Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : HALIMATUSSAKDIAH, S.Pd, M.Hum

DISUSUN OLEH :

NAMA : PANCA BAZAAR PARHUSIP

NIM : 3173321035

KELAS : REGULER B

JURUSAN : PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena selalu
memberkati Penulis dan memberikan setiap pertolongan dalam setiap aktivitasnya.
Karena berkatnya juga penulis kemudian bisa menyelesaikan tugas Critical Jurnal
Review mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pengerjaan tugas CJR
ini oleh karena itu dibutuhkan kritik dan juga saran agar pengerjaannya lebih maksimal
kedepannya.

Penyusun.
A. Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama

Judul : Upaya menumbuhkan budaya baca siswa sd melalui gerakan READ


(Regulasi, Edukasi, Aplikasi, Determinasi)
Penulis : Fahrur Rozi

Web : https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/js/article/view/9133/8279
Tanggal terbit : September 2017

2. Jurnal pembanding

Judul : Pembelajaran Menyimak Pada Anak Sd Di Relokasi Siosar


Penulis : Halimatussakdiah, Nurmayani, Laurensia Masri Pa, dan Ita Khairani
Web : https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/js/article/view/11623/10165
Tanggal terbit : Desember 2018.
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional kita sebagai warga Negara Indonesia.
Bahasa Indonesia bukan hanya berarti kita menggunakan Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari tetapi didalamnya kita dituntut menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Belajar bahasa Indonesia manfaatnya bukan hanya dalam untuk kita
menggunakannya dalam berdialog saja, tetapi juga belajar bahasa Indonesia bermanffat
untuk kehidupan sehari-hari seperti menulis, membuat surat dan lain sebaginya yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari kita baik dalam pekerjaan dan kehidupan
dalam keluarga.
Pelajaran Pendidikan bahasa Indonesia sudah kita terima dari mulai pendidikan di
Sekolah Dasar dan sampai ke Perguruan Tinggi berarti pendidkan bahasa Indonesia
merupakan pembelajaran yang penting dan wajib. Maka untuk untuk belajar bahasa
Indonesia kita dituntut untuk mencaari sumber pembelajaran yang baik dan bagus. Selain
buku sumber pembelajran adalah dengan membaca jurnal atau artikel tentang
pembelajaran bahasa Indonesia tentunya.
Maka untuk mahasiswa mencari sumber pembelajaran bahasa Indonesia yang baik
dengan jurnal. Maka diperlukan sebuah metode yaitu tugas kritikal jurnal review, dengan
ktikal jurnal review ini kita bisa membandingkan sebuah sumber pembelajaran yang
bagus sebagi bahan untuk belajar bahasa Indonesia yang bagus. Berarti tugas critikal
jurnal review ini selain untuk memenuhi tugas matakuliah pendidikan bahasa Indonesia
cjr juga bermanfaat untuk mencari sumber pembelajran yang bagus dan benar. Maka
dalam jurnal ini saya akan mereview sebuah jurnal tentang metode pembelajran untuk
bahasa Indonesia di sekolah dasar.
B. Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah untuk memenuhi 6 tugas wajib matakuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia. Dengan tugas ini juga diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa calon
guru bahasa Indonesia dalam memberikan metode pembelajaran yang baik bagi siswa.
Dengan pengerjaan tugas ini penulis menambah wawasan tentang bahasa Indonesia dasar
di sekolah dasar.
Bab II. Pembahasan
A. Ringkasan Jurnal
Upaya menumbuhkan budaya baca siswa SD melalui gerakan READ (Regulasi, Edukasi,
Aplikasi, Determinasi)

Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu jenjang pendidikan di Indonesia yang memiliki peran
penting dalam fondasi pembentukan sikap, pengetahuan dan ketrampilan siswa. Jenjang
pendidikan ini juga sangat penting untuk diperhatikan dan dikembangkan proses pembelajaran
yang terjadi di dalamnya. Di era globalisasi ini, dimana kemudahan akses dalam memperoleh
informasi menjadi sangat mudah, kebiasaan membaca sangat berperan dalam keberlanjutan
belajar sepanjat hayat (long life education) siswa secara mandiri. Kebiasaan membaca juga
wadah untuk menumbuhkan kemampuan memperoleh jawaban, mengevaluasi, menalar dan
menggunakan informasi yang diperoleh siswa sejak usia belia yang akan membantu untuk
mencapai kesuksesan di dalam bidang yang dijalaninya.
Berdasarkan hal tersebut di atas rendahnya kemampuan membaca siswa SD disebakan oleh
beberapa hal, diantara; Pertama, Rendahnya pemahaman guru untuk mengetahui tingkat
kemampuan membaca siswa sehingga perlakuan yang dilakukan guru terhadap siswa yang lancar
membaca sama dengan siswa yang masih belum lancar dan tidak bisa membaca sama sekali,
Kedua kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak mengarahkan siswa untuk lebih
sering membaca, kegiatan membaca hanya dilakukan siswa ketika ditugaskan oleh guru, atau
ketika akan mengahadapi ulangan dan ujian, bukan merupakan menjadi kebutuhan mereka.
Ketiga, ketika membaca siswa belum memahami maksud yang terkandung di dalam buku bacaan
mereka, sehingga proses mencari makna dari apa yang dibaca belum dilakukan sepenuhnya oleh
guru di kelas. Keempat, kecanduan game, juga mempengaruhi minat baca siswa, mereka lebih
sedang menghabiskan berjam-jam waktunya hanya untuk duduk memandangi monitor computer
atau handphone dan gadget mereka untuk bermain game atau sekedar memeriksa berbagai media
sosial yang mereka miliki. Kelima, minimnya ketersediaan sarana dan pemanfaatannya untuk
menumbuhkan minat membaca, seperti buku, majalah, pojok baca, perpustakaan. Keenam,
dukungan keluarga untuk membudayakan membaca juga masih sangat rendah.
Sedangkan membaca salah satu kemampuan literasi yang harus dimiliki siswa untuk bekal
dasar dalam mengikuti dan memahami semua pelajaran yang diperolehnya di sekolah. Dan
kemampuan ini harus diajarkan dan dibiasakan. Sangat diperlukan sebuah pemikiran dan
gagasan yang saya rangkum dalam gerakan “READ (Regulasi, Edukasi, Aplikasi, Determinasi)”
untuk mendukung pelaksanaan budaya baca di sekolah dasar.
1) Regulasi
Salah satu langkah nyata yang dilakukan dengan mengeluarkan peraturan melalui Peraturan
Menteri Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi
Pekerti. Permendikbud ini berisi tentang setiap sekolah wajib membaca 15 menit sebelum waktu
pembelajaran dimulai, khususnya bagi siswa SD, SMP atau SMA. Peraturan ini sangat
dibutuhkan sebagai upaya untuk membudayakan membaca di sekolah, sehingga sekolah mau
tidak mau harus tunduk dan patuh terhadap peraturan ini. Hal ini juga menjadi dasar bagi pihak
sekolah untuk menyusun regulasi secara spesifik dan lebih teknis dalam melaksanakan kegiatan
atau program membaca bagi siswa. Kegiatan ini akan memiliki dampak yang baik terhadap
kegiatan siswa di pagi hari untuk mau membaca minimal 15 menit sebelum memulai pelajaran.
2) Edukasi
Membangun gerakan membaca memerlukan edukasi dari berbagai pihak yang bersangkutan
langsung seperti sekolah, orangtua dan lebih berperan penting adalah guru. Ada berbagi metode
yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan budaya membaca siswa.
a) Membaca Bersama dengan menggunakan Big Book ,Kegiatan ini menggunakan buku
dengan teks yang diperbesar agar terbaca oleh semua siswa.
b) Membaca Terbimbing dengan menggunakan buku bacaan berjenjang Kegiatan ini
dilakukan di beranggotakan siswa dengan kemampuan membaca yang sama (homogen).
c) Membaca Mandiri dengan menggunakan buku yang disukai siswa ,Siswa membaca
berbagai buku secara individu atau berpasangan.

3) Aplikasi
Setelah memberikan edukasi yang tepat maka harus diaplikasikan dalam bentuk yang
konkrit untuk menumbuhkan budaya membaca bagi siswa SD. Berikut ini adalah beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan pada tahapan ini:
a) Membuat kegiatan membaca berimbang di sekolah (membaca bersama, membaca
terbimbing dan membaca mandiri di sekolah) 15 menit sebelum pelajaran di mulai.
b) Melakukan kegiatan WACANA (Wajib Baca Semuanya) yang dilakukan di luar kegiatan
membaca berimbang
c) Mengelola MADING (Majalah Dinding) dan MAKE UP (Majalah Kelas Untuk
Pelajaran
d) Melakukan kegiatan BACA SAJA (Membaca Satu Jam) yang melibatkan orangtua
e) Memberdayakan sarana perpustakaan sebagai salah satu sumber bacaan,
f) Sekolah mengadakan pameran dan bazar buku yang dapat dilakukan di akhir semester
untuk memancing minat siswa untuk membeli buku dan membaca buku.
g) Mengadakan perlombaan membaca seperti membaca puisi, membaca dongeng, membaca
ayat-ayat suci untuk mengapresiasi kemampuan siswa dalam membaca.
4) Determinasi
Dalam melaksanakan sebuah gerakan diperlukan determinasi dalam arti gerakan ini harus
didasari ketetapan hati dalam mencapai maksud dan tujuan yaitu menumbuhkan budaya baca.
Dengan determinasi yang tinggi dari semua pihak yang akan menjadikan gerakan ini
berkelanjutan yang akan membentuk kebiasaan dan kebiasaan akan menghasilkan karakter dan
akhirnya akan tercipta budaya baca bagi siswa di SD. Kegiatan yang telah dilaksanakan, tentu
juga harus memiliki tujuan dan target, maka konsistensi dan monitoring juga sangat diperlukan
untuk keberhasilan gerakan ini.

B. Critical Jurnal
1. Keunggulan
Dalam jurnal yang sudah saya rangkum diatas banyak keunggulan yang dapat saya
simpulkan dalam review ini, dalam jurnal ini pembahasannya sudah lengkap menurut
saya dimana telah dijelaskan apa itu membaca dan apa manfaatnya mebaca bagi
umum dan terkhusus bagi siswa Sekolah Dasar. Kemudian dalam jurnal ini metode
READ Dijelaskan secara detail dengan mencantumkan contoh dan metode-metode
yang dapat digunakan untuk menumbuhkan budaya membaca bagi siswa sekolah
dasar. Dalam jurnal ini dijelaskan semua peran seperti orangtua, guru dan sekolah
dalam menumbuhkan budaya membaca siswa tersebut. Isi dari jurnal ini singkat padat
tetapi sangat mudah untuk dipahami pembaca, bahasa dan penulisannya baku. Masuk
kedalam bahasa yang digunakan dalam jurnal ini dimana pembaca mudah
memahaminya. Sumber kepustakaan dari jurnal ini juga menggunakan buku sehingga
mudah terpercaya. Maka dengan jurnal ini metode READ menjadi rekomendasi yang
cocok untuk menumbuhkan budaya membaca siswa.
2. Kelemahan
Dalam jurnal yang dibahas kali ini tidak terlalu banyak kelemahan yang saya
temukan adalah dalam metode ini tidak dibuat acuan atau penilaian maksimal jika
siswa tersebut mencapai sebuah indicator tertentu jika kemampuan membacanya
bertambah. Dan sebaiknya jika menggunakan metode ini dibuat sebuah sistem
penghargaan jika siswa mencapai indicator tertentu bahwa kemampuan mebacanya
bertambah.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Banyak penghambat siswa mengikuti pembelajaran adalah rendahnya
kemampuan membaca siswa. Maka metode efisien untuk menumbuhkan budaya
membaca siswa diciptakan. Salah satu metodenya adalah READ, dalam jurnal ini
metodenya cukup melibatkan pihak yang bersangkutan langsung dengan siswa
sendiri. Jurnal ini memberikan penjelasan yang bagus tentang metode membaca
ini sehingga dengan membaca jurnal ini kita tahu bagaimana metode membaca
yang baik. Metode ini tidak hanya untuk sekolah dasar saja bahkan untuk
mahasiswa metode ini pun efisien digunakan untuk menumbuhkan budaya
membaca.

B. Saran
Kritik jurnal ini membutuhkan sebuah saran dan juga kritikan terhadap penulis,
agar kedepannya jurnal seperti ini lebih maksismal pengerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai