Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
oleh rahmat dan karunia-Nya-lah laporan kerja praktik dengan judul
“Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan di PT. Excellence
Qualities Yarn” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan kerja praktik ini disusun sebagai pemenuhan salah satu syarat kelulusan
mata kuliah Kerja Praktik pada Program Studi Teknik Industri Universitas
Tarumanagara.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu selama pelaksanaan kerja praktik hingga
laporan terselesaikan, antara lain:
1. Bapak Dr. Lamto Widodo, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri, Universitas Tarumanagara, Jakarta.
2. Bapak Wilson Kosasih, S.T., M.T. selaku Koordinator Kerja Praktik
Prgram Studi Teknik Industri, Universitas Tarumanagara, Jakarta.
3. Ibu Lithrone Laricha, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktik
yang telah membimbing dan mengarahkan dalam pelaksanaan kerja
praktik maupun penyusunan laporan kerja praktik.
4. PT. Excellence Qualities Yarn yang merupakan perusahaan tempat
penulis melaksanakan kerja praktik.
5. Bapak Ahmad Jamak selaku HRD & GA Head yang membimbing penulis
selama kerja praktik.
6. Bapak Tri Bagus selaku Manager Production Planning and Inventory
Control PT. Excellence Qualities Yarn yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama kerja praktik.
7. Seluruh staff di PT. Excellence Qualities Yarn yang telah membantu dan
membimbing penulis selama kerja praktik.
8. Celine Oriana selaku rekan kerja praktik di PT. Excellence Qualities Yarn.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan kerja
praktik dan penyelesaian laporan kerja praktik.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
iv
untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap agar laporan kerja praktik ini
dapat bermanfaat baik bagi perusahaan maupun bagi pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.2.8 Pengendalian Kualitas ............................................................................44
2.2.9 Standar Produk .......................................................................................48
2.2.10 Tindakan Maintenance.............................................................................48
BAB 3. BAHASAN KHUSUS ...............................................................................51
3.1 Ruang Lingkup ..............................................................................................51
3.2 Studi Kasus ...................................................................................................53
3.2.1 Data Perencanaan Produksi ...................................................................53
3.2.2 Perencanaan Produksi ............................................................................55
3.2.3 Data Perencanaan Persediaan Bahan Baku ..........................................56
3.2.4 Perencanaan Persediaan Bahan Baku ...................................................57
3.2.5 Perencanaan Stock Packaging ...............................................................58
3.2.6 Perencanaan Pengiriman Barang Jadi ...................................................58
3.2.7 Realisasi Produksi ...................................................................................59
3.2.8 Permasalahan .........................................................................................59
3.3 Langkah Solusi .............................................................................................65
BAB 4. RANGKUMAN ........................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................xi
LAMPIRAN A (LOGBOOK PERUSAHAAN)
LAMPIRAN B (LEMBAR ASISTENSI)
LAMPIRAN C (PERENCANAAN BAHAN BAKU)
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 2.31 Mesin TC11 ...................................................................................38
Gambar 2.32 Mesin Drawing ..............................................................................38
Gambar 2.33 Mesin Open End ...........................................................................39
Gambar 2.34 Mesin MVS ....................................................................................39
Gambar 2.35 Mesin TFO ....................................................................................40
Gambar 2.36 Mesin SSM ....................................................................................40
Gambar 2.37 Mesin Conditioning .......................................................................40
Gambar 2.38 Genset ..........................................................................................41
Gambar 2.39 Forklift ...........................................................................................41
Gambar 2.40 Hand Truck ...................................................................................41
Gambar 2.41 Trolley ...........................................................................................42
Gambar 2.42 APAR ............................................................................................42
Gambar 2.43 Aliran Pengendalian Kualitas Benang ..........................................43
Gambar 2.44 Silang Parah .................................................................................44
Gambar 2.45 Swelled .........................................................................................45
Gambar 2.46 Kotor .............................................................................................45
Gambar 2.47 Whiskres .......................................................................................45
Gambar 2.48 Tinta ..............................................................................................46
Gambar 2.49 End Missing ..................................................................................46
Gambar 3.1 Diagram Fishbone Penyebab Rendahnya Kapasitas Produksi ......61
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Chart untuk memperjelas penjadwalan kerja praktik yang dapat dilihat pada
Tabel 1.2.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik
No Kegiatan Tanggal Pelaksanan
1 Observasi Pabrik 11 – 19 Januari 2018
2 Kerja Praktik 20 Januari – 10 Februari 2018
3 Studi Pustaka 20 Januari – 19 Mei 2018
Pengumpulan dan Pengolahan
4 20 Januari – 19 Mei 2018
Data serta Penyusunan Laporan
5 Bimbingan Dosen 29 Februari 2016 – 19 Mei 2018
6 Pengumpulan Laporan 20 Mei 2018
7 Sidang Kerja Praktik 23 – 26 Mei 2018
8 Pengumpulan Perbaikan Laporan 2 Juni 2018
Observasi
1
Pabrik
2 Kerja Praktik
3 Studi Pustaka
Pengumpula
n dan
Pengolahan
4
Data serta
Penyusunan
Laporan
Bimbingan
5
Dosen
Pengumpula
6
n Laporan
Sidang Kerja
7
Praktik
Pengumpula
8 n Perbaikan
Laporan
4
Mulai
Studi Pustaka
Kerja Praktik
Penentuan Tema
Kerja Praktik
Pengumpulan Data
Umum dan Data
Khusus
Data Tidak
Cukup
Ya
Penyusunan
Laporan Kerja &
Bimbingan Dosen
Rangkuman
Selesai
6
7
3. Operational Director
Tugas dan tanggung jawab operational director adalah memangkas
biaya-biaya operasi yang tidak menguntungkan perusahaan,
meningkatkan sistem operasional, serta menyiapkan standar operasional
perusahaan (SOP).
4. Progressing Manager
Tugas dan tanggung jawab progressing manager adalah memeriksa
laporan keuangan perusahaan, mengkoordinir kegiatan pembukuan dan
arus kas perusahaan, dan melakukan pengembangan sistem administrasi
perusahaan. Progressing manager membawahi lima bagian yaitu
10
a. Koordinator Accounting
Tugas dan tanggung jawab koordinator accounting adalah
membuat laporan keuangan dan menjamin perealisasian biaya
pengeluaran sesuai dengan nominal budget awal yang telah
disetujui oleh setiap fungsi-fungsi yang terlibat di dalamnya.
b. Manager Finance
Tugas dan tanggung jawab manager finance adalah memeriksa
dan menyetujui pengajuan pembayaran ke suplier, memeriksa dan
menyetujui delivery order dari marketing, membuat laporan
penggajian karyawan, serta memeriksa dan menyetujui laporan –
laporan rutin, seperti laporan harian saldo bank, laporan harian
cash flow, draft laporan keuangan.
c. Manager Purchasing
Tugas dan tanggung jawab manager purchasing adalah
memeriksa OP (Order Pembelian) dan RP (Register Pembelian)
yang diajukan oleh staff purchasing, memeriksa penawaran dari
para supplier, serta melakukan pembelian bahan baku, negosiasi
harga, dan kuantitas langsung.
d. Manager Procurement
Tugas dan tanggung jawab manager procurement adalah
memeriksa PP (Perencanaan Pembelian) yang baru diterima
sebelum diproses, memeriksa OP (Order Pembelian) dan laporan
pembelian per bulan yang dibuat oleh staff operasional pembelian,
melakukan negosiasi mengenai harga, cara pengiriman dan
pembayaran dengan vendor barang atau spare part impor, serta
mengawasi pembayaran atas order dan ketepatan pengiriman
barang yang dipesan dengan melakukan koordinasi dengan pihak
yang menerbitkan PP atau vendor atau bagian ekspor impor.
e. Kadept. Marketing
Tugas dan tanggung jawab kadept. marketing adalah menentukan
strategi pemasaran yang efektif dan efisien sesuai dengan sumber
daya perusahaan, merencanakan dan menganggarkan biaya
pemasaran, menangani komplain dari konsumen, menetapkan
11
Lanjutan dari Tabel 2.1 Job Specification PT. Excellence Qualities Yarn
Tabel 2.4 Perincian Jumlah Tenaga Kerja Tenaga Kerja Kantor Surabaya
Jumlah
Surabaya Karyawan
Accounting 4
Purchasing 2
Finance 2
Dok & Del 2
Personalia 1
Procuremen
t 1
Total 12
16
2. Sistem Pengupahan
Sistem pengupahan terhadap karyawan kantor dan karyawan pabrik PT.
Excellence Qualities Yarn dilakukan berdasarkan perundang-undangan
yang berlaku dengan perincian sebagai berikut:
a. Gaji Pokok
Besarnya gaji pokok yang diterima oleh tenaga kerja di PT.
Excellence Qualities Yarn disusun menurut jenjang jabatan dan
jenjang kepangkatan tenaga kerja dengan tetap memperhatikan
acuan ketentuan upah minimum yang telah ditetapkan pemerintah
setempat.
17
Upah Lembur
Kerja lembur adalah kerja yang dilakukan di luar jam kerja yang
telah ditetapkan perusahaan atau bekerja pada hari libur. Kerja
lembur sifatnya sukarela tetapi untuk kepentingan perusahaan
maka karyawan harus bersedia untuk melakukan kerja lembur.
Dasar perhitungan upah lembur sesuai dengan Kepmen No. KEP.
102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Lembur
adalah sebagai berikut:
1) Tarif upah lembur atau TUL per jam adalah 1/173 x gaji
pokok sebulan.
2) Apabila lembur dilakukan pada hari biasa untuk jam kerja
lembur pertama harus dibayar 1,5 (satu setengah) kali
TUL/ jam. Untuk jam kerja kedua dan selanjutnya harus
dibayar 2 (dua) kali TUL/ jam.
1
Perhitungan 1 = x gaji pokok x 1,5 x total jam lembur ke 1
173
1
Perhitungan 2 = x gaji pokok x 2 x total jam lembur ke 2
173
dst.
3) Apabila lembur dilakukan pada hari minggu atau libur resmi
untuk setiap jam kerja lembur harus dibayar 2 (dua) kali
TUL/ jam.
1
Perhitungan = x gaji pokok x 2 x total jam lembur
173
b. Pembebasan dari Kewajiban Bekerja
Karyawan yang sedang memiliki kepentingan di luar kerja atau
berhalangan akan diberikan pembebasan dari kewajiban bekerja
dengan ketentuan sebagai berikut ini:
1) Istirahat Libur
- Karyawan berhak istirahat libur selama 1 (satu) hari
setelah bekerja selama 6 (enam) hari berturut-turut.
Hari istirahat tidak selalu jatuh pada hari Minggu yang
diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan
18
2) Cuti Tahunan
- Karyawan berhak atas istirahat tahunan (cuti tahunan)
setelah bekerja terus-menerus selama 12 (dua belas)
bulan dan lamanya cuti adalah 12 hari kerja dengan
upah penuh.
- Batas maksimum untuk pengambilan cuti adalah 5
(lima) hari dan diatur sesuai dengan kepentingan
masing-masing departemen.
- Cuti tahunan yang disisakan untuk dipakai bersama libur
massal akan ditentukan setiap tahunnya, yaitu 3 (tiga)
sampai dengan 4 (empat) hari untuk libur Hari Raya
Lebaran.
3) Cuti Hamil dan Keguguran Kandungan
Karyawan perempuan yang hamil diberikan hak istirahat
1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1,5
(satu setengah) bulan setelah melahirkan atau gugur
kandungan.
4) Dispensasi Kerja
Karyawan mendapatkan dispensasi kerja dan tetap
mendapatkan upah apabila tidak dapat melakukan
pekerjaan disebabkan karena:
Pernikahan karyawan diberikan dispensasi: 3 (tiga) hari.
Pernikahan anak karyawan diberikan dispensasi: 2
(dua) hari.
Khitanan anak karyawan diberikan dispensasi: 2 (dua)
hari.
Pembaptisan anak karyawan diberikan dispensasi: 2
(dua) hari.
19
h. Fasilitas Pendukung
1) Area Parkir
PT. Excellence Qualities Yarn menyediakan area parkir
bagi karyawan yang mengendarai sepeda, motor, dan
mobil. Area Parkir dapat dilihat pada Gambar 2.5.
2. Hydrant
Hydrant merupakan sumber air untuk memadamkan api kelas C pada
saat kebakaran. Hydrant yang dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Topi/ Jilbab
Masker
Apron
adalah gambar produk benang yang dapat dilihat pada Gambar 2.24 dan
Gambar 2.25.
2. Proses carding
Bahan rayon dan TR akan mengalami pembukaan lanjutan melalui proses
penyisiran kembali dengan sisir yang lebih rapat agar bahan benar-benar
rapih dan seratnya searah. Proses ini terdapat pada mesin Trutzschler
Carding (TC11). Kemudian material kapas akan dibentuk menjadi
seuntaian serat panjang yang hasilnya ditampung di dalam sebuah can.
3. Proses drawing
Pada setiap mesin terdapat 6 can berisi untaian serat panjang. Serat-
serat dari ke-enam can ini di-mix menjadi satu sehingga terjadi
pengurangan variasi. Serat yang telah menyatu mengalami proses
penarikan, sehingga bahan menjadi lebih kuat, tipis, serta lebih rata untuk
proses pewarnaan. Untuk MVS proses drawing terjadi sebanyak 3 kali,
sedangkan untuk OE terjadi proses drawing sebanyak 2 kali.
4. Proses pembentukan benang jadi
Pada proses ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
a. Open End (OE)
Open End merupakan tahapan yang terjadi pada benang rayon
100%. Proses ini, terdapat dua jenis kecepatan putaran roll
benang dalam sebuah mesin. Putaran pertama lebih lambat
dibandingkan putaran kedua. Serat-serat panjang dari prosesnya
akan mengalami penarikan dan dipilin secara bersamaan
sehingga terbentuk seutas benang (single screw). Benang
langsung digulung pada tube (carrier). Mesin ini merupakan mesin
otomatis yang dapat menyambungkan benang yang terputus dan
mengatur pergantian cone.
b. Murata Vortex Spinning (MVS)
MVS merupakan tahapan yang terjadi pada benang TR. Proses
ini, terdapat tiga jenis kecepatan putaran roll benang dalam
sebuah mesin. Putaran pertama adalah putaran terlambat yang
semakin cepat pada putaran ketiga. Serat-serat panjang dari
prosesnya akan mengalami penarikan dan dipilin secara
bersamaan sehingga terbentuk seutas benang (single screw).
Benang langsung digulung pada cone (carrier). Mesin ini
37
11. Genset
Digunakan sebagai sumber listrik pada saat terjadi mati listrik agar proses
produksi tetap berlangsung. Genset dapat dilihat pada Gambar 2.38.
14. Trolley
Alat material handling yang digunakan di ruang produksi untuk menaruh
gulungan benang jadi. Trolley dapat dilihat pada Gambar 2.41.
2. Swelled, yaitu pada produk benang jadi terdapat corak seperti guratan
tahun pada batang pohon di permukaan gulungan benang. Lingkaran-
lingkaran tersebut bertingkat-tingkat terpisah sekian milimeter. Swelled
dapat dilihat pada Gambar 2.45.
51
52
hari-nya kemudian dibagi dengan 22. Nilai “22” ini berarti 1 gulung lakban
coklat mampu untuk menutup box sebanyak 22 buah.
3.3.6 Perencanaan Pengiriman Barang Jadi
Benang RY dan benang TR yang sudah disiap setelah di-packing akan disimpan
di GBJ (Gudang Barang Jadi). Kemudian tim purchasing akan memeriksa
apakah customer tersebut telah melakukan pembayaran atau belum. Jika
customer telah melakukan pemmbayaran maka tim purchasing akan
menghubungi customer untuk memberitahukan bahwa order-an sang customer
telah selesai dan menanyakan kapan barang jadi akan dikirimkan kepada
customer. Namun, jika customer masih belum melunasi pembayaran maka
barang jadi akan disimpan di GBJ.
