Materi :
1. Refrigerator
2. Motor Bakar
3. Pompa
4. Turbin Air
Nama :
NPM :
Kelas :
Disusun Oleh:
1. Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
2. Bayu Ariesta, ST.
3. Andi Cahya Ichi, ST.
Revisi :
1. Dr. Heru Kuncoro
2. M. Rizki Agil, ST.
3. Amir Ash Shiddiqy
4. Tim Asisten
1.2 Tujuan
Secara garis besar tujuan diadakannya Praktikum Prestasi Mesin ini, antara
lain adalah :
1. Dapat mengaplikasikan teori yang mempelajari tentang prestasi mesin,
khususnya refrigerator (Air conditioner).
2. Dapat mengetahui dan menganalisa rangkaian dan sistem kerja dari sistem
refrigerator (Air conditioner).
3. Menambah pengetahuan, terutama mengenai prestasi mesin, yang meliputi
refrigerator (Air conditioner).
BAB II
LANDASAN TEORI
7. Entalpi
Perubahan entalpi (h) adalah jumlah kalor yang dilepaskan atau
diberikan persatuan massa melalui proses tekanan konstan. Sifat entalpi
dapat juga dinyatakan laju perpindahan kalor untuk proses yang padanya
terjadi penguapan atau pengembunan, misalnya proses dalam ketel air atau
koil pendinginan udara dimana uap air mengembun.
8. Entropi
Walaupun entropi memiliki arti teknis dan filosofi, tapi sifat ini
hanya digunakan dalam hal khusus dan terbatas. Entropi terdapat pada
banyak grafik dan tabel-tabel sifat bahan. Berikut adalah sifat entropi, yaitu:
a. Jika suatu gas uap ditekan atau diekspansikan tanpa gesekan dan tanpa
penambahan atau pelepasan kalor selama proses berlangsung, maka
bahan itu akan tetap.
b. Dalam proses yang akan disebutkan dalam butir, perubahan entalpi
menyatakan jumlah kerja persatuan massa yang diperlukan oleh poros
penekanan atau yang dilepaskan oleh proses ekspansi tersebut.
9. Hukum Gas Ideal
Model idealisasi dari perilaku gas yang berhubungan dengan
tekanan, suhu, dan volume spesifik suatu gas ideal memenuhi :
P . v = R .T ………………………….................(2.1)
Dimana :
P = Tekanan (Pa)
v = Volume spesifik (m/kg)
R = Terapan gas = 287 J/kg.K ; untuk udara
= 426 J/kg.K ; untuk air
T = Suhu absolut (K)
Persamaan gas ideal berlaku pada udara kering dan uap air dengan
derajat panas lanjut yang tinggi sekali dan tidak berlaku bagi uap air serta
refrigran yang suhunya dekat dengan kondisi jenuh.
10. Laju Aliran Massa
Untuk perhitungan laju aliran massa, menggunakan persamaan berikut:
m = ρ x Q (kg/s) ……………….. ……… (2.2)
ref
Dimana:
3
ρ = Densitas refrigeran (kg/m )
3
Q = Debit aliran refrigeran (m /s)
SIGHT FILTER
GLASS H.P GAUGE
L.P GAUGE
PREASURE
CONDENSOR GAUGE
TEMP.
CONTROL
POWER
ON
OFF
LIQUID COMPRESOR
RECEIVER
TANK
b. Kompressor Semihermatik
Kompresor dan motor penggeraknya disambung dengan
sambungan bolt berada satu rumah dengan housing kompresornya
c. Kompresor Open-Drive
Kompressor open drive menurut konstruksi nya dibedakan menjadi
2 yaitu:
1) Kompresor belt drive
Kompressor ini merupakan kompressor jenis pertama dan masih
digunakan untuk beberapa pengembangan. Dengan belt drive berada
pada motor dan porosnya terdapat pada kompressor dan
terhubung.motor terletak disamping kompressor
2) Kompresor direct drive
Kompressor direct drive ini merupakan kompressor dimana susunan
beltnya tersambung secara seri dimana motor dan kompressor
disusun secara end to end.
A B
Gambar 2.8 (A) Belt Drive Kompressor (B) Direct Drive
Kompressor
2. Kompresor Screw
Kompresor screw adalah kompressor dengan menggunakan metode
ulir untuk mengkompresikan refrigerant.
3. Kompresor Rotary
Kompressor putar ini dapat menghasilkan tekanan yang sangat
tinggi, pada kompressor rotary getaran yang dihasilkan relatif kecil
dibandingkan dengan kompressor torak.hal ini disebabkan ooleh sudu sudu
pada kompressor putar, yang merupakan elemen bolak balik, mempunyai
massa yang jauh lebih kecil dibanding kompressor torak.
Gambar 2.10 Kompressor rotary
4. Kompresor Scroll
Kompressor scroll memiliki prinsip kerja dengan cara pengkompresian
gas dengan putaran scroll sehingga udara termampatkan.
5. Kompresor Sentrifugal
Kompressor sentrifugal ini memiliki bantalan magnetik, kecepatan
yang bisa divariabel kan serta teknologi elektronik digital untuk mencapai
efisiensi yang sangat tinggi
Dimana :
m =Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
ref
3
ρ = Densitas refrigeran pada sisi hisap (suction) kompresor (kg/m )
suc
3
V = Volume perpindahan (displacement) kompresor per putaran (m )
disp
Dimana:
h = Enthalpi refrigeran saat kompresi isentropik (kJ/kg)
2S
Simbol :
2.7.5 Strainer/Drier
Alat ini memisahkan fasa cair dan gas refrigerant yang menuju expantion
valve agar fasanya menjadi cair.
Standar : 1,4 inchi.
2. Auto Expantion Valve, mengatur banyak nya jumlah refrigerant yang masuk
ke dalam evaporator dengan menggunakan sensor tekanan.
Perangkat ini adalah juga sebuah katup yang mengubah dimensi katup
dalam menanggapi nya sensor tekanan nya.
2.7.7 Evaporator
Evaporator adalah bagian alat dari refrigeration system yang digunakan
untuk menguapkan refrigeran dengan cara menangkap panas dari lingkungan.
Dengan kata lain alat ini menguapkan cairan refrigeran dengan cara heat
exchanging (pertukaran panas) antara temperatur rendah, tekanan rendah cairan
refrigeran dengan udara.
L.P H.P
GAUGE GAUGE
Simbol :
2.7.10 Thermostat
Alat ini mengontrol solenoid valve dengan tujuan untuk memelihara
temperatur udara pada outlet evaporator dan temperatur ruangan pada temperatur
konstan. Daerah udara dapat dikontrol : 30-50°C.
Simbol :
𝐴𝑒 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 = 𝐴𝑏 − 𝐴𝑖ℎ
𝐴𝑒 𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 = 𝑃 𝑥 𝑙
Altitude 𝑣1 𝑣2 𝑣3 In Out
(m) (m/s) (m/s) (m/s) 𝑇1 𝑇2 𝑇3 𝑅ℎ1 𝑅ℎ2 𝑅ℎ3 𝑇1 𝑇2 𝑇3 𝑅ℎ1 𝑅ℎ2 𝑅ℎ3
4. Pengolahan Data
FreonR22
𝑇1 𝑇2 𝑇3 𝑇4 ℎ1 ℎ2 ℎ3 ℎ4 𝑠1 𝑠2 𝑠3 𝑠4
Dari data yang telah didapat pada tabel pengamatan dapat diolah untuk
mencari entalpi (h) dan juga entropi (s) menggunakan diagram P-h R22
In Out
Altitude 𝑣̅
𝜌 𝜌
(m) (m/s) ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑇̅ 𝑅ℎ ℎ 𝑀𝑐 (kg/ 𝑇̅ 𝑅ℎ ℎ 𝑀𝑐 (kg/
m3) m3)
Tabel 3.7 Tabel Pengolahan Data Udara Di Sekitar Evaporator
In Out
Altitude 𝑣̅
𝜌 𝜌
(m) (m/s) ̅̅̅̅ ̅̅̅̅
𝑇̅ 𝑅ℎ ℎ 𝑀𝑐 (kg/ 𝑇̅ 𝑅ℎ ℎ 𝑀𝑐 (kg/
m3) m3)
Dari data yang telah didapat pada tabel 3.5 dan tabel 3.6,nilai 𝑣̅ ,𝑇̅,dan ̅̅̅̅
𝑅ℎ didapat
dari merata-ratakan 𝑣, 𝑇, dan 𝑅ℎ. Data yang kita gunakan yaitu data bagian
OUT, baik tabel 3.5 dan 3.6. Kemudian data tersebutdapat diolah dengan
menggunakan aplikasi mobileAirLite Psychometric Calculator atau
AirProPsychometric Calculator.
5. Perhitungan Data
Tabel 3.8 Tabel Perhitungan
̅ 𝒌𝒐𝒏𝒅
𝑸 ̅ 𝒆𝒗𝒂𝒑
𝑸 𝒎̇𝒖 𝒌𝒐𝒏𝒅 𝒎̇𝒖 𝒆𝒗𝒂𝒑 𝒎̇𝒇 𝒌𝒐𝒏𝒅 𝒎̇𝒇 𝒆𝒗𝒂𝒑 ̅̅̅̅
𝒎̇𝒇 (𝑾𝒌𝒐𝒎𝒑𝒓𝒆𝒔𝒐𝒓 )
Setelah menghitung data diatas, barulah dapat dicari nilai dari mass flow
freon (𝑚̇𝑓 ), dengan menggunakan persamaan dibawah ini :
𝑚̇𝑓 . ℎ2 + 𝑚̇𝑢 . ℎ𝑖𝑛 = 𝑚̇𝑓 . ℎ3 + 𝑚̇𝑢 . ℎ𝑜𝑢𝑡
Pemanas Pendingin
(Kondensor) (Evaporator)
MODUL PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
TURBIN AIR
Disusun Oleh:
1. Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
2. Elbi Wiseno, ST., MT
3. Andi Cahya Ichi, ST.
Revisi :
1. Dr. Heru Kuncoro
2. Akbar Sutarya Putra, ST.
3. M. Rio Rizky Saputra
4. Tim Asisten
1.2 Tujuan
Secara garis besar tujuan diadakannya Praktikum Prestasi Mesin mengenai
turbin air jenis turbin pelton, antara lain :
1. Memahami sistem kerja dari turbin air
2. Mengetahui daya mekanik turbin
3. Mengetahui Efisiensi turbin air
BAB II
LANDASAN TEORI
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa
daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis
turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan yang lebih
mendalam.
Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan
PLTA dengan tinggi jatuhan 1 - 1000 m, yang dapat dikategorikan pada head
High,medium dan rendah.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran
air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air
dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan
daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nozel. Dengan
demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil.
1. Runner pelton
2. Nozzle
3. Deflector jet
5. Casing
6. Penstock
7. Hydraulic brake
Turbin Pelton untuk PLTA skala besar membutuhkan head lebih kurang
1000 meter tetapi untuk skala PLTMH membutuhkan head (10 - 120) meter sudah
mencukupi.
Jenis konstruksi turbin ini pertama kali dilaksanakan sekitar tahun 1950.
Sekarang turbin francis adalah yang paling banyak dipakai, karena tinggi air jatuh
dan kapasitasnya yang paling sering sesuai dengan kebutuhannya. Dari hasil
penggunaan dan penelitian yang terus-menerus untuk pengembangan selanjutnya,
turbin francis sekarang sudah bisa digunakan untuk tinggi air jatuh sampai 700m
dengan kapasitas air dan kecepatan air dan kecepatan putar yang sesuai memenuhi
harapan.
Pada gambar Turbin francis yang kecil sering terletak di bawah daerah
tersebut, karena harus menggerakkan generator yang mempunyai kecepatan putar
yang tinggi dan dihubungkna langsung dengan roda gigi transmisi. Didalam daerah
batas antara turbin francis dengan turbin kaplan, Turbin kaplan lebih
menguntungkan yaitu pada keadaan beban tidak penuh randemennya lebih tinggi,
karena sudu-suda turbin kaplan bisa diatur sesuai dengan beban yang ada.
1
A =4 𝜋𝐷 2.......................................................................(2.2)
P = ρ . g . h…………………….………………………(2.5)
Keterangan :
h = head (m)
= Massa jenis (kg/m3)
g = Gravitasi (m/s2)
P =Tekanan (N/m2)
1
𝐸𝑘 = ṁ𝑣 2 ..............................................................(2.8)
2
Mulai
Menyalakan Pompa
Mengambil data
putaran turbin
Mengambil data
Tekanan
Pengolahan Data
Selesai
2. Nozzle Turbin
Nozzle berfungsi sebagai Nozzle berguna untuk mengarahkan
pancaran air ke sudu turbin. Fungsi lainnya juga mengatur kapasitas air yang
masuk ke turbin dan mengubah tekanan menjadi energi kinetik.
