LANDASAN TEORI
5
Gambar 2.1 siklus refrigerasi kompresi uap
Proses kompresi
Proses kondensasi
Proses ekspansi
Proses evaporasi
a. Proses kompresi (1 – 2). Refrigerant dalam bentuk uap masuk menuju
kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Suhu kemudian juga akan
meningkat, sebab bagian energi yang menuju proses kompresi dipindahkan
ke refrigeran. Oleh karena itu kompresor membutuhkan kerja . Daya
kompresor dapat dihitung dangan persamaan : (dossat, 1981)
qw = (h2 – h1)………………………………………..(2.1)
6
Dimana :
qw = Besarnya kerja kompresor kJ/kg
h2 = Enthalpy refrigerant keluar kompresor, kJ/kg
h1 = Enthalpy refrigerant masuk kompresor, kJ/kg
qc = (h2 – h3)……………………………………….(2.2)
Dimana :
qc = Besarnya panas dilepas kondensor kJ/kg
h2 = Enthalpy masuk kondensor, kJ/kg
h3 = Enthalpy keluar kondensor, kJ/kg
h3 = h4……………………………………………….(2.3)
Dimana :
h3 = Enthalpy refrigerant masuk ekspansi, kJ/kg
h4 = Enthalpy refrigerant keluar ekspansi, kJ/kg
7
d. Proses evaporasi (4 – 1). Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas
dari sekitarnya, biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini
cairan merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran
evaporator gas ini masuk kembali ke kompresor. Besarnya panas yang
diserap oleh evaporator disebut dengan kapasitas refrigerasi atau beban
pendinginan. Dapat dihitung dengan rumus : (dossat, 1981)
qe = (h1 – h4 )……………………………………(2.4)
Dimana :
qe = Besarnya panas yang diserap evaporator
h4 = Enthalpy refrigerant masuk katup ekspansi, kJ/kg
h1 = Enthalpy refrigerant keluar evaporator, kJ/kg
8
menjadi dua, yaitu komponen pendukung mekanik dan komponen pendukung
kelistrikan.
Komponen utama system refrigerasi kompresi uap yaitu :
1. Kompresor
2. Kondensor
3. Katup ekspansi
4. Evaporator
Komponen utama yang digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap
terdiri dari empat komponen, jika salah satu dari keempat komponen tersebut tidak
ada atau tidak terpenuhi maka sistem tidak akan dapat bekerja. Dengan hanya
menggunakan komponen keempat tersebut kita sudah dapat membuat suatu sistem
refrigerasi kompresi uap sederhana. Namun demikian, system tentunya tidak ada
dapat bekerja secara sempurna, walaupun menggunakan komponen tambahan
yang lengkap, kondisi ideal (teoritis) tidak akan dapat dicapai karena banyaknya
variable yang menyebabkan adanya penyimpangan dalam sistem aktual dari
idealnya. Berikut komponen utama refrigerasi dan fungsinya.
1. Kompresor
2. Kondensor
1
Dalam sistem refrigerasi kompresi uap, kondensor adalah suatu komponen
yang berfungsi untuk merubah fasa refrigerant dari gas bertekanan tinggi menjadi
cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses
kondensasi. Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian
dialirkan ke evaporator melalui katup ekspansi.
Agar proses perubahan fasa yang diinginkan ini dapat terjadi, maka
kalor/panas yang ada dalam gas refrigerant bertekanan tinggi harus dibuang
keluar dari sistem. Adapun kalor ini ber asal dari 2 sumber, yaitu :
a. Kalor yang diserap refrigerant ketika mengalami proses evaporasi.
b. Kalor yang ditimbulkan di kompresor selama terjadinya proses
kompresi. Gas refrigerant bertekanan rendah dikompresi sehingga menjadi
gas refrigerant bertekanan tinggi dimana temperatur kondensasinya lebih tinggi
dari temperatur media ndingin kondensor. Media pendingin yang umum
digunakan
biasanya air, udara, atau kombinasi keduanya.
