Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA IDE

KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU :

OLEH

Nama : Ahyana Rehani

Nim : 4193220009

Kelas : Biologi Nondik C 2019

BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telahmemberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan tugas Rekayasa Ide Kepemimpinan.
Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita semua mengenai Bagaimana merekayasa sebuah kepemimpinan itu agar mendekati
sempurna dengan metode self leadership yang diterapkan sejak dini.Apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini.akhir katas kami berharap semoga rekayasa
ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya,
Atas perhatiannya Saya mengucapkan terima kasih.

Medan, 30 Oktober 2019

Ahyana Rehani
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya TRI


Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal kepemimpinan muncul tanpa kita
sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah kepemimpinan itu muncul di hadapan
kita.Misalnya dari masalah Kepemimpinan Operasional, organisasi, dan publik dalam
kemimpinan .Oleh karena itu, penulis membuat Tugas Rekayasa Ide ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih dan memilah tentang permasalahan dalam kepemimpinan.
B. Tujuan penulisan TRI
Melihat dan mencari permasalahan yang ada dalam konteks kepimpinan. Setelah kita
dengan teliti mencari tahu permasalahannya dalam kepemimpinan, kita mencari solusi yang
tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
C. Manfaat TRI
• untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan.
• Untuk mengetahui metode dan sifat-sifat seorang pemimpin.
• Untuk mengetahui prinsip apa yang ditanam dalam pemimpin
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan


dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam
kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya
dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti
kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.Adapun pendapat lain
tentang kepemimpinan adalah sbb:

· Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler
and Nassarik, 1961, 24).

· Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

· Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

· Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau
orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan
sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi.
Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan
konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah
kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama
sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan,
bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan
kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga
diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.
Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab
prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam
memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

· 3.Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan semangat.Menggunakan
energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang
lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang
pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk Jangka waktu yang lama dan kondisi tidak
ditentukan.

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan

Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Persepsi Kepemimpinan oleh Karyawan


Menurut Lord & Maher (Nye &Simonetta, 1996, dalam Muh Su’ud, 2000),seseorang menjadi
pemimpin karena dipersepsikan pihak lain sebagai pemimpin. Pemimpin adalah obyek
persepsi, apakah akan dipersepsi sebagai orang yang kredibel, juga tergantung pada pelaku
persepsi (perceiver) dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menafsirkan informasi yang
diterimanya. Penjelasan yang lebih spesifik tentang gaya kepemimpinan dikemukakan oleh
Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2001), yaitu pola perilaku yang diperlihatkan oleh
orang itu pada saat mempengaruhi aktivitas orang lain seperti yang dipersepsikan orang lain.
Gaya kepemimpinan yang dimaksudkan dalam pengertian ini merupakan persepsi orang lain,
pengikut atau bawahan yang akan dipengaruhi perilakunya dan bukannya persepsi pemimpin
itu sendiri. Segala sesuatu yang dikatakan, dilakukan dan segala perasaan yang ditunjukkan
adalah diamati oleh orang lain dan memiliki pengaruh terhadap organisasi. Para pemimpin
mewarisi tanggung jawab untuk memberi teladan perilaku yang diinginkan bukan hanya
untuk memberi manfaat bagi organisasi, tetapi juga bagi manfaat orangorang yang mereka
bimbing. Di sepanjang sejarah, model-model memiliki pengaruh yang penting terhadap
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Seperti yang terbukti benar pada seluruh agama
dan pemerintahanyang sukses; para pemimpin memodelkan standar, iklim dan ekspektasi
bagi organisasi.(Scarnati, 2002) Dengan demikian, kredibilitas pemimpin mempunyai
peranan penting, karena bawahan atau pengikut akan bersedia menerima kepemimpinan
seseorang setelah mempunyai persepsi bahwa pemimpin organisasi kredibel, kemudian baru
mengikuti langkah-langkah pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi. Persepsi dari para
karyawan digunakan untuk mengevaluasi kinerja kepemimpinan dan untuk menunjukkan
kelemahan dan area-area perbaikan. Mengingat bahwa karyawan merupakan satu dari publik
terpenting sistem organisasi, penelitian yang berlangsung tentang pandangan mereka
menyangkut kepemimpinan dianggap sangat penting (Menon, 2002)
Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan, Komitmen dan Kinerja
Karyawan Seperti yang telah dikemukakan oleh Porter dan Miles (dalam Stoner dan
Freeman, 1989) bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu motivasi,
kemampuan dan persepsi peran.

B. Identifikasi Permasalahan

1. Permasalahan Hubungan antara Gaya Partisipatif, Orientasi Prestasi dengan


Kinerja Karyawan

Gaya partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya
partisipatif dan orientasi prestasi terus ditingkatkan. Variabel gaya partisipatif dan orientasi
prestasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan
kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya partisipatif dan orientasi prestasi sangat
mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian
empiris dari Griffin (1980), Mc Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin (2001) yang menyatakan
adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya partisipatif dan orientasi prestasi dengan
kinerja karyawan. Hubungan antara Gaya Direktif dengan Kinerja Karyawan Pengujian
hipotesis ini terbukti bahwa gaya direktif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal
ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya direktif
dijaga. Variabel gaya direktif merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya direktif sangat
mempengaruhi kinerja karyawan.

2. Permasalahan Hubungan Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan

Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis ini
terbukti bahwa gaya pengasuh berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini
mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya pengasuh
terus dijaga dan ditingkatkan. Variabel gaya pengasuh merupakan variabel yang memiliki
pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa
gaya pengasuh sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini
memperkuat hasil penelitian empiris dari Griffin (1980) dan Mc Nesse-Smith (1996) yang
menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya pengasuh dengan kinerja
karyawan.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.

Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara simultan berpengaruh positif


signifikan terhadap kinerja karyawan. Budaya terlahir dari pemimpinnya dan pemimpin
mencerminkan budaya organisasinya. Ibarat dua sisi mata uang.

dalam satu koin. Setiap pemimpin memiliki perangai yang berbeda-beda yang nantinya akan
menciptakan budaya yang mencerminkan kepribadiannya. Senada dengan apa yang terjadi di
semua tempat. Dimana pemimpinnya menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan sehingga
mampu menjadikan dirinya sebagaichangeagent untuk mempengaruhi karyawan dalam
meningkatkan kedisiplinan yakni penegakan hukuman disiplin karyawan melalui budaya
birokrasi. Disamping itu pemimpin sangat dekat dengan para karyawan, turut menciptakan
suasana yang nyaman dan akrab dalam bekerja sehingga karyawan menjadikan dirinya
teladan dalam membangun budaya suportif yang tercermin dari rasa kekeluargaan yang
cukup solid. Tak hanya menjadi change agent dan teladan dalam membangun budaya
birokratif dan suportif.

4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan.

Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikanterhadap kinerja karyawan.


Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang dianut oleh orang-orang yang ada di dalam
organisasi.Dibudaya organisasi sangat dijunjung tinggi. Budaya organisasi sudah tertanam,
bahkan mendarah daging pada para karyawan, walaupun telah munculnya sebuah budaya
yang bisa dikatan budaya yang masih baru yaitu budaya transparansi atau peningkatan citra.
Walaupun mereka fokus pada budaya transparansi, namun mereka tetap mempertahankan
keunggulan kompetitif mereka melalui eksistensi dengan budaya yang lama. Budaya
organisasi mampu menggerakkan nurani dan pikiran untuk melakukan sesuatu menjadi lebih
baik. Budaya Birokrasi dicerminkan melalui penegakan hukuman disiplin karyawan,
pembagian tugas dilakukan secara merata, yang sesuai dengan standar dan kompetensi
karyawan. Salah satu contoh, rata-rata karyawan menyelesaikan pekerjaan sesuai standar
yang ditetapkan, itu terjadi karena sudah menjadi budaya organisasi. Sehingga budaya
tersebut mampu menjadi motivator dalam diri para karyawan untuk meningkatkan
kinerjanya. Budaya Inovatif diwujudkan dengan pemberian kesempatan kepada karyawan
untuk berkarya dan mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan formal maupun
informal. Didukung dengan Budaya Suportif melalui membangun komunikasi yang baik
antar sesama karyawan, dan adanya rasa kekeluargaan.
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

1. Cara Pemimpin

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,


memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan
juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega,
maupun atasan pimpinan itu sendiri dan pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua
arah (two way communications), yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan
motivasi kerjanya. Dalam dunia jasa konstruksi kepemimpinan yang baik mana kala seorang
pemimpin dapat menjalankan atau memotifasi rekan-rekan ataupun karyawannya untuk lebih
baik lagi dan untuk itu semua di butuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa ;

1.Percaya sama orang lain

2.Keseimbangan dalam kehidupan

3.Melihat hidup sebagai tantangan

4.Sinergi

5.dll

Gaya kepemimpinan yang efektif terdiri atas tiga jenis, yaitu :

1.Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan dan
hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang baik dan mau
menetapkan produktivitas yang tinggi.

2.Pencinta Pengembangan (Developer). Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang penuh
terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim.

3.Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum
terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang minimum
sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannyaSedang Gaya-gaya
kepemimpinan yang perlu di hindari adalah : 1.Pencinta Kompromi (Compromiser). Gaya
Kompromi ini menitikberatkan perhatian kepada tugas dan hubungan kerja berdasarkan
situasi yang kompromi2.Missionari Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu
tujuan, dalam arti memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang-orang dan
hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai.

3.Otokrat Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap tugas dan
sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak sesuai.

4.Lari dari tugas (Deserter) Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini sama
sekali tidak memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubung kerja.

2. Membangun Sifat Kepemimpinan DalamPermasalahan Hubungan Gaya Pengasuh


dengan Kinerja Karyawan

1. Belajar Siap Dipimpin Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya memberikan dua pilihan
antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan kapabilitas, kualitas, dan kekuatan anda.
Kekacauan akan segera terjadi ketika anda dipimpin tetapi melakukan hal-hal yang
seharusnya dilakukan pemimpin atausebaliknya. Untuk menjadi pemimpin, maka anda harus
mengawalinya dengan kesiapan untuk mau dipimpin

3. Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dalam Pengaruh Gaya Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.

Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-formal,
perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai sumber solusi
suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa solusi bukan masalah
yang ia rasakan. Maka syarat mutlak yang bersifat fundamental adalah memiliki paket
keahlian dan paket kekuatan. Paket keahlian merujuk pada kualitas personal yang sifatnya
internal mulai dari skill, knowledge, attitude, atau lainnya sedangkan paket kekuatan merujuk
pada power yang bisa berbentuk kekayaan, networking, atau mungkin kekuatan fisik.
Keahlian berguna untuk memimpin kelompok ahli sementara kekuatan berguna untuk
memimpin khalayak umum.

Ketika anda memimpin pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi bawahan; ketika anda
menjadi atasan jangan lantas melupakan bagaimana anda dahulu menjadi bawahan. Selain itu
gunakan keahlian dan kekuatan yang masih relevan untuk kondisi saat itu.
4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan

Hal ini juga berarti bahwa perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting
yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan
teman sekerja serta dengan pemimpin adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat
dengan kinerja pegawa, semakin baik pemimpin dalam membawahi karyawannya semakin
nyaman dan puas juga para karyawan dalam melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya
Kepuasan kerja juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja. Hasil penelitian
ini searah dengan hasil studi yang dilakukan Ostroff (1992), yang menunjukkan hubungan
positif antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Selanjutnya diungkapkan lebih
khusus, organisasi dengan karyawan yang lebih puas, berkomitmen, sesuai dan tidak stress
tinggi akan memiliki tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang kurang puas,
kurang berkomitmen, kurang mampu menyesuaikan dan lebih banyak mengalam
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi


bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau melakukan apa yang
diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang
digunakan pimpinan/pemimpin dalam mempengaruhi bawahan/orang lain, agar tercapai apa
yang diinginkannya. Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata diperoleh oleh tenaga
kerja yang didasari sikap mental yang patriotik yang menganggap bahwa hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Cara-cara kerja hari ini
harus lebih baik dari cara-cara kerja kemarin, dan cara-cara kerja hari esok harus lebih baik
dari cara- cara kerja hari ini. Untuk meningkatkan Produktivitas kerja, gaya kepemimpinan
situasional adalah gaya yang paling sesuai diterapkan seorang pemimpin/pimpinan saat ini,
mengingat bahwa penerapan gaya ini disesuaikan dengan tingkat kematangan
bawahan/pengikut. Hal ini didasari asumsi bahwa setiap bawahan/orang lain akan memiliki
tingkat kematangan yang berbeda satu sama lain.

B.Rekomendasi

Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengplikasian rekayasa ide melatih jiwa
kepemimpinan ini adalah pada bagian pendalaman aspek-aspek yang berkaitan dengan
bagaimana cara kita memimpin diri sendiri secara bertahap dan selanjutnya bagaimana
memimpin orang lain maupun kelompok.

Anda mungkin juga menyukai