Anda di halaman 1dari 28

 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem refrigerasi telah memainkan peranan yang sangat penting saat ini. Hal ini
terlihat dari semakin banyaknya penggunaan sistem ini baik di industri maupun rumah
tangga. Sebagai contoh adalah pada pemrosesan maupun pengawetan makanan,
 penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia, pengkondisian udara dan sebagainya.

Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.


Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan
sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem refrigerasi.

Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak
digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemasi es
gambar 1 freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di pasarkan
dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang diperlukan.
Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing oleh karena itu, diperlukan kebijakan dalam memilih refrigerant yang paling
aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan datang.

Pada sistem refrigerasi terdapat beberapa komponen utama yaitu kompresor untuk
menaikkan tekanan refrigeran, kondenser untuk membuang panas dari refrigeran, alat
ekspansi untuk menurunkan tekanan refrigeran, dan evaporator untuk menyerap panas
dari luar kedalam refrigeran.

Pada makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai sistem refrigerasi, baik itu
siklus  –   siklus pada refrigerasi, macam  –   macam refrigerant yang digunakan dalam
 proses refrigerasi, dll.

1
 

1.2 Tujuan
a.  Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika II
 b.  Memahami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi
c.  Memahami konsep dasar perubahan bentuk energi di siklus –  siklus refrigerasi
d.  Mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan keseimbangan
energi yang terjadi pada siklus –  siklus refrigerasi
e.  Mengetahui jenis –  jenis dari refrigeran serta memilih refrigeran yang sesuai

1.3 Rumusan Masalah
a.  Apakah yang dimaksud dengan Refrigerasi ?
 b.  Apakah yang dimaksud dengan siklus Refrigerasi ?
c.  Apa sajakah macam –  macam dari siklus Refrigerasi ?
d.  Apa sajakah yang termasuk kedalam refrigeran ?
e.  Bagaimanakah menentukan refrigeran yang tepat dan sesuai ?

1.4 Manfaat
a.  Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari berbagai jenis siklus refrigerasi
 b.  Mahasiswa dapat memahami konsep dasar perubahan bentuk energi di siklus
refrigerasi
c.  Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menguraikan, dan menganalisa persoalan
keseimbangan energi yang terjadi pada siklus refrigerasi
d.  Mahasiswa dapat mengetahui jenis  –   jenis dari refrigeran serta dapat memilih
refrigeran yang sesuai

2
 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN REFRIGERASI

 Refrigeran  merupakan bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk


menyerap panas melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang panas
melalui perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi), sehingga refrigeran dapat dikatakan
sebagai pemindah panas dalam sistem pendingin. Adapun pengertian lainnya adalah
 Refrigerasi atau pendinginan merupakan proses pengambilan atau pengeluaran kalor dari
suatu materi atau ruangan dan mempertahankan keadaannya sedemikian rupa sehingga
temperaturnya lebih rendah dari pada lingkungan sekitarnya. Pada prinsipnya refrigerasi
adalah terapan dari mata kuliah Perpindahan Panas dan Thermodinamika, dimana kalor
akan mengalir atau berpindah dari suatu keadaan yang mempunyai temperatur tinggi ke
suatu keadaan yang bertemperatur rendah.
Sedangkan pengkondisian udara atau penyegaran udara adalah merupakan satu
dari teknik-teknik refrigerasi. Penyegaran udara itu sendiri adalah suatu proses
 pendinginan udara sehingga dapat dicapai temperatur dan kelembaban yang sesuai
dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu serta
mengatur aliran udara dan kebersihan udaranya.
Untuk mencapai tujuan dari penyegaran udara tersebut, dibutuhkan suatu fluida
kerja yang disebut refrigeran. Dimana refrigeran akan dialirkan melalui sistem. Dalam
sistem tersebut, refrigeran mengalami beberapa proses atau perubahan fase (cair dan
uap), yaitu refrigeran yang mula-mula pada keadaan awal (cair), setelah melalui beberapa
 proses akan kembali ke keadaan awalnya.

3
 

2.2  PERALATAN - PERALATAN POKOK REFRIGERASI

Operasi refrigerasi butuh suatu mesin yang disebut dengan refrigerator. Refrigerator
merupakan kumpulan serangkaian peralatan, seperti:
1. Kompressor.
2. Kondensor.
3 Akumulator.
4. Mesin ekspansi / katup ekspansi.
5. Evaporator.

2.2.1 Kompresor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk menghisap uap refrigerant dan
mengkompresinya sehingga tekanan uap refrigerant naik sampai ke tekanan yang
diperlukan untuk pengembunan (kondensasi) uap regrigerant di dalam kondensor.
Kompressor ini digerakkan oleh sumber tenaga dari mesin penggerak, seperti:
  Motor listrik
  Motor bakar
  Diesel
  Mesin uap
  Turbin gas
Pada kompressor, berlaku persamaan neraca energi;
W = H  –  H
kompressor 1 2

Karena kompressi, fluida kerja (uap refrigerant) terkompressi menjadi naik


entalpinya (H2 > H J, sehingga dapat dikatakan energi dari sumber digunakan untuk
menaikkan entalpi fluida kerja.
-W = ΔH 
kompressor

4
 

2.2.2 Kondensor

Kondensor merupakan alat penukar panas yang berguna untuk mendinginkan uap
refrigerant dari kompressor agar dapat mengembun menjadi cairan. Pada saat
 pengembunan ini, refrigerant mengeluarkan sejumlah kalori (panas pengembunan)
yang mana panas ini diterima oleh media pendingin di dalam kondensor.

2.2.3 Akumulator

Merupakan alat yang berguna untuk mengumpulkan cairan refrigerant yang


 berasal dari kondensor. Dengan adanya alat ini akan memudahkan pengaturan stock
dari total refrigerant.

2.2.4 Mesin Ekspansi atau Katup Ekspansi


Mesin atau katup ekspansi ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari cairan
refrigerant sebelum masuk ke evaporator, sehingga akan memudahkan refrigerant
menguap di evaporator dan menyerap kalori (panas) dari media yang didinginkan.

2.2.5 Evaporator

Juga merupakan alat penukar panas. Refrigerant cair dengan tekanan rendah
setelah proses ekspansi, diuapkan dalam alat ini. Untuk penguapan refrigerant cair ini
tentunya diperlukan sejumlah kalori, yang mana diambil dari media yang akan
didinginkan oleh sistem refrigerasi. Misalnya pada mesin Air Conditioning (AC),
media yang didinginkan adalah udara di dalam ruangan (kamar). Begitu pula pada
kulkas, media yang didinginkan adalah ruangan dalam kulkas dan segala sesuatu
yang berada dalam kulkas. Uap refrigerant yang terbentuk di evaporator langsung
dihisap oleh kompressor, demikian seterusnya mengulangi langkah pertama tadi
sehingga membentuk suatu siklus, yang disebut dengan siklus refrigerasi.

5
 

2.3 SIKLUS REFRIGERASI

Siklus refrigerasi adalah siklus kerja yang mentransfer kalor dari media
 bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi dengan menggunakan kerja dari luar
sistem. Secara prinsip merupakan kebalikan dari siklus mesin kalor (heat engine). Dilihat
dari tujuannya maka alat dengan siklus refrigerasi dibagi menjadi dua yaitu refrigerator 
 
yang berfungsi untuk mendinginkan media dan heat pump yang berfungsi untuk
memanaskan media. Ilustrasi tentang refrigerator   dan heat pump  dapat dilihat pada
gambar di bawah.

Prinsip terjadinya suatu pendinginan di dalam sistem refrigerasi adalah


 penyerapan kalor oleh suatu zat pendingin yang dinamakan refrigeran. Karena kalor yang
 berada disekeliling refrigeran diserap, akibatnya refrigeran akan menguap, sehingga
temperatur di sekitar refrigeran akan bertambah dingin. Hal ini dapat terjadi mengingat
 penguapan memerlukan kalor.

Di dalam suatu alat pendingin (misal lemari es) kalor diserap di “evaporator” dan
dibuang ke “kondensor”. Uap refrigeran yang berasal dari evaporator yang bertekanan
dan bertemperatur rendah masuk ke kompresor melalui saluran hisap. Di kompresor, uap
refrigerant tersebut dimampatkan, sehingga ketika ke luar dari kompresor, uap refrigeran
akan bertekanan dan bersuhu tinggi, jauh lebih tinggi dibanding temperatur udara sekitar.

6
 

Kemudian uap menunjuk ke kondensor melalui saluran tekan. Di kondensor, uap tersebut
akan melepaskan kalor, sehingga akan berubah fasa dari uap menjadi cair (terkondensasi)
dan selanjutnya cairan tersebut terkumpul di penampungan cairan refrigeran. Cairan
refrigeran yang bertekanan tinggi mengalir dari penampung refrigeran ke katup ekspansi.
Keluar dari katup ekspansi tekanan menjadi sangat berkurang dan akibatnya cairan
refrigeran bersuhu sangat rendah. Pada saat itulah cairan tersebut mulai menguap yaitu di
evaporator, dengan menyerap kalor dari sekitarnya hingga cairan refrigeran habis
menguap. Akibatnya evaporator menjadi dingin. Bagian inilah yang dimanfaatkan untuk
mengawetkan bahan makanan atau untuk mendinginkan ruangan. Kemudian uap
refrigeran akan dihisap oleh kompresor dan demikian seterusnya proses-proses tersebut
 berulang kembali.

Siklus refrigerasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut,


1.  Siklus kompresi uap (vapor compression refrigeration cycle) dimana refrigeran
mengalami proses penguapan dan kondensasi, dan dikompresi dalam fasa uap.
2.  Siklus gas ( gas refrigeration cycle), dimana refrigeran tetap dalam kondisi gas.
3.  Siklus bertingkat (cascade refrigeration cycle), dimana merupakan gabungan lebih
dari satu siklus refrigerasi.
4.  Siklus absorpsi (absorption refrigeration cylce), dimana refrigeran dilarutkan dalam
sebuah cairan sebelum dikompresi.
5.  Siklus termoelektrik (thermoelectric refrigeration cycle), dimana proses refrigerasi
dihasilkan dari mengalirkan arus listrik melalui 2 buah material yang berbeda.

Kinerja suatu refrigerator   dan heat pump  dinilai dari besarnya koefisien kinerja
(coefficient of performance COP) yang didefinisikan sebagai berikut,

output tujuan efek pendingina n QL


COPR    
kerja yang dibutuhkan input kerja W net,in
 
output tujuan efek pemanasan QH
COPHP   
kerja yang dibutuhkan input kerja W net,in

7
 

Harga COPR   dan COPHP  umumnya lebih besar dari satu dimana COPHP  = COPR   + 1
untuk suatu rentang tekanan kerja yang sama.

2.3.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap


Gambar di bawah menunjukkan siklus refrigerasi kompresi uap ideal secara skematis.
Di sini refrigeran dalam kondisi uap jenuh masuk ke kompresor dan keluar sebagai uap
 panas lanjut. Refrigeran kemudian masuk ke kondenser untuk melepas kalor sehingga
terjadi kondensasi sampai ke kondisi cairan jenuh. Keluar kondenser refrigeran masuk ke
katup ekspansi untuk menjalani proses pencekikan (throttling ) sehingga mengalami
 penurunan tekanan dan berubah menjadi campuran jenuh. Proses terakhir ini bisa juga
diganti dengan sebuah turbin isentropis untuk menaikkan kapasitas pendinginan dan
menurunkan kerja input (dengan kompensasi kompleksnya sistem). Selanjutnya refrigeran
masuk ke evaporator untuk menyerap kalor sehingga terjadi proses evaporasi dan siap
untuk dilakukan langkah kompresi berikutnya.

Siklus refrigerasi kompresi uap ideal dapat digambarkan dalam diagram T-s  seperti
gambar di atas-kanan. Proses-proses yang terjadi adalah,
1-2 : Kompresi isentropis dalam kompresor
2-3 : Pembuangan kalor secara isobaris dalam kondenser
3-4 : Throttling  dalam katup ekspansi atau tabung kapiler
4-1 : Penyerapan kalor secara isobaris dalam evaporator

8
 

Persamaan energi untuk komponen-komponen refrigerator bisa dituliskan sebagai berikut:


q  w   he   hi  

dimana diasumsikan perubahan energi kinetik dan potensial bisa diabaikan.

Dari notasi-notasi pada gambar di atas maka COPs dapat dituliskan sebagai berikut:
qL h1  h4
COPR   

wnet,in h2  h1
 
qH h2  h3
COPHP  

wnet,in h2  h1

di mana h1   hg @p1 dan h3   hf @p3 .

Contoh Soal
Refrigerator menggunakan refrigeran R-12 dan beroperasi dengan siklus kompresi uap
ideal antara 0,14 dan 0,8 MPa. Apabila laju massa refrigeran 0,05kg/s, tentukan (a) laju
kalor dari ruangan yang didinginkan dan kerja kompresor, (b) laju kalor yang dibuang ke
lingkungan, (c) COP

Solusi
Dari tabel Refrigeran-12 (Tabel A-11A13)
Kondisi 1 (uap jenuh) :

h1  h g @ 0,14 MPa  177,87 kJ/kg


 p1  0,14MPa    
 s1   s g @ 0 ,14 MPa  0,7102 kJ/kg

Kondisi 2 (uap panas lanjut) :

 p2  0,8MPa
  h2  208,65 kJ/kg  
 s2   s1 
Kondisi 3 (cairan jenuh) :
 p 3  0,8MPa 
  h  3  h f  @ 0,8 MP a  67,3 kJ/kg  

Kondisi 4 (campuran jenuh) :


h4   h
  3  67 ,3 kJ/kg  

9
 

(a) Laju kalor yang diserap dari media yang didinginkan:

Q L 
  m (h  1  h4 )
 0,05  (117,87  67,3)  5,53 kW  
Kerja kompresor:
in   m (h  2  h1 )

 
 0,05  (208,65  177,87)  1,54 kW

(b) Kalor yang dibuang ke lingkungan:

Q H   m
 (h  2  h3 )
 0,05  (208,65  67,3)  7,07 kW  

(c) Coefficient of Performance:


qL 5,53
COPR       3,59  
wnet,in 1,53

2.3.2 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Aktual


Pada kenyataannya refrigerator atau heat pump akan bekerja dengan suatu proses
yang menyimpang dari siklus idealnya akibat ireversibilitas dalam tiap komponennya.
Ireversibilitas ini pada umumnya disebabkan oleh gesekan fluida dan perpindahan kalor
dari atau ke lingkungan sekitar. Siklus refrigerasi kompresi uap aktual dapat digambarkan
secara skematis seperti gambar di bawah.

10
 

Hal-hal yang terjadi dalam siklus aktual:


1.  Refrigeran sudah dalam kondisi uap panas lanjut sebelum masuk ke kompresor.
2.  Akibat cukup panjangnya pipa penghubung kompresor-evaporator akan
mengakibatkan rugi tekanan. Rugi tekanan yang disertai peningkatan volume spesifik
dari refrigeran membutuhkan power input yang lebih besar.
3.  Dalam proses kompresi ada rugi gesekan dan perpindahan kalor yang akan
meningkatkan entropi (1-2) atau menurunkan entropi (1-2') dari refrigeran tergantung
kepada arah perpindahan kalornya. Proses (1-2') lebih disukai karena volume
spesifiknya turun sehingga power input bisa lebih kecil. Hal ini bisa dilakukan apabila
dilakukan pendinginan dalam langkah kompresi.
4.  Di dalam kondenser akan terjadi juga rugi tekanan.
5.  Refrigeran dalam kondisi cairan terkompresi ketika masuk dalam katup ekspansi.

Contoh Soal  
Dalam sebuah refrigerator aktual, R-12 masuk ke kompresor sebagai uap panas lanjut
 pada 0,14MPa, 20C, laju massa 0,05kg/s, dan keluar pada 0,8MPa, 50C. Refrigeran

didinginkan dalam kondenser sampai 26C, 0,72MPa dan di-throttling   sampai 0,15MPa.
Dengan mengabaikan rugi kalor dan rugi tekanan dalam pipa-pipa sambungan tentukan (a)
laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor, (b) efisiensi adaibatik
kompresor, (c) COP.

11
 

Solusi 
Dari Tabel refrigeran
Kondisi 1 (uap panas lanjut) :

 p1  0,14 MPa 


  h1  179,01 kJ/kg  
T 1  20C 

Kondisi 2 (uap panas lanjut) :

 p2  0,8 MPa 


  h2  213,45 kJ/kg  
T 2  50C 

Kondisi 3 (cairan terkompresi)

 p3  0,72 MPa 


  h3  hf @ 26C  60,68 kJ/kg 
T 3  26C 
Kondisi 4 (campuran jenuh) :
h4   h
  3  60,58 kJ/kg  

(a) Laju kalor yang diserap dari media yang didinginkan:

Q L 
  m (h  1  h4 )
 
 0,05  (179,01- 60,68)  5,92 kW
Kerja kompresor:
   m (h   h )
W in 2 1

 0,05  (213,45- 179,01)  1,72 kW  


(b) Efisiensi adiabatis:
h2 s  h1
 C    
h2  h1

di sini

 p2 s  0,8MPa 
  h2 s  210,08 kJ/kg  
 s2 s   s1  0.7147 kJ/(kg.K)

Sehingga,
210,08 - 179,01
 C    90 ,2%
213,45 - 179,01  

12
 

(c) Coefficient of Performance:


qL 5,82
COPR       3,44  
wnet,in 1,72

2.3.3 Inovasi Siklus Refrigerasi Kompresi Uap


Dalam aplikasi sistem refrigerasi di industri, gedung bertingkat dan lain-lain, sistem
dengan siklus sederhana seperti dijelaskan sebelumnya tidak mencukupi. Untuk itulah
diperlukan modifikasi supaya memenuhi kriteria penggunaan.

Sistem Cascade
Di industri sering dibutuhkan kondisi refrigerasi dengan temperatur yang cukup
rendah dan sekaligus dalam rentang temperatur yang lebar. Rentang temperatur yang lebar
 berarti bahwa sistem refrigerasi harus bisa beroperasi dalam beda tekanan yang besar
dimana hal ini hanya bisa dipenuhi apabila tingkat refrigerasi dibuat lebih dari satu. Di sini
 prinsipnya adalah menggabungkan dua buah siklus kompresi uap di mana kondenser dari
siklus dengan tekanan kerja lebih rendah akan membuang panas ke evaporator dari siklus
dengan tekanan kerja lebih tinggi dalam sebuah alat penukar kalor (heat exchanger ).
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut.

13
 

Dalam heat exchanger antara siklus bawah dan siklus atas terjadi hubungan:
 A (h5  h8 )  m B (h2  h3 )
m
A
m h2  h3  

B
m h5  h8

Juga,

Q L  B (h1  h4 )
m
COPR,cascade    

W   A (h6  h5 )  m B (h2  h1 )
m
net,in

Dalam sistem cascade  maka jenis refrigeran untuk siklus tekanan tinggi (A) dan siklus
tekanan rendah (B) tidak perlu sama sehingga pemilihan refrigeran akan bisa lebih fleksibel
karena bisa disesuaikan dengan batas bawah dan atasnya.

Contoh Soal  
Sistem refrigerasi cascade 2 tingkat beroperasi antara 0,8 dan 0,14 MPa. Setiap tingkat
 beroperasi dengan siklus kompresi uap ideal dengan R-12 sebagai fluida kerja. Kalor
dibuang dari siklus tekanan rendah ke tekanan tinggi dilewatkan alat penukar kalor adiabatik
dimana masing-masing fluida kerja bertekanan 0,32MPa. Apabila laju fluida kerja pada
siklus tekanan tinggi adalah 0,05 kg/s, tentukan (a) laju fluida kerja pada siklus tekanan
rendah, (b) laju kalor dari media yang didinginkan dan kerja kompresor, (c) COP

Solusi 
Misal siklus tekanan tinggi diberi indeks A, siklus tekanan rendah dengan indeks B

(a) Dari keseimbangan energi di alat penukar kalor


 A (h5  h8 )     m B (h2  h3 )  
m

Dari Tabel R-12 didapatkan:


h5  hg @0,32MPa  188,00 kJ/kg   ;   h8  67,3 kJ/kg
 
h3  hf  @0,32MPa  37,08 kJ/kg   ;   h2  191,97 kJ/kg;

14
 

sehingga
h5 h8 188 ,0 67,3
 B   m A
 

m   0,05
   0,039 kg/s  
h2  h3 191,97  37,08

(b) Laju kalor yang diserap dari media yang akan didinginkan:

Q L   m
  B  (h1  h4 )  
Dari Tabel R-12 diketahui:
h1  hg @0,14MPa  177
   ,87 kJ/kg   ;   h6  204 ,18 kJ/kg  

sehingga

Q L   5,49 kW  

Kerja kompresor:
  W 
 
W in comp A  W comp B
 
 m A (h6  h5 )  m B (h2  h1 )  1,36 kW
(c) Coefficient of Performance 

Q
COPR     L  4,04  

W  in

Sistem Banyak Tingkat (Multistage System)


Pada prinsipnya adalah tidak berbeda dengan sistem cascade. Perbedaannya adalah
digantinya heat exchanger   dengan mixing chamber dan flash chamber  di mana di sini akan
terjadi pencampuran refrigeran yang melewati siklus tekanan atas dan siklus tekanan
 bawah. Secara skematis sistem banyak tingkat dapat digambarkan seperti gambar dibawah.

15
 

Disini yang perlu diperhatikan adalah dalam tiap proses akan mempunyai jumlah laju yang
 berbeda walaupun dalam satu siklus yang sama.

Sistem Multi Purpose Dengan Kompresor Tunggal


Seperti dalam sebuah lemari es di rumah tinggal, beberapa jenis refrigerator
membutuhkan beberapa ruang dengan temperatur yang berbeda. Untuk sistem seperti ini
maka penggunaan beberapa katup ekspansi adalah solusinya, dimana pada proses throttling
 pertama akan didapatkan temperatur moderat (misal bagian refrigerator   5C) dan pada

throttling   selanjutnya akan didapatkan temperatur yang lebih rendah (bagian freezer   -

10C). Gambar di bawah menunjukkan prinsip kerja secara skematis.

16
 

 Pencairan Gas (Liquefaction of Gases)

Di lapangan sering dibutuhkan kondisi dengan temperatur yang sangat rendah (di bawah
-100C), seperti pada proses pemisahan gas oksigen dan nitrogen dari udara, pembuatan
hidrogen cair untuk bahan bakar mesin roket, riset tentang superkonduksi dan lain-lain.
Pada sebuah proses pencairan gas, gas harus didinginkan sampai pada temperatur di
 bawah temperatur kritisnya. Misal temperatur kritis untuk helium, hidrogen, dan nitrogen
adalah masing-masing  – 268, -240, dan -147C. Salah satu metode refrigerasi yang
memungkinkan untuk mendapatkan temperatur sangat rendah ini adalah metode Linde-
Hampson seperti pada gambar di bawah.

17
 

Di sini gas baru yang akan dicairkan (1) dicampur dengan gas yang tidak berhasil dicairkan
 pada tahap sebelumnya (9) sehingga temperaturnya turun sampai titik (2) dan kemudian
 bersama-sama masuk ke kompresor bertingkat. Pengkompresian dilakukan bertingkat sampai
titik (3) dengan dilengkapi intercooling . Gas tekanan tinggi kemudian didinginkan sampai
titik (4) dalam after-cooler   dengan menggunakan media pendingin dan didinginkan lebih
lanjut sampai titik (5) dalam alat penukar kalor regenerative dengan membuang kalornya ke
gas yang tidak berhasil dicairkan pada tahap sebelumnya dan akhirnya di-throttled  ke titik (6)
sehingga berubah menjadi campuran jenuh. Uap dipisahkan dari gas yang telah berubah
menjadi cair untuk kemudian dilewatkan melalui alat penukar kalor regenerative  untuk
menjalani tahap berikutnya.

2.3.4 Siklus Refrigerasi Gas


Dalam pembahasan mengenai siklus Carnot diketahui bahwa apabila arah siklus
dibalik akan didapatkan siklus Carnot terbalik (reversed Carnot cycle) yang merupakan
sebuah refrigerator ideal. Hal ini menimbulkan ide bahwa siklus mesin kalor (heat engine)
dan siklus refrigerator sebenarnya adalah mempunyai prinsip kerja sama hanya arahnya
saja yang berlawanan (perhatikan bahwa siklus refrigerasi yang dibahas di atas adalah
sangat mirip dengan siklus Rankine dengan arah terbalik). Oleh karena itu maka apabila
siklus Brayton dibalik arahnya akan didapatkan apa yang disebut siklus refrigerasi gas
(reversed Brayton cycle).

18
 

Disini akan berlaku bahwa,


qL qL
COPR     
wnet,in wcomp  wturb

dimana,
q L  h1  h4 ;   wturb   h3  h4  ;  wcomp  h2  h1  

Siklus refrigerasi gas ini akan mempunyai COP yang lebih rendah dibandingkan
dengan siklus kompresi uap. Tetapi karena konstruksi yang sederhana dan komponen yang
ringan maka siklus ini banyak dipakai di pesawat terbang dan dapat dikombinasikan
dengan proses regenerasi.

2.3.5 Siklus Refrigerasi Absorpsi


Peningkatan COP dari mesin refrigerasi dapat dilakukan dengan menurunkan kerja
yang dibutuhkan oleh kompresor. Dibanding dengan sebuah kompresor, pompa dapat
melakukan proses kompresi fluida cair dengan kerja input yang jauh lebih kecil untuk laju

19
 

massa yang sama. Oleh karena itu dalam sistem refrigerasi absorpsi, refrigeran akan
dilarutkan dalam fluida cair sebagai media transport sehingga refrigeran dapat dikompresi
dengan kerja yang lebih kecil. Refrigeran yang sering dipakai adalah amoniak dengan
media transport berupa air. Refrigeran lain yang juga dipakai adalah air dengan media
transport berupa lithium bromide atau lithium chloride. Keunggulan sistem ini lebih terasa
apabila ada sumber panas dengan temperatur 100200C yang murah seperti misalnya
energi surya, geotermal dan lain-lain. Skema sistem refrigerasi absorpsi bisa dilihat pada
gambar di atas.

Amoniak murni keluar dari evaporator dan masuk ke absorber. Di dalam absorber,
amoniak larut dalam air sehingga terbentuk larutan air-amoniak. Karena pelarutan amoniak
akan berlangsung dengan lebih baik pada temperatur yang lebih rendah maka larutan
dalam absorber didinginkan dengan cooling water. Larutan air-amoniak kemudian masuk
ke pompa untuk mengalami proses kompresi dan masuk ke regenerator untuk menerima
 panas. Pemanasan larutan air-amoniak lebih lanjut dilakukan dalam generator dengan
sumber panas, misalnya dari energi surya, sehingga terjadi proses penguapan larutan.
Larutan yang menguap kemudian masuk ke rectifier   untuk dilakukan pemisahan amoniak
dan air. Amoniak murni masuk ke kondenser dan melanjutkan siklus refrigerasi, sedangkan
air kembali masuk generator untuk dipakai kembali sebagai media transport. Dari gambar
di atas dapat dilihat bahwa prinsip sistem absorpsi adalah sama dengan dengan sistem
kompresi uap, hanya berbeda pada bagian dalam garis putus-putus.

2.3.6 Sistem Refrigerasi Termoelektrik


Telah diketahui dari apa yang disebut efek Seebeck  bahwa dua buah logam yang
 berbeda apabila ujung-ujungnya dihubungkan kemudian dipanaskan salah satu ujungnya
maka akan timbul arus listrik dalam rangkaian logam tersebut.

20
 

Efek Seebeck ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk sebuah generator listrik yang
 biasa disebut sebagai thermoelectric power generator . Seperti pada bagian sebelumnya
 bahwa siklus daya dan siklus refrigerasi adalah mempunyai prinsip kerja yang sama hanya
dengan arah yang berlawanan, maka siklus daya termoelektrik ini bisa juga dipakai untuk
siklus refrigerasi. Siklus refrigerasi termoelektrik akan memanfaatkan efek Peltier dimana
apabila dialirkan arus listrik dalam rangkaian yang terbuat dari dua buah logam yang
 berbeda, maka pada ujung yang satu terjadi penyerapan kalor dan pada ujung yang satunya
terjadi pembuangan kalor. Prinsip kerja dan susunan sistem secara skematis dapat dilihat di
gambar di bawah.

Pada aplikasinya refrigerasi termoelektrik akan menggunakan semikonduktor sebagai


media untuk menyerap dan membuang kalor. Walaupun sistem ini mempunyai kelemahan
yaitu rendahnya efisiensi, tetapi karena ringan, sederhana, dan tidak berisik maka
dipandang sebagai teknologi refrigerasi masa depan.

2.3.7 Sistem Heat Pump

Karena heat pump  biasanya dipakai di daerah dengan iklim yang dingin maka
 persoalan dari manakah panas dapat diambil menjadi persoalan. Sumber panas yang sering
dipakai dalam sebuah heat pump adalah:

21
 

1.  Udara atmosfer (paling umum). Sumber panas ini paling praktis tetapi ada problem
 frosting  pada koil evaporator sehingga akan menurunkan laju perpindahan kalor.
2.  Air tanah. Pada kedalaman tertentu air tanah mempunyai temperatur berkisar 518C
sehingga didapatkan heat pump dengan COP tinggi, tidak ada frosting  tetapi konstruksi
rumit.
3.  Tanah

Untuk tujuan pemanasan suatu media, pemanasan dengan proses pembakaran dari
sumber energi primer (bahan bakar) secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan
dengan heat pump. Oleh karena itu jarang ditemui sebuah heat pump yang bekerja sendiri.
Tetapi karena prinsip kerja yang sama antara refrigerator dan heat pump maka sekarang ini
 banyak diproduksi sistem refrigerasi yang bekerja secara dual   yaitu sebagai pendingin
dalam musim panas dan sebagai pemanas dalam musim dingin. Di sini pada prinsipnya
koil (heat exchanger ) di dalam dan di luar ruangan akan berubah fungsinya sebagai
evaporator dan kondenser sesuai dengan mode kerjanya dengan bantuan katup pembalik
arah. Prinsip kerja sistem dual  dapat dilihat pada gambar di bawah.

2.4  PEMILIHAN REFRIGERAN

Jenis refrigeran adalah sangat banyak dimana pemilihan refrigeran secara tidak
tepat akan bisa membuat kerja refrigerator menjadi tidak optimal. Refrigeran ada dua
macam yaitu refrigeran primer dan sekunder. Adapun pengertian refrigeran primer adalah

22
 

refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap. Dan refrigeran sekunder adalah
cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah dari satu lokasi
ke tempat lain. Nama lain dari refrigersai sekunder adalah cairan anti beku atau brines
(larutan garam).

Tabel Penggunaan Refrigeran

REFRIGERAN KOMPRESOR KETERANGAN PENGGUNAAN


R11 Sentrifugal Pendinginan air sentrifugal
R12 Torak putar Penyegar udara, refrigerasi, dan
Sentrifugal  pendinginan
Pendinginan air sentrifugal ukuran
 besar
R13 Torak putar Refrigerasi temperatur sangat rendah
R21 - Pendingin kabin alat pengangkat
R22 - Penyegar udara, refrigerasi pada
umumnya, pendinginan beberapa unit
refrigerasi, unit temperatur rendah
Sentrifugal Pendingin air sentrifugal temperatur
rendah ukuran besar
R113 Sentrifugal Pendingin air sentrifugal ukuran kecil
R114 Torak putar Pendingin kabin alat pengangkat
sentrifugal Pendingin air sentrifugal
R500 Torak putar Refrigerasi pada umumnya dan
 pendinginan,
Sentrifugal misal penyegar udara
Pendingin air sentrifugal temperatur
rendah
R502 Torak putar Lemari pamer, unit temperatur rendah,
refrigerasi dan pendinginan pada
umumnya

23
 

R717 Torak Unit pembuat es, ruang dingin,


 pendinginan larutan garam, peti es,
 pendinginan pabrik (prose) kimia
Sentrifugal Ring es, pendingin larutan garam,
 pendingin pabrik (proses) kimia

Dibawah ini ada beberapa jenis refrigeran yang biasa dipergunakan, antara lain :

1.  Udara
Refrigeran ini sangat murah, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Koefisien
 prestasi rendah. Biasanya digunakan pada pesawat terbang.

2.  Carbon Dioksida (CO2)


Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebih berat dari udara. Titik
didihnya -78,5˚C, berat jenisnya 1,56 dan hanya dapat beroperasi pada tekanan tinggi
sehingga pemakaiannya terbatas dan biasanya dipakai pada proses refrigerasi dengan
tekanan per ton yang besar.

3.   Methil Clorida (CH 3Cl )


Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didihnya –  23,7
0
F.

4.   Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC )


 Freon  merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem
 pendingin. Bahan dasarnya ethane  dan methane yang berisi  fluor   dan chlor   dalam
komposisinya. Karena mengandung unsur chlor   refrigeran jenis ini mempunyai
dampak penipisan ozon  dimana akan berpengaruh negatif terhadap kehidupan
makhluk hidup di bumi. Selain itu, juga berdampak negatif terhadap iklim, yaitu
meningkatkan suhu rata-rata dan perubahan iklim global serta pencemaran udara.

Spesifikasi freon yang biasa digunakan dalam pendinginan

Nama Rumus Kimia Titik Didih (˚C) 

24
 

Freon –  11 CCl3F 23,8


Freon –  12 CCl3F2  - 29,8
Freon –  13 CClF3  - 81,4
Freon –  21 CHCL2F 8,9
Freon –  22 CHClF2  - 40,8

5.  Uap Air


Refrigeran ini paling murah dan paling aman. Pemakaiannya terbatas untuk
 pendingin suhu tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu 0˚C.
 pemakaian utamanya untuk comfort air cionditioning  dan water cooling.

6.   Hidrocarbon
Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso butana,
 propana, propylana, etana dan etylana. Semuanya mudah terbakar dan meledak.

