Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM ENERGI


( BAGIAN HEAT PUMP )

Oleh:
Nama Mhs: …………………………………………….
Kelsa/Kelompok: …………………….………………

Penyusun:
Dr. Paulus Sukusno, ST, MT

PRODI TEKNIK KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2021

1
MODUL 1
SISTEM REFRIGERASI

2.1 PENDAHULUAN

Sistem refrigerasi banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia


sehari-hari, antara lain untuk pengawetan makanan (daging atau sayur-
sayuran hal ini disebut mesin refrigerator, dan dimanfaatkan untuk
pengkondisian udara (Air Conditioning, AC) disebut mesin pendingin atau
mesin AC, juga sistem refrigerasi dapat dimanfaatkan pada sisi panas (pada
kondensor) disebut mesin pemanas atau pompa kalor (Heat Pump).
Mesin refrigerator di warga Indonesia biasanya hanya dimanfaatkan
untuk penyegar udara atau untuk pengkondisian udara (Air Conditioning/AC).
Lain halnya dengan di negara yang cuacanya dingin, mesin refrigerator
banyak dimanfaatkan untuk menghangatkan udara (Heat Pump). Mesin AC
dan mesin Heat Pump berada dalam satu sistem mesin refrigerator, yaitu
kalau mesin AC memanfaatkan suhu dingin di dalam evaporator untuk
mendinginkan udara, sedang mesin Heat Pump memanfaatkan suhu panas di
dalam kondensor untuk memanaskan udara/air.
Aplikasi sistem refrigerasi dalam dunia industri adalah untuk
pemisahan udara untuk mendapatkan oksigen cair atau nitrogen cair, dan
produksi es balok, di sisi yang panas dimafaatkan untuk pencairan gas alam,

2.2 TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Tujuan khusus mempelajari bab ini adalah:


 Dapat menjelaskan sistem refrigerasi siklus ideal dan siklus aktual
 Mampu mengoperasikan alat praktikum mesin sistem refrigerasi yang
menjadi satu sistem dengan mesin heat pump.
 Mampu menghitung besar koefisien prestasi (COP, Coefficient Of
Performance) dari suatu mesin sistem refrigerasi.

2
2.3 KEGIATAN PEMBELJARAN

2.3.1 Materi Ajar

2.3.1.1 Siklus Refrigerasi

Suatu sistem diberikan kerja serta sistem tersebut secara siklus dapat
menyerap panas pada temperatur rendah (temperatur lingkungan sekitar) dan
melepaskan panas pada temperatur yang lebih tinggi. Bila pada temperatur
rendah dimanfaatkan disebut mesin pendingin / pengkondisian udara (Air
Conditioning/AC) dan bila pada temperatur tinggi mesin pemanas / pompa
kalor (Heat Pump).

Gambar 2.1 Sistem Thermodinamika pada mesin refrigerasi

Gambar 2.2 Siklus sistem refrigerasi sebagai mesin AC.

3
Refrigerasi merupakan suatu proses yang memanfaatkan energi untuk
mencapai temperatur di bawah temperatur sekitar (pendinginan). Penyegaran
udara atau air conditioning (AC) merupakan aplikasi dari refrigerasi, yang
dapat didefinisikan sebagai “suatu proses mendinginkan udara sehingga
dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu”.
Mesin refrigerasi dalam meningkatkan koefisien prestasi mesin, yang
sangat berpengaruh adalah bagaimana proses pemindahan kalor di dalam
kondensor. Laju perpindahan kalor yang dibutuhkan di dalam kondensor
merupakan fungsi dari kapasitas refrigeran, istilah yang sering digunakan
untuk mengkaitkan antara laju alir kalor di kondensor dan dalam evaporator
disebut Rasio Pelepasan Kalor (RPK).
Mesin refrigerator (AC) mempunyai beberapa komponen utama yaitu
kompresor, kondensor, evaporator, dan pipa kapiler. Fungsi komponen
tersebut sebagai berikut:
a. Kompresor
Kompresor berperan sebagai tenaga penggerak dalam sistem
refrigerasi, bertugas mensirkulasikan (menghisap dan menekan) refrigeran
yang harus mengalir dalam unit sistem. Kompresor bekerja membuat
perbedaan tekanan dengan cara menghisap refrigeran yang bertekanan dan
bertemperatur rendah, kemudian refrigeran yang sudah berupa gas tersebut
dimampatkan atau dikompresi sehingga tekanan dan temperatur refrigeran
naik. Dengan adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi
tekanan rendah, refrigeran dapat mengalir dari satu bagian ke bagian lain dari
sistem. Kompresor yang digunakan adalah kompresor scroll.
b. Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi untuk
mengembunkan gas refrigeran dari kompresor menggunakan media
pendingin udara atau air. Kondensor udara yang digunakan merupakan jenis
force draught condenser, yaitu dimana pelaksanaan perpindahan panasnya
dilakukan dengan aliran udara yang dipaksakan dengan memakai kipas udara
(fan). Sedangkan, kondensor air yang digunakan adalah jenis pipa ganda
(Tube and Tube), yaitu kondensor yang terdiri dari dua pipa yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga pipa yang satu berada dalam pipa yang lainnya.