Dengan temperatur kondensasi yang lebih tinggi dari media pendingin
maka akan mudah terjadi proses perpindahan kalor dari refrigerant ke media
pendingin. Seperti kita ketahui secara umum “kalor akan mengalir dari substansi
yang bertemperatur lebih tinggi ke substansi yang bertemperatur lebih rendah”.
Kapasitas kondensor adalah kemampuan kondensor untuk melepas kalor
dari refrigerant (sistem) ke media pendingin. Ada empat hal yang mempengaruhi
kapasitas kondensor yaitu :
a. Material (bahan pembuat kondensor)
b. Luas area kondensor
c. Perbedaan temperatur
d. Kebersihan kondensor
1
3. Evaporator
4. Katup Ekspansi
Setelah refrigeran terkondensasi di kondensor, refrigeran cair tersebut
masuk ke katup ekspansi yang mengontrol jumla refrigeran yang masuk kedalam
evaporator agar sesuai dengan laju aliran atau penguapan cairan refrigeran di
evaporator. Selain itu, katup ekspansi juga berfungsi menurunkan tekanan, hal ini
bertujuan untuk menjaga beda tekanan di sisi tekanan rendah dan tekanan tinggi
pada sistem. Adapun jenis-jenis katup ekspansi yaitu :
1. Pipa kapiler (capillary tube)
2. Katup ekspansi otomatis (automatic expansion valve)
3. Katup ekspansi thermostatic (thermostatic expansion valve)
1
4. Katup ekspansi manual (hand expansion valve)
5. Katup apung sisi tekanan rendah (low side float valve)
6. Katup apung sisi tekanan tinggi (high side float valve)
7. Katup ekspansi termoelektrik (thermal elektrik expansion valve)
1
a. COPactual adalah perbandingan kalor yang diserap oleh evaporator dari
lingkungan terhadap kerja yang dilakukan oleh kompresor. Dapat
diketahui bahwa (Jodi hidayat, 2013)
COPactual = qe / qw …………………..…………….(2.5)
Dimana :
qe = efek refrigerasi,kJ/kg
qw = kerja kompresi, kJ/kg
ɳ = COPactual/COPcarnot……………………….…(2.7)
Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin pendingin baik di kulkas, AC,
freezer, showcase maupun yang lainnya, pipa kapiler adalah pipa yang paling
kecil jika dibandingkan dengan pipa yang lainnya, untuk pipa kapiler sendiri
memiliki berbagai macam ukuran 0,026” s/d 0,031”. Pipa dengan ukuran lubang
sebatang jarum ini sering kali mengalami kerusakan pada pipa kapiler di mesin
pendingin biasanya disebabkan karena pipa kapiler ini mengalami kebuntuan
akibat kotoran yang masuk dan rentan patah. Pipa kapiler ini berfungsi sebagai
1
alat untuk menurunkan tekanan, merubah bentuk dari gas menjadi bentuk cairan
dan mengatur
1
cairan refrigerant yang berasal dari pipa kondensor, sebelum gas refrigerant masuk
ke pipa kapiler terlebih dahulu gas refrigerant melalui alat yang disebut drien
strainer yaitu saringan gas yang sudah terpasang dari pabrikan mesin pendingin.
Fungsi dari drien strainer adalah menyaring dan menyerap debu yang akan masuk
ke dalam pipa kapiler dan jalur pipa yang menuju ke evaporator indoor.
Sistem yang memakai pipa kapiler berbeda dengan sistem yang memakai
katup ekspansi, pipa kapiler tidak dapat menahan atau menghentikan aliran bahan
pendinginpada saat kompresor sedang bekerja maupun pada saat kompresor
sedang berhenti, pada saat kompresor dihentikan bahan pendingin dari sisi tekanan
tinggi akan terus mengalir ke tekanan rendah sampai tekanan pada kedua bagian
tersebut menjadi sama disebut waktu penyamaan tekanan (Equalization Time).