Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

REKAYASA LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN


ACARA II
PENDINGINAN UDARA RUANG DENGAN METODE REFRIGERASI
MEKANIS

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Haykal Fikri
NIM : 19/446810/TP/12613
GOL : 11
Co Ass : Nadia Muna Salma

LABORATORIUM TEKNIK LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring berjalannya waktu, refrigerasi atau mesin pendingin menjadi suatu
barang penting untuk kehidupan sehari hari misalnya kulkas dapat digunakan
untuk menyimpan makanan. Mesin pendingingin atau refrigasi lebih banyak
digunakan pada bangunan dan pengawetan makanan. Jenis-jenis mesin pendingin
yang tersedia pada saat ini adalah seperti air conditioner (AC), chilling dan
kulkas. Salah satu mesin pendingin atau refrigerasi yang sering digunakan adalah
refrigerasi mekanis.
Refrigerasi mekanis adalah perpindahan kalor atau panas dari suatu
ruangan dengan rangkaian komponen berupa kondensor, kompresor, evaporator
dan ekspansi. Masing-masing rangkaian komponen memiliki ciri dan fungsi
tersendiri. Pengaruh penggunaan refrigerasi mekanis pada suatu objek adalah
dapat menurunkan suhu objek dan sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi
itu kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka
lingkungan tersebut dapat menjadi lebih hangat (Saputra B E 2011). Untuk
mengetahui seberapa besar energy thermal yang keluar dan masuk suatu objek
dan ruangan, maka dilakukannya praktikum ini.

1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum adalah:
1. Mengetahui bagian-bagian utama peralatan pendingin mekanis.
2. Mengoperasikan dan mengamati proses pendinginan mekanis
3. Menganalisa data udara ruang pada proses pendinginan mekanis.
4. Mengamati perubahan berat produk pertanian yang disimpan dalam ruang
dengan pendingin mekanis
1.3. Manfaat
Adapaun manfaat dilakukannya praktikum ini adalah dapat mengetahui proses-
proses refrigerasi mekanik sehingga dapat diketahui prinsip kerjanya serta dapat
mengetahui manfaat penggunaan refrigerasi mekanis bagi objek ataupun
lingkungan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Refrigerasi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai metode menurunkan


temperature atau suhu sebuah objek, materi ataupun ruangan dibawah temperature
atau suhu lingkungan. Metode system refrigerasi yaitu dengan mengambil kalor yang
terkandung atau yang dimiliki dari sebuah objek, materi atau ruangan yang kemudian
dibuang ke lingkungan yang memiliki temperature lebih tinggi. Salah satu refrigerasi
yang sering digunakan adalah refrigerasi mekanik. Contoh dari refrigerasi mekanik
adalah Air Conditioner (AC) (Semeru K 2018).

Refrigerasi mekanik adalah proses menurunkan tempratue dengan system


yang menggunakan mesin-mesin penggerak atau alam mekanik lainnya dalam
menjalankan siklusnya. Komponen-komponen refrigerasi mekanik terdiri dari
kompresor, kondensor, pipa kapiler atau katup ekspansi dan evaporator. Masing-
masing komponen memiliki fungsi yang berbeda-beda namun saling berkaitan
(Purwanto E & Ridhuan K 2014). Fungsi kompresor adalah untuk menggerakkan
system refrigerasi yang bertujuan untuk mempertahankan perbedaan tekanan pada
suatu system. Fungsi kondensor adalah untuk menerima uap refrigerant dari
kompresor dan mendinginkannya dengan cara mengeyahkan panas sensible. Fungsi
pipa kapiler atau katup ekspansi untuk mengekspansi refrigerant bertekanan dan
bertemprature tinggi hingga menjadi refrigerant bertekanan dan bertemprature
rendah. Fungsi dari evaporator adalah menguapkan cairan refrigerant (Manoj D
2018).

Keempat komponen tersebut saling berkaitan dan bekerja membentuk siklus.


