Oleh:
Brigita Dita Cahyaningtyas
NPM : 15 060 8237
2018
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek di PT. Wilmar
Nabati Indonesia Dumai pada tanggal 18 Juni 2018 sampai dengan 21 Juli 2018.
Penyusunan Laporan Kerja Praktek ini sebagai salah satu syarat untuk
menyeselesikan Program Strata I Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Laporan Kerja Praktek ini disusun
berdasarkan kegiatan dan observasi yang dilakukan sesuai penempatan tugas
yaitu pada Departemen Produksi Refinery.
Pada kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini :
1. Ibu Denny Ratna Yuniartha, S.T.,M.T selaku Koordinator Kerja Praktek yang
telah membantu sebelum pelaksanaan Kerja Praktek.
2. Ibu M. Chandra Dewi, S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
yang telah memberikan arahan selama proses pelakasanaan Kerja Praktek.
3. Bapak Kristanto Agung Nugroho, S.T.,M.Sc selaku dosen pembimbing yang
memberikan arahan dan saran dalam penyelesaian laporan Kerja Praktek.
4. Kedua orang tua dan adik yang selalu memberikan motivasi serta dukungan
selama pelaksanaan Kerja Praktek.
5. Bapak Tulus Amudi selaku mentor utama yang memberikan arahan dan
penjelasan selama Kerja Praktek.
6. Bapak Binner Purba selaku mentor pendamping yang telah membantu
selama proses pelaksanaan Kerja Praktek.
7. Bapak Albert Sigalingging selaku Admin Departemen Produksi yang
mendampingi dan memberikan penjelasan selama pelaksanaan Kerja
Praktek.
8. Bapak Albert Tonny selaku asisten supervisor yang telah mendampingi dan
memberikan penjelasan selama pelaksanaan Kerja Praktek.
9. Bapak Eri Zuliardi selalu asisten supervisor yang mendampingi pada saat di
lapangan dan memberikan penjelasan selama pelaksanaan Kerja Praktek.
10. Bapak Hendra selaku asisten supervisor yang telah membantu memberikan
penjelasan pada saat pelaksanaan Kerja Praktek.
iii
11. Marlin Modjanggo selaku rekan kerja selama Kerja Praktek di PT. Wilmar
Nabati Indonesia Dumai.
12. Semua staff dan karyawan yang bekerja di PT. Wilmar Nabati Indonesia
Dumai yang banyak membantu selama Kerja Praktek berlangsung
13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu Penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................... i
v
5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 70
LAMPIRAN ........................................................................................................ 71
vi
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pembagian Jam Kerja Berdasarkan Shift Senin – Kamis .................. 15
Tabel 2.2. Pembagian Jam Kerja Berdasarkan Shift Jumat – Minggu ................ 15
Tabel 3.1. Spesifikasi RBDOL (Refined Bleached Deodorized Palm Olein) ....... 21
Tabel 3.2. Spesifikasi RBDST (Refined Bleached Deodorized Palm
Stearin) .............................................................................................................. 22
Tabel 3.3. Spesifikasi RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) ........... 23
Tabel 3.4. Spesifikasi RBDPKO (Refined Bleached Deodorized Palm
Kernel Oil) ........................................................................................................ 24
Tabel 3.5. Spesifikasi PFAD (Palm Fatty Acid Distilate) ..................................... 25
Table 3.6. Spesifikasi PKFAD (Palm Kernel Fatty Acid Distilate) ....................... 26
Table 3.7. Spesifikasi RBDOL (Refined Bleached Deodorized Palm Olein) ....... 28
Table 3.8. Spesifikasi RBDPST (Refined Bleached Deodorized Palm
Stearin) .............................................................................................................. 29
Table 3.9. Spesifikasi CPO (Crude Palm Oil) ..................................................... 33
Table 3.10. Spesifikasi CPKO (Crude Palm Kernel Oil) ..................................... 33
i
DAFTAR LAMPIRAN
i
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
1. Mengenali ruang lingkup perusahaan
2. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
3. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
4. Mengamati perilaku sistem
5. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
6. Melaksanakan ujian kerja praktek
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 18 Juni 2018 sampai dengan 21 Juli
2018 di PT. Wilmar Nabati Indonesia yang terletak Jl. Datuk Laksamana Areal
Pelabuhan Dumai, Riau, Indonesia. Kerja praktek dilaksanakan selama 30 hari
kerja dengan jam kerja yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PT.
Wilmar Nabati Indonesia. Jam kerja karyawan pada hari Senin sampai dengan
Kamis yaitu jam 08.00 – 16.00 WIB, dengan jam istirahat selama 1 jam yaitu jam
12.00 – 13.00 WIB, hari Jumat yaitu jam 08.00 – 17.30 WIB dengan jam istirahat
selama 1 jam 30 menit yaitu jam 12.00 – 12.30 WIB dan jam kerja karyawan
pada hari Sabtu yaitu jam 08.00 – 13.00 WIB, dengan jam istirahat selama 30
menit yaitu jam 12.00 – 12.30 WIB. Pada pelaksanaan kerja praktek, mahasiswa
ditempatkan di Departemen Produksi Refinery.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada awalnya PT. Wilmar Nabati Indonesia bernama Bukit Kapur Reksa (BKR)
yang terletak di desa bukit kapur dengan jarak kurang dari 30 km dari kota
Dumai. Pada tahun 1991 PT. Wilmar Nabati Indonesia yang biasanya disingkat
dengan nama PT. WINA berkembang dengan dibangunnya pabrik kedua
berlokasi di Jl. Datuk Laksamana Areal Pelabuhan Dumai. Gambar 2.2.
merupakan lokasi PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai.
3
tersebut digunakan untuk menyandarkan kapal-kapal yang bertaraf internasional
dengan daya angkut 30.000 MT. Pada tahun 1992 PT. WINA Dumai mulai
berkembang lagi dengan membangun refinery 3 kemudian fraksinasi 3. Setelah
itu, pada tahun 1993 PT. WINA Dumai membangun refinery 2 lalu disusul
dengan fraksinasi 2. Pada tahun 1994 PT. WINA Dumai membangun refinery 5
kemudian membangun fraksinasi 4. Lalu, pada tahun 1999 PT. WINA Dumai
kembali membangun refinery 4 dan disusul dengan fraksinasi 4.
PT. WINA menggunakan CPO (Crude Palm Oil) sebagai bahan baku utama.
Manajemen PT. WINA memutuskan untuk menambah jumlah tangki timbun
untuk bahan baku CPO sebesar 12.000 MT, pada awal tahun 2004.
Penambahan tangki timbun tersebut sangat berpengaruh pada perekonomian di
Provinsi Riau, khususnya akan berdampak positif dalam kemajuan
pembangunan di kota Dumai. PT. WINA mampu mengolah CPO sebanyak 4.100
MT/harinya dan PK crushing sebanyak 1000 MT/harinya. Oleh karena itu, PT.
WINA dijadikan sebagai produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di
Indonesia.
