Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA IDE

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Permasalahan Sosial
(Siswa Yang Malas Belajar)

Di Buat Oleh :

RIZKY GIDEON TARIGAN

Tugas rekayasa ide ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas individu
Mata Kuliah perkembangan peserta didik

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017

1
RINGKASAN
Malas adalah suatu perasaan dimana seseorang akan enggan melakukan
sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak
adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut.
Pada umumnya , siswa malas untuk belajar karna mereka tidak tau apa
tujuannya untuk belajar. Maka dari itu,guru sangat berperan untuk sebagai
media motivasi,sebagai guru yang mengajar dengan cara yang efektif , dan
memiliki metode metode dalam belajar.

2
RINGKASAN... 2

DAFTAR ISI .. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 4

B. Rumusan Masalah .. 4

C. Tujuan Penulisan 4

D. Manfaat penulisan .. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Penyebab Siswa Malas Belajar.. 5

B. Guru Sebagai Media Motivasi .. 5

C. Cara Mengajar Efektif ... 5

D. Metode Pembelajaran ... 7

E. Mengatasi Kemalasan Belajar Siswa 8

7BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 10

B. Saran ......... 10

DAFTAR PUSTAKA ........ 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang
dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Masalah belajar
yang terjadi dikalangan murid sering kali terjadi dan menghambat kelancaran proses belajar
siswa.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-
kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja
dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Mengajar adalah suatu seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa
mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan
kelelahan. Selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Guru
yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan
penelitian terhadap teori dan praktek mengajar sehingga ia dapat terus-menerus meningkatkan
cara mengajar

B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab siswa malas belajar ?
2. Bagaimana peran guru sebagai media motivasi ?
3. Bagaimana cara mengajar yang efektif ?
4. Apa saja metode pembelajaran yang digunakan guru ?
5. Bagamana cara mengatasi kemalasan belajar siswa ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kemalasan belajar pada diri siswa dalam
proses belajar mengajar

D. Manfaat Penulisan
Agar dapat menambah wawasan para guru maupun calon guru dalam mengatasi
kemalasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyebab Siswa Malas Belajar


Pada dasarnya keadaan siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, asalkan
mereka bisa diperhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan strategi dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka proses dan hasil pembelajaran
akan tercapai dengan baik. Yang harus diperhatikan oleh guru dalam hubungannya dengan
kegiatan pembelajaran adalah kondisi dan lingkungan belajar di mana siswa itu berada. Ini
sangat menentukan sekali, maka dalam hal ini bagi guru harus menjadi fokus perhatian
sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Hal yang membuat siswa malas belajar :
1. Gurunya lebih sering marah-marah dibanding mengajar
2. Sebutan guru killer membuat sebagian siswa tidak senang dengan gurunya sehingga malas
belajar pada mata pelajaran tersebut
3. Guru tidak ramah
4. Guru jarang memperhatikan siswanya
5. Siswa tidak memahami makna dari suatu mata pelajaran

Sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak hanya mengajar untuk
menyampaikan materi pelajaran saja. Menyampaikan materi sesuai dengan program tanpa
memperhatikan kondisi siswa pada saat mereka menerima pelajaran tersebut. Bisa saja dengan
materi yang sama disampaikan dengan kondisi siswa yang berbeda akan diterima dengan hasil
yang berbeda. Pada saat siswa sakit atau sedang jengkel atau marah, pelajaran diterimanya
dengan malas. Sebelum guru menghadapi siswa, dia harus memperhatikan kondisi siswa
tersebut. Tidak asal tersampaikannya materi pelajaran sesuai target yang ingin dicapainya.
B. Guru Sebagai Media Motivasi

Guru tidak hanya mengajarkan kita tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, guru juga
mendidik dan membina siswa dalam membangun kepribadian siswa. Coba bayangkan, apabila
seorang guru seperti sang motivator terkenal Mario Teguh maka pasti tidak ada yang malas
belajar apalagi meninggalkan kelas. Pada umumnya siswa senang belajar karena guru mata
pelajaran tersebut yang disenangi sehingga mata pelajarannya pun juga ikut disenangi. Apabila
gurunya selalu murah senyum, penuh canda tawa, dan juga membuktikan dirinya bahwa ia bisa
jadi panutan, maka siswa akan meresponnya dengan baik sehingga siswa percaya dengan guru
tersebut dan siap mengikuti mata pelajaran yang ia bawakan.
Guru sebagai media motivasi para siswa harus lebih kreatif dalam proses pembelaran.
Contohnya sang guru harus menghubungkan materi yang ia bawakan dengan kehidupan tokoh-
tokoh yang berhasil dalam suatu bidang agar siswa dapat lebih baik mencerna pelajaran dengan
bukti yang konkrit seperti yang dipaparkan sang guru. Guru juga perlu memaparkan bahwa
dasar dari kesuksesan itu adalah belajar.

C. Cara Mengajar Efektif


Mengajar adalah suatu seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa
mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan
kelelahan. Selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Guru
yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan
penelitian terhadap teori dan praktek mengajar sehingga ia dapat terus-menerus meningkatkan

5
cara mengajar. Sepuluh jenis prinsip dasar dalam cara mengajar yang disajikan di bawah ini,
dapat dipakai sebagai petunjuk oleh para pengajar guna meningkatkan cara mengajar mereka.

Menguasai Isi Pengajaran. Hukum yang pertama dalam teori Tujuh Hukum Mengajar
dari John Milton Gregory berbunyi: Guru harus mengetahui apa yang diajarkan. Jika guru
sendiri mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkan
murid dengan wibawanya, sehingga murid percaya apa yang dikatakan guru, bahkan merasa
tertarik terhadap pelajaran.

Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pengajaran. Pengajaran yang jelas sasarannya


membuat murid melihat dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu. Mereka dapat menangkap
seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan dalam proses belajar. Empat macam
ciri khas yang harus diperhatikan pada saat memilih dan menuliskan sasaran
pengajaran: 1. Inti dari sasaran harus disebutkan dengan jelas. 2. Ungkapan penting dari
sasaran harus bertitik tolak dari konsep murid. 3. Sasaran harus meliputi hasil
belajar. 4. Hasil sasaran yang dapat dicapai. Contoh: Contoh-contoh di atas telah menjelaskan
empat macam hasil belajar yang berbeda: pengetahuan, pengertian, sikap, dan ketrampilan.

Utamakan Susunan yang Sistematis. Pengajaran yang tidak bersistem bagaikan sebuah
lukisan yang semrawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi orang lain. Tidak adanya inti,
tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit dipahami dan sulit diingat. Oleh sebab itu inti
pengajaran harus disusun dengan teratur dan sistematis.

Banyak Gunakan Contoh Kehidupan. Pada saat mengajar, seringlah menggunakan


contoh atau perumpamaan kehidupan sehari-hari atau yang pernah dialami misalnya dalam
perdagangan, rental, nilai uts / uas, dan lain sebagainya. Contoh kehidupan adalah jembatan
antara kebenaran ilmu dan dunia nyata.

Cakap Menggunakan Bentuk Cerita. Bentuk cerita tidak hanya diutarakan dengan
kata-kata, namun juga boleh dicoba dengan menambahkan gerakan-gerakan, yang
memperdalam kesan murid. Bentuk yang paling lazim adalah menggunakan perumpamaan
untuk menjelaskan kebenaran.

Menggunakan Panca Indera Murid. Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk


audio visual berarti menggunakan panca indera murid. Bahan pengajaran audio visual bukan
saja cocok untuk Sekolah Minggu anak-anak, juga untuk Sekolah Minggu pelbagai usia.
Ensiklopedia adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun di dalamnya terdapat
banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar. Itu berarti bahwa para ilmuwan pun
perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian. Para ahli pernah mengadakan catatan
statistik selama 15 bulan, sebagai hasilnya mereka mendapatkan persentase dari isi pelajaran
yang masih dapat diingat oleh murid: bagi murid yang hanya tergantung pada indera
pendengaran saja masih dapat mengingat 28%, sedangkan bagi murid yang menggunakan
indera pendengaran ditambah dengan indra penglihatan dapat mengingat 78%.

Melibatkan Murid dalam Pelajaran. Melibatkan murid dalam pelajaran dapat


menambah ingatan mereka, juga motivasi dan kegemaran mereka. Cara itu dapat
menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi ditengah pertukaran pikiran antara guru
dan murid, selain mengurangi tingkah laku yang mengacau. Misalnya: biarkan murid
menggunakan kata-katanya sendiri untuk menjelaskan argumentasi atau pendapatnya; biarlah
murid menggali dan menemukan hubungan antar konsep yang berbeda, biarlah murid bergerak

6
sebentar. Jika murid sibuk melibatkan diri dengan pelajaran, maka tidak ada peluang lagi untuk
mengacau atau membuat ulah.

Menguasai Kejiwaan Murid. Guru yang ingin memberikan pelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan murid, tentu harus memahami perkembangan jiwa murid pada setiap usia.
Ia juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Pengertian
antara guru dan murid adalah syarat utama untuk komunikasi timbal balik. Komunikasi yang
baik dapat membuat penyaluran pengetahuan menjadi lebih efektif.

Gunakanlah Cara Mengajar yang Hidup. Sekalipun memiliki cara mengajar yang
paling baik, namun jika terus digunakan dengan tidak pernah diubah, maka cara itu akan hilang
kegunaannya dan membuat murid merasa jemu. Cara yang terbaik adalah menggunakan cara
mengajar yang bervariasi dan fleksibel, untuk menambah kesegaran.

Menjadikan Diri Sendiri Sebagai Teladan. Masalah umum para guru adalah dapat
berbicara, namun tidak dapat melaksanakan. Pengajarannya ketat sekali, namun kehidupannya
sendiri banyak cacat cela. Cara mengajar yang efektif adalah guru sendiri menjadikan diri
sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara yang paling
berpengaruh. Kewibawaan seseorang terletak pada keselarasan antara teori dan praktek. Jikalau
guru dapat menerapkan kebenaran yang diajarkan pada kehidupan pribadinya, maka ia pun
memiliki wibawa untuk mengajar.

D. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu cara menyampaikan pesan
yang terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Metode pembelajaran ini, menjawab pertanyaan how yaitu bagaimana menyampaikan materi
atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif. Oleh karenanya, walaupun metode
pembelajaran adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran (instructional plan),
tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam proses belajar itu sendiri. Karena
dengan ini, memperkecikl peluang siswa untuk malas belajar.

Metode yang digunakan guru dalam mengajar disekolah :

1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya Jawab
3. Metode Diskusi
4. Metode Pemberian Tugas
5. Metode Eksperimen
6. Metode Simulasi, Bermain Peran, dan Sosiodrama/Psikodrama
7. Metode Karyawisata / Widyawisata
8. Metode Pengajaran Unit
9. Metode Penemuan ( Discovery-inquiry )
10. Metode Panel
11. Metode Simposium
12. Metode Seminar
13. Metode Forum

7
Mengatasi Kemalasan Belajar Siswa
Siswa yang sedang malas belajar biasanya mereka berpikir bahwa untuk apa saya belajar
hal ini. Maka dari itu guru perlu memberikan arahan yang baik seperti :
1. Memberi sentuhan pada titik peka anak. Pada kondisi anak malas belajar, sebagai orangtua
sekaligus sebagai pendidik bagi anak harus memiliki kesabaran untuk memulai menyentuh titik
peka anak dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian anak.
Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan perhatian anak. Dengan demikian
anak tentunya akan terbuka menerima pendapat dengan perasaan senang dan gembira, bebas
dari perasaan tertekan, takut dan terpaksa. Pada akhirnya anak akan menerima pemahaman,
betapa penting dan dibutuhkan proses belajar untuk mencapai tujuan (memperoleh keperkasaan
menurut daya nalarnya). Dalam hatinya pun tergerak untuk melakukan dan merencanakan
kegiatan belajarnya. Hanya saja di sini dibutuhkan kesabaran kita untuk melakukan pendekatan
kepada anak.
2. Anak malas belajar harus dibangkitkan nilai plus anak. Satu pengharapan orangtua tentunya
menginginkan anak itu terpacu semangatnya untuk belajar. Anak belajar atas inisiatif,
kesadaran sendiri dan proses belajar itu sudah menjadi suatu kesadaran kebutuhannya untuk
mencapai suatu kecakapan khusus serta ingin menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari
yang lainnya. Untuk menyentuh perasaan atau keinginan bawah sadar anak agar dirinya merasa
tertantang untuk melakukan sesuatu yang positif, kita dapat mengambil contoh dari tokoh
film herois dan tokoh dunia yang sukses. Kita dapat mengungkapkan, bahwa untuk menjadi
orang yang sukses dibutuhkan perencanaan belajar, cara-cara belajar yang baik, tahu apa yang
hendak dipelajari dan tahu menerapkan apa yang dipelajari, sehingga tertanam pemahaman
belajar yang bukan asal belajar.
3. Mengembangkan cita-cita anak. Anak malas belajar harus di dorong agar memiliki cita-
cita hidup sesuai dengan taraf perkembangan daya nalarnya dan usianya untuk itu kita harus
aktif berperan dalam proses ini. Cita-cita anak selalu berubah sesuai dengan perkembangan
usia dan daya nalar anak. Kita dapat memberi contoh agar anak mau mengembangkan imajinasi
dirinya atau mengidentifikasikan dirinya jika sudah dewasa ingin menjadi apa dirinya. Dengan
terpatrinya sebuah cita-cita hidup dalam hati nurani anak, akan menumbuhkan motivasi
instrinsik pada diri anak untuk lebih giat belajar dan lebih terbuka untuk mengembangkan
perencanaan belajarnya.
4. Menentukan waktu belajar anak yang tepat. Jika anak telah sadar dan tergerak hatinya untuk
melakukan kegiatan belajar kesempatan yang baik ini jangan kita sia-siakan. Anak malas
belajar harus kita arahkan untuk menentukan kapan waktu belajarya. Hal-hal yang perlu
diperhitungkan dalam menentukan waktu belajar anak di rumah, antara lain: sesuai dengan
keinginan anak, jangan berbenturan dengan waktu keinginan-keinginan lain yang dominan
pada anak, seperti ingin menonton film kartun favoritnya, dan sebagainya. Kondisi fisik dan
psikis anak dalam keadaan fresh (segar) bebas dari rasa lelah, mengantuk, gangguan penyakit,
rasa marah dan sebagainya.
5. Mengembangkan tujuan belajar. Anak malas belajar agar tahu manfaat dan arah apa yang
dipelajarinya, biasakan belajar dengan bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar akan lebih
bermakna, karena anak mengetahui dengan jelas apa yang hendak dipelajari dan apa yang
dikuasainya. Anak pun akan mudah memusatkan perhatian pada pelajarannya.
6. Mengembangkan cara-cara belajar yang baik pada anak. Anak malas belajar harus
ditumbuhkan gairah belajarnya, gairah belajar itu akan tumbuh jika dirinya mengetahui
bagaimana cara belajar yang efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuan belajar anak, Anda
perlu membekali anak bagaimana cara-cara belajar yang efektif dan efesien. Kita dapat

8
mananamkan pengertian pada anak bahwa dalam belajar juga sangat dibutuhkan teknik belajar
yang baik, agar belajar itu lebih bermakna dan memudahkan pencapaian tujuan belajar.
7. Anak malas belajar harus dikembangkan rasa percaya dirinya. Sudah tentu menjadi suatu
keharusan bagi kita untuk bisa membangkitkan dan memupuk rasa percaya diri anak sedini
mungkin. Rasa percaya diri adalah sumber motivasi yang besar bagi anak untuk memusatkan
perhatian pada pelajarannya. Dengan adanya percaya diri pada anak, akan tumbuh semangat
dia mampu berbuat atau melakukan. Sesuatu yang sulit dalam pelajaran menjadi tantangan
untuk ditaklukkan dan untuk dikuasai. Anak punya keyakinan mampu melakukan tidak akan
gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kreativitas dan
imajinasi berpikir akan berkembang untuk mencari cara-cara mengatasi kesulitan.
Agar guru lebih efektif, maka jalan yang harus dilakukan adalah :
1. Guru melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada siswa, memposisikan siswa
sebagai teman bicara dan bukan sebagai terdakwa
2. Guru memberikan teladan yang baik kepada siswa, jangan sampai siswa terlambat dihukum
sedangkan guru yang sering terlambat dibiarkan saja.
3. Guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria menyenangkan dan hidup.
4. Guru hendaknya merefleksi dan mengevaluasi diri apakah siswa dapat menerima dan
memahami yang telah diajarkan guru.
5. Guru harus memberikan penilaian kepada siswa dengan adil, transparan, jujur dan tidak
merekayasa.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya keadaan siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, asalkan
mereka bisa diperhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan strategi dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka proses dan hasil pembelajaran akan
tercapai dengan baik.
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak hanya mengajar untuk
menyampaikan materi pelajaran saja. Menyampaikan materi sesuai dengan program tanpa
memperhatikan kondisi siswa pada saat mereka menerima pelajaran tersebut. Bisa saja dengan
materi yang sama disampaikan dengan kondisi siswa yang berbeda akan diterima dengan hasil
yang berbeda. Pada saat siswa sakit atau sedang jengkel atau marah, pelajaran diterimanya
dengan malas. Sebelum guru menghadapi siswa, dia harus memperhatikan kondisi siswa
tersebut. Tidak asal tersampaikannya materi pelajaran sesuai target yang ingin dicapainya.
Guru sebagai media motivasi para siswa harus lebih kreatif dalam proses pembelaran.
Contohnya sang guru harus menghubungkan materi yang ia bawakan dengan kehidupan tokoh-
tokoh yang berhasil dalam suatu bidang agar siswa dapat lebih baik mencerna pelajaran dengan
bukti yang konkrit seperti yang dipaparkan sang guru. Guru juga perlu memaparkan bahwa
dasar dari kesuksesan itu adalah belajar.
B. Saran
Guru bk harus memberi lebih perhatian khusus denganmetode yang pas , agar siswa
dapat mau belajar

DAFTAR PUSTAKA

http://emweje.com/anak-malas-belajar/. Diakses tanggal 13 september 2017

www.balipost.co.id. Diakses tanggal 13 september 2017

www.google.com. Diakses tanggal 13 september 2017

10

Anda mungkin juga menyukai