Disusun Oleh:
Muhammad Farhan
051.0015.00085
Dosen Pembimbing:
Ir. Indrawati Sumeru, MM.
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas nikmat dan berkah yang telah diberikan oleh Allah SWT
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kerja Praktik ini tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan kegiatan kerja
Praktik yang saya lakukan di Proyek Jalan Tol Cibitung – Cilincing seksi 2 yang
terhitung sejak tanggal 24 Agustus 2020 sampai 24 November 2020. Pengamatan
yang dilakukan pada proyek ini meliputi pengamatan terhadap alat dan material
serta metode pelaksanaan pekerjaan yang ada pada proyek tersebut.
Pada kesempatan kali ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu saya selama pelaksanaan kerja Praktik dan
penyusunan laporan kerja Praktik baik secara langsung maupun tidak langsung,
khususnya kepada:
1. Allah Subhanawata’ala, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan kerja Praktik dan laporan kerja Praktik.
2. Kepada kerluarga saya terutama orang tua dan kakak saya yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat kepada saya.
3. Ibu Ir. Sih Andayani, Dipl.HE. selaku ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti.
4. Ibu Ir. Indrawati Sumeru, MM. selaku dosen pembimbing saya yang telah
meluangkan waktu dengan memberikan bantuan dan bimbingan kepada
saya selama kegiatan kerja Praktik berlangsung dan dalam proses
penyusunan laporan kerja Praktik.
5. Ibu Ir. Indrawati Sumeru, MM. selaku koordinator Kerja Praktik.
6. Pak Andrenov selaku kepala proyek yang telah mengijinkan saya untuk
melaksanakan kerja Praktik di proyek jalan tol Cibitung - Cilincing seksi 2.
7. PT. Waskita Karya beserta segenap jajaran staf proyek jalan tol Cibitung -
Cilincing seksi 2 karena telah menerima dan membantu saya selama kerja
Praktik berlangsung.
8. Teman-teman Jurusan Teknik Sipil Trisakti angkatan 2015.
ii
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kerja Praktik ini masih
banyak kekurangan, baik isi maupun pemilihan bahasa yang tepat. Oleh karena itu
jika terdapat kekurangan ataupun kesalahan yang terdapat pada laporan ini, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Besar harapan
saya agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Muhammad Farhan
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... ix
iv
2.2.5 Dump Truck ........................................................................................... 19
2.2.6 Tack Coat Sprayer ................................................................................. 19
2.2.7 Finisher .................................................................................................. 20
2.2.8 Tandem Roller........................................................................................ 20
2.2.9 Pneumatic Tired Roller .......................................................................... 21
2.2.10 Air Compressor Truck.......................................................................... 22
2.2.11 Concrete Pump Truck .......................................................................... 22
2.3 Peralatan ..................................................................................................... 23
2.3.1 Scaffolding ............................................................................................. 23
2.3.2 Concrete Vibrator .................................................................................. 23
2.3.3 Silinder Benda Uji Kuat Tekan Beton ................................................... 24
2.3.4 Alat Uji Slump........................................................................................ 25
2.3.5 Bekisting Plywood.................................................................................. 25
2.3.6 Genset Miller ......................................................................................... 26
2.3.7 Waterpass............................................................................................... 26
2.3.8 Kawat Bendrat ....................................................................................... 27
2.4 Material ....................................................................................................... 28
2.4.1 Besi Tulangan ........................................................................................ 28
2.4.2 Tiang Pancang........................................................................................ 28
2.4.3 Aspal Hotmix ......................................................................................... 29
2.4.4 Cairan Tack Coat ................................................................................... 30
v
3.3.4. Pekerjaan Pengecoran ........................................................................... 36
3.4 Pekerjaan Erection Slab ............................................................................. 39
3.4.1 Pengangkutan Slab ................................................................................. 40
3.4.2 Pemasangan Slab ................................................................................... 40
3.5 Pekerjaan Penghamparan Tack Coat ....................................................... 42
3.5.1 Pembersihan Lahan ................................................................................ 42
3.5.2 Penghamparan Tack Coat ...................................................................... 42
3.6 Pekerjaan Penghamparan Aspal .............................................................. 43
3.6.1 Pengangkutan Aspal............................................................................... 43
3.6.2 Penghamparan ........................................................................................ 44
3.6.3 Pemadatan .............................................................................................. 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Denah Lokasi Proyek.......................................................................... 5
vi
Gambar 2. 2 Drop Hammer Yang Dipasang di Crane ........................................... 17
Gambar 2. 13 Scaffolding..................................................................................... 23
vii
Gambar 2. 24 Cairan Tack Coat ............................................................................ 30
viii
Gambar 4. 1 Lokasi Pekerjaan……………………………………………………49
Gambar 4. 2 Karton ............................................................................................... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Denah dan Potongan Melintang Hotmix (AC Wearing Course)
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Cibitung – Cilincing Seksi 2, mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman
untuk terjun ke dunia pekerjaan ketika lulus menjadi Sarjana Teknik Sipil.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus Kerja Praktik adalah agar mahasiswa dapat:
a. Dapat mengetahui kondisi pekerjaan di lapangan secara langsung dan
nyata.
