Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MESIN PENDINGIN & PEMANAS

KARAKTERISTIK REFRIGERANT, PENGARUHNYA


TERHADAP LINGKUNGAN GLOBAL DAN
ALTERNATIF YANG HARUS DILAKUKAN

Dosen Pembimbing:

Marsius Ferdnian, S.T, M.S.

Disusun Oleh:

Romi Akbar Kelas B1 NPM. 217023361

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2022
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rekayasa pendinginan udara sebenarnya sudah digunakan sejak zaman


Romawi Kuno. Ketika itu, air disalurkan melalui terowongan dan diedarkan di
dinding rumah-rumah untuk mendinginkan ruangan.
Di lain tempat, Persia Abad Pertengahan juga telah mengaplikasikan
bagaimana cara untuk membuat sebuah ruangan menjadi lebih dingin. Mereka
melakukannya dengan metode memadukan tangki air dan menara angin sehingga
temperatur panas pada area sekitar saat itu dapat sedikit diturunkan.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, rekayasa terhadap sitem
pendinginan udara lebih dikembangkan lagi hingga akhirnya pada awal abad ke 20,
tepatnya pada 1902, Haviland Willis Carrier, seorang Insiyur dari Amerika Serikat
menemukan mesin pendingin modern. Mesin pendingin modern ini juga tidak
terlepas dari seiring kemajuan ilmu kimia pada masa itu.
Mesin pendingin banyak digunakan sebagai mesin pengkondisian udara
maupun sebagai media untuk mengawetkan makanan. Di dalam mesin pendingin,
terdapat salah satu komponen yang mengandalkan zat kimia yang memegang peran
penting dari mesin pendingin yang biasa disebut refrigerant. Siklus pendinginan
menggunakan refrigerant sebagai media untuk memindahkan panas.
Lalu apa itu refrigerant? Bagaimana cara menggunakan refrigeran? dan apa
dampak negative penggunaan refrigerant terhadap kesehatan maupun keamanan
lingkungan?

Selanjutnya, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai


refrigerant, karakteristik refrigerant, pengaruhnya terhadap lingkungan global dan
alternatif yang harus dilakukan

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah adalah deskriptif ruang lingkup yang akan dibahas.


Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yakni:
1. Bagaimana karakteristik Refrigerant yang digunakan dalam mesin
pendingin?
2. Apa pengaruh Refrigerant terhadap lingkungan secara global?
3. Apa alternative yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak buruk
penggunaan Refrigerant?

1.3 TUJUAN

Makalah ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui karakteristik dari Refrigerant yang tersedia di pasaran
2. Untuk mengetahui dampak penggunaan Refrigerant terhadap lingkungan
global
3. Untuk mengetahui alternative penggunaan Refrigerant yang aman
terhadap pengaruh perubahan lingkungan

1.4 MANFAAT

Manfaat merupakan dampak dari tercapainya tujuan secara akurat. Pada


pembuatan makalah ini tentunya ada manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu mengetahui karakteristik dari Refrigerant yang tersedia di pasaran
2. Mampu mengatasi dampak negative penggunaan Refrigerant terhadap
lingkungan minimal dari diri sendiri
3. Mampu menggunakan material alternative yang lebih aman dan ramah
lingkungan.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pendinginan

