Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusianya. Bangsa
yang cerdas adalah bangsa yang mampu untuk menggunakan semua sumber daya yang
dimiliki oleh bangsa tersebut. Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan
pendidikan dari semua sumber daya manusianya. Tak dapat dielakkan lagi, pendidikan
merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia.
Terlebih pendidikan merupakan salah satu pilar penting bagi peradaban sebuah bangsa.
Pendidikan dan kemajuan bangsa bagaikan dua sisi mata uang. Keberadaannya saling
berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Karena itulah, kemajuan sebuah bangsa sejatinya tidak
pernah lepas dari peranan pendidikan.

Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu
maju atau mundur, karena seperti kita ketahui bahwa suatu pendidikan tentunya akan
mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spiritual, intelegensi dan skill,
dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari
proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan
sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya mutu pendidikan juga
berpengaruh tehadap perkembangan suatu bangsa.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan inilah yang membuat negara-negara maju


memberi prioritas tinggi akan pendidikan, mengadakan modernisasi dan penyempurnaan
lembaga-lembaga pendidikan, tidak segan-segan mengadakan pembaharuan, termasuk
meningkatkan anggaran pendidikan secara progresif. Untuk itulah diperlukan suatu kajian
yang dapat dijadikan sebagai salah satu gambaran arah konsep dan kebijakan pendidikan
yang baik. Salah satu caranya adalah dengan komparasi pendidikan di Indonesia dengan
pendidikan di negara yang mutu pendidikannya lebih baik.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang gambaran umum sistem
pendidikan di Selandia Baru. Penulis memilih Negara tersebut karena Negara ini terkenal
dengan tingkat kemiskinan 0%, hal ini memiliki keterkaitan dengan sistem pendidikannya.
Apabila sistem pendidikan di suatu Negara tergolong baik, maka peluang untuk menganggur
sangatlah kecil. Dan hal ini dapat menjadi pedoman bagi sistem pendidikan di Indonesia
untuk dapat memajukan sistem pendidikannya.
BAB II

GAMBARAN SISTEM PENDIDIKAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Perbandingan Pendidikan

