Disusun Oleh :
Lutfi Muhammad Iqbal 22-2015-128
Moch. Sauma Ridho P 22-2015-137
Dosen Pembimbing :
Dr. Yuki Achmad Yakin, S.T., M.T.
Fitri Suciaty, Dr, Eng.
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja di Proyek Pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut.
Laporan ini disusun atas dasar untuk memenuhi salah satu syarat akademik
dari Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Bandung. Penyusunan
laporan ini berdasarkan pengamatan selama mengikuti kegiatan kerja praktik pada
Proyek Pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut.
Selama pengamatan dilapangan dan penyusunan laporan, kami telah banyak
memperoleh bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami
ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua beserta keluarga tercinta yang telah memberikan semangat dan
dorongan selama penyususan laporan ini;
2. Bapak Dr. Yuki Achmad Yakin, S.T.,M.T. dan Ibu Fitri Suciaty, Dr.,Eng.
selaku dosen pembimbing kerja praktik yang telah banyak membimbing
dalam penyusunan laporan ini;
3. Bapak Yedida Yosananto, S.T.,M.T. selaku dosen wali yang selalu
memberikan motivasi kepada saya;
4. Bapak Dudi Suryadi, S.STP, M.Si. selaku pembimbing di proyek
pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut serta seluruh staff
pelaksana PT. Era Tata Buana yang telah banyak membimbing dalam
penyusunan laporan ini;
5. Rekan-rekan teknik sipil Sekolah Tinggi Teknik Garut dan Universitas
Jendral Achmad Yani yang mengikuti kerja praktik di proyek pembangunan
Jembatan Cimanuk Maktal Garut serta dapat saling bertukar informasi
mengenai proyek pada kerja praktik ini.
i
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis
harapkan dalam penyempurnaan laporan ini selanjutnya. Harapan penulis adalah
semoga laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat, khususnya untuk mahasiswa
jurusan teknik sipil.
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Lutfi Muhammad Iqbal 22-2015-128
Moch. Sauma Ridho P 22-2015-137
Dr. Yuki Achmad Yakin, S.T., M.T. Fitri Suciaty, Dr, Eng.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 7
iv
2.4.3 Beban Lalu-Lintas............................................................................... 13
BAB IV ................................................................................................................. 52
v
4.3.1 Pekerjaan Galian Biasa ....................................................................... 62
BAB V ................................................................................................................... 70
BAB VI ................................................................................................................. 83
PEMBAHASAN ................................................................................................... 83
vi
6.6 Mutu Pelaksanaan ................................................................................... 86
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.11 Pompa Air .......................................................................................58
Gambar 4.12 Vibrator ..........................................................................................58
Gambar 4.13 Theodolite .......................................................................................59
Gambar 4.14 Dump Truck ....................................................................................60
Gambar 4.15 Bar Cutter .......................................................................................60
Gambar 4.16 Bar Bender ......................................................................................61
Gambar 4.17 Concrete Mixer ...............................................................................61
Gambar 4.18 Proses Penggalian ...........................................................................63
Gambar 4.19 Pemasangan Tulangan Sumuran .....................................................64
Gambar 4.20 Pengecoran Fondasi Sumuran ........................................................65
Gambar 4.21 Pemasangan Tulangan Abutment ....................................................66
Gambar 4.22 Pemasangan Bekisting ....................................................... 67
Gambar 4.23 Pengecoran Abutment .....................................................................68
Gambar 4.24 Proses Pemasangan Batu Kali ........................................................69
Gambar 5.1 Kerucut Abram, Pelat Dasar, dan Sendok Adukan...........................72
Gambar 5.2 Batang Penusuk ................................................................................72
Gambar 5.3 Pita Ukur ...........................................................................................72
Gambar 5.4 Pengujian Slump Pada Beton Ready Mix .........................................74
Gambar 5.5 Pengambilan Sampel Benda Uji di Lapangan ..................................75
Gambar 5.6 Kurva S .............................................................................................78
Gambar 5.7 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)...........................................81
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR NOTASI
Notasi
𝛾 = Berat jenis (𝑘𝑁/𝑚3 )
𝑄𝑀𝑆 = Beban merata akibat berat sendiri (𝑘𝑁/𝑚)
𝑄𝑀𝑎 = Beban merata akibat beban mati tambahan (𝑘𝑁/𝑚)
𝑄𝑇𝐷 = Beban merata akibat beban lalu lintas (𝑘𝑁/𝑚)
𝑃𝑇𝐵 = Beban terpusat akibat beban rem (𝑘𝑁)
𝑄𝐸𝑊 = Beban merata akibat beban angin (𝑘𝑁/𝑚)
𝑄𝑈 = Daya dukung ultimate (𝑘𝑁)
𝑄𝑝 = Daya dukungujung tiang (𝑘𝑁)
𝑄𝑆 = Daya dukung friksi (𝑘𝑁)
𝐴𝑝 = Luas penampang fondasi (𝑚2 )
𝑞𝑝 = Unit tahanan ujung
𝑃 = Keliling fondasi (𝑚)
𝑓𝑠 = Gesekan selimut tiang
𝛥𝐿 = Panjang segmen (𝑚)
𝐸𝑚 = Hammer Efficiency
𝐶𝑏 = Koreksi diameter bor
𝐶𝑠 = Koreksi sampler
𝐶𝑟 = Koreksi panjang tali
𝑁 = Nilai SPT sebelum koreksi
𝑃 = Tekanan tanah pasif (𝑘𝑁/𝑚2 )
N60 = NSPT terkoreksi
𝑃𝑎 = Tekanan atmosfer (100 𝑘𝑁/𝑚2 )
𝑣 = Tekanan vertikal tanah (𝑘𝑁/𝑚2 )
’ = Sudut geser dalam tanah (°)
𝑂𝐶𝑅 = Rasio overkonsolidasi
𝐾𝑜 = Koefisien tekanan tanah at-rest
𝛼 = faktor adhesi
xi
𝐶𝑢 = Kuat geser undrained (𝑡𝑜𝑛/𝑚2 )
𝑞𝑢 = Kuat tekan bebas (𝑘𝑃𝑎)
𝑁𝑆𝑃𝑇 = nilai pembacaan SPT pada kedalaman tertentu
𝐸𝑔 = Efisiensi grup (%)
ɵ = arc tg d/s (°)
𝑛1 = Jumlah baris tiang arah horizontal
𝑛2 = Jumlah baris tiang arah vertikal
𝑑 = Diameter tiang (m)
𝑠 = Jarat pusat ke pusat tiang (𝑚)
Q𝑎𝑙𝑙 = Daya dukung ijin (𝑘𝑁)
Qu grup = Daya dukung ultimate grup (𝑘𝑁)
𝐹𝑆 = Safety factor
xii
BAB I
DESKRIPSI PROYEK
1
Jembatan Cimanuk Maktal lama dapat dikerjakan penggantiannya. Sehingga
nantinya ruas Jalan RSU Dr Slamet akan menjadi dua jalur, empat lajur dua arah
dipisah oleh median.
Kegiatan ini sesuai ketentuan yang berlaku di laksanakan oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut di bantu oleh Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut sebagai tim teknis.
2
pada proyek tersebut. Berikut ini adalah data umum dan data teknis proyek
pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut.
1.4.1 Data Umum Proyek
Beberapa data umum baik identitas proyek ataupun pihak organisasi proyek
yang didapatkan pada proyek Jembatan Cimanuk Maktal adalah :
1. Nama Proyek : Jembatan Cimanuk Maktal
2. Lokasi Proyek : Jl. RSU. Dr. Slamet, Kecamatan Tarogong
Kidul, Kelurahan Suka Karya, Kabupaten
Garut.
3. Nama Pemilik : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
4. Nama Konsultan Perencana : PT. Arenco Binatama
5. Konsultan Pengawas : PT. Alocita Mandiri
6. Kontraktor : PT. Era Tata Buana
7. Jenis Kontrak : Unit Price (Harga Satuan)
8. Biaya Proyek : Rp6.275.176.000,00. (enam milyar dua ratus
tujuh puluh lima juta seratus tujuh puluh
enam ribu rupiah)
9. Waktu Pelaksanaan : 180 hari kalender
10. Batas-batas Wilayah : (Denah lokasi dapat dilihat di Gambar 1.1)
a) Utara : Kantor Pos
b) Selatan : Jl. Sariasih
c) Barat : Jl. RSU. Dr. Slamet
d) Timur : Jl. Cimanuk
Detail lokasi proyek serta denah dapat dilihat pada Gambar 1.1
3
Lokasi Jembatan
Maktal
4
5. Ready Mix Supplier : PT. Trimitz Sinergy Mandala
6. Sistem Pengecoran : Ready Mix
7. Acuan untuk Beton : Multipleks 9 mm dengan kaso 5/7
8. Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 Bentang 40 meter
9. Pasangan Batu
10. Expantion Joint
11. Perletakan Elastomerik
12. Sandaran (Railling) Bangunan Atas dan Jalan Pendekat
13. Papan Nama Jembatan
14. Kerb Pracetak Jenis 1 ( Peninggi/Mountable)
15. Perkerasan pada Trotoar dan Median
1.4.3 Peraturan dan Acuan
Seluruh material dan pelaksanaan pekerjaan selain secara khusus
dinyatakan dalam spesifikasi teknis, secara umum harus mengikuti peraturan-
peraturan dalam standar-standar umum yang berlaku sebagai berikut :
1. Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) Dinas Bina Marga.
2. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan SNI 2833 : 2008
3. Pembebanan untuk Jembatan SNI 1725 : 2016
4. Peraturan – peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan
normalisasi di Indonesia yang belum tercantum di atas dengan mendapatkan
persetujan wakil pemberi tugas.