Siklus tersebut disebut dengan siklus refrigerasi. Siklus refrigerasi yang biasa
digunakan adalah siklus kompresi uap. Siklus ini dimulai ketika refrigerant
meninggalkan evaporator kemudian masuk ke kompresor melalui intake. Refrigerant
yang masuk berupa gas bertekanan dan bertemprature tinggi. Ketika refrigerant
berada di kompresor, refrigerant ditekan sehingga refrigerant berubah tekanan dan
temperature menjadi lebih tinggi daripada tekanan dan temperature lingkungan
namun masih dalam wujud gas. Karna temperature dan tekanan nya lebih tinggi
dibandingkan di lingkungan sehingga mampu memindahkan panas ke lingkungan
dengan proses kondensasi. Pada proses kondensasi, gas refrigerant turun
tempraturenya kemudian berubah fasanya pada tekanan dan temperature yang
konstan dari fasa gas ke fasa cair dengan cara membuang kalor ke lingkungan
sehingga temperature lingkungan lebih tinggi. Setelah itu terjadi proses ekspansi di
pipa kapiler. Setelah refrigerant melepas kalor ke lingkungan, refrigerant berfasa cair
akan mengalir melewati pipa kapiler dengan tujuan menurunkan tekanan dan
temperature nya, lebih rendah dibandingkan temperature dan tekanan lingkungan
sehingga dapat menyerap kalor saat proses evaporator nanti. Pada proses evaporator,
refrigerant memiliki tekanan dan temperature lebih rendah sehingga temperature
jenuh nya dibawah temperature ruangan. Kalor kemudian terserap oleh refrigerant
dan refrigerant berubah fasanya menjadi gas kembali (Amrullah dkk 2017).
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum adalah:
1. Air Conditioner
2. Thermohygrometer
3. Timbangan

Sedangkan bahan yang digunakan adalah :

1. Sayur pakcoy
2. Buah pisang

3.2. Cara Kerja


Cara kerja praktikum ini dibagi menjadi dua yaitu:
1. Percobaan pengukuran kinerja pendinginan mekanis
Langkah pertama siapkan Air Conditioner didalam ruang yang akan diaamati.
Setelah siap, perhatikan bagian bagian dari alat pendingin mekanis dan catat
nama dan fungsi bagian-bagian tersebut. Kemudian pasang penampung air
pada keluaran air kondensasi. Selanjutnya ukur suhu dan kelembapan udara
luar serta ukur suhu dan kelembapan udara didalam ruangan yang akan
didinginkan. Kemudian nyalakan dengan menekan tombol ON pada remote.
Setelah itu, Atur kecepatan putar kipas pada putaran rendah dan suhu yang
dikehendaki 25oC. Saat alat hidup/menyala, lakukan pengukuran suhu dan
kelembaban ruang setiap 1 menit sampai tercapai kondisi konstant. Setelah
kondisi constant tercapai, ukur suhu pada pipa evaporator dan pada pipa
condenser dengan thermokopel dan catat hasilnya serta ukur juga volume air
kondensasi yang tertampung. Setelah itu Kembalikan kondisi ruang seperti
pada saat awal percobaan dengan menghebuskan kipas, untuk melaksanakan
percobaan selanjutnya. Selanjutnya Lakukan perubahan pengaturan air
conditioner dengan menaikkan kecepatan putar kipas dan menurunkan suhu
yang dikehendaki 16oC. Mulai saat alat hidup, kembali lakukan pengukuran
suhu dan kelembaban ruang setiap 1 menit sampai tercapai kondisi konstant.
Setelah konstan, kembali ukur suhu pada pipa evaporator dan pada pipa
condenser, serta air kondensasi yang tertampung.
2. Percobaan penyimpangan sayur dan buah
Langkah pertama timbang berat awal 10 ikat sayur pakcoy/selada dan 10 buah
pisang yang akan diamati. Kemudian letakkan 5 ikat sayur pakcoy/selada dan
5 buah pisang didalam ruang yang telah dingin (suhu15oC). setelah itu
letakkan 5 ikat sayur pakcoy/selada dan 5 buah pisang didalam ruang biasa
(suhu kamar). Terakhir, Lakukan penimbangan berat sayur pakcoy/selada dan
buah pisang dikedua ruang tersebut tiaphari selama 5 atau 7 hari.

3.3. Cara Analisis Data


Cara analisis data pada praktikum adalah sebagai berikut:
1. Analisis data-data hasil pengamatan kinerja pendingin mekanis dan berikan
pembahasan meliputi:
a. Kurva hubungan suhu dengan waktu saat proses pendinginan.
b. Kurva hubungan kelembaban dengan waktu saat proses pendinginan
c. Dengan menggunakan psycrhometric chart:
1. Gambarkan proses tersebut pada psychometric chart.
2. Lengkapi niai-nilai point A,B,C,D pada gambar psycrhometric
dibawah.
Gambar 3.3.1. Point-point psycrometric chart

3. Bandingkan volume air terserap secara teoritis dengan volume air yang
tertampung.
d. Hitunglah index kenyamanan (THI-Temperature-HumidityIndex) yang
dihasilkan.
THI = [{(0,15xTdb)+(0,85xTwb)}x1,8]+32  Untuk manusia
THI = [{(0,35xTdb)+(0,65xTwb)}x1,8]+32  Untuk ternak
Tdb =Suhu bola kering dalam ruang yang didinginkan(oC)
Twb = Suhu bola basah dalam ruang yang didinginkan (oC)
(Twb dicari berdasarkan nilai Tdb dan RH terukur dengan psychrometric
chart).
2. Analisis data perubahan kondisi fisik sayur bayam dan buah salak
a. Kurva hubungan berat dengan waktu untuk sayur pakcoy/selada
b. Kurva hubungan berat dengan waktu untuk buah pisang.
c. Hitung prosentase penurunan beratpakcoy/selada dan pisang tersebut.
Wi−Wf
SB = x 100%
Wi
3. Analisis perhitungan volume air tertampung secara teoritis
a. Cari nilai Wa-Wc (kg/kgda)
b. Cari nilai debit
3
volume ruang (m )
Debit =
waktu (menit )
c. Nilai debit dikali dengan volume spesifik saat kondisi sudah konstan.
Volume spesifik dicari menggunakan psychrometric chart
menggunakan nilai T dan RH saat kondisi sudah konstan.
d. Jumlah air dapat dicari dengan
kg kgda
Jumlah air = (Wa – Wc) x (debit x vol spesifik)
kgda menit
e. Nilai yang diketahui dikonversi dengan berat satuan udara sebesar 1
liter/kg.Maka satuannya akan menjadi liter dan dapat dibandingkan
dengan volume air tertampung aktual.

3.4. Skema Alat

Gambar 3.1. Skema Percobaan Prinsip Kerja AC


Gambar 3.2. Penampang Indoor AC

Gambar 3.3. Penampang Outdoor AC


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum dan Pembahasan


Praktikum mengenai Pendinginan Udara Ruang Dengan Metode
Refrigerasi Mekanis menggunakan dua perlakuan tempat yaitu tempat dengan
suhu ruang dan tempat dengan refrigerasi mekanik dengan objek yang digunakan
adalah sayur bayam dan pisang. Data yang diaamati berupa nilai susut bobot
pisang dan sayur bayam, dan volume teoritis. Pada perlakuan tempat refrigerasi
mekanik, suhu yang digunakan adalah 16OC dan 25OC. Berdasarkan analisis data
yang telah dilakukan, diperoleh hasil analisis data praktikum sebagai berikut:
t (menit) T (°C) RH (%)
0 28.7 75.2
1 28.6 74.4
2 28.2 75.1
3 27.8 73.3
4 27.4 71.4
5 27.3 70.1
6 27.1 73
7 27 71.6
8 26.9 72.8
9 26.9 72.3
10 26.8 72.4
11 26.4 73.5
12 26.4 72.4
13 26.3 72.9
14 26.1 71.9
15 25.9 71.8
16 25.7 70.4
17 25.4 70.3
18 25.4 70.3
19 25.4 69.8
20 25.4 68.5
21 25.4 69.1
Table 4.1.1. Data hasil pengamatan suhu dan RH pada suhu 16oC
t (menit) T (°C) RH (%)
0 28.3 74.8
1 28 74.7
2 27.8 73.9
3 27.2 74.2
4 26.9 73.9
5 26.4 73.2
6 25.8 72.1
7 25.1 71
8 24.7 70.9
9 24.3 69.1
10 23.9 69.2
11 23.5 68.2
12 23 67.8
13 22.7 68.1
14 22.2 67.9
15 21.9 67.5
16 21.6 66.3
17 21.3 67.2
18 20.9 66.1
19 20.6 65.7
20 20.2 64.2
21 19.9 63.2
22 19.5 63.1
23 19.3 63.2
24 18.8 62.1
25 18.6 61.2
26 18.4 60.7
27 18.3 59.6
28 18 58.4
29 17.8 59
30 17.6 58.1
31 17.4 57.2
32 17 57.3
33 16.8 56.5
34 16.8 56.2
35 16.8 55.9
36 16.8 55.4
37 16.8 55.2
Table 4.1.2. Data hasil pengamatan suhu dan RH pada suhu 25oC

Ruangan Refrigerasi Mekanis


t (hari)
Pisang 1 Pisang 2 Pisang 3 Rerata Pisang 1 Pisang 2 Pisang 3 Rerata
0 29.6 36.16 35.82 33.86 37.62 37.98 38.83 38.1433
1 28.57 34.66 34.4 32.5433 36.75 36.61 37.56 36.9733
2 27.71 33.73 33.44 31.6267 36.14 35.9 37.01 36.35
3 26.97 33.04 32.64 30.8833 35.65 35.24 36.44 35.7767
4 26.13 31.98 31.74 29.95 35.02 34.6 35.72 35.1133
5 25.35 31.13 30.75 29.0767 34.15 33.6 34.93 34.2267
Table 4.1.3. Data hasil pengamatan bobot atau massa pisang

t (hari) Ruangan
Refrigerasi Mekanis
0 132.55 135.45
1 110.94 113.78
2 91.54 97.32
3 70.35 79.43
4 57.26 61.55
5 47.26 51.22
Table 4.1.4. Data hasil pengamatan bobot atau massa bayam

Wa-Wc 0.00465 kg/kgda


Waktu 21 menit
Volume ruang 18 m3
Debit 0.857 m3/menit
0.754 kgda/menit
Air 0.004 kg/menit
0.004 l/menit
3.507 ml/menit
Total air 73.647 ml

Table 4.1.5. Data analisis air teoritis suhu 16oC


Wa-Wc 0.0116 kg/kgda
Waktu 37 menit
Volume ruang 18 m3
Debit 0.486 m3/menit
0.428 kgda/menit
Air 0.005 kg/menit
0.005 l/menit
4.96 ml/menit
Total air 18.335 ml

Table 4.1.6. Data analisis air teoritis suhu 25oC

Susut Bobot (%)


Ruangan Refrigerasi Mekanis
Pisang 14.1409 10.2667
Bayam 64.34552999 62.18530823
Table 4.1.7. Data hasil analisis presentase susut bobot pisang dan bayam

Tdb (°C) Twb (°C) THI


Target 25°C Target 16°C Target 25°C Target 16°C Target 25°C Target 16°C
Manusia 25.4 16.8 21.2 11.8 71.294 54.59
Hewan Ternak 25.4 16.8 21.2 11.8 72.806 56.39

Table 4.1.8. Data analisis THI


29

28

27
Suhu (°C)

26

25

24

23
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)

Gambar 4.1.1. Grafik hubungan suhu dengan waktu pada suhu 25oC

76

74

72
RH (%)

70

68

66

64
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)

Gambar 4.1.2. Grafik hubungan RH dengan waktu pada suhu 25oC


29

27

25

23
Suhu (°C)

21

19

17

15
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (menit)

Gambar 4.1.3. Grafik hubungan suhu dengan waktu pada suhu 16oC

80

75

70
RH (%)

65

60

55

50
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Waktu (menit)

Gambar 4.1.4. Grafik hubungan RH dengan waktu pada suhu 16oC


39

37

35
Massa (gram)

33

31

29

27

25
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (hari)

Gambar 4.1.5. Grafik bobot pisang selama pengamatan

160

140

120
Massa (gram)

100

80

60

40
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (hari)

Gambar 4.1.6. Grafik bobot bayam selama pengamatan

Refrigerasi mekanik adalah proses menurunkan tempratue dengan system


yang menggunakan mesin-mesin penggerak atau alam mekanik lainnya dalam
menjalankan siklusnya. Komponen-komponen refrigerasi mekanik terdiri dari
kompresor, kondensor, pipa kapiler atau katup ekspansi dan evaporator. Masing-
masing komponen memiliki fungsi yang berbeda-beda namun saling berkaitan.
Fungsi kompresor adalah untuk menggerakkan system refrigerasi yang bertujuan
untuk mempertahankan perbedaan tekanan pada suatu system. Fungsi kondensor
adalah untuk menerima uap refrigerant dari kompresor dan mendinginkannya
dengan cara mengeyahkan panas sensible. Fungsi pipa kapiler atau katup ekspansi
untuk mengekspansi refrigerant bertekanan dan bertemprature tinggi hingga
menjadi refrigerant bertekanan dan bertemprature rendah. Fungsi dari evaporator
adalah menguapkan cairan refrigerant.
Jenis dari refrigerasi mekanis adalah Air Conditioning (AC). Bagian Air
Conditioning terletak di dua tempat yaitu pada outdoor dan indoor. Komponen
AC diindoor terdiri dari evaporator, blower, saringan, panel listrik dan sensor
suhu. Sedangkan komponen AC outdoor terdiri dari kompresor, kondensor, fan,
pipa kapiler, saringan refrigerant dan system kelistrikan (Dewa D 2016). Prinsip
kerja masing-masing komponen dimulai ketika refrigerant meninggalkan
evaporator kemudian masuk ke kompresor melalui intake. Refrigerant yang
masuk berupa gas bertekanan dan bertemprature tinggi. Ketika refrigerant berada
di kompresor, refrigerant ditekan sehingga refrigerant berubah tekanan dan
temperature menjadi lebih tinggi daripada tekanan dan temperature lingkungan
namun masih dalam wujud gas. Karna temperature dan tekanan nya lebih tinggi
dibandingkan di lingkungan sehingga mampu memindahkan panas ke lingkungan
dengan proses kondensasi. Pada proses kondensasi, gas refrigerant turun
tempraturenya kemudian berubah fasanya pada tekanan dan temperature yang
konstan dari fasa gas ke fasa cair dengan cara membuang kalor ke lingkungan
sehingga temperature lingkungan lebih tinggi. Setelah itu terjadi proses ekspansi
di pipa kapiler. Setelah refrigerant melepas kalor ke lingkungan, refrigerant
berfasa cair akan mengalir melewati pipa kapiler dengan tujuan menurunkan
tekanan dan temperature nya, lebih rendah dibandingkan temperature dan tekanan
lingkungan sehingga dapat menyerap kalor saat proses evaporator nanti. Pada
proses evaporator, refrigerant memiliki tekanan dan temperature lebih rendah
sehingga temperature jenuh nya dibawah temperature ruangan. Kalor kemudian
terserap oleh refrigerant dan refrigerant berubah fasanya menjadi gas kembali.
Selain refrigerasi mekanis, contoh lain dari mesin pendingin atau
refrigerasi adalah evaporative cooling. Perbedaan yang sangat mencolok antara
refrigerasi mekanis dengan evaporative cooling adalah cara kerja nya. Cara kerja
refrigerasi mekanis seperti dijelaskan pada paragraph sebelumnya. Sedangkan
cara kerja evaporative cooling adalah yaitu udara di lingkungan dihisap. Saat
dihisap, udara bersinggungan dengan pads yang ditetesi air di sisi belakang
blower. Kemudian air akan membasahi pads (berbentuk jala) dan tetesan dari
pads akan jatuh ke water tank. Kemudian air di water tank disirkulasi ke bagian
atas pads dengan pompa sehingga menghasilkan udara dingin yang keluar dari
pads dan dihembuskan dengan blower (Tenaya dkk 2016). Selain cara kerja,
masing-masing komponen kedua jenis refrigerasi tersebut juga berbeda.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh hasil volume air tertampung
actual dan volume air tertampung teoritis pada suhu 16 oC dan 25oC. Pada suhu
16oC diperoleh volume air tertampung actual sebesar 280 ml dan volume air
tertampung teoritis sebesar 183.52 ml. Pada suhu 25 oC diperoleh volume air
tertampung actual sebesar 141 ml dan volume air tertampung teoritis sebesar
73.647 ml. Terdapat perbedaan nilai volume air tertampung actual dan volume air
tertampung teoritis masing-masing suhu. Hal itu dikarnakan kesalahan atau
ketidaktelitian pembacaan psycrometric chart.
Selain hasil volume air tertampung actual dan volume air tertampung
teoritis, diperoleh juga hasil nilai THI seperti pada Table 4.1.8, dimana nilai THI
untuk manusia pada suhu 16oC sebesar 54.59 sedangkan THI untuk hewan ternak
sebesar 56.39. Padas suhu 25oC, THI untuk manusia dan hewan ternak secara
berturut turut sebesar 71.294 dan 72.806. Menurut Dadang Jaenuddin dkk (2018),
hewan ternak dan manusia akan nyaman pada nilai THI dibawah 72, akan
mengalami stress ringan pada THI 72≤THI≤75, stres sedang nilai THI
75≤THI≤80 dan ternak sapi perah mengalami stres berat dengan nilai THI
88≤THI≤97. Dengan demikian, manusia dan hewan ternak nyaman pada suhu
16oC dan akan stress ringan pada suhu 25oC.
Berdasarkan Tabel 4.1.7, presentase susut bobot di tempat ruangan lebih
besar dibandingkan di tempat refrigerasi mekanik. Hal tersebut dikarnakan suhu
dan RH pada ruangan refrigerasi mekanik lebih terkontrol dibandingkan suhu
ruangan. Dikarnakan suhu dan RH terkontrol maka tingkat susut bobotnya
rendah. Oleh karna itu tempat atau ruangan dengan refrigerasi mekanik cocok
untuk penyimpanan sayur dan buah karna nilai susut bobotnya rendah. Selain
perlakuan ruang penyimpanan, penggunaan edible coating juga sangat
berpengaruh terhadap mutu atau kualitas buah. Penggunaan edible coating dapat
menahan laju respirasi buah sehingga buah tidak cepat membusuk. Prinsip kerja
edible coating adalah buah dikemas dengan lapisan tertentu yang kemudian
produk disimpan di ruangan dengan suhu dan RH terkontrol (Agung Prasetyo dkk
2018).