Pendiginan adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu benda dimana
setiap benda akan mempunyai kandungan panas yang berbeda-beda tergantung dari
temperatur benda tersebut.
Benda yang bertemperatur tinggi akan mempunyai kandungan panas lebih
banyak dibandingkan benda yang bertemperatur rendah, dan apabila kandungan
panas suatu benda itu diserap maka benda tersebut akan kehilangan panasnya,
sehingga temperatur benda akan menjadi dingin.
Penyerapan panas dengan cara apapun juga akan terhenti apabila benda yang
didinginkan telah mencapai temperatur -273oC (0 K) dan ini merupakan titik
terendah dari proses pendinginan.
Adapun proses pendinginan suatu benda /ruangan dapat terjadi dengan cara :
1. Alami.
Proses ini terjadi karena peristiwa alam seperti pendinginan akibat suhu yang
menurun pada udara sekitar. Apabila suhu udara sekitar menjadi dingin akibat
perubahan cuaca ataupun pergantian siang & malam maka akan berpengaruh
terhadap suhu suatu benda /ruangan.
2. Buatan
Proses pendinginan buatan dapat dibedakan menjadi:
 Proses pendinginan non-mekanik yaitu mengunakan benda yang lebih dingin
untuk mendinginkan benda lain misalnya, pendinginan ikan dengan Es.
 Proses pendinginan mekanik yaitu mengunakan mesin untuk pendinginan
contohnya, lemari Es (kulkas), AC (Air Conditioner), Cold Room, Cold
storage, dll.
Tujuan pendinginan antara lain:
1. Mendinginkan ruangan-ruangan untuk menyimpan bahan makanan, agar
dapat tahan lama.
2. Mendinginkan air untuk keperluan domestic atau membuat es.
3. Mendinginkan ruangan muatan
4. Mendinginkan ruangan tempat tinggal misalnya kamar tidur, salón, kelas
dan lain sebagainya

2.2 Mesin Pendingin

Mesin pendingin adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas
dari dalam ruangan ke luar ruangan dengan menjaga sistem pendinginan pada suhu
yang lebih rendah daripada lingkungan sekitar. Pada dasarnya, perpindahan panas
hanya terjadi dalam satu arah yaitu dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu
rendah. Fenomena ini dicapai dalam ruang tertutup dengan menggunakan siklus
pendinginan.
Mesin pendingin memiliki 4 komponen utama, yakni: Kondensor, Katup
Ekspansi, Evaporator dan Kompressor.

Refrigeran adalah suatu zat atau komposisi kimia yang secara bergantian

Gambar 1. Gambaran sederhana siklus dingin; 1.Kondensor; 2. Katup Ekspansi;


3. Evaporator; 4. Kompressor
Mesin pendingin biasa juga disebut dengan istilah refrigerator, dan proses
dari refrigerator disebut refrigerasi. Sehingga refrigerasi merupakan metode
pengkondisian temperatur ruangan agar tetap berada di bawah temperatur
lingkungan. Karena temperatur ruangan yang terkondisi tersebut selalu berada di
bawah temperatur lingkungan, maka ruangan akan menjadi dingin, dengan kata
lain, refrigerasi dapat juga disebut dengan metode pendinginan. SkemaMetode
pendinginan (refrigerasi) ini akan berhasil dengan menggunakan bantuan zat
refrigeran. Refrigeran akan bertindak sebagai media penyerap dan pemindah panas
dengan cara merubah fasanya. Refrigeran adalah suatu zat yang mudah berubah
fasanya dari cair menjadi uap dan sebaliknya apabila kondisi tekanan dan
temperaturnya diubah.
Pada gambar 1 di atas, Kondensor dan evaporator sesungguhnya merupakan
penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi mempertukarkan kalor diantara dua
fluida, yakni antara refrigerant dengan fluida luar (bisa berupa air ataupun udara).
Skema pada mesin pendingin (refrigerator) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Skema mesin refrigerasi siklus kompresi

Pada proses 1−2, kompresor menaikkan tekanan uap refrigerant. Kenaikan


tekanan ini diikuti dengan kenaikan temperatur uap refrigerant. Pada tingkat
keadaan (TK) 2, uap refrigeran berada pada kondisi uap super-panas.
Pada proses 2−3, uap refrigerant memasuki kondensor dan mendapatkan
pendinginan dari kondensor. Pendinginan ini terjadi akibat pertukaran panas antara
uap refrigerant dengan fluida luar (misalnya udara lingkungan ataupun air
pendingin). Refrigerant keluar dari kondensor pada TK 3 dalam kondisi cair jenuh,
atau bisa juga pada kondisi cair sub-dingin. Refrigerant kemudian memasuki katup
ekspansi. Katup ekspansi ini pada prinsipnya berupa penyempitan daerah aliran
yang berakibat pada penurunan tekanan fluida secara drastis.
Pada proses 3-4, refrigerant melalui katup ekspansi. Pada TK 4, refrigerant
berada dalam kondisi campuran cair dan uap. Karena refrigeran berada pada
tekanan jenuhnya (tekanan penguapan), maka dia akan mengalami penguapan;
hukum alam menyatakan bahwa penguapan membutuhkan energi, terjadilah
penyerapan energi termal dari luar evaporator yang menyebabkan efek pendinginan
oleh mesin refrigerasi.

