Anda di halaman 1dari 12

BAB III

DESKRIPSI PROSES

3.1 Deskripsi Proses Pembuatan LONA

Proses pembuatan liquid oksigen, nitrogen dan argon di PT. Aneka Gas

Industri adalah dengan cara memisahkan gas secara kriogenik atau pembuatan

suhu dibawah -100oC dengan kemurnian tinggi. Deskripsi proses secara garis

besar adalah setelah udara bebas disaring, kemudian gas dan nitrogen dapat

dipisahkan berdasarkan beda fase. Sedangkan untuk mendapatkan argon

menggunakan kolom samping yang ada kaitannya dengan unit kolom ganda

standart yang digunakan untuk memisahkan oksigen dan nitrogen.

Tahapan pada proses LONA adalah sebagai berikut :

1. Langkah persiapan bahan baku

2. Langkah pendinginan udara umpan

3. Langkah pemurnian udara umpan

4. Langkah pembentukan produk

5. Pengisian produk ke storage tank, lorry tank, dan tabung produk

3.1.1 Langkah persiapan bahan baku

Bahan baku yang digunakan PT. Aneka Gas Industri Bekasi adalah

udara bebas yang masih mengandung impuritas seperti debu, pasir dan lain-

lain. Sehingga dapat mengganggu proses pemisahan udara, oleh sebab itu

udara disaring secara fisika terlebih dahulu dengan menggunakan Filter Udara

(Air Filter). Tipe filter udara yang digunakan adalah bag filter dengan medium

filter dari bahan polyester felt atau berupa kantung filter (F-10).

46
47

Udara yang telah disaring kemudian dikompresi dengan flow 13.300

Nm3/jam sampai bertekanan 5,7 kg/cm2 di dalam kompresor sentrifugal. Untuk

mencapai tekanan 5,7 kg/cm2 maka kompresor dibuat 3 stage dan antar stage

diberi intercooler. Dalam kompresor sentrifugal ini udara ditekan hingga

tekanannya cukup untuk mencapai tekanan di High Pressure Column (K-50)

dan untuk mendorong udara agar dapat mengalir. Udara yang keluar

bertekanan 5,7 kg/cm2 dan bersuhu 39oC.

3.1.2 Langkah Pendinginan Udara Umpan

Udara umpan setelah di kompresi hingga tekanan 5,7 kg/cm2 dan

bersuhu 39oC itu didingin menggunakan High Level Freon (H-14) dengan

menggunakan media pendingin freon atau chlorodifloromethane (R-22). Udara

umpan didinginkan dari 39oC menjadi 17oC. Sebagian uap air dalam udara pada

suhu tersebut telah mengembun. Uap air akan terpisah di water separator yang

dilengkapi dengan penangkap kondensat, karena gaya berat kondensat.

Uap air harus dikeluarkan dan dipisahkan untuk menghindari

terbentuknya proses pembekuan uap air didalam alat proses. Hal ini dilakukan

karena operasi pemisahan udara berlangsung pada suhu dibawah -100oC.

Udara proses yang keluar dari High Level Freon bertekanan 5,4 kg/cm2 ini akan

menuju ke Molecular Sieve unit.

3.1.3 Langkah Pemurnian Udara Umpan

Proses pemurnian udara umpan ini menggunakan Molecular Sieve

Tower (T18 A/B) dan alumina gel. Molecular Sieve ini ditempatkan dalam vessel

yang berjumlah dua buah dan diletakkan di bagian atas sebagai pengadsorbsi

CO2 dan hidrokarbon, sedangkan aktif alumina diletakkan di bagian bawah

sebagai pengadsorbsi H2O (uap air).


48

Pada saat vessel I digunakan untuk proses absorbsi maka, vessel II

diregenerasi oleh waste gas dari cold box. Waste gas ini, sebelum masuk ke

vessel II, terlebih dahulu dipanaskan dengan heater sampai 100oC sehingga

mampu menguapkan H2O dan CO2 yang telah diabsorbsi oleh molecular sieve.

Aliran udara yang keluar dari unit molecular sieve adalah udara kering

dengan suhu 24,29oC dengan tekanan 5,27 kg/cm2. Pada Molecular Sieve

Tower ini dilakukan regenerasi tiap 4 jam secara bergantian. Reaktivasi

molecular sieve tower dilakukan dengan langkah – langkah : blowing, heating,

cooling, pressure rise dan paralel.

Waste gas dari cold


B-4 B-3 box
Udara umpan ke cold box

B-1 B-2

A-4 A-3

A-1 A-2
Udara Umpan Waste gas ke atmosfer

Gambar 14. Pemurnian udara di Molecular Sieve Tower (Teisan, 1991)

Adapun proses reaktifasi Molecular Sieve Tower adalah sebagai berikut:

1. Blowing

Apabila tower yang direaktifasi sudah dapat beroperasi dengan normal,

maka tower lainnya siap untuk direaktifasi dengan membuang sisa udara
49

proses ke luar, sehingga tekanan berkurang menjadi 0,3 kg/cm 2. Lama

waktu proses ini adalah 10 menit. Tujuan pembuangan tekanan yang tersisa

dalam vassel yaitu untuk menyamakan tekanannya dengan tekanan waste

gas dari cold box sehingga waste gas yang dialirkan, dapat masuk kedalam

vassel.

2. Heating

Untuk membantu membersihkan adsorber dari pengotor (CO2 dan H2O)

dengan pemanasan dan penguapan menggunakan waste gas dari cold box

yang dipanaskan dengan heater sampai 100 0C. Lama waktu proses ini

adalah 75 menit.

3. Cooling

Adsorber yang tersisa dikembalikan dalam keadaan semula dengan

didinginkan sampai pada temperatur kerja 39oC dengan waste gas dari cold

box. Lama waktu proses cooling ini adalah 105 menit. Pendinginan ini

bertujuan agar tidak membutuhkan banyak energi saat proses pendinginan

di udara exchanger.

4. Pressure rise

Pendinginan tower yang direaktifasikan dengan udara proses dari tower

yang berfungsi sebagai adsorber udara proses, sehingga tekanan dalam

tower yang direaktifasi berubah dari 0,3 kg/cm2 menjadi 5,27 kg/cm2 secara

perlahan agar tower yang direaktifasi siap pakai, selain itu agar tidak

merusak adsorben moleculer sieve akibat tekanan udara masuk yang tinggi.

Lama waktu proses pressure rise adalah 30 menit.


50

5. Paralel

Kedua tower bekerja bersama – sama agar tower yang direaktifasi dapat

digunakan secara normal untuk mengolah udara proses sehingga tower

yang telah digunakan agar siap direaktifasi. Lama proses paralel adalah 5

menit.

3.1.4 Langkah Pemisahan Produk

3.1.4.1 Pemisahan Nitrogen

Udara yang bebas dari uap air, CO2 dan kotoran lainnya yang berasal

dari Molecular Sieve Unit (T18 A/B) didinginkan di Air Exchanger (E-20) sampai

mendekati temperatur cairan, yaitu -162,65oC dan tekanan 5,27 kg/cm2,

dikirimkan ke bagian bawah dari High Pressure Column (K-50), di HPC bekerja

pada tekanan 5,2 kg/cm2. Suhu udara masuk sebesar 24,29oC dan sebagai

media penukar kalor dimasukkan gas-gas yang keluar dari kolom destilasi. Gas

tersebut antara lain :

 Crude argon bersuhu -183 oC

 Gas nitrogen dari atas Low Pressure Column dengan -176oC

 Gas nitrogen dri atas High Pressure Column bersuhu -163oC

 Waste gas bersuhu -175oC

 Gas oksigen dari Oksigen Separator dengan suhu -178 oC

Karena adanya perbedaan temperature antara gas-gas dari kolom

destilasi dengan udara umpan, maka terjadi perpindahan panas sehinggga

suhu udara turun menjadi -162,65oC. Didalam High Pressure Column (K-50),

udara dipisahkan ke dalam gas nitrogen murni di bagian atas nitrogen tak murni

di bagian tengah dan liquid yang kaya oksigen (Rich Liquid) di bagian bawah.
51

Tahapan proses pencairan menggunakan media pendingin nitrogen

dari produk puncak High Pressure Column dengan suhu -167 0C dan dari Main

Condensor (E-70). Dalam HPC terjadi proses rektifikasi yaitu kontaknya udara

jenuh dengan refluk nitrogen cair yang mengalir kebawah sampai didapatkan

kondisi yang mendekati setimbang sehinggga tahap pemisahan kedua fase

dapat terbentuk.

