I. Teori
Difusi adalah proses yang menyebabkan senyawa kimia tertentu ditranspor secara
spontan dari satu daerah ke daerah lain sehingga terjadi keseimbangan. Proses ini terjadi
sebagai akibat adanya mobilitas dan energi kinetik dari molekul atau ion yang
mengadakan difusi tersebut.
Suplai unsur-unsur mineral ke permukaan akar tanaman di dalam tanah melibatkan
proses fisika yakni difusi. Proses difusi tidak hanya berlaku untuk cairan tetapi juga untuk
gas dan benda padat. Pergerakan unsur anorganik dari daerah dengan aktifitas tinggi ke
daerah dengan aktifitas rendah bergantung pada aliran medium cair dimana difusi dapat
terjadi.
Difusi gas berlangsung lebih cepat daripada difusi cairan, dan pada benda padat
seringkali diabaikan. Laju difusi menunjukkan banyaknya bahan yang dialirkan ke suatu
tempat dalam suatu waktu tertentu. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: suhu, besarnya gradien difusi dan ukuran serta massa dari molekul-molekul
yang berdifusi.
Baik gas, zat cair ataupun zat padat, molekul-molekulnya mempunyai
kecenderungan untuk menyebar ke segala arah sampai terdapat sesuatu konsentrasi yang
sama. Jika suatu botol berisi gas amoniak (NH3) dibuka, difusi akan berlangsung lebih
cepat, jika kenaikan dari temperatur terjadi.
Difusi mempunyai peranan penting dalam sel tumbuhan dan hewan yang hidup. Air
masuk ke dalam akar, bergerak dari sel ke sel dan meninggalkan tubuh tumbuhan dalam
bentuk uap, semuanya dengan jalan difusi gas-gas seperti O 2 dan CO2, unsur-unsur dan
bahan makanan masuk ke dalam sel atau di antara sel-sel dan bergerak dari sel dengan
jalan difusi.
Osmosis berasal dari kata os= lubang dan movea= to move = pindah, secara
harfiah osmosis adalah proses masuknya air ke dalam sel melalui membran yang
permeabel. Sel tumbuhan secara sederhana terdiri atas vakuola yang berisi larutan,
sedangkan dinding sel dapat memberi tekanan pada isi sel sehingga di dalam sel
terbentuk tekanan hidrostatik.
2.1 Tujuan
3.1 Tujuan
1. Irislah kentang, wortel, dan lobak dengan bentuk kubus berukuran 1x1x1 cm, masing-
masing sebanyak 2 potong.
2. Isilah gelas piala dengan air sebanyak 50 ml. Sementara gelas piala lain juga diisi
dengan larutan garam dengan volume yang sama. Berilah label gelas piala yang berisi
larutan garam dengan “air garam” dan label “air” untuk gelas piala yang berisi air.
3. Masukkan masing-masingnya satu iris kentang, wortel dan lobak ke dalam gelas piala
berisi air, begitu juga halnya dengan irisan kentang, wortel dan lobak yang lain
dimasukkan ke dalam gelas piala berisi air garam.
4. Biarkan selama 15 menit kemudian amati tingkat kekerasannya. Kemudian perlakuan
dilanjutkan hingga 30 menit, amati kekerasannya.
3.4. Lembar Hasil Kerja
Buatlah hasil pengamatan anda pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Data hasil pengamatan percobaan osmosis
Perlakuan Air Air garam
Awal 15 menit 30 menit awal 15 menit 30 menit
Kentang
Wortel
Lobak
Keterangan : Tingkat kekerasan ditunjukkan dengan tanda (+), semakin lunak maka
ditunjukkan dengan tanda (-).
IV. Pertanyaan
1. Apakah waktu yang diperlukan oleh Pewarna makanan dan gula pasir untuk
menyebar sempurna berbeda?
PERCOBAAN IV
PENGUKURAN POTENSIAL AIR JARINGAN TUMBUHAN
Tumbuhan akan berkembang secara normal dan tumbuh subur serta aktif apabila sel-
selnya dipenuhi air. Suatu ketika apabila pada waktu perkembangannya, tumbuhan
kekurangan suplai air, maka kandungan air di dalam tumbuhan menurun dan laju
perkembangannya yang ditentukan oleh laju semua fungsi-fungsi yang vital juga menurun,
jika keadaan kekeringan ini berlangsung lama maka dapat mematikan tumbuhan.
Sekalipun di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh aktif, kekurangan air dapat
menjadi faktor pembatas bagi perkembangannya, tetapi keadaan kekeringan masih
memiliki dampak positif bagi hidup dan ketahanan hidup suatu organisme. Bersamaan
dengan menurunnya aktifitas sel, kepekaannya terhadap faktor-faktor fisik dan kimia dari
lingkungannya juga berkurang. Oleh karena itu, walaupun biji-biji kering tidak akan
berkecambah, mereka juga tidak akan mati oleh suhu tinggi atau suhu rendah yang dapat
menjadikan letal bagi tumbuhan vegetatif. Pada kenyataannya adaptasi tumbuhan pada
keadaan kering maupun suhu rendah sering melibatkan keadaan kandungan air yang
rendah.
Potensial kimia air atau biasa dinyatakan sebagai potensial air (Ψ, Psi) penting untuk
diketahui agar dapat mengerti pergerakan air di dalam sistem tumbuhan, tanah dan udara.
Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar seperti satuan tekanan. Air akan
bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang lebih rendah. Jadi difusi termasuk
osmosis, terjadi sebagai akibat adanya gradien dalam energi bebas dari partikel-partikel
yang berdifusi.
Nilai absolut dari potensial air tidak mudah diukur, tetapi perbedaannya dapat diukur.
Sebagai pegangan atau dasar diambil potensial air murni. Jadi potensial air adalah
perbedaan dalam energi bebas atau potensial kimia per satuan molal volume antara air
murni dan suatu larutan pada suhu yang sama. Potensial air murni pada tekanan atmosfer
adalah nol, dan potensial air di dalam sel dan larutan kurang dari nol atau negatif.
Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suaru ukuran daya
yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, tanah
atau atmosfer, atau dari satu bagian ke bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air
mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya
dengan sistem tanah, tanaman dan atmosfer.
Ψw = Ψs + Ψp + Ψm
Ψs = potensial osmotik
Ψm = potensial matriks
Potensial osmotik adalah potensial yang disebabkan oleh zat-zat terlarut. Tandanya
selalu negatif. Potensial tekanan adalah potensial yang disebabkan oleh tekanan hidrostatik
isi sel pada dinding sel. Nilainya selalu ditandai dengan bilangan positif, nol atau dapat
juga negatif. Penambahan tekanan (terbentuknya tekanan turgor) mengakibatkan potensial
tekanan lebih positif. Potensial matriks disebabkan oleh ikatan air pada koloid protoplasma
dan permukaan (dinding sel). Potensial matriks bertanda negatif, tetapi umumnya pada sel-
sel yang bervakuola, nilainya dapat diabaikan. Oleh karena itu, persamaan di atas dapat
disederhanakan menjadi :
Ψw = Ψs + Ψp
Potensial air jaringan ditentukan dengan cara merendam potongan jaringan dalam
suatu seri larutan sukrosa atau manitol (non elektrolit) yang diketahui konsentrasinya.
Dalam percobaan ini dicari larutan sukrosa yang tidak mengakibatkan perubahan berat atau
volume jaringan; artinya potensial air larutan sama dengan potensial air jaringan. Potensial
air larutan sama dengan potensial osmotiknya. Maka persamaan menjadi :
Ψw = Ψs
II. Tujuan
Rumus di atas cukup digunakan untuk menghitung potensial osmotik satu larutan
sukrosa (Ψs1). Selanjutnya, potensial dari larutan-larutan lainnya dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus berikut:
Potensial
air (Ψ)
No. Konsentrasi sukrosa Potensial osmotik sukrosa Potensial air jaringan umbi
(M) (Ψs) (Ψw)
01.
02.
03.
04.
I. Teori
Air merupakan salah satu komponen anorganik yang penting bagi tanaman. Dalam
tubuh tanaman, air berfungsi sebagai pelarut dan juga merupakan bagian penyusun
tanaman seperti protoplasma.
Jumlah air yang terkandung dalam tanaman tergantung pada jenis tanamana tersebut,
misalnya tanaman herba lebih banyak mengandung air dibanding tanaman perdu. Air yang
terkandung pada keseluruhan tubuh tanaman berkisar 5 - 10 %, daun-daunan 50 - 90% dan
sebagainya.
Untuk mengetahui kadar air dalam jaringan tanaman dapat dilakukan pengukuran
dengan berbagai cara :
1. Pengukuran kadar air dari jaringan tumbuhan dengan cara basah dan kering.
2. Pengukuran turgiditas relatif dan defisit air.
3. Pengukuran potensial air dari jaringan tumbuhan.
BB−BK
Atau : Kadar air (%) = x 100% = BK (berat kering )
BK
- Dari ketiga contoh yang diukur, hitung harga rata-rata % kadar airnya pada basis
berat basah dan berat kering.
II.4. Lembar Hasil Kerja
Batang
Ranting
Bunga
Akar
Batang
Ranting
Bunga
Akar
Mengukur defisit air jaringan tumbuhan dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
BT−B S
Water defisit ( WD) = x 100%
BT −BK
Jagung A Jagung B
III.5. Pertanyaan
I. Teori
II. Tujuan
03. dst
VI. Pertanyaan
1. Bandingkanlah hasil penghitungan luas daun dengan kedua metode yang telah
dilakukan!
2. Jelaskanlah kelebihan dan kekurangan masing-masing metode tersebut!
3. Jelaskanlah hasil analisis anda setelah melakukan percobaan ini!
I. Teori
Tumbuh atau proses tumbuh merupakan suatu karakteristik hidup dari berbagai
organisme, termasuk tumbuhan. Tumbuh adalah pertambahan volume yang tidak dapat
balik. Sebenarnya proses tumbuh ini adalah suatu proses yang komplek atau sulit sekali,
baik mengenal sifat tumbuhan maupun faktor lingkungannya. Besarnya pertumbuhan per
satuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh suatu tumbuhan atau bagiannya berubah
menurut waktu. Oleh karena itu, bila laju tumbuh digambarkan dengan suatu grafik dengan
laju tumbuh pada ordinat dan waktu pada absis, maka grafik itu merupakan suatu kurva
berbentuk S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan ini berlaku bagi tumbuhan
lengkap, bagian-bagiannya ataupun sel-selnya.
Pola pertumbuhan dapat dibagi dalam tiga fase pertumbuhan, yaitu : (1) fase
logaritmik/eksponensial, (2) fase linier, dan (3) fase penurunan laju pertumbuhan yang
disebut penuaan/senescene. Peningkatan laju pertumbuhan terjadi selama fase
eksponensial, yang kemudian berjalan konstan selama fase linier dan menurun menuju nol
selama proses penuaan.
Banyak tumbuhan yang menunjukkan kurva pertumbuhan yang berbeda. Satu atau
fase-fase lain dapat tertekan atau bahkan hilang, dan laju pertumbuhannya dapat
berfluktuasi dari waktu ke waktu. Variasi-variasi demikian biasanya disebabkan oleh
peristiwa-peristiwa perkembangan dan sangat sukar digambarkan dalam perhitungan
matematika.
Para ahli biologi dan matematika telah berusaha merumuskan suatu persamaan
matematika dari kurva tumbuh. Diharapkan dengan persamaan tersebut dapat diperkirakan
secara tepat pertumbuhan mulai dari kecambah sampai masa panen, hanya dengan
menggunakan data pertumbuhan pada fase-fase dini. Hal ini penting sekali baik untuk
tujuan pengembangan teori maupun untuk keperluan praktis.
II. Tujuan
Mengamati laju tumbuh daun sejak awal pertumbuhan sampai daun berukuran konstan.
V.2.Buatlah grafik dengan panjang rata-rata daun (termasuk petiolnya) atau tinggi tanaman
sebagai ordinat dan waktu pengukuran (umur tanaman) sebagai absis.
I. Teori
Salah satu aktifitas biologi dari tanaman adalah gerak. Gerak secara garis besar terbagi
dua yaitu : (1) gerak yang terjadi secara spontan, tanpa rangsangan, yang disebut autonom
atau endonom ,(2) gerak yang terjadi karena adanya rangsangan, yang disebut paratonis
atau etionom. Sedangkan gerak akibat rangsangan dibagi lagi menjadi:
a. Taksis, yaitu pergerakan seluruh bagian tanaman ke arah rangsangan.
b. Tropis, yaitu pergerakan sebagian dari tanaman ke arah datangnya rangsangan.
c. Nasti, yaitu pergerakan spontan dari tanaman terhadap rangsangan, misalnya pada
daun Mimosa sp.
II. Tujuan
Untuk melihat beberapa gerak tanaman yang termasuk gerak tropis yaitu: fototropisme,
geotropisme, dan hidrotropisme.
Alat : kantong plastik kecil, kotak kayu berlobang, kotak kaca dan tanah.
01. Fototropisme
02. Geotropisme
V. Pertanyaan
1. Jelaskanlah perbedaan gerak tanaman pada tiga percobaan yang telah kelompok
anda lakukan!
2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi gerak tanaman berdasarkan hasil
pengamatan kelompok anda?
3. Buatlah 3 contoh gerak etionom lain yang anda ketahui beserta contohnya!
4. Mengapakah tanaman kacang hijau keluar dari lubang kotak kayu setelah beberapa
hari?Jelaskan pendapat anda!
I. Teori
Dormansi dapat didefenisikan sebagai suatu keadaan pertumbuhan dan metabolisme
yang terpendam, dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak baik atau oleh
faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri. Seringkali jaringan yang dorman gagal tumbuh
meskipun berada dalam kondisi yang ideal.
Dormansi terjadi dalam berbagai bentuk. Banyak biji dorman untuk suatu periode
waktu setelah keluar dari buah. Pohon melepaskan daun-daunnya untuk menghindari
bahaya pada waktu udara menjadi lebih dingin dan kering serta tanah membeku. Banyak
tumbuhan basah, bagian atasnya mati selama periode musim dingin atau kekeringan,
sedangkan bagian yang ada di bawah tanah seperti bulbus, kormus atau umbi tetap hidup,
tetapi dalam keadaan dorman.
Dormansi merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan diri terhadap suhu
yang sangat rendah (membeku) pada musim dingin, atau kekeringan di musim panas, yang
merupakan bagian penting dalam perjalanan hidup tumbuhan tersebut. Dormansi harus
berjalan pada saat yang tepat, dan membebaskan diri atau mendobraknya apabila kondisi
sudah memungkinkan untuk memulai pertumbuhan.
Pada biji dikenal beberapa tipe dormansi antara lain :
a. Karena kulit biji yang keras atau tidak permeabel terhadap air atau udara (beberapa
jenis leguminosae).
b. Adanya penghambat kimiawi terhadap perkecambahan di dalam daging buah atau
cairan di sekitar biji (tomat, jeruk, bit gula).
c. Perlu mendapatkan perlakuan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (selada,
mentimun).
d. Perlu mendapatkan perlakuan suhu rendah (5 – 10 oC) selama periode tertentu, atau
yang dikenal dengan perlakuan vernalisasi (gandum di musim dingin).
II. Tujuan
1. Mengatasi dormansi pada biji yang disebabkan oleh kulit biji yang keras
2. Mengamati pengaruh bahan-bahan kimia dan faktor-faktor fisik terhadap
perkecambahan.
Tabel 18. Pengamatan pematahan dormansi biji yang memiliki kulit yang keras
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Fisiologi Tumbuhan. 2009. Diktat Kuliah Fisiologi Tumbuhan. FMIPA
Universitas Negeri Medan.