i Universitas Sriwijaya
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
ii Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktik ini.
Pada proses penyelesaian laporan ini, penulis mendapatkan bantuan dari
banyak pihak dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang terkait:
1. Ibu Dr. Ir. Saloma, S.T. M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil dan
Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
2. Ibu Dr. Mona Foralisa Toyfur S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing
Akademik Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya sekaligus Dosen Pembimbing Kerja Praktik yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penyusunan proposal ini.
3. Orang tua dan saudaraku serta keluarga besar atas dukungan, do’a, serta
nasihat moril maupun materil yang diberikan.
4. Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Jambi yang telah
bersedia menerima mahasiswa kerja praktik.
5. Rekan satu tim Kerja Praktik dan teman-teman Teknik Sipil Angkatan 2019.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan yang telah membantu penulis dalam
memberi saran dan masukan untuk menyelesaikan proposal kerja praktik ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kemajuan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan laporan kerja praktik ini.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaat dalam ilmu Teknik
Sipil pada bidang struktur dan lainnya.
Penulis
iv Universitas Sriwijaya
3.2. Data Kegiatan .............................................................................................. 22
3.2.1. Data Umum ........................................................................................ 22
3.2.2. Data Teknis ........................................................................................ 22
3.3. Lokasi Proyek .............................................................................................. 24
3.4. Struktur Organisasi Proyek .......................................................................... 24
3.4.1. Pemilik Proyek (Owner)..................................................................... 25
3.4.2. Konsultan Perencana .......................................................................... 25
3.4.3. Konsultan Pengawas .......................................................................... 26
3.4.4. Kontraktor Pelaksana ......................................................................... 27
BAB 4 TINJAUAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ..................................... 29
4.4.1. Objek Tinjauan ............................................................................................ 29
4.4.2. Tahapan Pekerjaan Persiapan ...................................................................... 32
4.5.1. Pembuatan Lantai Kerja Tie Beam ..................................................... 53
4.5.2. Perakitan dan Pemasangan Tulangan Tie Beam ................................. 54
4.5.3. Pemasangan Bekisting........................................................................ 55
4.5.4. Pengecoran Tie Beam ......................................................................... 55
4.5.5. Pembongkaran Bekisting.................................................................... 56
4.6.1. Kendala-kendala Teknis dan Non Teknis di Lapangan ..................... 57
4.6.2. Upaya Penyelesaian Masalah di Lapangan ........................................ 58
BAB 5 TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK ................................................... 59
5.1. Manajemen Mutu ......................................................................................... 59
5.2. Manajemen Waktu ....................................................................................... 61
5.3. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja .......................................... 62
BAB 6 KESIMPULAN ........................................................................................ 65
6.1. Kesimpulan......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 68
v Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
vi Universitas Sriwijaya
Gambar 4. 32. Palu ................................................................................................ 46
Gambar 4. 33. Linggis ........................................................................................... 47
Gambar 4. 34. Alat slump test............................................................................... 47
Gambar 4. 35. Cetakan benda uji beton (kubus) ................................................... 47
Gambar 4. 36. Pemotongan besi tulangan kolom pedestal ................................... 48
Gambar 4. 37. Pembengkokan besi tulangan kolom pedestal ............................... 49
Gambar 4. 38. Perakitan besi tulangan kolom pedestal ........................................ 50
Gambar 4. 39. Pemasangan bekisting kolom pedestal .......................................... 51
Gambar 4. 40. Pengecoran kolom pedestal ........................................................... 52
Gambar 4. 41. Pembongkaran bekisting kolom pedestal ...................................... 53
Gambar 4. 42. Pembuatan lantai kerja tie beam.................................................... 53
