PELAKSANA
PT. FAJAR NUSA KONSTRUKSI
PENGAWAS
CV. KALATE KONSULTAN
OLEH:
YUNUS HASAN
NIM: 5114 16 051
DOSEN PEMBIMBING
Arif Supriyatno, ST., MT
NIP : 19741125 2005011 001
FAKULTAS TEKNIK
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil kerja praktek ini.
Laporan ini berisikan hasil dari seluruh kegiatan selama penulis melaksanakan Kerja
Praktek.
Selama pelaksanaan Kerja Praktek ini, penulis mendapatkan banyak bantuan
secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Sardi Salim, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Gorontalo.
2. Bapak Dr. Mohamad Yusuf Tuloli, S.T.,M.T selaku Ketua Jurusan, dan
Koordinator Kerja Praktek Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo.
3. Bapak Arif Supriyatno, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
4. Pihak PT. Fajar Nusa Konstruksi banyak membantu selama pelaksanaan Kerja
Praktek.
5. Semua Pihak CV. Kalate Konsultan, Bpk. Glen Steward, Bpk. M. Salahudin,
Bpk. Sopyas Tagulihi, Bpk. Eka Prasetya Daud, Bpk. Dewa dan Ibu Nadia,
yang banyak membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek.
6. Serta kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Semoga laporan pelaksanaan kerja praktek ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis menerima kritik dan saran yang
membangun untuk lebih mengembangkan keahlian kemampuan penulis.
Yunus Hasan
NIM: 5114 16 051
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
iv
2.1.4 Dokumen Kontrak, Maksud, Arti dan Isinya .......................................... 11
2.1.5 Penggunaan Tenaga Kerja dan Equipment ............................................. 12
2.2 Perencanaan Teknis ............................................................................................ 17
2.2.1 Cara Perhitungan Anggaran Biaya.......................................................... 18
2.2.2 Cara Pembuatan Rencana Kerja Untuk Pelaksanaan Dengan Barchard
dan Network Planning Menggunakan Software ..................................... 18
2.2.3 Cara Pengukuran Letak dan Peil (Patok) ................................................ 18
2.2.4 Cara Menentukan Lapis dan Lebar Perkerasan ...................................... 18
2.2.5 Gambar Detail Yang Penting dan Lebar Perkerasan .............................. 19
v
4.4 Pengendalian Biaya ............................................................................................ 33
4.5 Pengendalian Mutu Pekerjaan ............................................................................ 34
LAMPIRAN ............................................................................................................. 41
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Proyek peningkatan jalan Dumati-Tuladenggi bertujuan untuk
meningkatkan fungsi jalan agar jalan kembali lagi sesuai dengan fungsi jalan
sebenarnya. Proyek yang ada di desa Dumati adalah peningkatan jalan pada ruas
jalan menuju Embung Dumati. Hal ini dilaksanakan agar mempermudah akses jalan
bagi wisatawan untuk berkunjung ke wisata Embung Dumati itu sendiri.
Proyek yang ada di desa Tuladenggi dilaksanakan pada ruas jalan di kompleks
perumahan yang jalannya sudah tidak layak atau berfungsi sebagaimana mestinya,
Proyek Peningkatan Jalan Dumati-Tuladenggi merupakan pekerjaan yang
dilaksanakan dengan empat segmen. Pelaksanaan kerja praktek ini bertepatan pada
proyek Peningkatan Jalan Dumati-Tuladenggi dari segmen dua sampai segmen
empat.
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib pada program S1
Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo dengan beban 2 SKS. Tujuan
dari Kerja Praktek adalah untuk memberikan pengalaman secara langsung di lokasi
pelaksanaan untuk memperdalam pemahaman terhadap teori yang diperoleh selama
perkuliahan.
Mahasiswa semester akhir wajib mengikuti Kerja Praktek sebagai bahan
untuk mengevaluasi keberhasilan mahasiswa selama mengikuti proses perkuliahan.
Teknis pelaksanaan mata kuliah ini dengan mewajibkan mahasiswa untuk
melakukan kerja pada suatu proyek secara langsung selama 2 bulan atau 60 hari
kerja. Pelaksanaan Kerja Praktek ini mahasiswa dibimbing oleh satu orang dosen
pembimbing KP. Realisasi dari hal tersebut dilaksanakan kerja praktek khususnya
pada bidang kegiatan penguasaan teori dan masalah, kemampuan mengawasi dan
berhubungan langsung dengan para pekerja di lapangan. Hal ini merupakan suatu
kegiatan yang memantau atau mengontrol proses pelaksanaan pekerjaan yang
berpengaruh terhadap baik buruknya kualitas sebuah konstruksi.
1
1.2 Tinjauan Umum Proyek
1.2.1 Gambaran Umum Proyek
Peningkatan ruas jalan Dumati-Tuladenggi merupakan proyek yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo guna memperbaiki fungsi
jalan yang ada. Gambar papan proyek dapat dilihat pada Gambar 1.1
2
sementara dikerjakan dan untuk pasangan batu dan talud sementara dikerjakan.
Berdasarkan data kontrak. Untuk segmen yang sudah dikerjakan bisa dilihat pada
Gambar 1.2
Gambar 1.2 Salah satu ruas yang telah selesai pekerjaan pengaspalan
Sumber: Dokumentasi Lapangan
1.2.2 Data Teknis Proyek
Data Teknis merupakan data yang berhubungan langsung dengan
perencanaan struktur seperti data lingkungan dan penyelidikan tanah.
a) Data Lingkungan dan Data Penyelidikan Tanah
Untuk data lingkungan pada proyek Peningkatan Jalan Dumati-
Tuladenggi di ambil secara visual langsung dilapangan, sedangkan untuk
Penyelidikan Tanah diambil dari data DCP (Dynamic Cone Penetration.
Untu data DCP dapat dilihat pada Lampiran 1.
b) Data Trase Jalan
Trase jalan adalah salah satu persyaratan yang diperlukan dalam
perencanaan geometrik jalan. Trase jalan dalam proyek peningkatan jalan
Dumati-Tuladenggi sudah ada sebelumnya, proyek kali ini hanya
peningkatan fungsi jalan sehingga pada untuk trase jalan tinggal melakukan
pengukuran kembali. Untuk gambar trase jalan dapat dilihat pada Gambar
1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7, 1.8, 1.9, 1.10, 1.11.
3
Gambar 1.3 Segmen 1 A, panjang Pekerjaan 700 m, dan lebar 3.5 m
Sumber: Google Earth dan Data PT. Fajar Nusa Konstruksi
4
Gambar 1.7 Segmen 2 B, panjang Pekerjaan 588 m, dan lebar 3.5 m
Sumber: Google Earth dan Data PT. Fajar Nusa Konstruksi
5
Gambar 1.11 Segmen 3 C, panjang Pekerjaan 680 m, dan lebar 4 m
Sumber: Google Earth dan Data PT. Fajar Nusa Konstruksi
6
1.4 Struktur Organisasi Proyek dan Hubungan Kerja Antara Pemilik Proyek
Dengan Perencana, Pengawas, dan Pelaksana Serta Cara Pembayaran
Atas Jasa
Struktur organisasi adalah salah satu pendukung agar proyek dapat
dilaksanakan dengan baik dan teratur. Dengan adanya struktur organisasi, pihak-
pihak yang terlibat didalamnya bisa bekerja sesuai dengan tanggung jawab masing-
masing. Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek tersebut yaitu pemilik proyek
(owner), konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana.
Struktur organisasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.12
7
1.4.3 Konsultan Pengawas (Supervisi)
Konsultan Pengawas (Supervisi) di tunjuk langsung oleh PU kab. Gorontalo
sebagai owner, dan yang ditunjuk sebagai Konsultan Pengawas adalah dari CV.
Kalate Konsultant yang juga bertugas sebagai Konsultan Perencanaan.
1.4.4 Pelaksana Proyek (Kontraktor)
Pelaksana adalah bagian dari kontraktor yang bertugas dan bertanggung jawab
terhadap pelaksana teknik dilapangan. Pelaksana Proyek (Kontraktor) dalam
proyek ini didapat oleh perusahaan PT. Fajar Nusa Konstruksi melalui proses
tender.
1.4.5 Cara Pembayaran Atas Jasa Perencana, Pengawas dan Pelaksana Proyek
Pada proyek Peningkatan Jalan Dumati-Tuladenggi, sistem pembayarannya
berdasarkan persentase kemajuan pekerjaan dengan cara dibayarkan setiap bulan
sesuai persentasi pekerjaan.
8
1.6 Struktur Organisasi Pelaksana, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Struktur organisasi dalam pengawasan pada proyek Peningkatan Jalan
Dumati-Tuladenggi dapat dilihat pada Gambar 1.14
9
BAB II
PERSIAPAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PROYEK
2.1 Uraian Umum
Persiapan pelaksanaan perencanaan proyek merupakan tahap awal yang
dilakukan sebelum merencanakan suatu pekerjaan pada proyek tersebut. Pada
persiapan pelaksanaan proyek dilakukan tinjauan dan survei lapangan dan
memperoleh data dan informasi tentang kondisi lapangan, jalan masuk, lokasi
material, tenaga kerja, dan lainnya.
2.1.1 Proses dan Pentahapan Perancangan/Penyusunan Program
Pada proses dan pentahapan perancangan/penyusunan program dilakukan
penyusunan tentang apa saja item pekerjaan yang dilakukan dilapangan. Kegiatan
ini dilakukan oleh pemilik proyek atau owner. Untuk data penyusunan dan uraian
pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran 2.
2.1.2 Proses Penetapan Perencana dan Tahap-Tahap Perencanaan
Pada proses penetapan perencana dan tahap-tahap perencanaan, konsultan
selaku perencana melakukan kegiatan survey lapangan dan data lapangan. Setelah
mendapatkan data lapangan seperti DCP (Dynamic Cone Penetration), konsultan
bisa merencanakan bahan atau material apa yang digunakan pada titik atau lokasi
yang akan dikerjakan.
2.1.3 Proses Tender
Pekerjaan dengan Pembayaran suatu kontrak sesui dengan kesepakatan
biaya, mutu, dan waktu yang telah di ajukan pihak penawar pekerjaan, selain itu
juga berdasarkan negosiasi semua pihak. Proyek peningkatan Jalan Dumati-
Tuladenggi proses lelangnya dilakukan dengan proses lelang terbuka secara online
pada LPSE Kabupaten Gorontalo dimana pemenangnya adalah PT. FAJAR NUSA
KOSTRUKSI.
a. Pengumuman
Nama tender Peningkatan Jalan Dumati – Tuladenggi Kec. Telaga
Biru dimulainya tender pada tanggal 10 Januari 2020, Instansi Pemerintah
Kabupaten Gorontalo Sumber dana APBD Kab. Gorontalo dengan nilai
proyek Rp.7.500.000.000
10
b. Peserta
Peserta yang ikut paket Peningkatan Jalan Dumati – Tuladenggi
Kec. Telaga berjumlah 60 perusahaan
c. Hasil Evaluasi
Dari hasil evaluasi ada 3 peserta yang lolos untuk ke tahap berikunya
antara lain :
1. CV. CAHAYA MANDIRI
Harga Penawaran : Rp.5.893.937.766.32
Harga Terkoreksi : Rp.5.893.937.766.32
2. PT. Fajar Nusa Konstruksi
Harga Penawaran : Rp.7.031.918.028.28
Harga Terkoreksi : Rp. 7.031.918.028.28
3. CV. JAYA RAYA
Harga Penawaran : Rp.7.260.287.696.01
Harga Terkoreksi : Rp.7.260.287.696.01
d. Pemenang
Pemenang dari tender ini PT. Fajar Nusa Konstruksi dengan harga
negosiasi Rp.7.031.918.028.28
Untuk paket Peningkatan Jalan Dumati – Tuladenggi Kec. Telaga dapat
di akses pada laman lpse.gorontalokab.go.id
2.1.4 Dokumen Kontrak, Maksud, Arti dan Isinya
Dokumen Pekerjaan Konstruksi adalah dokumen yang berisi pengaturan
atau prosedur dan ketentuan administratif maupun teknis untuk penyelenggaraan
suatu proyek fisik (jalan/jembatan), yang pelaksanaannya akan diserahkan oleh
pemilik proyek (pengguna jasa konstruksi) kepada pihak lain (penyedia jasa
konstruksi).
Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya memuat dokumen-
dokumen yang meliputi :
a. Surat Perjanjian;
11
b. Dokumen Lelang;
c. Usulan atau Penawaran;
d. Berita Acara berisi kesepakatan antar pengguna jasa dan penyedia jasa
selama proses evaluasi oleh pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-
hal yang menimbulkan keragu-raguan;
e. Surat Perjanjian dari pengguna jasa menyatakan menerima atau
menyetujui usulan penawaran dari penyedia jasa;
f. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan kesanggupan
untuk melaksanakan pekerjaan.
Dokumen kontrak dalam konstruksi adalah perjanjian antara pemberi kerja
disatu pihak dan penerima kerja dipihak lain. Pada proyek peningkatan jalan
Dumati – Tuladenggi, terdapat kesulitan atau kendala dalam meminta dokumen
kontrak karena dokumen kontrak bersifat rahasia dan tidak dapat di duplikat serta
diberikan, namun ada beberapa dokumen yang diberikan yakni dapat dilihat pada
Lampiran 4.
2.1.5 Penggunaan Tenaga Kerja Dan Equipment
Penggunaan tenaga kerja dan juga peralatan yang akan digunakan dalam
sebuah proyek sangat perlu diperhatikan. Perencanaan dalam menentukan jumlah
tenaga kerja juga perlu diperhitungkan agar penggunaan tenaga kerja bisa efisien
pada proyek yang dilaksanakan. Data penggunaan tenaga kerja dan equipment dapat
dilihat pada Lampiran 5.
Peralatan yang digunakan juga harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan pada
pekerjaan yang akan dilakukan, seperti untuk pekerjaan pengaspalan dibutuhkan
alat berat untuk membatu pekerjaan pengaspalan. Alat berat yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
12
a. Ashpal Finisher
Aspalt finisher merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menghamparkan campuran aspal hot mix yang dihasilkan dari alat produksi
aspal yaitu Asphalt Mixing Plant (AMP) pada permukaan jalan yang akan
dikerjakan. Asphalt Finisher dapat dilihat pada Gambar 2.1
13
c. Tired Roller
Tired Roller ini merupakan salah satu jenis mesin penggilas dengan
roda karet yang bertekanan angin, roda tersebut dengan susunan dari roda
muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas
oleh roda bagian depan akan digilas oleh roda bagian belakang. Tired Roller
dapat dilihat pada Gambar 2.3
14
Gambar 2.4 Motor Grader
Sumber: Dokumentasi Lapangan
e. Vibro Roller
Vibro roller adalah sebuah alat untuk memadatkan tanah yang
dilengkapi dengan vibrator (getaran). Vibro roller berfungsi untuk
memadatkan dan meratakan struktur permukaan tanah supaya lebih kuat
menyangga berbagai beban diatasnya. Vibro roller dapat dilihat pada ambar
2.5
15
Gambar 2.6 Asphalt Sprayer
Sumber: Dokumentasi Lapangan
g. Compressor
Compressor berfungsi untuk membersihkan permukaan perkerasan jalan.
Alat Compressor ditunjukan pada Gambar 2.7
16
Gambar 2.8 Mobil Dump Truck
Sumber: Dokumentasi Lapangan
17
beberapa pekerjaan tambahan seperti bahu jalan, saluran, plat duicker, dan
patching.
2.2.1 Cara Perhitungan Anggaran Biaya
Cara perhitungan anggaran biaya pada proyek peningkatan jalan Dumati-
Tuladenggi ini menggunakan perhitungan RAB (Rancangan Anggara Biaya).
2.2.2 Cara Pembuatan Rencana Kerja Untuk Pelaksanaan dengan Barchard dan
Network Planing Menggunakan Soffware
Pembuatan rencana kerja untuk proyek peningkatan jalan Dumati-
Tuladenggi, pemilik proyek dan konsultan pengawas membuat target rencana
pekerjaan, selanjutnya diperiksa setiap bulan atau setiap minggu apakah sesuai
target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Bachard dan Network
Planing.
2.2.3 Cara Pengukuran Letak dan Peil (Patok)
Karena jalan pada proyek peningkatan jalan Dumati-Tuladenggi sudah ada,
jadi pengukuran patok menggunakan metode Stasioning. Caranya adalah dengan
mengukur panjang dan lebar jalan yang akan dikerjakan menggunakan meter.
Salah satu segmen pengukuran patok menggunakan metode Stasioning
dapat dilihat pada Gambar 2.10
18
AC-WC merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan berfungsi
sebagai lapisan aus. Lapisan ini dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap
penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari
konstruksi perkerasan. AC-WC pada umumnya digunakan pada jalan yang lalu
lintasnya ramai.
Untuk perkerasan pada proyek peningkatan jalan Dumati-Tuladenggi
digunakan lapisan AC-BC pada segmen 1 (Embung Dumati) dengan melihat
kondisi lalu lintas di lokasi tersebut tidak terlalu ramai. Sedangkan untuk lapisan
perkerasan AC-WC digunakan pada segmen 3 (Polsek Telaga Biru) karena melihat
kondisi lalu lintas yang cukup ramai. Lapis dan lebar perkerasan dapat dilihat pada
Gambar 2.11
19
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Pekerjaan Jalan
Pelaksanaan proyek merupakan pengaturan yang seksama dalam
melakukan pekerjaan agar proyek bisa berhasil dan sesuai keinginan perusahaan.
Pada tahap pelaksanaan proyek, pekerjaan harus dikontrol dan diawasi dengan
rencana kerja yang ada.
3.1.1 Urutan Pelakasanaan Kerja dan Laporan Setiap Minggu Pekerjaan Yang
Telah di Laksanakan
Urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan pada proyek Peningkatan Jalan
Dumati – Tuladenggi mulai dari penyiapan bahan sampai pengaspalan serta
pemeliharaan tidak lepas dari perencanaan. Pekerjaan yang telah dilaksanakan juga
dicatat dan dibuat laporan mingguan atau bulanan, kemudian dari situlah persentasi
kemajuan pelaksanaan proyek dapat diketahui.
3.1.2 Jenis dan Volume Pekerjaan
Jenis pekerjaan dan volume pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek
Peningkatan jalan Dumati-Tuladenggi memiliki panjang rencana 3.953 m. Yang
terbagi dalam 4 segmen sebagai berikut.
a. Segmen 1
Jenis Penanganan : Rekonstruksi Jalan
Panjang Penanganan : Sta. 0+000 ˗ Sta. 2+180 (2.180 meter)
Lebar Penanganan : 3,5 meter
b. Segmen 2
Jenis Penanganan : Rekonstruksi Jalan
Panjang Penanganan : Sta. 0+000 - Sta. 0+319 (319 meter)
Lebar Penanganan : 3.0 meter
c. Segmen 3
Jenis Penanganan : Rekonstruksi Jalan
Panjang Penanganan : Sta. 0+000 – Sta. 0+591 (591 meter)
Lebar Penanganan : 3.5 meter
20
d. Segmen 4
Jenis Penanganan : Rekonstruksi Jalan
Panjang Penanganan : Sta. 0+000 – Sta. 0+863 (863 meter)
Lebar Penanganan : 3.5 meter
21
B. Pemadatan LPA (Lapis Pondasi Agregat)
Pekerjaan pemadatan LPA (Lapis Pondasi Agregat) pada proyek
peningkatan jalan Dumati – Tuladenggi menggunakan alat pemadat vibro
roller. Pemadatan pertama kali setelah material di hamparkan secara merata
yaitu di padatkan dengan vibro roller, setelah agak merata kemudian di
siram air secara merata. Setelah air merata di permukaan agregat yang sudah
dipadatkan kemudian LPA dipadatkan lagi dengan vibro roller sampai
merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk pemadatan, karena dengan
adanya penyiraman air rongga – rongga antara agregat akan terpadatkan
dengan sendirinya dan saling mengunci sehingga tidak ada rongga udara di
dalamnya. Pemadatan LPA dapat dilihat pada Gambar 3.2
22
Gambar 3.4 Pelaksanaan uji Sandcone
Sumber: Dokumentasi Lapangan
D. Pelaksanaan Compressor
Pelaksanaan ini adalah pembersihan debu atau kotoran yang
menempel pada permukaan aspal dengan menggunakan Air Compressor.
Pelaksanaan ini dilakukan sebelum pekerjaan Prime Coat atau Take Coat.
Pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar 3.5
23
Lapis resap pengikat harus memenuhi ketentuan : Spesifikasi umum
2018 divisi 6 tentang PERKERASAN ASPAL Seksi 6.1 “Lapis resap
pengikat dan lapis perekat”. Salah satu ketentuannya adalah aspal emulsi
yang memiliki jenis KATIONIK harus digunakan pada permukaan yang
berbasis Acidid (dominan silica), sedangkan jenis ANIONIK harus
digunakan pada permukaan berbasis Basaltic (Dominan Kabonat).
Tack Coat merupakan lapisan perekat berupa Aspal cair yang
diletakkan diatas lapisan beraspal atau lapis beton. Untuk lapis perekat
emulsi yang digunakan adalah aspal emulsi yang mengikat cepat (Rapid
Setting). (Sumber: Spesifikasi Umum 2018 Divisi 6 tentang Perkerasan
aspal, Seksi 6.1 “Lapis resap pengikat dan lapis perekat”. Pelaksanaan prime
coat dan tack coat dapat dilihat pada Gambar 3.6 dan Gambar 3.7
24
F. Pekerjaan Penghamparan Aspal
Penghamparan aspal dilakukan dengan menggunakan alat Ashpal
Finisher yang fungsinya juga untuk mengatur elevasi horizontal jalan yang
dikerjakan. Pekerjaan penghamparan aspal dapat dilihat pada Gambar 3.8
25
Pemadatan aspal yang dengan menggunakan Tired Roller dilakukan
setelah pemadatan menggunakan Tandem Roller, sehingga aspal menjadi
benar – benar padat dan rapat. Pemadatan dengan Pneumatic Tired Roller
dapat dilihat pada Gambar 3.10
26
Gambar 3.11 Gambar/Sketsa (Bronjong)
Sumber: PT. Fajar Nusa Konstruksi
27
Gambar 3.13 Gambar/Sketsa
Sumber: PT. Fajar Nusa Konstruksi
28
BAB IV
SISTEM PENGENDALIAN PROYEK
29
4.1.2 Divisi 2 Pekerjaan Drainase
a) Galian untuk selokan drainase dan saluran air, di laksanakan selama 8
minggu yakni mulai dari minggu kedua sampai dengan minggu kesembilan.
b) Pasangan batu dengan mortar, pekerjaan ini dilaksanakan selama 12 minggu
mulai dari minggu ke 9 sampai minggu ke 20.
4.1.3 Divisi 3 Pekerjaan Tanah
a) Galian biasa, pekerjaan ini di kerjakan selama 5 minggu mulai dari minggu
ke 12 sampai minggu ke 16.
b)Galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine, dilaksanakan selama
4 minggu mulai dari minggu ke 15 sampai minggu ke 18.
c) Galian perkerasan berbutir, perkerjaan di laksanakan selama 5 minggu uayitu
dari minggu ke 16 sampai minggu ke 20.
d) Timbunan biasa dari sumber galian, di laksanakan selama 4 minggu dari
minggu ke 18 sampai minggu ke 21.
e) Penyiapan badan jalan, di laksanakan pada minggu ke 9, 11, 13, 15, 17, 18
dan 21.
4.1.4 Divisi 5 Pekerjaan Berbutir
a) Lapis pondasi agregat kelas A, dikerjakan selama 9 minggu yakni dari
minggu ke 17 sampai dengan minggu ke 25.
b) Lapis pondasi agregat kelas B, di kerjakan selama 10 minggu mulai dari
minggu ke 14 sampai minggu ke 25.
4.1.5 Divisi 6 Pekerjaan Aspal
a) Lapis resap pengikat - aspal cair/emulsi, di laksanakan selama 11 minggu
mulai dari minggu ke 23 sampai minggu ke 33.
b) Lapis perekat – aspal cair/emulsi, di kerjakan selama 8 minggu mulai dari
minggu ke 26 sampai dengan minggu ke 33.
c) Laston lapis aus (AC – WC) , di laksanakan sejalan dengan pekerjaan lapis
perekat yakni selama 8 minggu mulai dari minggu ke 26 sampai minggu ke
33.
d) Laston lapis antara (AC – BC), di laksanakan sejalan dengan pekerjaan lapis
resap pengikat yaitu mulai dari minggu ke 23 sampai minggu ke 33.
30
e) Bahan anti pengelupasan, di laksanakan bersamaan dengan pekerjaan lapis
resap pengikat dan laston lapis antara yaitu mulai dari minggu ke 23 sampai
minggu ke 33.
4.1.6 Divisi 7 Struktur
a) Beton mutu sedang fc’ 20 MPa, di kerjakan selama 3 minggu mulai dari
minggu ke 20 sampai minggu ke 22.
b)Beton fc’ 10 MPa, di kerjakan selama 3 minggu mulai dari minggu ke 20
sampai minggu ke 22.
c) Baja tulangan polos – BjTP 280, di kerjakan selama 4 minggu mulai dari
minggu ke 17 sampai minggu ke 20.
d)Pasangan batu, di kerjakan selama 11 minggu yakni mulai minggu ke 12
sampai minggu ke 22.
e) Bronjong yang di lapisi galvanis, pekerjaan ini di kerjakan selama 6 minggu
mulai pada minggu ke 17 sampai minggu ke 22.
4.1.7 Divisi 10 Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja
a) Perbaikan campuran aspal panas, di kerjakan pada minggu ke 24 dan 25.
Pada minggu ke 21 atau lebih tepatnya hari ke 153 beberapa item
pekerjaan telah di laksanakan. Jenis pekerjaan dari divisi 5 sampai dengan
divisi 10 mengalami percepatan pekerjaan sebesar 11% yakni dari rencana
pekerjaan kumulatif 30,17% menjadi 41,19% dari realisasi pekerjaan kumulatif
pada beberapa minggu sebelumnya, dan pekerjaan timbunan biasa serta
penyiapan badan jalan telah memasuki tahap akhir pekerjaan. Kemudian pada
divisi 5 pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dan kelas B dari minggu ke 20
sampai minggu ke 22 tidak terlaksana sesuai jadwal karena tidak ada bahan
material yang akan di gunakan, namun masih bisa di tolerasi karena deviasi
kumulatif realisasi pekerjaan sebesar 44,23% dari rencana pekerjaan 35.48 %.
Namun pada minggu ke 23 dan 24 pekerjaan lapis pondasi agregat
mengalami peningkatan sebesar 5.07% dari rencana kumulatif 46.75% menjadi
51.82% pada realisasi kumulatif pekerjaan. Pada minggu itu juga di laksanakan
pekerjaan lapis resap pengikat – aspal cair emulsi serta pekerjaan laston lapis
antara (AC-BC).
31
Pada minggu ke 25 pekerjaan lapis pondasi agregat telah selesai di
kerjakan dan selanjutnya pada minggu ke 26 sampai dengan minggu ke 33
pelaksanaan pekerjaan tersisa item pekerjaan pada divisi 6 pekerjaan aspal,
yakni terfokus pada pekerjaan lapis resap pengikat, lapis perekat, AC-WC, AC-
BC, dan pekerjaan bahan anti pengelupasan. Pekerjaan ini mengalami
hambatan pada minggu ke 26 – 27 sebesar -8.15% dari rencana 64,48% hanya
mencapai 56,33% di sebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung dan
menyebabkan masalah terjadi pada AMP yang di gunakan sehingga mengalami
keterlambatan dalam proses pengaspalan. Pada minggu ke 29 deviasi pekerjaan
dapat di perkecil sampai -1.03% dari rencana 78,23% mencapai 77.2%
terhadap realisasi pekerjaan. Pada minggu ke 31 deviasi kembali melebar
sebesar 11.69% dari rencana 89,97% mencapai 78,28% karena masih
mengalami hambatan karena masalah cuaca yang tidak mendukung sehingga
beberapa kali harus di lakukan addendum pekerjaan. Kemudian pada minggu
ke 32 sampai minggu ke 34 progres pekerjaan mampu di selesaikan sesuai
dengan rencana kumulatif pekerjaan.
