Anda di halaman 1dari 10

PENGUATAN KEPADA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PENERAPAN

BILLINGUAL CLASS

LAPORAN PROJEK
MK- PEMBELAJARAN BILLINGUAL
PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
Skor Nilai:

Disusun Oleh:
Kelompok 1

1. Fram Ritonga 1193311102

2. Ernita Sinaga 1193311103

Kelas : PGSD I 2019


MataKuliah : Pembelajaran Billingual
DosenPengampu : Eva Betty Purba ,S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan projek ini
dengan tepat waktu.

Projek ini berisikan atas tugas- tugas KKNI yang telah penulis selesaikan. Dalam
penulisan projek ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik untuk
perbaikan selanjutnya. Walaupun demikian penulis tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua yang membacanya. Terima kasih.

Medan, Desember2020

Kelompok8
A. LatarBelakang.

Sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
menerima dan pemberi pelajaran. Dalam terlaksananya proses pendidikan tersebut ketersediaan
sarana dan prasarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting. Semakin berkembang dan
maju sebuah instansi / lembaga sekolah maka semakin bertambah pula jumlah inventaris barang
yang dibutuhkan dan harus dimiliki oleh instansi / lembaga tersebut.

Pembelajaran bilingual diperkenalkan di Indonsia sejak tahun 2004 yang diperkenalkan


pada rintisan sekolah bertaraf internasional. Pada hakikatnya pembelajaran bilingual memiliki
dua tujuan yaitu untuk meningkatkan kompetensi bahasa Inggris siswa dan pemahaman konten
mata pelajaran itu sendiri (Constantin & Kassah, 2008). Sampai saat ini telah teridentifikasi
berbagai model pembelajaran bilingual. Makay dan

Baker (dalam Sultan, 2010) telah mengidentifikasi sekitar 90 model program bilingual di
seluruh dunia. Salah satu di antaranya adalah model preview-review. Pada model Preview-
Review, pembelajaran dilakukan oleh dua orang guru (team teaching) dengan tiga tahapan
penggunaan bahasa. Tahap pertama, pengenalan pelajaran atau yang biasa disebut dengan
pembelajaran pendahuluan dilakukan oleh guru pertama dengan satu bahasa misalnya bahasa
Indonesia. Tahap kedua, pelajaran dilanjutkan dengan bahasa Inggris.

Tahap ketiga, yaitu tahap peninjauan dan penguatan secara klasikal dengan menggunakan
kedua bahasa secara bergantian (seperti pada concurrentapproach). Pada tahap ketiga ini dapat
dilakukan modifikasi misalnya kelas dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kemampuan
berbahasa siswa (kemampuan tinggi dan rendah). Masing-masing kelompok diasuh oleh seorang
guru (team teaching) dengan salah satu bahasa yang dominan sesuai dengan kemampuan siswa.
Memperhatikan kondisi guru di Indonesia, tampaknya model pembelajaran bilingual
previewreview merupakan salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan.

Sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, pemerintah RI melalui


Kementerian Pendidikan Nasional telah mengembangkan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI). Beberapa SMA telah ditetapkan sebagai rintisan SMA bertaraf
internasional.
Rintisan SMA adalah SMA nasional yang telah memenuhi seluruh standar nasional
pendidikan dan mengembangkan keunggulan yang mengacu pada peningkatan daya saing yang
setara dengan mutu sekolah-sekolah unggul tingkat internasional (Depdiknas, 2008).

B. Tujuan Projek

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Model Pembelajaran Bilingual Preview-


Review Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

C. Alat dan Bahan yangDigunakan

Alat dan bahan yang digunakan:

1. Alat tulis
2. Pensil
3. Pulpen
4. Spidol
5. Penggaris

D. Kajian Pustaka, Dukungan Data, dan InformasiAwal

Penerapan bilingual class dalam pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah mampu


membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa. Pendidikan bilingual merupakan
metode alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa secara aktif. Selain konten
bahasa dapat disampaikan kepada peserta didik, pendidikan bilingual juga dapat memberikan
kemampuan kognitif kepada peserta didik.
Menurut Prof. Dr. Singgih (2006) bahwa banyak orang tua yang menginginkan anaknya
menjadi bilingual, bukan hanya untuk alasan sosial maupun ekonomis, namun dengan alasan
untuk perkembangan kognitifnya. Orang tua berharap bahwa dengan menjadi bilingual, anak
mereka akan menjadi lebih cerdas.
Bilingualisme biasa dilakukan sebagai pemahaman berbahasa atau bahkan sebagai
kebiasaan menggunakan bahasa asli kedalam bahasa asing. Berikut ini akan dipaparkan
pengertian bilingualisme secara lebih mendalam. Bilingual adalah sistem pendidikan yang
menggunakan dua bahasa. Bahasa yang pertama adalah bahasa Inggris dan bahasa kedua adalah
bahasa yang biasa dipakai di daerah atau negara tersebut.
Menjadi bilingual adalah dapat melafalkan bahasa kedua seperti melafalkan bahasa asli.
Hal serupa diutarakan oleh Papalia dari Prof. Dr. Singgih bahwa Bilingualisme diartikan sebagai
kefasihan untuk berbicara dua bahasa. Dua bahasa yang dimaksud biasanya adalah bahasa ibu
(native language) dan bahasa asing (foreign language).
Sekolah bilingual didirikan untuk memelihara dan melestarikan bahasa dan budaya siswa
yang beragam, sekolah ini berfokus pada pembelajaran bahasa Inggris dengan tujuan jangka
panjang. Agar program bilingual dapat berjalan efektif, harus diterapkan dengan baik, konsisten
dan diterapkan selama 5-6 tahun. Pada waktu itu hasil pencapaian kemampuan berbahasa Inggris
siswa akan efektif.
Metode penerapan bilingual dapat dilakukan melalui banyak cara. Masing-masing anak
memiliki kesempatan yang berbeda dalam menerima metode bilingual ini, ada beberapa tipe
kesempatan yang dimiliki anak seperti yang diungkapkan oleh Singgih dalam bukunya yaitu:
a. simultaneous bilingualism, merujuk pada anak yang mmpunyai kesempatan luas untuk
mempelajari dan menggunakan kedua bahasa sejakawal.
b. receptive bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai kesempatan yang luas unuk
mempelajari bahasa kedua namun kesempatan penggunaannyaterbatas.
c. rapid successive bilingualisme, merujuk pada anak yang mempunyai sedikit kesempatan
akan bahasa kedua sebelum ia sekolah namun mempunyai banyak kesempatan untuk
mempelajari dan menggunakannya disekolah.
d. slow successive bilingualsme, merujuk pada anak yang hanya mempunyai sedikit
kesempatan untuk menggunakan bahasa kedua dan motivasinya untuk menggunakan juga
rendah.
Penerapan pendekatan dua bahasa di kelas memiliki efek positif dan negatif. Berikut ini
akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan penerapan bilingual class di dalam pembelajaran
bahasa asing. Ada pendapat yang mengatakan bahwa bilingualisme dapat menyebabkan
keterlambatan bicara dan gangguan bahasa (language disorder). Hal ini disebabkan karena anak
yang mendengar dua bahasa yang berbeda akan merasa kebingungan dan akhirnya menimbulkan
masalah dalam perkembangan bahasanya.
Dalam konteks sekolah bilingual di Indonesia, dianggap sebagai sekolah yang mahal
dan hanya orang-orang tertentu yang mampu menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah bilingual
ini. Selain itu, sebagian besar guru dan siswa cenderung berbicara menggunakan bahasanasional
mereka dengan rekan-rekan mereka, bahkan di kelas dan di lingkungan sekolah, sehingga
mereka tetap berpegang pada bahasa aslimereka.
E. Prosedur/Cara Kerja (Langkah-LangkahKegiatan)

1. Kegiatan ini dapat dihadiri oleh guru sekolah dasar dan guru behasainggris.
2. Jumlah peserta sekitar 50orang.
3. Pertama, pembukaan yang dibawakan oleh pembawaacara.
4. Kedua,Doa
5. Ketiga, kata sambutan oleh ketua panita penyelenggarakegiatan.
6. Kelima, penyampaian materi olehpemateri.
7. Keenam, tanya jawab.
8. Ketujuh,kesimpulan.
9. Kedelapan,penutup
10. Doa.

F. Hasil Kegiatan

1. Penerapan bilingual class dalam meningaktakan keterampilan berbahasasiswa

Pembelajaran bilingual adalah sistem pendidikan yang menggunakan dua bahasa.


Bahasa yang pertama adalah bahasa yang biasa dipakai didaerah atau dinegara tersebut
dan bahasa kedua adalah Bahasa Inggris. Dalam pembelajaran bilingual umumnya
kombinasi Bahasa Indonesia dengan bahasa lain seperti Bahasa Inggris. Pembelajaran
bilingual disekolah merupakan kegiatan lanjutan dari pembelajaran Bilingual dirumah
karena sebelum bersekolah, anak sudah diajarkan dirumah.
Kemampuan dalam bilingual ini tidak hanya dalam berbicara dan menulis tetapi
juga kemampuan memahami apa yang dikomunikasikan orang lain secara lisan dan
tulisan. Anak yang memiliki kemampuan dwibahasa memahami bahasa asing dengan
baik seperti halnya pemahaman anak terhadap bahasa ibunya. Anak mampu berbicara,
membaca dan menulis dalam dua bahasa dengan kemampuan yang sama. Penerapan
bilingual class dalam pengembangan berbahasa anak lebih mengutamakan agar anak
memiliki kemapuan memahami komunikasi lisan dan dapat berbicara dalam duabahasa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang program bilingual class yang sudah
dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang berpengaruh pada berkomunikasinya
siswa dalam bahasa sudah cukup berhasil mengahsilkan output yang baik bagi siswa dan
sekolah, jadi untuk proses pembelajaran bilingual sudah tepat jika diterapkan pada siswa
sekolah dasar, karena belajar itu butuh proses dan proses itu dimulai daridini.