Gambar 4. 43. Perakitan dan pemasangan tulangan tie beam ............................... 54
Gambar 4. 44. Pemasangan bekisting tie beam .................................................... 55
Gambar 4. 45. Pengecoran tie beam ..................................................................... 56
Gambar 4. 46. Pembongkaran bekisting tie beam................................................. 57
Gambar 5. 1. Uji slump ......................................................................................... 60
Gambar 5. 2. Benda uji ......................................................................................... 60
Gambar 5. 4. Rambu area kawasan proyek ........................................................... 62
Gambar 5. 5. Rambu di depan kawasan proyek .................................................... 63
Gambar 5. 6. Rambu di area kawasan proyek ....................................................... 63
Gambar 5. 7. Banner Keselamatan dan Kesehatan Kerja ..................................... 63
Gambar 5. 8. Dokumentasi Kerja Praktik ............................................................. 64
Gambar 5. 9. Perlengkapan darurat kotak P3K ..................................................... 64
Lampiran Halaman
1. Kurva S……………………………………………………………………. 69
2. Site Plan……………………………………………………………………70
3. Ilustrasi 3D…………………………………………………………………71
4. Denah Kolom Pedestal……………………………………………………..76
5. Detail Kolom Pedestal……………………………………………………...77
6. Denah Tie Beam……………………………………………………………85
7. Skedul Tie Beam……………………………………………………………86
8. Skedul Kolom……………………………………………………………... 87
9. Potongan A-A Struktur……………………………………………………..89
10. Potongan B-B Struktur……………………………………………………..90
11. Surat Survey Pendahuluan Lapangan Kerja Praktik………………………. 91
12. Surat Persetujuan Izin Kerja Praktik………………………………………. 92
13. Surat Pengantar Mulai Kerja Praktik……………………………………… 93
14. Lembar Pemberitahuan Selesai Kerja Praktik…………………………….. 94
15. Surat Keterangan Persetujuan Judul Laporan Kerja Praktik……………… 95
16. Lembar Kehadiran dan Bimbingan Lapangan Kerja Praktik……………... 96
17. Form Penilaian Kerja Praktik dari Pembimbing Lapangan………………..99
18. Lembar Bimbingan Kerja Praktik……………………………………….. 100
19. Surat Keterangan Tidak Ada Kesamaan dengan Judul Laporan Kerja Praktik
Terdahulu…………………………………………………………………102
ix Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
2
secara cermat serta pelaksanaan pekerjaan yang tepat agar bangunan tersebut bisa
berdiri kokoh dan kuat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dipilih Tinjauan Pelaksanaan
Pekerjaan Kolom Pedestal dan Tie Beam pada Proyek Pembangunan Kantor
Walikota Kota Jambi yaitu membahas tentang tahapan pelaksanaan pekerjaan
Kolom Pedestal dan Tie Beam serta kendala yang akan dihadapi nantinya. Adapun
pengumpulan data yang dilakukan yaitu peninjauan langsung proses pelaksanaan
konstruksi pada proyek Pembangunan Kantor Walikota Kota Jambi.
Universitas Sriwijaya
3
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan kerja praktik, ruang lingkup
tinjauan kerja praktik, dan sistematika penulisan.
BAB 6 PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan tentang hasil kerja praktik dan saran berupa usulan
untuk mengoptimalkan pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek.
Universitas Sriwijaya
4
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi mengenai semua referensi yang digunakan dalam penulisan
laporan kerja praktik ini.
LAMPIRAN
Bagian ini berisi dokumen pendukung yang menjadi bagian dari laporan kerja
praktik.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
5 Universitas Sriwijaya
6
2.1.1.2. Air
Menurut SNI 2847:2013 air sangat menentukan kualitas campuran beton
yang akan digunakan. Penggunaan air harus diperhatikan, jika terjadi penggunaan
air secara sembarang makan akan berpengaruh terhadap kekuatan adukan beton
tersebut.
2.1.1.3.Agregat
Berdasarkan SNI 2847:2013 Agregat yaitu pasir dan kerikil merupakan bahan
pengisi. Agregat yang baik adalah yang tidak bereaksi kimia dengan unsur-unsur
Universitas Sriwijaya
7
Universitas Sriwijaya
8
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh
total (total collapse) seluruh struktur (Nuh, 2016).
2.2.1.Jenis-jenis Kolom
Secara garis besar ada tiga jenis kolom beton bertulang, yaitu (Nuh,2016):
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral
Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan
pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat
sengkang kearah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan
pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral
Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan
pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk
heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah
memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur
sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit
Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang
dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan
pokok memanjang.
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
dan tulangan utamanya. Pasang beton decking di tie beam agar jarak selimut
beton sesuai dengan yang direncanakan.
4. Pemasangan beksiting tie beam
Bekisting tie beam dibuat dengan menggunakan papan-papan kayu dan
triplek yang disesuaikan dengan ukuran tie beam yang direncanakan.
