Oleh :
SUPYAN SURI
177011317
Oleh :
SUPYAN SURI
177011317
Mengesahkan, Menyetujui,
Ketua Program Teknik Sipil Dosen Pembimbing
Ir. Gunaedi Utomo, S.T., M.T. Ir. Suheriah Mulia Devi, S.T., M.T.
NIK. 016 009 007 NIK. 016 009 007
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dapat
menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul proyek pembangunan rumah
subsidi perumahan atlantic village oleh PT. Graha Tirta Manunggal. Praktik kerja
ini merupakan salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan studi tingkat strata
satu di prodi sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Balikpapan.
Dalam penyusunan Praktik Kerja Lapangan ini banyak hambatan yang dihadapi
penulis, namun berkat saran, kritik, serta dorongan semangat dari berbagai pihak,
alhamdulillah Praktik Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan. Berkaitan dengan
ini, penulis ingin mengucapkan terimkasih yang sedalam-dalamnya kepada:
5. Bapak dan ibu dan rekan yang telah berkorban begitu banyak, baik material
maupun spiritual, sehingga selesainya Paktik Kerja Lapangan ini.
Akhirnya penulis berharap agar Prakti Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak yang membacanya.
Supyan Suri
NPM : 177011317
i
DAFTAR ISI
ii
3.4.9 Pekerjaan Sumur Peresapan .................................................................. 29
3.4.10 Pekerjaan Plesteran Dan Acian ........................................................... 31
3.4.11 Pekerjaan Lantai ................................................................................. 33
3.4.12 Pekerjaan Plafond............................................................................ 33
BAB IV ................................................................................................................. 36
4.1 Pekerjaan Persiapan ..................................................................................... 36
4.2 Membuat direksi keet .................................................................................. 36
4.3 Penyediaan Material dan Alat Kerja............................................................ 36
4.4 Penggalian Tanah ........................................................................................ 42
4.5 Pekerjaan Struktural .................................................................................... 43
BAB V................................................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 49
5.1 Saran ............................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Praktik kerja lapangan (PKL) adalah salah satu mata kuliah yang harus
ditempuh oleh mahasiswa Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan (FTSP), Universitas Balikpapan (UNIBA). Kegiatan PKL
diwujudkan dalam bentuk mengamati, memahami, menelaah, dan membuat buku
laporan pratik kerja pelaksanaan pekerjaan fisik pembangunan sebuah bangunan
sipil.
Praktik Kerja Lapangan akan sukses bila prosedur yang sudah ditentukan
dijalankan dengan baik. Pertama, mahasiswa mendaftar Praktik Kerja Lapangan
dengan menyerahkan persyaratan akademik. Kedua, menghadap pembimbing
dengan membawa surat dari Prodi Teknik Sipil, ketiga, mencari proyek dan
mendiskusikan dengan pembimbing. Keempat, memberikan surat pengantar dari
Prodi Teknik Sipil ke proyek. Kelima melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di
proyek sambil mengumpulkan data, mengisi presensi kehadiran. Membuat laporan,
dan berdiskusi dengan pembimbing, keenam, meminta surat tanda selesai Praktik
Kerja Lapangan dari proyek bila tugas di proyek sudah selesai. Terakhir, lulus
evaluasi setelah laporan Praktik Kerja Lapangan selesai dibuat.
1
1.2 TUJUAN
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan dalam jangka waktu satu semester atau
selama 6 bulan yang terdiri dari 3 tahapan yaitu:
1. Tahap pesiapan diberikan waktu selama 2 bulan
2. Tahap pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di perusahaan yang dilaksanakan
selama 3 bulan
3. Tahap Akhir yang dilaksanakan selama 3 bulan untuk proses penyelesaian
laporan hasil Praktek Kerja Lapangan
1.4 MANFAAT
2
1. Merupakan sarana untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dan
melihat hasilnya secara nyata.
2. Merupakan satu cara yang baik untuk menimba pengetahuanpengetahuan
praktis di lapangan, hal mana ini merupakan pelengkap ilmu pengetahuan
teoritis yang diperoleh di bangku perkuliahan.
3. Menambah informasi actual mengenai dunia kontruksi dengan pengembangan
ilmu pengetahuan dan keterampilan.
4. Mengetahui metode-metode pekerjaan dalam bidang kontruksi khususnya
dalam manajemen dan pengawasan proyek pembangunan perumahan
3
Lokasi Proyek : Jl. Batu Ratna Km.11, Kel. Karang Joang, Kec. Balikpapan
Utara, Kota Balikpapan
Pemilik Proyek : PT. Graha Tirta Manunggal
Pelaksana Proyek : CV. Wira Karya Mandiri
Pengawas Proyek : PT. Graha Tirta Manunggal
LOKASI PROYEK
4
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Keuntungan yang didapat dengan adanya organisasi yang dibentuk, antara lain :
a. Dapat membagi tugas antara masing-masing pelaksana.
b. Koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
c. Dapat menempatkan seseorang atau tenaga ahli sesuai dengan bidangnya.