Produk yang dihasilkan oleh PT. WINA Dumai adalah RBDPO (Refined Bleached
Deodorised Palm Olein) dengan hasil samping PFAD (Palm Fatty Acid Destilate)
dan RBDPKO (Refined Bleached Deodorised Palm Kernel Oil) dengan hasil
samping PKFAD (Palm Kernel Fatty Acid Destilate). Jika ada permintaan dari
konsumen, maka perusahaan akan melanjutkan dengan proses fraksinasi yaitu
4
pengolahan produk setengah jadi. Pada proses fraksinasi akan menghasilkan
produk jadi berupa olein yang merupakan fraksinasi cair dan stearin yang
merupakan fraksinasi padat. Olein terbagi atas dua bagian yaitu olein super yang
merupakan minyak dalam kemasan dan olein normal yang merupakan minyak
yang tidak memiliki kemasan.
5
2.2.1. Struktur Organisasi PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai
Gambar 2.3. merupakan struktur organisasi di PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai.
6
2.2.2. Struktur Organisasi Departemen Produksi Refinery PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai
Pada pelaksanaan kerja praktek ini, mahasiswa ditempatkan di Departemen Produksi Refinery. Gambar 2.4. merupakan struktur
organisasi Departemen Produksi Refinery di PT. Wilamar Nabati Indonesia Dumai.
STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN PRODUKSI REFINERY PT. WILMAR NABATI INDONESIA DUMAI
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Departemen Produksi Refinery PT. Wilmar Nabati Indonesia - Dumai
7
2.2.3. Tugas dan Wewenang Bagian Produksi Refinery
Berikut ini merupakan tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan di
Departemen Produksi Refinery.
8
Selain itu yang menjadi wewenang dari production supervisor adalah :
Selain itu yang menjadi wewenang dari production ast supervisor adalah :
9
iii. Kontrol keluar/masuk dokumen.
e. Production Foreman Refinery
Adapun yang menjadi tugas dari production foreman refinery adalah :
Selain itu yang menjadi wewenang dari production foreman refinery adalah :
Selain itu yang menjadi wewenang dari production foreman refinery adalah :
10
iv. Mencatat setiap parameter produksi dan menginformasikan jika terjadi
penyimpangan parameter ke foreman produksi.
g. Production Foreman Fractionation
Adapun yang menjadi tugas dari production foreman fractionation adalah :
Selain itu yang menjadi wewenang dari production foreman fractionation adalah :
Selain itu yang menjadi wewenang dari production operator fractionation adalah :
11
iii. Mengoperasikan dan membersihkan peralatan produksi sesuai dengan
prinsip food safety.
iv. Mencatat setiap parameter produksi dan menginformasikan jika terjadi
penyimpangan parameter ke foreman produksi.
b. Misi Perusahaan
Menjadi mitra usaha yang unggul dan layak dipercaya bagi stakeholder.
c. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah suatu hal penting yang harus dilakukan oleh sebuah
perusahaan agar dapat mempermudah karyawan dalam meyelesaikan
pekerjaannya serta dapat menjaga kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.
Berikut ini merupakan nilai perusahaan di PT. Wilmar Nabati Indonesia.
12
ii. 5R
PT. Wilmar Nabati Indonesia menerapkan konsep 5R yang diperoleh dari konsep
Toyota Production System yang bertujuan untuk menghilangkan waste. Berikut
ini merupakan konsep dari 5R :
2.3.2. Ketenagakerjaan
Sistem ketenagakerjaan pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai tidak
menggunakan sistem kontrak dengan karyawan. Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai prosedur perekrutan tenaga kerja, sumber daya manusia
dan sistem pengupahan pada PT. Wilmar Nabati Indonesia.
13
mengajukan resign, diharapkan menyerahkan surat pengajuan resign minimal 30
hari sebelum berhenti bekerja. Hal tersebut bertujuan agar HRD (Human
Resource Development) mempunyai waktu untuk mempersiapkan penggantinya.
Namun jika karyawan tersebut memiliki masalah tertentu maka karyawan bisa
mengajukan surat pengajuan resign hari itu juga.
14
b) Jam Kerja Non Shift
Jam kerja non shift adalah jam kerja yang diterapkan untuk beberapa karyawan
senior seperti head unit, kepala bagian dan supervisor. Karyawan tersebut
memiliki tanggung jawab penuh selama 24 jam dalam proses produksi yang
sedang berlangsung. Apabila terjadi suatu permasalahan di areal produksi
selama proses produksi berlangsung, maka pekerja wajib menghubungi kepala
bagian.
Sedangkan pada hari Jumat sampai dengan Minggu hanya terdapat dua shift
kerja. Rincian waktunya yaitu 11 jam kerja dengan 1 jam istirahat sehingga
dalam satu minggu setiap karyawan memperoleh 1 kali kesempatan untuk off.
Tabel 2.2. merupakan pembagian jam kerja pada hari Jumat sampai dengan
Minggu.
15
iii. Pencatatan Jam Kerja
a) Absen Harian
Sistem absen yang diterapkan dalam PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai yaitu
dengan menggunakan fingerprint. Absensi wajib dilakukan oleh setiap karyawan
sebelum jam masuk kerja yang telah ditetapkan. Apabila karyawan terlambat
sebanyak tiga kali maka akan diberikan sanksi berupa Surat Peringatan (SP).
Berbeda dengan karyawan, para peserta kerja praktek melakukan absensi
dengan menggunakan form yang telah disediakan dan diletakkan diruangan
PGA. Dalam form tersebut peserta kerja praktek mengisi jam masuk dan jam
pulang disertai dengan tanda tangan.
1. Izin Khusus
Izin khusus adalah izin meninggalkan tempat kerja yang digunakan karyawan
pada saat jam kerja ataupun jam istirahat. Karyawan yang akan melakukan izin
terlebih dahulu harus mengisi kartu izin keluar yang berisikan nama karyawan,
tanggal, jam keluar, jam kembali, paraf serta keterangan. Kartu izin keluar
tersebut harus diserahkan kepada security yang bertugas dan anggota security
harus mengembalikan kartu izin ke bagian PGA.
2. Izin Cuti
Izin cuti adalah izin tidak masuk kerja dengan menggunakan hak cuti karyawan.
Izin cuti dikelompokkan menjadi dua yaitu izin cuti terencana dan izin cuti tidak
terencana. Izin cuti terencana merupakan izin yang dilakukan dengan cara
memberitahukan kepada masing-masing admin departemen. Setelah itu, admin
tersebut akan melakukan entry izin cuti lalu berkoordinasi dengan bagian PGA.
Izin cuti tidak terencana merupakan izin yang dilakukan dengan cara
memberitahukan ke bagian PGA sehingga bagian PGA yang langsung
melakukan entry izin cuti. Ketentuan yang berlaku untuk peserta kerja praktek
berbeda dengan karyawan. Jika peserta kerja praktek terlambat maka harus
memberikan informasi ke bagian HRD dan jika tidak masuk kerja dikarenakan
16
sakit maka harus menyerahkan surat keterangan sakit dari dokter ke bagian
HRD.
c. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan di PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai dikelompokkan
berdasarkan jabatannya yang terdiri dari gaji pokok berserta tunjangan.
Pemberian gaji karyawan dilakukan setiap bulan pada tanggal 25. Berikut ini
merupakan beberapa tunjangan yang ada di PT. Wilmar Nabati Indonesia
Dumai.
i. Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan golongan
III keatas.
PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai juga memberikan beberapa bantuan untuk
setiap karyawan. Berikut ini merupakan bantuan yang akan diberikan kepada
karyawan.
i. Bantuan kematian
Bantuan kematian merupakan bantuan yang diberikan kepada karyawan yang
sedang mengalami kedukaan. Bantuan kematian akan diberikan jika yang
meninggal adalah orang tua, mertua, suami atau istri serta anak. Jika yang
meninggal adalah karyawan maka perusahaan juga akan memberikan bantuan
kematian.
17
ii. Bantuan Medical
Bantuan medical merupakan bantuan yang diberikan kepada karyawan wanita
yang akan bersalin dan istri dari karyawan pria yang akan bersalin.
2.3.3. Pemasaran
Produk yang dihasilkan oleh PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai dipasarkan di
dalam maupun ke luar negeri. Di dalam negeri produk tersebut dipasarkan ke
seluruh Indonesia sedangkan ke luar negeri produk tersebut dipasarkan ke Cina
dan Eropa.
2.3.5. Fasilitas
Terdapat berbagai fasilitas yang bertujuan untuk menunjang kegiatan kerja yang
dilakukan di area kerja PT. Wilmar Nabati Indonesia, yaitu :
a. Tempat parkir
b. Air minum
c. Mushola
d. Poliklinik
e. Toilet
f. Pantry dan locker karyawan
g. Alat transportasi di area kerja (mobil dan bus)
18
h. Peralatan kerja (telepon, komputer, HT (Handy Talky) atau walkie talkie dan
APD seperti sepatu safety, helm, rompi dan sarung tangan)
i. Perumahan untuk golongan tertentu dan karyawan yang terkena mutasi
j. Pemeriksaan kesehatan atau medical check yang dilakukan satu tahun sekali
k. Olahraga (senam, basket, futsal dan badminton)
l. Pendidikan (seminar dan training), beasiswa bagi anak karyawan yang
berprestasi dengan nilai rata-rata 8,5 mulai dari SD, SMP, SMA dan
Perguruan Tinggi.
19
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
20
produk yang diinginkan. Berikut ini merupakan produk yang dihasilkan pada PT.
Wilmar Nabati Indonesia Dumai beserta dengan spesifikasinya.
a. Spesifikasi Produk RBDOL (Refined Bleached Deodorized Palm Olein)
Tabel 3.1. merupakan tabel yang berisikan spesifikasi RBDOL (Refined Bleached
Deodorized Palm Olein) yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan
permintaan konsumen yang akan diekspor ke luar Negeri.
Tabel 3.1. Spesifikasi RBDOL (Refined Bleached Deodorized Palm Olein)
21
Tabel 3.2. Spesifikasi RBDST (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin)
22
c. Spesifikasi RBDPO (Refined Bleached Deodorised Palm Oil)
Gambar 3.1. merupakan produk RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm
Oil).
Tabel 3.3. merupakan tabel yang berisikan tentang ketentuan spesifikasi RBDPO
(Refined Bleached Deodorized Palm Oil).
23
Gambar 3.2. RBDPKO (Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil)
24
Gambar 3.3. PFAD (Palm Fatty Acid Distilate)
Tabel 3.5. merupakan tabel yang berisikan tentang ketentuan spesifikasi PFAD
(Palm Fatty Acid Distilate).
25
Gambar 3.4. PKFAD (Palm Kernel Fatty Acid Distilate).
Tabel 3.6. merupakan tabel yang berisikan tentang ketentuan spesifikasi PKFAD
(Palm Kernel Fatty Acid Distilate).
26
Gambar 3.5. RBDOL (Refined Bleached Deodorized Palm Olein) Normal
Tabel 3.7. merupakan tabel yang berisikan tentang ketentuan spesifikasi produk
RBDOL (Refined Bleached Deodorized Palm Olein).
27
Tabel 3.7. Spesifikasi Produk RBDOL (Refined Bleached Deodorized Palm
Olein)
RBDOL (REFINED BLEACHED DEODORIZEDPALM OLEIN)
OLEIN
SUPER
METHODE NORMAL Hi IV OLEIN
OLEIN
(PORAM)
FREE FATTY ACID % AOCS Ca 5a
0.1 MAX 0.1 MAX 0.12 MAX
(AS PALMITIC) - 40
MOISTURE & AOCS Ca 2c
IMPURITIES % - 25 0.1 MAX 0.1 MAX 0.1 MAX
IODINE VALUE
(WIJS) % AOCS 1b - 87 56 MIN 60 MIN 64 MIN
14
AOCS Cc 1 - DERAJAT
24 MAX 16 – 18
25 CELCIUS
MELTING POINT MAX
LOVIBOND COLOUR AOCS Cc 136 3.0 RED 3.0 RED 3.5 RED
R/Y (5.25" CELL) - 45 MAX MAX MAX
5.5
AOCS Cc 6 - DERAJAT
10 MAX 6.0 - 7.0
CLOUD POINT 25 CELCIUS
DERAJAT CELCIUS MAX
Tabel 3.8. merupakan tabel yang berisikan tentang ketentuan spesifikasi RBDST
(Refined Bleached Deodorized Palm Stearin).
28
Tabel 3.8. Spesifikasi RBDST (Refined Bleached Deodorized Palm Stearin)
RBDST (REFINED BLEACHED DEODORISEDPALM STEARIN)
METHODE HST NST SST1 SST2
FREE FATTY
AOCS Ca 5a
ACID % (AS 0.2 MAX 0.2 MAX 0.2 MAX 0.2 MAX
- 40
PALMITIC)
MOISTURE & AOCS Ca 2c
0.1 MAX 0.1 MAX 0.1 MAX 0.1 MAX
IMPURITIES % - 25
IODINE VALUE AOCS 1b -
30 - 31 34 - 37 40 - 43 44 - 48
(WIJS) % 87
55 - 56 52 - 54 45 - 50 48 - 49
DERAJA DERAJA DERAJA DERAJA
AOCS Cc 1 -
MELTING POINT T T T T
25
CELCIU CELCIU CELCIU CELCIU
S S S S
LOVIBOND
AOCS Cc
COLOUR R/Y 3.0 Max 3.0 Max 3.0 Max 3.0 Max
136 - 45
(5.25" CELL)
29
3.3. Layout Pabrik
Gambar 3.8. merupakan layout pabrik di PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai.
30
3.4. Ruang Lingkup Produksi
Proses produksi adalah kumpulan dari aktivitas yang saling berhubungan untuk
menambah nilai guna barang yang akan diproses dari bahan baku menjadi
sebuah produk jadi.
