3, Oktober
2015
Imam Faozan
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta
Abstrak -- Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui komponen mesin refrigerasi khususnya
pembahasan evaporator. Dalam penelitian ini digunakan lemari pendingin (kulkas ) sederhana untuk
pengawetan dan pendinginan bahan makanan dalam rumah tangga. Untuk refrigerant yang
digunakan adalah Refrigerant Freon R – 22 dan Freon R - 134a sebagai perbandingan dan untuk
mengetahui performance evaporator ( COP ) pada mesin refrigerasi untuk rumah tangga. Lemari
pendingin yang dianalisa berukuran tinggi = 1 m, panjang = 0,55 m dan lebar 0,5 m. Temperatur
evaporasi = -5°C dan temperature kondensasi = 40°C.
2.4 Pemilihan Siklus Refrigerasi Pada sistem siklus refrigerasi kompresi uap
(Vapor compression refrigeration cycle) kompressor
Dalam siklus refrigerasi, refrigerant dalam mengkompresikan dalam phasa uap sehingga
menjalankan fungsinya sebagai fluida kerja tekanan dan temperaturnya naik, sehingga
mengalami perubahan phasa dari cair menjadi refrigerant mudah mengembun (kondensasi) di
uap, kemudian dari phasa uap kembali menjadi dalam kondensor. Lalu tekanan dan temperatur di
phasa cair, sehingga merupakan suatu siklus turunkan oleh katup ekspansi agar cairan tersebut
aliran yang tertutup, kecuali siklus refrigerasi dapat menguap kembali (evaporasi), sambil
yang menggunakan udara sebagai menyerap panas dari objek yang di inginkan, siklus
refrigerannya, dimana phasa refrigerant tetap dari aliran refrigerant tersebut dapat kita lihat pada
dalam phasa gas. Berdasarkan proses yang Gambar 2.3 dalam menjalankan fungsinya
dialami refrigerant, siklus dapat di bedakan atas: refrigerant mengalami proses:
1) Siklus refrigerasi kompresi uap (Vapor a) Evaporasi (penguapan) di evaporator
ISSN 2089 - 7235
3 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober
2015
b) Kompressi (pemompaan) di kompressor
c) Kondensasi (pengembunan) di kondensor 2.5 Siklus Pendingin / Siklus Refigerasi
j / kg 8 /
as M = 28,056 kg/det 2 3
sa 1 k k
Daya
R Ko , j g
m
ef pr 5
es McGratℎ,) = 7,48
rig so efesiensi
r isentropis b) Refrigeran R-134a
er (P diperkirakan
ko sekitar 95 % =
an m 0,95 sehingga:
p) h2 - h1
t Pk
h =
403,4 Dari P–h
diagram
o 2’ 96 berdasarkan
M = = kJ/kg
+ temperature
m h
1 kondensasi yaitu
p + 400C diperoleh:
=
Q M is
x 424 -
Qk P = 1,01 Mpa
tot
o 403,496 H2
m =
al
QEv p = 425,079 420
= 28,056 kJ/k
Qtot = Beban kg/det x kJ/kg
pendingin Total g
21,583 kj/kg 0 ( Di
( kW ) = 605,532 , agra
= 4531,8952 kJ/det 9 m )
4531,89 5 h3=
52kW Coefficent Of Pada proses h4 =
M = Performance (COP) ekspansi (3 – 4 ) 337,
161,53k
didalam silinder 5
h1 = 403,496 Q
C terjadi kerugian kJ/k
kj/kg ( Tabel )
O
E (losses) dikatup g
v
P buang seingga ( Di
Pada proses
= proses ekspansi agra
kompressi (1-2)
di dalam silinder Q menjadi (3– 4). m)
K Losses pada
terjadi kerugian
