Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem refrigerasi merupakan salah satu kebutuhan penting dalam
kehidupan manusia sejak jaman dahulu. Pada awalnya refrigerasi sangat lekat
dengan upaya manusia untuk mengawetkan makanan sampai akhirnya
ditemukan refrigerasi mekanik yang kemudian berkembang semakin luas.
Hingga saat ini sistem refrigerasi telah memainkan peranan yang sangat
penting. Hal ini terlihat yang semakin banyaknya penggunaan sistem ini baik
diindustri maupun rumah tangga. Sebagai contoh adalah pada pemrosesan atau
pengawetan makanan, penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia, pengkondisian
udara dan sebagainya.
Pada sistem refrigerasi terdapat beberapa komponen utama yaitu
kompresor untuk menaikkan tekanan refrigeran, kondensor untuk membuang
panas pada refrigeran, katup ekspansi untuk menaikkan tekanan refrigeran dan
juga evaporator untuk menyerap panas dari luar kerfrigeran.
Desain komponen-komponen utama tersebut sejak pertama kali ditemukan
telah mengalami berbagai macam jenis perkembangan dengan tujuan agar
performa kerja maupun efisiensinya semakin baik.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui kinerja kompresor pada system refrigerasi dengan cara
pembandingkannya pada saat kelebihan refrigerant (100%,70%,30%),
normal, dan saat kekurangan refrigerant (100%,70%,30%) pada system
refigerasi
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Refrigerasi


Refrigerasi adalah produksi atau pengusahaan dan pemeliharaan tingkat
suhu dari suatu bahan atau ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari pada
suhu lingkungan atau atmosfir sekitarnya dengan cara penarikan atau
penyerapan panas dari bahan atau ruangan tersebut. Refrigrasi dapat dikatakan
juga sebagai sebagai proses pemindahan panas dari suatu bahan atau ruangan
ke bahan atau ruangan lainnya (Ilyas, 1993), sedangkan menurut Hartanto
(1985) pendinginan atau refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas pada
suatu benda dimana proses ini terjadi karena proses penguapan bahan pendingin
(refrigeran), dan menurut Arismunandar dan Saito (2005) refrigerasi adalah
usaha untuk mempertahankan suhu rendah yaitu suatu proses mendinginkan
udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
kondisi yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu,
faktor suhu dan temperatur sangat berperan dalam memelihara dan
mempertahankan nilai kesegaran ikan.
Refrigrasi memanfaatkan sifat-sifat panas (thermal) dari bahan refrigerant
selagi bahan itu berubah keadaan dari bentuk cairan menjadi bentuk gas atau
uap da sebaliknya dari gas kembali menjadi cairan (Ilyas, 1993).

2.2 Prinsip dasar refrigeran mekanik


Secara umum, prinsip refrigerasi adalah proses penyerapan panas dari
dalam ruangan yang tertutup kedap lalu memindahkan serta mengenyahkan
panas keluar dari ruangan tersebut. Proses merefrigerasi ruangan tersebut perlu
tenaga atau energi, energi yang paling cocok untuk refrigerasi adalah tenaga
listrik untuk menggerakkan kompresor unit refrigerasi (Ilyas, 1993 ).Refrigerasi
memanfaatkan sifat – sifat panas (thermal) dari refrigeran selagi bahan itu
berubah keadaan dari bentuk cair menjadi gas dan sebaliknya dari gas menjadi
cair. Proses yang Berlangsung pada Sistem Refrigerasi Menurut IIyas (1993),
beberapa proses yang berlangsung dari unit mesin refrigerasi adalah sebagai
berikut:

