Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK

“PRINSIP JEMBATAN WHEATSTONE”

DISUSUN OLEH : RIDWAN SHOLEHAN


KELOMPOK :4
ANGGOTA KELOMPOK : Neng Imas Rahmasari
: Nurkholifah Amini
: Putri Defa Qurratu ‘Ain
: Ridwan Sholehan
: Said Rabbani
: Simanullang, Grashelia Rinda Uli
: Yahya Ramadhany Arias
KELAS : 2-J
TANGGAL PRATIKUM : 14 Mei 2019
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 21 Mei 2019
PEMBIMBING : Benhur Nanggolan, Ir. MT
: Hasvienda M. Ridwan, ST, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DAFTAR ISI LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3

1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................................................. 3

BAB II DASAR TEORI.............................................................................................................. 4

2.1 Teori Rangkaian ............................................................................................................... 4

BAB III LANGKAH KERJA ..................................................................................................... 5

3.1. Alat Dan Bahan ................................................................................................................ 5

3.2. Langkah Kerja .................................................................................................................. 6

BAB IV DATA PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA ......................................................... 8

4.1 Data Percobaan ................................................................................................................. 8

4.1 Analisis Data .................................................................................................................... 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 11

5.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11

5.2 SARAN .......................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak rangkaian yang memiliki komponen-komponen tidak semudah seperti


rangkaian seri atau paralel. Rangkaian tersebut disebut rangkaian yang kompleks,
sebagai contohnya adalah rangkaian jembatan wheatstone yang tidak seimbang.

Dalam hal ini, hukum-hukum pada rangkaian seri dan paralel tidak dapat
digunakan langsung Untuk menyelesaikan persoalan ini maka, dipergunakan hukum
Kirchoff yang tidak tergantung pada hubungan rangkaiannya (seri atau paralel).

1.2 Tujuan Percobaan

Setelah menyelesaikan percobaan praktikum ini diharapkan:

1. Menentukan nilai tahanan pada suatu rangkaian dengan menggunakan jembatan


wheatstone
2. Menerapkan prinsip kerja jembatan wheatstone

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Teori Rangkaian

Prinsip kerja jembatan wheatstone sering digunakan dalam menentukan suatu


nilai tahanan atau impedansi, dalam suatu rangkaian listrik. Jembatan wheatstone
pada dasarnya terdiri dari empat buah komponen. Komponen – komponen tersebut
dapat berupa tahanan atau berupa kapasitor, inductor, transistor, dan lain – lain.
Prinsip kerja jembatan wheatstone dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rangkaian jembatan wheatstone ditunjukkan seperti pada gambar 1.
+
b

R1 R3

c d

R2 R4

a
-
Gambar 1. Rangkaian jembatan wheatstone

Rangkaian pada sisi kiri berupa susunan tahanan seri dari dua buah tahanan R 1
dan R2. Rangkaian pada sisi kanan identik dengan rangkaian pada sisi kiri. Tahanan
pada sisi kanan adalah R3dan R4. Kemudian antara R1dan R2diberi terminal hubung c
dan diantara R3dan R4 diberi terminal hubung d. Tahanan – tahanan pada jembatan
ditetapkan sedemikian rupa sehingga bila titik antara c dan d dihubungkan tidak ada
arus yang mengalir dengan kata lain Vcd = 0. Dalam kondisi ini jembatan dinyatakan
dalam keadaan setimbang. Jika jembatan dalam keadaan setimbang berlaku persamaan
𝑅1 ∶ 𝑅2 = 𝑅3 ∶ 𝑅4
Atau,
𝑅2 . 𝑅3
𝑅1 =
𝑅4
Sehingga bila harga tahanan R2, R3 dan R4 diketahui besarnya, maka harga R1
dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan (2).
Yang menjadi persoalan dalam penggunaan jembatan wheatstone ini adalah
bagaimana mendapatkan dan meyakinkan agar tegangan Vcd = 0. Dalam percobaan
ini ada 2 alat untuk mengindikasikan bahwa beda potensial Vcd adalah nol yaitu
dengan Volt meter dan lampu. Jembatan dalam keadaan setimbang dicapai apabila
jarum penunjuk volt meter menunjukkan angka nol. Sementara untuk lampu, lampu
akan tidak menyala apabila beda potensial Vcd adalah nol.