5. Pengecoran tie beam
Pengecoran tie beam menggunakan beton yang telah diuji slump test untuk
memastikan mutu beton sesuai standar yang telah direncanakan. Gunakan alat
penggetar (vibrator) agar campuran beton merata dan padat.
6. Pembongkaran bekisting tie beam
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah 1x24 jam setelah pengecoran tie
beam dilakukan.
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
h. Aspek Mutu: Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang
nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi
pelanggan.
i. Aspek Waktu: Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila
terhambat dari yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat
dipercepat.
Universitas Sriwijaya
14
Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
Universitas Sriwijaya
17
mengendalikan sesuai rencana serta mencatat apa yang telah dilakukan. Pada
sistem manajemen mutu ISO 9000 ini juga dibuat beberapa dokumen sistem
mutu, seperti diuraikan dibawah ini.
• Manual mutu, berisi kebijakan yang berkaitan dengan komitmen
penerapan, pencapaian dan pemenuhan persyaratan dari standar sistem
mutu ISO 9000.
• Prosedur mutu, uraian tentang suatu proses pekerjaan yang terdiri atas
serangkaian aktivitas dan melibatkan banyak fungsi. Prosedur dapat
menjadi pedoman cara kerja dan sebagai sarana untuk menilai
efektivitas sistem mutu yang dibuat.
• Instruksi kerja, menguraikan langkah-langkah terinci dari suatu
aktivitas yang termuat dalam prosedur dan melibatkan satu fungsi saja
dan biasanya disertakan bentuk-bentuk diagram alir, form dan laporan.
2. Dalam melengkapi persyaratan sistem mutu sehingga didapat mutu terbaik
terhadap standar produk akhir, dilakukan dengan cara membuat gambar kerja
yang detail dan akurat, lalu membuat spesifikasi umum dan tekniks terhadap
pekerjaan dan material yang digunakan.
3. Pengendalian selama pelaksanaan proyek, jadwal pengiriman material harus
tepat waktu, proses penyimpanan material aman dan terlindung, selain itu
dibuatkan format standar prosedur operasinya mengikuti spesifikasi yang
telah ditetapkan dalam penggunaan materialnya.
4. Melengkapi pengendalian kinerja mutu dapat dilakukan dengan membuat
prosedur dan instruksi kerja dari total quality control (Pengendalian Mutu
Terpadu), yaitu dengan melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengecekan, tindakan koreksi. Data dan informasi yang dijadikan rujukan
dalam pengambilan keputusan pengendalian mutu adalah sebagai berikut:
• Format pemeriksaan, yang memuat data serta hasil penilaiannya.
• Format lembaran evaluasi dan tindakan koreksi penyimpangan.
• Diagram histogram, yang menunjukkan frekuensi masalah yang telah
terjadi sesuai dengan tindakan koreksi yang telah diambil.
• Kurva dan diagram pengendalian dengan baseline mutu yang telah
ditetapkan, seperti kurva garis linier, pie chart, dan lain sebagainya.
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pada saat di proyek konstruksi,
sabagai berikut:
1. Safety helmet
2. Safety glasses
3. Ear plug
4. Full body harness
5. Safety vest
6. Safety gloves
7. Safety shoes
Universitas Sriwijaya
21
Gambar 2. 3. Alat Pelindung Diri (APD) pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
(Husen, 2010)
Universitas Sriwijaya
BAB 3
DESKRIPSI PROYEK
3.2.2.Data Teknis
Data teknis dalam proyek konstruksi pembangunan Kantor Walikota Kota
Jambi sebagai berikut:
Pondasi : Bore Pile
Jumlah lantai :
• Sisi tengah bangunan = 6 Lantai
22 Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan
Ruang Kota Jambi
Pemilik Proyek (Owner)
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
1. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik dari
segi scheduling pelaksanaan maupun masa pemeliharaan.
2. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan oleh direksi.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor pelaksana harus membuat dan
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) serta metode kerja.
4. Menyediakan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang diperlukan
sesuasi dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah ditentukan dengan
memperhatikan biaya, waktu, kualitas, dan keamanan.
5. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan yang diserahkan kepada
direksi.
