Pengendali :
a. Tekanan CO2 dinaikkan dari 0.72 kg/cm2G menjadi 160 kg/cm2G
menggunakan CO2 Compressor dengan desain 4 stage.
b. Kandungan hidrogen (H2) dalam aliran CO2 harus dihilangkan untuk
menghindari terjadinya ledakan di area Pabrik Urea akibat akumulasi gas
eksplosif.
c. Reaksi dehydrogenasi yang terjadi di DC-151 dengan bantuan katalis
Paladium (Pd) adalah sebagai berikut:
2H2 + O2 2H2O
d. Kandungan H2 dalam aliran CO2 adalah 0.769 % mol berdasarkan data desain.
Dengan kondisi ini maka temperatur outlet DC-151 akan menjadi 213 oC
(naik 42 oC dari temperatur inlet 171 oC).
e. Apabila kandungan H2 dalam aliran CO2 naik maka temperatur outlet DC-151
akan naik. Temperatur outlet akan menyebabkan Compressor trip pada 235
o
C atau setara dengan kandungan H2 dalam aliran CO2 sekitar 1.16 %mol.
f. Kandungan H2 yang masuk ke Seksi Sintesa dikontrol <100 ppm yang
termonitor pada on-line analyzer AI-152.
g. Udara yang diinjeksikan ke Compressor berfungsi sebagai udara passivasi
untuk material stainless steel terutama di Seksi Sintesa dan sebagai reaktan
untuk reaksi dehydrogenasi di DC-151.
h. Komponen udara yang berfungsi sebagai passivasi adalah oksigen (O 2)
dengan konsentrasi di jaga sekitar 0.5% (5000 ppm) dan dimonitor dengan
on-line analyzer AI-151.
II.
Gas CO2 dengan tekanan minimum 0.72 kg/cm 2G (di suction CO 2 Compressor (GB-
101)) dan maksimum temperatur 38 oC dari Pabrik Amoniak dialirkan ke First Stage
Suction Separator for CO 2 Compressor (FA-111) untuk memisahkan kondensat yang
terkandung dalam gas CO2. Gas CO2 yang sudah bebas dari kondensat kemudian masuk
ke suction CO2 Compressor (GB-101). GB-101 merupakan compressor tipe centrifugal
dengan dua casing.
Sejumlah kecil CO2 (sekitar 4.5% dari total flow) dipisahkan dari aliran discharge
tingkat pertama untuk dikirim ke LP Decomposer (DA-202) di Seksi Purifikasi dan
sisanya didinginkan menjadi 40 oC dengan cooling water di First Stage Intercooler for
CO2 Compressor (EA-111). Air yang terkondensasi dipisahkan di Second Stage Suction
Separator for CO2 Compressor (FA-112). Udara pasivasi ditambahkan ke dalam aliran
gas CO2 sebelum memasuki stage kedua.
Gas CO2 yang keluar dari tingkat kedua dialirkan ke Dehydrogen Column (DC-151). Gas
CO2 dari Pabrik Amoniak mengandung hidrogen 0.8 %vol (maksimum). Untuk
menghindari terjadinya bahaya ledakan di Pabrik Urea, hidrogen dihilangkan di DC-151
dengan katalis Platinum atau Paladium dengan reaksi pembakaran sebagai berikut:
2H2 + O2 2H2O (1)
Sesuai reaksi diatas maka dibutuhkan satu mol oksigen per dua mol hidrogen, sehingga
flow udara pasivasi yang ditambahkan di aliran suction stage kedua harus diatur agar
CO2 mengandung 0.5%vol O2 setelah dehidrogenasi di DC-151, dimana akan mencukupi
kebutuhan O2 untuk menjaga film pasivasi pada permukaan material konstruksi di Seksi
Sintesa. Reaksi pembakaran yang terjadi adalah eksotermis, sehingga temperatur gas
CO2 meningkat sekitar 40 oC pada outlet DC-151 tergantung dari kandungan hidrogen di
dalam gas CO2 inlet.
Gas CO2 setelah dehidrogenasi di DC-151 didinginkan menjadi 40 oC dengan cooling
water di Second Stage Intercooler for CO 2 Compressor (EA-112). Sebagian besar air
yang terbentuk dari reaksi pembakaran hidrogen terkondensasi di EA-112 dan
dipisahkan di Third Stage Suction Separator for CO 2 Compressor (FA-113). Gas CO 2
yang keluar dari FA-113 kemudian masuk ke suction stage ketiga GB-101.
Gas CO2 yang keluar dari discharge stage ketiga didinginkan menjadi 50 oC dengan
cooling water di Third Stage Intercooler for CO 2 Compressor (EA-113). Temperatur CO 2
yang masuk ke stage keempat harus dikontrol untuk menghindari liquifaksi CO 2 atau air
yang membeku di GB-101. Air yang terkondensasi di EA-113 dipisahkan di Fourth
Stage Suction Separator for CO 2 Compressor (FA-114). Gas CO 2 kemudian masuk ke
suction stage keempat GB-101.
Di stage keempat GB-101, tekanan CO 2 dinaikkan ke 160 kg/cm 2G untuk dikirim ke
Seksi Sintesa. Monitoring kandungan H 2 dan O2 dengan online analisa secara kontinyu di
discharge compressor stage keempat sangat mendukung untuk keamanan dan kehandalan
Pabrik Urea.
Anti-surge controller mendukung untuk kemudahan dan keamanan operasi GB-101.
Konfigurasi detil dari sistem anti-surge controller akan difinalkan pada tahapan detil
engineering berdasarkan kepada karakteristik performance GB-101.