4
BAB III
LANGKAH KERJA

3.1. Alat dan Bahan

NAMA ALAT GAMBAR ALAT JUMLAH/ SPESIFIKASI

Power Supply 1 buah

Multimeter 2 buah

Resistor - 47Ω, 100Ω, 1kΩ

Resistor Variabel 2 buah

Voltmeter 1 buah

Lampu
2 buah
6V

Kabel 10 buah

5
3.2. Langkah Kerja
Sebelum melakukan pratikum:
1. Persiapkan alat dan bahan.

2. Pastikan sumber listrik dalam keadaan mati atau MCB turun.

3. Periksa semua alat dan bahan menggunakan multimeter.

4. Jika ada alat atau bahan yang rusak, gantilah alat atau bahan yang rusak ke
toolman.

Saat melakukan pratikum:


1. Buat rangkaian seperti pada gambar 2 dan beri R1 = 1KΩ dan untuk R2 = 1K2Ω
2. Beri tegangan Vs = 10 Volt
3. Atur potensiometer( R1, R2, R3, dan R4 ) hingga penunjukkan tegangan pada voltmeter
V ada angka nol.

R1
R3

V
Vs C D
R4
R2

Jembatan wheatstone dengan indicator menggunakan voltmeter


4. Lepaskan rangkaian kemudian ukur tahanan(R1,R2,R3,R4)dengan ohmmeter. Hasil
pengukuran masukkan ke dalam tabel 1.
5. Buat rangkaian sepertigambar dibawah. Gunakan R1dan R2 adalah resistor yang
bernilai resistansi tetap masing-masing 100Ω dan 47Ω.
6. R3dan R4 adalah potensiometer dengan nilai 75Ω.

R1
100Ω R3

Vs C D
V R4
R2
47Ω

Indikator yang menunjukkan kesetimbangan digunakan lampu

6
7. Berikan tegangan Vs = 10V
8. Atur Potensiometer hingga lampu tidak menyala.
9. Lepaskan rangkaian kemudian ukur R3 dan R4 dengan ohmmeter kemudian masukkan
nilainya pada tabel 2.
10. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah

Rx
R2

V
Vs
R1 R3

Rangkaian untuk menentukan nilai R


11. R3 adalah potensiometer yang berfungsi mengatur tegangan di R3 agar beda potensial
voltmeter V= 0.
12. Buat nilai Rx = 100Ω, R1 = 47Ω, R2 = 1kΩ.
13. Beri tegangan Vs = 10V dan atur tahanan R3 hingga tegangan di Voltmeter sama
dengan 0.
14. Lepaskan rangkaian dan ukur R3 dengan menggunakan ohmmeter
15. Hitung berapa nilai Rx dengan menggunakan rumus. Apakah nilai tahanan sesuai
dengan nilai spesifiknya ? Berikan kesimpulan.

PERTANYAAN
1. Berdasarkan data yang anda peroleh pada tabel 1, jelaskan pengaruh dan peran
masing-masing pada penunjukkan tegangan pada titik c dan d.
2. Jelaskan peran R3terhadap harga Rx dalam rangkaian 3.2 (tabel data 3)
3. Berikan kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan.

7
BAB IV
DATA PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA

A. Data Percobaan

1. Tabel I
Vs R1 R2 R3 R4 R1 x R4 = R2 x R3 Keterangan
72,5 Ω 1,6 Ω 75 Ω 2,5 Ω 181,25 = 120 Voltmeter
10 V
10,1 Ω 8,5 Ω 1Ω 6,9 Ω 10,1 = 58,65 Lampu
8,5 Ω 2,1 Ω 3,5 Ω 0,8 Ω 6,8 = 7,35 Voltmeter
12 V
8,5 Ω 2Ω 7Ω 0,5 Ω 4,25 = 14 lampu

2. Tabel II
Vs R1 R2 R3 R4 R1 x R4 = R2 x R3 Keterangan
100 Ω 47 Ω 14,5 Ω 16,5 Ω 1650 = 681,5 Voltmeter
10 V
100 Ω 47 Ω 19,8 Ω 17 Ω 1700 = 930,6 Lampu
100 Ω 47 Ω 9,5 Ω 16 Ω 1600 = 446,5 Voltmeter
12 V
100 Ω 47 Ω 20 Ω 17,5 Ω 1750 = 940 lampu

3. Tabel 3
Vs RX R1 R2 R3 R1 x R4 = R2 x R3 Keterangan
10 V 100 Ω 47 Ω 1k Ω 510 Ω 51k = 47k Voltmeter

12 V 100 Ω 47 Ω 1k Ω 490 Ω 49k = 47k Voltmeter

8
B. Analisa Data
1. Spesifikasi untuk Tabel I
a. 10 Volt (Voltmeter) b. 10 Volt (Lampu)
R1 x R4 = R2 x R3 R1 x R4 = R2 x R 3
72,5 x 2,5 = 1,6 x 75 10,1 x 6,9 = 8,5 x 1
181,25 = 120 69,69 = 8,5

Selisih = 181,25 - 120 Selisih = 69,69 – 8,5


= 61,25 Ω = 61,19 Ω

Selisih yang didapat menunjukkan bahwa, kurangnya ketelitian dalam menentukan


galvometer menunjukkan angka nol. Hal tersebut dikarenakan kurang teliti dalam
menentukan posisi tahanan potensiometer pada saat praktik dan adanya faktor usia
yang dapat menyebabkan kurang baiknya alat tersebut saat digunakan.

2. Spesifikasi untuk Tabel II


a. 10 Volt (Voltmeter) b. 10 Volt (Lampu)
R1 x R4 = R2 x R 3 R1 x R4 = R2 x R3
100 x 16,5 = 47 x 14,5 100 x 17 = 47 x 19,8
1650 = 681,5 69,69 = 8,5

Selisih = 1650 – 681,5 Selisih = 1700 – 930,6


= 968,5 Ω = 769,4 Ω

Selisih yang didapat menunjukkan bahwa, kurangnya ketelitian dalam menentukan


galvometer menunjukkan angka nol. Hal tersebut dikarenakan kurang teliti dalam
menentukan posisi tahanan potensiometer pada saat praktik dan adanya faktor usia
yang dapat menyebabkan kurang baiknya alat tersebut saat digunakan.

9
3. Spesifikasi untuk Tabel III
a. 10 Volt (Voltmeter)
RX x R3 = R1 x R 2
100 x 510 = 47 x 1000
51000 = 47000

Selisih = 51000 – 47000


= 4000 Ω

Selisih yang didapat menunjukkan bahwa, kurangnya ketelitian dalam menentukan


galvometer menunjukkan angka nol. Hal tersebut dikarenakan kurang teliti dalam
menentukan posisi tahanan potensiometer pada saat praktik dan adanya faktor usia
yang dapat menyebabkan kurang baiknya alat tersebut saat digunakan.

JAWABAN PERTANYAAN
1. Peran titik c dan d digunakan sebagai titik acuan penentu nilai tegangan antara
hambatan R1 dan R2 dengan R3 dan R4. Untuk menentukan agar tahanan masing-
masing memiliki nilai yang setara maka dapat digeser nilai tahanan gesernya dan
dapat dilihat nilai tegangan yang mengalir pada voltmeter dititik c dan d, apabila
nilai tegangan pada voltmater di titik c dan d sudah bernilai nol maka nilai tahanan
a, b, c, dan d sudah seimbang.

2. R3 adalah nilai resistansi pada potensiometer. Peran R3 terhadap Rx pada tabel 3


adalah sebagai pembanding dalam menentukkan harga Rx untuk dapat
membuktikan persamaan jembatan Wheatstone pada rangkaian tersebut.

3. Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah prinsip jembatan Wheatstone dapat
digunakan untuk mengetahui nilai suatu tahanan atau impedansi yang tidak kita
ketahui dalam suatu rangkaian listrik dengan menggunakan prinsip jembatan
Wheatstone.

10
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan
Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja
suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk
oleh empat buah tahanan (R) yang merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0).
Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak akan
mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut. Jembatan Wheatstone
merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak
diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk
mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer
sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).

5.2 Saran

 Ikuti dan patuhi SOP dan semua aturan yang ada.


 Paham secara teori terlebih dahulu sebelum praktik.
 Sebelum memasang kabel pada rangkaian,cek terlebih dahulu kondisi kabel yang
akan digunakan dengan multimeter.
 Teliti dalam membaca skala pada alat ukur dan juga dalam merangkai komponen
rangkaian.
 Kerjasama tim sangat dibutuhkan.
 Dalam setiap melakukan percobaan, disarankan bekerja sesuai langkah kerja.
 Jangan terburu-buru dalam merangkai rangkaian yang ada pada job sheet.
Lakukan dengan pelan-pelan dan hati-hati agar mendapatkan hasil yang baik.

11

Anda mungkin juga menyukai