4
Air yang disalurkan melalui pipa bagian luar, sementara refrigeran di dalam
pipa bagian dalam.
c. Evaporator
Evaporator menyerap panas dari udara lingkungan dan mendinginkan
udara tersebut, hal ini dikarenakan adanya perpindahan panas antara udara
lingkungan dan refrigeran yang mengalir dalam evaporator. Dengan adanya
perpindahan panas ini, refrigeran akan mengalami penguapan pada
evaporator. Evaporator ini terbuat dari plat.
d. Katup Ekspansi atau Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah pengatur refrigeran. Pipa kapiler berfungsi untuk
menurunkan tekanan dan temperatur refrigeran cair yang berasal dari
kondensor menuju evaporator, serta jumlah refrigeran yang mengalir diatur
sesuai dengan kebutuhan evaporator.

2.3.2 Siklus Sistem Refrigerasi Ideal

Dalam diagram Mollier, proses siklus refrigerasi ideal yang melibatkan


penguapan, kompresi, pengembunan, dan ekspansi dapat digambarkan
seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.3 Siklus ideal sistem refrigerasi.

Proses 1 – 2 : Kompresi
Pada proses 1 – 2 refrigeran mengalami kompresi oleh kompresor,
sehingga mengalami tekanan dan temperatur refrigeran naik. Refrigeran
berupa gas bertekanan rendah akan menjadi gas bertekanan tinggi. Proses

5
kompresi di dalam kompresor dapat dianggap adiabatik reversibel
(isentropik), sehingga terjadi pada garis entropi konstan. Kerja yang dilakukan
oleh kompressor adalah sama dengan kenaikan entalpi refrigeran antara sisi
masuk dan sisi keluar kompressor.
Proses 2 – 3 : Kondensasi
Pada proses 2 – 3 refrigeran yang berupa gas bertekanan tinggi dari
kompresor akan didinginkan di kondensor. Terjadi peristiwa perpindahan
panas pada bagian ini, sehingga akan terjadi perubahan fasa pada refrigeran
dari gas bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi. Proses tekanan
konstan yang terjadi pada pengembunan refrigeran di kondensor dilukiskan
dengan garis-garis horizontal. Kenaikan dan penurunan entalpi adalah sama
dengan jumlah kalor yang dimasukkan dan jumlah kalor yang dilepaskan oleh
refrigeran.
Proses 3 – 4 : Ekspansi
Pada proses 3 – 4 terjadi ekspansi pada refrigeran oleh pipa kapiler.
Refrigeran berupa cairan bertekanan tinggi setelah mengalami ekspansi akan
menjadi cairan bertekanan dan bertemperatur rendah. Proses ekspansi yaitu
penurunan tekanan pada entalpi konstan, yang terjadi pada waktu refrigeran
melalui pipa kapiler dinyatakan berlangsung sepanjang garis arah vertikal
(iso-entalpi). Sehingga entalpi sebelum dan sesudah ekspansi adalah sama.
Proses 4 – 1 : Penguapan
Pada proses 4 – 1 refrigeran yang memiliki temperatur rendah
dilewatkan ke evaporator, evaporator akan menyerap panas dari luar atau
lingkungan. Terjadi peristiwa perpindahan panas pada bagian ini, sehingga
refrigeran akan mengalami perubahan fasa dari cairan bertekanan rendah
menjadi gas bertekanan rendah. Dalam proses refrigerasi, perpindahan kalor
antara refrigeran dengan lingkungan terjadi pada evaporator, dan
perpindahan kalor antara refrigeran dengan air terjadi pada kondensor. Dalam
proses refrigerasi, dianggap tidak terjadi kerugian tekanan karena gesekan
atau sebab lainnya. Sehingga siklus refrigerasi ideal yang terlukis pada
diagram Mollier akan berbeda dengan siklus sebenarnya (aktual).
Coefficient of Performance (COP), merupakan suatu koefisien yang
menunjukkan perubahan energi yang terjadi pada fluida kerja (refrigeran).
COP pendingin didefinisikan sebagai perbandingan besarnya Refrigeration

6
Effect (RE) terhadap kerja kompressor yang dinyatakan dalam persamaan
berikut :
Wk = h2 – h 1
2.1
Wk = m (h2 – h1) 2.2
q23 = h3 – h 2
2.3
HR = m(h3 – h2) 2.4
h3 = h4 2.5
q41 = h1 – h 4
2.6
RE = m (h1 – h4) 2.7

RE = ( h1 −h 4 )
=
COP pendingin Wk ( h2 −h1 ) . 2.8

Sedangkan COP pemanas didefinisikan sebagai perbandingan


besarnya Heat Rejected (HR) terhadap kerja kompressor, yang dinyatakan
dalam persamaan sebagai berikut :

HR = ( h 2−h 3 )
=
COP pemanas Wk ( h 2−h1 ) 2.9
Dimana :
RE = q41 : Besarnya kuantitas panas yang diterima per kilogram massa
refrigeran pada evaporator [kJ/kg].
HR = q23 : Besarnya kuantitas panas yang dilepas per kilogram massa
refrigeran pada kondensor [kJ/kg].
Wk: Perubahan atau pertambahan entalpi akibat kerja kompressor
[kW].
h1 : Besarnya entalpi pada sisi masuk kompressor [kJ/kg].
h2 : Besarnya entalpi pada sisi keluar kompressor [kJ/kg].
h3 : Besarnya entalpi pada sisi keluar kondensor [kJ/kg].
h4 : Besarnya entalpi pada sisi masuk evaporator [kJ/kg].
h4 = h3, karena di dalam pipa kapiler refrigeran tidak melakukan kerja.

7
2.3.1.2 Siklus Sistem Refrigerasi Aktual

Dalam kondisi sebenarnya (siklus refrigerasi aktual) biasanya tidak


berjalan secara ideal. Faktor-faktor yang menyebabkan siklus refrigerasi tidak
ideal adalah :
 Kompresor bekerja tidak secara isentropik
 Terjadi penurunan tekanan aliran di dalam evaporator, kondensor, dan
di dalam sepanjang pipa penghubung
 Fluida kerja (refrigerasi) keluar dari kondensor tidak dalam kondisi cair
jenuh
 Fluida kerja (refrigerasi) keluar dari evaporator tidak dalam kondisi gas
jenuh.

Gambar 2.4 Siklus aktual (garis putus-putus) sistem refrigerasi

2.3.1.3 Siklus Sistem Refrigerasi pada Alat Percobaan

Fluida kerja pada siklus refrigerasi dikenal dengan refrijeran atau


dalam hal ini disingkat dengan R-12. Ada sifat yang istimewa pada fluida kerja
ini antara lain: mempunyai titik beku yang relatif lebih rendah dari suhu yang
terendah dari siklus (T4), dan harganya berkisar -50C, dan titik kritis relatif
lebih tinggi dibandingkan suhu di kondensor (T 3).
Beberapa contoh refrijeran adalah:
 Refrijeran 12 (R – 12) = Freon 12 = CCl2F2
= Dichlorodifluoromethane
 Refrijeran 22 = R-22
 Refrijeran 717 = R-717 = ammonia

8
 Refrijeran 290 = R-290 = Hydrocarbone (HC) jenis propane.
= HC290 (propane+) = CH3CH2CH3

Gambar 2.5 Alat untuk percoban sistem refrigersi

2.3.1.4. Pelaksanaan Percobaan Sistem Refrigerasi

A. Persiapan Alat Percobaan


Sebelum menjalankan mesin alat percobaan dan memulai praktikum,
perhatikan hal-hal seperti berikut:
1. Siapkan kertas lembar data dan buku jobsheet/buku praktikum.
2. Periksa dan hidupkan pompa sirkulasi air sistem laboratorium teknik
energi.
3. Pada saat praktikum jangan lupa perhatikan tekanan kompresor (P2),
bila tekanan > 12 Bar (untuk keselamatan alat), matikan mesin.
4. Pengambilan data pertama dapat dimulai bila kompresor sudah
bekerja selama > 15 menit.
5. Pengambilan data berikutnya setelah ada yang diubah pada putaran
fan atau kecepatan aliran air cukup menunggu waktu 3 menit saja.
6. Dalam melakukan percobaan lakukan sesuai prosedur langkah
pengoperasian dan langkah percobaan.
7. Setelah pengambilan data (praktikum) selesai, matikan sesuai
prosedur yang benar (kebalikkan langkah pengoperasian).

B. Langkah Pengoperasian

1. Naikkan sakelar “Water Cold Lab” pada panel utama untuk


menghidupkan pompa sirkulasi air sistem laboratorium teknik energi.

9
2. Naikkan sakelar “Heat Pump” pada panel utama
3. Putar sakelar “Heat Pump” pada alat yang berada dinding ke-arah ON.
4. Buka katup air pendingin ke alat praktikum (aliran terlihat di flow-
meter).
5. Putar sakelar (Hidupkan) fan keposisi 1, 2, atau 3.
6. Putar sakelar ke-arah ON untuk menghidupkan kompresor.

C. Langkah Percobaan
1. Hidupkan alat/mesin percobaan sesuai dengan langkah
pengoperasian.
2. Untuk percobaan sistem refrigerasi arah sakelar ke “Refrigertion”.
3. Atur putaran Fan ke posisi 1
4. Atur aliran air pendingin pada Flow-meter dalam kecepatan atara 6 – 8
lt/mnt.
5. Pengambilan data pertama dapat dimulai bila kompresor sudah
bekerja selama > 15 menit.
6. Pengambilan data ke-dua, Atur putaran Fan ke posisi 2 dan tunggu 3
menit.
7. Pengambilan data ke-tiga, dst, Atur aliran air pada Flow-meter dalam
kecepatan antara 12 – 18 lt/mnt, Atur posisi Fan mulai dari posisi 1, 2,
dan 3.
8. Setelah pengambilan data (praktikum) selesai, matikan sesuai
prosedur yang benar (kebalikkan langkah pengoperasian).

2.3.1.5 Tugas
1. Hitunglah secara rinci kondisi siklus refrigerasi sesuai data percoabaan
hingga didapatkan COPRE dan COPHR
2. Hitunglah secara rinci kondisi siklus refrigerasi ideal dan aktual sesuai
data temperature keluar evaporator dan keluar kondensor hingga
didapatkan COPRE dan COPHR
3. Gambarkan langsung pada grafik R-12 kondisi siklus refrigerasi akual
sesuai dari data percobaan.

10
4. Jelaskan sebelah sisi mana dapat dipergunakan sebagai mesin Heat
Pump dan sebelah sisi mana dapat dipergunakan sebagai mesin AC?,
mengapa demikian?.

11
Tabel 2.1. Data Pengukuran Sistem Refrigerasi
Fluida Kerja ( Refregerant 12 )
No
Fan 1 2 3 4 5 6 7 8
. T P T P T T T P T T P T
0
C Bar 0
C Bar 0
C 0
C 0
C Bar 0
C 0
C Bar 0
C
1. 1 26
1.7 99
7.8 35 30 34
7.2 23.5 27
1.7 8

2. 2 26
1.8 98
7.8 34 29 33
7.3 23 26
1.7 8

3. 1 26
1.8 99
8.3 37 29 35
7.9 22 28
1.8 8

4. 2 26
1.9 100
8.3 36 29 35
7.9 23 26
1.8 8

5.
6.