32
Pengendalian peralatan di lakukan dengan mengecek terlebih dahulu alat
yang akan digunakan terutama pada alat berat agar tidak terjadi kendala pada saat
pelaksanaan pekerjaan. Kemudian pada saat proses mobilisasi alat berat juga di
lakukan secara hati-hati agar tidak terjadi kesalahan yang bisa menyebabkan
terjadinya hal yang tidak diinginkan mengingat bahwa lokasi atau segmen
pekerjaan memiliki lokasi yang berbeda-beda.
Beberapa kali alat berat yang di gunakan harus di perbaiki karena mengalami
kerusakan dalam proses pekerjaan dan harus mendatangkan mekanis dalam
memperbaiki. Perbaikan alat di lakukan secara cepat guna mengejar target waktu
yang telah di tentukan dalam jadwal pelaksanaan proyek.
Dalam pemeliharaan alat juga sering di lakukan perawatan alat seperti
membersihkan alat setelah di pakai sehingga pada saat pelaksanaan proyek telah
siap di gunakan.
33
Selanjutnya pada bulan ke 6 dana yang di gunakan mencapai 52% untuk pekerjaan
lapis pondasi agregat. Pada bulan ini juga mulai di lakukan proses pekerjaan
pengaspalan. Pada bulan ke 7 dana yang di pakai sebesar 58%. Kemudian pada
bulan ke 8 dana yang di keluarkan sebesar 80% untuk pekerjaan pengaspalan.
Selanjutnya pada pekerjaan terakhir yakni sampai 8.5 bulan dana yang dikeluarkan
sampai 100%.
34
135-150C diukur saat akan dilakukan penghamparan oleh finisher. Kemudian suhu
saat pemadatan awal oleh tandem roller yakni 130-150C diukur sebelum
pelaksanaan pemadatan awal oleh tandem roller. Selanjutnya suhu saat pemadatan
antara oleh pneumatic tandem roller adalah 110 -135C diukur sebelum pemadatan
awal oleh PTR. Suhu saat pemadatan akhir oleh tandem roller yakni > 95C diukur
sebelum pelaksanaan pemadatan akhir oleh tandem roller. Penjagaan suhu aspal ini
di maksudkan untuk menjaga kualitas aspal tersebut sehingga umur jalan dapat
bertahan lama sesuai dengan perencanaan umur rencana jalan. Kemudian selama
proses penghamparan, ketebalan aspal di ukur setiap 1 meter untuk
mempertahankan ketebalan rencana AC-BC yaitu 6 cm.
Dalam pekerjaan minor juga dilakukan pengendalian mutu pekerjaan seperti
pada pekerjaan saluran dilakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan. Mutu beton
yang direncanakan untuk saluran yaitu memakai mutu beton K-250. Kemudian
dalam pekerjaan patching (penambalan) dilakukan dengan membersihkan bagian
yang akan di patching memakai compressor setelah proses cutting agar aspal dapat
merekat dengan baik pada lapis pondasi agregat. Bentuknya dibuat persegi dengan
tujuan untuk mempermudah proses cutting dan mudah dalam perhitungan volume
pekerjaan. Selain itu dalam pekerjaan pasangan batu bronjong, proses pemasangan
batu dilakukan sebaik mungkin untuk mengisi bagian yang kosong dan bidang batu
yang disusun dapat saling mengunci dengan baik. Hal ini sangat penting agar
susunan batu bronjong mempunyai kekuatan yang kokoh dan tidak mudah rusak.
Faktor lain yang harus di perhatikan dalam mencapai mutu pekerjaan yang
baik ialah perencanaan dan pengawasan pekerjaan. Perencanaan yang baik akan
meghasilkan mutu kerja yang baik pula, dan harus di lakukan pengawasan
pekerjaan untuk selalu mengontrol proses pelaksanaan pekerjaan sehingga bisa
mendapatkan mutu pekejaan yang baik.
BAB V
EVALUASI PEKERJAAN SELAMA KERJA PRAKTEK DAN MASALAH
– MASALAH YANG MUNCUL
5.1 Skema Kerja dan Realisasi
35
Skema kerja dan realisasi sesuai berdasarkan uraian pekerjaan yang ditemui
dalam pelaksanaan proyek. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pekerjaan yang
dilaksanakan sudah sesuai dengan perencanaan.
36
Sumber: Dokumentasi Lapangan
37
l) Prime coat perencanaan memakai jenis prime coat emulsi namun, setelah di
cek hanya memakai prime coat jenis campuran aspal kerosin.
m) AMP yang di gunakan sempat mengalami kerusakan sehingga
menyebabkan terlambatnya pekerjaan karena masalah cuaca yang kurang
baik.
n) Beberapa alat berat seperti grader dan finisher sempat mengalami kerusakan
dan harus menunggu perbaikan sehingga di buat adendum waktu .
o) Pada pekerjaan talud tidak dipasangkan pipa pembuangan air.
p) Pekerjaan di laksanakan pada waktu pandemi covid-19 sehingga beberapa
item pekerjaan tidak berjalan maksimal.
q) Distribusi batu bronjong mengalami keterlambatan pengiriman sehingga
pekerjaan tidak berjalan sesuai jadwal.
r) Campuran aspal kurang baik karena masih di temukan agregat yang tidak
tercampur baik dan merata pada permukaan jalan.
s) Ukuran butiran pada lapis pondasi agregat kelas A masih d temukan banyak
yang melebihi ukuran (over size) dari ukuran maksimal 3,75 cm.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Proyek Peningkatan Jalan Dumati – Tuladenggi adalah proyek milik Dinas
PUPR Kabupaten Gorontalo, dengan pelaksana dari PT. Fajar Nusa Konstruksi dan
pihak konsultan dari CV. Kalate Konsultan. Sumber dana proyek adalah dari APBD
Kabupaten Gorontalo sebesar Rp. 7.031.918.028.28,-. Perencanaan waktu
pelaksanaan proyek adalah selama 180 hari kalender namun mengalami
keterlambatan waktu karena terhambat oleh pandemi virus corona dan factor cuaca
yang kurang baik sehingga dilakukan addendum waktu menjadi 240 hari kalender.
38
Proyek ini memiliki 4 segmen dengan panjang total 3.953 m. Selama pelaksanaan
proyek masih terdapat beberapa item pekerjaan yang tidak sesuai perencanaan dan
tidak memenuhi spesifikasi. Namun untuk pengendalian tenaga kerja, pengendalian
biaya , pengendalian peralatan dan pengendalian mutu pekerjaan sudah cukup baik.
6.2 Saran
Pada proyek Peningkatan Jalan Dumati-Tuladenggi ada beberapa saran
yang ingin diberikan yaitu :
a) Peningkatan kesadaran bahwa pentingnya Alat Pelindung Diri (APD)
untuk pekerja.
b) Pemeliharaan alat perlu lebih diperhatikan agar tidak menghambat dalam
pekerjaan dan juga kesigapan mekanik untuk memperbaiki alat yang
rusak.
c) Pengadaan mobil Dump Truck perlu diperhatikan lagi agar tidak
memakan banyak waktu untuk menunggu aspal dari AMP ke lokasi
Pekerjaan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2018. Spesifikasi Umum
Bina Marga Tahun 2018 Revisi 1. Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
Surat Edaran Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 06/SE/Db/2017 tentang SSKK SBD Kontrak Preservasi Jalan
dengan Skema Long Segment. Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
40
LAMPIRAN
Tugas Khusus
Laston Lapis Antara (AC-BC)
STA 0+000 – 0+100
Panjang = 100.20 m
Lebar = 1.75 m (kanan) dan 1.75(kiri)
Tebal = 0,06 m
Berat Jenis = 2.220
Volume = Panjang × Lebar × Tebal × Berat Jenis
= 100.20 × (1.75+ 1.75) × 0.6 × 2.220
= 46.71 m3
Jadi, volume total pada pekerjaan ini ialah 46.71 m3
STA 0+100 – 0+200
Panjang = 100 m
Lebar = 1.75 m (kanan) dan 1.75(kiri)
Tebal = 0,06 m
Berat Jenis = 2.217
Volume = Panjang × Lebar × Tebal × Berat Jenis
= 100 × (1.75+ 1.75) × 0.6 × 2.217
= 46.56 m3
Jadi, volume total pada pekerjaan ini ialah 46.56 m3
STA 0+200 – 0+300
Panjang = 100 m
Lebar = 1.75 m (kanan) dan 1.75(kiri)
Tebal = 0,06 m
Berat Jenis = 2.231
Volume = Panjang × Lebar × Tebal × Berat Jenis
= 100 × (1.75+ 1.75) × 0.6 × 2.231
= 46.851 m3
Jadi, volume total pada pekerjaan ini ialah 46.85 m3
STA 0+300 – 0+500
41
Panjang = 200 m
Lebar = 1.75 m (kanan) dan 1.75(kiri)
Tebal = 0,06 m
Berat Jenis = 2.262
Volume = Panjang × Lebar × Tebal × Berat Jenis
= 200 × (1.75+ 1.75) × 0.6 × 2.262
= 91.837 m3
Jadi, volume total pada pekerjaan ini ialah 91.837 m3
STA 0+500 – 0+550
Panjang = 16.31 m
Lebar = 1.75 m (kanan) dan 1.75(kiri)
Tebal = 0,06 m
Berat Jenis = 2.249
Volume = Panjang × Lebar × Tebal × Berat Jenis
= 24 × (1.75+ 1.75) × 0.6 × 2.249
= 16.31 m3
Jadi, volume total pada pekerjaan ini ialah 16.31 m3
STA 0+550 – 0+579
Panjang = 28.80 m
Lebar = 1.75 m (kanan) dan 1.75(kiri)
Tebal = 0,06 m
Berat Jenis = 2.224
Volume = Panjang × Lebar × Tebal × Berat Jenis
= 24 × (1.75+ 1.75) × 0.6 × 2.224
= 13.451 m3
Jadi, volume total pada pekerjaan ini ialah 16.31 m3
42
Gambar Sketsa AC-BC
75 175 175 75
43
(DATA URAIAN PEKERJAAN YANG DIURUTKAN MENURUT DIVISI)
VOLUME
PERSENTASE
NO. URAIAN SATUAN KONTRAK KETERANGAN
ADDENDU SELISIH TERHADAP
ADD 01 M 02 KONTRAK
DIVISI 1. UMUM
1,2 Mobilisasi Ls 1,00 1,00 - - TETAP
1,8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Ls 1,00 1,00 - - TETAP
1,19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ls 1,00 1,00 - - TETAP
DIVISI 2. DRAINASE
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 299,90 288,80 11,10 3,70 BERKURANG
3
2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar M 146,45 143,67 2,78 1,90 BERKURANG
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7) a Beton mutu sedang fc’20 MPa M3 6,53 4,73 1,81 27,64 BERKURANG
3
7.1 (10) Beton, fc’10 Mpa M 1,20 0,80 0,40 33,33 BERKURANG
7.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 Kg 1.006,60 730,48 - 27,43 BERKURANG
3
7.9.(1) Pasangan Batu M 504,20 614,40 110,20 21,86 BERTAMBAH
3
7.10.(3) a. Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis M 393,75 394,50 0,75 0,19 BERTAMBAH
MENYETUJUI :
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATAN GORONTALO
KABID BINA MARGA
44
(DATA DOKUMEN KONTRAK)
PAKET
PENINGKATAN JALAN DUMATI - TULADENGGI
45
46
47
AKTIFITAS PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.DATA UMUM PELAKSANA
II.1. DATA KEGIATAN FISIK
II.1.1. Peningkatan Struktur Jl. Dumati – Tuladenggi (Embung)
a. Kontraktor : PT. FAJAR NUSA KONSTRUKSI
b. No. Kontrak : 621/PU-PR/26/II/2020
c. Tanggal Kontrak : 19 Pebruari 2020 s/d 16 Agustus 2020
d. Nilai Kontrak : Rp. 7.031.918.028,28
e. Waktu Pelaksanaan: 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender
f. Sumber Dana : DAK Tahun 2020
48
yang meliputi pembahasan sebagai berikut :
Schedule mobilisasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Manajemen alat berat, termasuk kapasitas alat minimum yang dapat
dicapai jumlah alat, jenis alat dan penempatan alat.
Penentuan Base Camp Kontaraktor, Kantor Konsultan dan
Kantor KPA/PPTK.
Penentuan lokasi Quarry untuk kerikil, pasir dan material lainnya.
Detail Rencana Kerja Kontraktor.
Metode pelaksanaan konstruksi
Pengendalian mutu/perhitungan volume pekerjaan
Perhitungan waktu dan kapasitas alat minimum sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
tercantum, dalam kontrak.
Time schedule berupa Barchart “S” atau “Net Work Planning”
berupa diagram vektor
Mempersiapkan pekerja yang akan ditugaskan pada pelaksanaan
pekerjaan
Mempersiapkan Bahan, Alat dan Peralatan kerja di lapangan.
49
II.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Berdasarkan Kontrak dengan Nomor : 621/PU-PR/46/II/2020, tanggal 25
Pebruari 2020 pada paket Supervisi Konstruksi Peningkatan Struktur Jl. Dumati –
Tuladenggi (Embung), Pihak kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan setiap paket
jalan sesuai dengan kontrak masing - masing. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada
laporan kemajuan pekerjaan untuk setiap paket pekerjaan yang diawasi.
2.3.1. Pekerjaan Drainase
a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun
tidak (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai
dengan Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian, dan detil yang
ditunjukkan pada Gambar. Selokan yang dilapisi akan dibuat dari pasangan
batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam Gambar.
b) Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang
ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari
gangguan baik yang bersifat sementara maupun tetap, dalam penyelesaian
pekerjaan yang memenuhi ketentuan dalam Kontrak ini.
50
Tabel 2.1. Mata Pembayaran
51
2.3.3. Pekerjaan Tanah
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang
diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau
struktur lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan
longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian,
untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau
perkerasan beton pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil
dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Pekerjaan yang diperlukan untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan
tanah humus akan dicakup oleh Seksi 3.4 dari Spesifikasi ini.
d) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku
untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan
pekerjaan galian dapat berupa:
i) Galian Biasa
ii) Galian Batu
iii) Galian Struktur
iv) Galian Perkerasan Beraspal
v) Galian Perkerasan Berbutir
vi) Galian Perkerasan Beton
e) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai
galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian
perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton,
serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
f) Galian batu, galian perkerasan beton harus mencakup galian bongkahan
batu, beton dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan
lainnya yang menurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa
52
penggunaan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak
termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan
penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15
ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar180 PK (TenagaKuda).
f) Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian
yang didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu atau Galian
Perkerasan Beton tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
g) Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan
tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam
Spesifikasi ini. Pekerjaan galian struktur juga meliputi: penimbunan kembali
dengan bahan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan; pembuangan bahan
galian yang tidak terpakai; semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan,
penurapan, penyokong; pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya.
h) Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan
pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling
Machine (mesin pengupas perkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
i) Galian Perkerasan Berbutir mencakup galian pada perkerasan lama dan
pembuangan bahan perkerasan berbutir yang tidak terpakai seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
j) Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk
proses daur ulang. Material lama bekas galian harus diatur
penggunaan/penempatannya oleh Direksi Pekerjaan.
53
Tabel 3.1. Mata Pembayaran
54
2% yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi, dan
diatas tanah rawa, daerah berair dan lokasi-lokasi serupa dimana bahan
Timbunan Pilihan dan
Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
e) Baik Timbunan Pilihan maupun Timbunan Pilihan Berbutir harus
digunakan untuk penimbunan kembali pada abutmen dan dinding penahan
tanah serta daerah kritis lainnya yang memiliki jangkauan terbatas untuk
pemadatan dengan alat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
bilamana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
f) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase
porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah
hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan
jenis ini telah diuraikan dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.
g) Pengukuran tambahan terhadap yang telah diuraikan dalam Spesifikasi ini
mungkin diperlukan, ditujukan terhadap dampak khusus lapangan termasuk
konsolidasi dan stabilitas lereng.
61
Tabel 6.3. Mata Pembayaran
62
(DATA PENGGUNAAN TENAGA KERJA DAN EQUIPMENT)
63