4.2. Contoh Perhitungan


1. Analisis Data Hasil Pengamatan Kinerja Mesin Pendingin
a. Menghitung THI suhu 16oC
Untuk hewan ternak
THI= [{(0,35 x Tdb) + (0,65 x Twb)} x 1,8] + 32
THI= [{(0,35 x 16,8) + (0,65 x 11,786)} x 1,8] + 32
THI = 54,57

Untuk manusia
THI= [{(0,15 x Tdb) + (0,85 x Twb)} x 1,8] + 32
THI= [{(0,15 x 16,8) + (0,85 x 11,786)} x 1,8] + 32
THI = 56,37
b. Menghitung THI suhu 25oC
Untuk hewan ternak
THI= [{(0,35 x Tdb) + (0,65 x Twb)} x 1,8] + 32
THI= [{(0,35 x 25,4) + (0,65 x 21,2)} x 1,8] + 32
THI = 72,806

Untuk manusia
THI= [{(0,15 x Tdb) + (0,85 x Twb)} x 1,8] + 32
THI= [{(0,15 x 25,4) + (0,85 x 21,2)} x 1,8] + 32
THI = 71,294

2. Analisa Data Perubahan Kondisi Fisik Sayur Pakcoy/Selada dan Buah Pisang
Contoh perhitungan yang digunakan adalah nilai susut bobot pada ulangan ke-
1 di kondisi refrigerasi mekanik
Wi−Wf
SB = x 100%
Wi
37,62−34,15
SB = x 100% = 9.22382 %
37,62