6. Bertanggung jawab atas kualitas dan mutu pekerjaan.
7. Membayar ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Universitas Sriwijaya
28
Project
Manager
Robby
Logistik 1 Logistik 2
Idel Lan
Tukang Tukang
Universitas Sriwijaya
BAB 4
TINJAUAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
4.4.1.Objek Tinjauan
Pada proyek pembangunan Kantor Walikota Kota Jambi, objek yang menjadi
tinjauan selama kerja praktik berlangsung yaitu struktur kolom pedestal dan tie
beam. Struktur kolom pedestal dan tie beam memiliki konfigurasi tulangan dan
dimensi yang berbeda-beda. Adapun kolom pedestal dan tie beam yang ditinjau
berada pada grid 7 sampai 10 pada sumbu vertikal dan grid A sampai C pada sumbu
horizontal. Total kolom pedestal yang ditinjau yaitu sebanyak 19 buah kolom
pedestal, dengan jumlah kolom pedestal K1 sebanyak 15 buah dan K2 sebanyak 4
buah.
Kolom pedestal pada area tinjauan dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan
ukuran dan tulangan yang digunakan, yaitu:
a. Kolom pedestal K1 beton bertulang K-300, ukuran 70 x 70 cm
b. Kolom pedestal K2 beton bertulang K-300, ukuran 60 x 60 cm
Tie Beam pada area tunjauan dibagi menjadi beberapa tipe berdasarkan
ukuran dan tulangan yang digunakan, yaitu:
a. Tie Beam TB1 beton bertulang K-300, ukuran 30 x 50 cm
b. Tie Beam TB2 beton bertulang K-300, ukuran 30 x 40 cm
29 Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
b. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa
material dari bangunan sebelumnya. Tidak hanya itu saja, pembersihan lahan
juga meliputi membersihkan lahan dari sampak organik dan anorganik.
Pembersihan lahan ini menggunakan bantuan alat berat berupa excavator
untuk penggalian, pemindahan maupun perataan tanah.
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
2. Pos Satpam
Pos Satpam adalah tempat penjagaan area proyek untuk pengamanan lokasi
proyek. Tamu wajib lapor sebelum masuk ke kawasan lingkungan proyek.
3. Gudang
Gudang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan material dan peralatan
yang digunakan pada proyek sehingga material maupun alat tersebut
terhindar dari gangguan pengaruh cuaca.
Universitas Sriwijaya
36
4. Kotak P3K
Kotak P3K berfungsi untuk menyimpan segala obat-obatan ataupun alat yang
digunakan sebagai pertolongan pertama untuk korban kecelakaan.
5. Los Kerja
Los kerja digunakan oleh pekerja untuk pekerjaan pembesian maupun
pekerjaan kayu seperti pemotongan besi, pembengkokan besi tulangan
sebelum dilakukan perakitan tulangan, pembuatan bekisting dan pekerjaan
kayu lainnya.
Universitas Sriwijaya
37
4.2. Material
Material merupakan komponen penting dalam suatu proyek konstruksi oleh
karena itu pengadaan material bangunan merupakan salah satu aspek yang harus
diperhatikan. Berikut adalah material-material yang digunakan dalam pekerjaan
kolom pedestal dan tie beam pada proyek pembangunan Kantor Walikota Kota
Jambi sebagai berikut:
1. Baja tulangan
Baja tulangan merupakan salah satu material penyusun beton bertulang yang
berfungsi sebagai penahan gaya tarik dan momen ketika struktur bangunan
diberi beban. Pada proyek ini untuk struktur kolom pedestal dan tie beam
menggunakan baja tulangan ulir dan polos. Panjang baja tulangan yaitu 12
meter dengan dimensi diameter yang digunakan berbeda-beda sesuai yang
perencanaan.
Universitas Sriwijaya
38
2. Kawat bendrat
Kawat bendrat digunakan sebagai pengikat antara tulangan satu dengan
tulangan lainnya, hal ini bertujuan agar tulangan tetap pada posisi yang telah
ditentukan.
Universitas Sriwijaya
39
4. Beton decking
Beton decking digunakan sebagai beton ganjal berbentuk kubus/silinder yang
ketebalannya disesuaikan dengan kebutuhan. Beton decking akan membentuk
selimut beton yang akan menjaga tulangan agar tidak korosi (berkarat). Beton
decking berfungsi untuk mencegah tulangan menempel pada bekisting saat
dilakukan pengecoran.