6. Buffer tank
Tangki penyangga berfungsi agar tekanan stabil/konstan karena
fluktuasi aliran pompa sangat besar.
8. Ball Valve
Ball Valve digunakan sebagai pemutus atau penghubung aliran
9. Pressure Gauge
Pressure Gauge berfungsi sebagai indikator dari tekanan pada aliran
fluida air yang ada pada pompa dan buffer tank.
b. Tachometer
Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui besaran
putaran pada suatu poros yang berputar atau biasa disebut dengan rotasi
permenit (RPM). Tachometer ini menggunakan inframerah yang
ditembakkan cahayanya kearah poros yang berputar sehingga dapat
diketahui RPM pada poros tersebut.
Mulai
Menghitung Kecepatan
aliran
Menghitung Head
Menghitung massa
aliran
Menghitung Torsi
Menghitung Daya
input dan output
Menghitung
Efisiensi
Selesai
𝑀𝑏 × 𝐿 = 𝑟 × 𝑀𝑎 × 𝜇
Keterangan :
𝐿 = Panjang (m)
𝜇 = koefisien gesek
1 0.6 8
2 0.8 9
`3 0.9 13
4.7 Perhitungan Laju Aliran
Laju aliran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
ṁ =Q x ρ
Keterangan:
3
Q = Debit Aliran (𝑚 ⁄𝑠)
ρ = Density (kg/m3)
ṁ = Laju aliran (kg/s)
`3
2
3
𝑃𝑃 = 𝑃. 𝑄
𝑃𝐼 = 𝑃𝐸𝑘 + 𝑃𝑃
Tabel 4.6 Data Besaran daya yang dibutuhkan pada Turbin Pelton nozzle sudut 900
Diameter Daya Kinetik PEK Daya Tekanan Total Daya
NO
Nozzle (mm) (watt) Pp (Watt) input PI (watt)
Tabel 4.7 Data Besaran daya yang dibutuhkan pada Turbin Pelton nozzle sudut 600
Diameter Daya Kinetik PEK Daya Tekanan Total Daya
NO
Nozzle (mm) (watt) Pp (Watt) input PI (watt)
3
4.9 Perhitungan Daya Output
Daya output yang dihasilkan turbin pelton berupa daya mekanik yang
dibangkitkan oleh rotor turbin yang diakibatkan oleh hentakan fluida ke sudu-sudu
turbin sehingga menyebabkan turbin berputar. Daya output dapat di hitung dengan
persamaan berikut :
2𝜋𝑛
𝐵𝐻𝑃 = 𝜏
60
Tabel 4.8 Daya yang dikeluarkan pada Turbin Pelton nozzle sudut 900
Tabel 4.9 Daya yang dikeluarkan pada Turbin Pelton nozzle sudut 600
3
MODUL PRAKTIKUM PRESTASI MESIN
POMPA
Disusun Oleh:
1. Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
2. Bayu Ariesta, ST.
3. Andi Cahya Ichi, ST.
Revisi :
1. Dr. Heru Kuncoro
2. Galih Seto, ST.
3. Mochammad Resha
4. Tim Asisten
2.1 Pompa
Pompa adalah mesin konversi energi yang digunakan untuk memindahkan
fluida (cair) dari tempat yang satu menuju tempat yang lain. Pompa memberikan
energi kinetik atau energi potensial pada fluida non-compressible (cair) sehingga
fluida tersebut dapat dipindahkan. Masing-masing pompa memiliki karakteristik
tersendiri bergantung pada desain dari pompa tersebut.
Dalam pemilihan pompa, spesifikasi pompa dinyatakan dengan kapasitas
pompa yaitu jumlah aliran yang dialirkan per satuan waktu dan juga head yaitu
tinggi energi angkat dari pompa. Faktor yang mempengaruhi spesifikasi tersebut
antara lain:
1. Kapasitas (Q)
Merupakan volume dari fluida yang dialirkan oleh pompa persatuan waktu.
Kapasitas pompa dinyatakan dalam satuan liter per menit (LPM), m 3/s, atau
ft3/s.
2. Putaran (n)
Putaran yang digunakan untuk penentuan spesifikasi yaitu putaran poros
yang terhubung dengan impeller pompa. Putaran ini dinyatakan dalam
satuan RPM dan dapat diketahui dengan menggunakan tachometer.
3. Torsi (T)
Pengukuran torsi diawali dengan pengukuran gaya menggunakan
dynamometer yang kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur
momen (L). Satuan dari torsi adalah Nm.
4. Daya (P)
Daya yang digunakan terbagi dalam dua macam, yaitu daya input yang
digunakan oleh pompa serta daya output berupa daya air yang dihasilkan
oleh pompa. Satuan daya dinyatakan dalam Joule per sekon (J/s) atau Watt.
5. Efisiensi (η)
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa,
dengan daya input yang digunakan oleh pompa.
2.2 Jenis-jenis Pompa
Pompa dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut prinsip kerjanya.
Berdasarkan prinsip kerjanya pompa terbagi atas dua jenis antara lain positive
displacement pump dan pompa dinamik.
2. Pompa Sentrifugal
Pompa ini bekerja melalui rotor dengan sudu-sudu yang berputar pada
kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeller yang
menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar
melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium.
Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk proses
pengisian air pada ketel uap dan pompa rumah tangga. Skema pompa
sentrifugal dapat dilihat pada gambar 2.4 sebagai berikut :
3. Pompa Vortex
Pompa vortex memiliki impeller dengan posisi konsentris dengan casing
pompa. Pompa ini tidak memiliki diffuser, namun memiliki saluran yang
lebar sehingga aliran fluida tidak mudah tersumbat dan cocok untuk pemakaian
pada pengolahan cairan limbah.
Kavitasi berawal dari kecepatan fluida yang tinggi saat memasuki pompa
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Saat fluida
mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang
bergerak dengan kecepatan tinggi yang akan menabrak sudu. Tempat-tempat yang
rawan terhadap kavitasi yaitu tempat yang aliran airnya bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi. Pada pompa, daerah yang rawan terhadap terjadinya kavitasi
yaitu sisi hisapnya (suction line). Kavitasi pada pompa akan berakibat pada :
1. Suara berisik dan getaran dari pompa.
2. Menurunnya performa pompa secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak dapat
bekerja dengan baik.
3. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam
waktu yang lama, maka permukaan dinding akan tergerus sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
𝑄0.5
𝑛𝑠 = 𝑛 𝐻 0.75
Dimana:
𝑛𝑠 = Kecepatan spesifik pompa
P v2
w= z+ + =c
g 2g
Dimana :
z = Head elevasi
P
= Head tekanan
g
v2
= Head kecepatan
2g
3. Reducer
Sambungan reducer, fitting jenis ini berfungsi untuk mengurangi
aliran fluida. Mengurangi disini bukan seperti katup (valve), tetapi ukuran
pipanya saja yang berkurang. Sehingga reducer ini berfungsi untuk
menyambungkan pipa dari diameter yang lebih besar ke pipa yang memiliki
diameter lebih kecil.
Gambar 2.25 Reducer
5. Cap
Sambungan cap berfungsi untuk menghentikan aliran pada ujung
pipa. Sambungan ini dilas langsung pada bagian pipa utama.
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠 𝑉𝑑 2 − 𝑉𝑠 2
𝐻= + + (𝑍𝑑 − 𝑍𝑠) + 𝐻𝑙𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
𝛾 2𝑔
𝑃𝑑 − 𝑃𝑠
𝐻=
𝛾
2. Debit Aliran
𝑉
𝑄=
𝑡
Dimana: Q = Debit aliran (m3/s)
t = Waktu (s)
V = Volume fluida (m3)
WOutput = 𝑊𝐻𝑃 = 𝜌. 𝑔. 𝑄. 𝐻
PI = 𝑉 ∙ 𝐼
2𝜋𝑛
𝐵𝐻𝑃 = 𝑚 . 𝑔 . 𝐿 .
60
𝑊𝐻𝑃
𝜂= × 100%
𝑊𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
BAB III
PENGAMBILAN DATA
Pengambilan Data :
1. Tekanan Hisap 4. Tegangan Motor Listrik
2. Tekanan Dorong 5. Kuat Arus Motor Listrik
3. Debit Aliran
ran
Gambar 3.1 Flowchart Pengambilan Data Pompa Sentrifugal Pemasangan
Tunggal, Seri Dan Pararel
Flowmeter 2
3
3.3 Pengolahan dan Perhitungan Performa Pompa Seri dan Paralel
a. Tabel Perhitungan Pompa Seri
Pompa 1 Pompa 2
No Debit Suction Discharge Tegangan Kuat Arus Debit Suction Discharge Tegangan Kuat Arus
(m3/s) (Pa) (Pa) (Volt) (Ampere) (m3/s) (Pa) (Pa) (Volt) (Ampere)
3
b. Tabel Perhitungan Pompa Paralel
Pompa 1 Pompa 2
No Debit Suction Discharge Tegangan Kuat Arus Debit Suction Discharge Tegangan Kuat Arus
(m3/s) (Pa) (Pa) (Volt) (Ampere) (m3/s) (Pa) (Pa) (Volt) (Ampere)
3
3.4 Spesifikasi Pompa
Spesifikasi pompa 1 dan pompa 2 yang digunakan untuk praktikum
pengujian pompa sentrifugal yaitu :
Merek : Wasser
Tipe : PW-131E
Dimensi : 285 x 250 x 185 mm
Tegangan : 220V / 50 Hz
Arus Masukan : 1,5 Ampere
Kapasitas/Debit : 24 LPM (Max)
Temperatur Air : 40oC (Max)
Head : 25 m (Max)
Konsumsi Daya : 125 Watt
Disusun Oleh:
1. Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
2. Bayu Ariesta, ST.
3. Andi Cahya Ichi, ST.
Revisi :
4. Dr. Heru Kuncoro
5. Cecep Mualana Ahsan, ST.
6. M. Zaky Maulana Yusuf
7. Tim Asisten
1.2 Tujuan
Secara garis besar tujuan diadakannya Praktikum Prestasi Mesin, antara lain
adalah:
4. Dapat mengaplikasikan teori yang mempelajari tentang prestasi mesin,
khususnya motor bakar.
5. Dapat mengetahui, menganalisa rangkaian, sistem kerja dari sistem, motor
bakar dan cara pengambilan data.
6. Menambah pengetahuan, terutama mengenai prestasi mesin, khususnya
motor bakar.
BAB II
TEORI DASAR
τ=F.L
…………………………………………(2.1)
Dimana :
τ = Torsi (Nm)
L = Panjang Langkah (m)
F = Gaya (N)
Dimana :
BHP = Break Horse Power (Watt)
n = Putaran Mesin (RPM)
T = Torsi (Nm)
Dimana :
BFC= Break Fuel Comsumtion (L/s)
Vg = Volume Bahan Bakar (L)
t = Waktu (Detik)
Dimana :
SFC = Spesific Fuel Consumtion and Power (Liter/KWH)
BFC = Break Fuel Comsumtion (L/h)
BHP = Break Horse Power (W)
E. Efisiensi Thermal
Parameter tak berdimensi yang menghubungkan output mesin yang
diinginkan (kerja per siklus atau tenaga) dengan input yang diperlukan (laju
aliran bahan bakar) akan memiliki nilai yang lebih mendasar. Rasio kerja
yang dihasilkan per siklus terhadap jumlah energi yang dipasok per siklus
yang bisa dilepaskan dalam proses pembakaran Ini adalah ukuran efisiensi
mesin. Ukuran efisiensi mesin ini, yang akan disebut efisiensi konsumsi
bahan bakar diberikan oleh persamaan (2.5)
Dimana :
Ƞ = efisiensi termal
Qhv = Heating value / nilai kalor bahan bakar, pertalite = 29400 kJ/L
1
2
3
4
5
Proses Perhitungan
1. Perhitungan Torsi
Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan
menggunakan dynamometer dikopel dengan poros output mesin. Alat /
mesin peraga praktikum motor bakar di Laboratorium Teknik Mesin
Menegah belum terpasang dynamometer, maka digunakan metode bandul
pada piringan pengereman guna untuk mencari torsi (τ) pada saat tekanan
P. Lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar Berikut.
Gambar 3.2 Metode Bandul