2.3 Refrigerant

Pengertian bahan pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mempunyai


titik didih yang sangat rendah pada tekanan satu (1) atmosfer, di mana dalam
sirkulasinya pada mesin pendingin, refrigerant ini akan selalu berubah
bentuknya.yaitu :
1. dari cairan menjadi uap yaitu menyerap panas di sekitar evaporator
2. dari uap menjadi cairan yaitu dengan membuang panas kepada zat (udara
atau air) yang mendinginkan kondensor
Calm (2002) membagi perkembangan refrigerant dalam 3 periode:
1) Periode pertama, 1830-an hingga 1930-an, dengan kriteria refrigerant
"apa pun yang bekerja di dalam mesin refrigerasi". Refrigerant yang
digunakan dalam periode ini adalah ether, CO2, NH3, SO2, hidrokarbon,
H2O, CCl4, CHCs.
2) Periode ke-dua, 1930-an hingga 1990-an menggunakan kriteria
refrigerant: aman dan tahan lama (durable). Refrigerant pada periode ini
adalah CFCs (Chloro Fluoro Carbons), HCFCs (Hydro Chloro Fluoro
Carbons), HFCs (Hydro Fluoro Carbons), NH3, H2O.
3) Periode ke-tiga, setelah 1990-an, dengan kriteria refrigerant "ramah
lingkungan". Refrigerant pada periode ini adalah HCFCs, NH3, HFCs,
H2O, CO2.

Adapun persyaratan yang diharapkan dapat dipenuhi oleh refrigerant antara lain:

1. Mempunyai titik didih yang rendah pada tekanan 1 atm


2. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah
3. Mempunyai panas laten penguapan yang besar (tinggi)
4. Mempunyai nilai dielektrika (tidak menghantarkan arus listrik) kuat
5. Mempunyai panas penguapan yang sedikit lebih tinggi dari panas laten
6. Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbauh
7. Tidak mudah terbakar atau meledak
8. Tidak mudah terurai dalam semua keadaan (stabil)
9. Tidak korosif (menimbulkan karat) pada instalasi pendingin
10. Dapat bercampur dengan minyak pelumas tetapi tidak merusak minyak
pelumas tersebut
11. Mudah di ketahui bila ada kebocoran
12. Harganya murah dan mudah di dapat di pasarkan

Namun tentunya setiap kelebihan karakteristik dari suatu kandungan zat kimia,
tentunya selalu terdapa kelemahan, sehingga untuk menemukan zat refrigerant
yang mendekati sempurna diperlukan riset yang mendalam.

2.3.1 Karakteristik Beberapa Refrigerant Yang Tersedia di Pasaran

 Refrigerant Amonia (NH3) / R-717


1) Banyak di pakai pada unit pendingin yang berkapasitas besar seperti :
Cold Storage (gudang beku), pabrik es.
2) Titik didih pada tekanan 1 Atm = -34oC ( -28oF)
3) Tekanan kondensasi normal pada temperatur 30oC s/d 36oC sebesar 11
kg/cm2 s/d 13 kg /cm2 .
4) Tekanan maksimal kondensasi = 15 kg/cm2 g (225 PSIg)

Kelebihan Amonia Kekurangan Amonia


1.Mudah diketahui bila ada kebocoran. 1.Beracun & membahayakan
2.Mempunyai panas laten tinggi 2.Kekuatan dielektrika rendah
3.Harganya murah 3.Tidak larut dalam minyak pelumas
4.Menimbulkan karat
5.Mudah terbakar bila bercampur udara
Tabel 1. Kelebihan & kekurangan NH3

 Freon 12 / R-12 / CCl2F2


1) Banyak digunakan pada unti refrigerasi yang berkapasitas kecil seperti
kulkas /lemari es
2) Titik didih pada tekanan 1 Atm = -30oC (-20oF)
3) Tekanan kondensasi normal pada temperature 30oC - 40oC sebesar 7 kg/cm2
s/d 9 kg/cm2 (101 s/d 130 Psi)
4) Tekanan maksimal kondensasi 11 kg/cm2
Kelebihan R-12 Kekurangan R-12
1.Tidak menimbulkan karat, tidak 1.Merusak packing yang terbuat dari
beeracun, tidak mudah terbakar bahan sintetis
2.Mempunyai kekuatan dielektrika 2.Sulit diketahui jika terdapat
yang tinggi kebocoran
3.Dapat bercampur dengan minyak 3.Mempunyai panas laten penguapan
pelumas yang rendah dibanding
4.Tekanan & Temperatur kerja lebih denganrefrigerant lainnya
rendah
5.Harganya lebih murah dibanding
jenis refrigerant halogen lainnya
6.Dapat melarutkan hidrokarbon
sehingga dapat digunakan sebagai zat
pembersih
Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan R-12

 Refrigeran Freon 22 / R-22 / CHClF2


1) Banyak digunakan pada: Air Conditioning (AC), Cool Room, dll
2) Titik didih pada tekanan 1 ATM = -40oC (-40oF)
3) Tekanan normal kondensasi pada temperature 30oC s/d 40oC sebesar 11
kg/cm2 s/d 13 kg/cm2 (225 Psi)

Kelebihan R-22 Kekurangan R-22


1.Tidak menimbulkan karat pada pipa 1.Pada temperature rendah tidak dapat
instalasi mesin pendingin bercampur dengan minyak pelumas
2. Jika dibandingkan dengan R-12: sehingga mesin pendingin yang
a. Untuk motor penggerak yang menggunakan R-22 sebaiknya
sama kapasitas kompresornya memakai oil separator
dapat 60% lebih besar dari R-22 2.Mempunyai tekanan kondensasi
b. Mempunyai tekanan lebih yang tinggi
rendah pada tekanan 1 Atm 3.Sulit diketahui jika terjadi kebocoran

Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan R-22

 Refrigerant R-502 / CClF2CF3


1) Freon 502 tersusun atas campuran 51,2% Freon R-115 dan 48,8% Freon
R-22
2) Titik didih pada tekanan 1 atm = - 45,4oC (- 49,8oF)
3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30oC s/d 40oC sebesar 12
kg/cm2 s/d 16 kg/cm2 176 s/d 232 Psi)
4) Tekanan kondensasi maksimal sebesasr 18 kg/cm2 (260 Psi)
Kelebihan R-502 Kekurangan R-22
1.Mempunyai titik didih yang rendah 1.Pada temperature rendah tidak dapat
pada tekanan 1 Atm bercampur dengan minyak pelumas
2. Mempunyai tekanan kondensasi sehingga mesin pendingin yang
yang rendah sehingga kompresor akan menggunakan R-502 sebaiknya
tahan lama memakai oil separator
3.Kekentalan minyak pelumas lebih 2.Harga relatif mahal
dapat terjamin 3.Sulit diketahui jika terjadi kebocoran
4.Tidak beracun dan tidak
menimbulkan karat
Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan R-502

Refrigerant tentunya tidak terbatas pada yang telah disebutkan diatas saja, masih
terdapat beberapa refrigeran lain, seperti:

Tabel 5.Sifat Termofisik Beberapa Refrigeran

 Penggunaan Jenis Refrigerant secara umum:

REFRIGERAN INORGANIK PENGGUNAAN


Amonia (NH3) / R-717 Untuk Cold Storage, Pabrik Es,
Pendinginan bahan pangan
Air (H2O) Pendinginan Tipe Ejektor
CO2 Sebagai Karbondioksida padat atau Es
Kering dan hanya digunakan untuk
refrigerasi angkutan
Refrigerant R-12 (CCL2F) Pendinginan dengan kompresor
piston untuk refrigerasi unit kecil
terutama water cooler, kulkas
Refrigerant R-22 (CHCLF2) Pendinginan dengan kompresor tipe
piston untuk unit refrigerasi kapasitas
besar seperti pengemasan dan AC
central
Refrigerant R-502 Untuk bahan pangan beku dalam
kabinet, terutama untuk pendinginan di
pasar swalayan

2.3.2 Atribut Kerja dan Atribut Lingkungan

2.3.2.1 Atribut Kerja

Atribut kerja refrigerant adalah sifat yang berkaitan dengan penggunaan


refrigerant. Sifat ini dibandingkan dengan beban kerja yang sama atau suhu
evaporasi dan suhu kondensasi yang sama. Sifat yang dibandingkan antra lain
Coefficient Of Performance (COP), efek pendinginan, serta tekanan kondensasi dan
evaporasi. Tabel 6 menampilkan atribut kerja beberapa refrigeran dengan suhu
kondensasi 30oC dan suhu evaporasi -15oC.

Tabel 6. Atribut Kerja Beberapa Refrigeran

2.3.2.2 Atribut Lingkungan

Atribut lingkungan suatu refrigerant duhubungkan dengan reaksi refrigerant


saat terlepas di atmosfer. Pada refrigerant halokarbon, atom klorin pada refrigerant
akan berikatan dengan ozon di atmosfer, sehingga menyebabkan terjadinya
penipisan ozon yang menyebabkan pemanasan global. Terdapat tiga jenis atribut
lingkungan yang umum dikenal, GWP, ODP, dan tahun atmosferik.
GWP (Global Warming Potential) adalah ukuran seberapa banyak jumlah gas
rumah kaca yang diperkirakan akan mempengaruhi pemanasan global. GWP
merupakan suatu ukuran relatif yang membandingkan gas yang ingin diketahui
nilainya dengan gas CO2 dalam jumlah yang sama. GWP juga harus diukur dalam
waktu yang sama, umumnya diukur dalam waktu 100 tahun. ODP (Ozone
Depletion Pottential) merupakan parameter yang menyatakan kemampuan suatu
refrigerant untuk berikatan dengan ozon di stratosfer. Umumnya, makin banyak ion
klorin dalam suatu refrigerant maka makin tinggi ODPnya. Siklus hidup
menentukan lamanya suatu gas terurai di atmosfer. Atribut lingkungan beberapa
refrigerant ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7. Atribut Lingkungan Refrigeran Primer

Perkembangan mutakhir di bidang refrigerant utamanya didorong oleh dua


masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan pemanasan global. Sifat merusak ozon
yang dimiliki oleh refrigerant utama yang digunakan pada periode ke-dua, yakni
CFCs, dikemukakan oleh Molina dan Rowland (1974) yang kemudian didukung
oleh data pengukuran lapangan oleh Farman dkk. (1985).
Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan atmosfer diverifikasi secara
saintifik, perjanjian internasional untuk mengatur dan melarang penggunaan zat-zat
perusak ozon disepakati pada 1987 yang terkenal dengan sebutan Protokol
Montreal. CFCs dan HCFCs merupakan dua refrigerant utama yang dijadwalkan
untuk dihapuskan masing-masing pada tahun 1996 dan 2030 untuk negara-negara
maju (United Nation Environment Programme, 2000). Sedangkan untuk negara-
negara berkembang, kedua refrigerant utama tersebut masing-masing dijadwalkan
untuk dihapus (phased-out) pada tahun 2010 (CFCs) dan 2040 (HCFCs) (Powell,
2002). Pada tahun 1997, Protokol Kyoto mengatur pembatasan dan pengurangan
gas-gas penyebab rumah kaca, termasuk HFCs (United Nation Framework
Convention on Climate Change, 2005).
Setelah periode CFCs, R22 (HCFC) merupakan refrigerant yang paling
banyak digunakan di dalam mesin refrigerasi dan pengkondisian udara. Saat ini
beberapa perusahaan pembuat mesin-mesin refrigerasi masih menggunakan
refrigerant R22 dalam produk-produk mereka. Meski refrigerant ini, termasuk juga
refrigerant jenis HCFCs lainnya, dijadwalkan untuk dihapuskan pada tahun 2030
(untuk negara maju), namun beberapa negara Eropa telah mencanangkan jadwal
yang lebih progresif, misalnya Swedia telah melarang penggunaan R22 dan HCFCs
lainnya pada mesin refrigerasi baru sejak tahun 1998, sedangkan Denmark dan
Jerman mengijinkan penggunaan HCFCs pada mesin-mesin baru hanya hingga 31
Desember 1999 (Kruse, 2000).
Saat ini, HCFCs (yang pada dasarnya merupakan pengganti transisional untuk
CFCs) telah memiliki 2 kandidat pengganti, yakni R410A (campuran dengan sifat
mendekati zeotrop) dan R407C (campuran azeotrop) (Kruse, 2000). Hidrokarbon
Propana (R290) juga berpotensi menjadi pengganti R22 (Kruse, 2000). R407C
merupakan campuran antara R32/125/132a dengan komposisi 23/25/52, sedangkan
R410A adalah campuran R32/125 dengan komposisi 50/50 (ASHRAE, 2005). Saat
ini, beberapa perusahaan terkemuka di bidang refrigerasi dan pengkonsian udara
telah menggunakan R410A dalam produk mereka.
Secara umum pada saat ini belum ada pilihan refrigerant komersial sintetis
yang mampu dihadirkan tanpa merusak ozon selain refrigerant alami. Meskipun
perlu dicatat bahwa baru-baru ini terdapat produsen refrigerant yang mengklaim
keberhasilannya membuat refrigerant yang tidak merusak ozon dan tidak
menimbulkan pemanasan global (ASHRAE, 2006). Beberapa refrigerant alami
yang sudah digunakan pada mesin refrigerasi adalah: amonia (NH3), hidrokarbon
(HC), karbondioksida (CO2), air, dan udara (Riffat dkk., 1997). Kata "alami"
menekankan keberadaan zat-zat tersebut yang berasal dari sumber biologis atapun
geologis; meskipun saat ini beberapa produk refrigerant alami masih didapatkan
dari sumber daya alam yang tidak terbarukan, misalnya hidrokarbon yang
didapatkan dari oil-cracking, serta amonia dan CO2 yang didapatkan dari gas alam
(Powell, 2002)
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Karakteristik refrigerant yang ada saat ini masih menyebabkan dampak bagi
kerusakan lingkungan baik dari segi perusakan lapisan ozon, maupun bahan yang
bersifat toxic, sehingga refrigerant pengganti haruslah memiliki syarat:
1) Memiliki sifat-sifat termodinamika yang berdekatan dengan refrigerant
yang hendak digantikannya, utamanya pada tekanan maksimum operasi
refrigerant baru yang diharapkan tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan
dengan tekanan refrigerant lama yang ber-klorin.
2) Tidak mudah terbakar
3) Tidak beracun
4) Bisa bercampur (miscible) dengan pelumas yang umum digunakan dalam
mesin refrigerasi
5) Setiap refrigerant CFC hendaknya digantikan oleh satu jenis refrigerant
ramah lingkungan.

Secara umum pada saat ini belum ada pilihan refrigerant sintetis yang mampu
dihadirkan tanpa merusak ozon selain refrigerant alami. Adapun jika alternative
refrigerant dapat dipilih R-410A

3.2 Saran

Jika tidak diperlukan pendinginan yang ekstrim, penggunaan refrigerant


berbahan dasar air dapat digunakan, namun kembali kepada tujuan dari proses
refrigerasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai