Disusun Oleh :
Riyan Prayoga
051.0017.00113
Dosen Pembimbing :
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2021
i
FK1
ii
FK5
iii
FK8
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan kerja praktik ini berjudul
“PELAKSANAAN PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO
MENTENG JALAN KH WAHID HASYIM - JAKARTA PUSAT” yang disusun
sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar ST pada
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di Universitas Trisakti. Penulis berharap
bahwa laporan yang dibuat ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan serta
memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca mengenai hal-hal yang
berkaitan langsung pada mata kuliah yang ada di Jurusan Teknik Sipil.
Dengan selesainya laporan kerja praktik ini tidak terlepas dari bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
semangat serta doa, sehingga kerja praktik dan laporan ini dapat
3. Ibu Ade Okvianti Irlan, ST., M.Eng selaku dosen pembimbing penulis
laporan.
v
5. Semua pihak yang telah membantu dalam kerja praktIk ini namun
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun. Penulis harap laporan ini dapat bermanfaat serta menambah
Jakarta, 2021
Riyan Prayoga
vi
DAFTAR ISI
FK1..........................................................................................................................ii
FK5.........................................................................................................................iii
FK8.........................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan Kerja Praktek.................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum....................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus...................................................................................2
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek...................................................................2
1.4 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek....................................................3
1.4.1 Metode Diskriptif (Literature)...........................................................3
1.5 Data proyek...............................................................................................3
1.5.1 Gambaran Umum Proyek...................................................................3
1.5.2 Data Umum Proyek............................................................................5
1.5.3 Data Teknis Proyek............................................................................6
1.6 Struktur Organisasi....................................................................................7
1.7 Sistematika Laporan................................................................................12
BAB II....................................................................................................................13
2.1 Umum......................................................................................................13
2.2 Metode Pelaksaan Pekerjaan Basement..................................................13
2.3 Fungsi Basement.....................................................................................16
BAB III..................................................................................................................17
3.1 Umum......................................................................................................17
3.2 Metode Pelaksanaan Konstruksi.............................................................17
3.2.1 Dinding Penahan Atau Retaining Wall............................................17
3.2.2 Proses Dewatering............................................................................18
3.2.3 Tahapan Pelaksanaan Metode Konstruksi Pembuatan Basement....19
BAB IV..................................................................................................................21
vii
4.1 Umum......................................................................................................21
4.2 Metode Pelaksanaan Top-Down..............................................................21
4.2.1 Pelaksanaan Bored pile dan Pemasangan King-post........................21
4.2.2 Pelaksanaan Diagram Wall..............................................................24
4.2.3 Pelat Lantai Beton............................................................................25
4.2.4 Base Floor (lantai dasar)..................................................................25
4.2.5 Pekerjaan Dewatering......................................................................26
4.2.6 Pelaksaan Metode Konstruksi Top-Down........................................26
4.2.7 Tahapan dalam metode konstruksi Top-Down.................................27
4.2.8 Pelaksanaan sambungan Antara Dinding dan Plat...........................28
4.2.9 Pelaksaan pengecoran kolom...........................................................29
4.3 Kekurangn dan kelebihan metode konstruksi top-down.........................29
4.3.1 Kekurangn metode konstruksi top-down.........................................29
4.3.2 Kelebihan metode konstruksi top-down...........................................29
BAB V....................................................................................................................30
5.1 Kesimpulan..............................................................................................30
5.2 Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
konstruksi yang digunakan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam metode
pekerjaan struktur secara keseluruhan. Metode pekerjaan basement akan
menentukan ketepatan jadwal pelaksanaan proyek dikarenakan basement
merupakan proses pertama dari pembangunan gedung bertingkat serta tingkat
kesulitan yang cukup tinggi dalam pelaksanaannya.
2
informasi terkait topik pembahasan laporan melalui study literature.
Dalam memberikan gambaran yang jelas dalam laporan ini, saya berusaha
mengumpulkan data sesuai dengan keperluan. Laporan ini pada dasarnya
merupakan laporan yang diperoleh dari berbagai buku dan studi literatur yang
saya temukan di internet.
Adapun data - data yang saya peroleh didapat dengan metode sebagai
berikut :
Metode ini didapatkan dari buku - buku dan study literature yang
mepelajari tentang contoh - contoh analisa yang digunakan dalam mengetahui
metode - metode kontruksi. Metode literature digunakan dalam pemecahan -
pemecahan permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan laporan kerja praktek.
3
Gambar 1 Denah lokasi proyek Apartemen The Pakubuwono Menteng
4
Gambar 2 Peta Lokasi Proyek
5
Quantity Surveyor : PT. Arcadis Indonesia
6
1.6 Struktur Organisasi
Keterangan garis:
= Kontrak Kerja
Owner
= Koordinasi Kerja
7
Berikut ini merupakan tugas dan tanggung jawab antar pihak yang ada di
lapangan
antara lain:
Pemilik Proyek adalah orang atau instansi yang memiliki proyek dan sebagai
penyedia dana untuk berjalannya proyek.
8
d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas
(owner) tentang pelaksanaan proyek.
e. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat
(RKS).
f. Membuat gambar revisi jika ada perubahan.
g. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.
h. Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku sebagai pedoman kerja.
i. Menyusun rencana strategis dinas.
j. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang bina
program.
k. Bertanggungjawab kepada pemilik proyek, yang dalam hal ini diwakili
oleh pimpinan proyek akan segala rancangan struktur maupun arsitektur
yang akan dilaksanakan.
l. Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi secara berkala apakah
sesuai dengan rencana.
3. Kontraktor Pelaksana
9
Tugas, wewenang dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut :
10
k. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Sub Kontraktor
Sub kontraktor merupakan badan usaha yang ikut serta dalam pelaksanaan
sebuah proyek. Pekerjaan sub kontraktor di bawah kendali kontraktor
pelaksana. Adanya sub kontraktor dikarenakan adanya pekerjaan yang
bersifat khusus atau spesialis agar pekerjaan dapat dikerjakan secara lebih
efektif dan efisien, seperti contohnya pekerjaan pondasi.
Tugas dari Sub Kontraktor adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-
syarat, risalah penjelasan pekerjaan.
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja dengan Kontraktor
Pelaksana.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar pelaksanaan dari
Kontraktor Pelaksana.
d. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya
kepada Kontraktor Pelaksana sesuai ketetapan yang berlaku.
e. Menyediakan tenaga kerja, peralatan, dan/atau bahan material yang
digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang diberikan oleh
Kontraktor Pelaksana.
f. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah
disepakati.
5. Penunjukan Kontraktor Spesialis secara Langsung ( Direct Contractor)
Kontraktor ini khusus di bidang spesialis seperti kontraktor lift. Kontraktor
ini ditunjuk secara langsung dari owner.
6. Penunjukan Supplier secara Langsung ( Direct Supplier)
Supplier ini menyediakan material-material yang memiliki spesifikasi khusus.
Supplier ini ditunjuk secara langsung dari owner.
11
1.7 Sistematika Laporan
Laporan kerja praktik dapat disusun menjadi beberapa bab yang saling
berkaitan satu sama lain. Untuk sistematika laporan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas secara singkat tentang latar belakang dan tujuan kerja praktek.
Selain itu juga berisi informasi waktu pelaksanaan dan lokasi kerja praktek.
Metodologi kerja praktek, ruang lingkup kerja praktik, gambaran umum proyek,
lokasi proyek, data umum proyek dan data teknis proyek.
Bab ini menjelaskan tentang peralatan dan material konstruksi termasuk alat-alat
berat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan basement pada proyek
Apartemen the Pakubowono Menteng disertai dengan fungsi dan dokumentasi
proyek.
Pada bab ini akan membahas mengenai perencanaan pelaksanaan dan proses
pelaksanaan proyek Apartemen the Pakubowono Menteng.
Bab ini membahas tentang Metode Pelaksanaan basement pada proyek Apartemen
The Pakubuwono Menteng.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Basement adalah sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang
keseluruhan atau sebagian terletak di bawah tanah. Basement adalah ruang bawah
tanah yang merupakan bagian dari bangunan gedung. Pada masa ini basement
dibuat sebagai usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang semakin
padat dan mahal. Untuk bangunan yang memilikinya, tungku perapian (furnace),
alat pemanas air (water heater), parkiran mobil dan sistem pengaturan suhu dari
satu bangunan secara khas terlokasi pada tingkatan terbawah bangunan ini;
sehingga menjadi suatu kenyamanan tersendiri untuk pemasangan dan aplikasi
bagian seperti sistem distribusi elektrik, dan titik distribusi televisi kabel.
1. Metode Bottom-Up
Metode bottom-up adalah metode pembangunan gedung yang dimulai dari
bawah menuju ke atas. Pada metode ini pekerjaan difokuskan pada
pembuatan basement. Langkah yang dilakukan yaitu melakukan
penggalian tanah basement sampai elevasi yang direncanakan, kemudian
pekerjaan pondasi, dan dilanjutkan pekerjaan kolom balok dan pelat
sampai lantai atas.
13
Gambar 4 metode buttom-up
2. Metode Top-Down
Metode top-down adalah cara pelaksanaan pembangunan gedung yang
memulai pembangunan dari atas ke bawah. Proses pelaksanaan metode ini
diawali dengan memasang dinding diafragma, kemudian pondasi dan king
post, setelah itu pembuatan plat lantai dasar, dan ke bawah basement
14
bersamaan dengan galian. Metode ini dilakukan pada kondisi dimana di
sekitar proyek terdapat bangunan yang berdekatan, sehingga
dikhawatirkan akan longsor jika menggunakan metode bottom-up.
15
dengan sheet pile yang umum digunakan untuk metode Bottom Up.
16
Sementara itu fungsi sekunder dari basement yang terlihat di lapangan
sebenarnya tidak lebih dari pemanfaatan basement, misalnya sebagai ruang mesin,
tempat parkir, gudang dan utilitas lainnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Umum
Pada bab ini akan membahas metode pelaksaan yang didapat pada saat
melakuakn pengamatan di lapangan. Pada pelaksanaan proyek konstruksi, perlu
adanya metode pelaksanaan yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Gunanya
untuk tidak memperlambat pekerkjaan yang sudah di jadwalkan. Dalam proyek
ini hal yang akan di dalami adalah mengenai basement.
18
3.2.2 Proses Dewatering
19
mengerjakan tugasnya sebagai penahan tekanan lateral sekaligus
menghentikan aliran air tanah atau cut off wall.
Dilanjutkan dengan aktivitas penggalian atau ekskavasi hingga
mencapai kedalaman yang ditentukan.
Pemasangan angkur kemudian dilakukan bored pile atau mengerjakan
pondasi sebagai akhir dari tahap bawah.
20
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Umum
Metode ini sangat membantu dan digunakan jika kondisi di sekitar proyek
terdapat bangunan yang berdekatan, sehingga longsor tanah dari bangunan sekitar
dapat dicegah.
21
proses penggalian lubang yang dihasilkan selalu diisi dengan lumpu
bentonit yang dikontrol kekentalan dan berat jenisnya sebelum dituangkan
kedalam lubang galian.
Setelah lubang selesai dikerjakan pembesian dimasukkan diikuti
dengan pengecoran dengan menggunakan pipa tremi. Selama proses
pengecoran kuahtas beton harus tetap dijaga.
22
Gambar 9 king post
23
4.2.2 Pelaksanaan Diagram Wall
24
diaphragma dan sebagai penyatu antara panel dinding satu dengan
yang lain serta meratakan beban yang bekerja diatas dinding
diaphragma.
Desain pelat ini sekaligus difungsikan sebagai pile cap yang lebar.
Dengan demikian sering pelat ini mempunyai ketebalan diatas 1,5 meter.
Ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam desain dan
pelaksanaan pelat ini:
1. Pelat harus didesain sebagai uncracked section baik untuk beban
25
gravitasi maupun untuk beban lift.
2. Memasang tulangan atas dan bawah secukupnya untuk mengatasi
masalah shrinkage.
3. Beton yang digunakan harus dirancang campuranya agar
menghasilkan beton yang padat.
4. Pada saat pelaksanaan pengecoran pelat, perlu diatur agar tidak terjadi
kumulasi panas hidrasi yang terlalu tinggi.
26
6. Galian tanah tahap 1
7. Pelaksanaan lantai basement 1
8. Dewatering tahap 2
9. Galian tanah tahap 2
10. Pelaksanaan lantai basement
11. Dewatering tahap 3
12. Pelaksanaan gahan tahap 3
13. Pelaksanaan lantai basement 3
14. Pengecoran kolom lantai basement 3, penutupan void lantai basement
2
15. Pengecoran kolom lantai basement 2, penutupan void lantai basement
1
16. Pelaksanaan lantai berikutnya dengan high rise area mendapat
prioritas.
Tahap I
1. Pekerjaan dinding diaphragma, capping beam, bored pile dan king post
telah selesai dilaksanakan.
2. Dilaksanakan pekerjaan dewatering tahap 1 sampai 1 meter dibawah
elevasi lantai basement 1.
Tahap II
Tahap III
27
2. Disipkan ramp dari baja unutk jalan masuk excavator dan dumptruck
ke lantai basement I.
3. Pekerjaan dewatering tahap II sampai 1 meter dibawah lantai basement
II.
Tahap IV
Tahap V
Tahap VI
Tahap VII
Tahap IX
Tahap X
28
Tahap XI
29
4. Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek.
5. Biaya dinding penahan tanah yang digunakan lebih mahal dibanding
dengan sheet pile yang umum digunakan untuk metode Bottom Up.
BAB V
5.1 Kesimpulan
30
pekerjaan persiapan dan pengecoran ground floor kemudian dilanjut
penggalian yang bertahap dari atas ke bawah disertai pengecoran per
lantai basement. Pekerjaan kolom sudah bisa di selesaikan diiringi
penutupan void pada basement.
5. Penegndalian mutu pada proyek sangat perlu di lakukan untuk memeriksa
apakah mutu material sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak.
5.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tekniksipildopp.com/2018/11/metode-konstruksi-basement-bottom-
up-dan-top-down.html
https://id.scribd.com/document/364498050/Perbedaan-Sistem-Konvensional-
Sistem-Top-Down-dan-Sistem-Semi-Top-Down
32