Oleh
BAB I
PENDAHULUAN
Perikanan sebagai suatu kegiatan ekonomi adalah usaha manusia memanfaatkan sumber
daya alam biologi perikanan dengan cara menerapkan kaidah teknologi secara ekonomis untuk
mencapai kesejahteraan manusia melalui produksi hasil perikanan. Bagian terbesar dari hasil
perikanan adalah yang berbentuk pangan. Ikan adalah salah satu jenis pangan yang paling cepat
membusuk. Kecepatan ikan membusuk terutama sangat dipengaruhi oleh suhu. Suhu sangat
berperan penting dalam daya awet hasil perikanan. hal inilah yang membuat hasil-hasil perikanan
dikaitkan dengan usaha refrigerasi, yakni memanfaatkan teknologi refrigerasi guna mendinginkan
atau menurunkan suhu hasil perikanan dimaksud guna memperpanjang daya awetnya.
Refrigerasi adalah suatu kegiatan produksi dan pemeliharaan tingkat suhu dari suatu bahan
atau ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari pada suhu lingkungan atau atmosfir sekitarnya
dengan cara penarikan atau penyerapan panas dari bahan atau ruangan tersebut. Sedangkan
refrigerasi mekanik merupakan suatu sistem refrigerasi yang menggunakan tenaga khusus untuk
dapat digerakan guna memproduksi dingin dengan bantuan mesin atau alat. Suatu sistem
refrigerasi konvensional, memanfaatkan sifat-sifat panas suatu jenis bahan selagi ia berubah dari
keadaan cair menjadi gas/uap dan sebaliknya. Bahan tersebut dalam teknologi refrigerasi
dinamakan refrigerant.
Pabrik es Efata merupakan suatu pabrik penghasil balok es yang keberadaannya sangat
vital bagi keberlangsungan kegiatan perikanan yang berlangsung di pasar ikan Oeba dan
sekitarnya. Berdiri sejak tahun 2003, pabrik es ini menjadi suatu usaha yang tidak dapat dipisahkan
lagi dalam upaya masyarakat untuk memperpanjang daya awet ikan segar dan hasil-hasil olahan
ikan lainnya lewat penurunan suhu bahan pangan hasil perikanan. Balok es dihasilkan dengan
menurunkan suhu air tawar sampai mencapai titik bekunya (0 C) dengan bantuan refrigerant
Menilik dari uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul tentang
Fatubesi.
Ruang lingkup kegiatan Praktek Kerja Lapang dimulai dari kegiatan persiapan, survei,
perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan yang meliputi pemantauan sistem Refrigerasi sampai
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang terdiri dari
1. Tujuan umum adalah sebagai salah satu syarat memprogram mata kuliah Praktek Kerja Lapang
untuk selanjutnya bisa melakukan kegiatan penelitian dan memprogram mata kuliah skripsi.
2. Tujuan khusus ialah untuk mengetahui sistem refrigerasi yang berlangsung dan terlibat secara
langsung dalam alur kegiatan pembuatan balok es yang dilakukan di Pabrik Es Elvata Oeba,
Kelurahan Fatubesi, Kota Kupang-NTT.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan praktek kerja lapang ialah mengetahui
pemantauan sistem Refrigerasi sampai perawatan alat dan mesin yang ada di Pabrik Es Elvata,
Oeba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
daya alam biologi perikanan dengan cara menerapkan kaidah teknologi secara ekonomis untuk
Menyadari besarnya peranan suhu dalam daya awet hasil perikanan mendorong manusia
mengaitkan hasil perikanan itu dengan usaha refrigerasi. Yakni memanfaatkan teknologi
refrigerasi guna menurunkan atau mendinginkan suhu hasil perikanan itu agar panjang daya
awetnya. Jadi, kegiatan kegiatan refrigerassi hhasil perikanan adalah usaha mendinginkan hasil
perikanan agar awet, guna memperoleh manfaat biologis (gizi) dan ekonomis yang setinggi-
tingginya.
diantaranya adalah kapasitas pendinginan, kapasitas pemanasan, daya kompresi, koefisien kinerja
dan faktor kinerja. Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi
dapat dipindahkan. Sehingga refrigerasi selalu berhubungan dengan proses-proses aliran panas dan
perpindahan panas.
dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem refrigerasi mekanik di antaranya
adalah:
penggerak seperti kompresor dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem
a. Refrigerasi termoelektrik
b. Refrigerasi siklus absorbs
c. Refrigerasi steam jet
d. Refrigerasi magnetic dan Heat pipe
Dewasa ini, penerapan siklus-siklus refrigerasi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan
kita sehari-hari.Industri refrigerasi dan tata udara telah berkembang sangat pesat dan sangat
adalah refrigerasi dengan sistem kompresi uap. Komponen utama dari sebuah siklus kompresi uap
Pada siklus kompresi uap, di evaporator refrigeran akan menghisap panas dari lingkungan
sehingga panas tersebut akan menguapkan refrigeran. Kemudian uap refrigeran akan dikompres
oleh kompresor hingga mencapai tekanan kondensor, dalam kondensor uap refrigeran
dikondensasikan dengan cara membuang panas dari uap refrigeran ke lingkungannya. Kemudian
refrigeran akan kembali di teruskan ke dalam evaporator.
Proses-proses yang berlangsung pada siklus kompresi uap diatas adalah sebagai berikut:
a. Proses kompresi (1-2)
Proses ini dilakukan oleh kompresor dan berlangsung secara isentropik adiabatik. Kondisi
awal refrigerant pada saat masuk ke dalam kompresor adalah uap jenuh bertekanan rendah, setelah
mengalami kompresi refrigerant akan menjadi uap bertekanan tinggi. Karena proses ini
bertemperatur tinggi yang berasal dari kompresor akan membuang kalor sehingga fasanya berubah
menjadi cair. Hal ini berarti bahwa di dalam kondensor terjadi pertukaran kalor antara refrigeran
dengan lingkungannya (udara), sehingga panas berpindah dari refrigeran ke udara pendingin yang
entalpi tetapi terjadi drop tekanan dan penurunan temperatur. Proses penurunan tekanan terjadi
pada katup expansi yang berbentuk pipa kapiler atau orifice yang berfungsi untuk mengatur laju
Proses ini berlangsung secara isobar isothermal (tekanan konstan, temperatur konstan) di
dalam evaporator. Panas dari lingkungan akan diserap oleh cairan refrigeran yang bertekanan
rendah sehingga refrigeran berubah fasa menjadi uap bertekanan rendah. Kondisi refrigeran saat
2.1.3. Refrigerant
Refrigeran adalah fluida kerja utama pada suatu siklus refrigerasi yang bertugas menyerap
panas pada temperatur dan tekanan rendah dan membuang panas pada temperatur dan tekanan
tinggi. Umumnya refrigeran mengalami perubahan fasa dalam satu siklus. Media pendingin
(cooling media) adalah media yang digunakan untuk mengantarkan efek refrigerasi ke tempat yang
membutuhkan.
Sistem pendingin udara pada unit yang besar, seperti bangunan komersial, menempatkan
siklus pendingin terpusat pada suatu tempat. Dan ruangan yang menggunakan efek refrigerasi
relatif jauh dari unit ini, untuk keperluan ini adalah lebih baik menggunakan medium lain daripada
harus mensirkulasikan refrigeran ke tiap ruangan. Medium yang lain inilah yang disebut medium
pendingin atau sering juga diistilahkan refrigeran sekunder. Medium yang umum digunakan
adalah air, glycol, dan larutan garam. Cairan absorbent (liquid absorbent) adalah cairan yang
digunakan untuk menyerap uap refrigeran. Istilah ini hanya dijumpai pada siklus absorpsi. Contoh
BAB III
METODE PRAKTEK
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini bertempat di Pasar Ikan Oesapa Kelurahan Fatubesi
Kupang. Berlangsung selama 12 kali turun mulai dari bulan Juni-Juli 2013.
3.2.1. Alat
3.3.1 Persiapan
Dalam pelaksanaan kegiatan PKL mahasiswa turut serta dalam melakukan operasi produksi
balok es :
1. Pemantauan serta pengawasan alat dan mesin selama kegiatan pembuatan balok es
2. Mengecek keadaan alat dan mesin agar proses pembuatan balok es berjalan dengan baik.
3. Pembuatan balok es
3.3.3 Pelaporan
Metode yang digunakan dalam melakukan Praktek Kerja Lapang ini adalah terlibat langsung
dalam kegiatan pembuatan balok es di lapangan dan mengenal hal-hal praktis yang ada di lapangan
yaitu cara pembuatan balok es dan pengamatan terhadap sistem refrigerasi yang terjadi di Pabrik
Es Elvata serta mengetahui masalah yang sering dihadapi saat pembuatan balok es, dan sebagian
data diperoleh melalui wawancara langsung dengan manajer, operator, teknisi dan karyawan yang
ada di pabrik untuk mengetahui sistem refrigerasi yang berlaku dalam pembuatan balok es.
BAB IV
4.1. Hasil
Berdiri pada tahun 2003 dan langsung beroperasi sekitar tahun 2004. Pabrik es ini dibangun
dengan modal awal 1,4 miliar rupiah, dan dengan modal ini dibeli mesin utama dengan harga 400
juta rupiah dan modal lain digunakan untuk pembangunan tambahan pabrik es.
Pabrik Es Elvata terletak di sebelah barat pasar Oeba Kelurahan Fatubesi. Pabrik ini menjadi
sentra pembelian balok es yang umum digunakan masyarakat nelayan dan rumah industri dalam
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan upaya mempertahankan daya awet hasil-hasil
perikanan yang ada di seputaran lokasi pasar Oeba. Mulai dari usaha penangkapan ikan,
pendinginan sampai pembuatan fillet ikan membeli es dari pabrik es Elvata ini.
Sejauh ini, Pabrik Es Elvata telah memiliki Struktur Manajemen sebagai berikut ;
a. Direktur : Bapak William Da Costa
b. Manajer : Bapak Jhon Da Costa
c. Bendahara : Ibu Maria Da Costa
d. Pemegang Buku : Bapak Jimmy Sine
e. Operator Mesin I : Samuel Asanab
f. Operator Mesin II : Jhon Snemin
g. Operator Mesin III : Oscar Asanab
h. Karyawan : 3 orang (Melkianus Benu, Okto Talan & Kusno Neonufa)
i. Supir Truk Pengantar : Danial Toehuan
Prosedur manajemen yang berlangsung dalam Pabrik Es Elvata adalah sebagai berikut ;
William Da Costa sebagai pemegaang saham tertinggi menjabat sebagai Direktur di Pabrik Es
Elvata. Sedangkan adik kandung dari beliau memegang jabatan sebagaai Manajer Pabrik yang
bertugas mengawasi dan memantau segala kegiatan yang berlangsung agar dapat berjalan dengan
Bapak Jimmy Sebagai pemegang buku, dalam hal ini beliau bertugas sebagai pencatat hasil-
hasil penjualan yang berlangsung dalam sehari, Ibu Maria selaku bendahara bertugas mengelola
keuangan baik pendapatan maupun pengeluaran yang ada di pabrik. Selain itu ada juga 3 orang
karyawan yang bertugas sebagai operator mesin sekaligus Teknisi, Mereka bertugas merawat dan
menjaga mesin agar tetap berada dalam kondisi terbaiknya.Ada juga 3 orang karyawan yang
tugasnya membongkar ice can balok es ketika proses penjualan dan mengisi kembali kat dengan
air segar untuk dibekukan. Untuk mengantar balok es yang dipesan dalam jumlah besar ditugaskan
Pabrik es Elvata selama mulai berdirinya hingga sekarang telah memperbaharui diri dengan
tertutup, maka kalau terjadi perubahan suhu antara kedua simpul tersebut mengalirlah arus listrik
dan tegangan listrik yang bangkit dihubungkan kepada penunjuk suhu yang langsung dapat dibaca
pada skala.
7. Kompresor berfungsi untuk memindahkan uap refrigerant bertekanan rendah yang ada di
Evaporator ke kondensor.
9. Sarana Pendukung berupa : Truk Pengangkut balok es 2 unit, inventaris untuk keperluan kantor,
1. Bahan Baku
2. Bahan Pembantu
a. Garam : digunakan untuk proses pembekuan air
4.1.5. Penjualan Es
Dalam kegiatan penjualan balok es, Pabrik Es Elvata menjual dua jenis produk diantaranya
yaitu balok es, dijual seharga Rp. 9.000,-/balok es sedangkan es yang telah dihancurkan, dijual
Dalam sekali penjualan, terhitung dalam sehari Pabrik Es Elvata bisa menjual hingga 799
balok es atau 47 ret pan balok es . Balok-balok es tersebut umumnya dijual kepada para nelayan
yang membutuhkan es dalam upaya mempertahankan mutu ikan hasil tangkapan, biasanya dapat
terjual 10 ton kepada nelayan dan usaha-usaha pengolahan ikan lainnya. Sedangkan untuk
penjualan terbesar ada pada kontener (pengumpul balok es) yang letaknya tidak jauh dari lokasi
Pabrik Es Elvata berdiri. Kontener ini akan menjual kembali Balok Es kepada para nelayan yang
tidak sempat membeli balok es di Pabrik Es Elvata dengan harga yang berbeda tentunya.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Sistem Refrigerasi Di Pabrik Es Elvata
menggunakan refrigeran berupa Amonia (NH3) dan menggunakan siklus sistem refrigerasi secara
kompresi. Berikut ini akan dijelaskan tentang segala bentuk proses yang berlangsung dalam suatu
Proses-proses yang berlangsung pada suatu sistem refrigerasi yang berlangsung dalam
pembuatan pabrik es Elvata dapat dikemukakan berupa suatu siklus dasar yang menggerakan
sistem refrigerasi itu sendiri. Panas yang berasal dari bak penampung diserap ke dalam pipa
evaporator; panas itu tersimpan dalam uap refrigeran bertekanan rendah, dihisap ke dalam jantung
sistem refrigerasi. Pada sistem kompresi jantung ini berupa kompresor, sedangkan pada sistem
absorbsi, berbentuk absorber dan generator. Oleh jantung panas yang dihisap yang dibawa oleh
uap refrigeran bertekanan rendah itu dipompakan menuju alat pengembun (kondensor). Tekanan
uap refrigeran itu menjadi tinggi dan menjadi jenuh akan panas. Dengan bantuan air yang
disiramkan ke pipa kondenser, uap refrigeran yang berada dalam kondenser berubah kembali
menjadi cairan. Panas yang terkandung dalam uap saat menguap dienyahkan bersama air
pendingin kondenser. Cairan yang terbentuk tadi berkumpul dalam tangki penerima, cairan
refrigeran ini bertekanan tinggi dan mengalir menuju alat pengatur pemuaian, alat pengatur ini
biasa disebut juga dengan keran ekspansi. Dengan mengatur keran, cairan bertekanan tinggi
berubah menjadi cairan refrigeran dingin yang bertekanan rendah. Cairan ini akan menyerap panas
yang ada pada bahan (air yang akan menjadi balok es) dalam tangki pembekuan. Hal ini akan
menyebabkan bahan tadi akan turun suhunya sehingga mengalami perubahan wujud dari cair (air
menguap. Uap ini akan disalurkan kembali ke jantung sistem refrigerasi berupa kompresor untuk
diulang kembali serangkaian siklus sistem refrigerasi yang berlangsung dalam pembuatan balok
Seluruh sistem refrigerasi dalam siklus ini disatu-hubungkan oleh suatu sistem perpipaan
melalui pipa-pipa dimana refrigeran mengalir untuk melakukan, mengerjakan dan mengulangi
siklus.
Bahan Baku
Bahan Pembantu
a. Garam, berfungsi untuk mencapai proses pendinginan (sebagai mediator) karena air
garam dengan kadar kurang lebih 19 % terlarut paling sempurna dan tidak terjadi endapan pada
bak pendingin yang memiliki titik beku lebih rendah dibanding dengan air murni yang ada di dalam
ice scan.
b. NH3 atau amoniak, berfungsi sebagai pendingin karena amoniak memiliki titik didih -280
F.
c. Oli dan solar, berfungsi sebagai pelumas dan bahan bakar mesin-mesin produksi.
1. Ice Can : yaitu wadah tempat mengisi air sekaligus sebagai cetakan untuk balok es. Wadah
ini dibuat dengan bentuk trapesium agar mempermudah saat melakukan proses pelepasan ketika
Dengan ukuran cetakan seperti pada gambar, pembuatan satu balok es menggunakan 8
liter air.
2. Gancu : yaitu alat pengait yang digunakan untuk membantu melepaskan balok es dari ice can.
Ice can (cetakan es) diisi dengan air murni dengan menggunakan Filling Tank (Tangki
Pengisian Air), air sebagai bahan baku utama pembuatan es yang diambil dari sumber mata air
Oeba.
Ice can yang digunakan terbuat dari plat 1.8 mm dengan lapisan anti karat galvanis, dan
dilengkapi dengan frame isi 17 unit cetakan dengan masing-masing cetakan mempunyai berat 50
kg. Filling Tank (Tangki pengisisan air) tidak dilengkapi dengan katup dan level control sehingga
pengisian air dikontrol secara manual oleh pekerja sesuai dengan kapasitas cetakan balok es.
Setelah proses pengisian selesai, ice can kemudian diangkat oleh pengangkat dan diletakkan
kedalam Brine Tank (bak pendingin) yaitu dengan memasang ice can pada rei (alat Bantu untuk
mempermudah proses penempatan) yang terdapat pada bagian atas Brine Tank. Pada saat ice can
masuk ke dalam brine tank, beberapa bagian tidak masuk seluruhnya ke dalam brine tank hal ini
dimaksudkan agar larutan garam yang ada di dalam bak penampungan tidak bercampur dengan air
di cetakan.
Ice can tersebut kemudian dicelupkan ke dalam Brine Tank dan terendam sampai level air
di dalam ice can sejajar dengan level brine tank (tangki proses). Brine berfungsi sebagai media
untuk mengambil kalor dari air sehingga air menjadi dingin dan lama-kelamaan akan membeku
(menjadi es). Proses pendinginan memakan waktu kurang lebih 24 jam agar es balok yang
Apabila es balok sudah terbentuk (membeku) proses selanjutnya adalah pengangkatan ice
can dari Brine Tank untuk direndam di air normal pada Dip Tank (Tangki pelepas es). Hal ini
bertujuan agar sisi es balok terluar mencair, agar es balok tersebut mudah terlepas dari ice can.
Setelah sisi es balok terluar mencair, maka ice can diangkat dengan menggunakan pancu dan
dikeluarkan dari cetakan, setelah es balok keluar kemudian angkut ke tempat penyortiran dengan
cara diluncurkan dengan can dumper (peluncur es). Tempat peluncuran es dibuat dengan
Es balok yang sudah terlepas dari ice scan tadi disortir untuk memperoleh es balok yang
layak untuk dijual ke konsumen. Untuk balok es yang patah ditutupi dengan terpal basah agar
dapat dijual kembali jika ada pembeli yang ingin membeli es yang sudah dihancurkan.
Es balok yang dihasilkan memiliki masing-masing berat 25 kg. Dalam seharinya mampu
memproduksi es balok sebanyak 19.975 kg atau 799 balok setiap hari. Angka ini berdasarkan
kapasitas mesin yang ada dalam pabrik selama melakukan kegiatan produksi. Tercatat pada bulan
Mei 2013 Pabrik Es Elvata menjual sampai 20.196 balok es atau sekitar 504,9 ton balok es.
Sebagai gambaran untuk menganalisis suatu unit usaha pabrik es dapat dilihat dalam analisa
4. Gaji karyawan;
- Tenaga administrasi 3 Orang 1.100.000 2.200.000
Jumlah 35.550.000
35.550.000 Sehingga dapat dihitung Biaya Produksi per balok es sebesar Rp.
1.483,-
C. Penjualan- Jika Harga per balok Rp. 9.500,- Keuntungan per balok
D. Keuntungan
balok
mesin
Air
cukup besar yaitu 2.275.009.880,- per tahunnya. Belum termassuk pengeluaran untuk pembayaran
pajak.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka bisa ditarik beberapa
1. Pabrik Es Elvata yang sudah berdiri selama sembilan tahun turut memberikan andil yang cukup
besar dalam upaya meningkatkan perhatian para pelaku usaha perikanan untuk lebih
2. Pabrik Es Elvata menggunakan bahan pendingin atau refrigeran berupa Amonia (NH3). Refrigeran
ini sangat cocok dan tepat sekali digunakan dalam siklus refrigerasi sistem kompresi.
3. Perawatan dan pemeliharaan alat dan mesin yang ada dalam pabrik selalu ditingkatkan demi
kelancaran proses pembuatan balok es sehingga siklus sistem refrigerasi dapat berjalan dengan
baik. Terbukti dengan ditempatkannya 3 orang operator yang khusus menangani mesin.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan kegiatan praktek kerja lapang di pabrik es
Elvata yaitu ;
1. Harus adanya keseriusan agar mahasiswa dapat mendalami dengan baik setiap proses kegiatan
2. Praktek Kerja Lapang Sebaiknya dilakukan pada awal-awal semester agar persiapan dan
pemantapan dalam melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapang dapat berjalan baik
DAFTAR PUSTAKA
Andika, R. 2006. Recovery, Recycle dan Recharging untuk Refrigeran Mesin Pendingin. Tugas Sarjana.
Anonim. 2006. Refrigerasi & Sistem Penyejuk AC, Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia,
(Online) (www.energyefficiencyasia.org).
Haryanto, J.B. 2004. Teknik Mesin Pendingin. Volume kedua, Jakarta : Erlangga.
Indartono, Y.S. 2006. Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1). Berit@ Iptek.com. Available from:
URL: http://www.beritaiptek.com.
URL:http://www.facilitiesnet.com/hvac/article/How-to-Recycle-OzoneDepleting-Refrigerans--
9408
LAMPIRAN I