Adanya perbedaan titik didih antara nitrogen dan oksigen, dimana titik

didih oksigen lebih tinggi akan mencair terlebih dahulu. Cairan yang kaya akan

oksigen (Rich Liquid) akan turun menjadi downcorner, terkumpul dibagian

bawah kolom. Sedangkan gas nitrogen akan naik ke puncak kolom, dan

nitrogen tak murni yang digunakan sebagai fluida pendingin bagi produk

nitrogen cair di Refluk Nitrogen Subcooler (E-82).

Gas nitrogen yang terbentuk diatas kolom HPC, sebagian didinginkan

didalam Main Condensor (E-70). Pendinginan diperoleh dari pertukaran panas

dengan liquid oksigen yang berasal dari kolom tekanan rendah. Dari main

kondensor sebagian liquid nitrogen digunakan sebagai refluk di HPC.

Produk liquid nitrogen dialirkan dari HPC bagian atas, didinginkan di

Subcooler Product Liquid Nitrogen (E-85) oleh nitrogen kotor (bagian tengah

High Pressure Column), sehingga suhu -170oC menjadi -189,77oC lalu liquid

nitrogen yang didinginkan langsung dikeluarkan dari Cold Box dan dikirim ke

Storage Tank Nitrogen (R-50).

Gas sisanya dikirimkan ke Subcooler Nitrogen Murni (E-83) dan

dinginkan oleh gas nitrogen bertekanan rendah lalu di ekspansikan ke tekanan

rendah. Liquid ini digunakan sebagai refluk liquid dari Low Pressure Column

(K-51) (LPC), dimana suhu liquid berubah menjadii -192oC.


52

Produk gas nitrogen dialirkan dari Low Pressure Column suhu -190 oC

untuk menuju ruang Refluk Nitrogen Murni Subcooler (E-83), sehingga suhunya

menjadi -176oC dan tekanan 0,25 kg/cm2. Gas nitrogen tersebut diubah

suhunya menjadi suhu ruang yang 25,09oC dan tekanan 0,2 kg/cm2 di alat Air

Exchanger (E-20). Sedangkan liquid udara di bagian bawah dari High Pressure

Column didinginkan di Rich Liquid Subcooler (E-81) dan suhunya berubah dari

-163 oC menjadi -165oC liquid itu dikirimkan ke bagian tengah dari Low Pressure

Column (K-51) sebagai liquid umpan.

Pendinginan yang diperlukan untuk operasi Cold Box disupplay dari

lingkungan pencairan. Nitrogen dari Cold Box ditekan oleh Compressor Recycle

Nitrogen (C-60) dengan tekanan 47,5 kg/cm2 dan suhu 37oC, dan sebagian dari

Nitrogen Cold Box dialirkan untuk reaktifasi Argon Dryer. Gas nitrogen yang

keluar dari kompresor tekanannya menjadi 44,40 kg/cm2 dan suhunya 35,46
o
C, kemudian sebagian didinginkan dalam Recycle Exchanger (E-30) sehingga

suhunya menjadi – 93,43 oC dan tekanan 44,38 kg/cm2, setelah itu diekspansi

ke tekanan rendah dengan menggunakan Turbin Ekspansi (D-10), sehingga

tekanannya berkurang menjadi 4,64 kg/cm2 dan suhu -167oC dan digunakan

sebagai media pendingin di dalam Recycle Exchanger (E-30), sehingga

sebagian dari aliran gas nitrogen yang keluar dari kompresor tadi dialirkan ke

dalam Low Level Freon (E-32) untuk didinginkan kedalam Recycle Exchanger

(E-30) untuk menjadi cairan nitrogen dengan suhu -159,72 oC dan tekanannya

40 kg/cm2. Suhu dan tekanan cairan nitrogen tersebut kemudian diekspansikan

dengan valve expantion sehingga turun menjadi 4,85 kg/cm2 dan suhunya -

167oC, setelah itu dialirkan ke dalam High Presure Column (K-50) bagian atas.
53

3.1.4.2 Pemisahan Oksigen

Pemisahan akhir dilakukan di Low Pressure Column (K-51), dimana

gas nitrogen berada di bagian atas,waste gas di bagian tengah atas,dan gas

yang banyak argonnya berada di bagian tengah bawah dan gas oksigen di

bagian paling bawah.

Liquid oksigen ini dialirkan melalui Filter Oksigen (T-96), dimana

acetylen dan hidrokarbon lainnya yang terbawa liquid dihilangkan, lalu

dimasukkan ke dalam Main Condensor (E-70) untuk diuapkan oleh pertukaran

panas dengan nitrogen murni yang dicairkan (dari tekanan tinggi). Uap liquid

oksigen yang terjadi digunakan sebagian sebagai penguap gas di Low Pressure

Column (K-51).

Liquid oksigen dari bagian paling bawah LPC secara langsung

dikeluarkan dari Cold Box dengan dipompa oleh pompa proses liquid oksigen.

Sebagian liquid oksigen ini didinginkan di Subcooler Produk Oksigen (E-84)

dengan bantuan waste gas dari Low Pressure Column (K-51). Liquid oksigen

yang dialirkan akan dikirim ke Storage Tank (R-40) dengan kadar 99,6% dan

suhu -183,3oC.

3.1.4.3 Pemisahan Argon

Gas yang kaya argon berada di bagian tengah bawah Low Pressure

Column (K-51). Gas yang kaya argon tersebut akan dikirimkan ke bagian bawah

dari Kolom Argon (K-55), dengan tekanan 0,46 kg/cm2G. Pada kolom ini gas

yang kaya argon dipisahkan ke dalam gas crude argon (argon mentah) yang

mengandung 2-4% O2 yang berbentuk berada di atas dan liquid yang kaya

oksigen terbentuk di bagian bawah. Sedangkan argon cenderung terkumpul di


54

bagian atas dari Kolom Argon (K-55). Liquid yang kaya oksigen akan

dikembalikan ke dalam Low Pressure Column (K-51).

Sejumlah rich liquid dari kolom tekanan tinggi dialirkan menuju Argon

Kondensor (E-75) dengan suhu -188oC. Sebagian besar crude argon yang

terbentuk diatas Kolom Argon (K-55) dicairkan oleh pertukaran panas dengan

menguapkan rich liquid di bagian atas Argon Kondensor (E-75), lalu dialirkan

ke dalam Kolom Argon (K-55) sebagai refluk liquid dengan suhu -183oC dan

tekanan 0,15 kg/cm2G, sedang uap liquid akan dikembalikan ke dalam Kolom

Tekanan Rendah (K-51) dengan suhu -187 oC dan tekanan 0,45 kg/cm2G.

Gas crude argon yang tersisa dialirkan dari Kolom Argon bagian atas

dan liquidnya akan dikembalikan ke Low Pressure Column (K-51) bersama

dengan liquid yang kaya oksigen. Gas crude argon kemudian dipanaskan

sampai temperatur ruang di Air Exchanger (E-20) oleh pertukaran panas

dengan udara yang masuk, sehingga suhunya menjadi 23.4 oC dengan tekanan

0,05 kg/cm2G. Lalu dikirimkan ke Unit Pemurnian Argon (K-56) untuk

menghilangkan kandungan oksigen.

Gas hidrogen ditambahkan pada Menara Deoxo (T-71) untuk

direaksikan dengan gas crude argon. Di Menara Deoxo ini, oksigen yang ada

dalam crude argon diubah menjadi air oleh reaksi katalis dengan hidrogen (H2

+ ½ O2 → H2O). Sampai di alat ini argon dipanaskan oleh adanya panas reaksi,

sehingga suhunya dari 40oC menjadi 192oC. Katalis yang digunakan disini

berupa katalis palladium.

Gas crude argon yang oksigennya telah dihilangkan (disebut deoxo

argon), didinginkan di Air Cooler (V-72) dan Water Cooler (H-72), sehingga
55

suhunya turun menjadi 40oC, lalu air kondensasi yang terbentuk selama reaksi

katalis dipisahkan di Water Separator (B-72).

Gas crude argon selanjutnya didinginkan di Freon Cooler (H-73) dan

air kondensasi juga dipisahkan dalam Water Separator (B-73), karena gas

crude argon (deoxo argon) bertekanan 3,5 kg/cm2. Uap air yang ada di deoxo

argon dihilangkan di Argon Dryer (T78 A/B). Argon Dryer mempunyai dua

menara, dan alumina gel diisikan didalamnya. Apabila satu menara dalam

keadaan kerja (service) maka menara satunya dalam keadaan diaktifkan lagi

(reaktifasi) dengan nitrogen kering (sama seperti unit Molecular Sieves) yang

berasal dari keluaran Cold Box (Air Exchanger).

Deoxo argon (hasil dari Argon Dryer) dengan suhu 25oC masuk ke

dalam Kolom Argon Murni (K-56) melalui Argon Reboiler (E-66). Didalam Kolom

Argon Murni akan terjadi kondensasi dengan bantuan gas nitrogen tak murni

dari Low Pressure Column (K-51). Dimana hasil kondensasi berupa uap yang

dibuang ke atmosfer, sedangkan yang cair berupa liquid argon berada dibagian

bawah Kolom Argon Murni (K-56). Liquid argon tersebut digunakan sebagai

pendingin gas argon dari Argon Dryer (T78 A/B) didalam Argon Reboiler (E-66).

Untuk mengurangi tekanan dalam Argon Reboiler (E-66), uap panas argon

murni dikembalikan ke dalam Kolom Argon Murni (K-56) bagian bawah untuk

dikondensasi kembali. Dan argon murni cair yang dihasilkan langsung dialirkan

ke dalam Storage Tank, maka gas argon direcycle ke dalam Kolom Argon

Murni. Liquid argon yang dihasilkan mengandung O2 1 ppm dan nitrogen

sebesar 1 ppm.
56

3.1.5 Pengisian Produk ke Storage Tank, Lorry Tank, dan Tabung

Produk.

1. Pengisian Produk LONA (Liquid Oksigen, Nitrogen, dan Argon) ke Storage

Tank.

Setelah liquid oksigen, liquid nitrogen, dan liquid argon dihasilkan, maka akan

ditampung dalam storage tank. Dimana untuk liquid oksigen dibutuhkan pompa

karena oksigen cair ini dihasilkan pada Low Pressure Column. Untuk liquid

nitrogen dan liquid argon tidak dibutuhkan bantuan pompa karena liquid

nitrogen dan argon sudah bertekanan tinggi. (tekanan untuk liquid argon

adalah 2,7 kg/cm2g dan tekanan nitrogen cair adalah 5,1 kg/cm2).

2. Pengisian Produk LONA (Liquid Oksigen, Nitorgen, dan Argon) dari

Strorage Tank ke Lorry Tank.

Produk LONA setelah masuk ke dalam storage tank akan dialirkan menuju

lorry tank dengan menggunakan pompa. Untuk mengurangi tekanan atau

menstabilkan tekanan dalam lorry tank, maka gas dalam lorry tank dikeluarkan.

Untuk mengetahui bahwa lorry tank sudah penuh adalah dengan keluarnya

liquid melalui trycock atau dengan penunjukkan level gauge.

3. Pengisian Produk LONA (Liquid Oksigen, Nitrogen, dan Argon) ke dalam

Tabung Produk.

Produk LONA dimasukkan ke dalam tabung produk dan dalam bentuk gas

bertekanan dimana diperlukan peralatan pompa high perssure dalam

vaporizer. Dengan vaporizer ini, produk LONA masuk kedalam tabung produk

dalam bentuk gas, dimana sebelum dilakukan pengisian tabung diperiksa

terlebih dahulu baik kondisi fisik untuk mengetahui kemungkinan adanya korosi

yang dapat menimbulkan lubang-lubang pada permukaan silinder, maupun


57

perubahan fisik untuk mengetahui standard kelayakan tabung. Selain itu

terhadap tabung juga dilakukan pemeriksaan hidrostatik test.

Spesifikasi pengisian produk LONA (Liquid Oksigen, Nitrogen, dan Argon) ke

dalam Tabung antara lain:

a. Liquid Oksigen

 Wujud : cair

 Kenampakan : tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa

 Tekanan : 150 kg/cm2

 Kemurnian : 99,6 %

b. Liqud Nitrogen

 Wujud : cair

 Kenampakan : tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna

 Tekanan : 150 kg/cm2

 Kemurnian : 99,999 %

c. Liquid Argon

 Wujud : cair

 Kenampakan : tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna

 Tekanan : 150 kg/cm2g

 Kemurnian : 99,999 %

Anda mungkin juga menyukai