Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN I

DIFUSI DAN OSMOSIS

I. Teori
Difusi adalah proses yang menyebabkan senyawa kimia tertentu ditranspor secara
spontan dari satu daerah ke daerah lain sehingga terjadi keseimbangan. Proses ini terjadi
sebagai akibat adanya mobilitas dan energi kinetik dari molekul atau ion yang
mengadakan difusi tersebut.
Suplai unsur-unsur mineral ke permukaan akar tanaman di dalam tanah melibatkan
proses fisika yakni difusi. Proses difusi tidak hanya berlaku untuk cairan tetapi juga untuk
gas dan benda padat. Pergerakan unsur anorganik dari daerah dengan aktifitas tinggi ke
daerah dengan aktifitas rendah bergantung pada aliran medium cair dimana difusi dapat
terjadi.
Difusi gas berlangsung lebih cepat daripada difusi cairan, dan pada benda padat
seringkali diabaikan. Laju difusi menunjukkan banyaknya bahan yang dialirkan ke suatu
tempat dalam suatu waktu tertentu. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: suhu, besarnya gradien difusi dan ukuran serta massa dari molekul-molekul
yang berdifusi.
Baik gas, zat cair ataupun zat padat, molekul-molekulnya mempunyai
kecenderungan untuk menyebar ke segala arah sampai terdapat sesuatu konsentrasi yang
sama. Jika suatu botol berisi gas amoniak (NH3) dibuka, difusi akan berlangsung lebih
cepat, jika kenaikan dari temperatur terjadi.
Difusi mempunyai peranan penting dalam sel tumbuhan dan hewan yang hidup. Air
masuk ke dalam akar, bergerak dari sel ke sel dan meninggalkan tubuh tumbuhan dalam
bentuk uap, semuanya dengan jalan difusi gas-gas seperti O 2 dan CO2, unsur-unsur dan
bahan makanan masuk ke dalam sel atau di antara sel-sel dan bergerak dari sel dengan
jalan difusi.

Osmosis berasal dari kata os= lubang dan movea= to move = pindah, secara
harfiah osmosis adalah proses masuknya air ke dalam sel melalui membran yang
permeabel. Sel tumbuhan secara sederhana terdiri atas vakuola yang berisi larutan,
sedangkan dinding sel dapat memberi tekanan pada isi sel sehingga di dalam sel
terbentuk tekanan hidrostatik.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 1


Bila sel diletakkan pada larutan tertentu, gula misalnya, terjadi arus air dari dalam
sel keluar. Karena air terutama terdapat di dalam vakuola, maka isi vakuola berkurang,
turgor sel turun, isi protoplas mengecil. Ruang antara dinding sel dengan membran
plasma terisi larutan dari luar. Keadaan ini dinamakan sel mengalami plasmolisis. Ini
menunjukkan bahwa membran plasma dapat dilalui oleh air (keluar tetapi tidak dapat
dilalui gula/masuk) sedangkan dinding sel dapat dilalui molekul gula. Membran plasma
bersifat selektif permeabel. Jadi agar suatu zat (molekul atau ion) masuk sel, perlu
adanya permeabilitas membran dan gaya dorong. Permeabilitas membran tergantung
pada larutan yang melewatinya dan senyawa penyusun membran, tingkat hidrasinya,
tebalnya, penggumpalannya dan lain-lain.

II. Kegiatan 1 : Mengamati Proses Difusi

2.1 Tujuan

Untuk mengetahui terjadinya proses difusi

2.2 Bahan dan Alat

Bahan : Pewarna makanan, gula pasir, air destilasi


Alat : 8 Gelas / piring / cawan, pipet tetes, pengaduk, stop watch.
2.3 Cara kerja :
1. Isilah gelas dengan akuades, kemudian teteskan pewarna makanan ke dalam air gelas
tersebut sebanyak 1 – 2 tetes. Amati arah penyebaran warna pewarnaan makanan
tersebut dan catat waktu yang dibutuhkan dimulai waktu penetesan hingga warna
menyebar sempurna. (2x pengulangan)
2. Ulangi langkah pertama tetapi setelah penetesan larutan segera diaduk (2x pengulangan)
3. Masukkan gula pasir pada gelas yang telah diisi dengan aquades, amati penyebaran
warnanya dan catat waktu sampai larutan merata. (2x pengulangan)
4. Ulangi langkah nomor tiga tetapi setelah kristal gula pasir dimasukkan segera diaduk.
(2x pengulangan)
2.4. Lembar Hasil Kerja
Tabel 1. Hasil pengamatan praktikum difusi
Perlakuan Tanpa diaduk Diaduk
Arah gerak Waktu Arah gerak Waktu
Pewarna
makanan
Gula pasir

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 2


III. Kegiatan 2 : Mengamati Proses Osmosis

3.1 Tujuan

1. Untuk mengamati terjadinya proses osmosis pada makhluk hidup


2. Untuk membandingkan terjadinya proses osmosis pada jenis tumbuhan yang
berbeda

3.2 Bahan dan alat :

Bahan : Umbi kentang, wortel, lobak, larutan garam, air


Alat : Gelas piala, pisau, penggaris, pengaduk, dan stopwatch.
3.3 Cara kerja :

1. Irislah kentang, wortel, dan lobak dengan bentuk kubus berukuran 1x1x1 cm, masing-
masing sebanyak 2 potong.
2. Isilah gelas piala dengan air sebanyak 50 ml. Sementara gelas piala lain juga diisi
dengan larutan garam dengan volume yang sama. Berilah label gelas piala yang berisi
larutan garam dengan “air garam” dan label “air” untuk gelas piala yang berisi air.
3. Masukkan masing-masingnya satu iris kentang, wortel dan lobak ke dalam gelas piala
berisi air, begitu juga halnya dengan irisan kentang, wortel dan lobak yang lain
dimasukkan ke dalam gelas piala berisi air garam.
4. Biarkan selama 15 menit kemudian amati tingkat kekerasannya. Kemudian perlakuan
dilanjutkan hingga 30 menit, amati kekerasannya.
3.4. Lembar Hasil Kerja
Buatlah hasil pengamatan anda pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Data hasil pengamatan percobaan osmosis
Perlakuan Air Air garam
Awal 15 menit 30 menit awal 15 menit 30 menit
Kentang
Wortel
Lobak
Keterangan : Tingkat kekerasan ditunjukkan dengan tanda (+), semakin lunak maka
ditunjukkan dengan tanda (-).

IV. Pertanyaan
1. Apakah waktu yang diperlukan oleh Pewarna makanan dan gula pasir untuk
menyebar sempurna berbeda?

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 3


2. Manakah yang lebih cepat penyebarannya? Mengapa bisa terjadi demikian?
3. Apakah pengaruh perlakuan pengadukan terhadap penyebaran warna Pewarna
makanan dan gula pasir ?
4. Mengapa ketebalan irisan kentang, wortel dan lobak harus sama?
5. Apakah kekerasan kentang, wortel dan lobak dalam larutan air dan garam
berbeda? Mengapa demikian?
6. Tuliskanlah analisis anda dalam laporan praktikum!

PERCOBAAN IV
PENGUKURAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 4


I. Teori

Tumbuhan akan berkembang secara normal dan tumbuh subur serta aktif apabila sel-
selnya dipenuhi air. Suatu ketika apabila pada waktu perkembangannya, tumbuhan
kekurangan suplai air, maka kandungan air di dalam tumbuhan menurun dan laju
perkembangannya yang ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang vital juga menurun,
jika keadaan kekeringan ini berlangsung lama maka dapat mematikan tumbuhan.

Sekalipun di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh aktif, kekurangan air dapat
menjadi faktor pembatas bagi perkembangannya, tetapi keadaan kekeringan masih
memiliki dampak positif bagi hidup dan ketahanan hidup suatu organisme. Bersamaan
dengan menurunnya aktifitas sel, kepekaannya terhadap faktor-faktor fisik dan kimia dari
lingkungannya juga berkurang. Oleh karena itu, walaupun biji-biji kering tidak akan
berkecambah, mereka juga tidak akan mati oleh suhu tinggi atau suhu rendah yang dapat
menjadikan letal bagi tumbuhan vegetatif. Pada kenyataannya adaptasi tumbuhan pada
keadaan kering maupun suhu rendah sering melibatkan keadaan kandungan air yang
rendah.

Potensial kimia air atau biasa dinyatakan sebagai potensial air (Ψ, Psi) penting untuk
diketahui agar dapat mengerti pergerakan air di dalam sistem tumbuhan, tanah dan udara.
Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar seperti satuan tekanan. Air akan
bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang lebih rendah. Jadi difusi termasuk
osmosis, terjadi sebagai akibat adanya gradien dalam energi bebas dari partikel-partikel
yang berdifusi.

Nilai absolut dari potensial air tidak mudah diukur, tetapi perbedaannya dapat diukur.
Sebagai pegangan atau dasar diambil potensial air murni. Jadi potensial air adalah
perbedaan dalam energi bebas atau potensial kimia per satuan molal volume antara air
murni dan suatu larutan pada suhu yang sama. Potensial air murni pada tekanan atmosfer
adalah nol, dan potensial air di dalam sel dan larutan kurang dari nol atau negatif.

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suaru ukuran daya
yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, tanah
atau atmosfer, atau dari satu bagian ke bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air
mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya
dengan sistem tanah, tanaman dan atmosfer.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 5


Komponen-komponen potensial air sel atau jaringan adalah sebagai berikut :

Ψw = Ψs + Ψp + Ψm

Di mana : Ψw = potensial air suatu sel tumbuhan

Ψs = potensial osmotik

Ψp = potensial tekanan (turgor)

Ψm = potensial matriks

Potensial osmotik adalah potensial yang disebabkan oleh zat-zat terlarut. Tandanya
selalu negatif. Potensial tekanan adalah potensial yang disebabkan oleh tekanan hidrostatik
isi sel pada dinding sel. Nilainya selalu ditandai dengan bilangan positif, nol atau dapat
juga negatif. Penambahan tekanan (terbentuknya tekanan turgor) mengakibatkan potensial
tekanan lebih positif. Potensial matriks disebabkan oleh ikatan air pada koloid protoplasma
dan permukaan (dinding sel). Potensial matriks bertanda negatif, tetapi umumnya pada sel-
sel yang bervakuola, nilainya dapat diabaikan. Oleh karena itu, persamaan di atas dapat
disederhanakan menjadi :

Ψw = Ψs + Ψp

Potensial air jaringan ditentukan dengan cara merendam potongan jaringan dalam
suatu seri larutan sukrosa atau manitol (non elektrolit) yang diketahui konsentrasinya.
Dalam percobaan ini dicari larutan sukrosa yang tidak mengakibatkan perubahan berat atau
volume jaringan; artinya potensial air larutan sama dengan potensial air jaringan. Potensial
air larutan sama dengan potensial osmotiknya. Maka persamaan menjadi :

Ψw = Ψs

II. Tujuan

Mengukur nilai potensial air jaringan umbi kentang.

III. Bahan dan alat


Bahan : Umbi kentang (Solanum tuberosum) dan larutan gula tepung (gula tropicana slim)
Alat : pisau, timbangan analitik, tabung atau gelas .

IV. Cara kerja

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 6


1. Siapkan 12 tabung/ gelas, masing-masing diisi dengan 100 ml dari larutan berikut
ini : air destilata, , 0.10, 0.15, 0.20, 0.25, 0.30, 0.35, 0.40, 0.45, 0.50 dan 0.60 Molar
larutan sukrosa.
2. Tahap-tahap berikut ini harus dilakukan dengan cepat : buatlah 12 umbi kentang
dengan diameter 1 cm, masing-masing dengan panjang 4 cm. Hilangkan bagian
kulitnya. Sebaiknya semua potongan umbi kentang berasal dari satu umbi saja.
Letakkan di dalam sebuah wadah tertutup.
3. Dengan pisau silet, potonglah satu balok kentang menjadi irisan-irisan tipis dengan
tebal 1-2 mm.
4. Bilaslah irisan kentang dengan air destilata dengan cepat, keringkan dengan kertas
penghisap lalu ditimbang. Selanjutnya masukkan ke dalam salah satu larutan gula
yang telah disiapkan. Lakukan ini pada tiap-tiap balok kentang untuk masing-
masing larutan berikutnya.
5. Setelah tepat 2 jam direndam, keluarkan irisan-irisan tersebut dari masing-masing
tabung, lalu keringkan dengan kertas penghisap dan ditimbang. Lakukan hal ini
untuk semua contoh percobaan.
6. Untuk menghitung perubahan berat, gunakanlah rumus berikut :
% perubahan berat = Berat akhir – Berat mula-mula x 100 %
Berat mula-mula
7. Kemudian buatlah grafik dan plotkan persen perubahan berat pada ordinat dan
konsentrasi larutan sukrosa (dalam molar) pada absis.
8. Potensial air jaringan dapat diperoleh setelah terlebih dahulu menghitung potensial
osmotik (Ψs) untuk masing-masing konsentrasi larutan sukrosa. Gunakanlah rumus
berikut :
-Ψs = MiRT

Di mana : M = molaritas dari larutan sukrosa


i = konstanta ionisasi; untuk sukrosa = 1
R = konstanta gas (0.0831 bar/derajat mol)
T = suhu absolut (= oC + 273)

Rumus di atas cukup digunakan untuk menghitung potensial osmotik satu larutan
sukrosa (Ψs1). Selanjutnya, potensial dari larutan-larutan lainnya dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus berikut:

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 7


M1 = M2
Ψs1 Ψs2

9. Kemudian tentukan dengan menginterpolasikan dari grafik, konsentrasi sukrosa


yang menghasilkan perubahan berat. Dan hitunglah Ψs dari larutan ini.
Nilai Ψs tersebut sebanding dengan potensial air (Ψw) jaringan.

V. Lembar Hasil Kerja


A. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi sukrosa dengan nilai
potensial air jaringan umbi kentang!

Potensial
air (Ψ)

Konsentrasi sukrosa (M)


Gambar 3. Grafik hubungan antara konsentrasi sukrosa dengan nilai potensial air jaringan
umbi kentang
B. Tabel 5. Data hasil penghitungan nilai potensial air jaringan umbi kentang

No. Konsentrasi sukrosa Potensial osmotik sukrosa Potensial air jaringan umbi
(M) (Ψs) (Ψw)

01.

02.

03.

04.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8


PERCOBAAN VI
HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR

I. Teori
Air merupakan salah satu komponen anorganik yang penting bagi tanaman. Dalam
tubuh tanaman, air berfungsi sebagai pelarut dan juga merupakan bagian penyusun
tanaman seperti protoplasma.
Jumlah air yang terkandung dalam tanaman tergantung pada jenis tanamana tersebut,
misalnya tanaman herba lebih banyak mengandung air dibanding tanaman perdu. Air yang
terkandung pada keseluruhan tubuh tanaman berkisar 5 - 10 %, daun-daunan 50 - 90% dan
sebagainya.
Untuk mengetahui kadar air dalam jaringan tanaman dapat dilakukan pengukuran
dengan berbagai cara :
1. Pengukuran kadar air dari jaringan tumbuhan dengan cara basah dan kering.
2. Pengukuran turgiditas relatif dan defisit air.
3. Pengukuran potensial air dari jaringan tumbuhan.

II. Kegiatan 1. Pengukuran kadar air dari jaringan tanaman


II.1. Tujuan
- Mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman
- Membandingkan kadar air organ-organ tanaman
II.2. Bahan dan Alat
Daun dan ranting dari tanaman yang diukur kadar airnya (dalam keadaan segar), kertas
koran, timbangan analitik dan oven.
II.3. Cara kerja
Dalam pengukuran ini dilakukan dengan cara kering :
- Untuk keperluan ini sediakan bahan segar lebih kurang 30 gram, yang selanjutnya
dibagi menjadi 3 contoh masing-masing 10 gram.
- Simpan masing-masing contoh dalam kotak karbon dan selanjutnya dipanaskan
dalam oven pada temperatur 800C pemanasan dilakukan sampai berat bahan tadi
konstan. Berat yang hilang dari bahan yang dipanaskan merupakan berat air yang
dikandung bahan tersebut.
- Persentase kadar air dari bahan tumbuhan tadi dapat dihitung terhadap berat
basahnya atau berat kering dengan cara sebagai berikut:

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9


BB−BK
Kadar air (%) = x 100% = BB (berat basah )
BB

BB−BK
Atau : Kadar air (%) = x 100% = BK (berat kering )
BK
- Dari ketiga contoh yang diukur, hitung harga rata-rata % kadar airnya pada basis
berat basah dan berat kering.
II.4. Lembar Hasil Kerja

Tabel 7. Data hasil pengukuran berat organ tanaman

No Nama Jenis organ BB (gr) BK (gr) Kadar air Kadar air


Tanaman (%) BB (%) BK

01. Sp 1 ....... Daun

Batang

Ranting

Bunga

Akar

02. Sp 2 ........ Daun

Batang

Ranting

Bunga

Akar

III. Kegiatan 2. Pengukuran turgiditas relatif dan defisit air


III.1. Tujuan
Mengukur turgiditas relatif dan defisit air dari jaringan tumbuhan
III.2. Bahan dan Alat
Daun tanaman jagung umur 14 hari, aquades, pelubang kertas, timbangan,
cawan/piring, kertas saring/tissu.
III.3. Cara Kerja
1. Buatlah potongan-potongan daun jagung dengan menggunakan pelubang
kertas dengan diameter 1 cm sebanyak 10 buah dari tanaman yang tanahnya

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10


dalam keadaan kapasitas lapangan (field capacity) dan 10 buah lagi dari
tanaman yang tanahnya agak kering (beberapa hari tidak disiram).
2. Kemudian kesepuluh potongan tadi masing-masing ditimbang dan dicatat berapa
beratnya. Berat ini disebut berat segar.
3. Selanjutnya potongan daun tadi dimasukkan ke dalam cawan petri dan diisi dengan
aquades, tutuplah cawan petri dan letakkan pada ruangan dengan penerangan lampu
selama 2 jam.
4. Setelah 2 jam daun ditimbang kembali, kelebihan air yang menempel di hilangkan
dengan menempelkan sebentar diantara 2 tissue/kertas saring. Berat daun yang
sekarang adalah berat daun dalam keadaan turgid (BT)
5. Selanjutnya daun dikeringkan dalam oven 800C sampai kering dan ditimbang
kembali berapa berat keringnya. Sekarang dapat dihitung berapa besar turgiditas
relatif dari daun tadi dengan rumus :
BS−BK
TR = x 100%
BT −BK

Mengukur defisit air jaringan tumbuhan dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

BT−B S
Water defisit ( WD) = x 100%
BT −BK

III.4. Lembar Hasil Kerja


Buatlah hasil perhitungan anda pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Hasil penghitungan nilai Turgiditas Relatif (TR) dan Water Defisit (WD)
No Hasil pengukuran TR dan WD pada masing-masing perlakuan Keterangan

Jagung A Jagung B

01. Berat basah = ........gr Berat basah = ..........gr


Berat kering = ..........gr Berat kering = ........... gr

02. Nilai Turgiditas Relatif Nilai Turgiditas Relatif


TR = ........ % TR = ........ %

03. Nilai Water Defisit Nilai Water Defisit


WD = ......... % WD = ......... %

III.5. Pertanyaan

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11


1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok anda, organ tanaman yang manakah
yang memiliki kadar air yang paling tinggi?Mengapakah demikian?
2. Faktor apa sajakah yang menentukan kadar air suatu tanaman?
3. Apakah pada tanaman yang berbeda memiliki kadar air yang berbeda pula?
Jelaskanalah pendapat anda!
4. Berdasarkan hasil pengamatan kelompok anda, jagung yang manakah yang
memiliki nilai turgiditas relatif dan water defisit yang lebih tinggi? Mengapakah
demikian?

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12


PERCOBAAN VII
MENGUKUR LUAS DAUN TOTAL

I. Teori

Banyak kegiatan metabolisme pada tumbuhan berlangsung di daun seperti


transpirasi, respirasi, fotosintesis dan reaksi-reaksi penting lainnya. Daun mempunyai
peranan yang sangat penting dalam hal hilangnya molekul air dari tumbuhan, hal ini
disebabkan karena daun lebih mudah bersentuhan dengan udara dibandingkan dengan
organ lain dari suatu tanaman. Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh besar kecilnya luas
permukaan daun, jumlah stomata, dan jumlah bulu pada permukaan daun. Sehubungan
dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini
adalah daun, karena pada daunlah terdapat stomata paling banyak.

II. Tujuan

Untuk mengukur luas daun suatu tumbuhan.

III. Bahan dan Alat

Bahan : Daun tanaman


Alat : Penggaris, kertas HVS, timbangan, pelubang kertas dan gunting.

IV. Cara Kerja

Kegiatan 1 : Menghitung Luas Daun dengan Metode Gravimetri


Prinsip dasar metode ini adalah luas daun ditaksir berdasarkan perbandingan berat.
1. Gambarlah daun pada sehelai kertas yang sudah diketahui bobot dan luasnya.
Gambar daun ini disebut sebagai replika daun.
2. Replika daun digunting dari kertas
3. Timbanglah replika daun tersebut
4. Hitunglah luas daun dengan rumus sebagai berikut :
Luas daun = Bobot replika daun x Luas kertas
Bobot kertas
Kegiatan 2 : Metode penghitungan langsung (Metode kertas milimeter)
Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13
1. Gambarlah daun tanaman di atas kertas milimeter
2. Buatlah persegi berukuran 1x1 cm pada pola daun yang telah digambar.
3. Hitunglah berapa persegi yang terbentuk di dalam pola daun.
4. Kotak persegi yang masuk pola daun lebih dari 50% dihitung penuh, sedangkan
kotak persegi yang kurang dari 50% tidak dihitung.
5. Setelah menghitung jumlah kotak persegi seperti di atas maka luas daun dapat
dihitung dengan rumus :
Luas daun = 1 cm2 x jumlah persegi di dalam pola daun.
V. Lembar Hasil Kerja
Buatlah hasil pengukuran luas daun pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Tabel hasil pengukuran luas daun (LD)
Gambar pola LD dengan metode LD dengan metode Keterangan
daun gravimetri penghitungan langsung

1. Sp. 1 Daun 1: .............cm2 Daun 1: .............cm2


Daun 2: .............cm2 Daun 2: .............cm2
Daun 3: .............cm2 Daun 3: .............cm2
Daun 4: .............cm2 Daun 4: .............cm2
Daun 5: .............cm2 Daun 5: .............cm2
Rata-rata : .............cm2 Rata-rata : .............cm2

2. Sp. 2 Daun 1: .............cm2 Daun 1: .............cm2


Daun 2: .............cm2 Daun 2: .............cm2
Daun 3: .............cm2 Daun 3: .............cm2
Daun 4: .............cm2 Daun 4: .............cm2
Daun 5: .............cm2 Daun 5: .............cm2
Rata-rata : .............cm2 Rata-rata : .............cm2

03. dst

VI. Pertanyaan
1. Bandingkanlah hasil penghitungan luas daun dengan kedua metode yang telah
dilakukan!
2. Jelaskanlah kelebihan dan kekurangan masing-masing metode tersebut!
3. Jelaskanlah hasil analisis anda setelah melakukan percobaan ini!

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14


PERCOBAAN XI
PERTUMBUHAN TANAMAN

I. Teori

Tumbuh atau proses tumbuh merupakan suatu karakteristik hidup dari berbagai
organisme, termasuk tumbuhan. Tumbuh adalah pertambahan volume yang tidak dapat
balik. Sebenarnya proses tumbuh ini adalah suatu proses yang komplek atau sulit sekali,
baik mengenal sifat tumbuhan maupun faktor lingkungannya. Besarnya pertumbuhan per
satuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh suatu tumbuhan atau bagiannya berubah
menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik dengan
laju tumbuh pada ordinat dan waktu pada absis, maka grafik itu merupakan suatu kurva
berbentuk S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan ini berlaku bagi tumbuhan
lengkap, bagian-bagiannya ataupun sel-selnya.
Pola pertumbuhan dapat dibagi dalam tiga fase pertumbuhan, yaitu : (1) fase
logaritmik/eksponensial, (2) fase linier, dan (3) fase penurunan laju pertumbuhan yang
disebut penuaan/senescene. Peningkatan laju pertumbuhan terjadi selama fase
eksponensial, yang kemudian berjalan konstan selama fase linier dan menurun menuju nol
selama proses penuaan.
Banyak tumbuhan yang menunjukkan kurva pertumbuhan yang berbeda. Satu atau
fase-fase lain dapat tertekan atau bahkan hilang, dan laju pertumbuhannya dapat
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Variasi-variasi demikian biasanya disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa perkembangan dan sangat sukar digambarkan dalam perhitungan
matematika.
Para ahli biologi dan matematika telah berusaha merumuskan suatu persamaan
matematika dari kurva tumbuh. Diharapkan dengan persamaan tersebut dapat diperkirakan
secara tepat pertumbuhan mulai dari kecambah sampai masa panen, hanya dengan
menggunakan data pertumbuhan pada fase-fase dini. Hal ini penting sekali baik untuk
tujuan pengembangan teori maupun untuk keperluan praktis.

II. Tujuan
Mengamati laju tumbuh daun sejak awal pertumbuhan sampai daun berukuran konstan.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15


III. Bahan dan alat
Bahan : kacang hijau (Phaseolus radiatus)
Alat : kertas milimeter, pisau silet, gelas, pot berisi campuran pasir dan tanah dengan
perbandingan 1 : 1.

IV. Cara kerja


1. Rendamlah biji kacang hijau selama 2 – 3 jam dalam gelas .
2. Pilihlah 30 biji yang baik untuk percobaan ini.
3. Kupaslah 3 biji dan buka kotiledonnya, ukurlah panjang daun pada embrionya dengan
kertas milimeter, kemudian hitunglah nilai rata-ratanya.
4. Tanamlah 25 biji dalam pot, siram dengan air secukupnya, dan pelihara dalam rumah
kaca selama 2 minggu.
5. Adakan pengamatan sebagai berikut ;
a. Ukur panjang daun dan petiolnya (daun pertama yang merupakan sepasang daun
tunggal) pada umur 3, 5, 7, 10 dan 14 hari.
b. Ukur tinggi tanaman pada umur 3, 5, 7. 10 dan 14 hari.
c. Gunakan selalu tanaman yang sama untuk pengukuran lanjutan ini.
d. Tentukan rata-rata panjang daun dan tinggi tanaman dari tiap-tiap kali pengukuran.

V. Lembar Hasil Kerja


V.1. Buatlah data hasil pengamatan kelompok anda pada tabel di bawah ini!
Tabel 13. Data hasil pengukuran parameter pertumbuhan tanaman Phaseolus radiatus
No. Parameter yang Data Minggu Data minggu Rata-rata Keterangan
diukur pertama kedua

01. Tinggi tanaman

02. Panjang petiol

03. Jumlah daun

V.2.Buatlah grafik dengan panjang rata-rata daun (termasuk petiolnya) atau tinggi tanaman
sebagai ordinat dan waktu pengukuran (umur tanaman) sebagai absis.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16


Umur Umur
tanaman tanaman
(hari) (hari)

Jumlah daun rata-rata (cm) Tinggi rata-rata (cm)

Gambar 5. Grafik pertumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus) selama 2 minggu


pengamatan.
VI. Pertanyaan
1. Bagaimanakah laju pertumbuhan tanaman kacang jogo selama pengamatan?
2. Berdasarkan hasil praktikum anda, faktor-faktor apasajakah yang mempengaruhi
pertumbuhan?
3. Apa sajakah parameter yang digunakan untuk menentukan laju pertumbuhan tanaman?

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17


PERCOBAAN XII
GERAK PADA TANAMAN

I. Teori

Salah satu aktifitas biologi dari tanaman adalah gerak. Gerak secara garis besar terbagi
dua yaitu : (1) gerak yang terjadi secara spontan, tanpa rangsangan, yang disebut autonom
atau endonom ,(2) gerak yang terjadi karena adanya rangsangan, yang disebut paratonis
atau etionom. Sedangkan gerak akibat rangsangan dibagi lagi menjadi:
a. Taksis, yaitu pergerakan seluruh bagian tanaman ke arah rangsangan.
b. Tropis, yaitu pergerakan sebagian dari tanaman ke arah datangnya rangsangan.
c. Nasti, yaitu pergerakan spontan dari tanaman terhadap rangsangan, misalnya pada
daun Mimosa sp.
II. Tujuan

Untuk melihat beberapa gerak tanaman yang termasuk gerak tropis yaitu: fototropisme,
geotropisme, dan hidrotropisme.

III. Bahan dan alat

Bahan : Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus)

Alat : kantong plastik kecil, kotak kayu berlobang, kotak kaca dan tanah.

IV. Cara kerja

A. Fototropisme (rangsangan cahaya)

1 Bersihkan tanah dari kotoran, isikan ke dalam kantong plastik.


2 Rendam biji kacang hijau selama 15 menit, tanamkan ke dalam kantong plastik
tersebut.
3 Simpan kantong yang telah berisi biji dalam kotak kayu berlobang. Amatilah
tanaman akan keluar dari kotak kayu.
4 Untuk pengukuran selanjutnya tanaman dibiarkan dalam pot (jangan dicabut)
5 Setiap pengukuran ditandai dengan spidol.
6 Buatlah grafik setiap pengukuran dengan panjang rata-rata daun sebagai ordinat
dan hari pengukuran sebagai absis.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18


B. Geotropisme (rangsangan dari daya tarik bumi)

1 Bersihkan tanah dari kotoran, isikan ke dalam pot kira-kira ¾ volumenya.


2 Rendam biji kacang hijau selama 15 menit, tanamkan pada pot kaca, usahakan
menanam pada pinggiran pot agar jelas kelihatan dari luar.
3 Biarkan tumbuh selama 2 hari (perhatikan pertumbuhan akar yang lurus dan belum
bercabang)
4 Baliklah kotak kaca sedemikian rupa sehingga sikap akar terhadap gravitasi bumi
dapat di amati.

C. Hidrotropisme (rangsangan oleh air)

1 Bersihkan tanah dari kotoran, isikan ke dalam kotak kaca.


2 Rendam biji kacang hijau selama 15 menit, tanamkan pada kotak kaca, tanam pada
bagian pinggir (sudut-sudutnya).
3 Siramkan air pada tanah pada bagian tengah kotak yang kosong, amati sikap akar
pada hari berikutnya.

IV. Lembar Hasil Kerja


Buatlah data hasil pengamatan kelompok anda pada tabel di bawah ini!
Tabel 14. Hasil pengamatan gerak tropisme pada tanaman Phaseolus radiatus
No. Gambar arah gerak organ tanaman Keterangan

01. Fototropisme

02. Geotropisme

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19


03. Hidrotropisme

V. Pertanyaan
1. Jelaskanlah perbedaan gerak tanaman pada tiga percobaan yang telah kelompok
anda lakukan!
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi gerak tanaman berdasarkan hasil
pengamatan kelompok anda?
3. Buatlah 3 contoh gerak etionom lain yang anda ketahui beserta contohnya!
4. Mengapakah tanaman kacang hijau keluar dari lubang kotak kayu setelah beberapa
hari?Jelaskan pendapat anda!

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20


PERCOBAAN XV
DORMANSI BIJI

I. Teori
Dormansi dapat didefenisikan sebagai suatu keadaan pertumbuhan dan metabolisme
yang terpendam, dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak baik atau oleh
faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri. Seringkali jaringan yang dorman gagal tumbuh
meskipun berada dalam kondisi yang ideal.
Dormansi terjadi dalam berbagai bentuk. Banyak biji dorman untuk suatu periode
waktu setelah keluar dari buah. Pohon melepaskan daun-daunnya untuk menghindari
bahaya pada waktu udara menjadi lebih dingin dan kering serta tanah membeku. Banyak
tumbuhan basah, bagian atasnya mati selama periode musim dingin atau kekeringan,
sedangkan bagian yang ada di bawah tanah seperti bulbus, kormus atau umbi tetap hidup,
tetapi dalam keadaan dorman.
Dormansi merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan diri terhadap suhu
yang sangat rendah (membeku) pada musim dingin, atau kekeringan di musim panas, yang
merupakan bagian penting dalam perjalanan hidup tumbuhan tersebut. Dormansi harus
berjalan pada saat yang tepat, dan membebaskan diri atau mendobraknya apabila kondisi
sudah memungkinkan untuk memulai pertumbuhan.
Pada biji dikenal beberapa tipe dormansi antara lain :
a. Karena kulit biji yang keras atau tidak permeabel terhadap air atau udara (beberapa
jenis leguminosae).
b. Adanya penghambat kimiawi terhadap perkecambahan di dalam daging buah atau
cairan di sekitar biji (tomat, jeruk, bit gula).
c. Perlu mendapatkan perlakuan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (selada,
mentimun).
d. Perlu mendapatkan perlakuan suhu rendah (5 – 10 oC) selama periode tertentu, atau
yang dikenal dengan perlakuan vernalisasi (gandum di musim dingin).
II. Tujuan
1. Mengatasi dormansi pada biji yang disebabkan oleh kulit biji yang keras
2. Mengamati pengaruh bahan-bahan kimia dan faktor-faktor fisik terhadap
perkecambahan.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21


III. Bahan dan alat
Bahan : 6 biji saga, 300 biji tembakau, 3 ml larutan kumarin, 40 mg/1,3 ml larutan
thiourea 0.5% dan air.
Alat : 9 buah cawan petri, kertas merang, kikir atau batu asah, lampu dengan cahaya
biru dan inframerah.
IV. Cara kerja
1. Kulit biji yang keras
- Sediakan 3 cawan petri yang diberi 2 lembar kertas merang lembab (diberi air
destilata secukupnya).
- Pilihlah 6 biji saga yang masih baik, lalu beri perlakuan sebagai berikut:
a. Kikir atau asah 2 biji pada ujungnya yang jauh dari embrio sampai
tampak kotiledonnya.
b. Rendam 2 biji dalam air yang baru dididihkan dan biarkan sampai airnya
dingin.
c. Rendam 2 biji dalam air dingin selama 1 – 2 jam.
- Letakkan masing-masing kelompok biji dalam cawan petri yang tersedia,
berikan label sesuai dengan perlakuan yang diberikan, simpan di tempat gelap
pada suhu kamar.
- Periksalah setiap 2 hari selama 7 – 10 hari dan catat perkembangannya,
bandingkan antara satu perlakuan dengan yang lainnya.
V. Lembar Hasil Kerja

Tabel 18. Pengamatan pematahan dormansi biji yang memiliki kulit yang keras

No Parameter yang Perlakuan


diamati Pengikiran Direndam dalam air Direndam dalam
panas air dingin
01. Panjang kecambah
02. Jumlah daun
03. Panjang akar
Tabel 20. Pengamatan pematahan dormansi biji dengan perlakuan fisik

No Parameter yang Perlakuan


diamati Sinar biru Inframerah Tempat gelap
01. Panjang kecambah
02. Jumlah daun
03. Panjang akar

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22


VI. Pertanyaan
1. Bagaimanakah pengaruh pengikiran terhadap perkecambahan biji saga?
2. Apakah faktor suhu dapat memamtahkan dormansi biji? Mengapa demikian?
3. Bagaimanakah pengaruh bahan kimia seperti kumarin dan thiourea terhadap
dormansi biji? Tuliskanlah bahan kimia lainnya yang juga dapat mematahkan
dormansi pada biji!

DAFTAR PUSTAKA

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23


Hopkins, W. G. Dan N. P. A. Huner. 2008. Introduction to Plant Physiology. Fourth
Edition. John Wiley & Sons, Inc. USA.

Nusyirwan dan Herkules. 2005. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. FMIPA


Universitas Negeri Medan.

Salisbury, F. B. Dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Dua : Biokimia


Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung.

Sasmitamiharja, D. dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Tim Dosen Fisiologi Tumbuhan. 2009. Diktat Kuliah Fisiologi Tumbuhan. FMIPA
Universitas Negeri Medan.

Tjondronegoro, P. D. Dkk. 1989. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas
Ilmu Hayat. IPB. Bogor.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

Anda mungkin juga menyukai