5
data, dan sistematika pembahasan, serta peraturan teknis
pembangunan.
2. BAB II : KAJIAN ASPEK PERENCANAAN STRUKTUR
Menguraikan konsep perencanaan struktur, pembebanan, analisa
struktur, pendefinisian material, dan serta pendefinisian
penampang / profil.
3. BAB III : KAJIAN MANAJEMEN PROYEK
Menguraikan mengenai kajian manajemen proyek dan
organisasi proyek juga unsur-unsurnya, tugas dan tanggung
jawab, serta struktur organisasi pada proyek.
4. BAB IV : PELAKSANAAN KONSTRUKSI DI LAPANGAN
Menguraikan tentang metode pelaksanaan pekerjaan yang
diamati selama praktik kerja serta dokumentasi foto yang
memuat mengenai pelaksanaan pekerjaan konstruksi, jenis dan
volume pekerjaan.
5. BAB V : PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
Menguraikan tentang metode pengendalian dan pengawasan
mutu material, pengawasan mutu beton, tujuan jadwal
pelaksanaan (time schedule), pengawasan teknis proyek, dan
biaya pelaksanaan proyek.
6. BAB VI : PEMBAHASAN
Menguraikan pembahasan terhadap aspek perencanaan, proses
pengadaan, kontrak, mutu material, mutu pelaksanaan, serta
waktu pelaksanaan konstruksi.
7. BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Memuat tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari
pengamatan pekerjaan selama praktik kerja serta saran untuk
perbaikan pelaksanaan proyek dan laporan akhir.
6
BAB II
KAJIAN ASPEK PERENCANAAN STRUKTUR
7
(Standard Penetration Test). Uji SPT adalah uji yang dilakukan dengan cara
pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun
pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukkan. Parameter yang
diperoleh dari Pengujian SPT adalah jumlah tumbukan/pukulan (N-SPT) pada
lapisan tanah yang dicantumkan pada borlog. Pengujian SPT dilakukan di 2 (dua)
titik yang berbeda. Peta lokasi pengujian SPT yang dilakukan pada Proyek
Jembatan Cimanuk Maktal dapat dilihat pada Gambar 2.1.
8
Sedangkan data N-SPT yang terdapat dalam borlog kiri dan kanan disajikan
pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.
9
Gambar 2.3 Data N-SPT pada Borlog BH-02
10
2.4 Analisis Berat Struktur Jembatan
Analisis berat jembatan ini meliputi berat sendiri, beban mati tanbahan,
beban lalu lintas, gaya rem, beban angin, dan berat abutment.
11
• Luas A = 70 𝑥 25 = 1750 𝑐𝑚2
• Luas B = ½ 𝑥 25 𝑥 25 = 312,5 𝑐𝑚2
• Luas C = ½ 𝑥 25 𝑥 25 = 312,5 𝑐𝑚2
• Luas D = 20 𝑥 165 = 3300 𝑐𝑚2
• Luas E = ½ 𝑥 30 𝑥 12 = 180 𝑐𝑚2
• Luas F = ½ 𝑥 30 𝑥 12 = 180 𝑐𝑚2
• Luas G = (80 𝑥 20) – ((10 𝑥 7) 𝑥 2) = 1460 𝑐𝑚2 +
• Luas total girder = 7495 𝑐𝑚2
= 35,553 𝑘𝑁/𝑚
𝑄𝑚𝑠 = 71,952 + 35,232 + 35,553 = 142,737 𝑘𝑁/𝑚
12
2. Trotoar
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑟𝑜𝑡𝑜𝑎𝑟 = 𝐿𝑡𝑟𝑜𝑡𝑜𝑎𝑟 𝑥 𝑡𝑡𝑟𝑜𝑡𝑜𝑎𝑟 𝑥 𝛾(𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔) 𝑥 𝑛 𝑡𝑟𝑜𝑡𝑜𝑎𝑟
= 0,5 𝑥 0,23 𝑥 24 𝑥 2
= 5,52 𝑘𝑁/𝑚
3. Air hujan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 = 𝐿𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 𝛾𝑎𝑖𝑟
= 7,809 𝑘𝑁/𝑚2
𝑄𝑇𝐷 = 𝑄 𝑥 𝐿𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
= 7,809 𝑥 7,34
= 57,318 𝑘𝑁/𝑚
Untuk bentang 40,8 𝑚 didapatkan nilai DLA sebesar 40 % seperti pada
Gambar 2.6
13
𝑃𝑇𝐷 = 𝑝 𝑥 𝐿𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 𝑥 (1 + 𝐷𝐿𝐴)
= 49 𝑥 7,34 𝑥 (1 + 40%)
= 503,524 𝑘𝑁
14
Ʃ𝑉𝑎 =(275 𝑥 2,9) + (275 𝑥 7,9) + (500 𝑥 12,9) + (275 𝑥 22,9) +
(500 𝑥 27,9) (275 𝑥 32,9) + (275 𝑥 37,9) − (𝑉𝑏 𝑥 40,8)
54060
𝑉𝑏 = = 1325 𝑘𝑁
40,8
𝑉𝑎 = 2650 – 𝑉𝑏
= 2650 – 1325 = 1325 𝑘𝑁
= 3,05 𝑚
𝑀 = 𝐻𝑇𝐵 𝑥 𝑦
= 2363,577 𝑥 3,05
= 7208,909 𝑘𝑁𝑚
𝑀
𝑃𝑇𝐵 = 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
7208,909
= = 176,688 𝑘𝑁
40,8
15
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan
dengan tinggi(h) 2 𝑚 di atas lantai jembatan dan jarak antara roda kendaraan x =
1,75 𝑚.
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan sebesar :
ℎ
𝑄𝐸𝑊 =½𝑥 𝑥 𝑇𝐸𝑊
𝑥
2
=½𝑥 𝑥 1,764
1,75
= 1,008 𝑘𝑁/𝑚
16
Gambar 2.10 Denah Abutment
12046,891 + 1325
= 4397,342 + 251,712 + 176,688 + 12046,891 + 1325
= 18197,633 𝑘𝑁
= 1819,763 𝑡𝑜𝑛
Jadi beban struktur atas yang akan diterima oleh fondasi sebesar 1819,763 t𝑜𝑛
19
Perhitungan daya dukung yang dilakukan menggunakan 3 (dua) metode, yakni
Metode O`Neill & Reese (1999), Metode Intermediate Geomaterials kohesif dan
non-kohesif (1993), dan Metode Kulhawy (1991).
2.5.1 Analisis Struktur Fondasi Sumuran Kiri
Perhitungan analisis struktur fondasi fondasi sumuran akan dilakukan
berdasarkan nilai N-SPT yang diperoleh dari uji SPT (Standard Penetration Test).
Uji SPT adalah uji yang dilakukan dengan cara pengeboran untuk mengetahui baik
perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik
penumbukkan. Adapun data N-SPT fondasi jembatan kiri pada proyek
pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut sebagai berikut:
0 0
2 70
4 75
6 39
8 68
10 77
12 67
14 78
16 77
18 79
20 54
22 62
20
Timbunan tanah pasir hitam
NSPT = 70 1 = 17 𝑘𝑁/𝑚3
Lempung hitam
NSPT = 39 3 = 21 𝑘𝑁/𝑚3
1 1
𝐴𝑝 = 4 𝜋 𝐷2 = 𝜋 42 = 12,566 𝑚2
4
𝑁𝑆𝑃𝑇 39
𝑞𝑢 = 𝑥 400 = 30 𝑥 400 = 520 𝑘𝑁/𝑚2 = 0,52 𝑀𝑃𝑎
30
21
2. Daya Dukung Selimut (𝑄𝑠)
Apabila tanahnya berlapis, maka daya dukung selimut fondasi dihitung untuk
masing-masing lapisan. Secara umum daya dukung selimut dihitung dengan
persamaan berikut:
Qs = P × ΔL × 𝑓𝑠
Dimana:
𝑄𝑠 = Daya dukung selimut (𝑘𝑁)
P = Keliling fondasi (𝑚)
𝑓𝑠 = Gesekan selimut tiang
𝛥𝐿 = Panjang segmen (𝑚)
a. Unit friksi tiang pada lapisan timbunan tanah pasir hitam (0,00 – 2,00 𝑚)
dihitung dengan menggunakan metode Intermediate Geomaterials non
kohesif sebagai berikut :
𝐸𝑚 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐶𝑠 𝑥 𝐶𝑟 𝑥 𝑁
N60 = 0,6
𝑝 = 0,2 𝑥 𝑁60 𝑥 𝑃𝑎
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛
𝑣 = 𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
p
𝑂𝐶𝑅 = v
𝑁60
’ = 𝑡𝑎𝑛 − 1(( 𝑝 )0,34)
12,2+20,3𝑥( )
𝑃𝑎
Dimana:
𝑄𝑠 = Daya dukung selimut (𝑘𝑁)
P = Keliling fondasi (𝑚)
𝑓𝑠 = Gesekan selimut tiang
𝛥𝐿 = Panjang segmen (𝑚)
𝐸𝑚 = Hammer Efficiency
𝐶𝑏 = Koreksi diameter bor
𝐶𝑠 = Koreksi sampler
𝐶𝑟 = Koreksi panjang tali
22
𝑁 = Nilai SPT sebelum koreksi
𝑝 = Tekanan tanah pasif (𝑘𝑁/𝑚2 )
𝑁60 = NSPT terkoreksi
𝑃𝑎 = Tekanan atmosfer (100 𝑘𝑁/𝑚2 )
𝑣 = Tekanan vertikal tanah (𝑘𝑁/𝑚2 )
’ = Sudut geser dalam tanah (°)
𝑂𝐶𝑅 = Rasio overkonsolidasi
𝐾𝑜 = Koefisien tekanan tanah at-rest
23
Tabel 2.4 Borehole, Sampler, and Rood Correction Factors
𝐸𝑚 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐶𝑠 𝑥 𝐶𝑟 𝑥 𝑁
𝑁60 = 0,6
0,65 𝑥 1 𝑥 1 𝑥 1 𝑥 70
= 0,6
= 75,833
𝑝 = 0,2 𝑥 𝑁60 𝑥 𝑃𝑎
= 0,2 x 75,833x 100 = 1516,667 𝑘𝑁/𝑚2
𝑣 = (1 𝑥 ℎ1)
= 17 𝑥 2 = 34 𝑘𝑁/𝑚2
p
𝑂𝐶𝑅 = v
1516,667
= = 44,608
34
𝑁60
’ = 𝑡𝑎𝑛 − 1(( 𝑣 )0,34)
12,2+20,3𝑥( )
𝑃𝑎
75,833
= 𝑡𝑎𝑛 − 1(( 34 )0,34)
12,2+20,3𝑥( )
100
= 57,963°
𝐾𝑜 = (1 − 𝑠𝑖𝑛’) 𝑥 𝑂𝐶𝑅 𝑠𝑖𝑛’
= (1 − 𝑠𝑖𝑛(57,963)) 𝑥 44,608sin(57,963)
= 3,810
24
𝑓𝑚𝑎𝑥 = 𝑣 𝑥 𝐾𝑜 𝑥 𝑡𝑎𝑛 ’
= 34 𝑥 3,810 𝑥 𝑡𝑎𝑛(57,963)
= 207,010 𝑘𝑁/𝑚2
𝑄𝑠1 = 𝑝 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
= (𝜋 𝑥 𝐷) 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
= (𝜋 𝑥 4) 𝑥 2 𝑥 207,010
= 5202,729 𝑘𝑁
= 520,073 𝑡𝑜𝑛
b) Unit friksi tiang pada lapisan pasir kerikil tanah coklat (2,00 – 5,00 m)
dihitung dengan menggunakan metode Intermediate Geomaterials non
kohesif sebagai berikut:
𝐸𝑚 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐶𝑠 𝑥 𝐶𝑟 𝑥 𝑁
𝑁60 = 0,6
𝑝 = 0,2 𝑥 𝑁60 𝑥 𝑃𝑎
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛
𝑣 =
𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
p
𝑂𝐶𝑅 = v
𝑁60
’ = 𝑡𝑎𝑛 − 1(( 𝑣 )0,34)
12,2+20,3𝑥( )
𝑃𝑎
Dimana:
𝑄𝑠 = Daya dukung selimut (𝑘𝑁)
𝑃 = Keliling fondasi (𝑚)
𝑓𝑠 = Gesekan selimut tiang
𝛥𝐿 = Panjang segmen (𝑚)
𝐸𝑚 = Hammer Efficiency
𝐶𝑏 = Koreksi diameter bor
𝐶𝑠 = Koreksi sampler
𝐶𝑟 = Koreksi panjang tali
25
𝑁 = Nilai SPT sebelum koreksi
𝑝 = Tekanan tanah pasif (𝑘𝑁/𝑚2 )
𝑁60 = NSPT terkoreksi
𝑃𝑎 = Tekanan atmosfer (100 𝑘𝑁/𝑚2 )
𝑣 = Tekanan vertikal tanah (𝑘𝑁/𝑚2 )
’ = Sudut geser dalam tanah (°)
𝑂𝐶𝑅 = Rasio overkonsolidasi
𝐾𝑜 = Koefisien tekanan tanah at-rest
𝐸𝑚 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐶𝑠 𝑥 𝐶𝑟 𝑥 𝑁
𝑁60 = 0,6
0,65 𝑥 1 𝑥 1 𝑥 1 𝑥 75
= 0,6
= 81,25
𝑝 = 0,2 𝑥 𝑁60 𝑥 𝑃𝑎
= 0,2 𝑥 81,25 𝑥 100
= 1625 𝑘𝑁/𝑚2
0 𝑘𝑁/𝑚2
17 𝑥 2 = 34 𝑘𝑁/𝑚2
20 𝑥 3 = 60 𝑘𝑁/𝑚2
= 45,2 𝑘𝑁/𝑚2
p
𝑂𝐶𝑅 = v
26
1625
= 45,2
= 35,951
𝑁60
’ = 𝑡𝑎𝑛 − 1(( )0,34 )
12,2+20,3𝑥( 𝑣 )
𝑃𝑎
81,25
= 𝑡𝑎𝑛 − 1(( 45,2 )0,34 )
12,2+20,3𝑥( )
100
= 57,581°
𝐾𝑜 = (1 − 𝑠𝑖𝑛’) 𝑥 𝑂𝐶𝑅 𝑠𝑖𝑛’
= (1 − 𝑠𝑖𝑛 (57,581)) 𝑥 35,951𝑠𝑖𝑛(57,581)
= 3,206
𝑓𝑚𝑎𝑥 = 𝑣 𝑥 𝐾𝑜 𝑥 𝑡𝑎𝑛 ’
= 45,2 𝑥 3,206 𝑥 𝑡𝑎𝑛 (57,581)
= 228,175 𝑘𝑁/𝑚2
𝑄𝑠2 = 𝑝 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
= (𝜋 𝑥 𝐷) 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
= (𝜋 𝑥 4) 𝑥 (5 − 2) 𝑥 228,175
= 8601,981 𝑘𝑁
= 860,198 𝑡𝑜𝑛
c) Unit friksi tiang pada lapisan lempung hitam (5,00 – 6,00 𝑚) dihitung dengan
menggunakan metode Intermediate Geomaterials kohesif sebagai berikut:
𝑁𝑆𝑃𝑇
𝑞𝑢 = 𝑥400
30
𝑞𝑢
𝑓𝑠 = 𝑓𝑎 = (dinding kasar)
2
𝑄𝑠3 = 𝑝 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
Dimana:
𝑄𝑠 = Daya dukung selimut (𝑘𝑁)
𝑃 = Keliling fondasi (𝑚)
𝑓𝑠 = Gesekan selimut tiang
𝛥𝐿 = Panjang segmen (𝑚)
𝑞𝑢 = Kuat tekan bebas (𝑘𝑃𝑎)
𝑁𝑆𝑃𝑇 = nilai pembacaan SPT pada kedalaman tertentu
27
𝑁𝑆𝑃𝑇
𝑞𝑢 = 𝑥400
30
39
= 𝑥400
30
= 520 𝑘𝑁/𝑚2
𝑞𝑢
𝑓𝑎 = (dinding kasar)
2
520
= 2
= 260 𝑘𝑁/𝑚2
𝑄𝑠3 = 𝑝 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
= (𝜋 𝑥 𝐷) 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
= (𝜋 𝑥 4) 𝑥 (6 − 5) 𝑥 260
= 3267,256 𝑘𝑁
= 326,726 𝑡𝑜𝑛
Setelah diperoleh nilai 𝑄𝑝 dan 𝑄𝑠, maka nilai daya dukung ultimate untuk
fondasi kiri pada kedalaman 6 m adalah:
𝑄𝑢 = 𝑄𝑝 + 𝑄𝑠
= 1633,58 + 1706,997
= 3340,577 𝑡𝑜𝑛
Jadi, diperoleh daya dukung aksial untuk satu fondasi sumuran kiri dengan
kedalaman 6 𝑚 adalah sebesar 3340,577 𝑡𝑜𝑛, karena ada dua fondasi sumuran
maka daya dukungnya dihitung dengan rumus :
𝑄𝑢 𝑔𝑟𝑢𝑝 = 𝑄𝑢 𝑥 𝑛 𝑥 𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑟𝑢𝑝
(𝑛1−1)𝑛2+(𝑛2−1)𝑛1
𝐸𝑔 = 1 − ɵ( )
90 𝑛1𝑛2
𝐷
ɵ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( 𝑠 )
28
Dimana:
𝐸𝑔 = Efisiensi grup (%)
ɵ = arc tg d/s (°)
𝑛1 = Jumlah baris tiang arah horizontal
𝑛2 = Jumlah baris tiang arah vertikal
𝑑 = Diameter tiang (𝑚)
𝑠 = Jarat pusat ke pusat tiang (𝑚)
𝐷
ɵ = 𝑡𝑎𝑛−1(𝑑 )
4
= 𝑡𝑎𝑛−1 (5)
= 38,660°
(𝑛−1)𝑛2+(𝑛2−1)𝑛1
Effisiensi grup = 1 − ɵ ( )
90 𝑛1𝑛2
(2−1)1+(1−1)2
= 1 − 38,660 ( )
90𝑥2𝑥1
= 0,785
𝑄𝑢 𝑔𝑟𝑢𝑝 = 3340,577 𝑥 2 𝑥 0,785
= 5244,706 𝑡𝑜𝑛
29
4. Daya dukung Aksial Izin (𝑄𝑎𝑙𝑙 )
Perhitungan daya dukung aksial izin bored pile untuk satu titik adalah sebagai
berikut:
𝑄𝑢 𝑔𝑟𝑢𝑝
𝑄𝑎𝑙𝑙 =
𝐹𝑆
dimana:
𝑄𝑎𝑙𝑙 = Daya dukung ijin (𝑘𝑁)
𝑄𝑢 𝑔𝑟𝑢𝑝 = Daya dukung ultimate grup (𝑘𝑁)
𝐹𝑆 = Safety factor = 2
𝑄𝑢 𝑔𝑟𝑢𝑝
𝑄𝑎𝑙𝑙 =
𝐹𝑆
5244,706
= 2
= 2622,353 𝑡𝑜𝑛
0 0
2 4
4 70
6 73
8 80
10 35
12 57
30
14 69
16 69
18 79
20 77
Lempung hitam
𝑁𝑆𝑃𝑇 = 4 1 = 15 𝑘𝑁/𝑚3
𝑄𝑝 = 𝐴𝑝 𝑞𝑝
𝑃𝑎
𝑞𝑚𝑎𝑥 = 0,59(N60 ( v ))0,8 x 𝑣
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛
𝑣 = 𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
31
𝑞𝑝 = Unit tahanan ujung
0 𝑘𝑁/𝑚2
15 𝑥 2 = 30 𝑘𝑁/𝑚2
= 94,01 𝑁/𝑚2
𝑣 3 = (½ x (((1 x h1) + (2 x h2)) + ((1 x h1) + (2 x h2) +
= 48,738 𝑘𝑁/𝑚2
1 1
𝐴𝑝 = 4 𝜋 𝐷2 = 𝜋 42 = 12,566 𝑚2
4
𝑃𝑎
𝑞𝑚𝑎𝑥 = 0,59(N60 ( v ))0,8 x 𝑣
32
100
= 0,59 (79,083( ))0,8 x 48,738
48,738
= 1686,134 𝑘𝑁/𝑚2
1,27
𝑞𝑝 = 𝑞𝑚𝑎𝑥. 𝑟 = 𝐵 𝑥 𝑞𝑚𝑎𝑥
𝑏 (𝑚)
1,27
𝑞𝑝 = 𝑞𝑚𝑎𝑥. 𝑟 = 𝑥 1686,134
4
= 535,348 𝑘𝑁/𝑚2
𝑄𝑝 = 𝐴𝑝 𝑞𝑝 = 12,566 𝑥 535,348 = 6727,177 𝑘𝑁 = 672,718 𝑡𝑜𝑛
= 6727,177 𝑘𝑁
= 672,718 𝑡𝑜𝑛
𝑄𝑠1 = 𝑝 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
Dimana:
𝑄𝑠 = Daya dukung selimut (𝑘𝑁)
𝑃 = Keliling fondasi (𝑚)
𝑓𝑠 = Gesekan selimut tiang
𝛼 = factor adhesi
𝑞𝑢 = Kuat tekan bebas (𝑘𝑃𝑎)
𝐶𝑢 = Kuat geser undrained (𝑡𝑜𝑛/𝑚2 )
33
Untuk nilai 𝑁𝑆𝑃𝑇 = 4, maka didapat nilai 𝑞𝑢 sebesar 50 𝑘𝑃𝑎 seperti terlihat
pada Tabel 2.6
Tabel 2.6 Korelasi antara qu – NSPT (Terzaghi & Peck 1967)
𝑞𝑢
𝐶𝑢 = 2
50
= = 25 𝑘𝑃𝑎
2
= 2,5 𝑡𝑜𝑛/𝑚2
Untuk mencari nilai faktor adhesi, dilihat dari grafik korelasi antara 𝐶𝑢 dengan
𝛼 seperti pada Gambar 2.17
34
= 628,319 𝑘𝑁
= 62,832 𝑡𝑜𝑛
b) Unit friksi tiang pada lapisan lempung pasir coklat (2,00 – 4,00 m)
dihitung dengan menggunakan metode Intermediate Geomaterials
kohesif sebagai berikut:
𝑁𝑆𝑃𝑇
𝑞𝑢 = 𝑥400
30
𝑞𝑢
𝑓𝑠 = 𝑓𝑎 = (dinding kasar)
2
𝑄𝑠2 = 𝑝 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
Dimana:
𝑄𝑠 = Daya dukung selimut (𝑘𝑁)
P = Keliling fondasi (𝑚)
𝑓𝑠 = Gesekan selimut tiang
ΔL = Panjang segmen (𝑚)
𝑞𝑢 = Kuat tekan bebas (𝑘𝑃𝑎)
𝑁𝑆𝑃𝑇 = nilai pembacaan SPT pada kedalaman tertentu
𝑁𝑆𝑃𝑇
𝑞𝑢 = 𝑥400
30
70
= 𝑥400
30
= 933,333 𝑘𝑁/𝑚2
𝑞𝑢
𝑓𝑎 = (dinding kasar)
2
933,333
= 2
= 466,667 𝑘𝑁/𝑚2
𝑄𝑠2 = 𝑝 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
= (𝜋 𝑥 4) 𝑥 2 𝑥 466,667
= 11728,621 𝑘𝑁
= 1172,862 𝑡𝑜𝑛
35
c) Unit friksi tiang pada lapisan pasir gravel bulder lempung abu - abu
(4,00 – 6,00 𝑚) dihitung dengan menggunakan metode Intermediate
Geomaterials non kohesif sebagai berikut:
𝐸𝑚 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐶𝑠 𝑥 𝐶𝑟 𝑥 𝑁
𝑁60 = 0,6
𝑝 = 0,2 𝑥 𝑁60 𝑥 𝑃𝑎
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑖𝑏𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛
𝑣 = 𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
p
𝑂𝐶𝑅 = v
𝑁60
’ = 𝑡𝑎𝑛−1 (( v )0,34)
12,2+20,3𝑥( )
Pa
𝐸𝑚 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐶𝑠 𝑥 𝐶𝑟 𝑥 𝑁
𝑁60 = 0,6
36
0,65 𝑥 1 𝑥 1 𝑥 1 𝑥 70
= 0,6
= 75,833
𝑝 = 0,2 𝑥 𝑁60 𝑥 𝑃𝑎
= 0,2 𝑥 75,833 𝑥 100
= 1516,66 𝑘𝑁/𝑚2
𝑣 1 = (½ x (1 x h1)x h1)
= (½ x (15 x 2)x 2)
= 30 𝑘𝑁/𝑚2
= 94,01 𝑘𝑁/𝑚2
𝑣 3 = (½ x (((1 x h1) + (2 x h2)) + ((1 x h1) + (2 x h2) +
(3 x h3)))x h3)
= (½ x (((15 x 2) + (17,005 x 2)) + ((15 x 2) + (17,005 x 2) +
(20,20 x 2)))x 2)
= 168,42 𝑘𝑁/𝑚2
v1 + v2 + v3
𝑣 = ℎ𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
30 + 94,01 + 168,42
= 2+2+2
= 48,738 𝑘𝑁/𝑚2
p
𝑂𝐶𝑅 = v
1516,66
= 48,738
= 40,927
𝑁60
’ = 𝑡𝑎𝑛−1 (( v )0,34)
12,2+20,3𝑥( )
Pa
75,833
= 𝑡𝑎𝑛−1 (( 48,738 )0,34)
12,2+20,3𝑥( )
100
= 56,675°
Ko = (1 − 𝑠𝑖𝑛’) 𝑥 𝑂𝐶𝑅 𝑠𝑖𝑛’
= (1 − sin(56,675))𝑥 40,927sin(56,675)
= 3,655
37
𝑓𝑚𝑎𝑥 = 𝑣 𝑥 𝐾𝑜 𝑥 𝑡𝑎𝑛 ’
= 48,738 𝑥 3,655 𝑥 𝑡𝑎𝑛(56,675)
= 270,957 𝑘𝑁/𝑚2
𝑄𝑠3 = 𝑝 𝑥 ∆𝐿 𝑥 𝑓𝑠
= (𝜋 𝑥 4) 𝑥 2 𝑥 270,957
= 6809,892 𝑘𝑁
= 680,989 𝑡𝑜𝑛
Jadi daya dukung selimut total adalah :
𝑄𝑠𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑄𝑠1 + 𝑄𝑠2 + 𝑄𝑠3
= 62,832 + 1172,862 + 680,989
= 1916,683 𝑡𝑜𝑛
Dimana:
𝐸𝑔 = Efisiensi grup (%)
ɵ = arc tg d/s (°)
𝑛1 = Jumlah baris tiang arah horizontal
𝑛2 = Jumlah baris tiang arah vertikal
𝑑 = Diameter tiang (𝑚)
𝑠 = Jarat pusat ke pusat tiang (𝑚)
38
𝐷
ɵ = 𝑡𝑎𝑛−1 (𝑑 )
4
= 𝑡𝑎𝑛−1 (5)
= 38,660°
(𝑛−1)𝑛2+(𝑛2−1)𝑛1
𝐸𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑟𝑢𝑝 = 1 − ɵ ( )
90 𝑛1𝑛2
(2−1)1+(1−1)2
= 1 − 38,660 ( )
90𝑥2𝑥1
= 0,785
𝑄𝑢 𝑔𝑟𝑢𝑝 = 2589,401 𝑥 2 𝑥 0,785
= 4065,360 𝑡𝑜𝑛
Dimana:
𝑄𝑎𝑙𝑙 = Daya dukung ijin (𝑘𝑁)
𝑄𝑢 𝑔𝑟𝑢𝑝 = Daya dukung ultimate grup (𝑘𝑁)
𝐹𝑆 = Safety factor = 2
𝑄𝑢 𝑔𝑟𝑢𝑝
𝑄𝑎𝑙𝑙 =
𝐹𝑆
4065,360
= 2
= 2032,680 𝑡𝑜𝑛
Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan nilai daya dukung fondasi
sumuran kiri dan kanan sebesar 2622,353 𝑡𝑜𝑛 dan 2032,680 𝑡𝑜𝑛, lebih besar dari
struktur atas/jembatan yang sebsear 1819,763 𝑡𝑜𝑛. Sehingga fondasi sumuran
Jembatan Cimanuk Maktal dapat memikul beban struktur atas/jembatan yang
terjadi.
39
BAB III
KAJIAN MANAJEMEN PROYEK
40
3. Tepat biaya sesuai dengan rencana.
4. Tidak adanya masalah sosial dengan masyarkat sekitar.
5. Tercapainya K3 dengan baik.
41
4. Pengadaan Langsung
Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa
melalui pelelangan.
5. Sayembara
Metode pemilihan penyedia jasa yang memperlombakan gagasan orisinal,
kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biaya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan Harga Satuan.
Untuk proyek pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut terdapat dua
jasa konsultan yang ikut berpartisipasi dalam proyek tersebut. Jasa konsultan itu
adalah Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas. Proses pengadaan konsultan
perencana maupun konsultan pengawas mengunakan metode Seleksi Sederhana.
Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan pemilihan penyedia jasa konsultasi
yang nilainya tidak lebih tinggi dari Rp200.000.000,00. Pemenang resmi untuk
konsultan perencana yaitu PT. Arenco Binatama Serta yang terpilih untuk
konsultan pengawas yaitu PT. Alocita Mandiri, dimana nilai kontrak Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas tersebut sebesar Rp120.000.000,00 dan
Rp192.060.000,00.
42
mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang
kompleks.
c) Pelelangan Langsung
Pemilihan langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan
konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
2. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung adalah proses pengadaan barang dan jasa tanpa
melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan cara
membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar yang tercatat dalam Daftar
Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha. DRM sesuai dengan
ruang lingkupnya dan kualifikasi kemampuan sesuai proyek yang akan
dilaksanakan. Upaya perbandingan dilakukan melalui negosiasi, baik dari segi
teknis maupun harga sehingga diperoleh harga sesuai teknis yang dapat
dipertanggungjawabkan. Sistem ini dilakukan pada proyek milik swasta dimana
pemilik proyek langsung menunjukan menunjuk kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan, tanpa proses tender karena berdasarkan hubungan
baik atau kepercayaan antara pemilik proyek dengan kontraktor. Pada proyek
milik pemerintah, sistem penunjukan ini telah diatur dalam Perpres No.04
Tahun 2015 yang antara lain mengatur bahwa pelaksanaan pemborongan yang
nilainya paling tinggi Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
3. Swakelola
Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan
awasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri dan upah
borongan tenaga. Pemilik proyek bertidak sekaligus sebagai perencana dan
pelaksana poyek. Pemlik proyek mempunyai staf berkemampuan untuk
melaksanakan proyek tersebut. Pekerjaan yang dapat dilakukan sengan
swakelola adalah :
a. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat , lokasi atau
pembiayaannya tidak dapat dilakukan dengan cara pelelangan, pemilihan
langsung atau penunjukan langsung.
43
b. Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung terlebih dahulu
sehingga, apabila dilaksanakan akan beresiko yang besar.
c. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau
penyuluhan.
d. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus
untuk pengembangan teknologi atau metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
e. Pekerjaan khusus yang besifat pemrosesan data, perumusan kebijakan
pemerintah, pengujian dilaboratorium, pengembangan sistem tertentu
dan penelitian oleh perguruan tinggi atau lembaga ilmiah pemerintah.
4. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung adalah proses pengadaan barang/jasa konstruksi tanpa
melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas namun, hanya proyek yang
bersifat tanggap bencana.
Untuk proyek pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal terdapat jasa
kontraktor yang ikut berpartisipasi dalam proyek tersebut. Untuk menunjuk jasa
dari perusahaan kontraktor mana yang ikut berpartisipasi dalam proyek ini, maka
dilakukanlah proses pengadaan jasa kontraktor dengan sistem Pelelangan Umum
Elektronik (LPSE). Dalam pelelangan ini dari 111 peserta, PT. Era Tata Buana yang
terpilih sebagai pemenangnya.
44
Gambar 3.1 Skema Koordinasi Proyek
Keterangan :
Hubungan kontraktual
Hubungan fungsional
45
c. Memilih konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor
pelaksana dan dapat menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila
dalam pelaksanaannya ada penyimpangan atau tidak sesuai spesifikasi
d. Mengurus daln menyelesaikan perijinan serta persyaratan yang harus
dipenuhi oleh pihak-pihak terkait dalam pembangunan proyek tersebut
e. Memberi keputusan akhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek
f. Mengesahkan dokumen kontrak pembangunan proyek serta
menandatangani surat perjanjian kerja dengan kontraktor
3.3.2 Kontraktor/Pelaksana
Kontraktor adalah badan usaha atau perorangan yang bergerak dibidang jasa
konstruksi yang diberi tugas oleh pemilik proyek berdasarkan hasil penunjukan
langsung oleh pihak pemilik proyek. Kontraktor pada proyek ini PT. Era Tata
Buana memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam kontrak perjanjian
b. Memberi laporan kemajuan proyek yang meliputi laporan harian, mingguan
dan bulanan kepada pemilik proyek
c. Menyediakan tenaga kerja yang telah ditentukan dengan memperhatikan
waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerja
d. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi
e. Melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal (time schedule) yang telah
disepakati
f. Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerja terhadap kehilangan
dan kerusakan samapai saatnya penyerahan pekerjaan
g. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri atas kerusakan jalan
yang ditimbulkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan
bahan proyek
h. Menyerahkan laporan hasil pekerjaan rutin pada pengawas yang
diantaranya berisikan pelaksaan pekerjaan, prestasi pekerjaan yang dicapai,
jumlah tenaga kerja yang digunakan, jumlah bahan yang digunakan dan
lain-lain
46
i. Kontraktor mempunyai hak meminta kepada pemilik proyek tambahan
waktu dari target penyelesaian pekerjaan yang disepakati dengan alasan
yang logis
j. Menanggung semua kerugian yang berasal dari kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaan serta wajib menyediakan jaminan keselamatan
k. Menyerahkan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan.
Dalam suatu manajemen proyek, kontraktor pelaksana perlu membentuk
sebuah struktur organisasi internal kontraktor untuk membagi tanggung jawab
pekerjaan ke bagian bagian yang lebih terperinci. Berikut struktur organisasi
internal kontraktor pelaksana:
47
a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
proyek
b. Membuat gambar kerja pelaksanaan
c. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan sebagai pedoman
pelaksanaan
d. Membuat rencana anggaran biaya
e. Memproyesikan keinginan pemilik proyek ke dalam desain konstruksi
f. Melakukan perubahan desain apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan
dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud
g. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi
48
g. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (Site
Instruction)
h. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai
dengan kontrak kerja
49
keuntungan, PPN (pajak pertambahan nilai) sebesar 10%, kemungkinan
kenaikan harga bangunan dan upah buruh.
b. Kontrak Jadwal Harga Satuan (Schedule of Rates Contract)
Volume pekerjaan pada sistem kontrak ini tidak mengikat, tetapi terikat
pada harga satuan pekerjaan dan material yang diajukan. Pembayaran
berdasarkan volume pekerjaan yang diselesaikan dilapangan kemudian
dicatat dalam laporan harian, mingguan dan bulanan. Kemudian biaya
hasil pekerjaan dibayar berdasarkan hasil laporan kemajuan proyek.
c. Kontrak Harga Satuan (Unit Price)
Kontrak harga satuan adalah kontrak jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu. Volume pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan
Penyedia Jasa.
2. Kontrak Berdasarkan Harga Tidak Tetap
Beberapa kontrak harga tidak tetap adalah :
a. Kontrak Berdasar Biaya ditambah Jasa (cost + fee)
Jenis kontrak ini mewajibkan pemberi tugas membayar biaya nyata
yang dikeluarkan kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan ditambah
biaya atas jasa kontraktor. Kontrak jenis ini dibedakan atas cara
menetapkan besarnya biaya atas jasa yang diberikan kontraktor, yaitu :
a) Biaya atas jasa (fee) yang ditetapkan terlebih dahulu pada suatu
jumlah yang tetap.
b) Biaya atas jasa yang besarnya berdasarkan persentase biaya nyata
dikeluarkan oleh kontraktor.
c) Biaya atas jasa yang ditetapkan berdasarkan suatu yang disepakati
oleh pemberi tugas dan kontraktor.
Adapun jenis kontrak yang digunakan dalam proyek pembangunan
Jembatan Cimanuk Maktal adalah kontrak Unit Price. Merupakan suatu sistem
perjanjian yang mengatur pelaksanaan berdasarkan volume pekerjaan yang telah
dilaksanakan kontraktor dengan rentang waktu dan spesifikasi tertentu.
50
Penggunaan jenis kontrak ini didasarkan pada volume pekerjaan yang dapat
berubah sesuai kondisi lapang, apabila terjadi volume tambahan tidak langsung
melakukan perubahan nilai kontrak tetapi mengutamakan efisiensi pada pekerjaan
lain untuk menutupi kekurangan pada volume pekerjaan tambahan yang tidak ada
dalam kontrak awal agar kembali menjadi nilai kontrak awal.
51
BAB IV
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI DI LAPANGAN
52
b) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong)
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
c) Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal
ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang
paling bawah, akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum
digunakan sebagai bahan bangunan.
d) Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi
mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan semen secara
teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.
e) Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukup ventilasinya.
f) Sebaiknya tumpukan tidak bersentuhan langsung dengan lantai.
2. Agregat
53
3. Air
4. Kawat Bendrat
54
5. Batu Kali Belah
6. Baja Tulangan
55
• baja tulangan U 24 = (𝜎𝑎 = 2400 𝑘𝑔/𝑐𝑚2)
• baja tulangan U 32 = (𝜎𝑎 = 3200 𝑘𝑔/𝑐𝑚2)
7. Concrete Mixer
8. Beton Decking
56
4.2 Peralatan yang Digunakan
Peralatan-peralatan yang digunakan pada pembangunan Jembatan
Comanuk Maktal adalah sebagai berikut:
1. Excavator
57
untuk mengangkut campuran beton curah siap pakai (Ready mix concrete) dari
Batching Plant (Pabrik Olahan Beton) ke lokasi pengecoran.
Biasanya Truk Mixer Pengangkut Beton Cor atau Truk Molen ini
didalamnya diisi dengan bahan material kering dan air yang proses pengadukan
(pencampuran) bahan material tersebut terjadi selama waktu transportasi ke
lokasi pengecoran. Untuk mempertahankan stabilitas kekentalan.
3. Pompa Air
4. Vibrator
58
bekisting, dimana hal ini ditujukan untuk mengeluarkan kandungan udara yang
terjebak dalam air campuran beton sehingga dengan getaran yang dihasilkan
oleh vibrator maka beton akan mengeluarkan gelembung udara dari beton
sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan
juga untuk menghindari adanya keropos atau sarang labah pada beton.
Beton vibrator terdiri dari tiga bagian utama :
• Mesin sebagai alat penghasil getaran
• Selang penghantar
• Kepala Vibrator, terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol,
alat yang direndam dalam beton
5. Theodolite
59
6. Dump Truck
60
Cara kerja dari alat ini yaitu baja yang akan dipotong dimasukkan ke
dalam gigi bar cutter, kemudian pedal pengendali dipijak, dan dalam hitungan
detik baja tulangan akan terpotong.
9. Concrete Mixer
61
Concrete mixer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk campuran
beton yang berisi air, semen, dan agregat.
62
4) Pekerjaan galian dilaksanankan dengan menggunakan alat Excavator
dimulai pada elevasi terendah terlebih dulu dan kemudian hasil galian
dimuat ke atas Dump Truck.
5) Hasil galian buang keluar lokasi kerja sesuai petunjuk Direksi
6) Setelah pekerjaan selesai, pengukuran bersama hasil pekerjaan dilakukan
dengan Direksi Pekerjaan dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara
pemeriksaan pekerjaan sebagai dasar untuk menjadikan hasil pekerjaan
pada prestasi pekerjaan.
63
1. Baja tulangan serta kawat pengikat seluruhnya diterima dilokasi pekerjaan
2. Baja tulangan dipotong dan dibengkokan sesuai dengan ukuran - ukuran
yang diperlukan pada gambar rencana
3. Baja tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar rencana dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat beton.
4. Pengecekan dan perapihan perapihan terhadap kekuatan ikatan kawat
5. Baja tulangan yang sudah dipasang/disusun sesuai rencana dimasukan
kedalam galian struktur fondasi sumuran.
64
6. Campuran beton dicor-kan ke dalam cetakan sumuran yang sebelumnya
telah dipasang batu belah.
65
A. Pekerjaan Pembesian Baja Tulangan BJ 32 Ulir & BJ 24 Polos
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk keperluan pembesian / Tulangan praktis
pada pembesian pembuatan Konstruksi Abutment dan sayap atau sesuai pada
gambar rencana. atau petunjuk dan perintah Direksi Pekerjaan
Pelaksanaan Pekerjaan sebagai berikut :
1. Baja tulangan serta kawat pengikat seluruhnya diterima dilokasi pekerjaan
2. Baja tulangan dipotong dan dibengkokan sesuai dengan ukuran - ukuran
yang diperlukan pada gambar rencana
3. Baja tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar rencana dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat beton.
4. Pengecekan dan perapihan perapihan terhadap kekuatan ikatan kawat
66
4. Setelah semua memenuhi syarat, konsultan baru boleh mengeluarkan
surat izin cor. Apabila salah satu syarat belum terpenuhi, konsultan dapat
menunda pengeluaran surat izin cor sampai kekurangan tersebut
diselesaikan oleh kontraktor.
67
Gambar 4.23 Pengecoran Abutment
68
3. Setelah pasangan batu selesai dikerjakan, sejumlah pekerja
mengerjakan finishing dengan plesteran dibagian atas pasangan
batu/topi pasangan dan celah antara batu disiar dengan menggunakan
pasta semen lalu dirapihkan.
69
BAB V
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
70
yang dinyatakan dengan satu nilai slump. Nilai slump meningkat sebanding
dengan nilai kadar air campuran beton.
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
a. Kerucut Abrams
Alat uji harus berupa sebuah cetakan yang terbuat dari bahan logam yang
tidak lengket dan tidak bereaksi dengan pasta semen. Permukaan dasar dan
permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar satu dengan yang lain
serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut. Cetakan harus dilengkapi dengan
bagian injakan kaki dan untuk pegangan. bagian dalam dari cetakan relatif
harus licin dan halus, bebas dari lekukan, deformasi, atau mortar yang
melekat. Cetakan harus dipasang secara kokoh di atas pelat dasar yang
tidak menyerap air.
b. Batang penusuk
Batang penusuk harus merupakan suatu batang baja yang lurus.
c. Pelat dasar
Pelat dasar tidak boleh menyerap air. Pelat dasar juga harus cukup luas agar
dapat menampung adukan beton setelah mengalami slump.
d. Sendok adukan
Sendok adukan berfungsi untuk memasukkan beton ready mix ke dalam
kerucut abram.
e. Pita ukur
Pita ukur berfungsi untuk mengukur hasil uji slump.
71
Gambar 5.1 Kerucut Abram, Pelat Dasar, dan Sendok Adukan
72
Adapun tahapan pelaksanaan uji slump sebagai berikut:
1) Meletakkan cetakan di atas pelat dasar. Cetakan harus ditahan secara kokoh
di tempat selama pengisian, oleh operator yang berdiri di atas bagian
injakan. Kemudian mengisi cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis sekira
sepertiga dari volume cetakan.
2) Memadatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang
pemadat. Melakukan penusukan secara merata di atas permukaan setiap
lapisan. Menghindari batang penusuk mengenai pelat dasar cetakan.
Memadatkan lapisan kedua dan lapisan atas seluruhnya hingga
kedalamannya, sehingga penusukan menembus batas lapisan di bawahnya.
3) Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas
cetakan sebelum pemadatan dimulai. Bila pemadatan menghasilkan beton
turun dibawah ujung atas cetakan, tambahkan adukan beton untuk tetap
menjaga adanya kelebihan beton pada bagian atas dari cetakan. Setelah
lapisan atas selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton pada bagian atas
cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya.
Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah
vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam
waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan seluruh
pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa
gangguan, dalam waktu tidak lebih dari 2 ½ menit.
4) Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera
slump dengan menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan
dan bagian pusat permukaan atas beton. Bila terjadi keruntuhan atau
keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton, abaikan
pengujian tersebut dan buat pengujian baru dengan porsi lain dari contoh.
73
Gambar 5.4 Pengujian Slump Pada Beton Ready Mix
74
Gambar 5.5 Pengambilan Sampel Benda Uji di Lapangan
75
5.3 Pengendalian Mutu Peralatan
Pengendalian mutu peralatan adalah bagian terpenting dari pelaksanaan
pekerjaan suatu proyek, kerusakan pada alat dapat mengakibatkan tertundanya
pekerjaan. Pengelolaan peralatan selain ditujukan untuk mendapatkan efisiensi juga
untuk menunjang produktivitas kemajuan pekerjaan. Pengendalian peralatan yang
dilakukan pada proyek pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut dilakukan
secara berkala. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan dan uji coba untuk
memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proyek dapat berfungsi
dengan baik. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan sedang
dikerjakan dan setelah instalasi selesai. Contoh pengendalian peralatan yang
dilakukan pada proyek ini adalah alat-alat yang sudah dipakai seperti mesin potong
besi, palu, pompa air dan lain-lain disimpan kembali pada gudang yang sudah
dipersiapkan.
76
a. Kurva S aktual berada di bawah kurva S rencana, artinya progress kerja di
lapangan tidak memenuhi target atau biaya yang dikeluarkan lebih sedikit
dari target atau rencana.
b. Kurva S aktual berada di atas kurva S rencana, artinya progress kerja di
lapangan memenuhi target bahkan lebih cepat dari target yang sudah
direncanakan atau biaya yang dikeluarkan lebih banyak dari target atau
rencana.
c. Kurva S aktual berhimpit dengan kurva S rencana, artinya progress yang
dicapai di lapangan sesuai dengan target rencana atau biaya yang
dikeluarkan sesuai dengan target atau rencana.
Pada proyek pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut kurva S yang
diberikan dari kontraktor hanya kurva S rencana namun kontraktor
menginformasikan pada tanggal 27 Agustus progress pekerjaan telah mencapai
59,342% sementara jika dilihat dari progress yang direncanakan per tanggal 26-31
Agustus 2018 berdasarkan kurva S rencana yaitu sebesar 61,86%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa progress yang telah berjalan mengalami keterlambatan dari
target yang direncanakan. Pengendalian dan pengawasan terhadap waktu
pelaksanaan dapat dilihat dan diawasi dengan jadwal kerja yang telah ditentukan
dalam kurva S rencana pada Gambar 5.6
77
Bulan
Nomor Perkiraan
Bobot 1 2 3 4 5 6
Uraian Pekerjaan Sat Ket
%
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
Divisi Kuantitas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Divisi 1. UMUM
1.2 Mobilisasi LS 1.00 0.36 0.12 0.12 0.12
1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS 1.00 0.44 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
1.18 (1) Relokasi Utilitas PLN, Telkom, PDAM dsb LS 1.00 0.61 0.15 0.15 0.15 0.15
1.8 (1) Penebangan Pohon dan Reboisasi LS 1.00 0.35 0.18 0.18
1.22 Kisdam, Bongkaran dan Buangan Hasil Bongkaran LS 1.00 0.61 0.15 0.15 0.15 0.15
Divisi 2. DRAINASE
2.1(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 957.90 0.76 0.19 0.19 0.19 0.19
2.2(1) Pasangan Batu dengan Mortar M3 188.46 2.00 1.00 1.00
2.3(8) (d) Gorong-gorong Pipa Beton Tanpa Tulangan diameter dalamM1
80 cm 10.00 0.02 0.01 0.01
2.3(8) (f) Penyediaan dan Pemasangan precast box culvert 800 x 800 M1
mm 45.00 1.58 1.58
Divisi 3. PEKERJAAN TANAH
3.1(1a) Galian Biasa M3 2,702.30 1.58 0.39 0.39 0.39 0.39
3.2 (2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian M3 1,846.25 3.64 1.82 1.82
Divisi 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
Divisi 5. PERKERASAN BERBUTIR
5.1.1 Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 210.58 1.13 0.56 0.56
5.1.2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 315.86 1.61 0.80 0.80
Divisi 6. PERKERASAN ASPAL
Divisi 7. STRUKTUR
7.1 (5) c Beton K - 350 Ready mix M3 103.53 1.86 1.86
7.1 (6) Beton mutu sedang fc' 25 Mpa (K - 300) M3 652.39 11.92 2.98 2.98 2.98 2.98
7.1 (7) a Beton mutu sedang fc' 20 MPa (K - 250) M3 168.91 3.03 1.51 1.51
7.1 (8) Beton mutu rendah fc' 15 MPa (K - 175) M3 29.66 0.44 0.44
7.1 (9) Beton Siklop fc' 15 MPa (K - 175) M3 159.71 1.96 0.98 0.98
7.1 (11) Acuan untuk Beton M2 2,960.72 4.07 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81
7.2 (1b) Peny. dan Pemas. Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 Bentang 40Buah
meter 4.00 24.19 12.09 12.09
7.3 (1) Baja Tulangan U24 Polos Kg 5,534.65 1.33 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22 0.22
7.3 (3) Baja Tulangan U32 Ulir Kg 86,181.81 21.45 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95 1.95
7.9 (1) Pasangan Batu M3 1,018.20 11.42 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14 1.14
7.11 (6) Expantion Joint M1 14.00 0.37 0.37
7.12 (2) Perletakan Elastomerik Buah 8.00 0.16 0.08 0.08
7.13 (1) Sandaran (Railling) Bangunan Atas dan Jalan Pendekat
- Pas. Dinding Roster Beton dan Pengecatan M2 577.00 1.52 1.52
7.14 (1) Papan Nama Jembatan Buah 2.00 0.03 0.03
7.17.1 Kerb Pracetak Jenis 1 ( Peninggi/Mountable) M1 81.60 0.18 0.18
7.17.2 Perkerasan pada Trotoar dan Median M1 81.60 1.39 1.39
Divisi 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
Divisi 9. PEKERJAAN HARIAN
Divisi 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
Jumlah Nilai Pekerjaan 100.00
Kemajuan Pekerjaan Mingguan 0.29 0.69 0.74 2.50 3.64 1.00 1.97 4.73 7.72 9.29 5.58 1.56 1.97 4.34 7.33 8.54 1.96 0.58 12.19 12.19 0.83 3.48 6.76 0.14 180
Kemajuan Pekerjaan Komulatif 0.29 0.98 1.72 4.21 7.85 8.85 10.82 15.55 23.27 32.55 38.13 39.69 41.66 46.00 53.32 61.86 63.83 64.41 76.60 88.79 89.63 93.10 99.86 100.00 HK
Gambar 5.6 Kurva S
78
5.5 Laporan Proyek
Laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek diperlukan dari awal hingga akhir
pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan
tersebut. Laporan kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, mingguan, dan bulanan.
Dalam laporan harian tercantum semua peristiwa yang berhubungan dengan
pekerjaan pada hari tersebut. Laporan ini dibuat oleh pelaksana yang kemudian diperiksa
dan disetujui oleh konsultan pengawas kemudian diberikan kepada owner. Hal-hal yang
dicatat meliputi:
1. Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut.
2. Jumlah tenaga kerja pada hari tersebut.
3. Pemasukan material dan peralatan.
4. Pemakaian material dan peralatan.
5. Lama pelaksanaan kegiatan.
6. Keadaan cuaca.
7. Catatan teknis.
Laporan harian tersebut dirangkum di dalam laporan mingguan oleh pengawas. Laporan
mingguan berisi tentang :
1. Prestasi kerja minggu tersebut.
2. Catatan teknis.
3. Kesulitan teknis.
4. Biaya yang dikeluarkan selama satu minggu.
5. Kemajuan hasil kerja.
6. Uraian kegiatan.
Laporan mingguan tersebut dirangkum di dalam laporan bulanan oleh pengawas. Laporan
bulanan berisi tentang :
1. Prestasi kerja bulan tersebut.
2. Catatan teknis
3. Kesulitan teknis.
4. Biaya yang dikeluarkan selama satu bulan.
5. Kemajuan hasil kerja.
6. Uraian kegiatan.
79
Pada proyek pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut, laporan dibuat
setiap minggu yang kemudian diberikan kepada owner.
80
berwarna orange yang akan menyala pada saat gelap sehingga pekerja akan tetap
terlihat mencolok baik dalam kondisi terang maupun gelap.
3. Sarung Tangan Safety
Sarung tangan safety berguna untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam.
Jika tidak menggunakan sarung tangan safety saat mengangkat barang berbahaya
yang tajam, kasar, atau bergerigi dapat menyebabkan goresan pada tangan yang
kemudian dapat berdarah. Selain itu apabila kita mengangkat benda yang
permukaannya licin tanpa menggunakan sarung tangan safety, barang tersebut dapat
jatuh dan menimpa kaki.
4. Sepatu Safety
Sepatu Safety berguna untuk melindungi kaki dari benda tajam dan berbahaya,
mencegah kecelakaan kerja yang fatal, melindungi kaki dari benda panas, dan
melindungi kaki dari cairan kimia berbahaya. Sepatu safety dapat mengurangi
resiko kecelakaan kerja fatal seperti kejatuhan benda-benda berat. Sepatu safety
memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menahan beban, hingga resiko patah
tulang ataupun masalah lain yang dapat diminimalisir. Di bagian atas dan samping
sepatu safety tidak hanya terbuat dari bahan kulit, namun terdapat bahan metan yang
tebal. Dengan hal tersebut, sepatu safety ini dapat melindungi kaki dari benda-benda
yang panas. Sepatu safety juga terbuat dari bahan karet yang didesain sedemikian
rupa sehingga dapat diandalkan pada permukaan licin.
81
5.7 Masalah dan Solusi pada Proyek
Salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah keterlambatan penyelesaian
suatu pekerjaan pada proyek. Keberhasilan proyek konstruksi ini dapat diukur melalui
dua hal yaitu keuntungan yang didapat serta ketepatan waktu penyelesaian. Disini kita
dapat mengetahui faktor penyebab keterlambatan dan solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi keterlambatan, serta nantinya dapat diketahui faktor penyebab keterlambatan
dan solusi yang dapat dilakukan. Adapun beberapa masalah serta solusi yang dilakukan
oleh pihak kontraktor pada proyek pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut
sebagai berikut:
1. Kerusakan alat
Kerusakan alat ini terjadi saat pekerjaan sudah berjalan yang didasari kurangnya
komunikasi dan persiapan yang dilaksanakan. Solusi yang dilakukan oleh pihak
kontraktor adalah melakukan survei ke workshop subkontraktor, sehingga dapat
mengetahui kesiapan alat.
2. Cuaca
Tidak dapat dipungkiri kondisi cuaca bisa menjadi masalah pada suatu pekerjaan.
Salah satunya ialah curah hujan yang tinggi dapat mengganggu pekerjaan
pengecoran. Solusinya adalah menggunakan plastik cor sehingga pengecoran bisa
dilanjutkan dan dapat mencapai target yang direncanakan.
3. Kepedulian para pekerja terhadap K3
Masih ada beberapa pekerja yang kurang memperhatikan APD. Oleh karena itu
solusi yang dilakukan adalah melaksanakan safety talk pada setiap minggunya
sehingga dapat mengingatkan dan meningkatkan kepedulian atas pentingnya K3
dalam bekerja.
82
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis perhitungan berat jembatan ini meliputi berat sendiri, beban
mati tanbahan, beban lalu lintas, gaya rem, beban angin, dan berat abutment.
• Berat Sendiri (𝑄𝑀𝑆 ) = 142,737 𝑘𝑁/𝑚
• Beban Mati Tambahan (𝑄𝑀𝐴 ) = 14,493 𝑘𝑁/𝑚
• Beban lalu lintas (𝑄𝑇𝐷 ) = 57,318 𝑘𝑁/𝑚
• Gaya Rem (𝑃𝑇𝐵) = 176,688 𝑘𝑁
• Beban Angin (𝑄𝐸𝑊 ) = 1,008 𝑘𝑁/𝑚
• Beban Lalu Lintas Terpusat (𝑃𝑇𝐷) = 503,424 𝑘𝑁
• Beban Truk (𝑃𝑇𝑇) = 1325 𝑘𝑁
• Berat abutment (𝑊𝑎) = 12046,891 𝑘𝑁
Dari perhitungan reaksi perletakan sesuai dengan beban diatas, diperoleh berat struktur
atas yang akan diterima fondasi adalah 1819,763 𝑡𝑜𝑛.
Hasil dari perhitungan daya dukung fondasi kiri diperoleh daya dukung ultimate
(𝑄𝑈 ) untuk 1 buah fondasi sumuran adalah 3340,577 𝑡𝑜𝑛. Karena ada dua buah fondasi
maka daya dukungnya perlu dihitung berdasarkan jumlah fondasi dan efisiensi grup,
83
sehingga daya dukung grup (𝑄𝑈 𝑔𝑟𝑢𝑝 ) menjadi 5244,706 𝑡𝑜𝑛. Dalam analisis, faktor
keamanan yang digunakan adalah 2, jadi daya dukung aksial izin (𝑄𝑎𝑙𝑙 ) fondasi kiri
adalah 2622,353 ton. Karena daya dukung aksial izin (𝑄𝑎𝑙𝑙 ) fondasi kiri lebih besar
daripada berat struktur atas yang akan diterima, maka fondasi sumuran kiri mampu
memikul berat struktur atas dengan kata lain aman.
Hasil dari perhitungan daya dukung fondasi kanan diperoleh daya dukung
ultimate (𝑄𝑈 ) untuk 1 buah fondasi sumuran adalah 2589,401 𝑡𝑜𝑛. Karena ada dua buah
fondasi maka daya dukungnya perlu dihitung berdasarkan jumlah fondasi dan efisiensi
grup, sehingga daya dukung grup (𝑄𝑈 𝑔𝑟𝑢𝑝 ) menjadi 4065,360 𝑡𝑜𝑛. Dalam analisis,
faktor keamanan yang digunakan adalah 2, jadi daya dukung aksial izin (𝑄𝑎𝑙𝑙 ) fondasi
kanan adalah = 2032,680 𝑡𝑜𝑛. Karena daya dukung aksial izin (𝑄𝑎𝑙𝑙 ) fondasi kanan lebih
besar daripada berat struktur atas yang akan diterima, maka fondasi sumuran kanan
mampu memikul berat struktur atas dengan kata lain aman.
84
6.3 Sistem Kontrak
Adapun jenis kontrak yang digunakan dalam proyek pembangunan Jembatan
Cimanuk Maktal adalah kontrak Unit Price. Merupakan suatu sistem perjanjian yang
mengatur pelaksanaan berdasarkan volume pekerjaan yang telah dilaksanakan kontraktor
dengan rentang waktu dan spesifikasi tertentu.
Penggunaan jenis kontrak ini didasarkan pada volume pekerjaan yang dapat
berubah sesuai kondisi lapang, apabila terjadi volume tambahan tidak langsung
melakukan perubahan nilai kontrak tetapi mengutamakan efisiensi pada pekerjaan lain
untuk menutupi kekurangan pada volume pekerjaan tambahan yang tidak ada dalam
kontrak awal agar kembali menjadi nilai kontrak awal.
Untuk menjaga mutu material beton yang digunakan dalam proyek pembangunan
Jembatan Cimanuk Maktal Garut, dilakukan uji slump dan uji kuat tekan beton. Material
beton yang digunakan adalah beton ready mix. Berdasarkan uji slump di lapangan,
persyaratan nilai uji slump adalah 10 ± 2 cm. Uji slump dilakukan pada pekerjaan
pengecoran abutment. Salah seorang dari pihak supplier (PT. Trimitz Sinergy Mandala)
dengan disaksikan oleh konsultan pengawas (PT. Alocita Mandiri) mengambil campuran
beton segar langsung dari concrete mixer sebagai bahan uji slump. Nilai slump beton pada
85
pekerjaan abutment adalah 10 ± 2 cm. Sedangkan untuk pengujian kuat tekan beton yang
dilakukan di laboratorium oleh oleh PT. Trimitz Sinergy Mandala. Pengujian tersebut
dilakukan untuk mengetahui apakah kuat tekan beton pada hari yang ditentukan mencapai
target atau tidak. Hasil uji kuat tekan beton untuk pekerjaan abutment memenuhi kuat
tekan beton rencana karena pada umur 28 hari sudah melebihi 30 𝑀𝑃𝑎. Dapat
disimpulkan bahwa pengawasan dan pengendalian proyek dalam hal mutu beton cukup
baik, karena dari hasil uji slump dan uji kuat tekan yang dilakukan seluruhnya memenuhi
spesifikasi yang telah direncanakan dan disetujui.
Untuk pemeriksaan mutu tulangan baja, dilakukan uji tarik dan uji tekuk baja. Uji
tarik dan uji tekuk dilakukan dengan mengambil satu buah contoh untuk masing-masing
ukuran profil baja. Pada proyek pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut ini,
pengujian ini dilakukan di Mitra Baja selaku mitra dalam penyedia bahan. Tujuan
dilakukannya pengujian tersebut adalah agar baja yang digunakan memiliki kualitas yang
baik serta sesuai dengan SNI Baja Tulangan Beton. Dapat disimpulkan bahwa
pengawasan dan pengendalian proyek dalam hal mutu baja tulangan cukup baik, karena
dari hasil uji tarik dan uji tekuk baja yang dilakukan seluruhnya memenuhi spesifikasi
yang telah direncanakan walaupun dalam hal penyimpanan material di lapangan kurang
baik. Apabila terdapat baja tulangan yang tidak memenuhi syarat ketika dilakukan uji
tarik dan uji tekuk, maka material tersebut tidak akan digunakan.
86
sudah dipakai seperti mesin potong besi, palu, pompa air dan lain-lain disimpan kembali
pada gudang yang sudah dipersiapkan
Pada proyek pembangunan Jembatan Cimanuk Maktal Garut, Kesehatan,
Keselamatan, dan Keamanan Kerja (K3) cukup diperhatikan. Salah satu contoh K3 adalah
dengan diharuskannya memakai APD (Alat Pelindung Diri) baik itu staf, pekerja, maupun
tamu. Namun, masih ada sebagian para pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap
seperti tidak digunakannya sarung tangan safety, safety helmet, dan rompi safety.
87
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan kerja praktik selama 6 (minggu) minggu di proyek
Jembatan Cimanuk Maktal Garut yang terhitung sejak tanggal 30 Juli 2018 sampai
dengan 9 September 2018, banyak pembelajaran yang diperoleh baik dalam hal
perencanaan, manajemen konstruksi hingga pelaksanaan di lapangan. Dengan
melaksanakan kerja praktik, dapat diketahui pengaplikasian di lapangan dari materi-
materi yang diperoleh pada saat kuliah. Bahkan ada beberapa hal yang memang tidak
dipelajari di dalam perkuliahan. Melalui pengamatan yang dilakukan ketika kerja praktik,
dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
a. Untuk proses perencanaan, dari hasil perhitungan daya dukung fondasi sumuran
menunjukan bahwa mampu untuk menahan beban yang terjadi pada struktur atas atau
jembatan. Hal ini dikarenakan kondisi tanah disekitar jembatan sangat baik.
b. Proses pengadaan konsultan perencana maupun konsultan pengawas mengunakan
metode Seleksi Sederhana. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan pemilihan
penyedia jasa konsultasi yang nilainya tidak lebih tinggi dari Rp200.000.000,00.
Pemenang resmi untuk konsultan perencana yaitu PT. Arenco Binatama Serta yang
terpilih untuk konsultan pengawas yaitu PT. Alocita Mandiri, dimana nilai kontrak
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas tersebut sebesar Rp120.000.000,00
dan Rp192.060.000,00.
c. Proses pengadaan kontraktor dipilih dengan cara pelelangan umum. Cara ini dipilih
oleh pihak owner untuk mendapatkan design yang paling kreatif dan harga penawaran
yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Sistem kontrak yang digunakan pada proyek pembangunan Jembatan Cimanuk
Maktal adalah Unit Price Fixed-Price Contract. Pemilihan sistem ini karena owner
dapat mengetahui kepastian harga awal yang didasarkan pada volume pekerjaan dan
apabila terjadi perubahan volume harus diutamakan upaya efisiensi agar dapat
menjadi harga kontrak awal (MC0).
88
e. Hampir semua pekerja masih tidak memperhatikan APD (Alat Pelindung Diri) seperti
helm, sarung tangan dan rompi sehingga peraturan harus lebih ditegaskan dan diberi
sanksi apabila melanggar peraturan bila perlu.
f. Kualitas material sudah memenuhi tetapi ada beberapa yang menurun kualitasnya
akibat dari penyimpanan yang salah. Misalnya baja yang ditaruh diatas tanah, hal
tersebut dapat menyebabkan korosi akibat tanah yang lembab.
g. Pengawasan mutu yang dilakukan kurang baik karena banyak kesalahan dalam
pelaksanaan namun, pengawas hanya mengklaim kesalahan tertentu dengan
pertimbangan titik krusial konstruksi dan tidak mendetail secara keseluruhan.
h. Kurva S yang diberikan dari kontraktor hanya kurva S rencana namun kontraktor
menginformasikan pada tanggal 27 Agustus progress pekerjaan telah mencapai
59,342% sementara jika dilihat dari progress yang direncanakan per tanggal 26-31
Agustus 2018 berdasarkan kurva S rencana yaitu sebesar 61,86%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa progress yang telah berjalan mengalami keterlambatan dari
target yang direncanakan.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama kerja praktik pada proyek Jembatan
Cimanuk Maktal, terdapat beberapa saran sebagai berikut:
a. Menambah data mengenai penyelidikan tanah agar hasil analisis dapat lebih akurat.
b. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan spesifikasi, sebaiknya dalam
pelaksanaan harus betul-betul mendapat pengawasan kendali mutu dari berbagai
pihak terutama kontraktor dan konsultan pengawas
c. Lebih memperhatikan perawatan peralatan agar tidak terjadi kerusakan pada alat yang
menyebabkan adanya kendala dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Lebih memperhatikan penyimpanan material agar mutu material tersebut tetap terjaga
dengan baik.
e. Lebih ditegaskan peraturan mengenai K3 agar seluruh pekerja dapat disiplin dan
mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan keselamatan kesehatan, dan
keamanan kerja para pekerja.
89
DAFTAR PUSTAKA
90