3.4.1. Material
Pada saat proses produksi refinery atau permurnian minyak, bahan baku utama
yang digunakan adalah CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO (Crude Palm Kernel
Oil). Gambar 3.9. merupakan gambar CPO (Crude Palm Oil) dan gambar 3.10.
merupakan CPKO (Crude Palm Kernel Oil).
CPO (Crude Palm Oil) merupakan bahan baku yang diperoleh dari sabut kelapa
sawit yang diolah sehingga menghasilkan minyak. CPKO (Crude Palm Kernel
31
Oil) merupakan bahan baku yang diperoleh dari inti biji kelapa sawit yang diolah
menjadi minyak. Bahan baku yang digunakan PT. WINA Dumai diperoleh dari
tiga sumber yaitu truck, kapal dan PT lain seperti PT. Astra dan PT. Sun. Bahan
baku yang masuk terlebih dahulu akan dicek kesesuaian parameternya di bagian
QC (Quality control). Jika bahan baku sudah sesuai dengan parameter yang
telah ditentukan oleh perusahaan maka akan dimasukkan kedalam tangki
timbun. Berikut ini merupakan parameter yang digunakan oleh bagian QC
(Quality Control) untuk melakukan pengecekan kualitas pada CPO (Crude Palm
Oil) dan CPKO (Crude Palm Kerner Oil).
a. FFA atau Free Fatty Acid (%)
FFA adalah parameter yang digunakan untuk menentukan kadar asam lemak
bebas yang terkandung didalam bahan baku. Standar penerimaan yang
digunakan yaitu 5%. Apabila FFA bahan baku yang dicek tinggi, hal tersebut
menunjukkan bahwa kualitas dari bahan baku kurang baik.
b. IV atau Iodine Value (%)
IV adalah parameter yang digunakan untuk menentukan kadar minyak yang
terkandung didalam bahan baku. Bilangan lod adalah ukuran dari ketidakjenuhan
lemak dan minyak dan dinyatakan dalam jumlah centigram lod yang diserap per
gram sample (% Iod yang diserap). Prinsip IV yaitu semakin tinggi ikatan rangkap
(tidak jenuh) pada minyak atau lemak maka semakin tinggi lod yang diserap atau
dapat dikatakan bahwa IV yang dihasilkan tinggi.
c. DOBI (Deterioration of Bleachability Index)
DOBI adalah suatu nilai perbandingan dari serapan panjang gelombang pada
466 mm terhadap panjang gelombang 269 nm. Prinsip DOBI yaitu analisis ini
meliputi pengukuran spektrofotometri pada larutan sampel dalam pelarut 150-
oktana atau n-heksana (konsentrasi 0.5 – 1%) terhadap pelarut. Harga
absorbansi tidak selamanya tetap. Parameter DOBI (Deterioration of
Bleachability Index) hanya digunakan jika diminta oleh customer karena untuk
ukuran DOBI tiap customer berbeda.
d. Carotene
Carotene adalah parameter yang digunakan untuk menentukan kadar logam
yang terkandung didalam minyak dengan standar penerimaan. Selain itu,
carotene juga digunakan untuk mengukur atau mengecek kandungan pro vitamin
A pada CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO (Crude Palm Kernel Oil) yang diolah.
e. M (Moisture) atau I (Impurities) (%)
32
Moisture adalah parameter yang digunakan untuk menentukan kandungan air
dan jumlah pengotor yang terkandung didalam minyak dan lemak. Standar
penerimaan yang digunakan yaitu 0.5%. Prinsip M yaitu adanya air dalam
sample dengan chemical for fuel oil akan menghasilkan larutan NaOH, larutan ini
nantinya akan bereaksi dengan PP dan menghasilkan warna merah muda.
Impurities adalah parameter yang digunakan untuk menegecek kandungan
pengotor pada CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO (Crude Palm Kernel Oil).
f. PV (Peroxid Value)
Peroxid value adalah parameter yang menunjukkan bilangan peroksida atau
ketengikan minyak CPO (Crude Palm Oil) dan CPKO (Crude Palm Kernel Oil)
g. Colour
Colour adalah parameter yang digunakan untuk menentukan warna minyak dan
lemak. Warna dan material dibandingkan dengan suatu kombinasi warna merah,
kuning dan biru dari standar warna. Perbandingan 1 : 10 untuk satuan unit merah
dan kuning dapat digunakan sebagai awal pencocokan warna. Tabel
3.9.merupakan spesifikasi CPO (Crude Palm Oil) dan tabel 3.10. merupakan
CPKO (Crude Palm Kernel Oil) yang digunakan pada saat proses produksi
refinery.
Tabel 3.9. Spesifikasi CPO (Crude Palm Oil)
CPO as C16
Free Fatty Acid, wt % Max 5.0
Moisture & Insoluble Impurities, wt %
(combined) Max 0.5
Iodine Value, g / 100 g 50 – 55
Lovibond Color, Red Max 25
Yellow Max 25
Mineral Oil Pass
33
Terdapat juga bahan baku pendukung yang digunakan pada saat proses
produksi refinery yaitu phosporic acid, citric acid dan bleaching earth.
a. Phosporic Acid (PA)
Phosporic Acid adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H3PO4 yang bersifat
korosif. Korosif merupakan sifat dari suatu senyawa yang dapat menyebabkan
benda lain hancur dan memperoleh dampak negatif. Pada proses produksi
refinery ini, phosphoric acid digunakan sebagai bahan pengikat gum yang
terdapat didalam minyak. Gambar 3.11. merupakan tangki penyimpanan
phosphoric acid.
34
Gambar 3.12. Citric Acid (CA)
c. Bleaching Earth (BE)
Bleaching earth digunakan sebagai penghilang warna yang terdapat didalam
CPO (Crude Palm Oil). BE juga dapat digunakan sebagai zat yang membantu
dalam proses pemucatan didalam tangki bleacher. Gambar 3.13. merupakan
gambar bleaching earth yang digunakan.
35
bertahap. Hal tersebut akan menyebabkan titik didihnya semakin lama semakin
tinggi. Secara umum, proses physical refining dibagi menjadi dua tahap yaitu
proses bleaching dan deodorizing. Pada tahap bleaching dilakukan proses
penghilangan getah atau gum dengan menggunakan zat adsorben. Zat adsorben
adalah zat padat yang bisa menyerap suatu komponen tertentu dari fase fluida
(Saragih, 2008) seperti bleching earth. Lalu pada tahap deodorizing dilakukan
proses penghilangan bau dan pemecahan senyawa carotene dengan proses
pemanasan atau secara thermal. Pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai
proses produksi terbagi menjadi 2 yaitu refinery dan fraksinasi. Terdapat 4
proses refinery dan 3 proses fraksinasi. Berikut ini merupakan penjelasan
mengenai proses produksi CPO (Crude Palm Oil) pada refinery dan fraksinasi.
a. Proses Refinery
PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai memiliki 4 proses refinery dengan teknologi
yang berbeda-beda. Refinery 1 memiliki kapasitas produksi 700 MT/hari dengan
menggunakan teknologi Oil Tek Plant. Refinery 2 memiliki kapasitas produksi
700 MT/hari dengan menggunakan teknologi Alpalapal Plant. Refinery 3 memiliki
kapasitas produksi 1000MT/hari dengan menggunakan teknologi Lurgi Plant.
Refinery 4 memiliki kapasitas produksi 1700MT/hari dengan menggunakan
teknologi Lipico. Proses produksi refinery dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
i. Degumming
Degumming merupakan proses pengikatan gum atau getah dan pengotor yang
terdapat didalam minyak Crude Palm Oil (CPO).
ii. Bleaching
Bleaching merupakan proses pemucatan minyak yang dilakukan dengan
menyerap gum atau getah yang telah diikat oleh Phosphoric Acid menggunakan
Bleachng Earth.
iii. Filtration
Filtration merupakan proses penyaringan Bleaching Earth sehingga memperoleh
Bleached Palm Oil (BPO).
iv. Deodorizing
Deodorizing merupakan proses pengurangan asam lemak bebas pada minyak
Crude Palm Oil (CPO).
36
Gambar 3.14. merupakan alur produksi refinery pada PT. Wilmar Nabati Indonesia – Indonesia – Dumai.
Gambar 3.14. Alur Produksi Refinery PT. Wilmar Nabati Indonesia - Dumai
37
Pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai, proses produksi dimulai saat truck
mengantarkan minyak Crude Palm Oil (CPO). Setelah itu, kapasitas minyak CPO
yang terdapat didalam truck akan dihitung dengan cara truck masuk ke bagian
weight bridge seperti pada Gambar 3.15.
38
Gambar 3.16. Lokasi Pembongkaran CPO
Apabila akan dilakukan proses pemurnian minyak, maka minyak yang terdapat di
dalam tank farm akan dipompakan ke dalam storage tank refinery. Selanjutnya,
minyak CPO akan di pompakan ke Plat Heat Exchanger (PHE) untuk dilakukan
proses pemanasan dengan menggunakan steam untuk start-up pengolahan
minyak. Minyak CPO yang dipompakan akan disaring menggunakan strainer 55
mm (OPRP 02) dan strainer 2 mm (OPRP 03). Pada saat masuk ke dalam
exchanger, temperatur CPO adalah 40 – 500 C dan akan keluar dengan suhu 78
– 800 C. Minyak yang dipanaskan tersebut akan masuk ke dalam dryer tank CPO
pada Gambar 3.18.
39
Gambar 3.18. Dryer Tank CPO (Crude Palm Oil)
Terdapat vacuum pada dryer tank CPO yang berfungsi untuk menyerap air
sehingga dapat mengurangi kadar air yang terdapat didalam minyak. Minyak
CPO yang keluar dari dryer tank CPO akan masuk ke dalam mixer tank. Jenis
dari mixer tank ini adalah knife mixer yang memiliki baling-baling yang disebut
dengan agitator untuk dapat membantu proses pengadukan. Pada gambar 3.19.
merupakan mixer tank yang digunakan untuk mencampur minyak dengan bahan
pendukung yang lain.
40
Gambar 3.19. Mixer
41
sebagai tempat untuk mempersiapkan minyak masuk ke buffer tank yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan minyak sementara yang selanjutkan
akan dialirkan ke niagara filter. Perpindahan minyak dari bleacher tank ke buffer
tank dilakukan dengan menggunakan gaya gravitasi. Pada gambar 3.20.
menunjukkan buffer tank yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
sementara.
Pada buffer tank terdapat vacuum yang berfungsi untuk menarik uap air dan
udara yang terdapat didalam minyak. Dilakukan pemberian steam yang didasari
oleh prinsip kerja bejana berhubungan agar tetap terjadi proses pencampuran
secara homogeny. Minyak yang keluar dari buffer tank adalah Bleacher Palm Oil
(BPO). Minyak yang ditampung oleh buffer tank akan dipompakan ke niagara
filter. Pada niagara filter terjadi proses penyaringan bleaching earth dengan gum
atau getah yang akan menghasilkan spent earth atau spent bleaching earth. Di
niagara filter terdapat 18 filter leaves dengan ukuran 10 mikron. Niagara filter
akan dibersihkan setelah melakukan operasi selama 30 hari atau telah mencapai
pressure max 4.5 Bar. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai tahap
filtrasi yang terdapat pada niagara filter.
i. Stand – By
42
Pada tahap ini, dipastikan niagara filter dalam keadaan kosong dan tidak ada
valve yang terbuka sehingga siap untuk digunakan serta tidak ada valve yang
terbuka dan semua pompa dalam keadaan mati.
ii. Vacuum
Pada tahap ini, vacuum berfungsi untuk menyedot udara yang berupa steam
dengan menggunakan valve agar niagara filter kosong dan siap untuk
dimasukkan minyak.
iii. Filling
Proses filling merupakan proses pengisian minyak ke dalam tangki niagara filter.
Proses pengisian minyak dilakukan dengan cara memompakan minyak Bleached
Palm Oil dari buffer tank menuju niagara filter hingga mencapai high level atau
terisi penuh.
iv. Coating
Proses coating merupakan proses penjernihan minyak yang dilakukan dengan
bantuan filter leaves agar minyak yang keluar dari niagara filter terbebas dari
bleaching earth.
v. Filtration
Proses filtration merupakan proses penyaringan yang dilakukan untuk
memperoleh minyak yang jernih sehingga minyak dimasukkan ke dalam filter
bag. Fungsi dari filter bag yaitu menyaring sisa-sisa bleaching earth yang tidak
tersaring di niagara filter. Filter bag akan diganti pada saat pressure sudah
mencapai 2.0 Bar atau sudah terpakai maksimum tujuh hari. Penyaringan
bleaching earth juga dibantu dengan menggunakan filter catridges. Filter
catridges akan diganti apabila pressure sudah mencapai 2.0 Bar atau sudah
terpakai maksimum 15 hari.
vi. Emptying
Proses emptying merupakan proses menggosongkan minyak yang telah disaring
dengan bantuan tekanan dan steam. Minyak yang ada didalam filter leaves akan
dikeluarkan melalui valve untuk memisahkan antara minyak dan steam. Pada
proses ini minyak dipanaskan agar tidak membeku.
vii. Cake Drying
Proses cake drying merupakan proses pengeringan cake yang menempel pada
filter leaves dengan bantuan steam.
viii. Post Emptying
43
Proses post emptying merupakan proses mengeluarkan minyak yang tersisa
dibagian bawah pada proses cake drying.
ix. Cake Dischanger
Proses cake dischanger merupakan proses mengeluarkan spent earth dengan
cara menggetarkan vibrator. Setelah sisa dari bleaching earth atau spent earth
jatuh, lalu akan ditampung pada bak penampungan dan selanjutnya akan
dibuang. Pada gambar 3.21. menunjukkan bagian atas niagara filter, gambar
3.22. menunjukkan bagian dalam niagara filter dan gambar 3.23. menunjukkan
niagara filter secara keselutuhan.
44
Gambar 3.23. Niagara Filter
Setelah proses filtrasi selesai, BPO (Bleached Palm Oil) akan dipompakan
ke dalam BPO (Bleached Palm Oil) tank untuk ditampung sementara.
Sebelum minyak dipompakan menuju ke deodoriz tank, minyak akan
dipompakan ke mixer tank untuk dicampurkan dengan CA (Citrid Acid). CA
akan dimasukkan sebelum masuk ke mixer untuk proses pencampuran.
Pada gambar 3.24. menunjukkan BPO (Bleach Palm Oil) tank sebagai
tempat penyimpanan minyak setelah keluar dari niagara filter.
45
Minyak yang sudah masuk didalam deodoriz tank akan dilakukan proses
deodorizing. Pemanasaran yang terjadi pada deodorizer akan
menghasilkan Refined Beached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dengan
hasil samping Palm Fatty Acid Distilate (PFAD). PFAD merupakan hasil
penguapan Free Fatty Acid (FFA) yang dihisap oleh vacuum deodoris.
Pada proses deodorizing dilakukan proses destilasi bertingkat dengan
tujuan supaya dapat mengeluarkan Free Fatty Acid (FFA) dan zat lain yang
tidak dapat dikeluarkan pada proses bleaching. Gambar 3.25. menunjukkan
deodorizer tank.
46
dan BPO yang keluar dengan temparatur 220 – 2450C. Temperatur RBDPO yang
masuk adalah 240 – 2650C dan temperatur RBDPO yang akan keluar adalah 140
– 2400C. BPO yang sudah dipanaskan akan dialirkan ke Hot Oil Heater dengan
memanfaatkan sumber panas dari boiler. High Pressure Boiler (HP Boiler) dapat
menghasilkan steam dengan tekanan 55 – 61 Bar dan suhu 250 – 3500C
sehingga dapat menghasilkan suhu yang optimal. Selanjutnya, minyak akan
dialirkan ke Final Oil Heater untuk dilakukan proses penguapan Free Fatty Acid
(FFA) dan zat lainnya. Dilakukan penguapan Free Fatty Acid (FFA) dengan
tujuan supaya dapat menurunkan kandungan FFA yang dapat menyebabkan
minyak mudah bau. Proses penguapan FFA dan zat lain akan dibantu dengan
sparging steam. Setelah semua proses yang terjadi di deodoris selesai, maka
minyak BPO akan dipompakan ke dryer BPO tank seperti pada Gambar 3.26.
untuk dilakukan proses penyerapan air yang terdapat didalam minyak. Pada
gambar 3.26. menunjukkan dryer BPO (Bleached Palm Oil).
Free Fatty Acid yang menguap akan keluar menjadi PFAD (Palm Fatty Acid
Distilate) dengan suhu mencapai 180 – 750C yang kemudian akan dialirkan ke
PFAD (Palm Fatty Acid Distilate) tank dalam bentuk kondensasi uap. Gambar
47
3.27. merupakan PFAD (Palm Fatty Acid Distilate) tank sebagai tempat
penyimpanan hasil samping dari pengolahan CPO (Crude Palm Oil)
48
menggunakan sistem PLC (Program Logic Control). Pada gambar 3.28
menunjukkan control room yang terdapat komputer yang sudah dilengkapi
dengan sistem PLC (Program Logic Control).
Pada gambar 3.29, gambar 3.30. dan gambar 3.31. merupakan flow process
yang terjadi pada proses produksi refinery minyak CPO (Crude Palm Oil) dan
CPKO (Crude Palm Kernel Oil).
49
Gambar 3.29. Flow Process Diagram Produksi Refinery
50
Gambar 3.30. Lanjutan Flow Process Diagram Produksi Refinery
51
Gambar 3.31. Lanjutan Flow Process Diagram Produksi Refinery
b. Proses Fractionation
Proses fraksinasi merupakan proses untuk mengolah produk setengah jadi yang
dihasilkan oleh proses refinery. Dalam proses fraksinasi dilakukan pemisahan
52
antara fraksi padat dan fraksi cair. Proses ini akan dijalankan apabila terdapat
konsumen yang memasan. Pada proses fraksinasi ini dihasilkan fraksi padat
berupa stearin dan fraksi cair berupa olein normal dan olein super. Berikut pada
gambar 3.32. merupakan tahapan pada proses produksi fraksinasi yang terjadi.
i. Tahap Crystalization
Proses ini dimulai dengan memompakan minyak RBDPO (Refined Bleached
Distilate Palm Oil) yang disimpan di tangki timbun ke Crystalizer Tank untuk
dilakukan proses kristalisasi. Pada tahap crystalization terjadi perubahan titik
beku sehingga dapat terbentuk kristal-kristal stearin. Sebelum masuk ke
cryztalizer tank, minyak RBDPO yang disimpan pada storage tank akan
dipanaskan terebih dahulu dengan bantuan PHE (Plate Heat Exchanger). Kristal-
kristal tersebut dapat terbentuk dengan cara dilakukan pendinginan minyak
secara perlahan dan bertahap. Media yang akan digunakan dalam proses
pendinginan adalah cooling water dan chiller water. Tahap pendinginan ini
diawali dengan menggunakan cooling water lalu dilanjutkan dengan chiller water.
53
Pada tahap crystalizer terdapat double coil yang berfungsi untuk memisahkan
minyak agar tidak tercampur dengan media pendingin. Coil juga berfungsi dalam
membantu perubahan suhu agar terbentuknya Kristal strearin. Proses
pendinginan ini akan dikendalikan dengan menggunakan Program Logic Control
(PLC) yang ada didalam ruangan control. Pada gambar 3.34. menunjukkan
ruangan kontrol dengan komputer untuk memonitoring proses fraksinasi.
54
Proses ini dimulai dengan membrane filter yang terbuka akan tetutup kembali
dan saling menekan. Gambar 3.36. merupakan gambar membrane yang
digunakan pada filter press.
Setelah itu, RBDPO (Refined Bleached Distilate Palm Oil) yang sudah
mengalami proses kristalisasi akan dipompa menggunakan filter pump lalu akan
dilakukan proses pemisahan antara olein dengan stearin. Olein akan dialirkan
melalui selang yang terdapat di sisi kiri dan kanan filter press sedangkan strearin
akan tertinggal diantara filter cloth. Stearin yang dipadatkan pada filter cloth
dibantu dengan mamasukkan angin kompresor pada membrane karet. Karet
akan menekan stearin yang terdapat pada filter cloth untuk menekan olein yang
masih tersisa agar keluar. Setelah proses tersebut selesai, stearin akan jatuh ke
bak penampungan yang terdapat pada filter press lalu dipompakan ke storage
tank stearin. Gambar 3.37. merupakan bak olein atau olein basin sebagai tempat
penampungan dari minyak olein. Gambar 3.38. adalah flow process fraksinasi.
55
Gambar 3.38. Flow Process Fractionation
56
3.4.3. Pengolahan Limbah
Pada PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai, pengolahan limbah dilakukan dengan
tujuan supaya tidak mencemari lingkungan. Hal tersebut juga dapat
meminimalkan biaya yang dikeluarkan dalam pembelian air yang akan digunakan
pada proses produksi. PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai menghasilkan dua
jenis limbah yaitu limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) dan limbah cair
yang berasal dari refinery genset, tank farm dan lipico. Pada gambar 3.39.
adalah tempat penyimpanan limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya).
57
b. Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan PT. Wilmar Nabati Indonesia berasal dari refinery
genset, tank farm dan lipico seperti pada Gambar 3.40. Limbah cair dari ketiga
tempat tersebut dikumpulkan dan ditampung di bak holding seperti pada gambar
3.41.
Pada bagian bawah bak holding limbah cair tersebut diberikan angin dengan
tujuan agar tidak beku menjadi lumpur atau slat. Setelah itu, limbah tersebut
akan dialirkan ke atas menggunakan pompa holding. Pada saat di atas, limbah
tersebut akan dicampurkan dengan dua bahan pendukung yang berfungsi untuk
menjernihkan air. Dua bahan pendukung yang digunakan yaitu tawas dan
NALCO. Kedua bahan tersebut harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum
dicampurkan dengan limbah. Pada bak pertama limbah dicampurkan dengan
tawas, pada tahap ini belum tampak adanya perubahan. Namun, setelah
dicampurkan NALCO pada bak kedua tampak jelas bahwa sudah mulai
58
mengalami pengendapan. Kemudian limbah dialirkan ke bak selanjutnya, pada
bak ini dilakukan pemberian angin dengan pompa pressure dengan tujuan agar
lumpur atau slat dapat dipisahkan dengan air. Limbah yang sudah jadi
ditampung di bio tank 1 dan bio tank 2. Pada bio tank, limbah dicampurkan
dengan bakteri agar bakteri dapat membantu menjernihkan air dan didiamkan
terlebih dahulu. Setelah jernih, air tersebut dialirkan ke tangki 34 dan dapat
dimanfaatkan untuk penggunaan cooling tower. Lumpur atau slat yang dihasilkan
tersebut akan diproses pada mesin filter press seperti pada Gambar 3.42. dan
selanjutnya akan dibuang ke tempat pembuangan yang telah disediakan.
59
Gambar 3.43. Mesin OILTEK
60
b. Material Handling
Pada proses produksi refinery di PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai digunakan
beberapa material handling yang digunakan untuk membantu dan
mempermudah dalam proses pemindahan material.
i. Forklift
Forklift seperti pada Gambar 3.46. adalah salah satu alat material handling yang
digunakan di Departemen Produksi Refinery. Alat ini digunakan untuk
mengangkat dan memindahkan PA (Phosporic Acid) yang akan digunakan pada
proses proses refinery. Selain itu, alat ini digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan membrane ke bagian fraksinasi.
61
Gambar 3.47. Manual Hydraulic Stacker
iii. Troli
Troli seperti pada Gambar 3.48. adalah material handling yang digunakan untuk
mengangkat dan memindahkan barang, material serta tool yang akan digunakan
pada saat proses produksi dari satu workcenter ke workcenter lain.
62
dibersihkan. Pada niagara filter, katrol digunakan untuk mengangkat tutup dari
niagra filter. Setelah itu digunakan untuk mengangkat filter leaves yang akan
dibersihkan dari spent earth, kemudian digunakan kembali untuk memasukkan
filter leaves yang bersih ke dalam niagra filter. Setelah itu katrol digunakan untuk
mengangkat penutup dari niagara filter.
63
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
64
f. Mengikuti tata tertib dan peraturan yang berlaku di PT. Wilmar Nabati
Indonesia Dumai
g. Mengamati masalah yang terjadi di lantai produksi refinery
h. Mempresentasikan hasil yang diperoleh selama melakukan kerja praktek
65
Gambar 4.1. Metodologi Pekerjaan Mahasiswa
66
Berikut ini merupakan penjelasan dari diagram alir metodologi pelaksanaan
kerja praktek.
a. Melakukan konsultasi dengan mentor utama
Pada awal melakukan kerja praktek, mahasiswa melakukan konsultasi
dengan mentor utama. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan
pengarahan yang dapat dilakukan selama pelaksaan kerja praktek.
b. Mengamati proses yang terjadi pada Dept. QA
Setelah melakukan konsultasi dengan mentor utama, mahasiswa
mendapatkan tugas pertama yaitu mengamati proses-proses yang terjadi
pada Dept. QA. Departemen ini berperan dalam pengecekan kualitas yang
terdapat dalam CPO, CPKO, olein dan stearin.
c. Mengamati proses produksi fraksinasi
Setelah mengamati proses yang terdapat pada Dept. QA, mahasiswa
mendapatkan tugas untuk mengamati proses yang terjadi pada produksi
fraksinasi. Pada hal ini mahasiswa mempelajari dan memahami keseluruhan
kegiatan produksi fraksinasi yang dilakukan di perusahaan.
d. Membantu mengisi logsheet
Mahasiswa mendapatkan tugas untuk membaca temperatur yang terdapat
pada monitor ruang control dan akan dicatat oleh operator pada lembaran
logsheet yang terdapat pada control room. Pada lembaran logsheet dituliskan
data-data proses produksi yang terjadi.
e. Mengurutkan lembar logsheet
Mahasiswa juga mendapatkan tugas untuk mengurutkan logsheet yang sudh
berisi data-data produksi dari berbagai plant. Logsheet tersebut diurutkan
berdasarkan kode-kode yang terdapat di sisi kanan atas.
f. Melakukan konsultasi dengan mentor utama
Konsultasi ini dilakukan untuk membahas saran yang tepat untuk diterapkan
diperusahaan dengan bantuan mentor utama untuk melakukan
penerapannya.
67
terisi penuh, maka alarm yang terdapat pada setiap mesin yang digunakan yaitu
OILTEK, ALPALAPAL dan LURGI akan berbunyi. Mahasiswa diberikan tugas
untuk membacakan suhu yang tertera pada layar komputer setiap satu jam sekali
mulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB, lalu akan dicatat oleh
karyawan yang sedang melakukan shift. Gambar 4.2. merupakan layar monitor
yang digunakan untuk mengontrol proses refinery minyak terutama pada proses
deodorized section.
Gambar logsheet data deodorized section yang belum diisi dapat dilihat pada
bagian lampiran. Pada tabel tersebut terdapat beberapa kolom yang harus diisi
sebelum melakukan pengisian logsheet data, berdasarkan data yang ada pada
komputer. Kolom tersebut antara lain adalah day, date, oil, feed tank, receiving
tank dan fad tank. Jika tabel logsheet telah terisi penuh maka tabel logsheet data
tersebut akan ditanda tangani oleh asisten supervisor dan supervisor. Asisten
supervisor yang menandatangi adalah pimpinan pada saat melakukan shift.
Tabel logsheet data tersebut akan diisi selama 1 x 24 jam dengan petugas shift
yang berbeda sehingga harus teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
mengontrol proses produksi.
68
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
a. PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai menggunakan 3 mesin dalam
menunjang proses produksi. Mesin-mesin tersebut antara lain yaitu mesin
OILTEK pada plant 1, ALAPALAPAL pada plant 2 dan LURGI pada plant 3
dalam proses produksi refinery
b. Dalam melakukan proses produksi refinery maupun fraksinasi, departemen
Produksi Refinery akan bekerja sama dengan beberapa departemen yaitu
weight brigde, quality control, tank farm, PPIC, pengolahan limbah, utility,
electrical dan shipping.
c. Produk yang dihasilkan oleh PT. Wilmar Nabati Indonesia olein normal, olein
super dan stearin. Produk yang dihasilkan tersebut akan dipasarkan baik
didalam maupun ke luar Negeri.
d. Mahasiswa diberikan tugas untuk mengamati proses yang terjadi di lantai
produksi maupun departemen lainnya dan membantu karyawan di
Departemen Produksi Refinery.
5.2. Saran
Berikut adalah saran yang diberikan oleh mahasiswa kepada PT. Wilmar Nabati
Indonseia Dumai.
a. Sebaiknya pada saat kegiatan safety talk berlangsung, semua karyawan
diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
b. Sebaiknya setiap ruangan yang terdapat pada PT. Wilmar Nabati Indonesia
diberikan label nama agar orang awam yang baru pertama kali datang tidak
kebingungan saat mencari ruangan.
c. Pekerja yang bekerja dibagian produksi refinery sebaiknya menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker.
69
DAFTAR PUSTAKA
IPQI. (2018). Bisnis proses manajemen. Diakses tanggal 17 Juli 2018 dari
https://ipqi.org/bisnis-proses-manajemen/
PT. Pelita Abadi Sentosa. (2015). Phosphoric acid. Diakses tanggal 15 Juli 2018
dari http://www.pelitaabadisentosa.co.id/phosphoric-acid
70
LAMPIRAN
a. Gambar Logsheet Deodorized Section (Terlampir)
b. Catatan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek (Terlampir)
c. Lembar Bimbingan Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Kerja Praktek
(Terlampir)
d. Lembar Hasil Pengujian Originalitas (Terlampir)
71
72
73
»rogam stua‹›eknik!nd«su uni«ersites*sna Jayc voeycua
Cataten Harian Pelaksanaan Kega Praktek/ Magang
TANDA TAfOGAN &
74
Program stuai "reknik inauam uni«eai»• ^tma Jay«voey«kea
Catalan Harlan Pelaksanaan Kefia Prakteld Magang
75
Program Studf Teknlk lndustri UniverslMa Alma Jcya Yogyakarta
Catatan Harian Pelaksanaan Kerja Praktok/ Magang
76
Program 4tudi Teknfk fndustri Universitae Alma Jaya Yogyakarta
Catalan Harian Pelaksanaan Kerja PraMeld Magang
0#M -
RBo o dx
77
e•»ew«at»a‹v•r•ir i»auas‹un/«»r»tta«AmaJ«ya vaeyskaa
Catalan Harlan Pelaksanaan Kega Prsktnt‹f Magang
78
Program 3tudi Teknik fnduetri Univeraitas Asna Jaya Yogyakarta
Catalan Harian Pelaksanaan Kerja Praktsld Magang
Ca tsndañpembimbing!apangen:
79
085•Og@lrtd• '7¥4 JY/I&Vfl{/20t7
ing harian:
80
Program Studi Teknik Industri Universitas Alma Jaya Yogyakarta
Catalan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek/ Magang
nting harian:
81
Program Studi Teknik lndustri Universitaa Asna Jaya Yogyakarta
Catalan Hartan Pelaksanaan Kerja Praktek/ Magang
KEGIATAN
k d bemhA« .
nting harian:
82
Program StudJ Teknik lnduetrf Universitas Alma Jaya Yogyakarta
Catalan Harian Pelaksanaan Kezja Praktek/ Magang
TnNDA TANGAN &
HAJq, TA>sGAL
83
Program Studi Teknik Induatri Universitas Alma Jaya Yogyakarta
Catalan Harian Pelaksanaan Kerja Prakteld Magang
nting harian:
84
Program Studi Teknlk lndustrl Universltas Asna Jaya Yogyakarta
Catatan Harian Pelakaanaan Kerja Praktekf Magang
TntfoA TANGAN &
inghañan:
85
085•Og@Ind•FTl•tdAJY/7&VlI§/2077
$eoctenVn g
86
085•DS@tru$•FYI•UAJy/T&VII '20f7
ing harian:
87
pmgrnm gtudi Teknik lnductri Universitas Alma Jaya Yogyakarta
Catatsn Harian Pelaksanaan Kerja Praktsld Magang
TAszoATAt¥OAN @
nting harian:
88
08S•Q5B/'jnd-PrMjAJY/I&•V/ly2OJ7
p8.on -
nting harian:
89
8
PnogamStdiTekniklnduztnUnOeoNtaaAbnaJayaYogyakaNe
Catatan Harian Pelaksanaan Kerja Prakteld Magang
}{m ,TANOOAL
nting harian:
90
08S iSf{/'fru:I•f I AJ /I&VfI{/Z0¥ 7
KEGIATAN
nGng hañan:
91
Program studi Teknlk Industri Univeraitas Alma Jaya Yogyakarta
Catalan Harian Pelakaanaen Kezja Prakteld Magang
nting harian:
92
O85•DS /'c t•PD•t MY/I&Vfty2017
nting harian:
93
Program Gtudi 7eknik lnduetri Universitas Alma J«ya Yogyakarta
Catalan Harian Pelaksanaan Karja Prakteld Magang
Hnfo, Tnoacnc
nting harian:
94
Program studi Teknlk lndustri Universitas Abrta Jaya Yogyakarta
Catalan Harian Pelaksanaan I erja Praktek/ Magang
09 OO
nting harian:
95
Program stuai Teknlk fnduetri Universitaa Aana Jaya Yogyakarta
Catalan Harian Pelaksanaan Kerja Praktek/ Magang
YANDATANGAN &
n#nghaden:
96
Program Studi Teknik fnduatri Universltas Alma Jaya Yogyckarts
Catatan Harian Pelaksanaan Kerja Pzakteld Magang
97
8
nmgmm st«ai T«u‹› i•4aw un»a »aa«*tm «Jaya*•e Y•^**•
Catamn Harian Pelakaanaan Kega Pmkloid »g»g
TANDATANGAN &
›•haah •
98
Teknlk Industri Universitss Alma Jaya Yogyaka
Catalan Harian Pelaksanaan Ke›ja Praktek/ Magang
H ni, TnuooAL
99
gg / I&-Vsly20\ 7
Catalan
nting harian:
100
p,ogam st„ai yeknix inauaw univeaiua ^*••° ^•r•*°eY°’°”^
Catalan Harian Pelaksanaan Kerja Praktekf Magang
TMDATANGAN &
ting harian:
101
Program Studl Teknfk lndustrf UnJvsrsitaa Abna Jaya YogyaW
Catalan Harian Pelaksanaan Kerja Prakteld Magang
nting harian:
102
103