Anda di halaman 1dari 21

MINI RISET

MK. MICRO TEACHING


PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai :

“MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN MENGAJAR GURU


DALAM PEMBELAJARAN DARING”

Kelompok 9 :

NAMA MAHASISWA NIM

1. Wita Laila Rivani (1191111027)


2. Adela Chairani Syahputri (1191111040)
3. Ummul Huda Harahap (1191111041)
4. Nur Elita Mardiyah Aswat Nst (1191111046)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Naeklan Simbolon., M. Pd


Mata Kuliah : Micro Teaching

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga penulis masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan Mini
Riset ini dengan judul Mengidentifikasi Keterampilan Mengajar Guru Dalam Pembelajaran
Daring. Mini Riset ini penulis buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Micro
Teaching. Semoga Mini Riset ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan Mini Riset ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan yang maha esa


2. Kedua orang tua yang selalu mendoakan
3. Kepada ibu dosen pengampu, Prof. Dr. Naeklan Simbolon., M. Pd
Penulis menyadari bahwa Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
Mini Riset yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan, Mei 2021

Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Tujuan Miniriset ....................................................................................... 2
1.3 Manfaat Miniriset ..................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar................................................ 3
2.2 Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar........................................ 4
BAB III METODE DAN PELAKSANAAN ..................................................... 10
3.1 Metode Pelaksanaan ............................................................................... 10
3.2 Lokasi / Waktu Penelitian ...................................................................... 10
3.3 Subjek Penelitian.................................................................................... 10
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 10
3.5 Instrument Penelitian.............................................................................. 11
3.6 Teknik Analisis Data .............................................................................. 11
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 12
BAB V PENUTUP............................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 17
5.2 Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempertahankan sebuah peradaban,
sebagai suatu bentuk kehidupan dalam masyarakat dengan mewujudkan manusia
seutuhnya yang berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan merupakan proses
bantuan yang diberikan secara sadar dan terencana sebagai upaya mengembangkan
berbagai ragam potensi siswa, sehingga dapat beradaptasi secara kreatif dengan
lingkungan, serta berbagai perubahan yang akan terjadi. Rendahnya kualitas
pendidikan dapat diartikan sebagai tidak berhasilnya proses belajar itu sendiri. Jika
dilihat penyebabnya bisa dari peserta didik, pendidik, fasilitas, ataupun model
belajar yang digunakan serta semangat dan dukungan yang masih kurang, ataupun
kinerja pendidik yang masih relatif biasa saja.

Sebagai seorang guru, keterampilan dasar dalam melaksanakan pembelajaran


sangatlah penting untuk dikuasi. Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu
karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar
pada dasarnya adalah berupa bentuk perilaku yang bersifat mendasar dan khusus
yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan
tugas-tugas pembelajaran secara terencana dan profesional. Setiap keterampilan
menagajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri.

Keberhasilan mengajar guru, selain ditentukan oleh faktor kemampuan,


motivasi yang diberikan guru, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta
kelengkapan fasilitas yang menunjang atau lingkungan belajar, juga akan
tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan
mengajar. Keterampilanketerampilan ini sudah sepantasnya dikuasai oleh guru,
lebih-lebih bagi guru sekolah dasar (SD) dalam menghadapi perilaku siswa yang
benarbenar unik.

Ada delapan keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dan


menentukan kualitas pembelajaran diantaranya keterampilan bertanya,

1
keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19 merupakan keniscayaan.


Bentuk pembelajaran daring merupakan suatu bentuk belajar yang menggunakan
media teknologi komunikasi dan informasi secara sistematis dengan semua
komponen belajar. Namun, pada kenyataannya pembelajaran secara daring ini
memiliki berbagai hambatan dan tantangan di dalam pelaksanaan pembelajaran
seperti peserta didik masih beradaptasi dengan sistem pembelajaran ini yang
membuat kurang efektifnya belajar mengajar, kesempatan guru dalam mengajar
juga masih kurang dikarenakan terbatasnya waktu, pemasalahan kekuatan jaringan
yang kurang sehingga terhambatmya proses belajar mengajar.

1.2 Tujuan Miniriset


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterampilan
mengajar guru dalam pembelajaran daring di SDN 118195 Desa Pemuda.

