Anda di halaman 1dari 3

CRITICAL JURNAL RIVIEW

DISUSUN OLEH :

RAJA OTNIEL PURBA

2163142016

PENDIDIKAN SENI MUSIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KRITIK SENI TARI KECAK DEWATA BALI
Deskripsi :
Kecak adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai
Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak
(puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama
tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana
saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun, Kecak berasal dari ritual
sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar[1],
melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan
harapan-harapannya kepada masyarakat.

Analisis Formal:
Ragam gerak Tarian Kecak merupakan gerak stilasi yang menggambarkan menggambarkan
kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Para penarinya
umumnya merupakan para lelaki. Dalam pementasannya para lelaki yang menari biasanya
menggunakan kain bermotif kotak kotak dan berwarna merah dan putih. Iringan music dalam
tarian kecak bersumber dari puluhan pria yang menyuarakan “Cak Cak”. Kelebihan pada
pertunjukan tari tersebut adalah kesan sakral dan memiliki nilai mistis tinggi. Namun pada
penyajiannya terkadang  pengucapan suara cak tidak kompak sehingga megurangi kendahan
dan kesakralan dari tari kecak yang di pentaskan.

Interpretasi:
    Simbol busana yang di tampilkan oleh para pnari kecak dalam menyajikan tarian kecak
menggunakan kain bermotif kotak dan berwarna hitam putih. Kain ini merupakan kain khas
dari daerah bali yang konon dipercaya memiliki kekuatan magis. Kostum untuk penari
utamnya yaitu Anoman menggambarkan kera putih di dalam kisah Ramayana.  Dalam tarian
ini digambarkan bagaimana usaha  kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama
melawan Rahwana saat menyelamtkan Shinta yang diculik oleh Rahwana Melalui gerakan-
gerakan penari dan suara “Cak Cak” tersebut tersirat pesan bahwa tarian tersebut
mengandung nilai sejarah serta nilai sakral yang tinggi bagi masyarakat Bali.
Evaluasi:
Secara keseluruhan penyajian tari kecak pada acara penyambutan turis wisata di dewata Bali
sudah bagus dan para penari sudah kompak dalam menyajikan iringan “cak cak” di tarian
kecak tersebut. Namun masih ada beberapa penari ketika menarikan gerakan tangannya tidak
serentak sehingga sedikit mengurangi keindahan tari, tetapi para penari tersebut dapat
konsentrasi kembali sehingga tarian dapat selesai dengan kompak dan baik.

Anda mungkin juga menyukai