2.3.1.5 Analisa Data Percobaan

Gambar 2.7. Grafik data percobaan sistem refrigerasi.

12
.................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.......................................................................................... .................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................. ..............................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.............................................................................. .............................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
...........................................

13
Tabel 2.2. Hasil Analisa Data Sistem Refrigerasi
Kompresor Kondensor Evaporator COP
wKomp qEvap
No h1 h2 h2 h3 qKond h6 h7
. . COPR COPH
.
kJ/ kJ/ kJ/ kJ/ kJ/ kJ/ kJ/ kJ/ kJ/ E P
kg kg kg kg kg kg kg kg kg
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kesimpulan dan Saran


.................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
........................................................................................................................ ...
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
........................................................................... ................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

14
............................................................................................................................
...................

15
MODUL 2
HEAT PUMP dan AIR CONDITIONING (AC)

3.1 Pendahuluan

Mesin pompa kalor (Heat Pump) adalah mesin yang memanfaatkan


energi bersuhu panas di dalam kondensor dalam sistem refrigersi dengan
cara menyerap panas dari refrigeran yang mengalir di dalam kondensor
sehingga fluida (air atau udara) menjadi lebih panas, dan dimafaatkan untuk
keperluan terentu.
Heat pump biasanya dimanfaatkan antara lain; Pemanas air, bila yang
dimanfaatkan air hangat/panas dapat digunakan untuk keperluan mandi atau
untuk proses kimia. Pemanas udara, bila yang dimanfaatkan udara
(khususnya bagi warga masyarakat di negara yang cuanya dingin) dapat
digunakan untuk menghangatkan ruangan atau udara panas untuk pengering
dan lain-lain.
Mesin pengkondisian udara (Air Conditioning/AC) adalah mesin yang
memanfaatkan energi bersuhu dingin di dalam evaporator dengan cara
menyerap panas benda-benda yang ada disekelilingnya sehingga benda-
benda tersebut menjadi lebih dingin dan atau menyerap panas dari udara
yang lewat di dalamnya sehingga udara menjadi lebih dingin dan udara
tersebut dimanfaatkan.
Penyegaran udara atau air conditioning (AC) merupakan aplikasi dari
refrigerasi, yang dapat didefinisikan sebagai “suatu proses mendinginkan
udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai
dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan
tertentu”. AC berada dalam sistem refrigerasi yaitu suatu proses yang
memanfaatkan energi dingin dari sistem tersebut untuk mencapai temperatur
di bawah temperatur sekitar (pendinginan).
Di Indonesia, mesin refrigerator biasanya hanya dimanfaatkan untuk
penyegar atau untuk pengkondisian udara (Air Conditioning/AC). Lain halnya
dengan di negara yang cuacanya dingin, mesin refrigerator banyak
dimanfaatkan untuk menghangatkan udara (Heat Pump). Mesin AC dan

16
mesin Heat Pump berada dalam satu sistem mesin refrigerator, yaitu kalau
mesin AC memanfaatkan suhu dingin di dalam evaporator untuk
mendinginkan udara, sedang mesin Heat Pump memanfaatkan suhu panas di
dalam kondensor untuk memanaskan udara/air.
Pada kenyataannya warga masyarakat di daerah beriklim tropis dalam
hal tertentu perlu air panas/hangat, misal perlu air hangat untuk keperluan
mandi. Untuk memanaskan air sebenarnya dapat memanfaatkan energi
panas dari mesin AC, yang energi panas tersebut harus dibuang ke udara
luar. Ada beberapa peneliti yang sudah mencoba memanfaatkan energi
panas dari Mesin AC. Untuk mengetahui kondisi mesin AC dan besar energi
panas yang dapat dimanfaatkan perlu adanya penelitian (percobaan) yang
mendalam.
Kita akan melakukan penelitian mesin refrigerasi yang dimanfaatkan
untuk pengkondisian udara (Air Conditioning, AC) dan yang dimanfaatkan
untuk mesin pemanas atau pompa kalor (Heat Pump).

3.2 Tujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan khusus mempelajari bab ini adalah:


 Dapat menjelaskan sistem refrigerasi yang dimanfaatkan untuk heat
pump.
 Dapat menjelaskan sistem refrigerasi yang dimanfaatkan untuk AC
 Mampu menghitung besar koefisien prestasi dari suatu mesin heat pump.
 Mampu menghitung besar koefisien prestasi dari suatu mesin AC

3.3 Kegiatan Pembelajaran

3.3.1 Materi Bahan Ajar

3.3.1.1 Refrigerasi yang Dimanfatkan Sebagai Heat Pump

Pada kondensor air akan terjadi pelepasan panas pada refrigeran ke


air. Besarnya panas yang dilepas idealnya akan sama dengan panas yang
diterima oleh air yang dinyatakan dalam persamaan berikut:
Qair = mair  Cp air  (Tout – Tin). kW (3.6)
Dimana :

17
Qair : Laju aliran energi panas yang diserap air pada kondensor air
[kW].
mair : Massa air yang dipanaskan [kg/s].
Cp air : Panas jenis air [kJ/kg°C].
Tout : Temperatur air pada sisi keluar kondensor [°C].
Tin : Temperatur air pada sisi masuk kondensor [°C].

3.3.1.2 Refrigerasi yang Dimanfatkan Sebagai Air Conditioning (AC)

Di dalam evaporator udara dialirkan melalui sirip-sirip yang di bagian


dalamnya dialiri refrigeran (refrigerasi) suhu dingin, energi panas udara akan
diserap sehingga keluar evaporator menjadi lebih dingin, energi panas
terlepas dari udara dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

Qudara = mudara (hin – hout). (3.7)


Dimana :
Qudara : Laju pendinginan udara dalam evaporator [kW].
mudara : Massa udara yang lewat evaporator [kg/s].
hout : Entalpi udara pada sisi keluar evaporator [kJ/kg].
hin : Entalpi udara pada sisi masuk evaporator [kJ/kg].

mudara = 0,0830 √ ϕ. Δp [kg/s]. (3.8)

Dimana :

Δp : Beda orifis tekanan udara masuk evaporator beda [mm H 2O].

ϕ : Massa jenis udara yang masuk evaporator [kg/m 3].

3.3.1.4 Pelaksanaan Percobaan Heat Pump dan AC

A. Persiapan Alat Percobaan


Sebelum menjalankan mesin alat percobaan dan memulai praktikum,
perhatikan hal-hal seperti berikut:
1. Siapkan kertas lembar kerja/data dan buku jobsheet/buku praktikum.
2. Periksa dan hidupkan pompa sirkulasi air sistem laboratorium teknik
energi.

18
3. Periksa air pada alat temometer bola basah (T WB) dalam evaporator dan
tambahkan air bila kurang.
4. Pada saat praktikum jangan lupa perhatikan tekanan kompresor (P2), bila
tekanan > 12 Bar (untuk keselamatan alat), matikan mesin.
5. Pengambilan data pertama dapat dimulai bila kompresor sudah bekerja
selama > 15 menit.
6. Pengambilan data berikutnya setelah ada yang diubah pada putaran fan
atau kecepatan aliran air cukup menunggu waktu 3 menit saja.
7. Dalam melakukan percobaan lakukan sesuai prosedur langkah
pengoperasian dan langkah percobaan.
8. Setelah pengambilan data (praktikum) selesai, matikan sesuai prosedur
yang benar (kebalikkan langkah pengoperasian).

Gambar 2.1Sketsa Alat Percobaan “Heat Pump dan AC”

B. Langkah Pengoperasian

1. Naikkan sakelar “Water Cold Lab” pada panel utama untuk


menghidupkan pompa sirkulasi air sistem laboratorium teknik energi.
2. Naikkan sakelar “Heat Pump” pada panel utama
3. Putar sakelar “Heat Pump” pada alat yang berada dinding ke-arah ON.
4. Buka katup air pendingin ke alat praktikum (aliran terlihat di flow-meter).
5. Putar sakelar (Hidupkan) fan keposisi 1, 2, atau 3.
6. Putar sakelar ke-arah ON untuk menghidupkan kompresor.

19
C. Langkah Percobaan

1. Hidupkan alat/mesin percobaan sesuai dengan langkah


pengoperasian.
2. Untuk percobaan sistem refrigerasi arah sakelar ke “Refrigertion”.
3. Atur putaran Fan ke posisi 1
4. Atur aliran air pendingin pada Flow-meter dalam kecepatan 8 – 10 lt/s.
5. Pengambilan data pertama dapat dimulai bila kompresor sudah
bekerja selama > 15 menit.
6. Pengambilan data ke-dua, Atur putaran Fan ke posisi 2 dan tunggu 3
menit.
7. Pengambilan data ke-tiga, dst, Atur aliran air pada Flow-meter dalam
kecepatan 14 – 18 lt/s, Atur posisi Fan mulai dari posisi 1, 2, dan 3.
8. Setelah pengambilan data (praktikum) selesai, matikan sesuai
prosedur yang benar (kebalikkan langkah pengoperasian).

3.3.1.5 Tugas

1. Selesaikan contoh perhitungan untuk analisa diambil data pengukuran


nomor 2, 3, 4, 5, dan 6 seperti pada perhitungan data pengukuran
nomor 1 (di atas) dan gambarkan pada diagram Psychrometric Chart
kondisi udara dalam evaporator data nomor 4.
2. Hitung dan uraikan secara detail data percobaan nomor 1 s.d. 6 seperti
pada contoh perhitungan analisa data (di atas) dan gambarkan pada
diagram Psychrometric Chart kondisi udara dalam evaporator data
nomor 1 dan 4.
3. Jelaskan prinsip perbedaan mesin heat pump dengan mesin AC dan
biasa digunakan untuk apa mesin tersebut?.

20
Tabel 3.1. Data Sementara Pengukuran Heat Pump dan AC
Daya Udara ( Air Conditioning, AC ) Air (Heat Pump)
Kecep
Komp Masu Kelua Laju
. Beda Masuk Keluar
N . k r Alira
Fan Orifis
o W Tdb1 Twb2 Tdb3 Twb4 Tw7 Tw8 n
mmH2 0 0 0 0 0 0
n kW C C C C C C lt/mnt
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.

3.3.1.6 Analisa Data Percobaan

Gambar 2.7. Grafik Psikrometri “Psychrometric Chart”.

21
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
......................

22
Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Data Pengukuran Heat Pump

ma Cp Tin Tout Qair Wkomp.


No. COPHP
0 0 0
kg/s kJ/kg. C C C kW kW

1.

2.

3.

4.

Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Data Pengukuran Air Conditioing (AC)

mu hin hout Qudara Wkomp.


No. COPAC
kg/s kJ/kg kJ/kg kW kW

1.

2.

3.

4.

Kesimpulan dan Saran


............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................. ..............

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

.........

23
............................................................................................................................

......................................................................................................... ..................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

.....

3.4 DAFTAR PUSTAKA

 Arismunandar W., Saito H. 1986. Penyegaran Udara. Jakarta. Pradnya


Paramita.
 Cengel J.A. 2001. Thermodinamics An Enggineering Aprroach, Fourth
Edition. International Edition, Mc Graw Hill.
 Cengel J.A. 2000. Heat Transfer A Practicel Aprroach, Second Edition.
Printed in. Singapore.
 Eka V.P.U., dkk. 2005. Modifikasi Kondensor dengan Pendingin Air
pada Mesin AC Split. Depok, Tugas Akhir Mahasiswa Teknik Mesin
Politeknik Negeri Jakarta.
 Indri P.RG., dkk. 2007. Modifikasi Mesin Refrigerator (AC) Sebagai
Pemanas Air Untuk Keperluan Mandi. Depok, Tugas Akhir Mahasiswa
Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta.
 Instruction Manual. 1987. P5670 Heat Pump, Cussons Tecnology.
England. Manchester.
 Kinsky R. 1989. Heat Engeneering An Introduction to Thermodynamic,
Thrird Edition. Sydney. McGraw-Hill Book Company.
 Stoecker, W. F., terj. Hara S. 1989. Refrigerasi dan pengkondisian
Udara. Jakarta. Erlangga.
 Sukusno P. 2005. Perbedaan Karakteristik Mesin Pengkondisian
Udara (AC) Menggunakan Fluida Kerja R-22 Dengan Hydrocarbon
(HC). Depok. Jurnal Poli Teknologi Vol. 4 No.1 UPPM Politeknik Negeri
Jakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai