 71
Gambar 4. 13 Pembongkaran Acuan .................................................................. 72
Gambar 4. 14 Pekerjaan Cutting......................................................................... 72
Gambar 4. 15 Pekerjaan Joint Sealent ................................................................ 73
Gambar 4. 16 Perawatan Beton .......................................................................... 74
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Sehubung dengan hal ini Provinsi Sumatera Selatan salah satu daerah yang
terus membenahi pasarana jalan yang dalam hal ini di ambil alih oleh Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Selatan, telah membuat suatu program
preservasi Jalan dan Jembatan Ruas Bts. Kab. Prabumulih – Bts. Kota Prabumulih
– Sp. Belimbing – Muaraenim.
1
2
Adapun manfaat proyek yang akan dicapai dalam pelaksanaan proyek ini
anatara lain sebagai berikut :
Pada proyek preservasi Jalan dan Jembatan Ruas Bts. Kab. Prabumulih –
Bts. Kota Prabumulih – Sp. Belimbing – Muaraenim ini dilaksanakan pekerjaan
3
perkerasan beton (rigid pavement) dan laporan ini diuraikan permasalahan tentang
Teknis Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) pada Proyek
Preservasi Jalan dan Jembatan Ruas Bts. Kab. Prabumulih – Bts. Kota
Prabumulih – Sp. Belimbing – Muaraenim.
Bab I Pendahuluan
Pada bagian bab ini membahas mengenai topik yang ditinjau pada
kerja praktik dan diperoleh dari berbagai literatur terkait.
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup
TINJAUAN UMUM
5
6
PROPINSI JAMBI
Ke
JA
M
Bts.Jambi
BI
N.001
Tj. Api api
Ke
BA
Peninggalan
NG
KO
N.002
Km.479,65
Bts.Jambi Sungai Lilin
Sorolangun 816
N.011
Karangdapo
Babat Toman N.003
N.011
Mangunjaya Betung
N.034 N.033
Maur N.004
N.012 N.032
N.006 008
Tabatinggi 13.K
Terawas
N.035
N.005
Tugumulyo Peninggalan Sp.Pedang
N.013
N.015 Sp. Indralaya
Ma.Beliti N.028 N.007
N.027
Sp.Periuk Meranjat
N.014
11.K N.008
N.031 N.016 Belimbing
11.K
PRABUMULIH N.042 Penyandingan
N.009
N.030
N.029
N.017 Tebingtinggi
Lb. Siberuk
Bts.Bengkulu N.020
Beringin N.010
N.018
Tanjungraya
N.019
N.021
Pematang-
N.036 Panggang
Rasuan/ Petanggan
Sp.Airdingin Kepuh
N.023
Kurungan Nyawa
PROPINSI BENGKULU Bayur
N.025
Sp.Sender
Kotabatu
Spesifikasi Jalan :
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk
membiayai proyek.
PENATA TEKNIK
PENATA TEKNIK PENATA KEUANGAN
NOVIANTY DWI PERTIWI,
BAWAN HADI GUNARTO, S.E.
A. Md
PENATA TEKNIK
PENATA TEKNIK
SATRIYA ARGA YUDHA,
APTRIANA ASTUTI, ST
S.T.
PENATA TEKNIK
YOUSUF, S.KOM
Konsultan perencana adalah pihak yang diberi tugas oleh pemilik proyek
untuk merencanakan bangunan sesuai dengan keinginan pemilik proyek.
SUPERVISION
ENGINEER
INDRA MULIA, ST
OPERATOR KOMPUTER
ILHAM BAGASTAMA,
A.Md. T
INSPECTOR 2
YUDHISTIRA, ST
SURVEYOR
ANGGI IRAWAN, ST
2.3.4 Kontraktor
DIREKTUR
BAYU ADRIANSYAH
MANAGER
KEUANGAN
YASMIN AFIDAH, SE MANAGER TEKNIK QUALITY ENGINEER
MARHAN RIKI, ST KISWANTO, ST
SURVEYOR
AAN ACHIRUDIN
f. Penata Keuangan
Penata keuangan adalah kegiatan pencatatan penerimaan dan
pengeluaran, pemeriksaan, serta penataan di bidang dokumen keuangan.
Tugas dan kewajiban Penata keuangan yaitu :
1. Menerima dan mencatat usul permintaan anggaran di unit kerjanya.
2. Merekapitulasi usulan permintan anggaran yang telah mendapat
persetujuan dari atasan langsung.
3. Mengetik dan mencetak usul permintaan anggaran.
4. Membuat kuitansi pengeluaran keuangan sesuai dengan jumlah
permintaan.
5. Mengumpulkan bahan pendukung penyusunan dokumen keuangan.
6. Mengetik dan mencetak surat-surat keuangan.
7. Menata dan memelihara dokumen keuangan.
8. Melayani peminjaman dokumen keuangan.
9. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban, dan
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
a. Supervision Engineer
Tugas dan kewajiban supervision engineer yaitu :
1. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
untuk setiap pelaksanaan pengukuran/rekayasa lapangan yang
dilakukan Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada PPK
sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan - keputusan yang
diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan
pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya.
2. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang dilaksanakan serta
19
a. Direktur
Tugas dan kewajiban direktur yaitu :
1. Memimpin berjalannya suatu operasional perusahaan dengan baik.
2. Memberikan pelatihan kepada setiap karyawan baru yang ada di
perusahaan.
3. Mencatat dan melaporkan pengembangan perusahaan dalam hal
proses dan pengerjaan produksi.
4. Memonitoring serta mengurangi pengeluaran dalam suatu proyek
yang sedang di kembangkan secara keseluruhan.
5. Memberikan pelatihan kepada berbagai departemen perusahaan
terkait serta merencanakan rencana alur produksi.
6. Mengantisipasi masalah dan membuat rencana yang baik agar tidak
terkena masalah ketika pelaksanaan.
7. Melakukan pengamatan terhadap proyek dalam perusahaan serta
mengganti rencana yang kurang optimal untuk digunakan.
8. Melakukan penilaian serta evaluasi dalam hasil dan perkembangan
dalam suatu proyek.
9. Mengamati dan menyelesaikan masalah yang ada di dalam proyek
perusahaan.
10. Melakukan segala bentuk pengukuran dalam hal proyek serta
menyelesaikan proyek.
b. Ahli K3 Konstruksi
Tugas dan kewajiban ahli K3 konstruksi yaitu :
26
h. Lab Teknisi
Tugas dan kewajiban lab teknisi yaitu :
1. Menerima perintah untuk menguji bahan campuran beton dan
menguji kekuatan beton.
2. Menyiapkan peralatan dan bahan uji antara lain, menyiapkan
peralatan yang akan digunakan, dan bahan yang dibutuhkan untuk
pengujian.
3. Menguji bahan-bahan untuk campuran beton.
4. Menyusun laporan hasil pengujian.
i. Surveyor
Tugas dan kewajiban surveyor yaitu :
1. Melakukan pekerjaan Survey (Pengukuran), Rekayasa lapangan
dan Pengawasan Lapangan terhadap kegiatan pelaksanaan di
lapangan.
2. Melakukan pengukuran/opname setiap hari/waktu tertentu atas
hasil item pekerjaan dilapangan untuk seluruh item pekerjaan serta
membuat data pendukung atas pekerjaan pengukuran/opname
tersebut. Hasil-hasil opname dituangkan dalan Back Up Data untuk
kemudian ditanda tangani oleh 3 (tiga) Pihak yaitu Pihak Proyek,
Konsultan dan Kontraktor.
3. Mengisi buku harian standar setiap hari atas pekerjaan yang
dilakukan pada hari itu.
4. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus
terhadap pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek yang sedang
dikerjakan agar pekerjaan tersebut tepat sasaran dalam pencapaian
target perkerjaan dari segi mutu, volume dan waktu.
5. Melakukan pengawasan dan memonitor secara terus-menerus
terhadap absensi tenaga kerja harian dengan cermat setiap hari yang
terkait pekerjaan tersebut.
6. Semua hasil pengawasan harus dilaporkan kepada SM dan atau GS
pada hari itu juga.
30
TINJAUAN PUSTAKA
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, diatas
permukaan air serta dibawah permukaan tanah atau air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).
32
33
kecepatan rata-rata tinggi antara kota yang penting atau antara pusat
produksi dan pusat-pusat eksport, dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara berdaya guna.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut :
- Dilalui oleh kendaraan berat > 10 ton, 10 ton adalah beban ganda
- Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi > 80 km/jam
2. Jalan Kolektor
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan perjalanan
jarak sedang, lecepata rata-rata sedang, jumlah jalan masuk dibatasi
serta melayani daerah-daerah sekitarnya.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut :
- Kendaraan yang melaluinya yaitu kendaraan ringan < 10 ton
- Dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan sedang (40 – 80
km/jam)
3. Jalan Penghubung atau Jalan Lokal
Jalan penghubung atau jalan lokal dipakai sebagai jalan
penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang lama atau yang
belainan. Fungsi jalan penghubung adalah untuk melayani lalu
lintas yaitu memenuhi kebutuhan aktivitas masyarakat setempat
biasanya jalan perkotaan.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut :
- Melayani semua jenis pemakai jalan, kendaraan ringan serta
kendaraan berat namun dibatasi dari pusat pemukiman ke pusat
industri
- Kecepatan kendaraan rendah (max 60 km atau jam)
b. Klasifikasi Jalan menurut Karakteristik Kendaraan
Klasifikasi jalan berdasarkan karakteristik kendaraan, terdiri atas :
1. Kelas I
Kelas ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan
untuk dapat melayani lalu lintas cepat dan berat. Dalam komposisi
34
3. Kelas III
Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan
merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi
permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.
c. Klasifikasi Jalan Menurut Status
Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional,
jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa.
1. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam
sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi dan jalan strategis nasional beserta jalan tol;
2. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan
primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibu kota
kabupaten atau kota, atau antar ibukota kabupaten atau kota dan
jalan strategis provinsi;
3. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan
primer yang tidak termasuk dalam jalan nasional dan jalan provinsi,
yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan
pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal serta jalan umum
dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten dan
jalan strategis kabupaten;
4. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jairngan sekunder yang
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota,
menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan
antar persil serta menghubungkan antar pusat pemukiman yang
berada didalam kota;
5. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan
antar pemukiman di dalam desa serta jalan lingkungan.
36
d) Jalan kecil (street) adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas
setempat paling sedikit 2 lajur 2 arah dengan lebar paling sedikit 5,5
meter.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai antara lain
adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja.
Sedanglan bahan ikat yang dipakai antara lain adalah aspal, semen dan tanah liat.
Menurut Sukirman (1999), berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan
jalan dapat dibedakan atas :
Sifat aspal berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan
rapuh sehingga daya adhesinya terhadap partikel agregat akan berkurang.
Perubahan ini dapat diatasi/dikurangi jika sifat-sifat aspal dikuasai dan
dilakukan langkah-langkah yang baik dalam proses pelaksanaan. Konstruksi
perkerasan lentur terdiri atas lapisan-lapisan yang diletakan diatas tanah dasar
yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima
beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan yang ada di bawahnya, sehingga
beban yang diterima oleh tanah dasar lebih kecil dari beban yang diterima oleh
lapisan permukaan dan lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.
Pada umumnya, perkerasan jalan lentur terdiri dari beberapa jenis lapisan
perkerasan yang tersusun yaitu sebagai berikut :
Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang
relatif lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah.
Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland dalam
beberapa hal sangat dianjurkan, agar dapat bantuan yang efektif terhadap
kestabilan konstruksi perkerasan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet
sehingga dapat menahan beban-beban roda. Sebelum menentukan sesuatu
bahan untuk digunakan sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan
penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan
persyaratan teknik. Bermacam-macam bahan alam/setempat (CBR > 50%,
40
PI < 4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara lain batu
pecah, kerikil pecah dan stabilisasi tanah dengan semen atau kapur.
Bahan untuk lapis permukaan biasanya sama dengan bahan untuk lapis
pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal
diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, di samping itu bahan aspal
sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi
daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas. Pemilihan bahan untuk
lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur rencana serta
penahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari
biaya yang dikeluarkan.
atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan digunakan
sebagai lapis permukaan perlu diberi leburan aspal dengan batu penutup.
c. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS)
Lapis aspal beton pondasi atas (LASTON ATAS) adalah pondasi
perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
d. Lapis Aspal Pondasi Bawah (LASTON BAWAH)
Lapis aspal pondasi bawah (LASTON BAWAH) adalah lapis
perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar jalan yang
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu
dicampur dan dipadatkan pada temperatur tertentu.
e. Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON)
Lapis tipis aspal beton (LATASTON) adalah lapis penutup yang terdiri
dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras
dengan perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam
keadaan panas pada suhu tertentu. Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.
f. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
Lapis tipis aspal pasir (LATASIR) adalah lapis penutup yang terdiri dari
campuran pasir dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan
dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
B. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Perkerasan kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan dimana
sebagai lapisan atas digunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau
diatas tanah dasar pondasi atau langsung diatas tanah dasar (subgrade).
1) Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang
maupun tanpa tulangan.
2) Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat
dari perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan
pesawat udara di bandara.
d. Tulangan
Tulangan merupakan sarana yang digunakan sebagai penyambung
atau pengikat pada beberapa jenis sambunngan pelat beton perkerasan jalan
(rigid pavement). Adapun pembagian tulangan-tulangan tersebut adalah:
a. Tulangan Pelat
Tulangan pelat pada perkerasan beton semen mempunyai bentuk, lokasi
dan fungsi berbeda dengan tulangan pelat pada konstruksi beton yang
lain seperti gedung, balok dan sebagainya.
b. Tulangan Sambungan
Tulangan sambungan ada dua macam yaitu tulangan sambungan arah
melintang dan arah memanjang. Sambungan melintang (dowel)
merupakan sambungan untuk mengakomodir kembang susut ke arah
memanjang pelat. Berbentuk polos, lokasi ditengah tebal pelat sejajar
dengan sumbu jalan.
Alat-alat berat yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil merupakan
alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan
pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting di
dalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan
kegiatan lainya dengan skala yang besar. Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap
perencanaan, di mana jenis, jumlah, dan kapasitas alat merupakan faktor-faktor
penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai siap untuk setiap proyek konstruksi,
oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangat diperlukan. Apabila terjadi
kesalahan dalam pemilihan alat berat makan akan terjadi keterlambatan di dalam
pelaksanaan, biaya proyek membengkak dan hasil yang tidak sesuai dengan
rencana.
1. Traktor terdiri dari: Bulldozer, Ripper, Scraper, Motor Grader dan Loader.
48
Pada saat pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut
antara lain sebagai berikut :
Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu
lintas, biaya dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai
dapat membuat pemilihan dapat berubah.
5) Ekonomi
Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam alat berat.
6) Jenis proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-
proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi,
pembukaan hutan dan sebagainya.
7) Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat
yang berbeda dengan lokasi proyek dataran rendah.
8) Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat
mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat,
lepas, keras, dan lembek.
9) Kondisi lapangan
Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain
yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
1) Dump truk
Dump truck berfungi sebagai alat angkut material-material bangunan
(tanah, besi tulangan, semen, batu bata) jarak jauh, namun dapat juga
mengangkut material untuk jarak sedang. Dump truck tersedia dalam
50
Backhoe
Gambar 3. 7 Excavator
5) Breaker Excavator
Breaker excavator adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menghancurkan berbagai macam benda keras seperti beton, aspal maupun batu
yang bisa ditemukan di dasar tanah saat proses penggalian.
Gambar 3. 9 Backhoe
7) Water Tank
Water tank digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk
menyiram permukaan material yang dipadatkan (jalan) atau untuk keperluan
lainnya.
tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar, maka pada
perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti
ditempat-tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk
mendukung perkerasan jalan. Oleh karena itu diambil beberapa contoh tanah
dari tanah dasar itu dan dibawa ke laboratorium pengujian tanah untuk
dilakukan penelitian.
2) Agregat
Menurut Murdock dan K.M. Brook (1999), agregat berupa kerikil, batu
pecah, sisa-sisa bahan mentah, agregat ringan buatan, pasir atau bahan sejenis
lainnya. Sifat yang paling penting dari suatu agregat adalah kekuatan hancur
dan ketahanan terhadap benturan yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan
pasta semen, porositas dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi
daya tahan terhadap proses pembekuan waktu musim dingin dan agresi kimia,
serta ketahanan terhadap penyusutan.
Gambar 3. 15 Semen
4) Air
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan atau penggunaan-
penggunaan tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang
57
merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik.
Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi persyaratan.
Gambar 3. 16 Air
6) Beton
Beton adalah suatu campuran antara semen, air, dan agregat yang
menyebabkan terjadinya suatu hubungan erat antara bahan-bahan tersebut.
Beton seperti halnya material lainnya akan menyusut bila temperaturnya naik-
turun, beton akan mengembang bila basah dan menyusut bila kering. Pada
proyek perkerasan rigid ini menggunakan mutu beton fs’ 45.
PEMBAHASAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Perkerasan Berbutir
4. Pekerjaan Perkerasan Rigid
5. Pekerjaan Grooving
6. Pekerjaan Cutting dan Pengisian Joint Sealent
7. Perawatan Beton
59
60
rambu hanya digunakan di titik awal kegiatan proyek berada dengan memasang
rambu peringatan akan adanya kegiatan proyek di jalan tersebut dan
menganjurkan pengemudi kendaraan untuk sedikit berhati-hati.
4. Pengadaan Material
Pengadaan material suatu pekerjaan merupakan penting karena
sebagian besar dari hasil suatu bangunan merupakan perwujudan dari material
yang digunakan itu sendiri. Pengadaan material dilakukan sebelum pekerjaan
pelaksanaan. Material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus,
semen, kayu, besi tulangan dan bahan-bahan pendukung lainnya. Semua
material tersebut kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan sebelum
akhir siap digunakan.
Pada pelaksanaannya material yang digunakan di Preservasi Jalan
Lingkar Timur Kota Prabumulih ini tidak semuanya di stok di awal kegiatan,
tapi didatangkan secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Jadi pada tahap awal pada pekerjaan persiapan in material yang di datangkan
seperti kayu papan, kayu gelam, paku, dan lain-lain.
Namun pada saat pekerjaan persiapan berjalan, pengadaan material dan
bahan-bahan konstruksi lainnya yang akan digunakan setelah pekerjaan
persiapan ini selesai mulai dipesan atau di stok lagi. Dengan cara itu material
dan bahan-bahan tersebut dapat datang tepat waktu dan memungkinkan dapat
mempersingkat waktu pelaksanaan nantinya.
5. Pengadaan alat-alat berat
Pengadaan alat-alat berat merupakan fasilitas yang sangat mendukung
kegiatan proyek untuk tetap berlangsung sebagaimana seperti yang
dijadwalkan. Alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan yang berat dan memperpendek waktu yang diperlukan
dalam suatu pekerjaan.
Pengadaan alat-alat berat ini disesuaikan terhadap pekerjaan yang
sedang berlangsung, ini dimaksudkan untuk menghemat biaya operasional dan
mengefisienkan kegunaan alat-alat tersebut.
62
Pada proyek Preservasi Jalan Lingkar Timur Kota Prabumulih ini, pada
awal pekerjaan persiapan ini alat-alat berat mulai didatangkan seperti bulldozer,
excavator, dan motor grader. Alat-alat tersebut membantu untuk melakukan
kegiatan pembersihan dan merapikan lokasi pekerjaan nantinya.
Lapis pondasi bawah adalah lapis yang mendukung beban-beban dari lapis
pondasi atas, lapisan penutup maupun beban-beban dari roda kendaraan. Pada lapis
pondasi bawah digunakan agregat kelas A yang tebalnya 15 cm dari permukaan
tanah dasar sepanjang jalan rencana.
kering tanah lapangan terhadap berat isi kering pasir, maka nilai derajat
kepadatan lapangan juga akan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
ready mix ke dalam tanah. Jika air beton ready mix meresap ke lapisan tanah,
maka akan berakibat hilangnya kadar air sebelum beton ready mix mengeras
sempurna dan mengurangi kekuatan baton itu sendiri. Proses pengerjaanya
yaitu dengan menghamparkan plastic cor sesuai dengan panjang jalan yang
akan dicor.
Pemasangan dowel dan tie bar dilakukan secara bertahap sesuai dengan
waktu penghamparan beton segar, jadi sesaat sebelum truck mixer datang dowel
dan tie bar dianyam per segmen yang nantinya akan dihampar beton segar. Untuk
dowel dipasang sepanjang konstruksi perkerasan rigid dengan penempatan tiap 5
meter antar satu tulangan dengan tulangan lain.
pembuatan tekstur pada permukaan beton adalah mengurangi gesekan antar ban dan
permukaan beton dan membuat jalan coran menjadi tidak licin.
Proses perawatan beton pada proyek Preservasi Jalan Lingkar Timur Kota
Prabumulih yaitu dengan menyiramkan air pada permukaan beton sampai
menggenangin permukaan cor beton. Hal yang perlu diperhatikan adalah umur
beton yang masih muda menjadikan beton belum cukup keras, sehingga tekanan
penyemprotan air harus kecil karena jika tekanan air penyemprotan besar tentu saja
akan meninggalkan bekas pada permukaan beton yang menyebabkan bentuk beton
menjadi jelek.
ini permukaan beton dilapisi dengan plastik. Sebaiknya perawatan beton dilakukan
selama minimal 21 hari, karena pada umur 21 hari beton telah mencapai 75%.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pada proyek Preservasi Jalan Dan Jembatan Ruas Bts. Kab. Prabumulih –
Bts. Kota Prabumulih – Sp. Belimbing – Muara Enim, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan maka dengan ini disarankan sebagai berikut agar berguna bagi
pembaca :
75
76
Nur, N. K., & dkk. 2021. Perancangan Perkerasan Jalan. Yayasan Kita Menulis.
Arthur Wignall. 1999. Proyek Jalan : Teori dan Praktek, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Djoko Untung, Ir. 1979. Konstruksi Jalan Raya, Penerbit Badan Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Murdock, L. J., dan Brook, K.M. 1999. Bahan dan Praktek Beton. Erlangga.
Jakarta.
LAMPIRAN