2. Kendala dalam Implementasi bilingualclass

Kendala dalam implementasi program bilingual Berkaitan dengan implementasi


program pembelajaran bilingual di SDIB Annisa, responden mengungkapkan persepsi
mereka terhadap kendala yang dihadapi selama menjadi guru bilingual di SDIB Annisa.
Beberapa tema yang muncul terkait hal ini diantaranya yaitu kendala pemenuhan sarana
dan prasarana, kendala sumber daya guru, kendala dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas bilingual, kendala pada karakteristik siswa, kendala dalam peranan orang tua,
kendala dalam iklim kerja guru serta pengaruh lingkungan yang bersifat homogen.
Berkaitan dengan kendala pemenuhan sarana dan prasarana penunjang proses
pembelajaran bilingual di sekolah, tidaklah menjadi kendala yang berarti karena memang
sekolah sedang dalam tahap pengembangan baik yang sifatnya struktural maupun
regulasi program. Sehingga, hal itu dapat dengan mudah diatasi oleh guru misalnya saja
apabila memang dalam pembelajaran seorang guru terkendala fasilitas berupa projektor,
dapat disiasati dengan metode pembelajarangames.
Adapun kendala yang berkaitan dengan karakteristik siswa, hal ini merupakan
tanggung jawab penuh bagi para guru bilingual untuk menyajikan suatu konsep
pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan efisien. Memang sudah menjadi tugas
seorang guru untuk memahami karakteristik masing-masing siswanya, sehingga guru
mengetahui cara yang paling tepat untuk menanganinya. Responden menyatakan bahwa
kendala dalam hal adaptasi pembelajaran di kelas biasa terjadi pada saat awal semester
baru. Namun, hal itu bisa diatasi seiring berjalannya waktu karena pembiasaan.
Terdapat pula kendala dalam peranan orang tua dimana kurangnya komunikasi
antara anak dan orang tua di rumah menyebabkan pembiasaan anak untuk berbicara
menggunakan bahasa Inggris menjadi kurang maksimal. Padahal, program bilingual
sejatinya merupakan program pembiasaan yang dalam implementasinya memerlukan
peran serta orang tua di rumah untuk terus melatih pembiasaan kemampuan berbicara
siswa dalam bahasa Inggris.

G. Simpulan dan Rekomendasi

1. Simpulan

Pemakaian ataupun penggunaannya fungsi bahasa Indonesia yang utama adalah


sebagai alat komunikasi. Secara konstekstual bahasa yang digunakan anak-anak
dwibahasawan berfungsi untuk alat berinteraksi atau interaksional sebagai alat diri yang
untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau heuristik, dan untuk menyatakan imajinasi dan
khayal. Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai fungsi untuk menjelaskan suatu
informasi atau materi pelajaran yang terkait secara kontekstual. Namun bahasa Indonesia
bukan merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan bahasa yang
beragam dalam pendidikan di Indonesia.
Penggunaan bahasa Inggris dalam penyampaian pembelajaran juga menjadi salah
satu pilihan beberapa sekolah di Indonesia. Pentingnya posisi bahasa Inggris menjadi
bahasa ini sangat diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan seperti misalnya
pendidikan, pekerjaan maupun sosial. Pendidik memiliki persepsi positif tentang
penggunaan bahasa Inggris. Manfaat ganda dari penggunaan bahasa asing tersebut
bagi siswa, yaitu belajar bahasa dan kemampuan berkomunikasi secara luas baik
nasional maupuninternasional.
Penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam pembelajaran akan
menjadi padu pada penggunaan bilingual. Karna kelas bilingual dapat membangun
komunitas berbahasa Inggris secara natural di lingkungan kelas maupun sekolah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semua bahasa pengantar
pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Setiapnya pada akhirnya
merujuk pada tujuan utama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahasa pengantar
selain untuk mencapai tujuan masing-masing pula harus memperhatikan beberapa kondisi
seperti pendidik dan siswa.
2. Rekomendasi

Sebagai seorang guru harus mampu mengajarkan para siswa nya untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, maka sebagai tenaga pendidik dituntut
untuk mumpuni dalam bercakap dengan menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Inggris
termasuk bahasa internasional, oleh karena itu kita harus mampu belajar dan
mengajarkannya. Sebagai tenaga pendidik kita harus mensukseskan model
pembelajaranbilingual.
DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa Singgih D, “Dari Anak Sampai Usia Lanjut : Bunga Rampai Psikologi Perkembangan
“, ( Jakarta : Gunung Mulia, 2006 ), Cet.2. hal. 88.

N.Noerdjanah, “Pengelolaan Media Pembelajaran Bilingual” (Studi Situs SMA Batik 1


Surakarta), hal . 5-6.

Anda mungkin juga menyukai