1. Penguapan
Penguapan adalah proses refrigeran cair yang berada dalam evaporator
menguap pada suhu tetap. Meskipun telah menyerap panas dari produk atau
ruangan yang didinginkannya, penyerapan panas selama penguapan tersebut
tidak disertai oleh kenaikan suhu
2. Pemampatan
Pemampatan adalah suatu proses refrigeran yang berupa uap dingin dari
evaporator di hisap oleh kompresor dan kemudian di mampatkan sehingga
suhu dan tekanannya berubah menjadi tinggi. Setelah di mampatkan
kemudian refrigeran tersebut di tekan menuju kondensor
3. Pengembunan
Proses pengembunan pada dasarnya adalah mengenyahkan panas dari
refrigeran yang bersuhu dan bertekanan tinggi di dalam kondensor dimana
medium pengembunannya dapat berupa air atau udara sehingga panas
refrigeran diserap oleh medium tersebut
4. Pemuaian
Pemuaian adalah suatu proses pengaturan bentuk refrigeran supaya
memuai atau mengabut dengan tujuan untuk mempercepat terjadinya uap
refrigeran dingin di evaporator. Cara kerjanya yaitu tekanan cairan refrigeran
dijatuh tekankan pada katup ekspansi sehingga suhunya menjadi di bawah
suhu ruangan yang direfrigerasi.

2.2.1 Gambaran Umum Refrigerasi Mekanik


Prinsip dasar dari refrigerasi mekanik adalah proses penyerapan panas dari
dalam suatu ruangan berinsulasi tertutup kedap lalu memindahkan serta
mengenyahkan panas keluar dari ruangan tersebut. Proses merefrigerasi ruangan
tersebut perlu tenaga atau energi. Energi yang paling cocok untuk refrigerasi
adalah tenaga listrik yaitu untuk menggerakkan kompresor pada unit
refrigerasi (Ilyas, 1993 ).
2.2.2 Proses Yang Berlangsung Dalam Sistem Refrigerasi
Dalam suatu sistem refrigrasi mekanik, berlangsung beberapa proses fisik
yang sederhana. Jika ditinjau dari segi termodinamika, seluruh proses perubahan
itu terlibat tenaga panas, yang dikelompokkan atas panas laten penguapan,
panas sensibel, panas laten pengembunan dan lain sebagainya. Menurut Sofyan
Ilyas (1993), suatu siklus refrigrasi secara berurutan berawal dari pemampatan,
melalui pengembunan (kondensasi), pengaturan pemuaian dan berakhir pada
penguapan (evaporasi).

Siklus refrigrasi kompresi uap adalah sebagai berikut:


1. Pemampatan (kompresi). Uap refrigeran lewat panas bersuhu dan
tekanan rendah yang berasal dari proses pengupan dimampatkan oleh
kompresor menjadi uap bersuhu dan bertekanan tinggi agar kemudian
mudah diembunkan, uap kembali menjadi cairan didalam kondensor.
2. Pengembunan (kondensasi). Proses pengembunan adalah proses
pengenyahan atau pemindahan panas dari uap refrigeran bersuhu dan
bertekanan tinggi hasil pemampatan kompresor ke medium pengembun
di luar kondensor.
3. Pemuaian. Pemuaian adalah proses pengaturan kesempatan bagi
refrigeran cair untuk memuai agar selanjutnya dapat menguap di
evaporator.
4. Penguapan (evaporasi), pada proses ini, refrigeran cair berada dalam pipa
logam evaporator mendidih dan menguap pada suhu tetap, walaupun
telah menyerap sejumlah besar panas dari lingkungan sekitarnya yang
berupa zat alir dan pangan dalam ruangan tertutup berinsulasi. Panas
yang diserap dinamakan “panas laten penguapan.
Gambar 2.1 Siklus Refrigerasi

2.3 Komponen-komponen sistem refrigerasi


a. Kompresor
Kompresor adalah bagian terpenting pada sebuah sistem refrigerasi,
mungkin dapat diibaratkan kalau kompresor ini sama halnya dengan jantung kita.
Kompresor berfungsi untuk menghisap, dan menekan bahan pendingin
(refrigeran) kemudian memompanya agar dapat bersirkulasi dalam sistem. Pada
sistem refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan, sehingga
refrigerant dapat mengalir dari satu bagian ke bagian lainnya pada sistem.

Berikut ada beberapa fungsi kompresor :


1. Menurunkan tekanan refrigerant didalam evaporator, sehingga refrigerant
cair didalam evaporator dapat mendidih/menguap pada suhu yang lebih
rendah dan menyerap panas lebih banyak dari ruang didekat evaporator.
2. Menghisap gas refrigerant dari evaporator, dengan suhu rendah dan tekanan
rendah lalu memampatkan gas refrigerant tersebut sehingga menjadi gas
yang bertekanan dan temperature tinggi. Kemudian mengalirkannya
refrigerant ke kondenser, sehingga gas tersebut dapat memberikan
panasnya kepada media pendingin kondenser dan akan terjadi proses
pengembunan/pembuangan kalor (kondensasi).

Berikut adalah beberapa jenis kompresor yang biasa digunakan dalam sistem
pendinginan dan tata udara :
 Kompresor Hermetik (Hermetic Compressor)
Kompresor hermetik adalah kompresor yang motor penggeraknya disatukan
dan dipatenkan berada dalam satu rumah dengan housing kompresornya,
sehingga tidak diperlukan shaft coupling. Panas motor pada kompresor hermetik
akan didinginkan melalui refrigerant dari saluran pipa hisap (suction line) dan oli
kompresornya. Berikut adalah gambar kompresor hermetik dan bagian
dalamnya.

Gambar 2.2 Bagian-bagian kompresor hermetik

Gambar 2.3 Kompresor hermetik


Kelebihan :
- Harganya yang relatif lebih murah
- Mempunyai tingkat kebisingan (noise level) yang rendah

Kekurangan :
- Ketika motor terbakar, maka jarang dilakukan service melainkan harus
langsung diganti
- Level oli yang sulit dilihat

 Kompresor Scroll (Scroll Compressor)


Kompresor scroll ini bekerja dengan menggunakan prinsip menjebak uap
refrigeran dan mengkompresikannya dengan penyempitan volume refrigeran
secara perlahan-lahan. Kompresor scroll menggunakan konfigurasi dua scroll
yang dipasang saling berhadapan. Kompresor scroll ini biasanya digunakan untuk
sistem heat pump, AC Split, AC Windows, Split Duct dan Water Chiller yang
berskala kecil. Sroll paling atas disebut stationary scroll, dimana terdapat
discharge port. Sedangkan scroll paling bawah disebut driven scroll, yang
dihubungkan dengan motor melalui poros dan bearing. Stationary Scroll adalah
scroll yang diam sedangkan Driver scroll adalah scroll yang berputar. Berikut ini
adalah gambar dari kompresor scroll, stationary scroll, dan driven scroll.

Gambar 2.4 Kompresor scroll

Gambar 2.5 Prinsip kerja & Konstruksi kompresor scroll


b. Kondensor
Kondensor seperti namanya adalah alat untuk membuat kondensasi
refrigeran gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Refrigeran
di dalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari evaporator dan
panas yang ditambahkan oleh kompresor. Kondensor ditempatkan antara
kompresor dan alat ekspansi, jadi pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Kondensor
ditempatkan di luar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang
panasnya ke luar kepada media pendinginnya. Pemilihan jenis dan ukuran
kondensor untuk suatu sistem, terutama didasarkan pada yang paling ekonomis,
seperti: harga dari kondensor, jumlah energi yang diperlukan, harga dan
keadaan media pendingin yang akan dipakai untuk mendinginkan kondensor.
Selain itu tempat atau ruangan yang diperlukan oleh kondensor juga harus
diperhitungkan. Kondensor berfungsi untuk membuang kalor keluar ruangan dari
media yang sedang didinginkan, dan mengubah fasa refrigeran dari gas menjadi
cair.

Gambar 2.6 Kondensor

Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi alamiah
(natural convection) dan konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara
alamiah mempunyai laju aliran udara yang melewati kondensor sangatlah
rendah, karena hanya mengandalkan kecepatan angin yang terjadi pada saat itu.
Oleh karena itu kondensor jenis ini hanya cocok untuk unit-unit yang kecil seperti
kulkas, dan freezer untuk keperluan rumah tangga. Kondensor berpendingin
udara yang menggunakan bantuan kipas dalam mensirkulasikan media
pendinginannya dikenal sebagai kondensor berpendingin udara konveksi paksa.
c. Katup ekspansi
Pada sistem refrigerasi katup ekspansi merupakan suatu tahanan yang
tempatnya diantara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah. Alat ekspansi ini
berfungsi untuk menurunkan tekanan dan mengatur jumlah aliran refrigerant cair
yang mengalir melalui ekspansi sesuai dengan kebutuhan evaporator. Alat
ekspansi harus memberikan kapasitas yang maksimum kepada evaporator, tetapi
tidak membuat beban lebih kepada evaporator.

Alat ekspansi bekerja berdasarkan atas :


- Perubahan tekanan,
- Perubahan suhu,
- Perubahan jumlah atau volume refrigeran,
- Gabungan dari perubahan tekanan, suhu dan volume refrigeran.

Kompresor harus mempunyai daya hisap yang cukup besar untuk


menghisap refrigeran dari evaporator. Refrigeran yang dihisap harus lebih besar
jumlahnya daripada yang dialirkan keluar dari alat ekspansi. Sehingga, dapat
mempertahankan tekanan yang rendah atau vakum di evaporator. Hal ini perlu
untuk membuat refrigeran di evaporator menguap pada suhu yang rendah.
Untuk mengatur jumlah aliran refrigerant dan membuat perbedaan tekanan pada
sistem.

Berikut ini adalah contoh alat ekspansi yang biasa digunakan dalam sistem
pendingin dan tata udara, yaitu :
 Pipa Kapiler (Capillary tube)
Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat
kecil. Panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah refrigeran yang
mengalir ke evaporator.

Berfungsi untuk :
- Menurunkan tekanan dan mengatur jumlah aliran refrigerant menuju
evaporator
- Mengatur jumlah refrigerant cair yang mengalir melaluinya

Ketika akan mengganti pipa kapiler yang baru, jangan terjadi pembengkokkan
karena bisa menyebabkan penyumbatan pada saluran pipa kapilernya.
Penggunaan pipa kapiler haruslah disesuaikan dengan diameter dan panjang
pipa sebelumnya.

Kelebihan :
- Harganya lebih murah
- Kompresor dapat dijalankan dengan motor split phase tanpa start kapasitor
Kekurangan :
- Tidak sensitif terhadap perubahan beban di evaporator
- Jumlah bahan pendingin (refrigerant) yang diisikan dalam sistem harus
diperhitungkan

Gambar 2.7 Pipa kapiler

d. Evaporator
Evaporator juga disebut : Boiler, freezing unit, low side, cooling unit.
Fungsi dari evaporator adalah untuk menyerap panas dari udara atau benda di
dalam ruangan yang didinginkan. Kemudian membuang kalor tersebut melalui
kondenser di ruang yang tidak didinginkan. Kompresor yang sedang bekerja
menghisap refrigerant gas dari evaporator, sehingga tekanan di dalam
evaporator menjadi rendah. Evaporator fungsinya kebalikan dari kondenser.
Tidak untuk membuang panas ke udara di sekitarnya, tetapi untuk mengambil
panas dari udara di dekatnya. Evaporator ditempatkan di dalam ruangan yang
sedang didinginkan, tempatnya diantara alat ekspansi dan kompresor, jadi pada
sisi tekanan rendah dari sistem. Evaporator dibuat dari berbagai macam logam,
tergantung dari refrigerant yang dipakai dan pemakaian dari evaporator itu
sendiri. Logam yang banyak dipakai adalah besi, baja, tembaga, kuningan dan
aluminium.

Berikut ini adalah evaporator yang biasa digunakan dalam sistem pendinginan:

Gambar 2.8 Macam-macam evaporator

1. Bare tube evaporator terbuat dari pipa baja atau pipa tembaga. Penggunaan
pipa baja biasanya untuk evaporator berkapasitas besar yang menggunakan
refrigerant ammonia. Pipa tembaga biasa digunakan untuk evaporator
berkapasitas rendah dengan refrigerant selain ammonia.
2. Finned tube evaporator adalah bare-tube evaporator tetapi dilengkapi dengan
sirip-sirip yang terbuat dari plat tipis alumunium yang dipasang disepanjang
pipa untuk menambah luas permukaan perpindahan panas. Sirip-sirip
alumunium ini berfungsi sebagai permukaan transfer panas sekunder.
3. Plate surface evaporator atau evaporator permukaan plat, dirancang
sedemikian rupa. Beberapa diantaranya dibuat dengan menggunakan dua plat
tipis yang dipress dan dilas sehingga membentuk alur untuk mengalirkan
refrigerant. Cara lainnya adalah, menggunakan pipa yang dipasang diantara
dua plat tipis kemudian dipress dan dilas.
e. Sight glass
Sight glass digunakan untuk mengamati kondisi refrigeran pada liquid line
secara visual, apabila pada sight glass terlihat ada gelembung berarti ada
kondensasi yang tidak sempurna pada kondensor.

Gambar 2.9 Sight glass


2.4 Proses sistem refrigrasi kompresi uap

Gambar 2.10 (a) siklus pendingin (b) diagram PH

Siklus refrigerasi yang sederhana memiliki 4 komponen utama yaitu:


kompresor, kondensor, ekspasin dan evaporator. Proses yang terjadi pada ke
empat komponen tersebut, berikut ini adalah macam-macam siklus yang terjadi
pada sistem refrigerasi:
1. Kompresi
merupakan proses yang terjadi pada kompresor yang menekan refrigeran
atau freon secara reversibel dan isentropik. Kerja atau usaha yang diberikan
pada refrigeran akan menyebabkan kenaikan pada tekanan sehingga temperatur
refrigeran akan lebih besar dari temperatur lingkungan atau refrigeran
mengalami fasa superheat. Kompresor memompa refrigeran ke seluruh
komponen melalui sistem pemipaan. Jenis kompresor berdasarkan cara kerja
tekanannya yaitu kompresor torak (reciprocating), putar (rotary), screw,
centrifugal, dan scroll. Sedangkan jenis kompresor berdasarkan pengaturan
motornya dibedakan menjadi jenis terbuka (open type), semi hermetik dan
hermetik.
2. Kondensasi
merupakan proses pelepasan kalor refrigeran superheat ke lingkungan
sehingga fasanya berubah dari uap menjadi cair jenuh tetapi tekanan dan
temperaturnya masih tetap tinggi. Media pengembun refrigeran pada kondensor
bisa berupa udara (air cooled condenser), air (water-cooled condenser) atau
campuran udara dan air (evaporative condenser).
3. Ekspansi
merupakan proses penurunan secara adiabatis pada tekanan dan
temperatur sehingga nilainya lebih rendah dari temperatur lingkungan. Beberapa
alat ekspansi diantaranya pipa kapiler, katup ekspansi manual, Thermostatic
Expansion Valve (TXV), Automatic Expansion Valve (AXV), Electronic Expansion
Valve (EXP), dan lain sebagainya.
4. Evaporasi
Setelah refrigeran diekspansikan secara irreversibel adiabatik menjadi
cairan jenuh, refrigeran akan memiliki tekanan dan temperatur rendah sehingga
akan menerima sejumlah kalor dari lingkungan yang didinginkan dan refrigeran
berubah seluruhnya menjadi uap jenuh yang kemudian masuk ke kompresor
untuk disirkulasikan kembali. Komponen evaporator ini yang secara langsung
berhubungan dengan produk yang akan didinginkan. Pembagian evaporator
berdasarkan bentuk koilnya yaitu pipa telanjang (bare tube), permukaan pelat
(Plate Surface), dan bersirip (finned). Berdasarkan konstruksinya dibedakan
menjadi shell & tube, Shell & coil, dan Bondelot. Sedangkan pembagian
evaporator berdasarkan ekspansi langsung yaitu Tipe ekspansi kering (dry
expansion type) dan tipe banjir (flooded type).

2.4 Macam-Macam Refrigerant


Refrigeran merupakan bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk
menyerap panas melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan
membuang panas melalui perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi), sehingga
refrigeran dapat dikatakan sebagai pemindah panas dalam sistem pendingin.
Adapun pengertian lainnya adalah Refrigerasi atau pendinginan merupakan
proses pengambilan atau pengeluaran kalor dari suatu materi atau ruangan dan
mempertahankan keadaannya sedemikian rupa sehingga temperaturnya lebih
rendah dari pada lingkungan sekitarnya. Pada prinsipnya refrigerasi adalah
terapan dari mata kuliah Perpindahan Panas dan Thermodinamika, dimana kalor
akan mengalir atau berpindah dari suatu keadaan yang mempunyai temperatur
tinggi ke suatu keadaan yang bertemperatur rendah.

Berikut ini adalah macam-macam dari refrigeran :


1. Refrigerant fluorocarbon terhidrogenasi (HFC)
HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi
freon. Hal ini disebabkan karena refrigeran freon mengandung zat chlor (Cl) yang
dapat merusak lapisan ozon. Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom hidrogen,
fluorine dan karbon tanpa adanya zat chlor (Cl).
2.4.1 Macam - macam HFC dan pemakaiannya :
 HFC 125 (CHF2CF3)
Sebagai pengganti freon–115 / R115 untuk pendingin air.
 HFC 134a (CH3CH2F)
Merupakan alternatif pengganti freon-12 / R-12. tidak mudah meledak dan
tingkat kandungan racun rendah, digunakan untuk pengkondisian udara, lemari
es dan pendingin air.
 HFC 152a (CH3CHF2)
Sebagai pengganti freon-12 / R-12 digunakan untuk penyegaran udara,
pendingin air.
2. Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC)
Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem
pendingin. Bahan dasarnya ethane dan methane yang berisi fluor dan chlor
dalam komposisinya. Karena mengandung unsur chlor refrigeran jenis ini
mempunyai dampak penipisan ozon dimana akan berpengaruh negatif terhadap
kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu, juga berdampak negatif terhadap
iklim, yaitu meningkatkan suhu rata-rata dan perubahan iklim global serta
pencemaran udara. Spesifikasi freon yang biasa digunakan dalam pendinginan :
Nama –Rumus- Kimia- Titik Didih (˚C)
 Freon – 11 CCl3F 23,8 (˚C)
 Freon – 12 CCl3F2 – 29,8 (˚C)
 Freon – 13 CClF3 – 81,4 (˚C)
 Freon – 21 CHCL2F 8,9 (˚C)
 Freon – 22 CHClF2 – 40,8 (˚C)
3. Terhidrogenasi klorofluorokarbon refrigeran (HCFC)
Terdiri dari hidrogen, klorin, fluorin, dan karbon. Refrigeran ini mengandung
jumlah minimal klorin, yg tidak merusak lingkungan karena berbeda dari
refrigeran lain.
4. Carbon Dioksida (CO2)
Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebih berat dari udara. Titik
didihnya -78,5˚C, berat jenisnya 1,56 dan hanya dapat beroperasi pada tekanan
tinggi sehingga pemakaiannya terbatas dan biasanya dipakai pada proses
refrigerasi dengan tekanan per ton yang besar.
5. Azetropes
Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat
berbeda. Jenis yang banyak dipakai :
 Correne-7
Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.
 Refrigeran-502
Merupakan campuran dari 98,8 % freon-12 dan 51,2 % freon-115.
6. Methil Clorida (CH3Cl)
Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didihnya –
23,7 0F.
7. Uap Air
Refrigeran ini paling murah dan paling aman. Pemakaiannya terbatas untuk
pendingin suhu tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu 0˚C.
pemakaian utamanya untuk comfort air cionditioning dan water cooling.
8. Hidrocarbon
Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso butana,
propana, propylana, etana dan etylana. Semuanya mudah terbakar dan meledak.
Berikut ini macam-macam nama kimia dari hidrokarbon :
Ketentuan penomoran+ Nama kimia Rumus kimia
 50 Metana CH4
 170 Etana C2H6
 290 Propana C3H8
9. Amonia (NH3)
Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau
refrigerasi kapasitas besar. Titik didihnya kurang lebih – 33˚C. zat ini mempunyai
karakteristik bau meskipun pada konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar,
tetapi meledak jika bereaksi dengan udara dengan prosentase 13,28 %. Oleh
karena itu efek korosi amonia, tembaga atau campuran tembaga tidak boleh
digunakan pada mesin dengan refrigeran ammonia.
10. Larutan garam (brine)
Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk
pendinginan lokasi lapangan es (ice skating rinks).
2.5 Siklus Refrigerasi dalam Diagram P-h
Untuk melihat besaran-besaran seperti tekanan, suhu, enthalpy dalam
siklus refrigerasi biasanya digunakan diagram P-h refrigeran tertentu. Ada
banyak jenis refrigeran, setiap refrigeran memiliki diagram P-h yang berbeda-
beda. Refrigeran yang biasa di pasaran antara lain R22, R134a, R12, dan lain-
lain. Beberapa jenis refrigeran sudah tidak dijual karena alasan merusak
lingkungan. Walaupun refrigeran memiliki diagram P-h yang berbeda-beda,
namun pola siklus refrigerasinya sama dan dengan cara yang sama pula dapat
diketehui dan analisis besaran-besaran tersebut.

Siklus refrigerasi dapat dapat digambarkan dalam diagram P-h seperti pada
gambar dibawah ini.

Gambar 2.11 Diagram P – H


Berikut penjelasan siklus refrigerasi ideal dalam diagram P-h (Gambar 11)
Proses 1 ke 2 :
Proses kompresi menyebabkan kenaikan tekanan dari tekanan rendah (LP)
ke tekanan tinggi (HP). Proses ini berlangsung secara isentropik. Garis 1 ke 2
mengikuti garis isentropik pada diagram P-h. Karena berlangsung secara
isentropik maka entropi pada titik 1 dan titik 2 adalah sama. Kondisi pada titik 1
berupa saturasi gas dan dan titik 2 dalam keadaan superheated. Enthalpynya
naik dari h1 ke h2. Refrigeran pun mengalami kenaikan suhu.
Untuk proses ini memerlukan kerja, besarnya kerja yang dilakukan adalah:
w = h2 – h1
W=ṁxw

Dimana :
w : Banyaknya energi dalam setiap satuan massa refrigeran (kJ/kg)
W : Banyaknya energi dalam setiap satuan waktu (kJ/s atau Watt)
ṁ : Laju aliran massa refrigeran (kg/s)

Proses 2 ke 3 :
Proses kondensasi ini terjadi pada tekanan yang sama (Isobarik). Dalam
proses ini terjadi pelepasan kalor sehingga terjadi penurunan suhu dan enthalpy
refrigeran sampai dengan saturasi gas (2a). Kemudian refrigeran terus
melepaskan kalor dan mulai berubah menjadi cair. Dari titk 2a ke titik 3 tidak
terjadi penurunan suhu tetapi terjadi perubahan fasa. Karena terjadi pelepasan
kalor maka refrigeran mengalami penurunan enthalpy dari h2 ke h3. Besarnya
kalor yang dilepaskan pada proses ini yaitu:
qout = h2 – h3
Qout = ṁ x qout
Dimana:
qout : Banyaknya kalor yang dilepaskan setiap satuan massa refrigeran (kJ/kg m,
Btu/lb)
Qout : Banyaknya kalor yang dilepaskan setiap satuan waktu (kJ/s atau Watt)
ṁ : Laju aliran massa refrigeran (kg/s)
proses 3 ke 4 :
Proses ekspansi ini terjadi secara isoenthalpy sehingga enthalpy di titik 3
dan titik 4 adalah sama. Tekanan pada titik 3 masih tekanan tinggi (LP)
kemudian turun hingga titik 4 di tekanan rendah (LP). Penurunan tekanan ini
disertai dengan penurunan suhu. Kondisi refrigeran yang tadinya saturasi cair
(titik 3) menjadi campuran gas dan cair. Proses ini berlaku :
h3 – h4

Proses 4 ke 1 :
Proses evaporasi ini terjadi pada tekanan yang sama (isobarik). Dalam
proses ini terjadi penarikan kalor sehingga terjadi kenaikan enthalpy. Suhu tidak
mengalami kenaikan karena kalor yang diambil digunakan untuk mengubah fasa
dari yang tadinya campuran (titik4) menjadi gas jenuh (titik 1). Dalam proses
inilah terjadi pendinginan terhadap objek karena kalor pada objek ditarik oleh
refrigeran dalam evaporator. Kapasitas pendinginan ditentukan pada proses ini
yaitu besarnya penarikan kalor. Pada proses ini berlaku:
qout = h2 – h3
Qout = ṁ x qout
Dimana:
qout : Banyaknya kalor yang dilepaskan setiap satuan massa refrigeran (kJ/kg m,
Btu/lb)
Qout : Banyaknya kalor yang dilepaskan setiap satuan waktu (kJ/s atau Watt)
ṁ : Laju aliran massa refrigeran (kg/s)

Setelah mengetahui siklus refrigerasi dalam diagram P-h maka kita dapat
menentukan/menghitung laju aliran massa dalam perangkat refrigerasi. Misalnya
suatu perangkat refrigerasi memiliki kapasitas pendinginan sebesar , dan telah
diketahui siklus dalam diagram P-h. Maka dapat ditentukan besar enthalpy .
Besarnya laju aliran massa refrigeran adalah:

𝑄𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛


ṁ= 𝑞𝑖𝑛
= 𝐸𝑅
= ℎ1 − ℎ2

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Mesin HRP Focus 804
Mesin refrigrasi fokes 804 merupakan mesin yang mempunyai fungsi
utama mendinginkan zat sehingga temperatur lebih rendah dari temperatur
lingkungan.

3.1 mesin HRP focus 804


2. Termokopel
Termokopel adalah sensor suhu yang banyak di gunakan untuk
mengetahui perbedaan suhu dalam benda.

Gambar 3.2 Termokopel


3. Pressure guage
Pressure guage berfungsi untuk mengukur tekanan fluida (gas atau
liquid) dalam tabung tertutup.

Gambar 3.3 Pressure guage

4. Ampere meter
Ampere meter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kuat arus
listrik yang ada dalam rangkaian tertutup

Gambar 3.4 Ampere meter


5. Sight glass
Sight glass adalah alat yang di gunakan untuk dapat melihat atau
mengamati kondisi refrigrant pada liquid visual.
Gambar 3.5 Sight glass
6. Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang di gunakan untuk menghitung waktu.

Gambar 3.6 Stopwacth

7. Refrigrant
Refrigrant adalah bahan pendingin berupa fluida yang berfungsi untuk
menyerap panas melalui perubahan fasa dari cair ke gas (menguap) dan
membuang panas melalui perubahan fasa gas ke cair (mengembun)
Gambar 3.7 Refrigerant

3.2 Prosedur pengujian


1. Menyiapkan alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang di siapkan antara lain:
 Mesin HRP Focus 804
 Termokopel
 Stopwatch
 Ampere meter
2. Memasang ampere meter pada komponen mesin HRP 804
3. Langkah pengujian pertama adalah kondisi normal dengan cara
menhidupkan saklar on loff focus 804. saklar evaporator on dan saklar
kondensor off dengan katup pipa kapiler
4. catatlah data hasil pengamatan dari kondisi awal (menit ke 0) sampai menit
ke 10 sampai interval kecepatan setiap 3 menit adalah data yang di peroleh.
 tekanan tinggi (ph) dengan tekanan (pl) yang ada pada presure guage
 temperatur pada empat tempet komponen utama mesin pendingin yaitu
pada keluaran evaorator (T1), keluaran temperatur (T2), keluaran
kondensor (T3) dan keluaran katup ekspansi (T4)
5. setelah 10 menit pengujian di lakukan segera matikan mesin dan di
dinginkan sampai kondisi standar sebelum di gunakan kembali.
6. lakukan langka yang sama dari 4 sampai 6 untuk pengambilan dengan data
dengan kutup ekspansi jenis pipa kapiler dengan on kondensor di matikan.

Anda mungkin juga menyukai