Oleh :
Palembang, 2022
Menyetujui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Pembimbing,
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Pertama dan yang paling utama kami panjatkan puji syukur atas kehadirat
Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,Dan Shalawat serta
salam ditunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW.sehingga laporan kerja praktek
kami yang berjudul “Teknik Pengendalian Mutu Beton Pada Pelaksanaan
Preservasi Jalan Dengan Perkerasan Kaku” dapat terselesaikan
Laporan kerja praktek ini merupakan syarat untuk lulus dan mencapai
jenjang diploma tiga (D3),pada Jurusan Teknik Sipil,Politeknik Negeri
Sriwijaya.Memang masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penelitian dan penulisan laporan kerja praktek ini,oleh karena itu kami memohon
maaf dan berharap untuk pengembangan penelitian yang lebih baik kedepannya
5.Bapak Dan Ibu Dosen yang kami tidak bisa sebutkan satu persatu atas
bimbingan yang telah berjasa mendidik kami dengan sangat baik
i
7. Bapak dan ibu kami tercinta,atas doa,kasih sayang,nasehat,pengertian dan
perhatian yang tulus serta dukungan baik moral maupun material hingga
terselesaikannya penyusunan laporan kerja praktek ini
9. Semua pihak yang langsung atau tidak langsung,disengaja atau tidak disengaja
yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu berperan pada penyusunan laporan
kami
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iiii
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Umum...................................................................................................................27
iv
BAB V PENUTUP
5.2 Saran.....................................................................................................................55
LAMPIRAN ..............................................................................................................57
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Peta Lokasi Pelaksanaan Proyek Preservasi Jalan dan Jembatan ruas
batas Kota Prabumulih - Sp belimbing - Muara Enim ...............................................8
Gambar 4.4 Uji Kuat Tarik Lentur Dan Uji Kuat Tarik Tekan .................................41
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bagian bab ini, akan dibahas berupa teori yang berkaitan
berdasarkan buku seperti, definisi,jenis,mutu,dan ketahanan beton yang
digunakan pada pekerjaan proyek preservasi jalan dan jembatan batas Kota
Prabumulih – Simpang Belimbing – Muara Enim.
BAB IV. PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas bahan mutu beton yang digunakan dan
ketahanannya pada pekerjaan proyek preservasi jalan dan jembatan batas
Kota Prabumulih – Simpang Belimbing – Muara Enim.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
TINJAUAN UMUM
2.1 Data Umum Proyek
1. Nama Satuan Kerja : Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional
Wilayah III Provinsi Sumatera Selatan
2. Nama Paket Kegiatan : Preservasi Jalan dan Jembatan Ruas Bts.
Kab.Prabumulih – Bts. Kota Prabumulih –
Sp. Belimbing - Muaraenim
3. Lokasi : Prabumulih - Sp. Belimbing - Muaraenim
4. Nomor Kontrak : HK 02 03-KTR-PPK3.3/741
5. Tanggal Kontrak : 15 Maret 2022
6. Nomor SPMK : PW 04 01-SPMK-PPK3.3/742
7. Tanggal SPMK : 15 Maret 2022
8. Nilai Kontrak : Rp. 35.675.566.400,-
9. Sistem Kontrak : Kontrak Gabungan ( Harga Satuan dan
Lump Sum )
10. Cara Pembayaran : Monthly Certificate ( Sertifikat Bulanan )
11. Nilai Rehabilitasi Jalan : Rp. 34.661.509.300,-
12. Panjang : 9.09 Km
13. Nilai Preservasi Jembatan : Rp. 1.014.057.100,-
14. Panjang : 47,40 m
15. Sumber Dana : APBN
16. Tahun Anggaran : 2022
17. Waktu Pelaksanaan : 240 (Hari Kalender)
18. Waktu Pemeliharaan : 365 (Hari Kalender)
19. Pengguna Jasa
• Satuan Kerja : Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III
Provinsi Sumatera Selatan
• PPK : Pejabat Pembuat Komitment 3.3 Sumatera
Selatan
• Penanggung Jawab : Aldhino Angga Saputra, ST., M.Eng
• NIP : 198705312010121001
• Alamat : Jalan Bukit Kenten No.31B
Palembang 30114
5
6
AC-WC : 4 cm
Pada data teknis proyek juga terdapat gambar cross section perkerasan jalan
pada proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Ruas Batas Kota Prabumulih –
Simpang Belimbing – Muara Enim. Berikut merupakan gambar cross section
pengerasan proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Ruas Batas Kota Prabumulih –
Simpang Belimbing – Muara Enim (PT. Karya Mulya Nugraha, 2022)
Gambar 2.2 Peta Lokasi Pelaksanaan Proyek Preservasi Jalan Dan Jembatan Ruas Batas
Kota Prabumulih - Sp Belimbing - Muara Enim
Konsultan
Perencana Kontraktor
Keterangan:
Hubungan
Fungsional
Hubungan
Kontraktual
kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam proyek
ini, yang menjadi kontraktor adalah PT. Karya Mulia Nugraha
3. Konsultan supervisi adalah perusahaan atau badan hukum yang
ditunjuk oleh owner untuk melaksanakan pengawasan pekerjaan di
lapangan selama kegiatan pelaksanaan proyek berlangsung. Pihak yang
ditunjuk sebagai konsultan pengawas dalam proyek ini adalah
PT. Indec Internusa
Berikut merupakan penjelasan tugas dari tiap kepala yang ada pada
Berikut merupakan penjelasan tugas dari tiap kepala yang ada pada Struktur
Organisasi Konsultan Supervisi antara lain :
1. Supervision Engineer ditugaskan kepada Indra Mulia, S.T ,sebagai
pimpinan tim konsultan di lokasi proyek yang bertanggung jawab
kepada pimpinan proyek dimana timnya ditugaskan untuk
melaksanakan tugas-tugas pembantuan pengawas.
2. Operator Komputer ditugaskan kepada Ilham Bagastama, A.Md.T
melakukan proses data entry, baik data proyek yang diawasi maupun
data quality yang bertujuan agar data-data yang diawasi bisa diakss
sebagai bahan rujukan apabila terjadi kesalahan dalam proses proyek.
Membuat surat jalan, data absensi, laporan pengawasan
mingguan/bulanan, merapikan dokumen dan membuat salinan dari tiap
dokumen yang ada.
3. Operator CAD bertugas membuat gambaran desain dan gambar kerja
menggunakan computer. Mengawasi sesuai tidaknya antara gambar
kerja dengan pelaksanaan di lapangan.
4. Quantity Engineer ditugaskan kepada Yudo Wicaksono,S.T
berkoordinasi dengan kontraktor dalam hal pengawasan
menyusun/memelihara arsip, permintaan kerja, shop drawing, laporan
harian, progress fisik, data pengukuran, dan gambar-gambar.
Memeriksa Back Up Data Monthly Certificate, CCO, dan addendum.
14
15
16
- Kualitas semen,
- Proporsi terhadap campuran
- Kekuatan dan kebersihan agregat
- Interaksi atau adhesi antara pasta semen dengan agregat
- Pencampuran yang cukup dari bahan bahan pembentuk beton
- Penempatan yang benar,penyelesaian dan Pemadatan beton
- Perawatan Beton,dan
- Kandungan klorida tidak melebihi 0,15% dalam beton yang
diekspos dan 1% beton yang tidak diekspose (Nawy,1985) Dalam
buku Mulyono (2003)
3.2 Agregat
Agregat merupakan butir-butir batu pecah,kerikil,pasir atau mineral lain,
baik yang berasal dari alam maupun bahan buatan yang berbentuk mineral padat
berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen (Silvia Sukirman, 2003)
Menurut Tjokrodimulyo (1992),umumnya agregat digolongkan menjadi 3
kelompok,yaitu:
1. Batu untuk besar butiran lebih dari 40 mm
2. Kerikil dengan besar butiran 5 – 40 mm
3. Pasir untuk butiran 0,15 – 5 mm
17
Jenis agregat yang digunakan dalam campuran beton adalah agregat halus
dan agregat kasar.
A. Agregat Halus
Agregat halus adalah semua butiran yang lolos saringan dengan ukuran
maksimum 4,76mm berasal dari alam atau hasil alam (SNI 03-6820-
2002).Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami,hasil pecahan dari
batuan secara alami,atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh mesin pemecah
batu.Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%,serta tidak
mengandung zat zat organic yang dapat merusak beton.Kegunaannya adalah
untuk mengisi ruangan antara butir agregat kasar dan memberi kelecakan
B. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 4,75mm sampai 40mm (SNI 1970-2008).Agregat kasar beton
dapat berupa kerikil sebagai hasil dari disintegrasi dari batu batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecahan manual atau mesin.Agregat kasar harus
terdiri dari butiran – butiran yang keras,permukaan yang kasar dan kekal.Agregat
harus memenuhi syarat kebersihan,yaitu tidak mengandung lumpur lebih dari 1%
dan tiidak mengandung zat zat organic yang dapat merusak beton.
18
Tabel 3.1 Batas Gradasi Agregat Kasar SK SNI T 15-1990-03 (Tjokrodimulyo 1996)
Semen Portland (PC) umum pada berbagai tipe dapat digunakan untuk
memperoleh campuran beton dengan kekuatan tekan sampai dengan 50 Mpa (SNI
2049:2015).Untuk mendapatkan kuat tekan yang lebih tinggi saat
mempertahankan workability yang baik,sangat perlu untuk menggunakan
admixture yang dikombinasikan dengan semen.Semen Portland adalah semen
hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari
silikat – silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan
tambahan (PBI-1982)
Fungsi semen adalah untuk merekatkan butir butir agregat agar terjadi
suatu masa yang kompak atau padat,selain itu juga untuk mengisi rongga diantara
butiran butiran agregat.
Air merupakan bahan yang diperlukan untuk proses reaksi kimia dengan
semen untuk membuat pasta semen (SNI 3553:2015).Air juga digunakan untuk
pelumas antara butiran dalam agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan.Air
dalam campuran beton menyebabkan terjadinya proses hidrasi dengan
semen.Jumlah air yang berlebihan akan menurunkan kekuatan beton.Namun air
yang terlalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi yang tidak merata(SNI
3553:2015)
Faktor air semen merupakan (fas) perbandingan antara berat air dengan
semen dalam adukan beton (L.J Murdock dan K.M Brook,1986) penggunaan air
dalam campuran beton harus memenuhi persyaratan tertentu,jika terdapat air yang
berlebih akan menyebabkan gelembung dalam jumlah banyak,dan jika terdapat air
yang sedikit dari volume minimal maka dapat menyebabkan tidak maksimalnya
21
3.5 Workabillity
Campuran beton segar dapat dikatakan mempunyai sifat yang baik jika
telah memenuhi persyaratan utama campuran,yaitu mempunyai kemampuan
kemudahan pengerjaan (workability) dimana campuran akan tetap bertahan
seragam pada saat prses pengangkutan,pengecoran dan pemadatan ( Sjafei
Amri,2005 )
Workabillity akan lebih jelas pengertiannya dengan adanya sifat-sifat
berikut:
a. Mobillity adalah kemudahan adukan beton untuk mengalir dalam
cetakan
b. Stabillity adalah kemampuan adukan beton untuk selalu tetap
homogeny,selalu mengikat (koheren), dan t idak mengalami pemisahan
buatan (segregasi dan bleeding)
c. Compactibillity adalah kemudahan adukan beton untuk dipadatkan
sehingga rongga-rongga udara dapat berkurang
d. Finishibillity adalah kemudahan adukan beton untuk mencapai tahap
akhir yaitu mengeras dengan kondisi yang baik
3.6 Segregasi
Segregasi adalah kecenderungan dari butir-butir kasar lepas dari campuran
beton (Mulyono 2004), hal ini akan menyebabkan keropos pada beton. Segregasi
disebabakan oleh beberapa hal yaitu :
3.7 Bleeding
2. Banyaknya air
3. Kecepatan hidrasi
4. Proses pemadatan
n
− 2
i
i=1
x − x
s =......................................................................................... (3.2)
n −1
Keterangan:
S = Standar deviasi
n = jumlah data
Tabel 3.2 Nilai Standar Deviasi (S)
4.1 Umum
25
26
A. Agregat
a) Kualitas bahan yang akan digunakan harus sudah memenuhi spesifikasi yang
disyaratkan
c) Agregat untuk campuran beton harus ditangani secara baik,karena agregat yang
memiliki mutu kurang bagus bisa menghasilkan beton yang tidak baik
disebabkan oleh kesalahan penanganan agregat.Maka untuk mendapatkan
agregat yang memenuhi persyaratan,perlu diperhatikan bagaimana cara
pengelolaan agregat :
- Agregat harus dibentuk lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 1,9
m. masing-masing lapis agar ditumpuk dan dibentuk sedemikian rupa
dan penumpukan lapisan berikutnya dilakukan setelah lapisan
sebelumnya selesai dan dijaga agar tidak membentuk kerucut
- pencampuran dua atau lebih agregat halus dengan ukuran yang berbeda
harus dengan cara yang menghasilkan campuran agregat yang baik
Cara Penanganan Dan Penyimpanan Agregat dapat Dilihat pada gambar dibawah
ini.
berupa cairan harus dicampur ke dalam air sebelum dituangkan ke dalam mesin
pengaduk. Seluruh air campuran harus sudah dimasukkan ke dalam mesin
pengaduk sebelum seperempat masa pengadukan selesai.
Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran. Lama waktu pencampuran (mixing time) yang diperlukan
ditetapkan dari hasil percobaan campuran. Waktu pencampuran tidak boleh
kurang dari 75 detik, kecuali ada data untuk mencampur minimum 60 detik.
− Jumlah dari kondisi peralatan harus dalam keadaan baik dan cukup
jumlahnya. Peralatan tersebut semuanya harus disediakan sesuai dengan
jenis dan kualitas beton yang direncanakan. Untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan harus disediakan peralatan cadangan.
− Tenaga kerja, jumlah dan kemampuan (skill) tenaga kerja harus sesuai
dengan jumlah peralatan, jenis serta volume campuran yang akan
dihasilkan dan waktu pelaksanaan yang direncanakan.
Penempatan beton
berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan
untuk memindah campuran beton ke lokasi lain.
− Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam sesuai tabel
dibawah ini
Tabel 4.1 Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis Dalam
Gambar 4.4 Uji Kuat Tarik Lentur Dan Uji Kuat Tarik Tekan
B. Ketebalan
Perkerasan beton harus dilaksanakan sesuai tabel yang diinginkan.Jika
dipandang perlu untuk menentukan ketebalan perkerasan setelah
penghamparan,Bisa dilakukan dengan mengukur contoh inti (Core Drill)
Satu bor inti harus diambil dari setiap 140 m² perkerasan yang dihamparkan pada
setiap lajur,Masing - masing hasil pengeboran harus diukur sesuai dengan ASTM
C 174 (Test Method For Measuring Length of Drilled Concrete
Cores),Penerimaan pekerjaan harus didasarkan pada hasil pengujian contoh inti
yang diambil dari pekerjaan yang telah selesai,Bilamana hasil pengukuran bor inti
meragukan,diperlukan dua contoh inti tambahan yang diambil dengan jarak 10
meter (satu sebelumnya dan satu lagi sesudahnya ) dari lokasi pengambilan bor
inti yang pertama, Lubang bekas pengeboran harus ditutup Kembali dengan
sempurna.Pertimbangan yang diperlukan sebagai dasr penerimaan pekerjaan
42
Penjadwalan yang jelas dan teratur akan menciptakan hasil pekerjaan yang
memuaskan,maka adanya penjadwalan bagi pelaksana akan sangat berguna untuk
kedepannya
1. Bar Chart
2. Network Planning
44
3. PERT
4. LOB
5. Kurva S
pada tabel 4.6 jadwal diatas menjelaskan bahwa pada awal bulan maret
hingga pada akhir bulan oktober akan dilaksanakan kerja gabungan antara
45
PT.Karya Mulia Nugraha dan PT.Indec Internusa Dapat kita ketahui jadwal diatas
menggunakan Teknik Kurva S
Pada Segmen 1
Pada Segmen 1
Pada Segmen 2
Pada Segmen 2
Pada Segmen 2
10 Agustus Pelaksanaan
2022 Metode Cutting
Beton
Menggunakan
Concrete Cutter
Pada Segmen 1
5 s/d 8 Pengecoran
September 2022 Beton Rigid
Dengan Metode
Perkerasan
Kaku
Pada Segmen 3
STA
49
6 September Pemberian
2022 Materi Dari PT
Karya Mulia
Nugraha
Mengenai
Pengendalian
Mutu Beton
Pada Lapangan
Kerja Proyek
7 September Observasi
2022 Pekerjaan Pada
Laboratorium
Yang Terletak
Pada Batching
Plant PT Karya
Mulia Nugraha
12 September Rehabilitasi
2022 Minor
Pembukaan
Jalan
Menggunakan
Excavator
Pada Segmen 4
STA+247
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
51
52
Terjemah, PT.
Eresco, Bandung 1990
Yogyakarta, 1992
L.J. Murdock dan L.M. Brock, Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan
StephanusHendarko, Erlangga, Jakarta, 1991
Marsidi dan Banis 2006, Uji Komparasi Kuat Desak dan Kuat
Tarik Beton dengan Agregat Halus (Pasir) Asal Yogyakarta dan
Pasir Putih AsalLampung.
51
52