1.3 Manfaat Miniriset


Adapun manfaat yang terdapat dalam penelitian ini yang berjudul
“Mengidentifikasi Keterampilan Mengajar Guru Dalam Pembelajaran Daring”
adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi salah satu tanggungjawab penugasan mini riset dalam
mata kuliah Micro Teaching.
2. Memberikan menambahan wawasan dalam mengerjakan laporan penelitian
ini.
3. Menambah pengetahuan serta memberikan pengalaman dalam melakukan
penelitian mini riset.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar


Salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam
keterampilan mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Keterampilan mengajar adalah
untuk mencapai tujuan pengajaran.

Adapun pengertian keterampilan mengajar guru adalah sebagaimana pendapat


Amstrong dkk (1992:33) yaitu kemampuan menspesifikasi tujuan performasi,
kemampuan mendiagnosa murid, keterampilan memilih strategi penajaran,
kemampuan berinteraksi dengan murid, dan keterampilan menilai efektifitas
pengajaran.

Mengajar merupakan proses yang kompleks, tidak sekedar menyampaikan


informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa.
Menurut Ali (1987:12) mengartikan mengajar adalah : “Segala upaya yang
disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan”. Sedangkan menurut Nasution
(1995:4) memberikan definisi mengajar yang lengkap sebagai berikut: (1) Mengajar
adalah menanamkan pengetahuan kepada anak; (2) Mengajar adalah
menyampaikan kebudayaan kepada anak; (3) Mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisir atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan
dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian


keterampilan mengajar adalah keterampilan yang berkaitan dengan semua aspek
kemampuan guru yang berkaitan erat dengan berbagai tugas guru yang berbentuk
keterampilan dalam rangka memberi rangsangan dan motivasi kepada siswa untuk
melaksanakan aktuvitas oleh guru adalah ketermpilan untuk membimbing,
mengarahkan, membangun siswa dalam belajar guna mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan secara terpadu.

3
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang
harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As.
Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan
beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai
oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dalam mengajar ada
dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;

1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)

Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no. 2 yaitu cara


membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar
memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar
proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti
pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) atau Keterampilan


Dasar Teknik Instruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik atau yang
harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan mata pelajaran yang
diajarkan. Keterampilan Dasar Mengajar (KDM) merupakan keterampilan yang
kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai
keterangan yang jumlahnya sangat banyak.

2.2 Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar


Menurut Turney (dalam Mulyasa, 2011) mengungkapkan ada delapan
keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran, yaitu keterampilan, memberi penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok
kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. Penguasaan
terhadap keterampilan mengajar itu harus utuh dan terintegrasi. Setiap keterampilan
mengajar memiliki kompenen dan prinsip-prinsip tersendiri. Berikut ini diuraikan

4
delapan keterampilan mengajar yang sesuai dengan urutan penyajian hasil
penelitian Turney dalam Mulyasa (2011) diuraikan pada penjelasan di bawah ini :

1. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap
pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan
yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Ada yang
mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan
ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di
berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan halhal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong
kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang
tepat akan memberikan dampak positif.

Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi keterampilan bertanya


dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Keterampilan bertanya dasar mencakup
: (a) Pertanyaan yang jelas dan singkat; (b) Pemberian acuan; (c) Pemusatan
perhatian; (d) Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan; (e) Pemberian
kesempatan berpikir; (f) Pemberian tuntutan. Keterampilan bertanya lanjutan
mencakup : (a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif; (b) Pengaturan urutan
pertanyaan; (c) Pertanyaan pelacak; (d) Mendorong terjadinya interaksi.

2. Keterampilan Memberikan Penguatan


Penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap suatu perilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut.
Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal dengan prinsip kehangatan,
keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif.
Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari
penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati,
penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh.

5
Penguatan bertujuan untuk : (a) Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap
pembelajaran; (b) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar; (c)
Meningkatkan kegiatan belajar dan membina perilaku yang prodiktif.

Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam memberi penguatan : (a)
Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh; (b) Penguatan yang diberikan
harus memiliki makna yang sesuai dengan kompetensi yang diberi penguatan; (c)
Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta didik; (d) Penguatan harus
dilakukan segera setelah suatu kompetensi ditampilkan; (e) Penguatan yang
diberikan hendaknya bervariasi.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi


Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam
pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun
dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta
mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam pembelajaran bertujuan : (a)
Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan; (b)
Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai
hal baru dalam pembelajaran; (c) Memupuk prilaku positif peserta didik terhadap
pembelajaran; (d) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.

4. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda,
keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku.
Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat
sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Oleh
sebab itu, keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil
yang optimal.

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu


penjelasan yaitu : (a) Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal,
di tengah maupun diakhir pembelajaran; (b) Penjelasan harus menarik perhatian

6
peserta didik; (c) Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta
didik atau menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk
kompentensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran; (d) Materi yang dijelaskan
harus sesuai dengan kompetensi dasar dan bermakna bagi peserta didik; (e)
Penjelasan yang dapat diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat
kemampuan peserta didik.

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran


Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan yang rutin dilakukan
guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran. Dalam keterampilan membuka
pelajaran guru harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang
akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses
pembelajaran yang harus dilaluinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengetahui pencapaian
tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari, serta
mengakhiri kegiatan pembelajaran. Dalam membuka pelajaran guru haruslah :

1) Menarik perhatian siswa: beberapa cara yang digunakan guru untuk menarik
perhatian siswa antara lain dengan variasi gaya mengajar, penggunaan alat
bantu mengajar dan pola interaksi yang bervariasi.
2) Menimbulkan motivasi: dengan cara menunjukan kehangatan dan
keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide-ide yang
bertentangan dan memperhatikan minat siswa.
3) Memberikan acuan: usaha memberikan gambaran yang jelas kepada siswa
mengenai yang akan dipelajari dengan cara mengemukakan secara spesifik
dan singkat. Antara lain dengan mengemukakan kompetensi dasar,
indikator hasil belajar
4) Membuat kaitan: bahan pengait sangat penting digunakan bila guru ingin
memulai pelajaran baru. Antara lain mencari batu loncatan dari pengetahuan
yang dimiliki siswa, guru membandingkan atau mempertentangkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui siswa,
mengusahakan kesinambungan pelajaran yang lalu dengan sekarang.

7
Sedangkan dalam menutup pelajaran guru haruslah:
1) Meninjau kembali dengan cara merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan.
2) Mengevaluasi dengan berbagai bentuk evaluasi, misalnya
mendemonstrasikan keterampilan, meminta siswa mengaplikasikan ide
baru dalam situasi yang lain, mengekspresikan pendapat siswa sendiri, dan
memberikan soal-soal tertulis serta mengekspresikan ide baru dalam situasi
lain, soal tertulis.
3) Memberi dorongan psikologi atau sosial.
4) Interaksi guru dengan siswa saling menghargai dan memberikan dorongan
psikologi dan sosial dengan memuji hasil yang dicapai, mengingatkan
pentingnya materi, memberi harapan positif, meningkatkan percaya diri
siswa akan potensi diri.

Tujuan keterampilan membuka dan menutup pelajaran


1) Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan
dihadapi.
2) Memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan
dikerjakan.
3) Siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan digunakan
dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa.Beberapa hal yang perlu dipersiapkan guru agar diskusi kelompok kecil
dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran adalah : (a) Topik yang sesuai;

8
(b) Pembentukan kelompok secara tepat; (c) Pengaturan tempat duduk yang
memungkinkan semua peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif.

7. Keterampilan Mengelola Kelas


Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam
pembelajaran. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas
adalah : (a) Kehangatan dan keantusiasan; (b) Tantangan; (c) Bervariasi; (d) Luwes;
(e) Penekanan pada hal-hal positif; (f) Penanaman disiplin diri.

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara
3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran
kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan
siswa dengan siswa. Komponen keterampilan yang digunakan adalah: keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi,
keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

9
BAB III
METODE DAN PELAKSANAAN

3.1 Metode Pelaksanaan

Minireset ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik


sampel purposif (purphosif sampling). Pengumpulan data yang kelompok 9
gunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu gabungan dari metode deskriptif
dan analisis yang artinya menguraikan. Analisis tidak hanya sebatas menguraikan
saja melainkan memberikan penjelasan dan pemahaman terkait objek penelitian.
Minireset ini menggambarkan peristiwa-peristiwa yang ada pada saat ini atau
sedang terjadi kaitannya dengan mengidentifikasi keterampilan mengajar guru
dalam pembelajaran daring yang mencakup perencanaan, proses pelaksanaan, hasil
dan evaluasi. Tujuan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu untuk
memaparkan fakta-fakta mengenai keterampilan mengajar guru dalam proses
pembelajaran.

3.2 Lokasi / Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian : SDN 118195 Desa Pemuda


2. Waktu Penelitian
a. Hari : Senin
b. Tanggal : 5 April 2021
c. Jam : 09.20 sd 10.00

3.3 Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian yang kami ambil didalam Minireset yaitu wali kelas
V SDN 118195 Desa Pemuda.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan
penelitian. Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan
informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan

10
fakta. Proses pengambilan data dilakukan melalui wawancara individual mendalam
kepada partisipan yang berkaitan dengan keterampilan mengajar guru dalam
pembelajaran Daring di SDN 118195 Desa Pemuda. Pendekatan ini dipilih
karena memiliki kesesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui bagaimana
keterampilan mengajar guru dalam pembelajaran Daring di SDN 1 1 8 1 9 5
Desa Pemuda.

3.5 Instrument Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian.


Instrument penelitian dibutuhkan sebagai pedoman dalam mengumpulkan data
penelitian baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Karena teknik
pengumpulan data yang kami gunakan adalah wawancara, maka instrument
wawancara adalah kertas kerja, lembaran atau catatan yang berisi poin-poin yang
akan ditanyakan peneliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari
suatu penelitian,karena analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.
Analisis data dapat dilakukan melalui tahap berikut ini :

1. Tahap Penelitian
a. Perencanaan, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Peneliti merancang guru yang akan dijadikan sampel.
2) Peneliti membuat catatan yang berisi poin-poin yang akan
ditanyakan untuk Minireset.
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi, pada tahap ini, peneliti menganalisis dan mengolah data yang
telah dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan.
d. Penyusunan Laporan, pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah
menyusun dan melaporkan hasil-hasil peneliti

11
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Ernawati S.Pd wali kelas V SDN
118195 Desa Pemuda menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dimasa pandemi
ini melibatkan guru, orang tua, siswa dan lingkungan sekitar. Kegiatan
pembelajaran wajib mempertimbangkan terjaganya kesehatan, keamanan dan
keselamatan civitas akademika baik pada aspek fisik maupun psikologi. Ibu
Ernawati menyampaikan prinsip pembelajaran di masa pandemi yaitu
pembelajaran dapat dilakukan dengan tatap muka secara bergelombang, tatap
muka terbatas atau pembelajaran jarak jauh, baik secara daring maupun luring. Ibu
Ernawati mengingatkan, bila dalam bentuk kelas nyata, di mana guru dan siswa
tatap muka maka harus tetap memperhatikan protokol kesehatan. Bila dalam
bentuk kelas virtual, guru dapat menggunakan aplikasi pembelajaran digital atau e-
learning seperti whattshap, meet atau zoom, Ibu Ernawati menjelaskan bahwa
pembelajaran daring dimulai pukul 08.00 sampai 10.30 agar siswa-siswi tidak
seharian berada di depan layar komputer atau laptop atau handphone.

Guru adalah figur yang menjadi teladan atau contoh dalam dunia
pendidikan, keberadaan guru sangat penting dalam proses belajar mengajar dan
pembentukan karakter positif dan kehidupan sosial peserta didik. Belajar dari
rumah melalui pendidikan jarak jauh adalah tantangan baru bagi guru untuk tetap
profesional melaksanakan pembelajaran serta membentuk karakter dan kehidupan
sosial peserta didik selama masa pandemi. Pembelajaran jarak jauh memiliki
berbagai hambatan dan tantangan. Menurut ibu Ernawati ada beberapa tantangan
nyata selama belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh pada masa
pandemi Covid-19 yaitu; (1) ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar
dan daerah, (2) keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi
pembelajaran, (3), keterbatasan sumber daya untuk pemanfaatan teknologi
pendidikan seperti internet dan kuota, (4) relasi guru murid dan orang tua dalam
pembelajaran daring yang belum integral. Semua hambatan dan persoalan ini
dilain sisi merupakan tantangan yang harus dihadapi guru untuk bersikap

12
profesional agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan terpenuhi
capaian pembelajaran.

Pandemi Covid-19 telah memaksa guru untuk dapat cepat beradaptasi


dengan kebijakan pemerintah tentang belajar dari rumah melalui pembelajaran
jarak jauh. Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dibutuhkan kemampuan
profesional guru untuk melaksanakan pembelajaran secara daring dengan
memanfaatkan sarana teknologi dan internet. Pembelajaran jarak jauh dapat
menggunakan beberapa portal media dan sumber belajar yang telah disediakan oleh
pemerintah maupun dengan aplikasi daring lainnya seperti whatsapp, google
classroom, zoom meeting, dan berbagai aplikasi lainnya.

Keterlibatan peserta didik sangat penting dalam proses pembelajaran jarak


jauh. Sudarma (2014) memvisualisasikan pola hubungan atau relasi guru dan
peserta didik sebagai berikut; (1) feodalistik, artinya peran aktif guru lebih
dominan, sedangkan peran siswa sangat minim. (2) klasikal, ditahap ini guru
sudah memiliki kepedulian terhadap kebutuhan peserta didik namun peserta didik
diposisikan sebagai kelompok yang memiliki kebutuhan yang sama dan
diperlakukan secara sama. (3) collaborative, guru dan peserta didik bekerjasama
mengemas dan merancang model pembelajaran. (4) fasilitator, guru memfasilitasi
dan menciptakan lingkungan pembelajaran sedangkan peserta didik sudah mulai
merancang model, sumber dan cara belajarnya sendiri. (5) guide, pada tahap ini
posisi dan keberadaan guru sudah mulai berkurang dan peran aktif berada pada
pribadi siswa masing-masing.

Guru sebagai pendidik profesional harus berusaha sedapat mungkin agar


pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik dan materi yang disampaikan
dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Untuk mewujudkan hal tersebut,
guru harus mengembangkan kemampuannya agar tetap profesional selama
pembelajaran jarak jauh berlangsung. Menurut ibu Ernawati beberapa kompetensi
yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran jarak jauh yakni; pertama, penguasaan
literasi dan Iptek. Wawasan guru terhadap penggunaan teknologi dan literasi dalam
pembelajaran jarak jauh agar guru dan siswa siap menjalankan perannya masing-
masing. Penggunaan sumber-sumber belajar dari internet akan mempermudah

13
peserta didik dalam belajar secara mandiri dan yang tidak terbatas ruang dan waktu.
Kedua, keterampilan pengelolaan kelas. Beberapa langkah pendekatan virtual
dalam pembelajaran berbasis kelas yakni, pertama praktis atau latihan. Lakukan
sesi latihan sebelum membiasakan diri dengan kelas virtual untuk menghindari
kesalahan teknis yang tidak diharapkan. Kedua, menentukan ekspektasi. Pada awal
sesi guru harus memperjelas ekpesktasi untuk menghindari kebingungan dan
kesalahpahaman, misalnya menjelaskan alat pembelajaran virtual apa yang
digunakan, teknis selama pembelajaran berlangsung, dan lain-lain. Ketiga yakni
melibatkan peserta didik selama proses pembelajaran. Guru disarankan agar
menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktif agar peserta didik dapat aktif
selama proses pembelajaran. Yang ke empat yakni meminta umpan balik. Berikan
waktu sekitar 5 menit untuk umpan balik diakhir sesi, dan implementasikan
masukan dan saran selama umpan balik kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran
berikutnya.

Ibu Ernawati menjelaskan ada beberapa keterampilan mengajar yang selalu


dilakukan ibu Ernawati agar pembelajaran tatap muka secara bergelombang dan
pembelajaran via daring yang dilakukan dapat menjadikan pembelajaran yang
menyenangkan dan tetap produktif bagi siswa dan juga guru antara lain:

1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran. Ibu Tiurma


menjelaskan setiap membuka dan menutup pembelajaran ibu Tiurma dan
peserta didiknya selalu berdoa bersama. Kemudian, saat membuka
pembelajaran ibu Tiurma selalu melakukan apersepsi kepada siswa dan
bernyanyi bersama agar siswa lebih semangat.

2. Keterampilan mengelola kelas. Menurut ibu Tiurma mengatur kondisi


kelas jarak jauh merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar
terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien, maka guru harus memiliki
keterampilan untuk mengatur kelas dengan baik, dalam hal ini kelas yang di
atur oleh para guru berupa kelas online atau pembelajaran kelas jarak jauh

3. Keterampilan memberikan penguatan. Menurut ibu Tiurma, sikap


tanggap merupakan reaksi positif guru dalam menghadapi setiap perilaku

14
siswa dan memberikan berbagai tanggapan secara proporsional terhadap
perilaku siswa, baik prilaku yang dianggap positif ataupun negatif .Guru
memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan sikap siswa agar menjadi lebih
baik. Ibu Tiurma selalu memberikan pujian kepada anak muridnya yang
melakukan hal yang baik dan wajah ibu Tiurma saat memberikan penguatan
menunjukkan wajah yang gembira, sehingga siswa-siswi ibu Tiurma merasa
senang dan semakin semangat mengikuti proses belajar mengajar. Menurut
ibu Tiurma, keterampilan memberi penguatan ini dimaksudkan untuk
mengendalikan tingkah laku siswa yang menggangu kelas atau kelompok
dalam kelas secara berhasil dengan tidak membuat siswa tertekan ataupun
merasa malu dihadapan siswa yang lain. Misalnya sikap menegur dalam
kelas online.

4. Keterampilan mengadakan variasi. Guru harus merespon secara positif


dan terampil memanfaatkan media teknologi seperti: whatshapp, zoom,
google classroom, meet dll karena hal itu mutlak harus dilakukan untuk
mentransfer pengetahuan kepada siswa didik secara menarik dan efektif
terkhusus dalam pembelajaran daring. Kemudian, ibu Tiurma menjelaskan
bahwa sangat perlu menyajikan pembelajaran yang terencana dan efektif
dalam keterbatasan waktu. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersiapkan
skenario pembelajaran dan mengatur matriks pembelajaran yang detail.
Guru dan orangtua dapat menetapkan tujuan pembelajaran sesuai
ketersediaan waktu dan memilih materi yang akan disampaikan dengan
langkah-langkah yang tepat dan akurat.

5. Keterampilan bertanya. Ibu Tiurma menyampaikan bahwa seorang guru


harus kreatif dalam meramu materi, menggunakan metode yang
menyenangkan, dan memberikan tugas-tugas yang dapat menstimulasi siswa
untuk bertanya lebih lanjut, baik kepada guru, maupun orang tua mereka.
Sebagai pengelola, sekolah juga mempunyai kewajiban untuk menyediakan
semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk pelatihan teknis
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran untuk para guru karena

15
kurangnya pengetahuan guru untuk menggunakan aplikasi daring termasuk
dalam kendala yang menghambat pembelajaran melalui daring.

6. Keterampilan menjelaskan. Seorang guru harus memberikan petunjuk


dan tujuan yang jelas kepada siswa mengenai tugas yang akan mereka
kerjakan. Keterampilan dalam hal ini berhubungan dengan petunjuk guru
yang disampaikan secara jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh
kelas, kelompok maupun perorangan

7. Keterampilan berkomunikasi dengan orangtua murid. Guru perlu menjalin


komunikasi dengan baik dengan orang tua peserta didik. Orang tua perlu
digandeng dalam melakukan pembimbingan dan pengawasan selama proses
pembelajaran jarak jauh berlangsung. Komunikasi yang baik antara guru
dan orang tua diharapkan akan mampu memberikan umpan balik sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan hasil
yang diharapkan. Menurut ibu Tiurma, guru dan orangtua dapat
menyampaikan pesan kepada para siswa untuk menjadi anak yang tangguh
mengingat dalam kondisi dimana masyarakat sedang diuji baik secara fisik
dan mental akibat penyebaran Covid-19 yang berdampak kepada
pembelajaran siswa menjadi serba terbatas dalam berkomunikasi,
berinteraksi, dan berkreasi, sehingga siswa harus mampu beradaptasi dengan
hal-hal yang baru. Guru bisa berkomunikasi kepada orangtua murid misalnya
untuk menanyakan apa kendala yang dialami siswa dalam pembelajaran
daring, sehingga guru bisa mencari solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan yang mungkin dialami oleh siswa.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan bahwa guru memiliki peran penting dalam
pelaksanaan kebijakan pemerintah tentang belajar dari rumah melalui pembelajaran
jarak jauh. Beberapa hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran jarak jauh
hendaknya dapat menjadi tantangan bagi guru untuk tetap propesional dalam
melaksakan proses pembelajaran. Guru harus memamahami perannya dengan baik
agar mampu meciptakan lingkungan belajar baik dengan melibatkan siswa secara
aktif selama proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa
keterampilan mengajar yang digunakan ibu Ernawati dalam pembelajaran tatap
muka secara bergelombang dan pembelajaran via daring yaitu keterampilan
membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan bertanya,
keterampilan menjelaskan, dan keterampilan berkomunikasi dengan orangtua
murid.

5.2 Saran
Kemampuan guru dalam penguasaan literasi dan Iptek, pengelolaan kelas, serta
komunikasi dengan orang tua juga harus terus dikembangkan agar dapat menjadi
guru profesional dimasa pandemi saat ini.

17
DAFTAR
PUSTAKA

Bastian. 2019. Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru dalam


Melaksanakan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal PAJAR
(Pendidikan dan Pengajaran), 3(6). Hlm. 1357-1365

Subakti, Hani dan Eka Selvi Handayani. 2021. Analisis Keterampilan


Mengajar Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Daring pada
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan
Kesusastraan Indonesia, 5(1). Hlm. 202-210

Wahyulestari, M. D. (2018). Keterampilan Dasar Mengajar di Sekolah


Dasar. Jurnal Prosiding, 199-210

Anda mungkin juga menyukai