3. Analisis Perhitungan Volume Air Tertampung Secara Teoritis


Contoh perhitungan yang digunakan adalah pada suhu 25oC.
3
volume ruang (m )
Debit =
waktu (menit )
18 m3
Debit = = 0.857142857 m3/menit
37 menit
kg kgda
Jumlah air = (Wa – Wc) x (debit x vol spesifik)
kgda menit
kg kgda
Jumlah air = (0.00465) x (0,87 x 0,88)
kgda menit
Jumlah air = 0,004 kg/menit
Jumlah air = 0,04 l/menit
Jumlah air = 3.507 ml/menit
Total air = 73.647 ml
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Bagian-bagian utama peralatan pendingin mekanis adalah kompresor,
kondensor, pipa kapiler atau katup ekspansi dan evaporator
2. Proses pendinginan mekanis disebut dengan siklus refrigerasi dimana proses
tersebut dilakukan melalui empat tahap yaitu evaporator, kompresor,
kondensor dan ekspansi
3. Nilai THI untuk manusia pada suhu 16oC sebesar 54.59 sedangkan THI untuk
hewan ternak sebesar 56.39. Padas suhu 25oC, THI untuk manusia dan hewan
ternak secara berturut turut sebesar 71.294 dan 72.806.
4. Nilai susut bobot pisang pada ruangan kamar dan ruang refrigerasi mekanis
secara berturut turut adalah 14.1409 % dan 10.2667 %. Sedangkan berat susut
bobot bayam pada ruangan kamar dan ruang refrigerasi mekanis secara
berturut turut adalah 64.34552999 % dan 62.18530823 %

5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Agung, P., Dinda, M, P., Ardilina, D, A., Bulan, Y, I., Lee, A., & Sri, W. 2018. Karakteristik
Edible Coating dari Pati Umbi Udara (Air Potato) dengan Penambahan Plasticizer
yang Berbeda. Reka Pangan. Vol 12 (1) : 18-26.

Amrullah., Djafar, Z., & Piarah, H, W. 2017. Analisa Kinerja Mesin Refrigerasi Rumah
Tangga dengan Variasi Refrigeran. Jurnal Teknologi Terapan. Vol 3 (2) : 7-11.

Dadang, J., Amin, A, A., Setiadi, A, M., Sumarno, H., & Rahayu, S. 2018. Hubungan
Temperatur, Kelembaban, dan Manajemen Pemeliharaan terhadap Efisiensi
Reproduksi Sapi Perah di Kabupaten Bogor. Acta Veterinaria Indonesiana. Vol 6
(1) : 16-23.

Dewa, D. 2016. Prinsip Kerja AC Split. Diakses dari http://egsean.com/prinsip-kerja-ac-split/


pada Jumat, 16 April 2021 pukul 14:00 WIB.

Manoj, D. 2018. Machanic Refrigeration and Air Conditioner. Papyrus. India

Purwanto, E., & Ridhuan, K. Pengaruh Jenis Refrigerant dan Beban Pendinginan terhadap
Kemampuan Kerja Mesin Pendingin. Turbo. Vol3 (1) : 11-16.

Saputra, B, E. 2011. Sistem Refrigerasi Mekanik. Diakses dari


https://www.kompasiana.com/ekabayusaputra/55006771813311dd17fa76e0/sistem-
refrigrasi-mekanik pada Kamis, 15 April 2021 pukul 17:40 WIB.

Semeru, K. 2018. Subcooling pada Siklus Refrigerasi Kompresi Uap: Aplikasinya pada
Mesin Pendingin dan Pengkondisi Udara. Deepublish. Yogyakarta
Tenaya, G, I., Putu, L, I., & Gede, P, I. 2016. Pengaruh Temprature Air dan Debit Air
terhadap Karakteristik Pendinginan Evaporative. Proceeding Seminar Nasional
Tahunan Teknik Mesin XV. 473-481.

LAMPIRAN

1. Jurnal terkait

Anda mungkin juga menyukai