b. Menjelaskan proses pelaksanaan proyek/ industri konstruksi.
c. Menjelaskan struktur organisasi dan pembagian tugas (job
description) semua personal yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
konstruksi.
d. Dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh suatu proyek sesuai
dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan.
e. Untuk mendapatkan pengalaman di lapangan yang tidak didapat
selama kuliah.
f. Untuk memenuhi tugas studi sebagai mahasiswa Program Studi Strata
1 (S1) Teknik Sipil Universitas Trisakti dengan benar.
1.3 Ruang Lingkup
Kerja Praktik dilaksanakan 12 minggu dan dimulai pada tanggal 24
Agustus 2020 hingga 24 November 2020. Dikarenakan oleh keterbatasan
waktu, maka pengamatan pelaksanaan selama kerja Praktik yaitu hanya
terbatas pada pekerjaan pemancangan, Pile Head, erection Slab,
penghamparan tack coat, dan penghamparan Aspal. Dalam penulisan laporan
ini penulis mengamati metode paper test pada penghamparan tack coat
sebagai topik khusus pada laporan ini.
2
C. Erection Slab
Pekerjaan erection Slab dilakukan setelah pekerjaan Pile Head selesai
yang berguna untuk meletakan Slab di atas Pile Head.
3
pemerintah dapat mengurangi kemacetan sampai dapat menjadi sumber pemasukan
khas negara. Tingginya tingkat kemacetan di Jakarta menjadi problematik yang
harus segera diselesaikan. Kemacetan sendiri bukan hanya terjadi karena kendaraan
dari dalam kota saja melainkan juga banyak kendaraan yang berasal dari luar jakarta
yang menyebabkan kemacetan di pinggiran kota Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR
2) dibangun sebagai salah satu solusi untuk mengatasi volume kendaraan yang
tinggi terutama dari kendaraan-kendaraan yang berasal dari kota-kota satelit di
sekitar jakarta dan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah Jakarta dan
sekitarnya. Dengan dibangunnya JORR 2 diharapkan investor akan melirik kota-
kota satelit di sekitar Jakarta sebagai alternatif tujuan investasi.
Ruas tol Cibitung-Cilincing ini merupakan bagian dari 15 proyek strategis
nasional, khususnya untuk Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2). Ruas tol ini
menghubungkan antara Cibitung dan Cilincing. Adapun tol Cibitung Cilincing
berfungsi sebagai jalan pintas yang dapat mengurangi kemacetan di sekitar Jakarta
dan Bekasi khususnya untuk kendaraan besar dari kawasan industri di Cibitung
menuju Pelabuhan Tanjung Priuk. Proyek ini dibangun dengan beberapa
pertimbangan khusus. Tujuan dari Proyek Pembangunan Jalan Tol Cibitung-
Cilincing Seksi 2 adalah:
a. Memperlancar lalu lintas antar daerah,
b. Meningkatkan pemerataan untuk hasil pembangunan dan keadilan,
c. Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang
pertumbuhan ekonomi.
1.6 Data Proyek
1.6.1. Lokasi Proyek
Pembangunan jalan tol Cibitung – Cilincing dibagi menjadi 4 seksi
dengan panjang keseluruhan 23,618 km. Sementara pengamatan dilakukan pada
proyek konstruksi seksi 2 yang berada pada daerah Telaga sepanjang 6,046 km.
Peta lokasi proyek Jalan Tol Cibitung – Cilincing Seksi 2 dapat dilihat pada
Gambar 1.1. Pengamatan yang dilakukan pada proyek konstruksi seksi 2 berada
di Jalan Raya Kali CBL, Desa Srimahi, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten
Bekasi. Proek Jalan Tol Cibitung – Cilincing Seksi 2.
4
Gambar 1. 1 Denah Lokasi Proyek
5
2. Jumlah lajur : 3 x 2 Lajur
3. Lebar lajur : 3.60 m
4. Lebar bahu luar :3m
5. Lebar bahu dalam : 1.5 m
6. Kecepatan : 100 km/jam
7. Metode Erection : Crawler Crane
8. Perkerasaan : Rigid Pavement
9. Jenis Pondasi : Tiang Pancang
10. Mutu beton : 1. Pile Head = K-350
2. Spun Pile = K-600
6
OWNER KONSULTAN
PERENCANA
PT. CTP TOLL WAYS
PT.BINAKARYA
KONSULTAN
PENGAWAS
Garis Koordinasi
KONTRAKTOR
PT. WASKITA
7
1.7.2. Struktur Organisasi Kontraktor
Salah satu pihak yang mempunyai keterlibatan yang cukup besar dalam
proyek pembangunan Jalan Tol Cibitung – Cilincing seksi 2 yaitu pihak
kontraktor utama dalam hal ini yaitu PT Waskita Karya. Kontribusi kontraktor
8
utama dalam pelaksanaan proyek ini cukup besar maka, harus memiliki struktur
organisasi yang efektif dalam melaksanakan tugas-tugas di lapangan. Struktur
organisasi kontraktor yang dapat dilihat pada Gambar 1.3. Berikut ini merupakan
beberapa bagian dengan tugas dan kewajiban dari struktur organisasi kontraktor
proyek pembangunan Jalan Tol Cibitung – Cilincing seksi 2, antara lain sebagai
berikut:
A. Project Manajer
Tugas dari project manager sebagai berikut:
1. Merencanakan dan mengatur proyek,
2. Mengarahkan proyek berdasarkan manajemen waktu, biaya, mutu
serta keamanaan dalam mengelola,
3. Mengolah sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang sesuai
dengan rencana kerja,
4. Memimpin setiap pertemuan terbatas,
5. Berkoordinasi dengan pihak dan instansi terkait proyek yang sedang
dilaksanakan,
6. Menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan,
7. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak serta
menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan
B. Site QHSE Manager
a. Quality Control
Quality Control diperlukan didalam proyek konstruksi untuk
memastikan setiap satuan pekerjaan di proyek mampu diproduksi
dengan kualitas maksimal sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dalam spesifikasi teknis. Beberapa tugas Quality
Control pada proyek Cibitung – Cilincing seksi 2 antara lain:
1. Memeriksa kualitas dari hasil pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan,
2. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan
tersebut sesuai dengan dokumen yang telah direncanakan,
9
3. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, dan melakukan inspeksi dan pengujian
material
b. Health, Safety, and Environment
Tingginya resiko kecelakaan kerja pada sebuah proyek
konstruksi menjadi alasan utama diberlakukannya sistem
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Proyek (K3LP).
Berikut adalah bentuk K3LP yang dilaksanakan di proyek
pembangunan Jalan Tol Cibitung – Cilincing seksi 2:
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat
2. Mencegah dan mengobati kecelakaan kerja
3. Memakai helm safety lengkap dengan tali di dagu.
4. Mencegah keracunan yang ditimbulkan saat bekerja
5. Menggunakan sepatu safety yang sesuai jenis pekerjaan
6. Menggumakan full body harnest saat bekerja diketinggian
yaitu berupa tali yang diikatkan ketubuh dan digantungkan ke
tali pengaman lifeline.
7. Menggunakan alat pelindung lainya sesuai dengan jenis
pekerjaan seperti: sarung tangan, earplug, kacamata, kedok
las, masker, dan lain-lain.
8. Menjaga fasilitas K3LP yang ada di proyek seperti rambu-
rambu, alat pengaman kerja dan lain-lain.
9. Menjaga kebersihan lingkungan kerja, merapikan tempat kerja
dan alat kerja setelah selesai melakukan pekerjaan.
10. Memiliki dan memakai tanda pengenal (ID card) dari proyek.
Mengikuti acara pengarahan K3LP secara rutin.
C. Site Procurement, Logistic, and Equipment Manager
Logistik dan peralatan yang dilaksanakan di proyek pembangunan
Jalan Tol Cibitung – Cilincing seksi 2 diperlukan dengan baik agar kegiatan
pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Beberapa bentuk logistik dan
peralatan yang dilaksanakan pada proyek ini yaitu:
10
1. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan
bangunan dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehingga bisa
mendapatkan harga material termurah dari supplier yang dipilih.
2. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang
sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan
terkontrol dengan baik jumlah pemakaianya.
3. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung
jawab atas pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pembangunan, [Budi, logistik].
D. Site Commercial Manager Administration and Risk Manager
Beberapa tugas pokok dari Commercial Manager Administration and
Risk Manager yaitu:
1. Pembuatan semua yang berhubungan dengan laporan keuangan,
laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, dan lain
sebagainya,
2. Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja diproyek untuk
pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisai
keahlian masing-masing sesuai posisi organisasi proyek yang
dibutuhkan.
3. Mengidentifikansi risiko finansial, keselamatan, atau kelemahan
yang akan dihadapo perusahan
4. Megelola kebijakan asuransi perusahan
5. Menetapkan kebijakan terhadap jumlah risiko yang dapat diambil
perusahaan.
E. Site Engineering Manager
Beberapa tugas Site Engineeering Manager yang dilaksanakan yaitu:
1. Melaksanakan pekerjaan khusus yang diperintahkan oleh Project
Manager,
2. Mengevaluasi dan memberi usulan pelaksanaan metode konstruksi
di proyek,
3. Mempersiapkan dan mengurus penyelesaian klaim,
11
4. Menganalisis kinerja waktu proyek selama proses pelaksanaan
konstruksi,
5. Mengatur seluruh jadwal kegiatan yang dilaksanakan pada proyek
serta mengatur kegiatan survey dan pengukuran sebelum
pengerjaan dimulai,
6. Mengatur perencanaan sumber daya manusia dan material
perusahaan atau enterprise resource planning (ERP).
F. Site Administration
Beberapa tugas dan tanggung jawab Site Administration antara lain:
1. Melakukan perekrutan pegawai,
2. Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan
serta retribusi dan membantu project manager terutama dalam hal
keuangan dan sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan
proyek dapat berjalan dengan baik
3. Melaksanakan semua tugas yang telah diorder oleh kepala proyek.
4. Memastikan operasi administrasi mematuhi kebijakan dan
peraturan
12
5. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan proyek yang disesuaikan
dengan kondisi dan keadaan di lapangan dan mengawasi pekerjaan
para pelaksana dan mandor
13
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dan saran yang
diusulkan oleh penulis selama melaksanakan Kerja Praktik di proyek
pembangunan jalan tol Cibitung – Cilincing Seksi 2.
14
BAB II
MATERIAL DAN ALAT
2.1 Umum
Pada proyek konstruksi alat dan bahan adalah unsur yang penting dalam
proses pembangunan tidak terkecual proyek pembangunan Jalan Tol Cibitung –
Cilincing Seksi 2, karena tanpa adanya material dan alat akan menyebabkan
keterlambatan pelaksanaan proyek yang akan membuat kerugian dalam proyek
konstruksi, seperti perpanjangan masa pelaksanaan proyek yang mengakibatkan
meningkatnya pembiayaan tenaga kerja. Jika satu komponen sudah mengalami
kegagalan pada fungsinya maka pekerjaan suatu proyek akan mengalami
kemunduran dan akan mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan. Hal ini
menyebabkan beragamnya material dan alat yang digunakan dalam sebuah proyek
konstruksi sehingga mengurangi terjadinya kerugian dan mempercepat suatu
kegiatan dalam proyek konstruksi. Dalam bab ini akan dibahas penggunaan
material dan alat dalam proyek Jalan Tol Cibitung – Cilincing Seksi 2.
15
Gambar 2. 1 Crawler Crane
16
Gambar 2. 2 Drop Hammer Yang Dipasang di Crane
17
Kapasitas maksimal Truck Trailer untuk mengangkut Slab adalah 3 slab pada
proyek ini, sedangkan untuk Spun Pile adalah 6 tiang Bottom atau Middle dengan
panjang minimal 12 m, dapat dilihat pada Gambar 2.4.
18
Gambar 2. 5 Truck Mixer
19
Gambar 2. 7 Tack Coat Sprayer
2.2.7 Finisher
Finisher adalah alat yang digunakan untuk menghampar Aspal pada
proyek ini. Finisher ini dapat mengatur ketebalan Aspal yang dihampar pada
bagian belakang agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam
penghamparan Aspal tersebut.
Gambar 2. 8 Finisher
20
Gambar 2. 9 Tandem Roller
21
2.2.10 Air Compressor Truck
Alat ini digunakan untuk membawa kompresor untuk membersihkan laha
sebelum dilakukannya penghamparan tack coat dan penghamparan asphalt.
22
2.3 Peralatan
2.3.1 Scaffolding
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi. Scaffolding sendiri
terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mempunyai
kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya. Pada proyek ini
scaffolding digunakan untuk menahan bekisting dari Pile Head, dapat dilihat
pada Gambar 2.14.
Gambar 2. 13 Scaffolding
23
Gambar 2. 14 Concrete Vibrator
24
2.3.4 Alat Uji Slump
Sebelum pengecoran dilakukan, perlu dilakukan slump test untuk
mengetahui konsistensi pada beton readymix yang dibawa oleh truck mixer.
Alat-alat yang digunakan pada saat slump test adalah Sekop, Batang baja, Papan
kayu, Kerucut Abrams. Gambar alat – alat yang digunakan untuk uji slump dapat
dilihat pada Gambar 2.17.
25
Gambar 2. 17 Bekisting Plywood
2.3.7 Waterpass
Waterpass merupakan alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda dalam posisi rata baik pengukuran secara vertical
26
maupun horizontal. Dalam hal ini waterpass digunakan saat proses
pemancangan, dengan cara sebelum tiang bagian bawah (Bottom) dipancangkan
ke tanah, setelah proses pemasangan tiang ke drop hammer selesai tiang akan di
cek terlebih dahulu dengan menggunakan alat waterpass untuk mengecek
apakah tiang sudah dipasang tegak atau masih ada kemiringan walau sedikit,
dapat dilihat pada Gambar 2.21.
Gambar 2. 19 Waterpass
27
Gambar 2. 20 Kawat Bendrat
2.4 Material
2.4.1 Besi Tulangan
Dalam teori, beton bersifat tahan tekan sedangkan besi tahan tarik, maka
dari itu untuk memberikan kekuatan ketahanan tarik pada struktur yang
menggunakan beton seperti Pile Head dipasangkan besi – besi tulangan dengan
diameter yang bervariasi bergantung pada letak tulangan tersebut, dapat dilihat
pada Gambar 2.22.
28
panjang tiang pun bervariasi bergantung dari letak spun pile itu akan dipacang,
untuk bagian bawah atau Bottom memiliki panjang 12 m, sedangkan untuk
bagian tengah atau middle memiliki panjang 8 m, 10 m, dan 12 m, dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
29
Gambar 2. 23 Aspal AC-WC
30
BAB III
METODE PELAKANSANAAN KONSTRUKSI
3.1 Umum
Pada bab ini, penulis akan menjelaskan metode pelaksanaan konstruksi
yang diamati pada proyek pembangunan jalan tol Cibitung – Cilincing seksi 2.
Pekerjaan yang diamati dalam kegiatan kerja Praktik adalah pekerjaan pondasi
tiang pancang, pekerjaan Pile Head, pekerjaan erection Slab, dan pekerjaan
pengaspalan. Metode ini merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan
proyek konstruksi karena berkaitan dengan biaya, mutu, dan waktu:
31
diameter dalam 400 mm. Pemancangan dilakukan menggunakan alat drop
hammer. Berikut ini langkah -langkah pekerjaan pemancangan spun pile:
3.2.1 Persiapan Tiang Pancang Bottom
Tiang pancang bagian Bottom merupakan bagian kritis dari
pemancangan, karena jika pemasangannya tidak sesuai makan akan
mempengaruhi kekuatan untuk menahan beban diatasnya. Tiang
pancang Bottom yang digunakan memiliki panjang 12 m. Setelah tiang
pancang berdiri dititik yang diinginkan kemudian di pukul hingga
masuk lalu periksa menggunakan waterpass untuk memastikan bahwa
tiang pancang berdiri tegak lurus.
32
Gambar 3. 3 Pengecekan dengan Waterpass
3.2.2 Pemancangan
Setelah itu tiang pancang berdiri dan tegak lurus kemudian baru lah
dilakukan pemancangan.
Gambar 3. 4 Pemancangan
33
pancang yang sudah tertanam dan yang akan disambung. dapat dilihat
pada Gambar 3.5. dan 3.6.
34
3.3.1. Pemasangan Perancah (Scaffolding)
1. Pada awal pekerjaannya dilakukan pemasangan perancah dan
bekisting bagian bawah yang berguna untuk mempermudah akses para
pekerja dengan ketinggian ± 4.00 m. Lapi
2. Bekisting bagian bawah menggunakan bahan kayu dengan tebal
lapisan ±18 mm, yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan
penulangan adapun Gambar pemasangan sebagai berikut Gambar 3.7.
35
Gambar 3. 8 Proses Pembesian Pile Head
36
Head memiliki volume 30 m³ dengan syarat slump yang diizinkan 10 ±
2 cm. Langkah pengerjaan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Beton readymix yang sampai di lokasi pengecoran terlebih dahulu
dilakukan uji slump. Syarat slump yang diizinkan pada Pile Head
adalah 10 ± 2 cm, pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.
37
Gambar 3. 11 Pembuatan Silinder Uji
38
Gambar 3. 12 Proses Pengecoran Pile Head
39
menyalurkan beban hidup atau beban mati menuju rangka pendukung
vertical dari suatu sistem struktur. Pada proyek ini Slab dipasang setelah
Pile Head sudah siap untuk di pasang oleh Slab.
40
Gambar 3. 15 Pengangkatan Slab
41
3.5 Pekerjaan Penghamparan Tack Coat
3.5.1 Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan agar material tack coat tidak
tercampur dengan material lain yang akan merusak komposisi dari
cairan tack coat tersebut. Pembersihan di lakukan sepanjang jalur yang
sudah disepakati akan di hamparkan. Kegiatan ini dilakukakn
menggunakan alat kompresor udara, dengan menggunakan angin
tekanan tinggi lahan yang masih tersisa material-material yang tidak
digunakan atau sisa pada lahan penghamparan bisa terbawa oleh angin
dari kompresor udara.
42
Paper Test yang digunakan untuk mengetahui volume cairan tack coat
yang akan dibahas pada Topik Khusus di bab IV.
43
Gambar 3.15 Proses Hauling
3.6.2 Penghamparan
Penghamparan akan dimulai sesuai jalur yang sudah
disetujui untuk di aspal dah juga sudah dilapisi Tack Coat.
Ketebalan aspal yang ada di dalam spesifikasi kemudian
disesuaikan pada alat finisher. Sebelum penghamapran dump truck
yang bebrisi hotmix menuangkan kedalam hopper yang ada
dibagian depan finisheri kemudian aspal siap untuk dihamparkan.
44
Gambar 3. 18 Proses Penghamparan
3.6.3 Pemadatan
Setelah campuran hot mix telah dihamparkan ke permukaan,
maka tahap berikutnya adalah tahapan pemadatan. Pemadatan
memiliki beberapa tahapn sebagai berikut:
1. Pemadatan Awal
Pada tahap pemadatan awal dimulai dengan tandem
roller (Steel Whell Roller Berat 8 – 10 T tidak boleh lebih
dari 10 T). Pemadatan awal dilakukan dengan 2 kali passing
atau 1 kali passing sama dengan 2 kali jalan sesuai dengan
percobaan yang sudah dilakukan sebelumnya. Kecepatan alat
ini max berada di 2.5 km/jam. Untuk pemadatan awal jumlah
lintasan pemadatan antara yang hamper sama, nilai density
hotmix akan meningkat beriringan dengan peningkatan
temperature.(Fahruddin and Susilo, 2018)
45
Gambar 3. 19 Proses Pemadatan Awal
2. Pemadatan Kedua
Pada tahap pemadatan kedua menggunakan alat yang
berbeda yaitu pneumatic tired roller dengan berat total 10 T
dilakukan setelah pemadatan awal. Dilakukan 18 passing
pada tahap pemadatan kedua ini.
3. Pemadatan Akhir
46
Gambar 3. 21 Proses Pemadatan Akhir
47
BAB IV
TOPIK KHUSUS
METODE PELAKSANAAN PAPER TEST PADA LAPISAN TACK COAT
48
Gambar 4. 1 Lokasi Pekerjaan
4.3 Alat
4.3.1 Karton
Karton pada kegiatan Paper Test diletakan pada saat sebelum
penghamparan tack coat, untuk kemudian akan dihamparkan cairan
tack coat lalu diangkat untuk nantinya ditimbang untuk mendapatkan
berat cairan tack coat. Karton yang digunakan pada tes ini digunakan
Karton berukuran 25 cm x 25 cm
Gambar 4. 2 Karton
49
4.3.2 Timbangan
Timbangan pada tes ini digunakan untuk mengukur berat
cairan tack coat yang melapisi karton yang sebelumnya diletakkan
di area penghamparan tack coat.
Gambar 4. 3 Timbangan
50
Paper Test ini dilakukan pada STA 13+902 sampai dengan STA
14+573.
51
c. Pengangkatan Sampel
Ketika sepuluh karton sudah dilapisi oleh cairan tack coat,
kemudian sepuluh sampel tersebut akan diangkat dan
disimpan yang kemudian akan ditimbang berat karton yang
sudah dilapisi tersebut. Pengangkatan dapat dilihat pada
Gambar 4.6.
d. Penimbangan Sampel
Setelah diangkat 10 sampel tersebut akan segera
ditimbang dan dicatat pada form field. Yang kemudian akan
dihitung dan didapatkan hasil yang akan disesuaikan dengan
spesifikasi yang ditentukan.
52
Gambar 4.7 Penimbangan Sampel
e. Perhitungan Sampel
Ketika ditimbang hasil ketiga sampel tersebut dihitung
dan diisi pada form field yang di berikan dari petugas
pelaksana tack coat sprayer dari Aston Prima Raya sebagai
sub kontraktor pengadaan aspal hot mix. Perhitungan Paper
Test dapat dilihat pada Gambar 4.8.
53
Gambar 4. 8 Form Hasil Paper Test
54
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kerja Praktik pada
proyek pembangunan jalan tol Cibitung – Cilincing Seksi 2 maka, dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Hasil yang didapatkan dari Paper Test sesuai dengan berat dan
spesifikasi yang dinginkan oleh tim perencana.
2. Pengaspalan harus dilakukan setelah dilakukannya penghamparan cairan
perekat tack coat agar aspal merekat dengan slab.
3. Saat pandemi seperti ini masih ada yang tidak menggunakan masker saat
bekerja.
4. Kurangnya displin pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) saat kegiatan konstruksi berlangsung.
5.2 Saran
Berikut adalah beberapa saran yang dapat diberikan penulis selama
melaksanakan kegiatan Kerja Praktik:
1. Timbangan pada proses papet test terdapat noda dari aspal sehinggi bisa
mempegaruhi hasil Paper Test.
2. Proses pengawasan yang lebih ketat diperlukan demi kelancaran
pelaksanaan proyek, agar dapat mencegah maupun mengurangi
kesalahan dalam proyek.
3. Kebersihan lingkungan pekerjaan harus selalu diperhatikan terutama
pada masa pandemi seperti ini guna menciptakan lingkunan kerja yang
sehat dan bersih.
55
DAFTAR PUSTAKA
_https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/metode-pelaksanaan-pile-cap
_https://edoc.site/73817155-metode-kerja-stressing-girder-2-pdf-free.html
_https://lauwtjunnji.weebly.com/grouting--base-plate.html
_https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/metode-pemancangan-pondasi-
tiang-beton-pracetak
_https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca
d=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj9i77rpe_gAhXx7nMBHW02DUAQFjAAegQICh
AC&url=http%3A%2F%2Ffportfolio.petra.ac.id%2Fuser_files%2F99-
011%2FMakalahITS2011-
AnalisisFaktor%2520Pemancangan%2520TPTekan.doc&usg=AOvVaw1PSVu9E
O9eag6MENdTRSFw diakses pada : 2
56
LAMPIRAN
57