KEPEMIMPINAN
DOSEN PENGAMPU :
OLEH
Nim : 4193220009
BIOLOGI
2018
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telahmemberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan tugas Rekayasa Ide Kepemimpinan.
Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita semua mengenai Bagaimana merekayasa sebuah kepemimpinan itu agar mendekati
sempurna dengan metode self leadership yang diterapkan sejak dini.Apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini.akhir katas kami berharap semoga rekayasa
ide ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya,
Atas perhatiannya Saya mengucapkan terima kasih.
Ahyana Rehani
BAB I
PENDAHULUAN
· Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler
and Nassarik, 1961, 24).
· Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
· Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur
untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
· Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau
orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada
kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan
sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi.
Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan
konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah
kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama
sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan,
bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan
kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga
diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.
Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab
prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam
memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
· 3.Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan semangat.Menggunakan
energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang
lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang
pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk Jangka waktu yang lama dan kondisi tidak
ditentukan.
B. Identifikasi Permasalahan
Gaya partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya
partisipatif dan orientasi prestasi terus ditingkatkan. Variabel gaya partisipatif dan orientasi
prestasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan
kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya partisipatif dan orientasi prestasi sangat
mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian
empiris dari Griffin (1980), Mc Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin (2001) yang menyatakan
adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya partisipatif dan orientasi prestasi dengan
kinerja karyawan. Hubungan antara Gaya Direktif dengan Kinerja Karyawan Pengujian
hipotesis ini terbukti bahwa gaya direktif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal
ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya direktif
dijaga. Variabel gaya direktif merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya direktif sangat
mempengaruhi kinerja karyawan.
Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis ini
terbukti bahwa gaya pengasuh berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini
mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya pengasuh
terus dijaga dan ditingkatkan. Variabel gaya pengasuh merupakan variabel yang memiliki
pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa
gaya pengasuh sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini
memperkuat hasil penelitian empiris dari Griffin (1980) dan Mc Nesse-Smith (1996) yang
menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya pengasuh dengan kinerja
karyawan.
dalam satu koin. Setiap pemimpin memiliki perangai yang berbeda-beda yang nantinya akan
menciptakan budaya yang mencerminkan kepribadiannya. Senada dengan apa yang terjadi di
semua tempat. Dimana pemimpinnya menjunjung tinggi nilai-nilai kedisiplinan sehingga
mampu menjadikan dirinya sebagaichangeagent untuk mempengaruhi karyawan dalam
meningkatkan kedisiplinan yakni penegakan hukuman disiplin karyawan melalui budaya
birokrasi. Disamping itu pemimpin sangat dekat dengan para karyawan, turut menciptakan
suasana yang nyaman dan akrab dalam bekerja sehingga karyawan menjadikan dirinya
teladan dalam membangun budaya suportif yang tercermin dari rasa kekeluargaan yang
cukup solid. Tak hanya menjadi change agent dan teladan dalam membangun budaya
birokratif dan suportif.
1. Cara Pemimpin
4.Sinergi
5.dll
1.Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas pekerjaan dan
hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang baik dan mau
menetapkan produktivitas yang tinggi.
2.Pencinta Pengembangan (Developer). Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang penuh
terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan adalah minim.
3.Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum
terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang minimum
sekali, tetapi tetap berusaha agar menjaga perasaan bawahannyaSedang Gaya-gaya
kepemimpinan yang perlu di hindari adalah : 1.Pencinta Kompromi (Compromiser). Gaya
Kompromi ini menitikberatkan perhatian kepada tugas dan hubungan kerja berdasarkan
situasi yang kompromi2.Missionari Manajer seperti ini menilai keharmonisan sebagai suatu
tujuan, dalam arti memberikan perhatian yang besar dan maksimum pada orang-orang dan
hubungan kerja tetapi sedikit perhatian terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai.
3.Otokrat Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap tugas dan
sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak sesuai.
4.Lari dari tugas (Deserter) Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini sama
sekali tidak memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubung kerja.
1. Belajar Siap Dipimpin Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya memberikan dua pilihan
antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan kapabilitas, kualitas, dan kekuatan anda.
Kekacauan akan segera terjadi ketika anda dipimpin tetapi melakukan hal-hal yang
seharusnya dilakukan pemimpin atausebaliknya. Untuk menjadi pemimpin, maka anda harus
mengawalinya dengan kesiapan untuk mau dipimpin
3. Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dalam Pengaruh Gaya Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-formal,
perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai sumber solusi
suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa solusi bukan masalah
yang ia rasakan. Maka syarat mutlak yang bersifat fundamental adalah memiliki paket
keahlian dan paket kekuatan. Paket keahlian merujuk pada kualitas personal yang sifatnya
internal mulai dari skill, knowledge, attitude, atau lainnya sedangkan paket kekuatan merujuk
pada power yang bisa berbentuk kekayaan, networking, atau mungkin kekuatan fisik.
Keahlian berguna untuk memimpin kelompok ahli sementara kekuatan berguna untuk
memimpin khalayak umum.
Ketika anda memimpin pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi bawahan; ketika anda
menjadi atasan jangan lantas melupakan bagaimana anda dahulu menjadi bawahan. Selain itu
gunakan keahlian dan kekuatan yang masih relevan untuk kondisi saat itu.
4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan
Hal ini juga berarti bahwa perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting
yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan
teman sekerja serta dengan pemimpin adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat
dengan kinerja pegawa, semakin baik pemimpin dalam membawahi karyawannya semakin
nyaman dan puas juga para karyawan dalam melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya
Kepuasan kerja juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Semakin tinggi kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja. Hasil penelitian
ini searah dengan hasil studi yang dilakukan Ostroff (1992), yang menunjukkan hubungan
positif antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Selanjutnya diungkapkan lebih
khusus, organisasi dengan karyawan yang lebih puas, berkomitmen, sesuai dan tidak stress
tinggi akan memiliki tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang kurang puas,
kurang berkomitmen, kurang mampu menyesuaikan dan lebih banyak mengalam
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Rekomendasi
Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengplikasian rekayasa ide melatih jiwa
kepemimpinan ini adalah pada bagian pendalaman aspek-aspek yang berkaitan dengan
bagaimana cara kita memimpin diri sendiri secara bertahap dan selanjutnya bagaimana
memimpin orang lain maupun kelompok.