Menurut Carter V.Good, definisi perbandingan pendidikan adalah: lapangan studi


yang mempunyai tugas untuk mengadakan perbandingan teori dan praktek pendidikan
sebagaimana terdapat pada berbagai negara pendidikan di luar negeri sendiri. Definisi ini
menunjuk aspek operasional dari pendidikan yang terdapat di suatu negara atau
masyarakat. Didalam mempelajari system pendidikan suatu negara secara perbandingan,
tidak boleh tidak mesti memperhatikan dimensi waktu, mempelajari latar belakang atau
faktor yang lain.
Menurut pengertian dasar perbandingan pendidikan adalah berarti menganalisa dua
hal atau lebih untuk mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan
demikian maka studi perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pengertian sebagai
usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek dari system
pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan
yang ada dari kedua hal tersebut.
Perbandingan pendidikan merupakan terjemahan dari istilah “Comparative
Education”. Sementara ahli yang lain, mengalihkan istilah tersebut ke dalam bahasa
Indonesia. Dengan menggunakan istilah pendidikan perbandingan. Namun pada dasarnya
berbagai istilah yang digunakan mempunyai pengertian yang sama, yaitu sebagai studi
komparatif (studi perbandingan) tentang pendidikan. Atau bisa juga disebut dengan studi
tentang pendidikan yang menggunakan pendekatan dan metode perbandingan.
Tujuan perbandingan pendidikan ialah untuk mengetahui perbedaan-perbedaan
kekuatan apa saja yang melahirkan bentuk-bentuk sistem pendidikan yang berbeda-beda di
dunia ini. Dengan kata lain, pada sebuah negara, misalnya kekuatan keagamaan merupakan
faktor pendorong utama dan menjadi dasar pembentukan sistem pendidikan,sementara di
negara lain faktor sosial merupakan landasan berpijak suatu sistem pendidikan. Ada
kemungkinan sebuah negara memformulasikan sistem pendidikannya dengan meletakkan
pertimbangan utamanya sosial ekonomi, sosial demografis,dan sosial budaya.
Sejalan dengan Kendal, Nicholas Hans merumuskan bahwa tujuan perbandingan
pendidikan ialah untuk mengetahui prinsip-prinsip apa sesungguhnya yang mendasari
pengaturan perkembangan sistem pendidikan nasional.
Pendapat yang lebih umum mengikuti pola perumusan yang dilakukan dalam bidang
sosiologi, bahwa tujuan perbandingan pendidikan adalah untuk memperoleh morfologi
pendidikan, yaitu suatu gambaran dan klasifikasi global mengenai berbagai bentuk
pendidikan; untuk mengetahui hubungan dan interaksi antara elemen-elemen dalam
pendidikan dan hubungan antara pendidikan dan masyarakat; dan untuk membendakan
perubahan-perubahan yang fundamental dalam pendidikan dan hal-hal yang tetap
dipertahankan, serta menghubungkan keduanya dengan nilai-nilai filosofis yang diyakini.
2.2 Selandia Biru
A. Sejarah Pendidikan Selandia Baru
Sejarah pendidikan di Selandia Baru telah berlangsung sejak lama. Dari delapan
universitas yang ada di Selandia Baru, enam diantaranya lahir pada tahun 1800-an,
sedangkan dua universitas lainnya lahir pada tahun 1900-an.
1. Sekolah Dasar
Sejarah pendidikan dasar di Selandia Baru dimulai pada sekitar awal tahun
1877 dimana didirikan sekolah dasar nasional pertama di negara tersebut.
Sekolah-sekolah dasar yang ada di Selandia Baru pada saat itu didirikan oleh tiap
pemerintah provinsi atau yang lebih dikenal sekolah pemerintah. Selain sekolah-
sekolah yang didirikan oleh pemerintah ada juga beberapa sekolah yang didirikan
oleh gereja-gereja dan beberapa sekolah yang dibangun oleh dikelola oleh swasta.
Pada awalnya pembangunan sekolah yang dilakukan baik oleh pemerintah
maupun gereja dan lembaga swasta tidak serta merta membuat penduduk di
Selandia Baru datang untuk bersekolah. Para penduduk terutama penduduk yang
ada di pedesaan pada saat itu masih menganggap bahwa lebih baik anak-anak
bekerja daripada harus berangkat ke sekolah, hal ini dikarenakan sistem
perburuhan yang ada di pedesaan sehingga pada awalnya banyak anak yang tidak
bersekolah.
Untuk mengatasi masalah banyaknya anak-anak usia sekolah yang bekerja
pemerintah yang berwenang pada saat itu mengeluarkan peraturan wajib belajar.
Peraturan wajib belajar mengatur bahwa anak-anak yang berusia 7 hingga 14
tahun diwajibkan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah yang berwenang
berkewajiban untuk membebaskan biaya pendidikan. Kebijakan yang diterapkan
oleh pemerintahan yang berwenang ini ternyata mampu menyadarkan pentingnya
pendidikan bagi penduduk sehingga para penduduk perlahan-lahan mulai
menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah dasar baik sekolah dasar yang
didirikan oleh pemerintah maupun sekolah dasar yang didirikan oleh gereja dan
oleh lembaga swasta.
2. Sekolah Menengah
Sejarah sekolah menengah yang ada di Selandia Baru tidak jauh berbeda
dengan sekolah dasarnya dimana banyak penduduk yang lebih memilih bekerja
daripada harus sekolah hingga tingkat sekolah menengah. Sedikitnya penduduk
yang mengikuti pendidikan menengah di Selandia Baru tercermin dari data yang
didapat bahwa kurang dari 10 % penduduk di Selandia Baru yang mengecap
pendidikan menengah pada sekitar tahun 1900-an.
Menanggapi masalah sedikitnya penduduk yang mengecap pendidikan
menengah, pada tahun 1914 pemerintah yang berwenang pada saat itu
mengeluarkan kebijakan dimana menyatakan bahwa pendidikan menengah gratis
atau bebas biaya bagi penduduk Selandia Baru. Kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah ini ternyata disambut dengan baik oleh penduduk Selandia Baru hal
ini tercermin bahwa pada tahun 1917 ada sekitar 37 % penduduk Selandia Baru
yang mengecap pendidikan menengah.
3. Universitas
a. Universitas Otago
Universitas ini didirikan tahun 1869 atas permintaan Dewan Provinsi
Otago di South Island. Universitas Otago merupakan universitas tertua di
Selandia Baru. Universitas ini mulai dibuka pada Juli 1871 dengan tiga
profesor sebagai staf. Seorang mengajar Bahasa dan Sastra, Bahasa Inggris,
serta Literatur. Yang lainnya bertanggung jawab untuk pengajaran Matematika
dan Ilmu Alam. Sedangkan yang ketiga mengajarkan bidang Filsafat Mental
dan Moral.
Setahun berikutnya, tambah seorang profesor untuk Ilmu Alam.
Sedangkan Ilmu Hukum dimulai tahun 1973, disusul dua tahun kemudian
semacam kursus untuk kedokteran. Lalu Sekolah Pertambangan hadir pada
tahun 1878, yang kelak menjadi Departemen Teknologi Mineral dan ditransfer
ke Universitas Auckland pada tahun 1987. Sekolah untuk Perawatan Gigi
dibangun tahun 1907.
Seiring perjalanan waktu, jumlah fakultas dan jurusan pun bertambah.
Begitu juga dengan jumlah mahasiswa (nasional dan internasional) semakin
banyak. Pada tahun 1961 jumlah mahasiswa yang masuk setiap tahun rata-rata
mencapai 3.000 orang. Pada tahun 2002, jumlah mahasiswa Universitas Otago
mencapai 18.000 orang.
b. Universitas Canterbury
Universitas tertua kedua adalah Universitas Canterbury di Christchurch-
South Island. Universitas ini semula adalah Canterbury College yang didirikan
pada tahun 1873. Selama satu abad pertama, Universitas Canterbury berada di
pusat kota Christchurch. Pada tahun 1975, bangunan itu dilengkapi dengan
sebuah kawasan seluas 75 hektar di kawasan Ilam.
Pada saat ini Universitas Canterbury menyelenggarakan sekitar 50
jurusan, mulai dari akuntansi hingga ilmu perkebunbinatangan. Selain itu, juga
terdapat begitu banyak pusat penelitian khusus, tersebar di Kaikora, Mt John
(Observatory Universitas) Cass, Westposrt.
c. Universitas Lincoln
Pada awalnya Universitas Lincoln merupakan sekolah pertanian yang
didirikan tahun 1878. Pada tahun 1896 telah dihasilkan lulusan pertama, dan
pada tahun yang sama menjadi Canterbury Agricultural College.
Pada saat ini Universitas Lincoln menikmati reputasinya atas berbagai
temuan dan (metode) pengajaran yang istimewa, juga riset dalam berbagai
bidang, termasuk bisnis dan manajemen, manajemen lingkungan, ilmu-ilmu
sosial, design science, dan sebagainya.
d. Universitas Auckland
Secara formal Universitas Auckland berdiri pada tanggal 23 Mei 1883
sebagai Auckland University College (bagian dari Universitas Selandia Baru).
Pada awalnya, Universitas Auckland memiliki jumlah mahasiswa yang sangat
sedikit, peningkatan jumlah mahasiswa baru terjadi setelah tahun 1900-an.
Namun, jumlah mahasiswa yang sedikit ini mendorong universitas untuk
mengkhususkan diri dalam bidang penelitian yang dimulai sejak tahun 1930-
an. Pada tahun 1934, Universitas Auckland kian berkembang dengan hadirnya
empat profesor baru, yaitu HG Forder (Matematika), Arthur Sewel (Sastra
Inggris), CG Cooper (Sastra Kuno), dan James Rutherford (Sejarah).
Kehadiran empat profesor baru ini mendorong staf pengajar lainnya untuk
menjadikan Universitas Auckland sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
diakui secara internasional di bidang riset.
e. Universitas Teknologi Auckland
Pada awalnya Universitas Teknologi Auckland ini bernama Sekolah
Teknik Auckland. Universitas ini berdiri pada tahun 1895 dengan 30
mahasiswa. Pada saat itu ada tiga bidang studi yang menjadi pembuka, yaitu
gambar arsitektur, memasak, dan membuat pakaian.
Seiring perjalanan waktu, lembaga pendidikan ini berkali-kali berganti
nama. Tahun 1913 dinamakan kembali sebagai Seddon Memorial Technical
College. Tahun 1960 berganti nama menjadi Institut Teknik Auckland
(Auckland Technical Institute/ATI). Pada tahun 1995 atau satu abad
kemudian, jumlah mahasiswa yang berkuliah di Auckland Technical Institute
telah mencapai 25.000 orang. Dan tahun 2000, ATI menjadi AUT.
f. Universitas Victoria
Nama Victoria pada universitas ini merupakan penghormatan kepada Ratu
Victoria yang merayakan yubileum ulang tahun dan dikukuhkan dengan Act
of Parliament pada tahun 1897. Pada tahun-tahun awal, seluruh kuliah
dilaksanakan di sebuah tempat kontrakan. Keadaan ini memaksa semua pihak
untuk membangun kampus yang representatif di Kelburn, yang kini menjadi
markas Universitas Victoria.
Tahun 1904 merupakan tahap awal pembangunan kampus yang permanen.
Seiring dengan tersedianya kampus yang permanen, jumlah mahasiswa di
universitas ini pun terus meningkat dari 254 pada tahun 1905, menjadi 700
pada tahun 1923. Kini jumlah mahasiswa sudah lebih dari 20.000 dengan
penambahan mahasiswa baru nasional dan internasional rata-rata 3.000 orang
setiap tahun.
g. Universitas Massey
Universitas Massey didirikan pada tahun 1927 di dekat Palmerston North
di North Island. Universitas Massey lebih banyak mengkhususkan diri pada
bidang ilmu-ilmu pertanian, dan banyak membantu mengembangkan
pertanian, sebagai saka guru perekonomian Selandia Baru.
Mengingat gerak utamanya pada pertanian, dan sebagian besar penduduk
Selandia Baru hidup dari pertanian, maka jumlah mahasiswa Universitas
Massey amat banyak. Kebanyakan dari mahasiswa itu mengambil kuliah
dalam paruh waktu. Sebagai contoh seorang petani ingin mendapatkan ilmu
guna menggemukkan sapinya maka melalui internet atau konferensi jarak jauh
kuliah pun bisa dilakukan. Kini Universitas Massey telah berkembang amat
pesat, dengan jumlah mahasiswa lebih dari 40.000 orang. Untuk melayani
mahasiswa yang juga petani, Universitas Massey mengembangkan sayap
dengan menambah kampus baru di Wellington dan di Albany, sekitar 15
kilometer dari pusat kota Auckland.
h. Universitas Waikato
Universitas Waikato merupakan universitas termuda di antara tujuh
universitas lainnya. Upaya pembangunan universitas ini telah mulai digagas
pada tahun 1956 dan akhirnya pada tahun 1964 universitas ini diresmikan oleh
Gubernur Jenderal Sir Bernard Fergusson. Kini, Universitas Waikato telah
memiliki lebih dari 13.500 mahasiswa. Dan, terus melanjutkan tradisi sebagai
tempat untuk mengembangkan pemikiran yang bebas dan belajar progresif.
Pada tahun 1989 dengan bantuan Pusat Antariksa AS (NASA), Universitas
Waikato menjadi universitas pertama yang menggunakan cyber-graduates,
yaitu melengkapi cara pemberian kuliah secara online.
B. Sistem Pendidikan Selandia Baru
Di negara Selandia Baru wajib belajar dikenakan pada anak usia 6 hingga 15
tahun. Pemerintah menanggung biaya sekolah anak hingga anak berusia 19 tahun.
Selain sekolah pemerintah, sejumlah sekolah juga dikelola oleh Gereja Katolik.
Sistem pendidikan yang ada di Selandia Baru dapat digambarkan sebagai berikut:
Dalam bidang pendidikan ada beberapa hal yang berbeda di Selandia Baru
dibandingkan dengan di Amerika, diantaranya:
 Kata “College” artinya adalah SMU dan bukan Universitas
 “Paper” adalah sebutan untuk kursus
 “Postgraduate” adalah sebutan untuk mahasiswa S1
 Katalog universitas sebutannya adalah “Calendar”
Sistem pendidikan di Selandia Baru jelas terbagi atas tiga jenjang:
1. Primary Education usia yang ada di jenjang ini mulai dari anak usia 5 – 12 tahun.
Jenjang ini disebut jenjang SD.
2. Secondary Education dimulai dari Year 9-Year10 (SMP) trus lanjut ke Year 11-
Year 13 (SMA), dan Jenjang Year 11-Year 13 juga biasa disebut NCEA Level 1-
NCEA Level 3. NCEA (National Certificate of Education Achievement) adalah
kurikulum dari pemerintah Selandia Baru. Kurikulum ini telah diakui di Negara
lain seperti di Inggris, Australia, dan Amerika. Jadi ini adalah jenjang SMP hingga
SMA di Selandia Baru.
3. Tertiary Education, ini jenjang setelah lulus Kelas 13. Di mulai dari Certificate
Education, Diploma, Bachelors Degree, Graduate Certificate/Graduate Diploma,
Honours Bachelors Degree, Post Graduate Certificate/Post Graduate Diploma,
Master, Doctorate/PhD.
Berikut ini akan diuraikan beberapa komponen yang ada dalam sistem pendidikan di
Selandia Baru.
1. Sekolah Dasar
Anak-anak wajib masuk primary school ketika berusia 6 tahun bahkan usia 5
tahun pun sudah diperbolehkan. Sekolah dibagi menjadi 4 terms (triwulan) yang
dimulai dari akhir Januari atau awal Februari dan berakhir pada pertengahan
Desember setiap tahunnya. Setiap akhir termada masa libur. Sekolah berlangsung
setiap hari Senin-Jum’at pukul 9 pagi sampai 3 siang.
Ada delapan bidang ilmu yang diajarkan di SD yaitu: English, Arts, Health
and Physical Education, Learning Languages, Mathematics and Statistics,
Science, Social Sciences, dan Technology. Semua pelajaran ini diberikan dalam
situasi yang menyenangkan namun merangsang anak untuk berpikir kritis. Dengan
suasana kelas yang menyenangkan dan cara mengajar yang child-centred serta
rasio murid dalam satu kelas per satu guru sekitar 1:20an, memungkinkan anak
untuk mengembangkan potensinya.
Semua anak naik kelas. Namun setiap anak dimasukkan dalam kelompok-
kelompok kecil di dalam kelas sesuai dengan kemampuannya. Sehingga setiap
anak merasa percaya diri dengan kemampuannya. Hasil evaluasi belajar (rapot)
tidak diberikan dalam angka, tetapi dalam bentuk uraian. Setiap sekolah
mempunyai program pemberian penghargaan untuk murid-murid yang berprestasi.
Ada standard yang berlaku nasional dan cara-cara evaluasi tertentu yang dipakai
untuk menilai prestasi murid.
2. Sekolah Menengah
Kebanyakan sekolah menengah di Selandia Baru adalah milik negara namun
adapula beberapa sekolah menengah swasta atau terintegrasi (sebagian biaya
disediakan oleh negara). Ada sebagian sekolah hanya untuk pria atau untuk wanita
saja, dan sebagian berafiliasi dengan agama atau gereja tertentu.
Pada umumya sekolah menengah di Selandia Baru untuk siswa-siswa berusia
13 sampai 19 tahun (tingkatan tahun/kelas 9 hingga 13). Siswa dalam tahun 11
sampai tahun 13 belajar untuk memperoleh National Certificate of Educational
Achievement (NCE, Sertifikat Nasional Prestasi Pendidikan). Tahun akademik
sekolah menengah di Selandia Baru berlangsung dari bulan Februari hingga
pertengahan bulan Desember dengan jeda pada bulan April, Juli, dan September.
Murid-murid setiap harinya mengikuti jadwal pelajaran tertentu yang berbeda-
beda setiap harinya. Setiap hari mereka masuk ke kelas yang diasuh oleh seorang
wali kelas untuk diabsensi lalu mereka menyebar ke bermacam-macam kelas
tergantung jadwal pelajaran masing-masing. Setiap pelajaran diajar oleh guru
yang berbeda. Rasio guru murid juga sekitar 1:20an.
Untuk murid-murid di kelas 9 dan 10 ada pelajaran inti seperti English, maths,
science dan physical education. Selain itu murid diminta memilih dari serangkaian
pelajaran yang disediakan sekolah diantaranya technology, arts dan languages
selain English. Biasanya dipertengahan kelas 10 murid diminta untuk memilih
pelajaran-pelajaran yang akan diambil di kelas 11 sesuai minatnya. Pelajaran
science masih wajib diambil sampai kelas 11 sedangkan pelajaran English dan
maths wajib dipelajari sampai kelas 12. Untuk pelajaran English dan mathsanak
dimasukkan ke dalam kelas yang sesuai dengan kemampuannya. Jadi bisa saja dua
anak sama-sama di kelas 11 tetapi kelas English dan maths-nya di kelas yang
berbeda karena kemampuan kedua anak ini berbeda. Mulai di kelas 11 sampai 13
murid-murid mengikuti NCEA (National Certificate of Educational Achievement)
di level 1 (kelas 11), level 2 (kelas 12), level 3 (kelas 13) dan mengikuti ujian
akhir untuk setiap level di akhir tahun. Namun setiap murid juga dinilai proses
belajarnya selama satu tahun ajaran di masing-masing level oleh guru masing-
masing melalui tes.
Sekolah di secondary school sangat berbeda iklimnya dengan primary school.
Walaupun cara mengajar masih sangat student-centred tetapi di secondary school
sudah jauh lebih serius, dalam arti kata jauh lebih banyak PR (pekerjaan rumah),
tugas dan project yang harus diselesaikan dibanding di primary school. Sekolah-
sekolah ini dengan serius menyiapkan murid-muridnya untuk siap masuk
universitas/institut atau masuk sekolah kejuruan (trade school). Misalnya untuk
murid-murid yang mengambil mata pelajaran art design di secondary school
mereka menghasilkan portfolio yang berisi desain-desain yang dibuat murid
tersebut yang diuji di NCEA yang kemudian bisa dipakai untuk mendaftarkan diri
kuliah di jurusan art design di universitas.
3. Kursus bahasa Inggris
Pendidikan bahasa Inggris sangatlah penting di Selandia Baru, selain sistem
pendidikan dan pengantarnya bahasa Inggris juga dikarenakan penduduk yang
ingin melanjutkan ke jenjang universitas harus memenuhi syarat nilai IELTS yang
diajukan oleh universitas yang dituju.
Di Selandia Baru terdapat beberapa tempat kursus Bahasa Inggris yang
populer yaitu: Intensive General English, TOEIC, Cambridge FCE CAE exam
preparation Classes. Seluruh siswa dapat mengikuti kursus ini selama mereka
mau, dan untuk siswa yang ingin mengikuti program jangka panjang tersedia
program yang memfokuskan pada akademik dengan pemberian Certificates of
Attainment in English.
4. Diploma/Politeknik
Politeknik dan Institut Teknologi di Selandia Baru adalah Badan yang dibiayai
negara yang terletak di hampir seluruh negeri dan tersebar di seluruh Propinsi.
Institut Politeknik Selandia Baru menyediakan pendidikan yang setara baiknya
dengan pendidikan yang ada di universitas. Di Selandia Baru terdapat 25 institusi
yang termasuk Politeknik dan Institute of Technology yang menawarkan
pendidikan dan training dalam berbagai bidang, juga program akademis dan
keahlian tertentu. Selain itu, Institut Politeknik Selandia Baru juga menawarkan
pendidikan mulai dari sertifikat hingga gelar penuh dan tingkat studi pasca
sarjana.
Pelajar yang ingin masuk dalam program tertentu dapat masuk dalam level
kelas yang berbeda, seperti contohnya pelajar yang level akademik atau
kemampuan bahasanya tidak sesuai standar mungkin akan masuk ke level
perkenalan atau level awal.
Program pelatihan juga disediakan untuk mempertajam keahlian para pegawai
pemerintah dari Luar negeri yang memiliki kerjasama industry dan bisnis di
Selandia Baru.
Politeknik biasanya menerapkan program 2 tahunan yang sama seperti
Universitas di Februari dan berakhir di bulan November dengan liburan pada
bulan Juli. Biaya pendidikan berkisar antara NZ $ 10,000 hingga NZ $ 16,000 per
tahun tergantung jenis studi, sedangkan untuk program Certificate dan Diploma
harganya lebih murah.
5. Universitas
Seperti yang telah diketahui bahwa proses pendidikan universitas di Selandia
Baru telah dimulai pada tahun 1870 dengan tradisi yang sama dengan sistim
pendidikan di Inggris. Pemerintah Selandia Baru membiayai 8 universitas yang
menawarkan subjek Seni, Bisnis dan Sains sebagai objek studi. Beberapa
universitas merupakan ahli dalam bidang Kesehatan, Engineering, Hukum,
Kedokteran Hewan, dan Pertanian serta Pembelajaran Lingkungan.
Universitas yang ada di Selandia Baru berlandaskan penelitian. Selain itu,
universitas yang ada di Selandia Baru juga menawarkan jenjang pendidikan dari
mulai sertifikat hingga sampai doktoral.
Tahun akademik universitas di Selandia Baru dari bulan Maret hingga bulan
November namun adapula program ataupun kursus yang dapat dimulai pada bulan
Juli. Selain itu, adapula sejumlah kuliah semester musim panas yang berlangsung
antara bulan Januari hingga bulan Maret.
6. Sarjana
Program gelar Bachelors di Selandia Baru biasanya berdurasi tiga tahun purna
waktu, dan dapat diperpanjang jika perlu. Kredit nilai, program kuliah dan
persyaratan masuk berbeda antara tiap universitas. Informasi ini dapat diperoleh
dari situs universitas.
Para mahasiswa sarjana di Selandia Baru tidak perlu mengikuti pendidikan
umum dalam perkuliahan sarjana. Sejak semester pertama, mahasiswa dapat
langsung mengambil mata kuliah yang relevan dengan jurusan mereka. Misalnya
mahasiswa mengambil program kuliah gelar Bachelor of Science (BSc) jurusan
Anatomi. Maka dari semester pertama mahasiswa langsung mengambil mata
kuliah yang berhubungan dengan anatomi, dan tidak perlu mengambil mata kuliah
umum seperti Bisnis, Akuntansi, Marketing, Manajemen dan sejenisnya.
7. Double Degrees
Mahasiswa juga dapat mengejar gelar ganda pada saat yang bersamaan,
tergantung institusi dan bidang studi yang ingin diambil. Biasanya program gelar
ganda membutuhkan waktu empat hingga lima tahun purna waktu.
8. Honours
Gelar Honour di Selandia Baru ditawarkan untuk tingkat sarjana dan
pascasarjana. Akan tetapi, bagi mahasiswa sarjana yang ingin melanjutkan ke S2
dapat memperpanjang kuliah S1 (gelar Honours) selama satu tahun lagi, dan
kemudian memasuki perkuliahan S2 tahun kedua.
Untuk tingkat sarjana, gelar Honours adalah kualifikasi tambahan dari gelar
S1. Mahasiswa dapat mendaftar untuk Honours sebelum perkuliahan S1 selesai,
jadi begitu lulus, mahasiswa akan mendapatkan tambahan gelar ‘Hons’ di
belakang gelar S1. Contohnya: Bachelor of Commerce (BCom).
9. Postgraduate studies
Untuk dapat melamar sebagai mahasiswa postgraduate di Selandia Baru,
seorang pelajar haruslah memperoleh skor IELTS 6,5 atau lebih yang tergantung
dari studi apa yang dipilih.
Bagi pelajar yang berasal dari luar negara Selandia Baru dan yang telah
menyelesaikan pendidikan S1 di Negara asal mereka harus menyerahkan