5. Plywood
Plywood digunakan untuk pembuatan bekisting pada kolom pedestal dan tie
beam. Plywood adalah lembaran kayu yang tipis direkatkan bersama dengan
arah serat yang diatur sedemikian rupa untuk menciptakan hasil yang lebih
kuat.
Universitas Sriwijaya
40
6. Semen
Semen digunakan pada saat pembuatan lantai kerja tie beam agar lahan
menjadi datar sebelum dilakukan pengecoran tie beam dan tidak menjadi
kotor dan becek.
7. Air
Air digunakan sebagai bahan campuran pada semen untuk pembuatan lantai
kerja pada tie beam. Air yang digunakan pada campuran semen harus bersih
dan bebas dari bahan-bahan organik.
Universitas Sriwijaya
41
8. Agregat halus
Agregat halus digunakan sebagai bahan campuran pada semen untuk
pembuatan lantai kerja pada tie beam.
9. Paku
Paku berfungsi untuk mengaitkan kayu satu dengan kayu yang lainnya
ataupun kayu dengan plywood untuk membentuk satu kesatuan dan tidak
bergeser pada pembuatan bekisting. Paku yang digunakan bervariasi
tergantung kebutuhan di setiap pekerjaan.
Universitas Sriwijaya
42
4.3. Peralatan
Peralatan serta alat berat sebagai perlengkapan untuk menunjang proses
pembangunan yang bertujuan unntuk mempermudah pekerjaan para pekerja dan
dapat mempercepat waktu pengerjaannya, sehingga persiapan peralatan serta alat
berat ini penting untuk dilakukan. Peralatan dan alat berat yang digunakan dalam
proyek pembangunan Kantor Walikota Kota Jambi adalah sebagai berikut:
1. Pemotong baja tulangan (Bar cutter)
Bar cutter digunakan untuk memotong baja tulangan yang disesuaikan
dengan acuan gambar detail. Pada proyek ini digunakan bar cutter untuk
Universitas Sriwijaya
43
Universitas Sriwijaya
44
3. Waterpass
Waterpass adalah alat ukur yang digunakan pada pembangunan proyek yang
berfungsi untuk menentukan ketinggian elevasi yang dibutuhkan untuk
penentuan as kolom dan lain-lain.
Universitas Sriwijaya
45
Universitas Sriwijaya
46
7. Catut
Catut adalah alat yang digunakan untuk merakit tulang kolom pedestal dan
tie beam. Fungsi alat ini adalah untuk memotong kawat bendrat saat
melkukan pengikatan antar tulangan.
8. Palu
Palu digunakan untuk dalam pembuatan bekisting. Palu berfungsi untuk
merekatkan antara kayu dan paku. Selain itu palu digunakan untuk
melepaskan paku saat pembongkaran bekisting setelah pengecoran.
9. Linggis
Linggis adalah alat yang digunakan untuk membantu pekerjaan saat
pembongkaran bekisting sehingga pekerjaan pembongkaran menjadi lebih
mudah, cepat dan efisien.
Universitas Sriwijaya
47
Universitas Sriwijaya
48
Universitas Sriwijaya
49
denga ukuran sudut pada perencanaan di shopdrawing. Dengan bantuan alat bar
bender pekerjaan pembengkokan besi tulangan menjadi lebih mudah, cepat dan
efisien. Setelah pekerjaan pembengkokan besi tulangan selesai, maka tulangan
tersebut disusun berdasarkan dimensinya masing-masing, sehingga nanti
memudahkan pada saaat perakitan.
Universitas Sriwijaya
50
Universitas Sriwijaya
51
4.4.6.Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom pedestal pada proyek Pembangunan Kantor Walikota
Kota Jambi menggunakan beton ready mix dengan mutu beton K-300 atau fc’ 24,9
Mpa. Sebelum pengecoran dimulai, beton dilakukan pengujian slump oleh
pengendali mutu proyek terhadap beton segar dari truck mixer. Pengujian slump
dilakukan agar campuran beton yang dibawa sesuai dengan kekuatan mutu yang
direncanakan. Pengujian slump menggunakan alat Abraham cone, pelat datar,
tongkat penumbuk, sekop, dan meteran. Nilai slump yang digunakan adalah 10 ± 2
cm dan sudah sesuai dengan nilai slump yang direncanakan. Pengecoran dilakukan
dengan bantuan concrete pump truck yang menjangkau langsung ke arah posisi
kolom pedestal yang akan dicor, dibantu beberapa pekerja untuk mengarahkan
ujung pipa ke arah kolom serta memberi aba-aba untuk melakukan pengecoran.
Setelah proses pengecoran selesai, dilakukan pemadatan dengan
menggunakan concrete vibrator atau pau karet yang diketukkan ke bekisting kolom
pedestal agar beton dapat mengisi rongga yang kosong pada kolom. Pemadatan
dilakukan untuk melakukan gelembung-gelembung udara yang terjebak di dalam
adukan beton yang timbul pada saat penuangan beton, sehingga beton yang
dihasilkan akan mendapatkan kekuatan yang merata dan terhindar dari keropos atau
segregasi.
Universitas Sriwijaya
52
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
Universitas Sriwijaya
55
4.5.3.Pemasangan Bekisting
Pemasangan bekisting dilakukan setelah papan bekisting tie beam telah siap
dibuat. Setelah itu, kemudian menyiapkan sepatu kolom yang berfungsi agar
bekisting tepat berada pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan.
Kemudian melakukan pemasangan bekisting tie beam. Pada saat pemasangan
bekisting tie beam tambahkan juga beton decking pada penyangga besi tulangan,
fungsi dari beton decking ini adalah untuk menjaga jarak selimut beton agar tidak
berubah selama proses pengecoran. Untuk penyangga bekisting tie beam
menggunakan kayu agar bekisting lebih kuat pada saat pengecoran. Bekisting
dipasang tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran, oleh karena itu
pemasangan penyangga dinilai sangat penting. Setelah semuanya sudah dipasangan
dengan benar, kuat, rapat dan sudah mendapatkan persetujuan dari pengawas, maka
pengecoran tie beam bisa dilakukan.
Universitas Sriwijaya
56
setelah dilakukan slump test beton dimasukkan kedalam cetakan kubus yang akan
digunakan sebagai sampe benda uji kuat tekan beton.
Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk
pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
Pengecoran pada proyek ini dilakukan dengan menggunakan concrete pump truck.
Setelah beton segar tersebut dituangkan ke bekisting. Kemudian beton segar ini
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator. Penggetaran beton segar ini
harus dilakukan sesegera mungkin setelah beton segar tersebut dituangkan kedalam
bekisting. Tujuannya agar beton yang, asih segar belum mengalami pengerasan
sehingga dapat memenuhi seluruh ruang dan mengurangi rongga udara.
Pengecoran dilakukan per section dan sebelumnya ada beton lama. Maka
beton lama dengan beton baru yang akan dicor diberi sikabond untuk melekatkan
keduanya. Setelah beton segar mengisi seluruh ruang pada bekisting, maka langkah
selanjutnya yaitu meratakan permukaan dengan ruskam kayu.
4.5.5.Pembongkaran Bekisting
Setelah dilakukan pengecoran, beton ditunggu sampai mengeras. Apabila
beton sudah mengeras maka selanjutnya dilakukan pembongkaran bekisting tie
beam. Tentunya pembongkaran harus melalui prosedur izin bongkar dari konsultan.
Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah 12-24 jam pengecoran.
Universitas Sriwijaya
57
4.6. Kendala-kendala Teknis dan Non Teknis Serta Upaya yang Dilakukan
di Lapangan
Setiap proyek kontruksi pasti memiliki kendala-kendala baik secara teknis
maupun kendala non-teknis yang terjadi pada saat dilapangan. Kendala-kendala
tersebut lumrah terjadi pada saat di proyek. Bagaimana kita sebagai Engineer untuk
dapat mecari solusi yang tepat bagi permasalahan-permasalahan yang timbul
dilapangan.
Universitas Sriwijaya
58
Universitas Sriwijaya
BAB 5
TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK
59 Universitas Sriwijaya
60
Universitas Sriwijaya
61
Progres Progres
Bulan Deviasi
Rencana Realisasi
Minggu 1 2,918 4,030 1,112
Minggu 2 5,008 9,260 4,252
Juli 2022
Minggu 3 7,097 10,383 3,286
Minggu 4 9,186 13,648 4,462
Minggu 1 11,276 16,370 5,094
Minggu 2 15,189 20,061 4,872
Agustus Minggu 3 19,102 24,836 5,734
Minggu 4 23,015 28,917 5,902
Minggu 5 29,429 31,502 2,073
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya
63
Universitas Sriwijaya
64
Universitas Sriwijaya
BAB 6
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengamatan di
lapangan selama kerja praktik dilakukan di proyek Pembangunan Kantor Walikota
Kota Jambi, yaitu:
1. Sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan diperlukan tahapan pekerjaan
persiapan terlebih dahulu yaitu seperti pembongkaran gedung lama,
pembersihan lahan, persiapan material dan peralatan, pemasangan pagar
proyek, pemasangan papan nama proyek, dan perencanaan site plan proyek.
a. Adapun tahapan pekerjaan struktur kolom pedestal, yaitu menentukan
as kolom pedestal, pemotongan besi tulangan, pembengkokan besi
tulangan, perakitan besi tulangan, pemasangan bekisting kolom
pedestal, pengecoran kolom pedestal, dan pembongkaran bekisting
kolom pedestal
b. Adapun tahapan pekerjaan struktur tie beam, yaitu pembuatan lantai
kerja tie beam, perakitan dan pemasangan tulangan tie beam,
pemasangan bekisting tie beam, pengecoran tie beam, dan
pembongkaran bekisting tie beam.
2. Terdapat beberapa kendala yang terjadi di lapangan selama pekerjaan
konstruksi berlangsung, yaitu seperti faktor cuaca yang sering hujan
menyebabkan area disekitar proyek menjadi becek dan tergenang air, para
pekerja yang tidak menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak
menggunakan alat pelindung diri dan jadwal pengecoran mengalami
keterlambatan.
3. Tinjauan manajemen proyek berupa manajemen kualitas (mutu), manajemen
waktu dan serta manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek pembangunanan Kantor Walikota Kota Jambi. Untuk manajemen
mutu, pekerjaan slump test yang direncanakan di lapangan mendapat nilai
slumpt sebesar 10 ± 2 cm dan untuk pengujian kuat tekan beton yang memiliki
65 Universitas Sriwijaya
66
6.2. Saran
Berikut merupakan beberapa saran yang dapat diberikan kepada praktikkan
yang nantinya akan melakukan kerja praktik pada proyek pembangunan Kantor
Walikota Kota Jambi:
1. Tinjauan pelaksanaan kolom pedestal pada kerja praktik ini terlalu sedikit
yaitu hanya 19 buah dari 104 buah kolom pedestal. Disarankan agar
mahasiswa bisa meninjau lebih banyak atau semua pekerjaan kolom pedestal
yang ada.
2. Kolom pedestal dan tie beam merupakan bagian struktur bawah bangunan,
sehingga kedepannya apabila mahasiswa ingin melakukan tinjuan kolom
pedestal dan tie beam sebaiknya juga mengambil tinjauan di bagian struktur
pondasi sehingga akan lebih memahami secara keseluruhan untuk bagian
struktur bawah dari suatu bangunan.
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
67 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
68 Universitas Sriwijaya
TIME SCHEDULE
DINAS/INSTANSI : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KOTA JAMBI
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN KANTOR WALIKOTA
NO KONTRAK : 05/SP/PBG/CK-DPUPR/APBD/2022
TANGGAL KONTRAK : 27 MEI 2022
KONTRAKTOR PELAKSANA : PT. STATION ENERGI INDONESIA
KONSULTAN PENGAWAS : CV. ATIFA CIPTA RENCANA
MASA PELAKSANA : 210 (DUA RATUS SEPULUH) HARI KALENDER
MEI JUNI 2022 JULI 2022 AGUSTUS 2022 SEPTEMBER 2022 OKTOBER 2022 NOVEMBER 2022 DESEMBER 2022
BOBOT MINGGI KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE
NO URAIAN PEKERJAAN KET
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
27-29 30-05 06-12 13-19 20-26 27-03 04-10 11-17 18-24 25-31 01-07 08-14 15-21 22-28 29-04 05-11 12-18 19-25 26-02 03-09 10-16 17-23 24-30 31-06 07-13 14-20 21-27 28-04 05-11 12-18 19-22
I PEKERJAAN PENDAHULUAN
A PEKERJAAN PERSIAPAN 0,898 0,060 0,140 0,140 0,140 0,140 0,140 0,140
II PEKERJAAN STRUKTUR
A PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH & LANTAI 1
I PEKERJAAN PONDASI 22,984 2,089 2,089 2,089 2,089 2,089 2,089 2,089 2,089 2,089 2,089 2,089
II PEKERJAAN KOLOM PEDESTAL DAN BETON BERTULANG 1,527 0,255 0,255 0,255 0,255 0,255 0,255
III PEKERJAAN TIE BEAM (Elv. -0,65) 2,387 0,398 0,398 0,398 0,398 0,398 0,398
IV PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANH 5,443 0,907 0,907 0,907 0,907 0,907 0,907
V PEKERJAAN TANGGA BETON BERTULANG 0,744 0,124 0,124 0,124 0,124 0,124 0,124
VI PEKERJAAN STRUKTUR LIFT 0,841 0,140 0,140 0,140 0,140 0,140 0,140
II PEKERJAAN PLAT LANTAI BETON BERTULANG Elv. +4.45 3,825 0,638 0,638 0,638 0,638 0,638 0,638
III PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG 4,807 0,801 0,801 0,801 0,801 0,801 0,801
IV PEKERJAAN TANGGA BETON BERTULANG 0,744 0,124 0,124 0,124 0,124 0,124 0,124
II PEKERJAAN PLAT LANTAI BETON BERTULANG Elv. +8.95 3,500 0,700 0,700 0,700 0,700 0,700
III PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG 4,807 0,961 0,961 0,961 0,961 0,961
IV PEKERJAAN TANGGA BETON BERTULANG 0,744 0,149 0,149 0,149 0,149 0,149
II PEKERJAAN PLAT LANTAI BETON BERTULANG Elv. +13.45 3,717 0,743 0,743 0,743 0,743 0,743
III PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG 4,571 0,914 0,914 0,914 0,914 0,914
IV PEKERJAAN TANGGA BETON BERTULANG 0,323 0,065 0,065 0,065 0,065 0,065
II PEKERJAAN PLAT LANTAI BETON BERTULANG Elv. +17.95 3,913 0,783 0,783 0,783 0,783 0,783
III PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG 3,293 0,659 0,659 0,659 0,659 0,659
IV PEKERJAAN TANGGA BETON BERTULANG 0,280 0,056 0,056 0,056 0,056 0,056
II PEKERJAAN PLAT LANTAI BETON BERTULANG Elv. +22.45 1,375 0,275 0,275 0,275 0,275 0,275
III PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG 1,748 0,350 0,350 0,350 0,350 0,350
II PEKERJAAN PLAT BETON BERTULANG Elv. +26.95 0,658 0,219 0,219 0,219
III PEKERJAAN KOLOM BETON BERTULANG (OVERHEAD R. LIFT) 0,155 0,052 0,052 0,052
IV PEKERJAAN BALOK BETON BERTULANG Elv. +28.65 (ATAP R. LIFT) 0,132 0,044 0,044 0,044
V PEKERJAAN PLAT BETON BERTULANG Elv. +28.65 (ATAP R. LIFT) 0,085 0,028 0,028 0,028
0,086 0,201 0,201 0,201 0,140 2,089 2,089 2,089 2,089 2,089 3,913 3,913 3,913 6,413 6,413 6,413 5,386 5,386 5,386 5,709 5,709 2,822 5,449 5,449 2,626 3,787 3,787 1,161 1,990 2,129 0,969
RENCANA PROGRES FISIK
0,086 0,287 0,488 0,689 0,829 2,918 5,008 7,097 9,186 11,276 15,189 19,102 23,015 29,429 35,842 42,255 47,641 53,028 58,414 64,123 69,831 72,654 78,103 83,551 86,178 89,965 93,752 94,912 96,902 99,031 100,000 Ren
100 0,320 0,094 0,523 0,119 1,203 1,771 5,230 1,123 3,265 2,722 3,691 4,775 4,081 2,585 Real
REALISASI PROGRES FISIK
0,320 0,414 0,937 1,056 2,259 4,03 9,26 10,383 13,648 16,37 20,061 24,836 28,917 31,502
0,234 0,127 0,449 0,367 1,430 1,112 4,252 3,286 4,462 5,094 4,872 5,734 5,902 2,073