3.2.7 Realisasi Produksi
Setelah pemesanan bahan baku telah dilakukan, bahan baku sampai ke pabrik
secara berkala dengan jumlah yang telah disepakati dengan pihak supplier.
Lamanya pengiriman bahan baku dari supplier ke pabrik tidaklah akan sama
persis dengan lead time yang telah dinyatakan sebelumnya. Hal ini dikarenakan
dalam kondisi pengiriman bahan baku berbagai macam hal dapat mempengaruhi
proses pengiriman misal adanya masalah cuaca, overload pengiriman,
terhambatnya proses impor di bea cukai, dan sebagainya.
Penyusunan mesin pada awal periode belum tentulah akan sama
hingga akhir periode apabila adanya perubahan order baik itu
pengurangan maupun penambahan produksi. Pengurangan produksi
terjadi apabila diketahui seorang customer tampak bermasalah sehingga
order customer tersebut diberhentikan digantikan untuk pemenuhan order
customer lainnya. Sedangkan penambahan produksi terjadi apabila
terdapat order baru selama suatu periode produksi berlangsung.
Perubahan penyusunan mesin akan mengubah jumlah produksi di mana
perubahan jumlah mesin akan diatur oleh tim produksi karena berbagai
hal teknis di lapangan. Perubahan jumlah produksi ini pula akan
mengubah persediaan stock packaging.
3.2.8 Permasalahan
Salah satu kunci kesuksesan perusahaan adalah mampu memberikan pelayanan
yang memuaskan kepada customer. Kepuasan pelayanan ini dapat diberikan
dengan mengusahakan ketepatan dalam pengiriman order baik dari segi waktu
60
maupun jumlah pengiriman. Hal ini dapat tercapai dengan adanya perencanaan
dan pengendalian yang menyeluruh terhadap setiap kegiatan proses produksi
agar dapat terlaksana dengan sebaik mungkin.
Selama ini perusahaan dalam pembuatan perencanaan
produksinya berdasarkan permintaan customer (make to order). Dalam
perencanaan produksi diketahui bahwa perusahaan mengalami masalah
pada kapasitas produksi, di mana jumlah permintaan melebihi kapasitas
produksi perusahaan. Untuk mengatasi keterbatasan kapasitas produksi
ini, perusahaan harus memproduksi permintaan customer yang belum
tercukupi tersebut pada periode produksi selanjutnya. Permasalahan ini
dapat terlihat pada perencanaan produksi suatu periode melalui adanya
tanggal pemenuhan suatu permintaan berada di luar suatu periode
produksi saat itu.
Apabila melihat perencanaan produksi periode Januari 2016,
diketahui masih ada tiga permintaan benang jadi yang belum tercukupi
permintaannya walaupun sudah menggunakan stock benang jadi periode
Desember 2015 dan hasil produksi benang jadi hingga akhir periode
Januari 2016. Berikut adalah tiga permintaan benang jadi yang belum
terpenuhi dan tanggal terpenuhinya permintaan benang jadi pada periode
produksi selanjutnya yang dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Permintaan Benang Jadi yang Belum Terpenuhi
Selisih
Kapasitas Demand Tanggal Ter-
Permintaan Kapasitas
(bales) (bales) cover
(bales)
30 RY W 220800 122078 98722 03-Mar-16
40/2 TR NW 27900 24872 3028 07-Feb-16
40/2 PE NW 27900 8164 19736 13-Feb-16
Tabel 3.5 Perencanaan Purchase Planning (PP) dan Purchase Order (PO)
KEDATANGAN S/D KEBERANGKATAN
PP PO (kg) S/D (kg) SISA
NO ITEM
(O/S) (kg)
NO. PP QTY (kg) NO. PO QTY (kg) 30-Dec-2015 30-Dec-2015
PP 000029 300.000 PO 000035 200.000 171.926 25.000 3.074
1 VSF (PT. spv) PP 000021 100.000 PO 000036 50.000 25.000 25.000
PO 000038 75.000 75.000
TOTAL 400.000 325.000 171.926 50.000 103.074
2 PP 000030 51.680 PO 000037 51.680 51.680
PSF-SFX 1.2D X 38 MM
PP 000031 51.680
TOTAL 103.360 51.680 51.680
TOTAL VSF + PSF 503.360 376.680 171.925,72 51.680,00 154.754
Keterangan: PP SPV merupakan kebutuhan sampai akhir Januari 2016 + Stock 52 hari
PP SFX merupakan kebutuhan sampai akhir Januari 2016 + Stock 96 hari
65
BAB 4
RANGKUMAN
Berikut ini adalah rangkuman kerja praktik yang telah dilaksanakan di PT.
Excellence Qualities Yarn:
1. PT. Excellence Qualities Yarn adalah perusahaan manufaktur yang
memproduksi benang dengan jenis rayon 100% dan benang TR yang
terbagi menjadi satu lilitan dan dua lilitan dengan berbagai jenis nomor
benang sesuai permintaan konsumen.
2. PT. Excellence Qualities Yarn memiliki 255 karyawan yang terdiri dari
karyawan kantor dan karyawan produksi dengan waktu kerja perusahaan
adalah 6 hari kerja dalam seminggu, sedangkan waktu kerja pabrik
adalah 7 hari kerja dalam seminggu.
3. PT. Excellence Qualities Yarn memberikan fasilitas kepada karyawannya
yang meliputi asuransi, tunjangan, cuti, kantin, mushola, pembinaan
rohani, area parkir, toilet, dormitory, dan pos satpam.
4. Sistem produksi yang diterapkan di PT. Excellence Qualities Yarn adalah
make to order.
5. Proses produksi di PT. Excellence Qualities Yarn terdiri dari proses
blowing, carding, drawing, conditioning, dan packaging dengan
pengendalian kualitas sebanyak 3 kali, yaitu inspeksi kecacatan produk
secara kasat mata, inspeksi keseragaman warna benang, dan inspeksi
kesesuaian dengan standar berat yang diterapkan.
6. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi PT. Excellence Qualities
Yarn berbentuk limbah padat. Limbah yang masih memiliki nilai jual akan
dipindahkan ke tempat penampungan sementara (TPS) dan di-packing
untuk dijual.
7. Pelaksanaan K3 di PT. Excellence Qualities Yarn adalah dengan
tersedianya APAR, hydrant, safety sign, dan kotak P3K, serta kewajiban
bagi operator untuk memakai APD (masker, apron, topi, dan earbud).
8. Tindakan maintenance yang dilakukan PT. Excellence Qualities Yarn
adalah pembersihan total yang dilakukan secara berkala, pemberian
pelumas kepada mesin yang bekerja secara terus menerus, dan tindakan
66
67
67
DAFTAR PUSTAKA
xi
61
LAMPIRAN A
(LOGBOOK PERUSAHAAN)
61
62
LAMPIRAN B
(LEMBAR ASISTENSI)
62
63
LAMPIRAN C
( PERENCANAAN BAHAN BAKU)
63
61
MVS (EFF 97 %)
SPEE
N PROSE D EF PROD/DAY/
E S M/MI F MC
N
2 0,9
RY 385 7,7
0 7
2 0,9
RY 410 6,8
4 7
2 0,9
RY 420 6,5
6 7
2 0,9
RY 440 6,3
8 7
3 0,9
RY 445 5,9
0 7
3 0,9
RY 420 4,7
6 7
4 0,9
RY 385 3,9
0 7
2 0,9
TR 380 7,6
0 7
2 0,9
TR 390 6,5
4 7
2 0,9
TR 390 6,0
6 7
2 0,9
TR 405 5,79
8 7
3 0,9
TR 405 5,40
0 7
3 0,9
TR 390 4,3
6 7
4 0,9
TR 380 3,8
0 7
61
62
14,7
20 RY 110000 0,97 17,6
5
17,3
26 RY 115000 0,97 12,0
3
19,1
30 RY 121000 0,97 9,9
7
21,0
36 RY 115000 0,97 7,2
0
22,1
40 RY 110000 0,97 5,9
3
2
CA 9000 18,57 14,86 2,5
0
3 1000
CA 22,68 18,14 1,5
0 0
63
61
61