dokumentasi untuk direview oleh institusi tempat mereka melamar untuk
kemudian diputuskan apakah mahasiswa tersebut diterima atau tidak.
Jika bidang studi yang sebelumnya tidak relevan dengan yang akan diambil
saat ini maka institusi akan menawarkan tempat di Program Graduate Diploma
yang akan menyetarakan kualifikasi sehingga mahasiswa dapat mengambil
program Master yang dikehendaki. Secara normal master degree yang ada di
Selandia Baru berlangsung selama 2 tahun.
Institusi-institusi Selandia Baru menawarkan kualifikasi pascasarjana baik
untuk program Master dan PhD. Setelah menyelesaikan tahun honours di tingkat
pascasarjana, mahasiswa dapat menyelesaikan satu tahun lagi di tingkat Master
untuk mendapatkan gelar Master. Program-program Master ditawarkan untuk
berbagai bidang studi, dan memiliki fokus yang lebih spesifik daripada tingkat
sarjana.
Semua mahasiswa Master diminta untuk menyelesaikan tugas penelitian yang
mendalam, antara 10,000-40,000 kata. Tergantung panjang penulisan, tugas ini
akan disebut disertasi atau tesis, dan berfokus secara spesifik pada bidang studi
yang diikuti.
Mahasiswa juga dapat menyelesaikan Diploma Pascasarjana atau Sertifikat
tingkat Pascasarjana. Program-program tersebut adalah program berdurasi satu
tahun bagi mahasiswa yang ingin mempelajari bidang yang berbeda dari jurusan
Sarjana, dan dalam beberapa kasus dapat dihitung untuk kredit mengambil gelar
Master. Sejumlah program PhD juga tersedia bagi para mahasiswa doktoral.
10. New Zealand Qualification Authorit (NZQA)
Untuk menjaga mutu pendidikan di Selandia Baru, Kementerian Pendidikan
Selandia Baru membentuk New Zealand Qualification Authorit (NZQA). Di
bawah NZQA ini ada dua badan independen, yaitu New Zealand Polytechnics
Programmes Committee (NZPPC atau Panitia Program Politeknik Selandia Baru),
dan Colleges of Education Accreditation Committee (CEAC atau Panitia
Akreditasi Sekolah Keguruan). Selain itu, ada pula New Zealand Vice
Chancellors’ Committee on University Academic Programmes yang berfungsi
melakukan penjaminan kualitas untuk program studi di universitas.
NZQA didirikan untuk mengembangkan dan menjamin kualitas sekaligus
berbagai kualifikasi dalam sistem pendidikan Selandia Baru (kecuali universitas).
Salah satu peran pokok NZQA adalah menjamin kualitas program pendidikan
yang diselenggarakan oleh sekolah keguruan, politeknik, institut teknologi, dan
lembaga pendidikan swasta agar semua setara.
Tugas yang dilakukan oleh NZQA ini dilaksanakan dengan mewajibkan tiap
lembaga pelatihan yang menyelenggarakan kursus lebih dari 12 minggu lamanya
untuk memperoleh akreditasi, mewajibkan semua lembaga pendidikan untuk
mencapai dan mempertahankan standar yang dibutuhkan untuk akreditasi itu, dan
menyetujui dan mengawasi semua kursus/program yang diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga tersebut.
Bila dalam penilaian terdapat lembaga pendidikan yang menurun kualitasnya
maka dengan segera NZQA akan mengeluarkan peringatan yang harus segera
ditindaklanjuti oleh lembaga pendidikan bersangkutan.
11. Kurikulum
Kurikulum di New Zealand sifatnya adalah kurikulum umum yang
memfokuskan pada pembelajaran secara individual dan dalam kelompok kecil.
Karena sifatnya hanya mencakup hal-hal yang umum saja, maka sekolah diberi
kesempatan untuk melakukan modifikasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan
sekolah masing- masing. tidak ada ujian nasional yang diselenggarakan di
sekolah- sekolah di New Zealand hingga siswa berusia 15 tahun, ketika siswa
belajar di secondary school. Penilaian lebih banyak dilakukan secara formatif.
Selain itu, outdoor education juga menjadi salah satu titik fokus pada kurikulum
yang berlaku di New Zealand. Kebanyakan sekolah di New Zealand adalah
sekolah negeri, sehingga dukungan dari pemerintah dan masyarakat merupakan
faktor pendukung utama penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
C. Lembaga-Lembaga Penyedia Pendidikan di Selandia Baru
1. School Education, ini adalah lembaga penyedia pendidikan dari SD, SMP sampe
SMA. Di Selandia Baru banyak sekolahan yang menawarkan jenjang ini kepada
pelajar asing. Dan sudah pasti ada sekolah negeri dan swasta.
2. English Languages dan PTE (Private Training Establishment), English Providers
sudah pasti lembaga yang hanya menawarkan kursus Bahasa Inggris buat pelajar
asing, tapi kursus Bahasa Inggris juga bisa diambil ditempat lain, seperti di
Sekolahan, ITP, PTE, bahkan University. Sedangkan PTE adalah lembaga
pendidikan milik swasta di Selandia Baru, lembaga ini biasanya menawarkan
Kursus Bahasa Inggris, Certificate Program, Diploma Program, ampe ke
Bachelor. Jurusan terdiri dari bisnis, computer/IT, koki, kursus Bahasa Inggris,
perhotelan, penyelam, pramugari, sekolah penerbangan/pilot, mekanik, perawat,
dll. Ada lebih dari 600an PTE di Selandia Baru, dan dikelompokkan menjadi 4
Kategori (Kategori 1-4) dan yang bisa diterima pelajar asing cuman yang
Kategory 1 dan Kategory 2,karena telah dijamin oleh NZQA kualitasnya.
3. Tertiary Education Provider, n ada tiga tipe mulai dari PTE, ITP, dan University.
Di Selandia Baru ada 19 ITP yang tersebar di penjuru Selandia Baru. Karena
Semuanya milik pemerintah dan telah terjamin kualitasnya jadi semuanya bisa
menerima pelajar asing. ITP menawarkan banyak program mulai dari Bahasa
Inggris, bisnis, computer/IT, teknik, mekanik pesawat, mekanik perkapalan,
perawat, ilmu olahraga, dll. Jenjang yang ada mulai dari Certificate, Foundation
Program, Diploma, Bachelor, Graduate Certificate/Diploma, Post Graduate
Certificate/Diploma, dan Master.
2.3 Indonesia
A. Filosofi dan tujuan pendidikan
1. Filosofi Pendidikan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk Republik, terletak di
kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau
dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Berdasarkan
posisi geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas: Utara-Negara
Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan. Selatan-Negara Australia,
Samudera Hindia. Barat - Samudera Hindia. Timur-Negara Papua Nugini, Timor
Leste, Samudera Pasifik. Indonesia adalah negara demokratis berasaskan
keyakinan, bahwa satu lembaga politik harus menjamin adanya kebebasan dan
persamaan, di samping menjujung tinggi kekuasaan hukum dan sistem perwakilan
rakyat dalam parlemen. Maka tugas pokok negara dan pemerintahan di dalam
demokrasi ialah: a) melindungi bangsa dan negara terhadap agresi dari luar dan
pengrorongan dari dalam yang merusak kesatuan dan persatuan: b) Menegakkan
kekuatan hukum dan menjamin keadilan, serta c) Melaksanakan segenap konvensi
dan peraturan, agar tercapai ketenangan, ketenteraman, kedamaian dan
kesejateraan di dalam negeri, sebab hukum merupakan kekuatan pokok guna
menegakkan ketertiban. Maka membimbing rakyat itu harus diartikan sebagai
mendidik semua warga mayarakat, anak, orang dewasa dan orang lanjut usia,
supaya: bisa berkembang dengan bebas dan maksimal, dan mampu melakukan
realisai-diri, bekerja dan hidup sejahtera.
Pancasila sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
ditegaskan dalam TAP MPR RI No. 11/MPR/1988 bahwa dasar pendidikan
adalah Pancasila.juga ditegaskan dalam UUSPN No.20 Tahun 2003, bahwa
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan yang
diselenggarakan atas dasar falsafah hidup bangsa dikenal sebagai pendidikan
nasional.
2. Tujuan Pendidikan
Salah satu tugas Pemerintah bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia adalah menyusun undang-undang pendidikan, dan sebagai hasilnya
adalah Undang-undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003. Berdasarkan Undang-
undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidikan nasional berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
B. Struktur Sistem Pendidikan
Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada bab VI pasal 16
disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal di Indonesia meliputi tiga jenjang, yaitu:
pendidikan Dasar, pendidikan Menengah, dan pendidikan Tinggi.
1. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Pemerintah menetapkan wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun, dan setiap warga negara yang berusia 7 (tujuh) tahun wajib mengikuti belajar
pada jenjang pendidikan dasar tanpa dipungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk:
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang Sederajat
selama 6 tahun; dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat selama 3 tahun.
2. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas: Pendidikan menengah umum, berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), atau bentuk lain yang sederajat; dan Pendidikan
menengah kejuruan, berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat, selama 3 tahun.
3. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program pendidikan diploma (2-4 tahun); sarjana (4 tahun atau lebih);
magister, spesialis, dan doktor (2 tahun atau lebih); yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi.Perguruan tinggi dapat berbentuk: Akademi, Politeknik, Sekolah
Tinggi, Institut,atauUniversitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan program akademik, profesi, dan atau vokasi.
C. Manajemen Pendidikan
1. Kurikulum
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, di Indonesia telah menerapkan
enam kali perubahan kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975,
kurikulum 1984, kurikulum 2004, dan yang sekarang berlaku yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dikeluarkan pemerintah melalui Permen
Dinas Nomor 22 tentang standar isi, Permen Nomor 23 tentang standar lulusan,
dan Permen Nomor 24 tentang pelaksanaan permen tersebut, tahun 2006.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan
pengembangan dari kurikulum Berbasis Kompetensi, atau kurikulum 2004. KTSP
lahir karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dari pemerintah
pusat, dalam hal ini Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam
pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, dalam KTSP bahan belajar siswa
sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru dan komite
sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan bentuk implimentasi dari UU No 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan
Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan
delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Proses, (3)
Standar Kompetensi Lulusan, (4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (5)
Standar Sarana dan Prasarna, (6) Standar Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan,
dan (8) Standar Penilaian PendidikanBerdasarkan Peraturan Pemerintah no 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
2. Kualifikasi guru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pada pasal 28, bahwa Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang
dibuktikan dengan ijazah/sertifikat keahlian yang relevan, yang dikeluarkan oleh
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan
ditetapkan oleh Pemerintah. Jenis pendidikan guru yaitu Pendidikan Profesi Guru
(PPG) yang diselenggarakan oleh LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan oleh
Pemerintah, dengan kualifikasi akademik: (1) Pendidik pada jenjang Pendidikan
Dasar minimum D-IV atau S1 pendidikan dasar. (2) Pendidikpada jenjang
Pendidikan Menengah minimum D-IV atau S1 pendidikan menengah. (3)
Pendidik pada jenjang Pendidikan Tinggi minimum: S1 untuk program Diploma,
S2 untuk program sarjana, dan S3 untuk program magister dan program doktor.
3. Sistem Penilaian
Pada awal kemerdekaan sampai sekitar tahun 70-an, Indonesia menggunakan
konsep ujian negara. Pada tahun 80-an, diubahlah menjadi ujian sekolah. Dan
pada tahun 90-an, konsep ujian negara dan ujian sekolah digabungkan menjadi
Ebtanas (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional). Terakhir, kebijakan itu menjadi
Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk SD, dan Ujian Akhir Nasional (UAN) untuk
SMP, SMA, SMK, dan atau yang sederajat.
4. Sistem pengelolaan pendidikan
Pengelolaan pendidikan di Indonesia merupakan tanggung jawab
pemerintahpusat melalui Menteri Pendidikan Nasional, pemerintah Daerah
Provinsi, dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Ketentuan yang menyangkut
pendidikan diatur dalam UU RI No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas). Ditinjau dari
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (1)
yaitu; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Oleh karena itu pendidikan dapat diterima dan
dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga dan benar-benar produktif.
Pelaksanaan desentralisasi pendidikan nasional di Indonesia memberikan keluasan
kepada pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat untuk turut bertanggung
jawab atas kualitas pendidikan di Indonesia. Pengelolaan pendidikan di Indonesia
merupakantanggungjawab pemerintah pusat melalui Menteri Pendidikan
Nasional, pemerintah Daerah Provinsi, dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Ketentuan yang menyangkut pendidikan diatur dalam UU RI No.20 TH 2003
(Sisdiknas). Ditinjau dari Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, pasal 1 ayat (1) yaitu; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
darinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Oleh karena
itu pendidikan dapat diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga
dan benar-benar produktif. Pelaksanaan desentralisasi pendidikan nasional di
Indonesia memberikan keluasan kepada pemerintah daerah dan partisipasi
masyarakat utuk turut bertanggung jawab atas kualitas pendidikan di Indonesia
5. Pendanaan
Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan
bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu. Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat
dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara
tanpa diskriminasi. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin
tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Untuk mengejar ketertinggalan
dunia pendidikan baik dari segi mutu dan alokasi anggaran pendidikan
dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa dana
pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor
pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008,
pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20
persen dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional. Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi
pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi
anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun
tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai
penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
Sedangkan pengalokasian anggaran pendidikan meliputi alokasi yang melalui
belanja pemerintah pusat dan melalui transfer ke daerah. Sementara untuk yang
melalui anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah adalah DBH Pendidikan,
DAK Pendidikan, DAU Pendidikan, Dana Tambahan DAU, dan Dana Otonomi
Khusus Pendidikan.
BAB III
PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN SELANDIA BARU DAN INDONESIA

Jika pendidikan yang diselenggarakan di Selandia Baru dibandingkan dengan


pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, maka terdapat beberapa persamaan maupun
perbedaan diantara keduanya. Perbandingan diantara kedua negara tersebut dapat dicermati
dari berbagai sisi, diantaranya:

1. Kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan


Jika dibandingkan dalam hal kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan
maka penduduk di negara Selandia Baru jauh lebih unggul daripada penduduk di
Indonesia. Unggulnya kesadaran penduduk di Selandia Baru akan pentingnya
pendidikan dapat tercermin dari kegiatan penduduk pedesaan di Selandia Baru.
Sebagai suatu contoh, di Selandia Baru seorang petani yang ingin mendapatkan
ilmu guna menggemukkan sapinya maka melalui internet atau konferensi jarak jauh
dapat mengikuti perkuliahan mengenai peternakan dan tentunya dengan kesadaran
diri sendiri pula.
Keadaan di Selandia Baru berbalik dengan yang ada di Indonesia. Para petani di
Indonesia mendapatkan ilmu-ilmu baru dalam bidang pertanian melalui penyuluhan-
penyuluhan yang diadakan oleh perangkat daerah di daerahnya masing-masing dan
tentunya bukan dari kesadaran dari para petani namun lebih kepada program
pemerintah.
Contoh mengenai penduduk Indonesia yang masih belum menyadari pentingnya
pendidikan dialami sendiri oleh penulis di sekolah, dimana ada seorang anak yang
mengalami sedikit gangguan penglihatan dimana anak tersebut tidak dapat melihat
secara jelas tulisan yang ada di papan tulis namun orangtuanya lebih memilih
membelikannya handphone daripada harus pergi ke dokter untuk memeriksa mata dan
menggunakan kacamata untuk membantu penglihatannya. Jadi, dapat disimpulkan
untuk kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan Selandia Baru lebih unggul
daripada negara Indonesia.
2. Bahasa pengantar dalam proses pembelajaran
Jika dibandingkan dalam bahasa pengantar dalam proses pembelajaran, negara
Selandia Baru telah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam
proses pembelajaran dari jenjang pendidikan terendah. Hal ini dapat disebabkan
karena bahasa nasional negara Selandia Baru adalah bahasa Inggris.
Di negara Indonesia belum banyak sekolah yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran kalaupun ada hanyalah beberapa
sekolah yang berstandar internasional yang kebanyakan dikelola oleh pihak swasta.
Belum banyaknya sekolah di Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar dalam proses pembelajaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
namun faktor yang paling utama ialah kurangnya kompetensi guru dalam bahasa
Inggris itu sendiri sehingga menjadi kendala dalam menerapkannya.
Jadi, dapat disimpulkan untuk penggunaan bahasa pengantar dalam proses
pembelajaran, negara Selandia Baru lebih diuntungkan karena bahasa nasional di
negara tersebut memanglah bahasa Inggris sedangkan untuk negara Indonesia
penggunaan bahasa Inggris dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya bisa
berjalan.
3. Kesesuaian pendidikan yang dijalankan dengan budaya dan karakteristik lingkungan.
Jika dibandingkan dalam hal kesesuaian pendidikan yang dijalankan dengan
budaya dan karakteristik lingkungan maka negara Selandia Baru lebih mengungguli
Indonesia.
Dikatakan negara Selandia Baru mengungguli Indonesia dalam hal kesesuaian
pendidikan yang dijalankan dengan budaya dan karakteristik lingkungan daripada
negara Indonesia karena pemerintah di negara Selandia Baru sangat menyadari bahwa
budaya dan karakteristik wilayah Selandia Baru sangat berkaitan erat dengan usaha
peternakan maka pemerintah Selandia Baru lebih menitikberatkan pendidikan yang
berkaitan dengan dunia peternakan dan pertanian.
Berbeda dengan Selandia Baru, walaupun kini negara Indonesia
memberlakukan kurikulum yang berkesesusaian dengan budaya dan karakteristik
masing-masing daerah, namun masih banyak satuan pendidikan yang belum dapat
mengaplikasikannya secara tepat.
Salah satu contoh yang mencerminkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya
menyadari karakteristik dan budaya bangsa Indonesia sendiri tercermin dari jumlah
universitas dan institusi pendidikan yang khusus berkonsentrasi dalam bidang
pertanian dan kelautan yang dapat dihitung dengan jari. Padahal, jika dikaji
karakteristik dan budaya bangsa Indonesia sebenarnya ialah negara pertanian dan
negara kepulauan yang kaya akan hasil laut bukan negara perindustrian.
Jadi, jika negara Selandia Baru dengan Indonesia dibandingkan dalam hal
kesesuaian pendidikan yang dijalankan dengan budaya dan karakteristik lingkungan
maka negara Selandia Baru lebih mengungguli Indonesia.
4. Penjaga mutu pendidikan
Jika dibandingkan dalam sisi penjaga mutu pendidikannya, negara Selandia
Baru memiliki badan penjaga mutu pendidikan yang dibentuk oleh kementrian
pendidikan (NZQA) namun adapula dua badan penjaga mutu pendidikan independen
(NZPPC dan CEAC).
Sedikit berbeda dengan di Indonesia, penjaga mutu pendidikan di Indonesia
Lembaga Penjaga Mutu Pendidikan (LPMP) dan Badan Akreditasi Negara (BAN)
yang keduanya merupakan lembaga bentukan pemerintah.
5. Program yang dapat dipilih di universitas
Jika dibandingkan dari program yang dapat dipilih di universitas, maka negara
Selandia Baru lebih unggul daripada program yang dapat dipilih di Indonesia.
Dikatakan lebih unggul karena program yang dapat dipilih di Selandia Baru lebih
beragam.
Program yang dipilih di universitas di Indonesia tidaklah seberagam di negara
Selandia Baru, bahkan ada beberapa mahasiswa Indonesia yang memilih berkuliah di
Selandia Baru karena program yang diminati tidak ada di Indonesia.
Kurang beragamnya program yang dapat dipilih mahasiswa di Indonesia
mengakibatkan banyaknya bidang pekerjaan di Indonesia dikerjakan oleh seseorang
yang tidak berkompeten di bidangnya karena memang pada saat duduk di bangku
kuliah bukanlah pada program yang sesuai dengan bidang kerjanya. Sebagai contoh di
Indonesia belum ada program perkuliahan yang membahas ilmu perkebunbinatangan
secara mendalam berbeda dengan di Selandia Baru.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pemaparan dan hasil analisa mengenai pendidikan di Selandia Baru, maka
penulis memiliki beberapa kesimpulan dan saran bagi pendidikan di Indonesia. Adapun
kesimpulan dan saran tersebut ialah :

1. Kesadaran penduduk di Selandia Baru akan pentingnya pendidikan menjadikan


pendidikan di Selandia Baru lebih maju dibandingkan di Indonesia.
Saran penulis:
Sebaiknya pemerintah Indonesia terus berusaha untuk menyadarkan pentingnya
pendidikan untuk masa depan bagi para penduduk dan memberantas praktik
nepotisme dan kolusi dalam merekrutmen pegawai pemerintahan agar masyarakat
lebih menghargai pendidikan daripada melakukan praktik nepotisme maupun kolusi.
2. Pendidikan di Selandia Baru dapat berkembang dengan pesat karena menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Saran penulis :
Sebaiknya penyelenggara pendidikan di Indonesia mulai menerapkan proses
pembelajaran menggunakan pengantar Bahasa Inggris namun dengan catatan tanpa
mengurangi kemampuan Bahasa Indonesia.
3. Pendidikan di Selandia Baru yang berkesesuaian dengan karakteristik dan budaya
bangsa menjadikan sumber daya yang ada di Selandia Baru dapat dimanfaatkan dan
diberdayakan dengan sebaik-baiknya
Saran penulis :
Sebaiknya pemerintah Indonesia dan seluruh penyelenggara pendidikan di Indonesia
dapat menyadari karakteristik dan budaya bangsa Indonesia sehingga menerapkan
pendidikan yang dapat memberdayakan kekayaan alam maupun sosial yang ada di
Indonesia untuk kemaslahatan bangsa Indonesia.
4. Pendidikan di Selandia Baru dapat maju karena adanya lembaga penjaga mutu yang
kredibel dan professional
Saran penulis :
Sebaiknya pemerintah meningkatkan mutu dari penjaga mutu pendidikan itu sendiri
sehingga mutu pendidikan Indonesia tidak akan tertinggal dengan mutu pendidikan di
negara lain, karena bagaimana dapat menjaga mutu pendidikan di Indonesia jika
lembaga yang menjadi penjaga mutunya tidak memiliki mutu yang baik pula. Selain
itu perlu juga adanya penjaga mutu independen di luar pemerintahan untuk menjaga
mutu pendidikan di Indonesia agar penilaian yang dihasilkan objektif dan berkualitas.
5. Banyaknya pilihan program yang ada di universitas di Selandia Baru menjadikan
negara Selandia Baru memiliki tenaga yang ahli dan profesional dalam bidangnya
Saran penulis:
Sebaiknya pemerintah Indonesia bersama universitas-universitas yang ada baik
universitas negeri maupun universitas swasta membuka program-program baru yang
dapat menghasilkan tenaga-tenaga profesional di bidangnya, selain itu juga dapat
mengurangi jumlah mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri karena
tidak adanya program yang diminatinya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://bit.ly/gadgets_cheap

http://een-henrayani.blogspot.co.id/makalah-perbandingan-sistem-pendidikan.html

http://isaqueongunsasel.blogspot.co.id/resume-pendidikan-selandia-baru.html

http://ms.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_New_Zealand -

http://overseaszone.com

https://overseaszonemagazine.wordpress.com/sistem-pendidikan-di-new-zealand-dan-
indonesia/

http://www.sekolahdinewzealand.com

https://sulitabatigol.wordpress.com/sepuluh-negara-dengan-sistem-pendidikan-terbaik-di-
dunia/

https://www.hotcourses.co.id/study-in-new-zealand/university-applications/sistem
pendidikan-tinggi-selandia-baru/

http://www.suneducationgroup.com/country/new-zealand

http://www.vice-education.com/informasi-mengenai-sistem-pendidikan-di-new-zealand/

Anda mungkin juga menyukai