Berikut ini macam-macam nama kimia dari hidrokarbon :

+
Ketentuan penomoran  Nama kimia Rumus kimia
50 Metana CH4
170 Etana C2H6
290 Propana C3H8

7.   Amonia ( NH 3)
 Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau refrigerasi
kapasitas besar. Titik didihnya kurang lebih - 33˚C. zat ini mempunyai karakteristik
 bau meskipun pada konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar, tetapi meledak
 jika bereaksi dengan udara dengan prosentase 13,28 %. Oleh karena itu efek korosi
amonia, tembaga atau campuran tembaga tidak boleh digunakan pada mesin dengan
refrigeran amonia.

25
 

8.   Azetropes
Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat berbeda.
Jenis yang banyak dipakai :

   Correne-7
Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.

    Refrigeran-502
Merupakan campuran dari 98,8 % freon-12 dan 51,2 % freon-115

9.  Larutan Garam (brine)


Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk
 pendinginan lokasi lapangan es (ice skating rinks).

10. Sulfur Dioksida (SO2)
Berupa gas atau cairan yang tidak berwarna, sangat beracun dan berbau
merangsang. Senyawa ini tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Dengan
titik didih –  10,1˚C.

11.  Hydro Fluoro Carbon ( HFC )


 HFC   merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi
 freon. Hal ini disebabkan karena refrigeran  freon  mengandung zat chlor (Cl ) yang
dapat merusak lapisan ozon. Sedangkan  HFC   terdiri dari atom-atom hidrogen,
 fluorine dan karbon tanpa adanya zat chlor  (Cl ).

Macam-macam HFC dan pemakaiannya :

    HFC  125 (CHF 2CF 3)
Sebagai pengganti freon – 115 / R115 untuk pendingin air.

    HFC  134a (CH 3CH 2 F )
Merupakan alternatif pengganti freon-12 / R-12. tidak mudah meledak dan tingkat
kandungan racun rendah, digunakan untuk pengkondisian udara, lemari es dan
 pendingin air.

    HFC 152a (CH 3CHF 2)

26
 

Sebagai pengganti freon-12 / R-12 digunakan untuk penyegaran udara, pendingin


air.

Karakteristik Refrigeran 

Karena refrigeran merupakan bahan yang penting dalam proses refrigerasi, agar


dapat menyerap panas (evaporasi) dan mengeluarkan panas (kondensasi) dengan baik.
Karakteristik thermodinamikanya antara lain meliputi temperatur penguapan serta
temperatur pengembunan dan tekanan pengembunan.

Persyaratan refrigeran untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut :

   Tekanan penguapan harus tinggi


   Tekanan pengembunan yang tidak terlalu tinggi
   Kalor laten penguapan harus tinggi
   Volume spesifik (refrigeran) yang cukup kecil
   Koefisisen prestasinya harus tinggi
   Konduktifitas thermal yang tinggi
   Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun fase gas
   Konstanta dielektrika dari refriegerasi yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta
tidak menyebabkan korosi pada material
   Refrigerasi tidak boleh beracun dan berbau merangsang
   Refrigerasi tidak boleh mudah terbakar dan meledak
   Refrigerasi harus mudah didieteksi, jika terjadi kebocoran
   Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan refrigeran:


1.  Temperatur media yang akan didinginkan.
Disini perlu perbedaan temperatur yang cukup antara media dan refrigeran (yang
optimal 510C). Misal, untuk mendinginkan media pada temperatur -10C maka

temperatur refrigeran adalah sekitar -20C.

27
 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tekanan minimum (tekanan dalam evaporator)
dalam sistem harus sedikit lebih besar dari tekanan atmosfer untuk mencegah
masuknya udara masuk dalam sistem perpipaan. Dengan kata lain refrigeran harus
mempunyai tekanan jenuh sedikit lebih besar dari 1 atm pada -20C (dalam contoh di
atas).

2.  Temperatur media dimana panas dibuang


Temperatur ini akan menentukan temperatur minimum refrigeran. Misal, untuk
refrigerator rumah tangga maka refrigeran tidak boleh dibawah 40C (kondisi
Indonesia). Juga tekanan jenuh dari refrigeran di kondenser harus dibawah tekanan
kritisnya.

Dari semua uraian diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan :

1.  Setiap refrigeran mempunyai sifat dan karakter yang berbeda-beda, dan juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan
2.  Titik didih refrigeran sangat mempengaruhi dalam penyerapan kalor pada suatu
ruangan. Apabila titik didih refrigeran tinggi maka kalor ruangan akan sulit diserap
oleh refrigeran dan titik didih refrigeran yang rendah maka kalor ruangan dapat
diserap oleh refrigeran.
3.  Kemampuan penyerapan kalor pada ruangan semakin besar apabila titik didih suatu
fluida refrigeran semakin rendah.
4.  Dalam memilih refrigeran haruslah selektif mungkin agar tidak terjadi dampak yang
merugikan pada lingkungan sekitar.
5.  Freon atau HFC   mempunyai sifat yang dapat merusak lapisan ozon, oleh karena itu
diciptakanlah HFC  yang lebih ramah lingkungan dan tidak merusak lapisan ozon.

28

Anda mungkin juga menyukai