d. Sebagai sarana yang dapat digunakan pemimpin untuk mengawasi
bawahannya
5
Pada sistem ini pemilik pada tahap perekayasan dan perancangan (Engineering
Design) mengadakan ikatan kontrak dengan Konsultan Perencana. Pada tahap
pelaksanaan (Construction) Pemilik mengadakan ikatan kontrak dengan pihak
Kontraktor. Pada sistem ini Kontraktor seakan-akan bekerja sendiri- sendiri secara
independen. Perencana menyelesaikan tugas-tugas perencanaanya sebelum Pemilik
memilih Kontraktor Pelaksana. Setelah penentuan Kontraktor biasanya pemilik
meminta perencana menjadi pengawas pelaksanaan peroyek atas nama pemilik.
1. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dan Kontraktor adalah hubungan
kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja.
2. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dengan Konsultan adalah
hubungan kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja.
a. Pemilik Proyek
Pemilik Proyek adalah badan atau pejabat yang memberikan suatu
pekerjaan dan menanggung semua biaya dari pekerjaan tersebut. Pemilik
proyek dapat berupa perorangan maupun instansi baik pemerintah maupun
swasta. Pada pekerjaan Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq.
Pemilik proyek memiliki kewajiban antara lain :
6
1. Bertanggung jawab atas tercapainya seluruh sasaran proyek yang
dikelolanya.
2. Memimpin seluruh staf proyek dan bersama–sama melaksanakan
kegiatan sesuai dengan ketentuan, prosedur dan jadwal yang telah
ditetapkan.
3. Bersama bendahara menyediakan, mengelola dan bertanggung jawab
terhadap keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Menyetujui berita acara lainnya yang dibuat oleh Konsultan
Pengawas.
5. Mengadakan koordinasi dan memberikan pengarahan terhadap
pelaksanaan proyek dalam kegiatan sehari–hari.
6. Menyampaikan informasi mengenai hambatan yang dihadapi melalui
jalur utusan langsung guna mendapatkan petunjuk penyelesaian
masalah.
b. Konsultan
Konsultan adalah badan hukum yang diserahkan tugas oleh
pimpinan pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan, antara lain :
1. Melakukan pengawasan kualitas dan kuantitas pada pelaksanaan
kontruksi.
2. Inspeksi ke lapangan dapat diadakan bersama atau sendiri – sendiri.
3. Rapat bulanan/rapat koordinasi untuk evaluasi program diadakan
secara berkala oleh tiga pihak dan dibuatkan berita acaranya.
4. Surat menyurat dari Pimpinan Pelaksana Kegiatan ke kontraktor
maupun sebaliknya, melakukan perhitungan perubahan nilai kontrak
(Amandemen Contract) dan eskalasi kontak berupa berita acara yang
ditandatangani oleh tiga pihak, bila diperlukan.
5. Setiap tagihan (termyn) kontraktor berdasarkan kemajuan fisik
lapangan setiap bulannya yang telah disetujui dan ditandatangani oleh
tiga pihak.
7
c. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum yang berbentuk perusahaan
baik umum maupun perorangan yang bergerak dalam bidang pelaksanaan
pembangunan fisik dari suatu kontruksi. Dalam melaksanakan tugasnya
kontaktor selaku pelaksana fisik harus mendapatkan persetujuan dari Tim
Konsultan/Pengawas dan berkewajiban membuat laporan harian,
mingguan, bulanan, dan laporan lainnya, guna dapat mengetahui
kemajuan fisik konstruksi dan digunakan sebagai evaluasi baik Konsultan
Pengawas maupun oleh Pemberi Tugas/owner.
Kewajiban dari Kontraktor, adalah sebagai berikut :
1. Memahami dan menaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam surat
kontrak kerja.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar–gambar serta
persyaratan (Spesifikasi Teknis) yang telah ditentukan.
3. Menyerahkan pekerjaan bila telah selesai dan disetujui oleh pengawas.
4. Mengadakan pengujian- pengujian untuk contoh-contoh bahan
konstruksi yang akan dipakai.
5. Melaksanakan seluruh perintah dari pemberi tugas selama tidak
menyimpang dari persyaratan yang telah ditetapkan dalam kontrak
kerja.
6. Membuat Laporan peningkatan kegiatan dalam bentuk Kurva S/ Bar
Chat.
d. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah badan hukum yang diserahi tugas oleh
pemberi tugas untuk melaksanakan pengawasan pada suatu proyek.
Kegiatan pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan konstruksi sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan. Konsultan Pengawas memiliki
tugas utama pengawasan yang sangat penting dalam pengarahan di
lapangan. Adapun kewajiban dari Konsultan pengawas, adalah sebagai
berikut :
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan.
8
2. Menilai hasil pelaksanaan pekerjaan dan membuat berita acara
penyerahan pekerjaan.
3. Mengadakan pemeriksaan terhadap bahan material yang akan
digunakan dan berhak memberikan teguran atau penolakan bahan
material yang digunakan jika tidak memenuhi syarat yang telah
ditetapkan standar perencanaan.
4. Mengambil kebijaksanaan pemecahan masalah lapangan bila ada
kesulitan teknis di lapangan.
Setiap pimpinan proyek menerima Daftar Isian Proyek ( DIP ), maka mulai
dilakukan design dan detailed engineering atau fase membuat gambar-gambar
rencana dan gambar - gambar kerja serta RKS dan estimasi harga. Hasil kerja yang
diproduksikan dalam tahap ini dinamakan dokumen pelelangan yang pada
prinsipnya merupakan resep dan aturan permainan dalam membangun dan
mendirikan sebuah proyek.
Dalam kontrak engineering khususnya dalam pekerjaan sipil maka tiap - tiap
proyek kekhususan yang mandiri dan ini semua diuraikan dalam uraian teknis
maupun uraian khusus. Untuk proyek - proyek konstruksi, dokumen kontrak
mengandung :
9
e. Surat–surat klarifikasi
f. Estimasi biaya proyek
Gambar bestek merupakan penjelasan secara visual dari proyek yang akan
didirikan yang memperlihatkan lingkup dan bentuk pekerjaan yang harus dibuat.
Gambar bestek terbagi dalam beberapa macam gambar pekerjaan konstruksi,
antara lain :
1. Syarat umum :
a. Keterangan mengenai pemberian tugas,
b. Keterangan mengenai perencana,
c. Keterangan mengenai direksi,
d. Syarat-syarat peserta pelelangan,
e. Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.
2. Syarat administrasi :
a. Jangka waktu pelaksanaan
b. Tanggal penyerahan pekerjaan,
c. Denda atas keterlambatan,
d. Besarnya jaminan pelelangan,
e. Besarnya jaminan pelaksanaan.
3. Syarat teknis terdiri dari :
10
a. Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan,
b. Jenis dan mutu bahan,
c. Gambar detail, gambar konstruksi dan lain sebagainya.
Syarat teknis merupakan ketentuan teknis alat, bahan tenaga kerja dan prosedur
pelaksanaan/uraian pekerjaan yang secara umum meliputi :
1. Pekerjaan persiapan,
2. Bangunan prasarana proyek,
3. Penetapan evaluasi di lapangan,
4. Pekerjaan galian tanah,
5. Pekerjaan urugan tanah urug dan pasir urug,
6. Pekerjaan pondasi,
7. Pekerjaan konstruksi beton bertulang,
8. Pekerjaan konstruksi batu bata,
9. Pekerjaan plesteran dan spesi,
10. Pekerjaan kayu kuda – kuda,
11. Pekerjaan konstruksi atap dan penutup atap,
12. Pekerjaan finishing cat,
13. Pekerjaan instalasi listrik,
14. Pekerjaan instalasi air kotor,
15. Pekerjaan pelapis lantai dan pekerjaan finishing,
16. Dan lain – lain.
11
Estimasi ini dilakukan lebih teliti dan dilakukan setelah estimasi
terdahulu/sudah ada gambar.
3. Estimasi detail oleh kontraktor
Estimasi ini berbentuk penawaran dan disebut juga fixed price.
4. Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai.
Biaya yang dibayarkan setelah proyek selesai merupakan biaya langsung (
direct cost ) yang berhubungan dengan konstruksi atau bangunan.
5. Biaya inti ( Overhead )
Biaya overhead merupakan biaya penunjang pelaksanaan konstruksi baik di
lapangan maupun di kantor.
6. Biaya tak terduga ( cotigencies )
Biaya tak terduga merupakan suatu biaya yang disiapkan sebagai akibat dari
suatu bencana alam yang besarnya berkisar antara 0,5% sampai dengan 5%
dari biaya total.
7. Keuntungan ( Profit )
Keuntungan merupakan hasil jerih payah dari keahlian ditambah dari faktor
resiko yang besarnya relatif masing-masing proyek.
12
BAB III
PRA PELAKSANAAN PROYEK
2) Lokasi proyek di Jl. Batu Ratna Km.11, Kel. Karang Joang, Kec.
Balikpapan Utara, Kota Balikpapan
b. Pejabat Pembuat Komitmen (owner)
Adalah badan atau instansi atau orang perorangan yang memberikan tu
gas/pekerjaan kepada kontraktor sebagai pelaksananya.
c. Kontraktor Pelaksana
a. Project Manager
Tugas dan Kewajiban :
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek.
13
2) Mengadakan pertemuan dengan pihak lain untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi selama melaksanakan proyek.
3) Mengadakan negosiasi dengan pemilik proyek bila terjadi perubahan
pekerjaan.
b. Site Manager
Tugas dan Kewajiban :
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek di lapangan.
2) Memimpin pelaksanaan proyek.
3) Mengatur pelaksanaan proyek di lapangan.
4) Mengadakan negosiasi dengan direktur selaku penanggung jawab
proyek bila terjadi perubahan pekerjaan.
c. Koordinartor Pelaksana
1) Menjadwalkan proyek, manajer bertugas untuk merencanakan pelaksanaan
proyek agar proyek dapat selesai tepat waktu.
2) Mengimplementasikan rencana proyek, setelah membuat perencanaan, tugas
manajer selanjutnya adalah mengimplementasikan perencanaan proyek
tersebut di lapangan.
3) Mengontrol kerja sampai selesai, Seorang manajer harus dapat mengontrol
semua pekerjaan proyek hingga selesai dan menjaga serta mengantisipasi
agar proyek berjalan sesuai rencana.
4) Membina hubungan kooperatif, manajer bertanggung jawab untuk membina
hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik dalam struktur
horizontal maupun vertical.
5) Melakukan inovasi, seorang manajer juga bertugas melakukan inovasi untuk
merespon peluang dan ancaman yang tak terduga.
6) Memperkirakan Durasi Tugas, Teknik memperkirakan durasi tugas.
d. Ahli Struktur
14
3) Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil
pekerjaan menjadi komprehensif dan terpadu.
e. Administrasi Keuangan
1) Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap administrasi produksi
dan administrasi keuangan.
g. Mandor
Tugas dan Kewajiban :
1) Mengawasi jalannya proyek di lapangan.
2) Memberikan petunjuk kerja kepada pekerja proyek.
15
3.3 SPESIFIKASI TEKNIS
A. Lingkup Pekerjaan
1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan
ini bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Perumahan
Atlantic Village, yang meliputi tipe perumahan :
a. Tipe 36
2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut,
lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-
hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja .
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup
pekerjaan yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Penyedia Barang / Jasa pekerja lain yang
berhubungan dengan pekerjaan pada bagian pekerjan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
B. Bahan
1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru,
penggunaan barang bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali
tidak diperbolehkan.
2. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan
sangat agar sebelum sesuatu bahan/produk akan
dibeli/dipesan/diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari
Konsultan Pengawas atau kesesuaian dari bahan/Produk tersebut pada
Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis
yang dilampirkan pada contoh/brosur dari bahan/produk yang
bersangkutan untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
16
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa/suplier,
yang mana tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa/Supplier dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini
mengadakan bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta
tidak merupakan jaminan akan diterima/ disetujuinya seluruh
bahan/produk yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah
disetujui.
17
Agar tercapai adukan beton yang baik dan rata maka digunakan mesin
pengaduk yaitu mollen dengan kapasitas yang tergantung dari volume
yang ditargetkan. Prinsip kerjanya adalah dengan memasukkan bahan
kedalam silinder yang berputar karena motor diesel.
d. Gerobak tuang dorong dan ember
Gerobak tuang adalah alat angkut yang menggunakan tenaga manusia
untuk mengangkat mortal beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran. Sedangkan ember berfungsi untuk mengangkut adukan
beton dan air ketempat pengecoran.
e. Vibrator
Vibrator adalah alat untuk mengecilkan pori pada pekerjaan pengecoran
sehingga tidak terjadi penumpukan kerikil ataupun rongga kosong yang
menyebabkan kondisinya tidak merata, hal ini akan mengurangi proses
pengeroposan.
2. Tenaga Kerja
Tenaga yang diperlukan dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan
Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq adalah sebagai berikut :
1. Tenaga pelaksana teknis yang terampil dan pengalaman dalam
bidangnya dan pengawas, mandor serta kepala tukang yang cukup
dalam melakukan pengawasan yang tepat untuk pekerjaan proyek
tersebut.
18
2. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai
dengan kebutuhan dan keperluan untuk melaksanakan, penyelesaian
dan perbaikan pekerjaan yang sesuai dan tepat pada waktunya.
3. Tenaga kerja inti yang ditugaskan di lapangan terdiri dari :
➢ Kepala proyek/site manager
➢ Konsultan Pengawas
➢ Site engineer
➢ Logistik proyek
19
yang sudah ditera kebenarannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut
dilakukan dengan memakai alat-alat waterpass/theodolit yang ketepatannya
dapat dipertanggungjawabkan. Pengukuran sudut menyiku dengan prisma
atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian-bagian kecil.
A. Pekerjaan Galian
1. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,
kemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
2. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan
permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk
penggunaan tersebut di atas.
3. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar
dari halaman, dibuang dilingkungan sekitar.
4. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau
bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan
untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.
B. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan galian dan urugan meliputi :
1. Galian pondasi batu kali
2. Galian pondasi tangga
3. Urugan kembali galian pondasi
4. Urugan tanah peninggian peil bangunan
5. Urugan tanah peninggian lingkungan
6. Urugan pasir sesuai gambar kerja
20
C. Pengurugan
1. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan
kembali dengan sirtu harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan
user.
2. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang di kehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi, elevasi bangunan atau sesuai dengan
yang tertera dalam gambar kerja.
D. Pemadatan
1. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-
besarnya 20 cm.
2. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya
dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan
menambahkan air dan disetujui Konsultan Pengawas. Penyedia Barang Jasa
harus menyediakan stamper minimal 10 unit dan dimasukkan dalam
dokumen penawaran data teknis.
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pasangan adalah sebagai berikut :
1. Pasangan pondasi batu kali
2. Pasangan dinding ½ bata
3. Pasangan dinding trasram ½ bata
4. Pasangan batu alam
5. Pasangan Roster
B. Bahan
1. Batu kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 cm, dan memiliki
minimal 3 bidang kotak, batu kali bulat tidak boleh digunakan untuk
21
pasangan. Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak.
2. Batu bata
Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat.
a. Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragam dan saling
tegak lurus, tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak
berlubang-lubang.
b. Ukuran :
panjang : 22 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah setempat.
lebar : 11 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah setempat.
tebal : 5 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah setempat.
c. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan sample daripada bata yang
akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari site.
d. Bata bata merah yang digunakan mempunyai toleransi ukuran sesuai
dengan tabel 27-1 dan 27-2 PUBI tahun 1982 dan tabel 27-3 PUBI
tahun 1982 (tentang kuat tekan) sedang bagian yang pecah tidak boleh
lebih dari 10%
3. Pasir
Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras warna kehitaman,
bersih dari campuran kotoran kadar lumpur maksimum 5% diambil dari
sungai, pasir harus tidak mengandung zat-zat organik dan angka kehalusan
lolos ayakan 0,3 mm sehingga dapat memenuhi persyaratan PUBI 1982
4. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pondasi batu kali dan pasangan
dinding bata harus memenuhi persyaratan yang sama digunakan untuk
pembuatan beton.
5. Roster
Roster yang digunakan terbuat dari beton dan tanah liat, ukuran dan
ketebalan sama. Ukuran dan jenis/model/bentuk sesuai dengan gambar
kerja.
22
C. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan pasangan batu kali
Pelaksanaan pasangan batu kali yang dilakukan di lapangan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pekerjaan dan sesuai dengan gambar kerja yang ada.
2. Pekerjaan pasangan dinding batu bata
Pelaksanaan dari pasangan dinding di lapangan telah sesuai dengan aturan
yang berlaku dan gambra kerja dari proyek tersebut.
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
1. Pekerjaan sloof praktis
2. Pekerjaan kolom praktis
3. Pekerjaan ring praktis
4. Pekerjaan kolom, ring latieu praktis kusen alumunium
B. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam : ASTM C 150, ASTM C 33, SII-
0051- 74-, SII- 0013- 81, dan SII- 0136- 84.
C. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus,
PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi.
Demikian juga mengenai cara penyimpanan.
Perbandingan campuran untuk beton praktis adalah 1pc : 3ps : 5kr
Semua bahan baja tulangan pada beton praktis sesuai lingkup pekerjaan diatas
menggunakan besi diameter P12 mm polos berisi 4 (empat) untuk tulangan
pokok , dan sengkang/begel diameter P8 mm jarak dengan 150 mm dengan
tegangan tarik minimal dan regangan.
23
3.4.6 Pekerjaan Beton Struktur
A. Ketentuan Umum
1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-
syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan
dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut
pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard-standard
yang berlaku, yaitu :
a. SNI - 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di Indonesia.
b. SNI - 8 Peraturan Semen Portland Indonesia
c. Standard Industri Indonesia (SII).
d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
e. Tata Cara Pembebanan Rumah dan Gedung.
f. American Society of Testing Material (ASTM).
B. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh
pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
1. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,
termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-
bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan
(reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di
dalam beton.
3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian
dan perawatan beton dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang
pekerjaan beton.
C. Bahan-bahan
1. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland (portland cement) Tipe I dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
24
a. Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI-8) tahun 1972 atau British
Standard No. 12 th 1965.
2. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di dalam
SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23
“Specification for Concrete Aggregates”.
Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktur adalah batu pecah
dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Batu pecah adalah butiran mineral hasil pecahan batu alam yang dapat
melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal di atas ayakan
berlubang persegi 20 mm
b. Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar butirannya dan
gradasinya tergantung pada penggunaannya
c. Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
3. Agregat Halus
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PBI-1971/NI-3 diantaranya yang paling penting :
a. Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan
pengaruh cuaca.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
c. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya,
apabila diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm,
minimal 2 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 1 mm
minimal 10 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm,
berkisar antara 80 % sampai 90 % dari berat.
d. Pasir laut tidak boleh digunakan
4. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
25
a. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat dilihat secara visual.
b. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter.
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/
liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa
sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
5. Besi tulangan waremash
Besi tulangan waremash yang digunakan adalah M – 8
Ketentuan baja tulangan menyesuaikan dengan baja tulangan struktur.
6. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut
ini :
a. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,
gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
b. Untuk tulangan utama (tarik / tekan lentur) harus digunakan baja
tulangan deform (BJTD), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak
boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak
boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
c. Tulangan dengan Ø ≤12 mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk
tulangan dengan Ø > 16 mm memakai BJTD 40 (deform) bentuk ulir.
26
Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-
15-1990-03).
E. Cetakan Beton
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multipleks tebal minimum 9 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai
permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Barang/Jasa harus
memberikan contoh (sample) bahan yang akan dipergunakan sabagai acuan
untuk disetujui Konsultan Pengawas.
A. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan bahan, peralatan dan tenaga untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
1. Pengadaan dan fabrikasi konstruksi baja (kolom, balok, bracing kolom dan
bracing atap untuk dudukan mahkota, gording, sambungan seperti plat
sambung, baut sambung, angkur, connector untuk encase balok).
2. Pembersihan seluruh permukaan konstruksi baja dan pengecatan awal
(Protective coat).
3. Pengangkutan konstruksi baja ketempat pekerjaan (lokasi).
4. Penyimpanan sementara konstruksi baja di lokasi.
5. Pemasangan (erection) kontruksi baja di lokasi sampai seluruh komponen
terpasang sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
6. Pengecatan akhir sesuai persyaratan.
B. Bahan Baja
1. Baja Tulangan
a. Profil dan Plat baja yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :
Tulangan Pokok : Besi Ø 10 mm
Tulangan Bagi : Besi Ø 8 mm
2. Las dan tenaga ahli
a. Pekerjaan pengelasan listrik harus dilaksanakan oleh tukang las yang
berpengalaman dan bersertifikat serta diawasi/dibawah kendali ahli las
27
dalam pelaksanaan konstruksi baja. Penyedia Barang / Jasa harus
menyediakan tenaga ahli las yang bersertifikat dan dimasukkan dalam
personil usulan teknis.
b. Pekerjaan kuda-kuda baja disubkonkan kepada subkon yang
berpengalaman.
c. Elektroda las menggunakan E70 dengan kuat minimum 70 ksi (49,0
MPa).
d. Ukuran las sudut tebal (a) minimum 3,5 mm.
3. Baut
a. Baut yang digunakan harus hitam dengan tegangan leleh minimal 3100
kg/cm2 (HTB jenis “non full-drat”). Mur yang digunakan sekualitas
dengan bautnya, barus digunakan galvanized ring, murdan baut High
Tension (HTB) A-325.
b. Mur baut digunakan diameter 16 mm dari baja tegangaan tinggi atau
High Tension Bolt (HTB) seperti pada Gambar Rencana.
c. Sebelum pemasangan angkur pihak Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan menentukan titik-titik anchor yang akan dipasang pada
kolom dan balok struktur.
d. Pemasangan angkur dilakukan setelah 14 hari umur beton kolom dan
balok struktur
e. Beton dibor untuk mendapatkan kedalaman dan diameter yang cukup
sesuai dengan panjang dari angkur, kemudian hasil bor dibersihkan dan
dimasukkan capsule anchor.
f. Angkur dimasukkan dalam capsule anchor sampai ketemu permukaan
beton.
g. Pengencangan baut tidak boleh lebih dari 1.400 kg/cm 2 dengan kunci
momen.
h. Pemasangan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kerapatan
/kekokohan yang merata antara satu dengan yang lainnya.
28
3.4.8 Pekerjaan Penutup Atap
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan penutup atap ini meliputi :
1. Pemasangan penutup atap Galvallum tebal 0.7 mm warna Natural sekualitas
Kencana Deck
2. Pemasangan lisplang galvalum
B. Bahan
Lingkup pekerjaan penutup atap ini meliputi :
1. Penutup atap Galvallum tebal 0.7 mm warna Natural sekualitas Kencana
Deck.
2. Pemasangan lisplang galvalum.
3.4.9 Pekerjaan Sumur Peresapan
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja,
pembuatan dan pemasangan sumur resapan yang lengkap seperti ditentukan
dan / atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Sumur peresapan air hujan
2. Sumur peresapan air bekas
3. Sumur peresapan air kotor
Pekerjaan sumur resapan meliputi hal – hal berikut, tetapi tidak dibatasi pada:
1. Pekerjaan pengukuran
2. Galian, urugan kembali dan pemadatan
3. Pemasangan sumur resapan dan pemipaan
B. Prosedur Umum
1. Contoh Bahan.
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan semua produk yang akan
digunakan, untuk diperiksa dan disetujui Pengawas Lapangan sebelum
mendatangkannya ke lokasi proyek.
b. Semua biaya untuk pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
29
2. Gambar Detail Pelaksanaan
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada
Konsultan Pengawas Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan. Gambar
Detail Pelaksanaan harus dibuat dengan mengacu pada bentuk, ukuran dan
detail lainnya yang dibutuhkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Setiap bahan dan setiap pipa (satu panjang utuh), sambungan dan
perlengkapan lain yang digunakan dalam pemipaan utilitas hanya
mempunyai tanda / merek yang jelas dari pabrik pembuatnya dan kelas
produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku.
b. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari
segala jenis kerusakan.
4. Ketidaksesuaian
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,
kapasitas, jumlah maupun pemasangan dan lain – lain.
b. Semua perlengkapan pemipaan yang didatangkan atau dipasang tanpa
tanda / merek harus disingkirkan dan diganti dengan yang sesuai tanpa
tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.
C. Bahan - Bahan
1. Sumur Resapan
Sumur resapan harus dikonstruksi dari batu bata atau pipa beton perforasi
yang memiliki diameter minimal sesuai kebutuhan desain dengan
kedalaman antara 1500 mm sampai 5000 mm (tergantung kondisi tanah di
mana sumur resapan akan ditempatkan), lengkap dengan penutup yang
dibuat beton tebal 100 mm. Penutup harus dilengkapi penutup lubang
periksa yang dibuat dari beton dalam ukuran yang memadai.
2. Bahan Pengisi
Bahan pengisi untuk sumur resapan harus terdiri dari batu kerikil atau batu
pecah atau pecahan atap keramik dengan ukuran 30 mm sampai dengan 50
mm dengan kedalaman sekitar 400 mm.
30
3. Bahan Penyaring
Bahan penyaring untuk keliling luar sepanjang dinding sumur harus dari
ijuk dengan ketebalan sesuai desain.
4. Pemipaan
Pipa dan sambungan harus dari pipa PVC dengan sambungan tipe solvent
cement, memiliki tegangan kerja 8 kg/cm2 yang memenuhi ketentuan
Diameter yang dibutuhkan harus sesuai dengan gambar kerja.
5. Adukan
Adukan, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan bahan pada pasangan
dan plesteran
6. Bahan Urugan
Bahan urugan harus memenuhi ketentuan bahan galian dan urugan
A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi plesteran dan acian untuk :
1. Seluruh permukaan dinding bata
2. Kolom beton,
3. Balok beton,
4. Lispang beton,
5. Beton expose
6. dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar kerja.
B. Matrial
1. Semen
31
c. Semen harus didatangkan dalam zak/kemasan yang tidak pecah / utuh,
tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada
zak/kemasan.
d. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika
ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih
dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan
tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan
kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah
yang sama.
e. Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau semen
dalam kantong dipenyimpanan lokal (di penyalur) lebih dari 3 bulan
perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak
2. Pasir
Untuk pekerjaan plesteran ini harus memenuhi persyaratan PUBB-N.I.3
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut
b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5 % dan tidak
mengandung garam
c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukkan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80
d. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka
3. A i r
a. Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
B. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
C. Tidak mengandung khlorida (CI) lebih dari 0,5 gram/liter.
D. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
32
3.4.11 Pekerjaan Lantai
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin
keramik dan penutup lantai pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar
Kerja.
B. Standar / Rujukan
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-4062-1996
3. Australian Standard (AS)
4. British Standard (BS)
5. American National Standard Institute (ANSI).
C. Prosedur Umum
1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu
sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan ubin harus diserahkan
sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk
setiap set. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh
dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan
bantu dan pemasangan papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
33
B. Standar / Rujukan
1.Australian Standard (AS)
2.American Standard for Testing and Materials (ASTM).
C. Prosedur Umum
1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui
sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
2. Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sabelum
pekerjaan dimulai, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai
jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara
penyambungan, cara febrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang
diperlukan.
3. Pengiriman dan Penyimpanan.
a. Papan gipsum dan aksesori harus didatangkan ke lokasi sesaat sebelum
pemasangan untuk mengurangi resiko kerusakan.
b. Papan gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu
yang ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian
ujung berjarak tidak lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.
c. Papan gipsum dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas
dari muka tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari
pengaruh cuaca.
4. Ketidaksesuaian.
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah
maupun pemasangan dan lainnya.
b. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata
menyimpang atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak
dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai.
34
c. Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
D. Bahan - Bahan
Pemasangan Gipsum.
a. Papan Gypsum.
1) Papan gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai
untuk daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm untuk plafond
dan 12 mm untuk dinding dan ukuran modul sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja, dari produk sekualitas Jayaboard, Knauff atau yang
setara.
2) Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS
2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
b. Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat papan gipsum.
c. Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat dari
bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang
dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum.
d. Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi
ketentuan AS 2589.
35
BAB IV
PELAKSANAAN LAPANGAN
36
Agregat (pasir dan kerikil) merupakan bahan pengisi sehingga
dalam struktur beton agregat biasanya menempati kurang lebih 70
sampai 75 % dari volume massa yang telah mengeras. Untuk beton
yang ekonomis, campuran harus dibuat sebanyak mungkin
agregatnya. Agregat yang baik adalah yang tidak bereaksi kimia
dengan unsur-unsur semen. Agregat harus mempunyai distribusi
ukuran sedemikian rupa, sehingga ukuran rongga-rongga antara
agregat menjadi minimum. Ini berarti dalam pembuatan beton
jumlah pasta semen yang perlu mengisi rongga-rongga minimum
pula.
1. Terdiri dari butiran keras dan tidak berpori, dengan butiran pipih
tidak boleh lebih dari 20 %.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % terhadap berat
kering.
3. Besar butiran kerikil maksimum harus memenuhi ketentuan ;
✓ Tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara selimut beton
✓ ¾ lebih kecil atau sama dari jarak bersih tulangan, berkas
tulangan1/3 lebih kecil atau sama dengan tebal pelat lantai.
37
Agregat halus juga dipergunakan sebagai bahan campuran
untuk plesteran dinding, lantai dan penggunaan lainnya.
- Semen
Material semen merupakan material yang mempunyai sifat-
sifat adhesif dan kohesif yang diperlukan untuk mengikat agregat-
agregat menjadi suatu massa yang dapat mempunyai kekuatan yang
cukup. Semen portland merupakan bubuk yang sangat halus,
berwarna abu-abu yang terdiri dari kalsium dan aluminium silikat.
Beton yang dibuat dari semen portland biasanya membutuhkan
waktu kurang lebih dua minggu untuk mencapai kekuatan yang
cukup.
38
sumber air diperkenankan untuk digunakan asal ada bukti tes
laboratorium yang menyatakan bahwa air tersebut memenuhi syarat
untuk campuran beton.
39
- Kayu
Bahan kayu yang digunakan untuk bagian struktural adalah
kayu kelas kuat II dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut :
• Alat Kerja
Disamping penyiapan material dan bahan bangunan untuk
melaksanakan pembangunan, alat-alat kerja yang akan mendukung
kelancaran pekerjaan juga perlu diperhatikan.
40
maka dari itu segi ekonomis pemakaian alat harus diperhatikan
dengan teliti. Alat – alat kerja yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek pembangunan perumahan Griya Kebon Sajiq ini antara lain:
- Alat Ukur
Beberapa alat ukur yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek ini, yaitu:
- Vibrator
Vibrator adalah alat kerja yang menghasilkan getaran
dengan frekuensi tertentu yang digunakan untuk mengecilkan pori
adukan beton, sehingga tidak terjadi rongga kosong yang
menyebabkan keroposnya beton. Pemadatan ini dilakukan dengan
menusuk - nusuk beton. Penggunaan alat ini dapat memastikan
terjadinya kontak yang baik antara material beton dengan tulangan.
41
- Gerobak Tuang Dorong
Gerobak tuang dorong adalah alat angkut yang didorong oleh
tenaga manusia yang digunakan untuk mengangkut mortal beton
dari tempat pengadukan menuju tempat pengecoran.
- Selang Air
Selang air digunakan untuk menyalurkan air dari sumber air
ke lokasi pengadukan beton.
1. Meja kerja
2. Tangkai Pembengkok
42
Gambar 4.1 Pekerjaan Persiapan Lahan Dilokasi
43
pengelotan,utuk menandakannya ditancapkan besi tulangan polos
pada ujung-ujung pondasi batukali lalu diikat dengan benang .
44
B. Pekerjaan Pembuatan rangka sloof
• Teknis Pekerjaan
Besi tulangan dipotong berdasarkan panjang bentang + (10-
15%) untuk bengkokannya. Rangka besi yang dipotong lansung
dibengkokkan pada ujungnya, kemudian disusun membentuk
persegi sesuai gambar dengan cara memasukkan sekang dan pada
akhirnya diikatdengan bendrat.
45
• Pembongkaran perancah dan begisting
Pembongkaran begisting dilakukan pada saat beton sudah
berumur 5 hari, agar bentuk dari sloof tidak berubah.
46
Gambar 4.3 Pekerjaan Pasangan Dinding Batako
47
4. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata
dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku
sebagai alat bantu.
5. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan
gambar rencana atap dan jarak antar kuda-kuda.
6. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok
atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja.
7. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan
ring balok menggunakan benang dan lot (unting-unting)
8. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis
penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-
kuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua)
buah.
9. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir
yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat
dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari
kuda-kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus
diletakkan dan di screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
10. Pemasangan penutup atap.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
49
5.1 Saran
Pada proyek ini, ada beberapa hal pada beberapa pekerjaan yang perlu
diperhatikan atau perlu diperbaiki antara lain :
1. Perlu tim pengawas yang tetap standby atau memantau proses pengerjaan di
tempat proyek, bukan hanya mandor.
2. Pentingnya manajemen proyek yang jelas dan tegas, agar seluruh pekerja
dan mandor selalu mengikuti aturan yang ada, dengan maksud manajemen
kantor yang diikuti oleh pekerja dan mandor, bukan pekerja dan mandor
yang diikuti oleh manajemen kantor.
50
DAFTAR PUSTAKA
Penyusun, T. (2005). Pedoman Praktik Kerja Lapangan Fakultas Teknik Sipil dan
Asnuddin, S., Tjakra, J., & Sibi, M. (2018). Penerapan Manajemen Konstruksi
Statik, 6(11).
51
DAFTAR LAMPIRAN
LAPANGAN (PKL)
52