= o katup buang Dari P – h
(losses) dikatup m (menurut: diagram
buang seingga p
McGratℎ,) berdasarkan
proses 1 diperkirakan temperatur
kompressi
6 sekitar 5 % = evaporasi pada
menjadi (1-2,). 0,05, sehingga: freezer yaitu -
Losses pada 1 Qevap actual = Qevap 50C diperoleh: P
katup buang
, ideal = 0,24 Mpa
(menurut: h1 - h 1 = ( h - h )
4 1 4 1 4 H1 = 395 kJ/kg
5 – 0,05 (h - h ) ( Diagram )
h 1 = (hh- -( hh -)h ) –
0,05
3
Pada proses
k kompressi (1-2)
j didalam silinder
terjadi kerugian
(losses) dikatup
/ 4 1 1 4 buang
1 4
= 403,496 0,05 ( 403,
kj/kg - (403, 496 kj/kg -
k 496 kj/kg - 249,686
249,686 kj/kg)
g kj/ kg ) – = 165,09 kj/kg
105 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 04, No. 3, Oktober
2015
seingga (menurut:
proses McGratℎ,)
kompressi efisiensi
menjadi (1-2,). isentropis
Losses pada diperkirakan
katup buang sekitar 95 % =
0,95 sehingga:
h
Panas h 2
yang 4 2’-
diserap = h1 420 - 395
oleh h
evaporato 1 is
r EV = h1 +
-h 1
= 403,
496
kj/kg -
241,9
66 kj/
kg
= = kJ / kg
161 0
,53 3 ,
kj/k 9 9
g 5
5
Panas k
yang J
dihasilk /
an k
Konde g
nsor
Qkond +
= h2¹ -
h3 =
4
2
1
,
3
1
5
k
J
/
k
g
Pada proses ekspansi (3-4) didalam silinder
terjadi kerugian (losses) dikatup buang Grafik Freon R - 22 vs Freon R - 134a
seingga proses ekspansi menjadi (3-4). 1500 1338.065
Losses pada katup buang (menurut:
McGratℎ,) diperkirakan sekitar 5 % = 0,05,
sehingga: 1000
Qevap actual = Qevap ideal
h1 - h4 1 = ( h1- h4) – 0,05 ( h1- h4 ) 605.532
h41 = h 1- ( h 1- h 4) – 0,05 ( h 1- 4h ) 500
= 395 kJ/kg - (395 kJ/kg – 337,5 kJ/ kg ) 161.53 175.393
– 0,05 (395 kJ/kg – 337,5 kJ/ kg) 21.583 4.12
= 305,875 kJ/kg 0 28.056 7.48
2
98.12583.815 6.315 50.848
Panas yang diserap oleh evaporator
EV = h1 - h 41 -500
= 395 kJ/kg – 305,875 kJ/ kg R - 22 R - 134a
= 98,125 kJ/kg
Gambar 3.2. Grafik perbandingan Refrigerant –
22 dengan Refrigerant R – 134a
Panas yang dihasilkan Kondensor
Qkond = h2¹ - h3
Pada grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
= 412,315 kJ/kg – 337,5 kJ/kg
Analisa Termodinamika evaporator berbeda
= 83,815 kJ/kg
dengan menggunakan dua Refrigerant yaitu R –
Kerja yang diserap Kompressor 22 dan R – 134a, yang mana pada R - 22
Qkomp = h2¹ - h1 Qevap, Qcond, COP lebih besar dibandingkan R
= 412,315 kJ/kg – 395 kJ/kg – 134a dan untuk Qcomp, M dan Pm pada R –
= 26,315 kJ/kg 22 lebih kecil dibandingkan R – 134a.
Laju aliran massa Refrigerant
3.5 Hasil perbandingan Panas Freezer dan
Q Cooler
M = total Tabel 3.2 perbandingan Panas Freezer dan
QEv Cooler
Qtot = Beban pendingin Total ( kW ) Nilai Perpindahan Qfreezer Qcooler
= 4531,8952 Panas (W) (W)
4531,8952kW Q kabin 165,682 159,339
M =
Q produk 9,037 0.057
89,125kj / kg
Q buka tutup 12,046 12,046
M = 50,848 kg/det
Q lampu 15,55 15,55
Daya Kompressor ( Pkomp ) Q rak 0.878 0.603
Pkomp = M x Qkomp Q infiltrasi 25.6 31.236
= 50,858 kg/det x 26,315 kj/kg
= 1338,065 kJ/det