Pada
PT.GIRDER INDONESIA
PELAKSANAAN PEKERJAAN PIERHEAD PADA P.7 AREA ZONA 0
PROYEK PEMBANGUNAN TOL ANCOL TIMUR-PLUIT ( ELEVATED )
HARBOUR ROAD II JAKARTA UTARA
Jakarta
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat,
rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Laporan Praktik Kerja Lapangan Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur –
Pluit (Elevated) Harbour Road II” dengan baik dan tanpa adanya halangan.
Tujuan dibuatnya laporan ini yaitu sebagai syarat agar penulis mendapat
wawasan yang lebih luas mengenai pelaksanaan pekerjaan konstruksi sekaligus
mempersiapkan diri menjadi sumber daya manusia yang berkualitas untuk
kebutuhan proyek industri konstruksi.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis melibatkan berbagai pihak yang
memberikan kontribusi yang begitu besar dan bermanfaat bagi penulis. Oleh karena
itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arie Setiadi Moerwanto, M.Sc. selaku Ketua Sekolah Tinggi
Teknologi Sapta Taruna;
2. Ibu Ir. Effy Hidayanty.MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Sekolah
Tinggi Teknologi Sapta Taruna
3. Bapak Drs. Gunawan Wibisono..MT.selaku dosen pembimbing jurusan.
i
8. Kedua Orang Tua penulis yang senantiasa memberikan semangat dan doa
selama proses Kerja Praktik berlangsung hingga kelancaran pembuatan
laporan Kerja Praktik ini.
9. Rekan-rekan teknik sipil, terutama rekan sesama Kerja Praktik di Proyek
Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated) Harbour Road II beserta kelas 3
PJJ yang sudah mendukung, berkontribusi pada saat praktik kerja lapangan
dan penyusunan laporan praktik kerja lapangan hingga selesai serta selalu
mendoakan untuk kesuksesan bersama.
10. Seluruh Dosen Jurusan teknik Sipil dan karyawan-karyawati Sekolah Tinggi
Teknologi Sapta Taruna;
11. Teman-teman dari Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna, sahabat-sahabat dari
Komunitas Sisterlillah United yang telah menyemangati dan mendukung dalam
setiap langkah pada proses penyeslsaian KP ini.
Akhir kata, penulis sangat bersyukur atas selesainya laporan ini. Mohon
maaf atas segala kekurangan yang ada dalam laporan ini, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran agar dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi pembaca umum dan semua pihak yang membutuhkan.
Pipi Alini
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN. ..................................................................................i
2.2.2 Prakualifikasi.......................................................................................... 10
iii
2.4.2 Proses dan Tata Cara pengadaan kontraktor untuk proyek
pemerintah ........................................................................................... 19
iv
BAB IV PEKERJAAN PELAKSANAAN KEGIATAN ................................... 71
5.7 Kesesuaian Mutu Pekerjaan Dengan Schedulle Progress Repost Project ...... 102
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Spesifikasi Umum Untuk jalan bebas hambatan dan jalan tol .......... 14
Gambar 2.4 Contoh Jalan Tol Elevated atau Jalan Tol Layang ............................. 15
Gambar 2.23 Posisi Titik Tendon pada pier head P7 …………………………… ... 47
vi
Gambar 2.26 Urutan Tahapan Stressing ..................................................................... 49
Gambar 3.1. Peta Lokasi Proyek (Tampak Atas). ........................................................ 52
Gambar 3.2 Trase Jalan P1-P5 (Tampak Atas)…………………………..….……… 53
Gambar 3.3 Trase Jalan P6-P9 (Tampak Atas) ........................................................... 53
Gambar 3.4 Hubungan antara Pemilik, Konsultan, dan Kontraktor .............................. 54
Gambar 3.5 Trase Jalan P10-P15 (Tampak Atas) ....................................................... 55
Gambar 3.6 Struktur Organisasi Perusahaan PT Girder Indonesia .............................. 56
Gambar 3.7 Tol Harbour Road II, Jakarta ................................................................. 61
Gambar 3.8 Pemakaian APD Lengkap ...................................................................... 63
Gambar 3.9 Pemeriksaan Kesehatan ......................................................................... 63
Gambar 3.10 Gowes Santai (Kiri) dan Futsal (Kanan) ……………………………… 64
Gambar 3.11 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ................................ 65
Gambar 3.12 Kebijakan Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L) . 67
Gambar 3.13 Waktu Penjadwalan Proyek ………………………..……………… ... 67
Gambar 4.1 Dokumen izin kerja Pierhead (P7) ……………………………...….. ... 75
Gambar 4.2 pembesian P7 …………………………………………… ................... 76
Gambar 4.3 Jsa P7 ……………………………………………………..… ............ 77
Gambar 4.5 Pengecoran Pierhead ................................................................................. 78
Gambar 4.6 Stressing Pierhead ………………………………………..………… ... 79
Gambar 4.7 Struktur Organisasi Ukk ................................................................................ 85
Gambar 5.1 mobile crane …………………………………..…................................ 88
Gambar 5.2 prisma Station dan Total Station ……………………..………….…… . 88
Gambar 5.3 Water passe …………… ...................................................................... 89
Gambar 5.4 Truck Trailer …….……………… ........................................................ 89
Gambar 5.5 Pengelasan …………………………………….…….………… ......... 90
Gambar 5.6 Pile haed (P7). …….…………………….………….. ........................... 93
Gambar 5.7 Pekerjaan Pengecoran Beton Pier Head ……..……………….……… ... 94
Gambar 5.8 Pekerjaan Stressing Pierhead …..…………………….. ......................... 95
Gambar 5.9 Kurva S ….……………........................................................................ 99
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Priok, Jakarta Utara. Pemilik proyek ini merupakan PT. Citra Marga Nusaphala
Persada Tbk. Kegiatan Kerja Praktek dilaksanakan di proyek konstruksi.
pembangunan jalan tol. Kerja Praktek dilaksanakan ± 8 minggu, atau 2 bulan
dengan rentang jam yang harus dipenuhi adalah 100 jam terhitung dari tanggal 18
September 2023 s/d 18 November 2023 pada “Proyek Pembangunan Jalan Tol
Ancol Timur – Pluit (Harbourroad II)”. Proyek ini dimulai pada tahun 2021 dan
target selesai pada tahun 2025. Proyek Jalan Tol ini dikerjakan oleh 2 Badan Usaha
dan menggunakan sistem Kerja Sama Operasi (KSO) yakni PT. Girder Indonesia
Tbk dan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. Jalan tol yang akan dibangun merupakan
jalan tol elevated dengan panjang 9,7 Km.
Pelaksanaan proyek ini sudah sampai tahap pekerjaan struktur bawah yaitu
pekerjaan Bore pile, Pile Cap, Kolom, dan pekerjaan Pier Head. Pada
pelaksanaannya terdapat beberapa aspek pendukung seperti adanya Quality Control
pada setiap material dan adanya penerapan Health Safety Environment (HSE).
Keselamatan, kesehatan dan lingkungan menjadi perhatian dengan melindungi
kesejahteraan pekerja di masing-masing tempat kerja (Shamsuddin et al., 2015).
Dalam hal ini, titik permasalahan yang akan ditinjau yaitu analisis metode
pekerjaan pierhead pada P.7 zona 0 Proyek Pembangunan Tol Ancol Timur-Pluit
(Harbourroad II). Dimana pierhead ini menggunakan metode Press Stress yang
dilakukan di atas kolom langsung dan apa saja yang dibahas dan bagaimana cara
mereka mengerjakan itu semua menjadi hal yang menarik untuk dibahas dalam
Laporan Kerja Praktek Lapangan kali ini
2
c) Bagaimana menganalisis Metode yang digunakan pada Pekerjaan Pier Head
(P.7) Zona 0 dengan melihat waktu kerja di Proyek Pembangunan Tol Ancol
Timur-Pluit (Harbourroad II)?
Gambar 1.1 Peta lokasi Jalan Tol Ancol Timur-Pluit Harbour road II
Sumber : https://maps.app.goo.gl/myiPTGXW8oBYQNTM6
3
Gambar 1.3 Kondisi Existing Zona 0 P 06 S/d P 14
4
12. Owner : PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
13. Konsultan MK : PT. Indotek Konsultan Utama
14. Konsultan Perencana : PT. Cipta Graha Abadi
15. Sistem Konstruksi : Elevated
16. Subkontraktor :
a. Subkontraktor bore pile oleh PT. Aneka Jaringan
b. Subkontraktor pile cap, kolom pier, pier head oleh PT. Asri Karya
Lestari
17. Supplier :
a. Supplier beton oleh PT. Pioneer Beton
b. Supplier besi tulangan oleh PT. The Master Steel Mfc dan PT. Baja
Perkasa Sentosa
5
b) Untuk mengetahui Metode yang digunakan pada saat pekerjaan Pier Head
(P.7) zona 0 di Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur - Pluit
(Harbourroad II).
c) Analisis metode pada Pekerjaan Pier Head (P.7) Zona 0 di Proyek
Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur - Pluit (Harbourroad II).
Manfaat Kerja Praktik pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur-
Pluit Harbourroad II yaitu di bagi dua sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa/i
Pelaksanaan Kerja Praktek memiliki beberapa manfaat, baik bagi mahasiswa,
perguruan tinggi, dan dunia konstruksi yaitu sebagai berikut :
a. Mahasiswa/i dapat mengetahui teori yang telah diperoleh dibangku
perkuliahan serta membandingkan pekerjaan yang ada dilapangan, terutama
pada penerapan metode Pekerjaan Pier Head pada P.7 Zona 0 di Proyek
Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur - Pluit (Harbourroad II).
b. Mahasiswa/i memperoleh pengetahuan serta pengalaman kerja sehingga
mampu menjadi tenaga yang professional dalam bidang keahliannya.
6
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan dengan mengambil data – data di lapangan
berupa rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), gambar kerja atau detail
engineering design (DED), time schedule. rencana anggaran biaya (RAB).
dan lain – lain sehingga data yang diperoleh lebih akurat.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan langsung bertanya kepada pihak pekerja
maupun pelaksana lapangan tentang pekerjaan yang sedang berlangsung di
lapangan.
d. Observasi Detail Konstruksi
Obervasi dilakukan dengan cara melihat, mencatat, mengukur dan
pengambilan gambar secara langsung di lapangan.
1.6 Sistematika Pembahasan dan Penyajian
A. BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini mencakup latar belakang serta maksud & tujuan
dari kegiatan Kerja Praktik secara umum. Bab ini juga
menjelaskan khususnya waktu & tempat, batasan pengamatan &
lingkup pembahasan, serta sistematika penulisan laporan dari
kegiatan Kerja Praktik yang penulis lakukan.
B. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini secara umum membahas dasar-dasar teori, standar dan
perturan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
mulai dari seleksi rekanan pemberi jasa, perencanaan sampai
penyelesaian pekerjaan konstruksi
C. BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Bab ini berisi data umum proyek, tetang latar belakang proyek,
lingkungan perkerjaan proyek.Lingkungan Proyek, Lingkungan
Perkerjaan,uraian umum managemen proyek serta struktur
organisasi proyek dan unsur-unsur yang terlibat dalam
perencanaandan pelaksanaan proyek, pengadaan bahan dan
jadwal waktu pelaksanaan dari kurva S,dan juga pola hubungan
7
kerja dalam proyek,spesifikasi teknik serta menguraikan perlunya
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek
yang sedang dilaksanakan.
D. BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi Menjelaskan tentang kendala yang terjadi selama
di lapangan serta solusi maupun saran pelaksanaan dilapangan
yang mengacu pada BAB III
E. BAB V TUGAS KHUSUS
Bab ini beras isi tentang pelaksanaan pekerjaan proyek
keseluruhan serta pelaksanaan pekerjaa proyek selama kerja
pratik
F. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan pernyataan yang diambil secara ringkas dari
keseluruhan hasil pembahasan atau analisis dan saran-saran yang
bermanfaat untuk pengembangan pembangunan lebih lanjut.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sejak
Perpres ini diluncurkan kerjasama yang sebelumnya dikenal dengan Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) selanjutnya disebut KPBU.
Terkait pada proyek pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated)
HarbourRoad II, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara,
Provinsi DKI Jakarta adalah benar benar full biaya dari pihak Swasta yang dibiayai
oleh PT. Citra Marga Nusaphala Tbk sebagai Owner.
2.2.2 Prakualifikasi
Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
sebelum pemasukan penawaran. Artinya, hanya perusahaan yang memenuhi
kualifikasi-lah yang dapat memasukkan penawaran. Metode ini dilaksanakan untuk
pelelangan yang bersifat kompleks (termasuk pelelangan diatas 50 M).
Prakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:
10
a. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
b. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat
kompleks melalui Pelelangan Umum
c. Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang
menggunakan Metode Penunjukan Langsung, kecuali untuk penanganan
darurat. Proses penilaian kualifikasi untuk Penunjukan Langsung dalam
penanganan darurat dilakukan bersamaan dengan pemasukan Dokumen
Penawaran.
Proses prakualifikasi menghasilkan daftar calon Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya atau daftar pendek calon Penyedia Jasa Konsultansi.
Dalam proses prakualifikasi, ULP/Pejabat Pengadaan segera membuka dan
mengevaluasi Dokumen Kualifikasi paling lama 2 (dua) hari kerja setelah diterima.
2.2.3 Pascakualifikasi
Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan
setelah pemasukan penawaran. Pada umumnya, prinsip pelelangan menggunakan
proses ini (Kecuali Jasa Konsultasi yang wajib menggunakan Prakualifikasi).
Bahkan untuk pelelangan umum untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa
lainnya, sifatnya adalah wajib (kecuali yang bernilai di atas 50M).
Pascakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut:
a. Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan Kompleks
b. Pelelangan Sederhana/Pemilihan Langsung
c. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.
ULP/Pejabat Pengadaan dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang
bertujuan diskriminatif serta diluar yang telah ditetapkan dalam ketentuan Peraturan
Presiden ini. ULP/Pejabat Pengadaan wajib menyederhanakan proses kualifikasi
dengan ketentuan:
1. Meminta Penyedia Barang/Jasa mengisi formulir kualifikasi
2. Tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan kecuali pada tahap
pembuktian kualifikasi.
2.2.4 Tender
Tender merupakan mengundang tawaran untuk proyek, atau untuk menerima
tawaran resmi seperti tawaran pengambilalihan. Tender biasanya mengacu pada
proses dimana pemerintah dan lembaga keuangan mengundang tawaran untuk
11
proyek-proyek besar yang harus diserahkan dalam batas waktu yang terbatas. ender
adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan
barang yang diberikan oleh perusahaan swasta besar atau pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan lain. Mengikuti tender adalah salah satu cara untuk
mendapatkan kontrak bisnis dalam skala besar atau memperluas usaha. Banyak
perusahaan yang secara teratur menyelenggarakan tender.
Beberapa instansi pemerintah kini bahkan memuat semua tender dan investasi
pemerintah di media cetak agar siapapun dapat mengikutinya.Proses tender adalah
proses yang penuh persaingan sehingga amatlah penting bagi setiap perusahaan
untuk mencantumkan penawaran yang kompetitif di dalam proposal penawaran.
Mengajukan penawaran melalui tender tidak memberikan jaminan keberhasilan
dalam bentuk apapun. Yang penting persiapkanlah dengan matang proposal
penawaran. e-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang
terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1
(satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan (PRESIDEN &
INDONESIA 2010).
2.3 Perencanaan
12
Gambar 2.1 Contoh Gambar DED Pier head
Sumber : Dokumen Perusahaan
13
Gambar 2.2 Spesifikasi Umum Untuk jalan bebas hambatan dan jalan tol
Sumber : Dokumen perusahaan
14
Gambar 2.3. Struktur Pile head P7S
Gambar 2.4 Contoh Jalan Tol Elevated atau Jalan Tol Layang
Sumber: Internet
15
dokumen Shop Drawing. Dokumen tersebut menjadi acuan untuk pekerjaan
struktur di proyek pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated)
HarbourRoad II, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta Utara,
Provinsi DKI Jakarta.
16
3. Kemudian Penunjukan Langsung dilaksanakan untuk barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya dalam keadaan tertentu, dengan mengundang 1 pelaku
usaha yang dipilih, dengan disertai negosiasi teknis maupun harga.
a. Kriteria keadaan tertentu itu meliputi:
penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak untuk menindak
lanjuti komitmen internasional yang dihadiri oleh presiden/wakil presiden,
barang/jasa yang bersifat rahasia untuk kepentingan negara meliputi intelijen,
perlindungan saksi, pengamanan presiden dan wakil presiden, mantan
presiden dan mantan wakil presiden beserta keluarganya serta tamu negara
setingkat kepala negara/ kepala pemerintahan, atau barang/jasa lain bersifat
rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
pekerjaan konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem
konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan bangunan
yang secara keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan
sebelumnya.
b. Barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang hanya dapat disediakan
oleh 1 pelaku usaha yang mampu;
Pengadaan dan penyaluran benih unggul yang meliputi benih padi,
jagung, dan kedelai, serta pupuk yang meliputi Urea, NPK, dan ZA kepada
petani dalam rangka menjamin ketersediaan benih dan pupuk secara tepat
dan cepat untuk pelaksanaan peningkatan ketahanan pangan, pekerjaan
prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah yang dilaksanakan oleh pengembang
yang bersangkutan;
c. barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang spesifik dan hanya dapat
dilaksanakan oleh pemegang hak paten, atau pihak yang telah mendapat izin
dari pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi pemenang tender untuk
mendapatkan izin dari pemerintah, atau barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya yang setelah dilakukan tender ulang mengalami kegagalan.
17
4. Tender Cepat
spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci
dan pelaku usaha telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja
penyedia. Lebih lanjut, pelaksanaan pemilihan melalui tender cepat dengan
ketentuan peserta telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja penyedia
peserta hanya memasukkan penawaran harga evaluasi penawaran harga
dilakukan melalui aplikasi dan penetapan pemenang berdasarkan harga
penawaran terendah.
5. Sedangkan Tender dilaksanakan jika tidak dapat menggunakan metode
pemilihan penyedia lain sebagai mana dimaksud Pasal 38 ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf d Perpres 16/2018.
1. Pelaksanaan pemilihan melalui tender meliputi:
pelaksanaan kualifikasi, pengumuman dan/atau undangan, pendaftaran
dan pengambilan dokumen pemilihan, pemberian penjelasan, penyampaian
dokumen penawaran, evaluasi dokumen penawaran, penetapan dan
pengumuman pemenang, sanggah dan sanggah banding (khusus pada
pekerjaan konstruksi saja)
2. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi
Selanjutnya, khusus untuk metode pemilihan penyedia jasa konsultansi,
terdiri dari Seleksi, dilaksanakan untuk jasa konsultansi dengan nilai paling
sedikit di atas Rp 100 juta. Pengadaan Langsung, dilaksanakan untuk jasa
konsultansi yang bernilai sampai dengan paling banyak Rp 100 juta.
Penunjukan Langsung, dilaksanakan untuk jasa konsultansi dalam keadaan
tertentu, meliputi jasa konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh satu
pelaku usaha yang mampu jasa konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh
satu pemegang hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat
izin pemegang hak cipta jasa konsultansi di bidang hukum meliputi konsultan
hukum/advokasi atau pengadaan arbiter yang tidak direncanakan
sebelumnya, untuk menghadapi gugatan dan/atau tuntutan hukum dari pihak
tertentu, yang sifat pelaksanaan pekerjaan dan/atau pembelaannya harus
segera dan tidak dapat ditunda atau permintaan berulang (repeat order) untuk
penyedia jasa konsultansi yang sama, dengan batasan 2 kali.
18
2.4.2 Proses dan Tata Cara pengadaan kontraktor untuk proyek pemerintah.
Secara umum, pengadaan dimulai dari perencanaan, persiapan pengadaan,
melakukan pengadaan (melalui swakelola atau pemilihan penyedia), pelaksanaan
kontrak dan serah terima barang/jasa. Aktifitas-aktifitas yang termasuk dalam
proses diatas, diantaranya identifikasi kebutuhan, melakukan analisa pasar,
melakukan kualifikasi terhadap penyedia, melakukan tender, mengevaluasi
penyedia, menetapkan pemenang, melaksanakan kontrak dan melakukan serah
terima.
Pada Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dijelaskan bahwa sistem kontrak yang
umum digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia antara lain:
1. Kontrak Harga Satuan (Fixed Unit Price)
Kontrak harga satuan merupakan kontrak pengadaan barang atau jasa
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah
ditetapkan. Dengan kontrak sistem harga satuan, resiko fluktuasi biaya di
proyek ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan
19
kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan menjadi
tanggungjawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya akibat kenaikan
harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan menjadi resiko kontraktor.
2. Kontrak Lump Sum
Biasa dikenal dengan istilah kontrak borongan, yang mana seluruh
harga kontrak dianggap tetap. Kontrak Lump Sum merupakan kontrak
pengadaan barang atau jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu sebagai mana ditetapkan dalam kontrak dengan
ketentuan bahwa, jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan
penyesuaian harga. Pemilik proyek tidak mengakui adanya fluktuasi biaya
konstruksi proyek. Fluktuasi biaya yang terjadi selama proses konstruksi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor sehingga kontraktor harus
bisa bekerja dengan mengendalikan biaya dan waktu pelaksanaan secara
efektif dan efisien.
3. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan kontrak yang mana segala
kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan penyediaan dananya diatur oleh
kontraktor. Pemilik akan membayar semua biaya pembangunan proyek
kepada kontraktor sesuai dengan perjanjian yang ada setelah proyek selesai
ditambah dengan masa pemeliharaan. Jika pihak pemilik proyek
menghendaki diadakan perubahan terhadap bangunan maka biaya yang
berhubungan dengan hal tersebut diperhitungkan sebagai biaya tambah-
kurang.
Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated) Harbour Road
II ini, sistem kontrak yang digunakan adalah sistem Kontrak Harga Satuan (Fixed
Unit Price).
20
Pemilik Proyek
Kontraktor Konsultan MK
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur –
Pluit (Elevated) Harbour Road II
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Tanggung Jawab
: Garis Koordinasi
21
e. Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang
diperlukan untuk menjamin kelancaran proyek.
f. Mencabut dan membatalkan proyek jika kontraktor menunda atau
menangguhkan pekerjaan tanpa alasan yang kuat serta kontraktor tidak
sanggup melanjutkan pekerjaan dengan baik sesuai dengan kontrak.
g. Menerima penyerahan pekerjaan apabila pekerjaan sudah selesai dan
sesuai dengan kontrak.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau perorangan yang
diberi tugas oleh pemberi tugas untuk merencanakan dan mendesain
bangunan sesuai dengan keinginan pemilik proyek, memberikan jawaban dan
penjelasan atas hal-hal yang kurang jelas terhadap gambar rencana dan
rencana kerja dan syarat-syarat serta membuat gambar revisi bila terjadi
perubahan-perubahan rencana dalam proyek. Pekerjaan perencanaan meliputi
perencanaan arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, anggaran biaya
serta memberikan saran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan.
Konsultan Perencana pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur –
Pluit (Elevated) Harbour Road II adalah PT. Cipta Graha Abadi. Tugas dan
wewenang konsultan perencana proyek adalah:
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja, syarat-syarat, dan hitungan struktur, rencana anggaran
biaya.
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pemilik proyek,
konsultan supervisi, dan kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
c. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
d. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.
e. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat.
3. Kontraktor (Pelaksana)
Kontraktor adalah orang atau badan hukum yang berkewajiban
melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak dan
peraturan/ketentuan lain yang mengikat dan bertanggung jawab terhadap
hasil pekerjaan yang dilaksanakan Dalam hal ini kontraktor yang terpilih
22
untuk menjalankan Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit
(Elevated) Harbour Road II adalah PT. Wijaya Karya dan PT. Girder
Indonesia. Tugas dan wewenang kontraktor adalah:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan,
syarat-syarat, dan penjelasan pekerjaan yang ditetapkan oleh pemilik
proyek.
b. Membuat gambar- gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
manajemen konstruksi.
c. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, dan
bulanan kepada konsultan manajemen konstruksi.
d. Menyediakan alat keselamatan kerja dan keamanan di lokasi proyek.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan
sesuai dengan ketetapan yang berlaku (Ervianto, 2005).
4. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
Konsultan MK ditunjuk oleh pemilik proyek sebagai satu tim kerja yang
bertugas mengawasi, mengontrol, membantu serta ikut terlibat dalam proses
pembangunan proyek agar sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated) Harbour
Road II, pengawasan dilakukan oleh PT. Indotek Konsultan Utama. Tugas
dan wewenang konsultan MK antara lain:
a. Memberikan saran atau layanan konsultasi kepada para klien yang akan
mendirikan bangunan.
b. Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan kuantitas.
c. Mencatat perubahan-perubahan maupun penyimpangan yang terjadi
dalam pelaksanaan proyek.
d. Melakukan tugas pengontrolan terhadap pekerja dan supervisor agar
pembangunan dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan konsep
yang diinginkan.
e. Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi penyimpangan.
f. Melakukan rapat evaluasi untuk menganalisa dan mengevaluasi sejauh
mana progress pembangunan dilaksanakan.
g. Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan tambahan.
h. Memeriksa apabila terjadi kekurangan selama masa pemeliharaan.
23
i. Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi,
melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan
kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
j. Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-pekerjaan
yang bersifat teknis.
24
25
Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT.Grider Indonesia
Sumber. PT.Grinder Indonesia 2023
1. Manajer Umum (General Manager)
Manager umum merupakan seseorang yang memimpin beberapa unit
manajemen. Tugasnya memimpin beberapa atau seluruh manajer fungsional
sehingga memiliki beberapa tanggung jawab terhadap seluruh bagian
manajemen di proyek. Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab untuk mengelola tim proyek konstruksi, termasuk
rekrutmen, pelatihan, dan pengawasan kinerja anggota tim agar bekerja
secara efektif dan efisien.
b. Bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengawasi seluruh proyek
konstruksi dan memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan.
c. Berinteraksi dengan berbagai pihak terkait, seperti klien, konsultan,
kontraktor, dan pemerintah setempat.
d. Bertanggung jawab untuk mengelola aspek keuangan proyek.
e. Mengidentifikasi risiko potensial dalam proyek konstruksi dan
mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
f. Bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah risiko dan mencari
solusi yang tepat.
g. Memastikan bahwa proyek konstruksi memenuhi standar kualitas yang
ditetapkan.
2. Manajer Proyek (Project Manager)
Manajer proyek dapat didefinisikan sebagai seseorang yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan proyek dimulai dari kegiatan yang paling awal
hingga proyek selesai dan bertanggung jawab terhadap organisasi induk,
proyeknya sendiri, dan tim yang bekerja dalam proyek. Tugas dan tanggung
jawabnya adalah:
a. Mengendalikan dokumen dan record.
b. Memimpin management review mingguan di proyek.
c. Menghadiri management review di kantor.
d. Menilai kompetensi personel proyek sebagai dasar dalam penetapan
kebutuhan training.
e. Melaksanakan inspeksi lapangan secara periodik.
f. Mengendalikan biaya pelaksanaan.
26
g. Membuat dan melaporkan progress fisik.
h. Menyelesaikan administrasi dan teknis penutupan proyek.
3. Manajer QHSES (Quality, Health, Safety, Environment and Scurity)
Manajer QHSES Merupakan seseorang yang memiliki tanggung jawab
untuk memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas, kesehatan,
keselamatan, dan lingkungan di seluruh tahapan proyek. Tugas dan tanggung
jawabnya adalah:
a. Bertanggung jawab untuk mengembangkan kebijakan QHSES yang
relevan dengan proyek konstruksi.
b. Memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi
mematuhi standar kualitas, K3, dan lingkungan yang berlaku.
c. Menyusun dan memberikan pelatihan kepada seluruh personel proyek
konstruksi tentang praktik-praktik kualitas, K3, dan lingkungan yang
relevan.
d. Melakukan inspeksi dan audit secara rutin untuk memastikan kepatuhan
terhadap standar QHSES.
e. Bertanggung jawab untuk menangani situasi jika terjadi insiden atau
kecelakaan dalam proyek konstruksi. Menyelidiki penyebabnya,
mengembangkan tindakan perbaikan, dan memastikan bahwa langkah-
langkah pencegahan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa
depan.
f. Menyusun laporan berkala tentang kinerja QHSES dalam proyek
konstruksi.
4. Tenaga Ahli K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) atau HSE (Health,
Safety, and Environment)
Keselamatan dan kesehatan kerja di proyek, sangat penting bagi
kelangsungan pelaksanaan pekerja. Jaminan kesehatan, keamanan, dan
keselamatan kerja sangat diperlukan untuk melindungi para pekerja dari
segala kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. HSE bertugas untuk
mengendalikan dalam hal K3 yaitu keselamatan, keamanan dan kesehatan
kerja dalam sebuah proyek. Bertugas menyiapkan alat pelindung diri,
memberikan pengarahan kepada semua pegawai, mengontrol lingkungan,
memberikan rasa aman terhadap para pekerja dan menyiapkan jalur evakuasi.
27
Perencanaan K3 berkaitan dengan penyusunan safety plan, pengamanan
proyek (security plan), dan pengelolaan ketertiban serta kebersihan proyek
(house keeping) dengan target “zero accident”. Tugas dan tanggung jawab
HSE adalah:
a. Menjamin kesehatan dan keselamatan para pekerja.
b. Memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan pada pekerja
selama pelaksanaan konstruksi berlangsung.
c. Melakukan pengecekan kesehatan para pekerja maupun teknisi secara
rutin.
d. Memasang rambu-rambu (railing) di lokasi pekerjaan sebagai pengaman
para pekerja.
e. Memastikan seluruh pekerja memakai APD yang telah ditentukan.
5. Wakil Manager Proyek atau Deputy Project Manager (DPM)
DPM merupakan wakil dari manajer proyek yang bertugas membantu
manajer proyek dalam mengendalikan jalannya proyek di lapangan. Tugas
dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menguasai detail dan spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan dalam
pelaksanaan proyek.
b. Membantu project manager menyusun bahan/materi rencana mutu
proyek.
c. Menyiapkan detail materi penyusunan rencana anggaran proyek.
d. Menyusun jadwal mingguan/bulanan berdasarkan master schedule
kontrak kerja, menjamin pelaksanaan sehari-hari di lapangan sesuai
schedule yang dibuat.
e. Menjamin tersedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai.
f. Menjamin tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh
mandor/subkontraktor.
g. Menjamin tersedianya dana pembayaran upah/opname mandor.
h. Memimpin/mengarahkan secara langsung Koordinator Lapangan untuk
memenuhi persyaratan mutu, waktu, dan biaya yang telah disepakati.
i. Menyusun detail/materi progress claim untuk disetujui oleh Project
Manager dan Pemberi Tugas.
j. Tertib administrasi sesuai dengan sistem administrasi perusahaan.
28
k. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager.
6. Site Administration Manager (SAM)
SAM merupakan bagian dari perusahaan yang mengelola keuangan
proyek agar tidak melebihi anggaran proyek. Tugas dan tanggung jawabnya
adalah sebagai berikut:
a. Membuat catatan transaksi perusahaan.
b. Membuat jurnal pembukuan atas transaksi perusahaan secara tepat
waktu.
c. Mengurus masalah perpajakan dan asuransi.
d. Bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan dan pembukuan.
7. Site Engineering Manager (SEM)
Site Engineering Manager (SEM) merupakan kewajiban dalam bidang
pengendalian operasional dan perencanaan teknis. Tugas dan tanggung jawab
SEM adalah:
a. Bertanggung jawab atas urusan teknis.
b. Melakukan pengawasan terhadap mutu pekerjaan.
c. Menyusun laporan kerja mingguan dan bulanan.
d. Menilai kualitas mutu dan mengidentifikasi cara untuk mencegah agar
tidak terjadi penyimpangan yang kemungkinan akan terjadi.
e. Bertanggung jawab pada pekerjaan teknis kepada project manager.
8. Site Operation Manager (SOM)
Site Operational Manager (SOM) bertanggung jawab untuk mengelola
operasi fisik pelaksanaan proyek dan meminimalkan risiko yang mungkin
terjadi dalam proyek. Tugas dan tanggung jawab SOM adalah:
a. Mengarahkan pekerja sesuai dengan gambar kerja yang ditentukan.
b. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan standar dan mutu yang
direncanakan.
c. Mengoordinasikan para kepala pelaksana dan mengendalikan pekerjaan
para mandor dan subkontraktor
d. Bertanggung jawab dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan kepada
project manager.
29
9. Logistik
Logistik adalah orang yang bertugas untuk mengatur mobilisasi alat dan
material yang akan di pakai dalam proyek serta mengatur penerimaan dan
pengeluaran bahan. Tugas dan tanggung jawab logistik adalah:
a. Bertanggung jawab penuh atas jumlah barang yang diterima sesuai surat
pesanan, melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan.
b. Bertanggung jawab dalam mengendalikan pengeluaran, pemasukan
barang / material yang harus mengikuti prosedur dan melakukan survei
serta memberikan informasi kepada proyek tentang sumber, harga bahan
dam sewa alat.
c. Mengawasi material yang akan masuk ke lapangan agar sesuai dengan
jumlah, spesifikasi yang di terima dan menyelenggarakan pembelian
bahan yang telah di putuskan oleh kepala proyek sesuai dengan jadwal
pengadaan bahan dan prosedur pembelian
d. Melaksanakan schedule material yang dibuat oleh kepala proyek dan
mengawasi agar tidak terjadi penumpukan material di lapangan dan
membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan proyek.
e. Memilih lokasi dan mengatur penyimpanan material / bahan-bahan,
sehingga mutunya tetap terjaga dan menyelenggarakan administrasi
pengundangan tentang penerimaan, penyimpanan dan penggunaan
bahan.
10. Drafter
Drafter adalah orang yang membatu site engineer untuk membuat
gambar pelaksanaan yang mengacu pada gambar yang dibuat oleh konsultan
perencana. Tugas dan tanggung jawab drafter adalah:
a. Menyusun construction method.
b. Menyiapkan as built drawing.
c. Menyiapkan shop drawing.
d. Redesign jika diperlukan.
11. Surveyor
Surveyor bertugas untuk membuat analisa harga satuan pekerjaan dan
melaksanakan perhitungan volume pekerjaan tambah atau kurang,
menghitung kemajuan proses pelaksanaan pekerjaan dan bersama kepala
30
teknik melaksanakan klaim tagihan. Tugas dan tanggung jawab surveyor
adalah:
a. Memastikan volume hasil perhitungan sesuai dengan kenyataan di
lapangan.
b. Menjamin dan menjaga kontribusi yang baik dengan perhitungan-
perhitungan kuantitas yang baik dan benar.
c. Menjamin harga satuan yang dibuat dapat dilaksanakan di lapangan.
d. Memastikan data yang diberikan seakurat mungkin.
12. Quantity Surveyor (QS)
Quantity Surveyor (QS) bertugas untuk mengendalikan pendanaan
proyek agar tidak ada penyimpangan dalam pelaksanaannya. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah:
a. Melakukan survei lapangan sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan.
b. Menghitung jumlah bahan baku dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
c. Menentukan estimasi waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Melakukan survei akhir bangunan yang telah selesai.
13. Quality Control (QC)
Quality control dalam pekerjaan konstruksi memegang peranan yang
cukup penting, karena dapat menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan
pekerjaan. Pengawasan terhadap mutu pekerjaan yang baik akan
menghasilkan kualitas pekerjaan yang baik pula. Hal ini akan menumbuhkan
kepercayaan owner (pemilik proyek) kepada kontraktor pelaksana dan
pengawas proyek. Tugas dan tanggung jawab quality control adalah:
a. Mempelajari dan memahami spesifikasi teknis yang digunakan pada
proyek konstruksi tersebut.
b. Memeriksa kelayakan peralatan pengendalian mutu yang digunakan.
c. Melaksanakan pengujian mutu terhadap bahan atau material yang
digunakan.
d. Melaksanakan pengujian terhadap hasil pekerjaan di lapangan ataupun di
laboratorium.
e. Mencegah terjadinya penyimpangan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
31
f. Menyiapkan bahan laporan yang terkait pemeriksaan atau pengendalian
mutu dari pekerjaan.
14. Koordinator Pelaksana Lapangan
Koordinator pelaksana lapangan adalah staff pelaksana yang berlokasi di
proyek tersebut untuk membantu mengkoordinasi, mengelola, dan
memastikan pelaksanaan proyek dengan baik. Tugas dan tanggung jawab
koordinator pelaksana lapangan adalah:
a. Melaksanakan pengawasan, meneliti dan memberikan pengarahan-
pengarahan teknis dalam rangka pelaksanaan pekerjaan.
b. Memberikan petunjuk, bimbingan dan saran kepada penyedia jasa atas
pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan, supaya dapat mencapai
hasil sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat
Perjanjian/Dokumen Kontrak Pekerjaan.
c. Meneliti permintaan pembayaran angsuran.
d. Mengadakan hubungan kerja sama serta koordinasi hasil pekerjaan
secara berkala dengan Penyedia Jasa.
e. Berwenang menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaannya.
f. Melaporkan kepada Pengendali kegiatan mengenai segala hal yang perlu
dan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
g. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Dalam melaksanakan tugasnya Koordinator Pelaksanaan/Direksi
Pekerjaan dibantu oleh Pengawas Lapangan yang ditunjuk dengan Surat
Keputusan PPK.
i. Pembuatan laporan atas hasil pelaksanaan tugas secara berkala kepada
PPK.
32
2.7.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil
tidaknya suatu proyek. Oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, dan tenaga pelaksana
khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik
serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang
ditemui di lapangan dengan tepat. Sehingga diperoleh hasil yang baik, efisien
terhadap waktu, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya
Dalam bab ini, pelaksanaan pekerjaan yang akan diuraikan adalah tentang
pekerjaan yang dilaksanakan dan dialami selama melaksanakan kerja praktik di
Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol-Pluit (Elevated) Harbour Road II
pelaksanaan pekerjaannya antara lain:
Pembebasan dan pencabutan hak atas tanah merupakan suatu sarana yang
diselenggarakan oleh pemerintah untuk mengambil hak atas tanah warga negara
demi kepentingan umum, yang di dalamnya terdapat kepentingan bersama rakyat,
kepentingan bangsa dan negara, serta kepentingan pembangunan. Hak tanah pada
proyek ini ada yang dimiliki oleh perusahaan negeri, swasta, atapun lahan privat.
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan sebelum pembebasan lahan ini adalah antara lain
memastikan bahwa di sepanjang plan profile jalan yang hendak dibangun
telah memperoleh semua izin dan perizinan dari pihak lokal ataupun lembaga.
Dengan dilakukan pendataan pemilik lahan tersebut untuk bisa diperoleh
semua perizinan untuk pembebasan lahan, pemotongan pohon, dan
pembongkaran bangunan. Selain itu, juga dipertimbangkan untuk melakukan
pengelolaan pohon, jika ada pohon yang perlu ditebang karena ukuran
diameternya yang besar lebih dari 6 cm. Maka dari itu perlunya dilakukan
pekerjaan identifikasi pohon untuk mendapatkan data-data pohon yang
hendak ditebang sebagai bagian dari pembersihan lahan. Selanjutnya dibuat
pagar pengaman pada proyek untuk mencegah akses masuk yang bukan
bersangkutan ke dalam lokasi proyek.
33
Gambar 2.7 Pagar Pengaman Proyek
B. Pekerjaan Identifikasi Pohon
Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui jenis dan karak teristik
penumbangan pohon dikenali sesuai dengan ukuran pohon. Selain itu juga
identifikasi pohon ini dapat membantu untuk menentukan alat dan bahan
penumbangan pohon dioperasikan sesuai dengan jenis dan karakteristik
pohon serta ukuran-ukuran pohonnya pada lahan yang hendak dibebaskan hak
atas tanahnya. Pekerjaan ini bertujuan juga untuk memperbarui data sebelum
pekerjaan pembersihan lahan yakni dengan menebang pohon-pohon yang ada
di daftar yang sudah didapatkan dari data sebelumnya.
34
2.7.2 Pekerjaan Kepala Pilar (Pier Head)
Kepala pilar atau Pier head merupakan struktur atas dari jembatan
yang mampu meneruskan beban-beban yang berada diatasnya menuju pilar
(pier), baik itu beban hidup maupun beban mati. Lingkup pekerjaan pier head
pada proyek Jalan Tol Ancol Timur - Pluit (Elevated) Harbour Road II terdiri
dari pemasangan support bekisting pier head, pabrikasi dan pemasangan besi
tulangan pier head, pemasangan bekisting pier head, pengecoran pier head,
dan pembongkaran bekisting dan pendukung bekisting.
Dalam pekerjaan ini terdapat beberapa alat yang digunakan. Dapat
dilihat pada Tabel 3.5 merupakan peralatan yang akan digunakan selama
pekerjaan pier head di Area PT. Girder Indonesia, untuk Proyek Jalan Tol
Ancol Timur - Pluit (Elevated) Harbour Road II.
Tabel 2.1
35
No. Gambar Alat/Bahan Uraian Jumlah Satuan
16 Tools 1 Unit
36
No. Gambar Alat/Bahan Uraian Jumlah Satuan
37
Dapat dilihat pada Gambar 2.9 merupakan bagan alir pada pekerjaan pier
head untuk Proyek Harbour II
Mulai
1
Pekerjaan Persiapaan No
Pengecoran Pier head
NO
Kontrol Pembongkaran Formwork
Elevasi
Yes
Install Rebar Ada Strssing
Strand ?
Checklist No
fromwork Selesai
&Rebar
yes
38
Gambar 2.10 Manajemen Lalu Lintas
Sumber: Dokumen Proyek, 2023
Peletakan alat dan material pada lokasi harus ditentukan dengan hati-hati
dan menyesuaikan luas area yang ada. Pastikan alat-alat berat diberikan alas
berupa pelat baja atau sleeper beton agar menjaga stabilitas alat.
(2) Pemasangan Support Scaffolding
Scaffolding harus di pasang untuk akses kerja selama pekerjaan.
Pemasangan support bekisting atau bottom formwork menggunakan crane
service dipasang mengikat pada pier yang telah selesai. Gambar 2.11
merupakan ilustrasi pemasangan support bekisting.
39
Dapat dilihat pada Gambar 2.12 merupakan kegiatan pemasangan
support bekisting pada proyek pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit
(Elevated) Harbour Road II.
40
(4) Pemasangan Tulangan dan Strand
Tulangan pier head yang telah dipabrikasi sesuai gambar kerja akan
didistribusikan ke lapangan dari lokasi workshop. Pemasangan besi tulangan
dibantu dengan crane service. Setelah pemasangan tulangan pier head
dilakukan. Pemeriksaan dilakukan pelaksana, tim QC, Konsultan MK dan
owner. Pada Gambar 2.14 merupakan ilustrasi pemasangan tulangan.
41
Gambar 2.15 Pemasangan Tulangan
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023
42
Dapat dilihat pada Gambar 2.17 merupakan dokumentasi bekisting
yang telah terpasang pada proyek pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit
(Elevated) Harbour Road II.
43
Selama pengecoran digunakan vibrator untuk memastikan beton dapat
mengisi seluruh ruangan dan mendapatkan kualitas yang bagus. Selama
proses pengeringan beton di curing untuk memastikan beton berkualitas
bagus. Pada Gambar 2.19 merupakan ilustrasi pengecoran pada pier head.
44
Gambar 2.21 Ilustrasi Curing Beton
Sumber: Dokumen Proyek, 2023
45
Tabel 2.2 Komponen Utama Pekerjaan Stressing
No Gambar Alat Uraian Keterangan
1 Set Angkur Tipe M15A-22 dan M15-7
Bearing Plate
Wedge (Baji)
2 Dakting (Ducting)
5 Multistrand Jack
6 Pompa Hidrolik
46
Pengukuran utama hasil stressing didasarkan pada gaya yang digunakan
oleh peralatan stressing sebagaimana tercatat dalam form stressing record dan
pengukuran elongasi (pertambahan panjang) digunakan sebagai pengukuran
sekunder (counter check) dengan penyimpangan yang masih dapat diterima
dalam pengukuran perpanjangan harus 7% sesuai dengan SNI 6880:2016.
Apabila elongasi tendon terindikasi >7%, maka selanjutnya dapat
dilakukan proses lift off untuk pengecekan gaya aktual tendon. Namun apabila
hasil gaya tendon masih dalam batas desain, maka dapat dijadikan kriteria
penerimaan. Pada Gambar 2.23 Meruapakan posisi titik tendon pada pier
head P7.
47
Gambar 2.24 Persiapan Sebelum Memulai Pekerjaan Stressing
Sumber: Dokumetasi Penulis, 2023
(2) Identifikasi tendon dan lokasi yang telah ditandai. Pada Gambar 2.25
tendon yang siap telah dipasang jack dan siap dilakukan stressing.
48
Gambar 2.26 Urutan Tahapan Stressing
Sumber: Dokumen Proyek, 2023
(3) Gaya awal yang diterapkan 5 MPa dan target gaya untuk menghilangkan
kendur di tendon dan kemudian lepaskan piston hidrolik jack.
(4) Stressing kembali hingga 5 MPa dari target force atau kembali ke gaya
perapatan.
(5) Catat perpanjangan/elongasinya sebagai elongasi awal.
(6) Gaya pada kabel dikontrol dengan membaca tekanan pada dial dengan
kenaikan 5 MPa hingga final pressure dan catat perpanjangan yang terjadi.
(7) Lanjutkan stressing tendon dengan kenaikan 5 MPa hingga target gaya
(tekanan akhir) dengan mencatat perpanjangan akhirnya.
(8) Lanjutkan stressing pada tendon selanjutnya hingga semua tendon telah
di stressing.
Setelah seluruh tendon telah di-stressing, pemotongan kelebihan strand
dapat dilakukan setelah stressing record telah disetujui oleh konsultan. Itu
dapat dilakukan minimal 24 jam setelah selesai dilakukan pekerjaan stressing
untuk mengecek slip pada strand. Hal ini penting karena tendon tidak dapat
di stressing kembali atau di lepas oleh peralatan stressing setelah strand di
potong.
Setelah hasil stressing mendapat persetujuan dari pihak konsultan,
maka pekerjaan Grouting dapat dilaksanakan. Potong kabel baja prategang
(strand), Strand dipotong minimal 3 cm dari tepi luar baji (wedges). Grouting
tendon harus dilakukan secepatnya setelah stressing. untuk menghindari
49
korosi yang berlebih pada strand, lindungi strand dengan terpal selama masa
tunggu.
Pada pekerjaan grouting Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
masukkan grout dari pipa inlet di posisi terendah di tendon pier head. Ketika
aliran grout keluar dan terlihat di lubang-lubang outlet yang disediakan tutup
lubang lubang outlet secara berurutan kearah aliran. Grout harus mengalir dari
outlet hingga udara yang terperangkap telah keluar. Saat aliran grout sudah
keluar sekitar 5 liter, hentikan grouting dan tutup selang grout. Perlu diingat
bahwa pada pekerjaan ini jangan berikan tekanan yang tidak perlu ke grout
karena dapat menyebabkan segregasi. Dalam kasus terhentinya proses grout,
mortar harus disiram menggunakan air.
2.8 Standar dan Peraturan
50
51
BAB III
52
Keterangan :
: Lahan belum dibebaskan
: Proyek yang sudah dilaksanakan
53
3.3 Lingkungan Proyek
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Tanggung Jawab
: Garis Koordinasi
3.4 Pemilik Proyek
Pemilik Proyek adalah badan hukum baik pemerintah atau swasta yang
memberikan pekerjaan dan membiayai seluruh biaya proyek dalam suatu
pelaksana proyek. Pemilik Proyek yaitu PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
memiliki tugas dan kewajiban antara lain :
1) Mempunyai wewenang penuh terhadap keseluruhan proyek.
2) Menunjuk tim pelaksana (kontraktor) untuk melaksanakan proyek
tersebut melalui lelang.
3) Menunjuk pengawas proyek untuk memperhatikan secara langsung
pelaksanaan proyek.
4) Menyediakan dana yang diperlukan agar proyek bisa berjalan dengan
lancar.
5) Mengadakan kesepakatan terlebih dahulu dengan perencana,
pengawas, dan pihak pelaksana mengenai tugas, kewajiban, dan
54
tanggung jawab masing-masing pihak sesuai dengan aturan yang
telah disepakati.
6) Menerima hasil pekerjaan dari pelaksana proyek.
55
Tugas dan wewenang Konsultan Perencana antara lain:
1) Membuat sketsa rencana proyek untuk diajukan kepada pemilik
proyek.
2) Bila sketsa tersebut disetujui, kemudian dibuat gambar-gambar
lengkap dengan detail - detailnya.
3) Membuat perhitungan struktur.
4) Membuat spesifikasi pekerjaan dan jenis material yang digunakan.
5) Mengadakan koordinasi dengan pihak proyek.
3.6 Kontraktor
56
Pada struktur organisasi yang ditunjukkan pada gambar 3.7 dapat di lihat
bahwa setiap divisi memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Di bawah
ini merupakan tugas dan tanggung jawab dari setiap divisi di perusahaan PT. Girder
Indonesia.
3.7 Ruang Lingkup Pekerjaan Struktur
57
3.8 Data Umum Proyek
Secara umum, data proyek pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit
(Elevated) Harbour Road II, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Administrasi Jakarta
Utara, Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut:
58
b. Supplier besi tulangan oleh PT. The Master Steel Mfc dan
PT. Baja Perkasa Sentosa
59
P13 1,8 61 9
P14 1,8 51 12
P15.S 1,35 36 12
1. Mutu beton
a. Bore pile : fc’ 35 Mpa
b. Pier : fc’ 35 MPa
c. Pile cap : fc’ 35 MPa
d. Pier head : fc’ 40 MPa
e. Box girder : fc’ 40 Mpa
2. Slump test
a. Bore pile : 18 ± 2 cm
b. Pier : 14 ± 2 cm
c. Pile cap : 12 ± 2 cm
d. Pier head : 14 ± 2 cm
60
Gambar 3.7 Tol Harbour Road II, Jakarta
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2023
61
kerja yang berlaku di Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit
(Elevated) Harbour Road II sebagai berikut:
1. Hari kerja
Senin 08.00 – 17.00
Selasa 08.00 – 17.00
Rabu 08.00 – 17.00
Kamis 08.00 – 17.00
Jumat 08.00 – 17.00
Sabtu 08.00 – 17.00
Minggu 08.00 – 17.00
Jam kerja pada proyek ini berlaku dikarenakan waktu kerja proyek terbatas
dan sudah memperhatikan keselamatan kerja.
2. Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan Alat pelindung Diri (APD) seperti helm, rompi, dan sepatu
pengaman wajib digunakan selama berada di lapangan. Apabila terdapat pekerjaan
yang berada di ketinggian seperti pada saat pengecekan tulangan sebelum
pengecoran pier head, wajib menggunakan belt pengaman (body harness) untuk
mencegah insiden terjatuh dari ketinggian.
Sesuai dengan SOP perusahaan yang berkomitmen kecelakaan nihil,
perusahaan memiliki saksi untuk yang tidak memakai APD saat turun ke lapangan,
maka akan di denda sebesar Rp 200.000,00. Dapat dilihat di Gambar 3.8
penggunaan APD lengkap pada saat melakukan kegiatan di lapangan.
62
Gambar 3.8 Pemakaian APD Lengkap
Sumber: Dokumentasi penulis, 2023
63
Gambar 3.10 Gowes Santai (Kiri) dan Futsal (Kanan)
Sumber: Dokumentasi Proyek
64
Dalam upaya memenuhi Komitmen Keselamatan Konstruksi
dibutuhkan Kebijakan Mutu, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
(MK3L) yang ditunjukkan pada Gambar 3.12
65
3.11 Uraian Pekerjaan yang Diamati
Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated)
Harbour Road II terdapat beberapa pekerjaan di antaranya terdapat pekerjaan
pemasangan bore pile, pekerjaan kepala pondasi atau pile cap, pekerjaan pilar atau
pier. Bor log dilakukan untuk menentukan jenis dan sifat-sifat tanah (soil
properties) pada lokasi yang akan dibangun pondasi. Kedalaman bor mengacu pada
spesifikasi desain yang telah ditentukan. Lingkup pekerjaan bor log meliputi
pengeboran (boring) dengan hand auger, pengambilan data tanah, dan pembersihan
area kerja.
Menurut jurnal The Study Deformation Of Bore Pile Foundation Caused by
Horizontal Load In Soft Clay (2021), Pondasi bore pile merupakan jenis pondasi
dalam yang dikerjakan (pembesian & pengecoran) di dalam tanah dengan
kedalaman tertentu. Pelaksanaannya dilakukan dengan mengebor tanahnya
terlebih dahulu. Tujuan dari pekerjaan ini untuk menyediakan pondasi untuk
struktur yang memiliki kapasitas bantalan beban tinggi dan dengan gangguan
minimum terhadap kondisi lokasi di sekitarnya. Pengeboran dapat dilakukan
dengan metode kering, metode basah, dan metode casing. Pemilihan metode
pengeboran harus dilakukan dengan cermat, memahami kondisi medan kerja, jenis
tanah dan antisipasi terjadinya longsor di lubang pengeboran tanah. Lingkup
pekerjaan bore pile meliputi pekerjaan pengeboran, pembesian bore pile, dan
pengecoran bore pile.
Kepala pondasi atau pile cap merupakan penghubung antara struktur bawah
dan struktur atas. Tujuan dari pekerjaan pile cap untuk menyediakan pondasi
struktur untuk mengakomodasi beban aksial dan momen lentur struktur atas dan
mendistribusikan beban ke seluruh tiang pondasi. Lingkup pekerjaan pile cap
meliputi pemasangan sheet pile, penggalian tanah, dewatering galian,
pembobokan pile head, pengecoran lantai kerja, pabrikasi dan instalasi besi
tulangan,
Pilar atau pier merupakan salah satu elemen struktur vertikal yang berfungsi
untuk meneruskan baban aksial dan diteruskan ke pondasi. Pekerjaan pilar akan
dimulai setelah pekerjaan pondasi dan pile cap selesai. Lingkup pekerjaan pilar
meliputi fabrikasi dan pemasangan tulangan, bekisting, dan pengecoran pilar.
Lokasi pekerjaan pilar berada di sepanjang jalan utama dan ramp.
66
Pada proyek pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated) Harbour
Road II dimulai dari tahun 2022 dan direncanakan akan selesai pada tahun 2025.
Gambar 4.13 merupakan kurva S jadwal pelaksanaan pekerjaan.
67
a. Lokasi Proyek
pengamanan.
3. Semua orang yang masuk area proyek harus memakai tanda pengenal
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari jatuhnya benda dan
benturandengan benda keras yang menyebabkan luka ringan atau bahkan
mengarah padakematian.
b. Pelindung Mata
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari sinar yang merusak
(pekerjaan pengelasan) dan radiasi atau bahkan kimia lain yang apabila
kontak langsungdengan mata akan berbahaya, oleh karena itu sangat
dianjurkan menggunakankacamata pelindung ( safety glass ).
68
d. Pelindung Telinga
Alat ini berfungsi untuk melindungi telinga dari suara yang cukup
keras yangditimbulkan akibat pekerjaan.
e. Pelindung Kaki
Alat ini berfungsi untuk melinndungi kaki dari paku atau benda
tajam, kejatuhan benda keras, dan hal lain yang dapat mengganggu
pergerakan kaki.
f. Pelindung Tangan
Alat pengaman kerja dipasang di sekitar lokasi proyek agar setiap orang
yang ada di lokasi proyek terhindar dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan.Alat pengaman kerja diantaranya adalah rambu-rambu untuk
lalu lintas dan alat pemadam kebakaran. Penempatan dan tujuan setiap
rambu-rambu perlu diatur sedemikian rupa agar tujuannya tercapai
. 1. Kesehatan Kerja.
69
b. Kesehatan
70
BAB IV
71
4.2 PERBANDINGAN MUTU HASIL PEKERJAAN
Spisifikasi teknis merupakan standar acuan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, baik mengenai peralatan bahan dan jenis yang harus dipakai serta
kemampuan tenaga kerja. Setelah tahap demi tahap pelaksanaan pekerjaan Pier
Head Sosrobahu selesai, dapat dilihat hasil bangunan fisik secara keseluruhan.
Dimana setiap tahapan pekerjaan yang dilaksanakan Kontraktordi lapangan harus
sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan.Berikut ini adalah beberapa hasil
pekerjaan yang diperbandingkan denganSpesifikasi Teknis :
72
Tabel 2.4 (Sambungan)
73
Dokumen izin kerja Pier head (P7)
74
Gambar struktur pier head (P7)
a. Pembesian pierhead (P7)
75
b. JSA Pembesian P7
76
c. Pengecoran pier head (P7)
77
Gambar 4.5 Pengecoran Pier head
d. Stressing pier head (P7)
78
tegangan leleh 250 sesuai yaitu 250
MPa Mpa
79
4.4 Realisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Tidak
No. Uraian K3 Ada
Ada
Unit K3
2. Rompi Ada
80
Tabel 2.6 (Sambungan)
PERLENGKAPAN K3
4. Mushola Ada
81
4.5 Unit Keselamatan Konstruksi
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Unit Keselamatan Konstruksi
1. HSE Manager
45001:2018).
HSE System & Compliance dengan fungsi utamanya bertanggung jawab atas:
dibuat
efektif.
45001:2018).
3. HSE Koordinator
82
a. Mengkoordinir implementasi SHE Plan di area proyek sesuai ketentuan
konstruksi.
4. HSE Admin
5. HSE Paramedic
83
d. Membuat laporan administratif terkait kunjungan medis di proyek
6. Safety Man
maksimal.
keselamatan kerja
proyek.
ketentuan.
84
Struktur Job Description K3
85
BAB V
TUGAS KHUSUS
1. Spesifikasi
2. Gambar rencana
3. Penjelasan dan petunjuk dari pengawas pekerjaan selama pelaksanaan
pekerjaan. Pada proyek pembangunan jalan tol Tol Ancol Timur - Pluit
(Harbourroad II) harus dilakukan berdasarkan spesifikasi serta shop
drawing.
86
5. 2 Spesifikasi Secara umum
Secara umum, ketentuan dalam spesifikasi yakni berupa :
a. Uraian umum
87
1).Mobile Crane
Total Station yaitu alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan
vertikal) secara otomatis.Total Station dilengkapi dengan chin- ip memori, sehingga
data pengukuran sudut dan jarak dapat disimpan untuk kemudian didownload dan
di olah. Total station merupakan semacam teodolit yang terintegrasi dengan
komponen pengukur jarak elektronik atau biasa disebut sebagai Electronic Distance
Meter (EDM) untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu.
88
c. Waterpass
Waterpass Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan
sebuah benda atau garis dalam posisirata baik pengukuran secara vertical maupun
horizontal.
Gambar 5. 5 Waterpasse.
Truk Trailer Merupakan salah satu alat transportasi yang digunakan sebagai
alat pengangkut benda yang berat dan berdia meter besar, untuk truck trailer bisa
mengangkut 20 ton samapai 60 ton.Truk Trailer didesain sedemikian untuk alat
kargo pengiriman alat berat dan salah satunya digunakan untuk mengangkut Tiang
Pancang . Untuk Truk Trailer 20 feet memiliki jumlah sumbu 4 dan 5 sedangkan
untuk Truk Trailer 40 feet memiliki jumlah sumbu 6.
89
f. Alat Las
Alat Las digunakan pada proes pemancangan untuk menyambung setiap tiang
pancang per tiang pancang yang panjangnya 15 m/pancang.
Sedangkan, anggaran biaya adalah harga dari bangunan yang dihitung secara
teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada type bangunan yang sama
bisa saja berbeda-beda tergantung pada harga bahan dan upah tenaga kerja yang
berlaku di daerah masimg-masing. Misalnya upah tenaga kerja di kota DKI Jakarta
(Jakarta utara) berbeda dengan upah tenaga kerja di kota Pekan Baru, Jambi, aceh,
90
Bandung, Surabaya dan lain-lain. Tujuan dari pembuatan RAB ialah untuk
mengetahui harga bagian atau item pekerjaan sebagai pedoman untuk mengeluarkan
biaya-biaya dalam masa pelaksanaan pembangunan. Selain itu juga bertujuan
supaya bangunan yang akan didirikan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Efektif dan efisien disini dimaksudkan untuk memungkinkan kita mendirikan
bangunan dengan perhitungan biaya yang tepat dan ekonomis, namun bangunan
yang dihasilkan tetap berkualitas sesuai dengan standar yang berlaku. Sedangkan
fungsi dari RAB adalah sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dan sebagai alat
pengontrol pelaksanaan pekerjaan. Melalui RAB inilah kita bisa memperhitungkan
dan mengetahui secara pasti berapa biaya yang dibutuhkan untuk mendirikan
bangunan sesuai dengan permintaan owner.
Dalam penyusunan RAB suatu bangunan, ada 2 cara yang dapat dilakukan,
yaitu :
KONTRAK
MATA
URAIAN SATUAN
PEMBAYARAN KUANTITAS HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA BOBOT
PEKERJAAN (Rupiah) (Rupiah) (%)
a b c d e f= d x e g
91
Tipe portal ada tiga Tipe potral memotong ada tiga Box atau posisi Merjin, deterjen
no RAM. Dari tiga tiga Tipekal adalah pile hard yang menopang satu box girder (Singel
box). Setiap Satu bulan proyek ada pengajuan RAP (Rencana Anggaraan Proyek) dengan
dasar anggaran biaya dalam 1 bulan ke depan RAP di ajaukan ke head officie untuk
perencanaan anggaran biaya selama 1 bulan, dengan aktual biaya lapangan (Pierhead)
mengacu ke pada RAP. Yaitu bobot kurva S yang akan di kejar/bulan.bobot sop miskon 1%
dalam 1% bobot kurava S ada 1 item pekerajaan pile head (Breakdown) pada Pier head P7.
Dengan menggunakan peninjauan khusus pada pier head P7 menggunkan shoring dari ke
5 item ini :
1. Volum beton
2. Volum besi
3. Volum strandt ( kabel strand/kg )
4. Volum bekesting ( rom work)
5. Volum shoring (heavy duty shoring)
Kebutuhan aspek pendukung untuk bisa mengerjakan pile head melalui penkuatan
(Ansumsi) untuk menggunkan Refrensi (Shoot drowing) di mana shoot drowing juga akan
selalu menjadikan dasar disetiap pekerjaan lapangan yang ada. Dari kesesuian rencana
anggran biaya dengan aktual lapangan menjadi biasa di perkecil atau di minimalisir.
Pier head mempunyai fungsi sebagai tumpuan struktur bentang jembatan yang
terdapat balok girder diatasnya (upper structure) yang kemudian disalurkan gaya menuju
struktur yang berada nya yaitu bored pile. Sedangkan back wall mempunyai fungsi sebagai
dinding pembatas antara balok girder yang akan di letakkan diatas pier head. Pada proyek
ini permukaan pierhead memiliki kemiringan derajat sebanyak 3% dari total
panjang pierhead dan pembelokkan sebesar 1% dari lebar pier head.
Pelaksanaan pekerjaan pier head pada proyek ini menggunakan 2 (dua) metode
yakni, metode bracket dan metode shoring. Yang dimaksud metode bracket yaitu metode
yang dalam pemasangannya menggunakan balok konsol yang terdapat pada pilar bagian
atas sebagai tumpuan dari H - Beam yang menyangga bekisting pier head. Metode bracket
digunakan pada pilar 2 sampai pilar 8 dan untuk pilar 1 menggunakan metode shoring.
Berikut gambar
92
a. Gambar Pekerjaan Pengecoran Pier head
93
Tabel 2.8 Pekerjaan Pengecoran Beton Pier Head
94
Tabel 2.9 Pekerjaan Pembesian Pire head
95
PEKERJAAN STERSSING PIERHEAD
Uraian Gaji perhari Jumlah Tukang Hari Kerja Gaji Total
Pekerja pengecoran Rp120.000 4 26 Rp12.480.000
mandor Rp250.000 1 26 Rp6.500.000
Asiten Mandor Rp150.000 1 26 Rp3.900.000
Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada
pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat, selain merupakan bagian dari manajemen yang
baik juga sebagai salah satu faktor pendukung untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud,
dalam hal ini sering disebut dengan istilah Time Schedule. Dan juga sebagai sarana kontrol
tahap demi tahap dari pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor.
A. Penjadwalan Kerja (Time Schedulle) Pengertian dari Time Schedule adalah Time
berarti waktu, schedulle berarti memasukan kedalam daftar. Time Schedule atau Schedule
Time ialah waktu yang telah ditentukan. Jadi yang dimaksud dengan Time Schedule ialah,
mengatur rencana kerja dari satu bagian atau unit pekerjaan (H. Bachtiar Ibrahim 1993).
Time Schedule meliputi kegiatan antara lain sebagai berikut ;
1. Schedule Bahan, ialah jadwal bahan-bahan yang diperlukan pada proyek ini
2. Schedule Peralatan, ialah jadwal peralatan yang akan dipergunakan pada proyek
3. Schedule Tenaga Kerja, ialah jadwal tenaga kerja yang dibutuhkan pada proyek
4. Schedule Biaya, ialah jadwal aliran biaya yang harus dikeluarkan sesuai schedule
bahan, peralatan dan tenaga kerja persatuan waktu. Dari time Schedule/rencana kerja, kita
akan mendapatkan gambaran lama pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian
pekerjaan yang saling berkaitan antara satu sama yang lainnya.
96
Tujuan dari pembuatan Time Schedule ini adalah ;
Bagan balok (bar chart) merupakan salah satu bentuk penjadwalan waktu
yang mencantumkan semua unit pekerjaan yang ada, berupa batang horizontal yang
menggambar waktu untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan. Dengan bagan
tersebut diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang direncanakan.
97
Bagan balok direncanakan atas dasar kapasitas alat, besarnya pekerjaan, dan
rencana waktu penyelesaian. Dari bagan balok ini pula dapat dilihat jenis pekerjaan
apa saja yang sedang dilakukan dan pekerjaan yang dapat dikerjakan bersama-sama.
Dari bagan balok dapat pula dibuat grafik yang menyatakan.
98
99
Gambar 5.9 Kurva S
C. Kurva “S”
1. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara harga suatu jenis pekerjaan
dalam waktu tertentu terhadap harga total yang tercantum dalam dokumen kontrak.
Dalam hal ini grafik bobot persen menyatakan hubungan antara harga kumulatif
bobot persen dengan waktu.
2. Bobot persen yang menyatakan perbandingan antara bobot suatu jenis pekerjaan
dengan bobot seluruh pekerjaan. Dari bobot persen ini, dapat dibuat grafik yang
menyatakan hubungan antara persentase kumulatif
pekerjaan dengan waktu, dari grafik ini pula dapat diketahui persentase pekerjaan
yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Bobot persen yang dipakai
pada proyek ini adalah sebagai berikut :
(5.1.1)
Pada dasarnya Time Schedule ini dibuat untuk mengontrol kemajuan suatu
proyek, sesuai jangka waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaanya, Time Schedule
harus selalu dikontrol agar dapat dilakukan penyesuaian terhadap
perubahanperubahan yang terjadi. Jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan, maka
harus ada pekerjaan yang lain yang dipercepat untuk menutupi keterlambatan yang
100
terjadi, misalnya dengan penambahan tenaga kerja, penambahan peralatan, kerja
lembur dan sebagainya.
101
2. Menjumlahkan prestasi kerja Kontraktor untuk seluruh item/jenis
pekerjaan yang dikerjakan persatuan waktu tersebut.
- Dilihat pada kurva S rencana, proyek tersebut diperkirakan selesai pada bulan
Agustus 2025
- Pada kurva S realisasi, proyek tersebut tidak mengalami keterlambatan hal ini
dapat dilihat di lapangan dan pada selisih antara kumulatif realisasi dengan
102
Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja diterima dari hasil
pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika instalasi peralatan
sedang dikerjakan dan setelah instalasi selesai.
3. Melakukan Pengujian Dengan Sampling
Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas
material sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian dengan
sampling perlu dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip yakni
tepat waktu, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggung jawabkan.
Pengujian sampling harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa
dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi
perbaikan kualitas proyek, khususnya pada bagian-bagian yang belum
menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan tertentu. Pengujian sampling harus
dikerjakan dengan efektif dan efisien baik dari metode maupun instrumen yang
digunakan supaya bisa mencapai titik-titik penting yang dapat memberikan
gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek. Pengujian sampling tersebut
harus bisa dipertanggung jawabkan secara jujur dan objektif, karena itu harus jelas
pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang diambil dan sasaran uji
sampling. Pengendalian biaya, mutu dan waktu merupakan bagian yang utama agar
suatu proyek dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat, biaya yang kompetitif
dengan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan memenuhi persyaratan
pelanggan.
Kegiatan manajemen pengelolaan dan pengendalian kegiatan tersebut
merupakan suatu ukuran keberhasilan apabila mutu produk akhir dicapai sesuai
dengan perencanaan teknis dan sesuai koridor waktu yang telah disepakati sejak
diterapkannya spmk sampai fho tahapan dari kegiatan tersebut meliputi :
1. Persiapan dokumen
2. Rencana pelaksanaan proyek
3. Persiapan fisik lapangan
4. Proses pembayaran
5. Penyesuaian/ perubahan biaya
6. Perselisihan
7. Serah terima
103
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Selama kegiatan Kerja Praktik (KP) yang dilaksanakan pada tanggal 18
September 2023 – 18 November 2023 di Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol
Timur – Pluit (Elevated) Harbour road II, telah didapatkan gambaran nyata suatu
proyek, pelajaran, dan pengalaman baru, baik melalui peninjauan langsung di
lapangan maupun di kantor proyek. Dari hasil pengamatan dan tugas-tugas yang
diberikan pembimbing proyek, didapat beberapa kesimpulan diantaranya:
a. Proyek Pembangunan Jalan Tol Ancol Timur – Pluit (Elevated) Harbour Road
II di Jl. RE. Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara merupakan proyek
yang sedang dilaksanakan oleh PT Girder Indonesia yang dimulai dari tahun
2022 sampai dengan tahun 2025 mendatang. Proyek Pembangunan Jalan Tol
Ir Wiyoto Wiyono M.Sc. Section Harbour Road II akan dimulai dari Ancol
Timur hingga Pluit dengan panjang 9,6 Km dengan konsep pembangunan
Jalan Tol layang (Elevated).
b. Dalam proyek ini terdapat struktur organisasi yang berfungsi untuk dapat
bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan keahliannya masing-masing serta
memiliki wewenang penuh dalam melaksanakan pekerjaannya dan memiliki
sarana pendukung yang diperlukan, sehingga pelaksanaan proyek menjadi
lebih efektif dan efisien.
c. Kegiatan yang diamati selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) antara
lain:
104
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan selama Kerja Praktik (KP) yaitu:
1. Peningkatan pada segi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu di
tingkatkan khususnya pada penggunaan alat pelindung diri (APD) dan
peralatan penunjang pekerjaan di lapangan.
2. Komunikasi perlu dilakukan untuk menghindari adanya miskomunikasi. Hal
ini tentu saja sangat penting untuk keberhasilan suatu proyek.
3. Lakukan pengecekan ulang di setiap perkerjaan agar hasil pekerjaan
sesuai dengan yang direncanakan.
105
Daftar Perpustakaan
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dijelaskan bahwa sistem kontrak yang umum
digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia
for Commercial Risks Second Edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2020. Spesifikasi Umum
untuk Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol.
Hardiyatmo, H. C. (2008). Teknik Fondasi 2. Yogyakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2008. Cara Uji Slump Beton. SNI 1972:2008.
Badan Standardisasi Nasional: Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2021. Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
106
LAMPIRAN
107